Proposal Hana Cesar Bafiwita
Proposal Hana Cesar Bafiwita
TESIS
Oleh :
HANA CESAR BAFIWITA
2202011006
DI KOTA BENGKULU
TESIS
Oleh :
HANA CESAR BAFIWITA
2202011006
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................6
1.3.1. Tujuan Umum..............................................................................6
1.3.2. Tujuan Khusus.............................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................7
1.4.1. Manfaat Ilmiah.............................................................................7
1.4.2. Manfaat Institusi..........................................................................7
1.4.3. Manfaat Praktis............................................................................8
BAB II.....................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................9
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu....................................................................9
2.2. Telaah Teori...........................................................................................14
2.2.1. Promosi Kesehatan....................................................................14
2.2.2. Leaflet........................................................................................19
2.2.3. Perilaku Kesehatan....................................................................20
2.2.4. Universal Precaution.................................................................25
2.1. Kerangka Teori......................................................................................31
2.2. Kerangka Konsep..................................................................................32
2.3. Hipotesis Penelitian...............................................................................32
BAB III..................................................................................................................34
METODE PENELITIAN....................................................................................34
1.1. Desain Penelitian...................................................................................34
1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................35
1.2.1. Lokasi Penelitian.......................................................................35
1.2.2. Waktu Penelitian........................................................................35
1.3. Populasi dan Sampel..............................................................................35
1.3.1. Populasi......................................................................................35
1.3.2. Sampel.......................................................................................36
ii
1.4. Metode Pengumpulan Data...................................................................36
1.4.1. Jenis Data...................................................................................36
1.4.2. Teknik Pengumpulan Data........................................................37
1.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas.....................................................39
1.5. Variabel dan Definisi Operasional........................................................40
1.5.1. Variabel Penelitian.....................................................................40
1.5.2. Definisi Operasional..................................................................41
1.6. Metode Pengukuran...............................................................................42
1.7. Metode Pengelolaan Data......................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Penyakit menular seksual (PMS) adalah suatu gangguan atau penyakit- penyakit yang
ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual.Pertama
sekali penyakit ini sering disebut ‘Penyakit Kelamin’ atau veneral disease,tetapi sekarang
sebutan yang paling tepat adalah penyakit hubungan seksual atau seksually transmitted
disease atau secara umum disebut penyakit menular seksual.Kuman penyebab infeksi
tersebut dapat berupa jamur,virus dan parasit.
PMS dikalangan remaja sudah banyak di temukan,bukan hanya di kalangan usia dewasa
saja.Derasnya arus media massa ditambah kurangnya informasi mengenai
seksiologi,membuat fenomena infeksi menular seksual dikalangan remaja bagaikan bom
waktu.PMS selalu menjadi salah satu masalah yang tak kunjung habis untuk dibahas.Setiap
tahunnya selalu meningkat jumlah pengidap penyakit PMS,oleh karena itu peningkatan
pengetahuan dan persepsi penyakit menular seksual perlu ditekankan terutama pada
kelompok remaja di bawah umur.Perilaku seksual pra nikah yang dilakukan pada usia
remaja menjadi faktor resiko tinggi tekena infeksi menular seksual.Infeksi menular
seksual (IMS) disebut juga dengan penyakit menular seksual adalah penyakit yang
dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara bebas dan seringnya bergonta ganti
pasangan.
Menurut badan kesehatan dunia, world dan health organitation terdapat kurang lebih 30
jenis mikroba (bakteri,virus dan parasit) yang dapat ditularkan melalui kontak seksual.
Kondisi yang paling sering ditemukan adalah gonorrhea,chlamydia,herpesgenitalis,infeksi
human immunodeficiency virus (HIV) dan trichomonas vaginalis.
Beberapa PMS dapat meningkatkan resiko penularan human immunodeficiency virus
tiga kali lipat atau lebih.Di Indonesia sendiri,penyebaran PMS sulit ditelusuri sumbernya
sebab tidak pernah dilakukan registrasi terhadap penderita yang ditemukan.Mayoritas PMS
hadir tanpa gejala.Jumlah penderita yang sempat terdata hanya sebagian kecil dari jumlah
data yang sesungguhnya,dimana kesulitan yang terutama adalah
variabel yang dikumpulkan mencakup informasi yang sensitif dan pribadi
Data di Indonesia,PMS yang banyak ditemukan adalah syphilis dan gonorrhea.
