Anda di halaman 1dari 23

PENGUKURAN PENERANGAN ALAMI

Kuliah 4
Dr. Andi
d Harapan
Potongan bidang kerja, lubang cahaya , Denah lubang cahaya dan titik ukur
dan titik ukur
D fi i i istilah-istilah
Definisi i il h i il h penting
i pada
d PASH :

1) Bidang Kerja
Bid imajiner
Bidang i ji setinggi
ti i 75 cm padad ruangan dimana
di t d t titik ukur
terdapat k kuat
k t penerangan.
2) Titik Ukur
Titik tertentu pada bidang kerja di dalam ruangan yang kuat penerangannya dipilih
sebagai indikator pemenuhan syarat kuat penerangan ruangan tersebut sesuai
aktivitas/fungsi ruang.
3) Bidang lubang cahaya (BLC)
Bidang vertikal sebelah dalam dari bukaan cahaya,
cahaya dalam kondisi ideal tanpa kaca.
kaca
4) Bidang lubang cahaya efektif (BLCE) suatu titik ukur
Bagian dari bidang lubang cahaya dimana dari titik ukur tersebut pengamat dapat melihat
g
langit
5) Terang langit
Sumber cahaya yang diambil sebagai dasar penentuan PASH (cahaya langit), dengan
g ditetapkan
keadaan langit p terangg merata ((uniform
f luminance distribution).
)
Perbedaan BLC dan BLCE

Titik ukur pada suatu bidang kerja sebagai berikut :

1) Titik ukur utama (TUU)


Titik ukur dengan posisi tepat di tengah antara kedua dinding yang mengapit bidang lubang cahaya efektif
dengan jarak 1/3 d dari bidang lubang cahaya efektif tersebut.Tinggi titik ukur 75 cm tepat di bidang kerja.
2) Titik ukur samping (TUS)
Titik ukur dengan posisi masing-masing 50 cm dari permukaan dalam diinding ruang (TUS 1 di kiri dan TUS
2 di kanan), dengan jarak 1/3 d dari bidang lubang cahaya efektif. Tinggi titik ukur 75 cm tepat di bidang
kerja.

Posisi titik ukur p


pada bidang
g kerja
j di suatu
ruang

Ketiga titik ukur ini mewakili seluruh titik pengukuran kuat penerangan di bidang kerja. Jika pada suatu ruang,
besar kuatt penerangan yang terukur di salah satu titik ukur tersebut belum memenuhi syarat minimal untuk
menghasilkan kenyamanan visual maka penerangan alami di ruang tersebut harus dibantu oleh pencahayaan buatan
Standar Penerangan Alami Siang Hari
Kenyamanan visual (visual comfort) adalah keadaan pikiran manusia yang mengekspresikan kepuasan terhadap
penglihatan
lh sekitar.
k T d
Terdapat tiga parameter yang menentukan
k kenyamanan
k visuall dan
d yang ketiga
k kh
khusus untukk
pencahayaan buatan.

g ppenerangan
Agar g alami dapat
p menghasilkan
g kenyamanan
y visual terkait pparameter tersebut,, diperlukan
p standar yyangg
berisi syarat dan ketentuan tertentu. Dengan pemenuhan standar maka perencanaan PASH memenuhi syarat yang
berlaku untuk selubung bangunan, serta dapat diperoleh kenyamanan visual dan kesehatan mata pengguna
bangunan.

Parameter kenyamanan visual sebagai berikut :

1)) Kuat p penerangan


g ((iluminance)) ((E))
Besar kuat penerangan yang terukur harus memenuhi syarat minimal sesuai standar. Jika penerangan alami
belum atau tidak memenuhi syarat maka harus dibantu pencahayaan buatan.
2) Luminasi (luminance) (B)
Kecerlangan cahaya yang terjadi tidak memberi efek silau (glare) pada mata.
mata Agar obyek terlihat jelas maka
setiap penurunan 1% kontras diperlukan penambahan kuat penerangan 15%.
3) Kualitas warna
Kualitas warna terkait warna cahaya dan warna obyek yang dikenai cahaya buatan.
Standar yang digunakan di Indonesia untuk PASH adalah sebagai berikut :

1) SNI 03-2396-2001
Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan
Gedung
d
2) SNI 03-2396-1991
Tata Cara Perancangan Penerangan Alami Siang Hari untuk Rumah
dan Gedung
3) SK SNIT-14-1993-03
g ppada Bangunan
Tata Cara Perencahaan Teknis Konservasi Energi g
Gedung
Pengukuran cahaya pada PASH yang sesuai standar,
standar sebagai berikut :

