Anda di halaman 1dari 9

Nama : ELLA LISTIA ANGGRAINI

NIM : 856971504
1. Judul Artikel :Upaya meningkatkan hasil belajar Siswa dengan Menggunakan Media Kertas Lipat pada Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan di Kelas V SD N 1 Sri Gading
2. Rumusan Masalah : 1. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan pada siswa kelas V SD ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan media kertas lipat pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan ?
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan media kertas lipat pada materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan ?

3. MINIMAL 5 REFERENSI JURNAL LEBIH DARI 5 LEBIH BAGUS


Indikator Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5
Peningkatan Kemampuan Penggunaan Media Upaya Peningkatan Meningkatkan Hasil Peningkatan Hasil Belajar
Menjumlahkan Bilangan Kertas Lipat Pada Hasil Belajar Belajar Matematika Siswa Melalui
Pecahan Melalui Media Kertas Materi Pecahan Kelas V Matematika Materi Dengan Media Kertas Pendekatan
Lipat Pada Siswa Kelas V SD di MI Darussyifa Al- Mengenal Pecahan Lipat Menggunakan Model Matematika Realistik
JUDUL Artikel Inpres Wairotan Musri’ 1 Sederhana Melalui Inkuiri Terbimbing Pada Dalam Pembelajaran
Metode Demonstrasi Siswa Kelas V SDK Ruto Matematika
Menggunakan Media Pada Pokok Bahasan
Manipulatif Bilangan Pecahan