Prevalensi di Indonesia sangat tinggi ditemukan dikota Bandung,yakni dengan
prevalensi infeksi gonorrhea sebanyak 37,4%, chlamidia 34,5%, dan siphilis 25,2%.
Di kota Surabaya, prevalensi infeksi chlamydia 33,7%, siphilis 28,8%, dan gonorrhea
19,8%. Sedangkan di Jakarta prevalnsi infeksi gonorrhea 29.8%, syphilis 25,2%, dan
chlamidia 22,7%. Setiap orang bisa tertular penyakit menular seksual.
Kecenderungan meningkatnya penyakit penyebaran penyakit ini disebabkan prilaku
seksual yang bergonta ganti pasangan,dan adanya hubungan seksual pra nikah dan
diluar nikah yang cukup tinggi. Kebanyakan penderita PMS adalah remaja usia11-29
tahun,tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya.
Di Kota Bengkulu,Menurut data Dinkes Kota Bengkulu,setiap bulannya bertambah 10
penderita,dan semua terdata di RS.Harapan dan Doa,RSUD.M.yunus
Kota Bengkulu.Ditotalkan sudah ada 525 penderita penyakit menular seksual.
Komisi pemberantasan AIDS (KPA) intens melakukan sosialisasi pencegahan.
Berdasarkan survey awal di tempat karaoke dan club hiburan malam di Jajaran pantai
panjang kota bengkulu,di dapatkan jumlah pekerja seks komersial di bawah umur
kisaran usia 11-29 tahun sangat banyak di temui,bahkan pekerja seks di bawah umur di
dapatkan sudah putus sekolah.Kemudian melakukan wawancara dengan 10 orang PL
(Pemandu Lagu) yang mayoritas adalah pekerja seks komersial di tempat karaoke dan
15 orang LC (Lady Companion) yang mayoritas juga adalah pekerja seks komersial
yang ada di club malam jajaran pantai panjang kota Bengkulu.
Dari semua pekerja malam yang telah di wawancarai sebagian besar dari mereka
mengatakan bahwa mereka kurang mengetahui tentang pengertian PMS,tanda dan
gejala PMS. Dikarenakan sumber pengetahuan tentang PMS yang di dapatkan di
bangku sekolahnya sangat minim.
Evidence-based Parctice menunjukan bahwa kemampuan
memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan penyakit
menular seksual adalah faktor kunci untuk mencegah terifeksinya
penyakit yang disebabkan akibat kurangnya pengetahuan tentang
pencegahan penyakit menular seksual.Oleh karena itu,perlu dilakukan
upaya-upaya peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penyakit
menular seksual pada remaja. Walaupun beberapa study telah dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan penyakit menular
seksual, tetapi hasil yang diperoleh masih belum jelas dan aplikasi
pencegahan penyakit menular seksual belum dilaksanakan dengan
efektif.Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pencegahan penyakit menular seksual di tempat hiburan malam
seperti karaoke dan club malam di jajaran pantai panjang Kota
Bengkulu.Dengan demikian,informasi-informasi yang diperoleh dari
penelitian ini akan dapat berguna untuk tenaga medis terkhusus bagian
kesehatan masyarakat jurusan Promkes dalam pengembangan
pencegahan penyakit menular seksual yang lebih efektif dan pemerintah
untuk membuat program pencegahan penyakit menular seksual di
masyarakat.
1
2
Tenggara pada tahun 2021 paling tinggi dengan jumlah pengidap sekitar
540.000 jiwa. Meski data ini juga menunjukkan penurunan angkat sebesar
3,6% dari tahun lalu, namun Indonesia tetap menjadi salah satu negara
hingga September 2023 diprediksi ada lebih dari 500 ribu kasus
kasus HIV/AIDS juga menimpa ibu rumah tangga sebanyak 35%, yang
mana angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok
3
lain seperti suami pekerja seks komerisal dan kelompok MSM (man sex
with man). Hal ini dimungkinkan terjadi akibat tertular dari suami dan ibu
(3)
rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja seks komersial .
penyebaran HIV dan infeksi lainnya serta dapat melindungi staf dan
(4)
pekerjanya, melalui :
pajanan;
pelayanan kesehatan
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, strategi baru ini telah dapat
4
petugas) serta mencegah penularan dari pasien ke pasien dan dari petugas
(5)
ke pasien .