1) Lokasi titik ukur


Lokasi titik ukur yyangg menjadi
j indikator untuk seluruh bagian g bidangg kerja
j ppada
ruangan yaitu titik ukur utama (TUU) dan titik ukur samping (TUS).
2) Kuat penerangan
Kuat ppenerangan
g yyangg terukur di titik ukur ppada bidangg kerjaj harus memenuhi syarat
y
minimal standar sesuai aktivitas atai fungsi ruang dan sesuai kerja visual.
3) Luminasi
Luminasi yang terukur tidak melebihi batas maksimal standar sesuai aktivitas atau
fungsi ruang
4) Alat Ukur
Alat ukur kuat penerangan adalah light meter atau lux meter dengan satuan pengukuran
lux.
5) Hasil pengukuran
Hasil pengukuran lux meter akan fluktuatif tergantung posisi matahari dan kondisi
cuaca.
Kuat penerangan yang terukur
K k di titik
i ik ukur
k padad
bidang kerja harus memenuhi syarat minimal
standar sesuai aktivitas atau fungsi
g ruangg dan
sesuai kerja visual. Luminansi yang terukur tidak
melebihi batas maksimal standar sesuai aktivitas
atau fungsi
f i ruang.
K it i penerapan PASH yaitu
Kriteria it sebagai
b i berikut
b ik t :

1) Waktu siang hari antara 08.00-16.00


Cahayay matahari di Indonesia optimal
p hanya
y ppada waktu
tersebut.
2) Ditentukan oleh kuat penerangan dari cahaya langit pada
bidang datar di lapangan terbuka, pada waktu yang sama.
Di Indonesia,
Indonesia semua perhitungan kuat penerangan
dihitung sebagai presentase dari standar 10.000 lux.
3) Distribusi cahaya dalam ruangan cukup merata
Dimensi dan posisi bukaan cahaya pada ruangan harus
didesain dengan baik agar tidak menghasilkan kontras
cahaya berlebih.
4) Terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam
ruangan sehingga diperoleh kuat penerangan sesuai
ruangan,
aktivitas atau fungsi ruang
Jumlah cahaya pada bidang kerja harus cukup agar kuat
penerangan yang diperoleh memenuhi syarat.
5) Terdapat luminasi dengan jumlah yang cukup agar tidak
terjadi kontras berlebih
Jumlah cahaya tidak berlebih, sehingga baik penerangan
langsung
g g maupun p tak langsung
g g tidak menghasilkan
g Penerimaan
P i j l h cahaya
jumlah h di bidang
bid k j
kerja
kontras cahaya yang tajam. terkait lokasi titik ukur dan desian bukaan
cahaya
Penerimaan jumlah cahaya di bidang kerja ditentukan oleh :

1)) Lokasi titik ukur dari bukaan cahaya


y
Semakin jauh dari bukaan cahaya, semakin sedikit jumlah cahaya yang diterima bidang kerja.
2) Desain bukaan cahaya
Lokasi dan dimensi bukaan cahaya akan menentukan penerimaan jumlah cahaya di bidang kerja.

Kriteria pengukuran cahaya pada PASH :

3) Waktu pengukuran
p g
Pengukuran di TUU danTUS dilakukan pada saat yang sama.
4) Keadaan atau kondisi langit
Keadaan langit adalah langit perencanaan dengan distribusi terang merata dimana-mana.
5) Kondisi ideal bukaan cahaya
Semua bukaan cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup oleh kaca. Artinya pengukuran kuat
penerangan menggunakan alat ukur, idealnya dilakukan jika bukaan cahaya menggunakan kaca 100%
transparan tanpa warna.
Langit perencanaan adalah
L d l h langit
l
yang keadaannya ditetapkan dan
dijadikan
j dasar pperhitungan
g kuat
penerangan alami di Indonesia.

Langit perencanaan di d Indonesia


d
memberikan kuat penerangan
ppada titik-titik di lapangan
p g
terbuka sebesar 10.000 lux dan
dianggap keadaan terangnya
merata (uniform
f l
luminance
distribution).

