Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

“Cerita Rakyat Kiai Gusti Selomanik Kajian Resepsi Sastra”


(Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia)

Disusun oleh :
Nasiru Rosidin
BI 721015

Dosen Pengampu : Muchlas Abror ,M.A


PRODI PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS MA’ARIF NAHDLAUL ‘ULAMA KEBUMEN
2024

REVIEW JURNAL
Judul CERITA RAKYAT KIAI GUSTI SELOMANIK KAJIAN:
RESEPSI SASTRA
BIOGAS BAGI RUMAH TANGGA DAN DAMPAKNYA
TERHADAP LINGKUNGAN
Jurnal JURNAL SASTRA INDONESIA
Volume & Halaman Vol. 6 No. 1
Tahun 2024
Penulis Joni
Reviewer Nasiru Rosidin
Tanggal 15 April 2024

Abstrak Pengkajian terhadap sastra merupakan kajian yang cukup menarik


dengan memperhatikan segi media yang digunakan. Media yang
digunakan dapat dari segi kualitas maupun kuantitas, sastra lisan
memang luar biasa kaya dan beranekaragam. Secara garis besar sastra
terbagi atas dua bagian yaitu : sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra
lisan dalam penyampaiannya adal cerita-cerita terhadap sesama
(sastra oral) yang merupakan warisan turun perlu dikembangkan.
Sastra tulisan dalam penyampaiannya adalah melalui tulisan yang
sudah dibukukan dan banyak. Sastra tulisan ini banyak yang berasal
dari sastra lisan misalnya dongeng yang diceritakan seseorang
kemudian ditulis dan dibukukan oleh orang yang mendengarnya.
Batak Toba memiliki banyak cerita rakyat sebagaimana masyarakat
lain di Indonesia. Danandjaja, 1997:50). Kajian tentang sastra lisan
dan cerita rakyat seperti cerita Boru Saroding sendiri dapat
menggunakan teori dari Resepsi Sastra. Secara umum, Resepsi Sastra
diartikan sebagai tanggapan pembac merupakan aliran yang meneliti
teks sastra dengan bertitik pada pembaca yang memberi reaksi atau
tanggapan terhadap teks sastra. Pembaca selaku pemberi makna
adalah variabel menurut ruang, waktu, dan golongan karya sastra
tidak sama pembacaan, pemahaman, dan penilaiannya sepanjang
masa atau dalam seluruh golongan masyarakat tertentu (Imran, 1991).
Pengantar Sastra adalah sebuah media penyampaian sebuah pemikiran atau
sikap pada khalayak ramai yang datang dari pemikiran seseorang
pengarang yang mengandung berbagai ajaran, amanat, dan aturan-
aturan yang berkembang dan berlaku dalam masyarakat.Umumnya
tidak ada masyarakat tanpa sastra karena setiap masyarakat yang
berbahasa pasti mempunyai sastra sendiri.
Pada penulisan ini, penulis ingin membahas tentang cerita rakyat
yang berjudul “Cerita Rakyat Kiai Gusti Selomanik Kajian Resepsi
sastra”. Melalui hasil penelitian ini, maka akan dapat diketahui
pandangan masyarakat terhadap cerita Boru Saroding, serta dapat
pula menjaga dan melestarikan budaya daerah dalam rangka
membina, melestarikan, dan mengembangkan khasanah kebudayaan
nasional. Menurut sepengetahuan penulis belum pernah ada yang
melakukan penelitian terhadap Legenda kiai gusti selomanik ini.
Penelitian tentang cerita rakyat ini dianggap penting karena telah
banyak penduduk atau generasi muda yang tidak mengetahui cerita
rakyat tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya media yang
lebih menarik perhatian untuk didengar dan dilihat seperti halnya
televisi, komik dan lain sebagainya. Pentingnya penelitian terhadap
cerita rakyat ini adalah untuk mendokumentasikan cerita rakyat kiai
gusti selomanik yang terdapat di Desa plumbon Kecamatan
Karangsambung Kabupaten Kebumen.
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan
masyarakat terhadap cerita Kiai Gusti Selomanik, serta dapat pula
menjaga dan melestarikan budaya daerah dalam rangka membina,
melestarikan, dan mengembangkan khasanah kebudayaan nasional.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat di Desa Plumbon Kecamatan
Karangsambung Kabupaten Kebumen.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan
suatu cara untuk memecahkan permasalahan yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini dengan cara mendeskripsikan dan
menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan .
Hasil Penelitian Tanggapan Masyarakat Plumbon Terhadap Cerita Rakyat Kiai
Gusti Selomanik
Dari 14 informan seluruhnya menyatakan menerima dan mengakui
kebenaran cerita rakyat Kiai Gusti Selomanik di Desa
Plumbon. Pengaruh Cerita
Dari ke 14 responden, 13 responden menyatakan cerita rakyat Kiai
Gusti Selomanik tak berpengaruh untuk permasalah sosial terhadap
masyarakat Plumbon dan 1 responden mengakui cerita Kiai Gusti
Selomanik berpengaruh pada permasalahan sosial terhadap
masyarakat di Desa itu.
Pergeseran Persepsi Cerita
Dengan Agama seseorang dapat membatasi diri untuk percaya pada
hal-hal yang takhyul karena di Agama hal itu ditabukan. Walaupun
demikian kepercayaan masyarakat yang berdomisili di Desa ternyata
masih ada saja yang percaya walau sudah memiliki Agama.
Simpulan Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang diuraiakan pada
pembahasan dapat dinyatakan bahwa Cerita rakyat Kiai Gusti
Selomnik bagi masyarakat Plumbon sama sekali tidak menimbulkan
permasalahan sosial. Kerena masyarakat disana beranggapan bahwa
cerita atau keberadaan Kiai Gusti Selomanik tidak meresahkan
masyarakat, karena mereka yakin kalau kita tidak ada niat jahat kita
tidak akan
diganggu oleh Kiai Gusti Selomanik. Bahkan masyarakat Desa
Plumbon menyakini kalau Kiai Gusti sering membantu masyarakat
yang datang dan berdoa untuk meminta kesembuhan atas penyakit
yang diderita pejiarah.
Kekuatan Penelitian Metode penelitian berupa wawancara yang dilakukan oleh peneliti di
klasifikasikan berdasarkan umur. Sehinga dapat diketahui bagaimana
pengetahuan dan pendapat masyarakat mengenai Cerita Rakyat Kiai
Gusti Selomanik ini pada masing-masing kelompok umur.
Kelemahann Penelitian Metode penelitian berupa wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dianggap memakan waktu yang lama, karena peneliti harus
melakukan wawancara kepada tiap-tiap subjek penelitian. Dan dalam
hal pengambilan keputusan peneliti harus mampu menyimpulkan
apakah maksud dari jawaban responden.
Saran Metode penelitian berupa wawancara mungkin dianggap merupakan
metode yang lebih mudah bagi para responden untuk
mendeskripsikan jawabannya, tetapi terkadang meyulitkan peneliti
dalam pengambilan kesimpulan dari pernyataan tersebut dikarenakan
bisa saja terjadi perbedaan persepsi atau pegambilan makna oleh
peneliti dengan responden terkait pernyataan responden.
Saran saya, ada baiknya peneliti menggunakan metode kuesioner
sehingga pengumpulan data lebih cepat dan pengambilan hasil
penelitian lebih mudah. Bagi responden umur golongan tua yang
tidak bisa membaca, peneliti bisa membacakan atau memandu
responden.

Anda mungkin juga menyukai