kontak dengan seseorang darah atau cairan tubuh dalam keadaan apa pun.
tidak akan mencapai hasil yang optimum tanpa dibekali kemampuan untuk
faktor penguat. Proses belajar salah satunya dapat terlihat dari adanya
penelitian ini yakni apakah ada perbedaan rata-rata antara pengetahuan dan
keterampilan Pre Test dengan Post Test yang artinya ada pengaruh
Tujuan pada penelitian ini terbagi atas dua tujuan, yaitu tujuan
keterampilan Pre Test dan Post Test yang artinya mengetahui adanya
masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini tinjauan penelitian terdahulu yang disusun dalam tabel di bawah
ini:
Peneliti
(Tahun) dan Judul dan Desain Sampe Hasil
No
Sumber Nama Jurnal Penelitian l Penelitian
Jurnal
1 Dina Melia Literature Metode 15 Teori learning
Oktavilantik Review: literature artikel theory, social
a (2023) Promosi review cognitive theory,
Kesehatan dan stage of change
https:// Model Teori theory, dan
jptam.org/ Perubahan theories of affect
index.php/ Perilaku masing-masing
jptam/ Kesehatan teori memiliki
article/ cara, kegunaan,
view/6007 Jurnal dan tahapan yang
Pendidikan berbeda-beda
Tambusai namun memiliki
satu hasil yang
sama yaitu
peningkatan
perilaku sehat
(10)
9
10
Peneliti
(Tahun) dan Judul dan Desain Sampe Hasil
No
Sumber Nama Jurnal Penelitian l Penelitian
Jurnal
view/5996 Perilaku nilai p=0,001.
Sedentari di Sementara, rata-
MAN 1 rata
Medan pengetahuan
siswa sebelum
Indonesian (12,93) dan
Journal of setelah (15,33)
Health diberikan
Promotion and intervensi media
Behavior. booklet dengan
nilai p=0,002.
Artinya terdapat
perbedaan
pengetahuan
siswa setelah
diberikan
promosi
kesehatan
dengan media
video dan media
booklet. Sebagai
bagian dari
media promosi
kesehatan, baik
media video dan
media booklet
keduanya
berpengaruh
dalam
meningkatkan
pengetahuan
siswa. Akan
tetapi, setelah
diberikan
intervensi
dengan media
video, siswa
memiliki nilai
rerata
pengetahuan
lebih tinggi
dibandingkan
11
Peneliti
(Tahun) dan Judul dan Desain Sampe Hasil
No
Sumber Nama Jurnal Penelitian l Penelitian
Jurnal
media booklet
(11).
Peneliti
(Tahun) dan Judul dan Desain Sampe Hasil
No
Sumber Nama Jurnal Penelitian l Penelitian
Jurnal
pada anak usia
sekolah (12).
Peneliti
(Tahun) dan Judul dan Desain Sampe Hasil
No
Sumber Nama Jurnal Penelitian l Penelitian
Jurnal
tentang
pencegahan
osteoporosis
dibandingkan
dengan media
leaflet (14).
Peneliti
(Tahun) dan Judul dan Desain Sampe Hasil
No
Sumber Nama Jurnal Penelitian l Penelitian
Jurnal
n Kesehatan nilai rata-rata
Masyarakat sebelum dan
Indonesia sesudah
diberikan
leaflet. Hasil uji
Wilcoxon
didapatkan p
value 0,000 <
0,05 yang
artinya media
leaflet efektif
untuk
meningkatkan
pengetahuan
siswi (16).
masyarakat sekitar Rumah Sakit untuk berperan serta aktif dalam proses
(WHO) terbagi dua bagian, yaitu tujuan umum yakni mengubah perilaku
1. Pendekatan medikal
17
dapat dilihat pada program imunisasi dan vaksinasi. Tujuan akhir ini
3. Pendekatan edukasi
fasilitas penunjang.
mereka.
pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari
masyarakat.
3. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang
elektronika (berupa radio, TV, komputer dan sebagainya) dan media luar
Adapun tipe media promosi Kesehatan yaitu menurut Jatmika adalah (23):
1. Media cetak
Media cetak sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan Kesehatan dapat
2. Media Elektronik
20
Media elektronik adalah media yang bergerak secara dinamis, dapat berupa
2.2.2. Leaflet
1. Definisi Leaflet
dilipat. Isi infromasi dapat dalam kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
Lembaran leaflet hanya dilipat kemudian diberi desain yang menarik dan
Leaflet umumnya digunakan sebagai media promosi, baik berupa barang, produk
atau jasa. Leaflet biasanya terdiri dari tiga sampai empat lipatan dalam
d. Merupakan media promosi yang memiliki desain yang menarik dan unik
aktifitas manusia, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati oleh
terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
(9)
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan .
a. Pengetahuan (knowledge)
sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas
unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal
yang ingin diketahui. Oleh karena itu pengetahuan selalu menuntut adanya
pengetahuan adalah ingatan, kesaksian, minat, rasa ingin tahu, pikiran dan
1. Mengetahui (know)
2. Memahami (comprehension)
Merupakan level yang lebih tinggi dari hanya sekedar tahu. Pada level
tersebut.
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
23
5. Sintesis (synthesis)
a) Penyebab penyakit
sebagainya
sehat, meliputi:
d) Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan
sebagainya
sebagainya.
Pusat Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control / CDC) pada tahun
darah dari paparan darah dan bahan yang berpotensi menular lainnya (Other
berlaku untuk dahak, feses, keringat, muntahan, air mata, urin, atau sekret
1. Cairan tubuh manusia berikut ini: air mani, cairan vagina, cairan
cairan tubuh apa pun yang terlihat terkontaminasi darah, dan semua
cairan tubuh dalam situasi tersebut dimana sulit atau tidak mungkin
2. Setiap jaringan atau organ yang tidak terfiksasi (selain kulit utuh) dari
3. Kultur sel atau jaringan yang mengandung HIV, kultur organ, dan
lainnya; darah, organ, atau jaringan lain dari hewan percobaan yang
(UP) secara garis besar dengan Body Substance Isolations (BSI) yang
tubuh, sekreta, ekskreta tanpa memandang apakah dia mengandung darah atau
tidak, kulit dan mukosa yang tidak utuh. Selanjutnya disebut juga sebagai
universal dalam segala hal keadaan yang melibatkan darah atau cairan tubuh
sumber yang diketahui maupun tidak. Ini adalah standar minimum praktik
perawatan semua pasien, setiap saat, dan di semua situasi. Bila diterapkan
1. Tugas beresiko
2. Kebersihan tangan
4. Penempatan pasien
6. Teknik aseptik
8. Pembersihan lingkungan
3. Bersihkan area yang terkena darah atau cairan tubuh lainnya dengan
6. Cuci cucian kotor dengan air panas dan keringkan dengan suhu tinggi.
10. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, gunakan handuk
bersentuhan dengan cairan tubuh atau kotoran. Agar aman dan tidak
1. Tutupi luka
Sarung tangan lateks dapat dipakai sebagai pelindung fisik bila ada
tangan baru yang tidak rusak harus digunakan setiap kali dan dibuang
3. Cuci tangan
lateks.
4. Buang sampah
5. Mencuci pakaian
31
panas.
6. Pembersihan
Bila ada tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya, sarung tangan
segar yang terdiri dari satu bagian pemutih rumah tangga dan sembilan
bagian air.
menegaskan tentang teori yang dijadikan sebagai landasan serta digunakan untuk
(29)
menjelaskan fenomena yang sedang diteliti .
32
pengukuran post-test.
Kerangka konsep penelitian ini dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
a. Ada perbedaan rata-rata antara pengetahuan Pre Test dengan Post Test
b. Ada perbedaan rata-rata antara keterampilan Pre Test dengan Post Test
METODE PENELITIAN
Penelitian Pre Ekperimental adalah suatu eksperimen yang hanya melibatkan satu
penelitian pada kelompok eksperimen awal adalah kelompok tersebut diberi test
awal atau pre test, kemudian kelompok tersebut diberi perlakuan atau ekperimen,
kemudian kelompok tersebut diberikan test akhir (post test). Untuk menganalisa
hasil data empiris maka hasil test awal dan test akhir dibandingkan dengan uji
hipotesis statistik dan jika hasilnya lebih tinggi post test maka disimpulkan bahwa
perlakuan (treatment) yang diberikan efektif dan jika nilai pre test lebih tinggi
disbanding post test maka dapat disimpulkan perlakuan atau treatment yang
(30)
diterapkan tidak efektif .
penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design yaitu sebuah desain
dimana adanya dilakukan pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah
34
35
Keterangan :
Precaution HIV/AIDS)
Precaution HIV/AIDS)
berlokasi di Jalan Ring Road No. 11-15, Tanjung Sari, Kecamatan Medan
Penelitia ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2024 sampai dengan bulan
Mei 2024.