Kriteria langit perencanaan pada


PASH :
1 Langit biru
1) b tanpa awan, atau
2) Langit yang seluruhnya
tertutupp awan abu-abu pputih
Penerapan standar PASH meliputi hal sebagai berikut :

1) Pengukuran kuat penerangan di TUU dan TUS dibandingkan pada hasil


perhitungan yang mengacu pada tabel nilai faktor langit (FL)
2) L k h penerapan standar
Langkah d :
• Tentukan kualitas penerangan dan klasifikasi derajat bangunan,
• Tentukan jenis ruangan,
• Ukur jjarak d ruangan,
g ,
• Hitung nilai FLmin dalam persen, berdasarkan tabel nilai faktor langit yang
tepat, dan
• Hitung besar kuat penerangan (E), dimana

Catatan : FRL dan FRD diabaikan karena dianggap nilainya kecil


Kualitas penerangan, yaitu sebagai berikut :

1)) Kualitas A
Kerja halus sekali, pekerjaan cermat terus-menerus, seperti
menggambar detail, menggravir, dan menjahit kain warna gelap.
2)) Kualitas B
Kerja halus, pekerjan cermat tidak secara intensif terus-menerus,
seperti menulis, membaca, membuat alat, atau merakit komponen-
komponen kecil.
3) Kualitas C
Kerja sedang, pekerjaan tanpa konsentrasi yang besar dari si pelaku,
seperti pekerjaan kayu, merakit suku cadang yang agak besar.
4) Kualitas D
Kerja kasar, pekerjaan dimana hanya detail-detail yang besar harus
dikenal, seperti pada gudang, lorong lalu lintas orang.
Klasifikasi derajat bangunan adalah sebagai berikut :
1) Kelas I
Bangunan representatif, misalnya Gedung DPR/MPR dan Kantor Gubenur.
2)) Kelasl II
Bangunan baik, misalnya hotel, gedung pertemuan, kantor, dan gedung olahraga.
3) Kelas III
Bangunan
g biasa.

Nilai Faktor Langit Untuk Bangunan Umum

Klasifikasi Bangunan I II III

Kualitas penerangan A 0,50 d 0,45 d 0,35 d

Kualitas ppenerangan
g B 0,40
, d 0,35
, d 0,30
, d

Kualitas penerangan C 0,30 d 0,25 d 0,20 d

Kualitas ppenerangan
g D 0,20 d 0,1 5 d 0,10 d

Catatan :
Nilai Faktor Langit Untuk Bangunan Sekolah

Jenis Ruangan FLmin TUU FLmin TUS


Ruang kelas biasa 0,35 d 0,20 d
Ruang kelas khusus 0,45 d 0,20 d
Laboratorium 0,35 d 0,20 d
Bengkel kayu/besi 0,25 d 0,20 d
Ruang Olahraga 0,25 d 0,20 d
Kantor 0,35 d 0,15 d
Dapur 0,20 d 0,20 d

Catatan :

Flmin ppada 1/3 d di ppapan


p tulis ppada tinggi
gg 1,20 m = 50% Flmin TUU
Nilai Faktor Langit
g Untuk Bangunan
g Tempat
p Tinggal
gg

Jenis Ruangan FLmin TUU FLmin TUS


Ruang tinggall 0,35 d 0,16 d
Kamar kerja 0,35 d 0,16 d
K
Kamar tidur
id 0 18 d
0,18 0 05 d
0,05
Dapur 0,20 d 0,20 d
Contoh Kasus 1

Tanya :
T k E minimall untukk TUU dan
Tentukan d TUS darid ruang dengan
d K l
Kualitas A dan
d Kelas
K l II.
II Jarak
J k antara dua
d dinding
d d
berhadapan 10 m. Bidang lubang cahaya efektif hanya berada pada salah satu dinding berhadapan tersebut.

J
Jawab :
Berdasarkan tabel, FLmin TUU dengan Kualitas A dan Kelas II adalah 0,45 d, dimana d = 10m, maka

FLminTUS = 40% FLmin TUU


= 40% x 0,45 d
Emin TUS = 40% Emin TUU
= 40% x 450 lux
= 180 lux
Contoh Kasus 2

Tanya :
Tentukan E minimal untuk TUU dan TUS dari ruang kelas biasa.biasa Jarak antara dua dinding berhadapan 10 m.
m Bidang
lubang cahaya efektif hanya berada pada salah satu dinding berhadapan tersebut.

