Sinopsis Penelitian Anjani Dwi Hendrawati (D1B019020)
Sinopsis Penelitian Anjani Dwi Hendrawati (D1B019020)
Uraikan Permasalahan penelitian saudara (Tunjukan DENGAN DATA kondisi ideal yang
diharapkan dan kondisi aktual di lapangan) serta bagaimana fenomena dilapangan yang
menyebabkan terjadinya permasalahan tersebut.
Bank dunia dalam laporannya yang berjudul “Is a Global Recession Imminent” memprediksi
kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global pada tahun 2023. Prediksi tersebut terasa semakin
nyata dengan beberapa indikasi yang sudah mulai terjadi, seperti kenaikan suku bunga acuan
secara agresif yang dilakukan bank sentral serbagai negara dalam upaya meredam laju inflasi
(Mahdiyan, A. dan Ismiyati, E. 2022). Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah
suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk
domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, meupun pertumbuhan ekonomi riil
bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Resesi dalah penurunan signifikan dalam
kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Menurut
IMF (International Monetary Fund/ Dana Moneter Internasional) memperingatkan bahwa
sepertiga ekonomi global akan menghadapi resesi. Faktor-faktor yang mejadi pemicu terjadinya
resesi yaitu: (1) pandemi Covid-19, (2) perang Rusia-Ukraina telah menghilangkan PDB global
hingga USD 2,8 triliun dan mengganggu rantai pasok global sehingga menimbulkan krisis
terutama di sektor pangan dan energi, (3) tingginya tingkat inflasi, (4) kenaikan suku bunga
acuan.
Resesi mengancam seluruh negara di dunia, begitupun Indonesia. Adanya potensi resesi pada
tahun 2023 membuat seluruh sektor di Indonesia harus bersiap menghadapinya, termasuk sektor
pertanian. Sektor pertanian sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia,
mecapai 5,44% pada kuartal II tahun 2022 (DPR RI, 2022) harus bersiap salah satunya dalam
menjaga kebutuhan nasional. Penguatan sektor pertanian dianggap perlu sebagai respon untuk
mengantisipasi dampak dari ketidakpastian global yang mengancam pasokan pangan dan energi
dunia, salah satunya yang paling penting yaitu pada aspek ketahanan pangan. Ancaman resesi
pada tahun 2023 akan mempengaruhi pasokan global (sopply chain) yang akan mempengaruhi
sektor pertanian dan berdampak pada kenaikan harga pangan. Maka ketersediaan pangan menjadi
salah satu langkah yang harus dipertimbangkan. Terdapat empat pilar utama dalam upaya
mewujudkan ketahanan pangan, yaitu: 1) meningkatkan ketersediaan pangan; 2) mengembangkan
sistem distribusi pangan; 3) meningkatkan kualitas konsumsi; dan 4) membangun sistem pangan
yang kondusif. Aspek ketersediaan pangan menjadi aspek utama dalam menghadapi resesi
ekonomi atau krisis global yang di ramalkan akan terjadi tahun 2023.
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini
menjadikan beras sebagai salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Indonesia. Beras juga merupakan sumber nutrisi penting dalam struktur pangan,
sehingga aspek penyediaan menjadi hal yang sangat penting mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang besar dan terus bertambah.
Distribusi ketersediaan dan kebutuhan konsumsi beras perlu untuk diketahui, sehingga
wilayah dengan potensi produksi padi dapat dikembangkan dengan baik dan wilayah yang tidak
potensial mengembangkan padi dapat mengembangkan potensi pangan lain yang sesuai.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan beras dan ketersediaannya bisa mencukupi
kebutuhan beras masyarakat Indonesia apabila benar-benar terjadi resesi. Keseimbangan antara
ketersediaan dan kebutuhan konsumsi beras sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Apabila
ketersediaan beras lebih besar dari kebutuhan konsumsi beras, maka wilayah dikatakan surplus
beras sedangkan apabila ketersediaan beras lebih kecil dari kebutuhan konsumsi beras, maka
wilayah dikatakan defisit beras.
Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi di Indonesia
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
2016 15.156.169 79.354.767 5,24
2017 15.712.026 81.148.594 5,16
2018 11.377.934 59.200.534 5,20
2019 10.677.887 54.604.033 5,11
2020 10.657.275 54.649.202 5,13
Sumber: Buku Statistik Ketahanan Pangan, 2021
Salah satu aspek ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan dalam hal ini pada komoditi
beras memiliki hubungan dengan luas lahan panen. Pada Tabel 1. Dapat diketahui bahwa
produktivitas komoditas padi di Indonesia terus berfluktiasi dari tahun ke tahun dan luas panen
serta produksi padi cendrung menurun dari tahun sebelumnya. Penurunan luas panen padi ini
diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia dan membutuhkan lahan
lebih luas unuk digunakan sebagai pemukiman. Penurunan luas panen berdampak pula pada hasil
produksi beras yang juga menurun.
Maka, untuk bersiap menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023, perlu dilakukan analisis
mengenai ketersediaan dan kebutuhan beras di Indonesia, juga perlu dilakukan proyeksi
bagaimana ketersediaan beras di Indonesia pada beberapa tahun kedepan.
Tujuan penelitian :
1. Untuk mendeskripsikan ketersediaan beras di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir (2013-
2022).
2. Untuk mengetahui kebutuhan beras di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir (2013-2022).
3. Untuk memproyeksikan ketersediaan beras di Indonesia dalam lima tahun kedepan (2023-
2027).
Uraikan JENIS DATA dan SUMBER DATA yang akan digunakan dalam penelitian
Jenis data : Data kuantitatif yaitu data yang menyatakan besaran, jumlah, atau jangkauan
tertentu.
Sumber data : Data sekunder (studi kepustakaan dengan mengambil data dari buku, jurnal
maupun tulisan ilmiah yang sudah dibukukan dan dipublikasikan, BPS, dinas
perkebunan, lembaga terkait dan literature lainnya) berupa data time series (deret
waktu) dengan kurun waktu 20 tahun terakhir.
Apa metode analisis yang digunakan ? (Sebutkan ALAT ANALISIS dan MODEL atau RUMUS
yang digunakan)
Catatan : Tanggal :
Jika space yang tersedia tidak cukup, saudara dapat mengetiknya Tanda Tangan,
pada selembar kertas ya