TM2345
TM2345
Feed Stock adalah bahan baku yang ada di tambang. Bahan baku kemudian diproses
menjadi material. Lalu, material di manufacturing maka menjadi bahan jadi. Material oleh
orang sains dilihat struktur mikronya atom. Material tidak akan abadi atau tahan lama.
Material lama kelamaan akan hilang dari muka bumi dan terkorosi atau terdegradasi.
Bijih besi yang ada di muka bumi ditambang dengan cara dikerok kemudian diambil
dan dipilih batu-batuan yang akan diproses menjadi besi dan baja. Besi (Fe) dimuka
bumi itu berteman dengan oksigen (O2) karena elektron terluarnya kurang dari 8
maka dia menggunakan pasangan elektron bersamana dengan oksigen.
Contoh besi dan baja yaitu Iron ore (Fe0). Iron ore kita sebut bijih besi. Bijih besi
sebelum diproses, dipecah-pecahkan terlebih dahulu kemudian ditempa dan
dihancurkan menjadi serbuk dan digumpal-gumpal menjadi pellet.
Gambaran industri baja di indonesia yang mengolah besi dan baja. Prosesnya ;
1. Bijih besi diproses menjadi besi
2. Besi diproses menjadi baja.
45% dari Al2O3 yang ada di dalam bauksit adalah yang akan diproses menjadi
Alumunium. Al2O3 disebut Corundum adalah batu batuan lain yang digunakan untuk
membuat Alumunium. Proses pembuatannya yaitu : pertama, bahan baku bauksit
dibawa dari kalimantan ke pabrik di sumatera utara untuk diproses untuk dileburkan
menjadi balok balok alumunium.
Plastik adalah material yang paling banyak digunakan manusia. Bahan baku plastik
adalah residu dari minyak. Minyak yang ada diambil dari muka bumi, kemudian
diproses dan disaring. Ada yang menjadi aspal (titanium), diesel (minyak diesel),
Petrol, LPG gas. Yang paling berat menjadi aspal. Tengah-tengah menjadi bensin.
Dari aspal lah muncul bahan bahan plastik.
Bahan baku keramik dimuka bumi banyak dipakai sebagai pot bunga, guci, wastafel
dan sebagainya. Keramik ada 2 yaitu advance keramik dan tradisional keramik.
Advance keramik contohnya semi konduktor, mahal karena diproses diambil unsur
yang kuat, kemudian dibentuk maka jadilah micro chip, semi konduktor, dan isolator.
Sedangkan keramik tradisional cenderung murah karena diambil dari muka bumi.
Komposit adalah bahan yang bukan merupakan bersumber dari muka bumi,
melainkan gabungan dari beberapa material yang dihasilkan menjadi material baru.
Contoh komposit : beton yang merupakan gabungan dari semen dan baja, ban mobil
karena terbuat dari rubber (karet) tetapi di dalam ban tersebut ada kawat baja. Natural
composite contohnya adalah bambu karena ada serat alami.
Material
Feed Stock yang diproses kemudian masuk ke material. Contoh material antara lain ;
logam, polymer, keramik dan di antara ketiganya ada composite.
A. Material Logam
Polymer terdiri dari plastik, rubber, adhesive dll. Plastik itu polymer tetapi polymer
belum tentu plastik, polymer bisa saja plastik, rubber, ataupun adhesive. Plastik terdiri
dari dua jenis, yaitu :
- Thermo Plastic : Adalah material plastik yang apabila terbakar akan meleleh.
Material thermoplastik ini dapat didaur ulang. Bisa dilebur dan diproses
menjadi bentuk-bentuk baru. Contoh :
1. Polyethylene (PE)
- High dencity : digunakan untuk topi-topi kontraktor
- Low dencity : pulpen
2. Polypropylene (PP)
- Digunakan sebagai pipa-pipa air.
3. PVC
- Digunakan sebagai bahan insulasi kabel listrik
4. Polystyrene (PS)
- Digunakan dalam produk elektronik seperti casing.
C. Material Keramik
Material keramik terdiri atas keramik, gelas, dan karbon. Keramik terdiri atas dua
jenis, yaitu :
- Keramik Tradisional
- Keramik Advance
Logam memiliki karakteristik yang kuat, sedangkan polymer tidak kuat tetapi
lentur. Jika kita gabungkan logam dan polimer contohnya ban mobil. Ban
merupakan karet atau rubber tetapi didalamnya diberikan kawat atau logam.
Gelas dijadikan serbuk atau fiber kemudian jadilah fiber glass yang
merupakan composite dari polimer dan keramik.
2. Ikatan Atom
Walaupun atom memiliki susunan yang sempurna, tetapi masing-masing
logam memiliki bentuk susunan yang berbeda-beda.
Jika dibayangkan, misalnya pada suatu komponen mesin, lalu kita lihat ujung
dari mesin tersebut menggunakan mikroskop maka akan terlihat mikro struktur yang
terlihat seperti fingerprint. lalu apabila di zoom lagi maka akan terlihat uniselnya,
yang mana tiap zat akan memiliki susunan atom yang berbeda-beda.
Apabila kita melihat pada suatu atom maka didalamnya akan terdapat kutub
positif (proton) dan kutub negatif (elektron), jadi atom sebenernya merupakan
lintasan dari elektron yang berada dalam lintasan proton. Elektron berotasi
mengelilingi proton, rotasi dilakukan di berbagai kulit
- Aturan Oktet dan Duplet :
Senyawa Duplet
Contoh senyawa yang memenuhi kaidah duplet adalah H2. H2 terbentuk dari 2
atom H. Atom H mempunyai elekron valensi = 1. Untuk mencapai kestabilan
aturan duplet, atom H memerlukan 1 elekron lagi dari atom H yang lain.
Senyawa Oktet
Contoh senyawa yang memenuhi aturan oktet adalah SiF4. Atom Si memiliki
elektron valensi 4. Untuk mencapai kestabilan, atom Si memerlukan 4 elektron
lagi. Atom F memiliki elektron valensi 7, untuk stabil F memerlukan 1
elektron. Dengan saling memasangkan 1 elekton maka senyawa SiF4
membentuk ikatan kovalen yang memenuhi kaidah oktet.
Senyawa Oktet-Duplet
Contoh senyawa yang memenuhi kaidah oktet dan duplet sekaligus
adalah NH3. Atom N memiliki elektron valensi 5. Untuk mencapai kestabilan,
N memerlukan 3 elektron dari tiga atom H dan berikatan bersama membentuk
senyawa kovalen.
3. Distribusi Elektron
Konfigurasi elektron kulit (Bohr) Konfigurasi elektron kulit ditemukan oleh
Niels Bohr. Menurut Bohr, elektron akan berputar mengelilingi inti pada lintasan
tertentu dengan tingkat energi yang berbeda-beda, bergantung pada posisi lintasannya.
Selanjutnya, lintasan tersebut dikenal sebagai kulit atom.
Berdasarkan teori ini, elektron harus diisikan dari tingkat energi paling rendah,
yaitu kulit K (n = 1) dan dilanjutkan kulit L (n = 2), M (n = 3), N (n = 4), dan
seterusnya. Banyaknya elektron yang mengisi setiap kulit mengikuti rumus 2n2.
Dengan demikian:
Kulit K = 2n2 = 2 (1)2 = 2 elektron maksimal
Kulit L = 2n2 = 2 (2)2 = 8 elektron maksimal
Kulit K = 2n2 = 2 (3)2 = 18 elektron maksimal
Kulit K = 2n2 = 2 (4)2 = 32 elektron maksimal
4. Ikatan Atom dalam Padatan
terbagi menjadi 2, yaitu :
Ikatan primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif
besar. Ikatan primer ini terdiri atas :
Ikatan Ionik
Ikatan ionik terjadi ketika ion positif dan negatif (gaya listrik Coulomb) pada
setiap atomnya membentuk sebuah ikatan kimia. Ikatan ionik ini juga biasa disebut
dengan ikatan elektrovalen. Contoh ikatan ion adalah Natrium dan Fluorida (NaF).
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi ketika ada pemakaian elektron ikatan secara bersama.
Ketika ikatan kovalen terjadi, maka kedua atom yang berikatan tersebut akan tertarik
pada pasangan elektron yang sama. Contoh ikatan kovalen terjadi pada atom H2.
Ikatan Logam
Atom logam memiliki elektron valensi yang relatif kosong, hal itu
dikarenakan jumlah atomnya yang sedikit. Sehingga, ada perpindahan elektron antara
satu atom ke atom yang lain. Contoh ikatan logam adalah magnesium (mg).
Ikatan sekunder
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Ikatan sekunder timbul dari dipol
atom atau molekul. pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara
bagian positif dan negatif dari sebuah atom dan molekul. Ikatan sekunder terdiri atas :
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan antarmolekul yang lebih kuat dari gaya London
dan gaya van der Waals, namun lebih lemah dari ikatan ionik ataupun ikatan kovalen.
Contoh dari ikatan hidrogen adalah air atau H2O dan ikatan hidrogen-basa nitrogen
pada materi genetik DNA.
BESI DAN BAJA
Ilmu logam adalah kumpulan ragam pengetahuan yang membahas tentang logam
secara umum. Bahasan utama dalam ilmu logam adalah sifat-sifat, struktur, pembuatan,
pengerjaan dan penggunaan dari logam serta logam paduan. Ilmu ini dibagi menjadi dua
bergantung dari struktur logamnya, ilmu logam terbagi menjadi metalurgi dan metalografi.
Metalurgi adalah ilmu tentang metode pemisahan logam dari ikatan unsur-unsur kimianya
atau cara-cara pengolahan logam secara teknis. Ilmu ini berguna dalam menentukan suatu
jenis logam atau logam paduan guna memenuhi kebutuhan tertentu. Sebaliknya, ilmu
metalografi adalah ilmu metode mempelajari karakteristik dan struktur suatu logam dalam
skala mikro menggunakan mikroskop cahaya.
Logam terdiri dari logam ferro dan logam non-ferro. Logam ferro dibagi menjadi besi
dan baja, sedangkan logam non-ferro adalah logam yang tidak mengandung matriks besi,
seperti alumunium, tembaga, timah, dan nikel. Delapan hal yang menjadi indikator pembeda
antara besi dan baja adalah:
Kandungan Karbon (besi memiliki kandungan karbon di atas 2% dan baja
memiliki kandungan karbon di bawah 2%)
Sifat Patah (besi bersifat rapuh/brittle, baja bersifat ulet/ductile)
Kekerasan (besi memiliki tingkat kekerasan yang cukup keras, sedangkan baja
punya tingkat kekerasan keras hingga lunak)
Elongation (besi memiliki elongation yang rendah, baja punya elongation tinggi)
Mampu cor (besi mampu dicor dengan sangat baik, sedangkan baja kurang baik
untuk dicor)
Ketahanan erosi (besi punya ketahanan erosi sangat baik, sedangkan baja kurang
baik)
Titik lebur (titik lebur besi adalah 1150 C sedangkan titik lebur baja adalah 1550
C)
Peleburan (besi bisa melebur dengan kokas, baja harus dilebur dengan dapur
induksi EAF)
1. Besi
Besi tuang (cast iron) merupakan paduan besi-karbon dengan kandungan karbon lebih
dari 2%. Apabila kandungan karbon dalam matrik besi melewati batas 2%, akan membentuk
grafit dalam bentuk endapan. Unsur karbon dalam besi cor berupa sementit, karbon bebas
atau grafit. Besi tuang dibagi menjadi gray cast, white cast, nodular cast, dan malleable cast.
Berikut penjelasan lebih detail mengenai besi tuang:
No Jenis Deskripsi Sifat Contoh
Penggunaan
1 Gray Cast Terdapat carbon flakes Lunak, mudah dibubut, Blok silinder
tingkat kekerasannya 180- mesin, roda gila,
240 BHN kotak roda gigi,
alas alat mesin
2 White Cast Karbon terdispersi Sangat keras dan sukar Permukaan
merata dibubut. Tingkat bantalan bearing
kekerasannya: 400-500
BHN
3 Nodular Cast Karbon berbentuk Kekerasannya dapat Roda gigi, poros
nodular ditingkatkan melalui bubungan, poros
pemanasan. Tingkat engkol
kekerasannya: 240-280
BHN
4 Malleable Karbon berbentuk Mampu di tempa dan Industri kereta api,
Cast nodular dengan ketahanan korosi baik. otomotif,
rambut seperti buah Tingkat kekerasannya: 120- plumbing, industri
rambutan 280 BHN pertanian
Alloyed Steel
Memiliki kekuatan di atas 350 MPa – 1500 MPa, memiliki ketahanan korosif
yang baik, merupakan komponen tahan panas (scalling), mencari sifat mekanis
yang dibutuhkan sesuai dengan unsur paduan yang diinginkan, dan sifat
mekanisnya lebih tinggi dibanding Plain Carbon. Allyed Steel terbagi menjadi:
- Quenched and Tempered Steel
Adalah baja yang punya kombinasi kekuatan cukup tinggi dengan tegangan
luluh 3 kali lipat dibandingkan baja karbon (350 MPa – 1035 MPa).
- Medium Carbon Ultra High Strength Steel
Dengan yield strength setara dengan 1380 MPa, MCUHSS dapat ditemukan
dalam bentuk bar, rod, forging, sheet, tubing, dan wielding wire.
- Bearing Steel
Dibentuk seperti bola-bola, digunakan untuk bearing sebagai bahan baku
pembuatan bola bajanya.
- Heat-Resistance Chromium Molybdenum Steel
Memiliki kandungan Cr dan Mo. Kandungan Cr membuat baja ini tahan
korosi dan oksidasi, sedangkan Mo membuat baja ini tahan operasi dalam
kondisi suhu tinggi
- Stainless Steel
Paduan baja yang didasarkan beberapa unsur: Cr, Ni, Mo, Cu, Ti, dan Al.
Lapisan Cr di permukaan yang tergores dapat pulih kembali. Terbagi menjadi:
1. Ferritic
2. Martensitic
3. Austenitic
4. Duplex
5. Presipitation Hardenable Alloys
- Tool Steel
Merupakan baja yang sering dimanfaatkan sebagai perkakas, terbagi menjadi:
1. Hot Work Tool Steel
2. Cold Work Tool Steel
3. Shock Resisting Steel
4. Mold Tool Steel
5. Water Hardening Tool Steel
HSLA
Kekuatan tinggi baja paduan rendah (HSLA) didesain untuk memberikan sifat
mekanik yang lebih baik atau resistensi yang lebih besar terhadap korosi atmosfer
daripada baja karbon konvensional. Mereka tidak dianggap baja paduan dalam arti
normal karena mereka dirancang khusus memenuhi sifat mekanik khusus daripada
bahan kimia. Komposisinya (HSLA baja memiliki kekuatan yield strength ≥ 275
MPa, atau 40 ksi). HSLA baja dalam bentuk lembaran atau pelat memiliki
kandungan karbon yang rendah (0,05 sampai-0,25% C) untuk menghasilkan sifat
mampu bentuk dan mampu las yang memadai, dan mereka memiliki kandungan
Mn hingga 2,0%.
Menurut American Iron and Steel Institute (AISI), ada beberapa klasifikasi baja.
Berikut ini klasifikasi baja dalam bentuk tabular:
No Klasifikasi Contoh
1 Komposisi Karbon dan paduan
2 Metode manufaktur Linz-Donawitz dan open hearth
3 Pengerjaan akhir Hot dan cold rolling
4 Bentuk produk Plate, strip, tube, dan struktur (framed,
suspension, sheel)
5 Sistem oksidasi Killed, semi-killed, dan baja rimmed
6 Struktur mikro Ferrite, pearlite, dan martensite
7 Kekuatan tercapai ASTM Standard, A30, A75, etc.
8 Perlakuan dalam suhu tinggi Annealing, tempering, dan quenching
9 Kualitas Forging, cor, etc.
Sifat-sifat Material (Material Properties)
Sifat-sifat material dibagi menjadi dua jenis, ada instrinsic properties dan attribute.properties
● Intrinsic Properties
● Attribute Properties
Sifat-sifat Mekanik :
Diuji dengan menggunakan uji tarik material di laboratorium dengan alat pengujian.
Benda-benda dibuat bentuk spesimen yang mengikuti ukuran standar. Sampel uji
kemudian diletakan di mesin tarik, kemudian langsung ditarik dan dia akan putus.
Hasil proses penarikan itu akan dilakukan pendataan. akan didapatkan data tarik dan
data perpanjangan.
- High carbon steel, lebih tinggi kekuatannya karena titik patahnya pendek
- Medium carbon steel
- Low carbon steel, sifat plastis yang tinggi karena titik patahnya jauh sekali
- Cast iron
- Besi tua, tidak terlihat titik patahnya
- Plastik, lebih panjang titik patahnya.
2. Hardness (Kekerasan)
- Mohs hardness
- Dynamic test
- Indentation test (brinnell vicker rockwell (hr) knoop
Brinell mengunakan bola baja yang ditekan pada permukaan baja yang
menghasilkan jejak y. Vickers menggunakan piramid dengan permukaan 180
derajat. Knoop atau diamond piramid dengan menggunakan top view atau side
view. Rockwell test menggunakan diamond cone dengan menggunakan 1/16
baja keras.
Pengujian Scratch Hardness test. diuji dengan batu-batu atau mineral standar
yang mempunyai hardness yang berbeda-beda.Standar-standar tersebut dibuat
ke dalam bentuk seperti pensil. Caranya dengan menggoreskan baja dengan
material itu, kalau tergores,maka material itu nilainya lebih rendah
dipandingkan benda yang kita pegang. Scratch hardness bisa dihubungkan
dengan vicker hardness. Contoh diamonds itu 10 sama dengan 10000
kekerasan nilainya.
Dengan memantulkan bola baja di permukaan material yang kita uji. Jika
pantulannya lebih tinggi, maka baja itu keras. Setelah dipantulkan, bola itu
akan kembali. Energi balik adalah energi kekerasan logam yang kita uji.
3. Toughness (Keuletan)
● Toughness test yaitu menguji keuletan material. Caranya dengan menguji sampel uji
yang kita buat berbentuk segi empat yang ada tarikannya. Sampel uji diletakkan pada
alat ukur. Hammer diangkat keatas, dan akan memukul benda uji yang akan dilihat
skala energi yang dapat diabsorbsi.
● Charpi, benda uji diletakkan baring, yang mana hammer memukul di bagian belakang
tarikannya.
● Izod, sampel diletakkan tegak dan hammer memukul pada arah tarikannya. Semakin
besar energi yang dibutuhkan untuk memukul, maka dia semakin ulet. Semakin kecil
sudut beta, maka semakin besar energi yang dibutuhkan.
4. Fatigue (Kelelahan)
Sifat mekanik, dimana material semakin lama akan semakin lelah, walaupun
bebannya kecil, contohnya seperti jembatan. Alat untuk fatigue test atau biasa disebut
mesin uji fatigue ini digunakan untuk menguji karakteristik fatigue, uji pertumbuhan
pra-retak dan retak logam, umur kelelahan, dan komponen-komponen lainnya.
Creep Test adalah pengujian dimana logam akibat beban statis lama kelamaan akan
mulur karena waktu. Contoh : sebatang kawat dengan panjang L diberi beban konstan
kemudian diletakkan atau digantungkan di ruangan, setelah 1 tahun jika diukur
kembali panjangnya akan berubah. Jadi Creep adalah penambahan panjang karena
beban statis tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Creep ini banyak terjadi
pada pipa-pipa pada boiler karena pipa-pipa tersebut mempunyai creep resistant yang
rendah.
Ada 2 jenis pengujian Creep :
- Creep test
- Stress Rupture Test
Creep Test digunakan dalam mengukur berapa lama waktu yang diperlukan sehingga
benda uji mulur 0,5%, sedangkan Stress Rapture Test ini digunakan untuk
menentukan berapa lama waktu diperlukan sehingga benda uji putus.
Dari hasil Creep Test dan Stress Rupture test akan dibuat suatu grafik yang disebut
dengan grafik Creep Test. Dalam grafik Creep Test terdapat daerah primer creep,
secondary creep, dan tertiary creep yang dimana daerah tersebut menentukan kondisi
creep suatu material.
Grafik Creep Test ini menunjukan bagaimana keadaan suatu material jika material itu
sudah masuk ke daerah tertiary creep maka material itu tidak lama lagi akan
patah/pecah.
Maka dari itu diperlukan kehati-hatian dalam melakukan creep test karena diharapkan
material yang dipakai masih berada di posisi secondary. Jika suatu material sudah
pada posisi tertiary maka sudah terjadi crack, jika crack tersebut didiamkan sampai
posisi akhir maka ia akan patah.
Creep test ini banyak terjadi pada komponen mesin seperti boiler, contohnya pada
power listrik, banyak terjadi kegagalan akibat creep. Jadi untuk mencegah terjadinya
creep harus melakukan creep inspection secara rutin untuk melihat bagaimana creep
(retak) yang terjadi dan untuk menghindari material tersebut sampai pada posisi
tertiar.
6. Uji Mulur
Pengujian dimana logam makin lama akibat beban statis akan mulur, contohnya
seperti kantong es. Uji mulur dibagi menjadi tiga tahap : mulur primer, mulur
sekunder, dan mulur tersier. Kurva mulur memberikan informasi tentang perilaku
mulur selama periode waktu tertentu. Pada tahap mulur primer, kekuatan mekanik
material meningkat karena deformasi plastis dan kecepatan mulur selanjutnya
menurun.