Jawab :
Berdasarkan tabel dengan fungsi ruangan kelas biasa, FLmin TUU adalah o,35 d dan FLmin TUS adalah 0,20 d, dimana
d=10m, maka

dan
.Tabel Kuat Penerangan

No. Jenis Ruangan Lux Contoh


20 Iluminasi minimum
Pencahayaan untuk daerah yang Parkir dan area sirkulasi di dalam
1.. 50
tidak
d k digunakan
d k terus menerus ruang
100 Kamar tidur hotel
200 M b dan
Membaca d menulis
li intensif
i t if
Pencahayaan untuk bekerja di Pencahayaan umum untuk kantor,
2. 350
dalam ruangan took, membaca, menulis
400 Ruang Gambar
750 Pembacaan untuk koreksi tulisan
h
Pencahayaan setempat untukk
3. 1000 Gambar yang sangat teliti
pekerjaan yang teliti
2000 Pekerjaan rinci dan presisi
Makin berat kerja
j visual maka makin tinggigg kebutuhan minimal kuat ppenerangan
g yyangg harus terukur di titik uukr
pada bidang kerja. Mata yang harus melakukan kerja vusuak dengan konsentrasi tinggi, membutuhkan kuat
penerangan lebih besar daripada kerja visual ringan, walaupun waktu pekerjaan yang dilakukan sama.

Bila kuat penrangan kurang dari besaran minimal yang dibutuhkan maka otot dan syaraf mata harus bekerja lebih
keras, sehingga pelaku akan merasakan lelah mata dan ketidaknyamanan visual.

Indeks Kesilauan adalah besaran yang menunjukkan batas maksimal silau yang masih dapat diterima mata dalam
melakukan kerja visual. Makin berat kerja visual maka makin rendah Indeks Kesilauan yang berlaku untuk pekerjaan
tersebut.

Kuat Penerangan Minimum yang Diperlukan

No. Aktivitas Kebutuhan Kuat Penerangan

1. Berjalan di kantor agar bisa membedakan barang-barang 20 lux

2. Memeriksa serta menghitung stok barang secara kasar dan 100 lux
merakit barang-barang
g g besar
3. Membaca, menulis, dan mengatur arsip di kantor 350 lux

4. Memeriksa daftar angka dan merakit barang-barang kecil 700 lux


Kebutuhan Penerangan

No. Kerja Visual Kuat Penerangan (Lux) Indeks Kesilauan


1. Penglihatan biasa 100 28
2. Kerja kasar dengan detail besar 200 25-28
3. Kerja
j umum dengan
g detail wajar
j 400 25
Kerja yang lumayan keras dengan detail kecil (studio gambar,
4. 600 19-22
menjahit)
Kerja keras, lama, detail kecil (perakitan barng halus, menjahit
5
5. 900 16 22
16-22
dengan tangan)
Kerja sangat keras, lama, detail sangat kecil (pemotongan batu
6. 1300-2000 13-16
mulia, titik halus, mengukur benda-benda sangat kecil)
Kerja luar biasa keras dengan detail sangat kecil (arloji dan
7. 2000-3000 10
pembuatan instrumen)
Nilai Indeks Kesilauan Maksimum Untuk Berbagai Tugas Visual dan Interior

Indeks
Jenis Tugas Visual/Interior dan Pengendalian
No. Kesilauan Contoh Tugas Visual dan Interior
Silau yang Dibutuhkan
Maksimum
Pembekalan
P b k l bahan
b h mentah, h pabrik
b ik produksi
d ki
Tugas visual kasar atau tugas yang tidak dilakukan
1. 28 beton, pabrikasi rangka baja, dan pekerjaan
secara terus menerus
pengelasan
Gudang,
g coldstores, bangunan
g turbin dan boiler,
2
2. Pengendalian silau diperlukan secara terbatas 25
teko mesin dan peralatan, dan plant rooms.
Koridor ruang tangga, penyiapan dan
pemaksakan makanan, kantin, kafetaria, ruang
3
3. Tugas visual dan interior normal 22 makan pemeriksaan dan pengujian (pekerjaan
makan,
kasar), ruang perakitan, dan pekerjaan logam
lembaran
Ruang kelas, perpustakaan (umum), ruang
kb
keberangkatan
k d ruang tunggu di bandara,
dan b d
4. Pengendalian silau sangat penting 19
pemeriksaan dan pengujian (pekerjaan sedang),
lobby, ruang kantor
Industri ppercetakan, ruangg ggambar,
Tugas visual sangat teliti maka pengendalian silau
5. 16 perkantoran, serta pemeriksaan dan pengujian
tingkat tinggi sangat diperlukan
(pekerjaan teliti)

Makin berat kerja visual maka makin tinggi kebutuhan minimal kuat penerangan yang harus
terukur di titik ukur pada bidang kerja

Makin berat kerja visual maka makin rendah indeks kesilauan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai