Anda di halaman 1dari 3

BESI DAN BAJA

Ilmu logam adalah kumpulan ragam pengetahuan yang membahas tentang logam
secara umum. Bahasan utama dalam ilmu logam adalah sifat-sifat, struktur, pembuatan,
pengerjaan dan penggunaan dari logam serta logam paduan. Ilmu ini dibagi menjadi dua
bergantung dari struktur logamnya, ilmu logam terbagi menjadi metalurgi dan metalografi.
Metalurgi adalah ilmu tentang metode pemisahan logam dari ikatan unsur-unsur kimianya
atau cara-cara pengolahan logam secara teknis. Ilmu ini berguna dalam menentukan suatu
jenis logam atau logam paduan guna memenuhi kebutuhan tertentu. Sebaliknya, ilmu
metalografi adalah ilmu metode mempelajari karakteristik dan struktur suatu logam dalam
skala mikro menggunakan mikroskop cahaya.
Logam terdiri dari logam ferro dan logam non-ferro. Logam ferro dibagi menjadi besi
dan baja, sedangkan logam non-ferro adalah logam yang tidak mengandung matriks besi,
seperti alumunium, tembaga, timah, dan nikel. Delapan hal yang menjadi indikator pembeda
antara besi dan baja adalah:
 Kandungan Karbon (besi memiliki kandungan karbon di atas 2% dan baja
memiliki kandungan karbon di bawah 2%)
 Sifat Patah (besi bersifat rapuh/brittle, baja bersifat ulet/ductile)
 Kekerasan (besi memiliki tingkat kekerasan yang cukup keras, sedangkan baja
punya tingkat kekerasan keras hingga lunak)
 Elongation (besi memiliki elongation yang rendah, baja punya elongation tinggi)
 Mampu cor (besi mampu dicor dengan sangat baik, sedangkan baja kurang baik
untuk dicor)
 Ketahanan erosi (besi punya ketahanan erosi sangat baik, sedangkan baja kurang
baik)
 Titik lebur (titik lebur besi adalah 1150 C sedangkan titik lebur baja adalah 1550
C)
 Peleburan (besi bisa melebur dengan kokas, baja harus dilebur dengan dapur
induksi EAF)

1. Besi
Besi tuang (cast iron) merupakan paduan besi-karbon dengan kandungan karbon lebih
dari 2%. Apabila kandungan karbon dalam matrik besi melewati batas 2%, akan membentuk
grafit dalam bentuk endapan. Unsur karbon dalam besi cor berupa sementit, karbon bebas
atau grafit. Besi tuang dibagi menjadi gray cast, white cast, nodular cast, dan malleable cast.
Berikut penjelasan lebih detail mengenai besi tuang:
No Jenis Deskripsi Sifat Contoh
Penggunaan
1 Gray Cast Terdapat carbon flakes Lunak, mudah dibubut, Blok silinder
tingkat kekerasannya 180- mesin, roda gila,
240 BHN kotak roda gigi,
alas alat mesin
2 White Cast Karbon terdispersi Sangat keras dan sukar Permukaan
merata dibubut. Tingkat bantalan bearing
kekerasannya: 400-500
BHN
3 Nodular Cast Karbon berbentuk Kekerasannya dapat Roda gigi, poros
nodular ditingkatkan melalui bubungan, poros
pemanasan. Tingkat engkol
kekerasannya: 240-280
BHN
4 Malleable Karbon berbentuk Mampu di tempa dan Industri kereta api,
Cast nodular dengan ketahanan korosi baik. otomotif,
rambut seperti buah Tingkat kekerasannya: 120- plumbing, industri
rambutan 280 BHN pertanian

*BHN: Brinell Hardness Number (kgf/mm2)