1.3.1. Populasi
penelitian ini adalah keseluruhan perawat di Rumah Sakit Umum Tere Margareth
1.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian / cuplikan dari populasi yang secara nyata diteliti dan
(32)
yang mewakili populasi Sbaik dalam karakteristik maupun jumlah . Sampel
penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi
(31)
. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah perawat yang
Sugiyono sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
(32)
semua anggota populasi dijadikan sampel .
a. Data Primer
peneliti secara langsung dari sumber datanya tanpa melalui suatu perantara
misalnya orang atau media cetak dan elektronik. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
37
data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, artinya sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain atau data yang
kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro
Pada penelitian ini, data sekunder diperoleh dari buku, laporan, dan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka
instrumen dapat berupa lembar check list, kuesioner (angket terbuka/ tertutup),
penelitian. Metode pengumpulan data terbagi atas empat teknik, yakni metode
a. Kuesioner/Angket
sistematis yang harus dijawab atau direspon oleh responden sesuai dengan
b. Dokumenter
tentang jumlah perawat dan dokumentasi foto di Rumah Sakit Umum Tere
Margareth Medan.
a. Uji Validitas
Uji validitas berfungsi melihat apakah suatu alat ukur tersebut valid
(sahih) atau tidak valid. Alat ukur yang dimaksud di sini merupakan
masing skor item indikator dengan total skor konstruk sebagai berikut
(34)
:
1. Ho diterima apabila r hitung > r tabel (alat ukur yang digunakan valid
atau sahih)
b. Uji Reliabilitas
alat ukur, apakah alat ukur konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Alat ukur dikatakan reliabel jika menunjukkan hasil yang sama meskipun
reliabilitas data, dilakukan terlebih dahulu uji validitas data. Hal ini karena
data yang akan diukur harus valid. Setelah itu dilanjutkan dengan uji
reliabilitas data. Namun, jika data yang diukur tidak valid, tidak perlu
Alpha diterima apabila perhitungan r hitung > r tabel 5%, artinya data tersebut
(34)
dapat dipercaya .
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu. Variabel adalah fenomena yang dapat berubah nilainya dan terukur.
prediktor, dan kausa. Pada penelitian ini yang termasuk variabel bebas
yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau menerjemahkan
kesehatan (23).
Variabel Bebas
1. Media Media cetak Selebaran Tidak
Leaflet berbentuk selembaran Leaflet diberikan
yang memiliki fungsi selebaran
untuk penyampaian Leaflet
informasi atau pesan-
dan
pesan kesehatan
melalui lembaran
diberikan
yang dilipat (22) selebaran
Leaflet
interval yang ada dalam alat ukur sehingga akan menghasilkan data kuantitatif.
angka tersebut barulah kemudian ditentukan analisis statistik yang cocok untuk
digunakan. Pada umumnya, skala pengukuran variabel ada empat, yaitu nominal,
(34)
ordinal, interval, dan rasio .
Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.
Skala ini bisa digunakan untuk menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak
atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0
(nol) mutlak. Skala ini bisa dikatakan berada di atas skala ordinal dan nominal.
Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai
(34)
yang sama. Besar interval ini bisa saja ditambah atau dikurangi .
Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisi data
dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan
(36)
ilmiah . Kegiatan dalam analisis data adalah :
Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk menganalisis data dalam
a. Statistik Deskriptif
b. Statistik Inferensial
data sampel dan hasilnya diberlakukan utuk populasi. Pada statistik ini
44
peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar
rata-rata dua variabel untuk satu kelompok. Tes ini juga untuk pasangan
untuk perbedaan berpasangan, uji T, dan interval kepercayaan 95%. Uji ini
1. Nilai rasio skewness dan Kurtosis berada pada -1,96 s/d +1,96
46
DAFTAR PUSTAKA
47
48
13. Seko MK, Engkeng S, Tucunan AAT. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Peserta Didik Tentang Bahaya Merokok di SMA Negeri 1 Manado.
Jurnal KESMAS. 2020;9(1):158–68.
14. Setiani DY, Warsini. Efektivitas Promosi Kesehatan Menggunakan Media Video
dan Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan Osteoporosis.
Jurnal Kesehatan Holistic. 2020;4(2):55–67.
15. Indrawati, Alini. Efektifitas Promosi Kesehatan Melalui Audio Visual dan Leaflet
Tentang Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Remaja Putri tentang Sadari Di SMAN 1 Kampartahun 2018. Jurnal
Ners Universitas Pahlawan. 2018;2(2):1–9.
16. Lestari DE, Haryanti T, Igiany PD. Efektivitas Media Leaflet untuk
Meningkatkan Pengetahuan Siswi Tentang Sadari. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2021;2(2):148–54.
17. Ahmil, Amrun ID, Malik SA, Junaidi. Efektivitas Metode Leaflet Terhadap
Kemampuan Keluarga dalam Melakukan Perawatan Teknik Massage pada Pasien
Stroke dengan Bedrest di RSU Anutapura Palu. Jurnal Kolaboratif Sains.
2021;4(11):566–72.
18. Nurmala I, Rahman F, Nugroho A, Erlyani N, Laily N, Anhar VY. Promosi
Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press; 2018.
19. Susilowati D. Promosi Kesehatan. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2016.
20. Rachmawati WC. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Malang: Wineka Media;
2019.
21. Sulistyowati LS. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan / Panduan
Bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2011.
22. Jatmika SE, Maulana M, Kuntoro, Martini S. Buku Ajar Pengembangan Media
Promosi Kesehatan. Yogyakarta: K-Media; 2019.
23. Pakpahan M, Siregar D, Susilawaty A, Tasnim, Mustar. Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Medan: Yayasan Kita Menulis; 2021.
24. Tumurang MN. Promosi Kesehatan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka; 2018.
25. Broussard IM, Kahwaji CI. NIH, National Library of Medicine, National Center
for Biotechnology Information. 2023 [cited 2024 Mar 4]. Universal Precautions.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470223/
26. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
49
27. World Health Organization. Standard Precautions for the Prevention and Control
of Infections. 2022.
28. CATIE. Canada’s Source for HIV and Hepatitis C Information. 2024 [cited 2024
Mar 4]. Universal Precautions. Available from: https://www.catie.ca/hepatitis-c-
an-in-depth-guide/universal-precautions
29. Kusumawati DE, Istiqomah. Pestisida Nabati Sebagai Pengendali OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman). Malang: Madza Media; 2022.
30. Rukminingsih, Adnan G, Latief MA. Metode Penelitian Pendidikan / Penelitian
Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas. Sleman: Erhaka
Utama; 2020.
31. Hardani, Auliya NH, Andriani H, Fardani RA, Ustiawaty J, Utami EF, et al.
Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu; 2020.
32. Eravianti. Metodologi Penelitian Kesehatan. Padang: Stikes Syedza Saintika;
2021.
33. Kurniawan AW, Puspitaningtyas Z. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:
Pandiva Buku; 2016.
34. Solikhah, Amyati. Biostatistik. Yogyakarta: Jejak Pustaka; 2022.
35. Pradono J, Hapsari D, Supardi S, Budianto W. Panduan Manajemen Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 2018.
36. Siyoto S, Sodik MA. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing; 2015.
37. HKI Infrastruktur. Profil HKI Infrastruktur [Internet]. 2023 [cited 2023 Oct 18].
Available from: https://www.hkinfrastruktur.com/profile/#sekilashki
38. Qomusuddin IF, Romlah S. Analisis Data Kuantitatif Dengan Program IBM SPSS
Statistic 20.0. Vol. 1. Sleman: Deepublish Publisher; 2022.
39. Duli N. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar Untuk
Penulisan Skripsi & Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Deepublish; 2019.
40. Santoso S. Mahir Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo; 2018.
41. Manik KES. Pengelolaan Lingkungan Hidup. 1st ed. Jakarta: Kencana; 2016.
42. Sugiono, Putro WW, Sari SIK. Ergonomi Untuk Pemula (Prinsip Dasar dan
Aplikasinya). 1st ed. Malang: UB Press; 2018.
50