Anda di halaman 1dari 3

Nama: Putri Nurrifkadillah

Nama Kampus: Universitas Jenderal Soedirman

Kelompok: 2 (Kak Farras)

Tugas 1 Public Relation

Kisah Pak Wahori, Penjual Minuman Tradisional di Tanjung Selor

Putri Nurrifkadillah
Kamis, 04 Mei 2023 13:00 WIB

Pak Wahori penjual aneka wedang (Foto: Putri Nurrifkadillah)

Tanjung Selor - Langkah kakinya perlahan menapaki Tanjung Selor. Di Tanjung Selor ia
mendirikan Cafe Wedang Ronde. Mengolah jahe merah menjadi aneka wedang untuk ia jual
setiap malamnya.

Itulah yang dilakoni oleh Pak Wahori. Warga Donan, Kabupaten Cilacap yang merantau ke
Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara ini menjadi salah satu pencari
rejeki dengan berjualan minuman tradisional seperti: wedang ronde, wedang jahe, wedang jahe
susu, dan wedang uwuh.

Aneka Wedang Foto: Putri Nurrifkadillah

Meski minuman hingga kuliner modern menjamur di area Tanjung Selor, lelaki 43 tahun tak
gentar. Dia tetap setia menjual minuman berbahan jahe merah itu. Jahe merah sendiri
merupakan salah satu yang jadi ciri khas wedang. Minuman tradisional ini memiliki cita rasa
yang khas. Tak ada pemanis buatan yang kadang bisa bikin batu.

Pak Wahori mengaku sudah berjualan minuman wedang sejak 2018. Usai merantau ke
Kalimantan Utara tinggal bersama anaknya yang sedang melaksanakan pendidikan SMK di
Tanjung Selor, dia berinisiatif menjual aneka wedang untuk memenuhi ekonomi keluarga.

Ia mengatakan, berjualan aneka wedang memerlukan modal besar. Karena modal untuk
membangun cafe dan membeli berbagai peralatan penunjang dalam berjualan seperti gelas,
lambar, sendok, dan lain-lain. Pak Wahori berjualan wedang dengan cara membuka Cafe
Wedang Ronde dengan lokasi yang strategis yaitu di Jalan Skip 2 tepat di depan Hotel Crown.
"Ya setiap hari cafe selalu mengolah jahe merah untuk membuat wedang agar cita rasanya
terjaga, alami, dan menyegarkan saat di minum, jadi tidak mengurangi khasiat yang terkandung
pada wedang," ucap Pak Wahori kepada Putri Nurrifkadillah, Kamis (4/05/2023).

Sekali berjualan Pak Wahori membuat 30 liter wedang. Harga yang dijual di kisaran Rp 10
ribu untuk satu gelas. "Sehari kadang bisa dapat Rp 300 ribu, kalo rame Rp 600 ribu, gimana
jumlah pengunjungnya," kata Pak Wahori.

Meskipun harus bangun pagi untuk ke pasar membeli bahan baku pembuatan wedang, Pak
Wahori tak gentar. Ini dilakukan untuk menafkahi keluarganya. "Selagi kaki masih bisa
dilangkahkan, akan masih berjualan," ucap Pak Wahori.

Pak Wahori mulai berjualan sejak pukul 17.00 WITA bersama istrinya. "Kalo malam sudah
habis bisa pukul 22.00 atau 23.00 WITA cafe sudah tutup," katanya. Menurutnya aneka
wedang ini banyak manfaat dan khasiat.

"Saya aja sampai sekarang kuat, karena orang-orang dulu kurang minuman berpengawet,
minum yang seger ya aneka wedang ini," kata Pak Wahori. Bahkan Pak Wahori beranggapan
bahwa khasiat yang terkandung dalam aneka wedang yang ia jual ini bisa bikin badan segar
dan awet muda. "Bisa menjaga daya tahan tubuh," ucapnya. Ia juga mengatakan, wedang bisa
menjadi obat pada saat virus corona melanda.

Proses Mengolah Wedang

Pak Wahori bersama istrinya setiap pagi pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan pembuatan
wedang khususnya jahe merah. Awalnya, jahe merah di bakar terlebih dahulu. Kemudian di
geprek agar sari yang terkandung dalam jahe keluar pada saat di rebus. Selanjutnya rebus
dengan air serta campurkan beberapa rempah-rempah sebagai bahan pelengkap, rebus dalam
panci dengan waktu 30 menit sampai mendidih.

"Kan kalau di tempat lain rata-rata menggunakan jahe biasa, sedangkan saya memilih
menggunakan jahe merah karena kandungan jahe merah sangat banyak dan memiliki rasa
pedas yang khas. Alami, tanpa pengawet, disajikan ke dalam gelas dengan geprekan jahe serta
sereh untuk mempercantik penyajian, dan minuman siap dijual," katanya.

Jika membutuhkan info lebih lanjut, silahkan tujukan kepada Indah Mulyani di
@cafe_wedang_ronde atau WhatsApp di 082284841447.

Anda mungkin juga menyukai