2. Baja
Baja didefinisikan sebagai logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya, dengan kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0,21% hingga 2,1% berat sesuai kelasnya. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan
selain karbon adalah Chromium (Cr), Niobium (Nb), Titanium (Ti), Tungten (W),
Molibdenum (Mo), Vanadium (V), Nickel (Ni), dan Zirconium (Zr). Variasi kandungan
karbon dan unsur paduan lain dapat menghasilkan berbagai jenis kualitas baja. Baja yang
dimanfaatkan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi baja karbon (Carbon Steel),
baja paduan rendah mutu tinggi (High Strength–Low Alloy Steel, HSLA) dan baja paduan
(Alloy Steel). Untuk sifat – sifat mekanik dari baja tersebut seperti tegangan leleh dan
tegangan putusnya terdapat di dalam ASTM A6/A6M.
Jenis baja yang dimanfaatkan dalam struktur memiliki ciri khas, sub-klasifikasi dan
fungsinya masing-masing. Berikut ini pembagian baja berdasarkan klasifikasi yang
digunakan untuk struktur:
 Carbon Steel
Terbagi menjadi 3 kategori:
- Mild steel
- Medium carbon steel
- High carbon steel

 Alloyed Steel
Memiliki kekuatan di atas 350 MPa – 1500 MPa, memiliki ketahanan korosif
yang baik, merupakan komponen tahan panas (scalling), mencari sifat mekanis
yang dibutuhkan sesuai dengan unsur paduan yang diinginkan, dan sifat
mekanisnya lebih tinggi dibanding Plain Carbon. Allyed Steel terbagi menjadi:
- Quenched and Tempered Steel
Adalah baja yang punya kombinasi kekuatan cukup tinggi dengan tegangan
luluh 3 kali lipat dibandingkan baja karbon (350 MPa – 1035 MPa).
- Medium Carbon Ultra High Strength Steel
Dengan yield strength setara dengan 1380 MPa, MCUHSS dapat ditemukan
dalam bentuk bar, rod, forging, sheet, tubing, dan wielding wire.
- Bearing Steel
Dibentuk seperti bola-bola, digunakan untuk bearing sebagai bahan baku
pembuatan bola bajanya.
- Heat-Resistance Chromium Molybdenum Steel
Memiliki kandungan Cr dan Mo. Kandungan Cr membuat baja ini tahan
korosi dan oksidasi, sedangkan Mo membuat baja ini tahan operasi dalam
kondisi suhu tinggi
- Stainless Steel
Paduan baja yang didasarkan beberapa unsur: Cr, Ni, Mo, Cu, Ti, dan Al.
Lapisan Cr di permukaan yang tergores dapat pulih kembali. Terbagi menjadi:
1. Ferritic
2. Martensitic
3. Austenitic
4. Duplex
5. Presipitation Hardenable Alloys
- Tool Steel
Merupakan baja yang sering dimanfaatkan sebagai perkakas, terbagi menjadi:
1. Hot Work Tool Steel
2. Cold Work Tool Steel
3. Shock Resisting Steel
4. Mold Tool Steel
5. Water Hardening Tool Steel

 HSLA
Kekuatan tinggi baja paduan rendah (HSLA) didesain untuk memberikan sifat
mekanik yang lebih baik atau resistensi yang lebih besar terhadap korosi atmosfer
daripada baja karbon konvensional. Mereka tidak dianggap baja paduan dalam arti
normal karena mereka dirancang khusus memenuhi sifat mekanik khusus daripada
bahan kimia. Komposisinya (HSLA baja memiliki kekuatan yield strength ≥ 275
MPa, atau 40 ksi). HSLA baja dalam bentuk lembaran atau pelat memiliki
kandungan karbon yang rendah (0,05 sampai-0,25% C) untuk menghasilkan sifat
mampu bentuk dan mampu las yang memadai, dan mereka memiliki kandungan
Mn hingga 2,0%.
Menurut American Iron and Steel Institute (AISI), ada beberapa klasifikasi baja.
Berikut ini klasifikasi baja dalam bentuk tabular:
No Klasifikasi Contoh
1 Komposisi Karbon dan paduan
2 Metode manufaktur Linz-Donawitz dan open hearth
3 Pengerjaan akhir Hot dan cold rolling
4 Bentuk produk Plate, strip, tube, dan struktur (framed,
suspension, sheel)
5 Sistem oksidasi Killed, semi-killed, dan baja rimmed
6 Struktur mikro Ferrite, pearlite, dan martensite
7 Kekuatan tercapai ASTM Standard, A30, A75, etc.
8 Perlakuan dalam suhu tinggi Annealing, tempering, dan quenching
9 Kualitas Forging, cor, etc.

Anda mungkin juga menyukai