Journal on Education Proceedings UIN Workshop Penguatan Jurnal Pendidikan Jurnal Pelangi
Volume 05, No. 03, Maret- Sunang Gunung Djati Kompetensi Guru 2022 Indonesiap-ISSN : 2745- PendidikanVol. 1No. 1,
April 2023, pp. 6656-6663 E- Bandung SHEs: Conference 7141 e-ISSN :2746- hlm. 1 -13p-ISSN: 1412 -
Nama Journal
ISSN: 2654-5497, P-ISSN: Series 5 (5) (2022) 1920Vol. 4 No. 05 Mei 1557URL:http://jurnal.sti
2655-1365 Website: 1323– 1329 2023 kipcatursakti.ac
http://jonedu.org/index.php/joe
Fransiska Esty Astika Nau, Muhibudin Wijaya Abi Kusno Leonarda Wea Ahmad Jafar
Nama Penulis Maria Angelina Fransiska Laksana, Santika,
Artikel Mbari, Shella Nurhasanah
Marianus Yufrinalis
Tahun Terbit 2023 2024 2023 2023 2023
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan media pembelajaran kertas lipat. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK) yang dirancang untuk membantu guru (peneliti) menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran yang
terjadi di kelas. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara bersiklus, antara siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa setelah pemberian tindakan selama dua siklus nilai rata rata hasil tes peningkatan hasil belajar dengan menerapkan media
pembelajaran Kertas Lipat pada mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan. Siklus I menghasilkan perolehan nilai sebesar 65%
dengan kategori belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan yakni 91.3% dan memenuhi KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika dapat diterapkan lebih lanjut guna meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Matematika penjumlahan bilangan pecahan. Penggunaan media Kertas Lipat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres
Wairotang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas VB SD Inpres Wairotang, dalam mata pelajaran Matematika tentang
pecahan, guru menjelaskan cara menjumlahkan pecahan tanpa menggunakan media
Masalah yang dihadapi oleh guru kelas VB SD Inpres Wairotang adalah rendahnya nilai matematika pada materi bilangan pecahan,
Rangkuman berdasarkan hasil observasi sebesar 70% siswa belum tuntas, sedangkan 30% siswa sudah tuntas, ini terbukti dari soal yang diberikan
Artikel 1 oleh guru, dari 23 jumlah siswa, hanya 8 siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM, sedangkan 15
siswa lainnya belum mencapai KKM. Selain itu,guru kelas VBdi SD Inpres Wairotang tidak menggunakan media dalam pembelajaran
pecahan, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik, metode ceramah yang dominan membuat siswa kurang termotivasi untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik akan merasa bosan dan kurang berminat dalam proses pembelajaran.Dari permasalahan di
atas, maka permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar siswa pada materi pecahan perlu segera diatasi, jika tidak dicarikan solusinya,
dimungkinkan akan mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran matematika.
Itulah sebabnya, peneliti memilih permasalahan tersebut sebagai masalah yang harus di pecahkan. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi
pecahan terjadi karena beberapa faktor, yaitu guru tidak memanfaatkan media dalam pembelajaran, rendahnya minat siswa dalam
pembelajaran.Maka solusi yang memungkinkan untuk mengatasi masalah penggunaan media antara lain, menggunakan media kontekstual
media kertas lipat. Peneliti lebih memilih solusi menggunakan media kertas lipat yang dapat menciptakan kondisi belajar yang aktif dan
menyenangkan, siswa dapat belajar sambil bermain sehingga tidak menimbulkan kejenuhan yang akhirnya siswa akan mudah untuk
menguasai materi pecahan. Lagi pula, media yang digunakan bersumber dari segala sesuatu yang
dihasilkan dari kreativitas guru dan siswa itu sendiri (Hadi, et.al., 2022)
Salah satu materi yang diajarkan pada peserta didik kelas V adalah pecahan sederhana. Menurut (Sa'dijah, 1998) Bilangan pecahan
adalah bentuk bilangan yang bisa diungkapkan sebagai hasil dari perbandingan antara dua bilangan cacah a dan b ditulis dalam bentuk 𝑎/b
dengan syarat 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑏≠0.Pada materi pecahan ini seringkali peserta didik mengalami
kesulitan dalam memahami konsep. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: peserta didik kurang memahami konsep
Rangkuman pecahan, kurangnya metode pengajaran yang bervariasi, dan tidak diterapkannya media pembelajaran (Swaratifani & Budiharti, 2021).
Artikel 2 Sama seperti kendala yang ditemui dalam pembelajaran matematika di MI Darussyifa Al-Musri’ 1, peserta didik di sana juga
menghadapi kesulitan saat memahami konsep bilangan pecahan. Kesulitan ini terutama terjadi dalam operasi-operasi dasar seperti
penjumlahan, pengurangan perkalian, dan pembagian bilangan pecahan. Selain itu, sebagian peserta didik juga mengalami kendala verbal
dalam matematika, yang disebabkan oleh kurangnya ketelitian dan perasaan bahwa keterampilan verbal tidak terlalu penting dalam konteks
ini. Hal ini jelas terlihat saat peserta didik harus menyelesaikan soal-soal matematika yang melibatkan operasi-operasi dengan pecahan.
Dengan kata lain, mayoritas peserta didik di kelas V Darussyifa Al-Musri’ 1 masih memiliki kesulitan dalam memahami konsep-konsep
dasar untuk menghitung bilangan pecahan, yang merupakan dasar penting dalam mencapai hasil belajar matematika yang memadai.
Dengan menggunakan media belajar kertas lipat dalam pembelajaran, terdapat kelebihan yang akan didapatkan peserta didik diantaranya
seperti meningkatkan kreativitas peserta didik dalam belajar, peserta didik dapat lebih aktif dalam belajar, dapat melatih komunikasi peserta
didik dalam kerja kelompok, menimbulkan motivasi, dan menimbulkan keceriaan serta menarik perhatian peserta didik saat mempraktikkan
kertas lipat yang berwarna (Najiyyah & Faizah, 2019)
Berdasarkan pengalaman dalam mengajar secara konvensional, penulis dalam menyampaikan materi matematika khususnya pecahan sederhana,
mendapat hasil belajar siswa kurang memuaskan dan cenderung rendah. Setiap kali guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya hanya
sedikit yang berpartisipatif untuk menjawab. Jika guru menyuruh untuk maju ke depan hanya sebagian kecil yang mau maju yaitu siswa yang
mau bertanya saja yang lainnya tidak berani maju hanya menunjuk teman. Setelah diadakan ulangan harian dengan KKM 75, masih banyak
siswa yang belum mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dari hal tersebut berdasarkan pengamatan ditemukan bahwa dalam pembelajaran
matematika tentang mengenal pecahan sederhana peserta didik mengalami kesulitan. Apalagi materi mengenal pecahan ini adalah materi yang
baru pertama kali diberikan di kelas II. Yang sebelumnya belum pernah diajarkan di kelas I. Motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika
sangat rendah karena peserta didik cenderung mempunyai anggapan bahwa matematika merupakan muatan pelajaran yang sulit. Salah satu
Rangkuman karakteristik matematika adalah mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, sifat abstrak ini menyebabkan banyak peserta didik mengalami
Artikel 3 kesulitan dalam menghayati dan memahami konsep-konsep matematika. Seperti diketahui bahwa pada mata pelajaran matematika SD sebagian
besar siswa baik dari kelas rendah sampai kelas tinggi mengalami kesulitan belajar, khususnya kelas II tentang mengenal pecahan sederhana.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pokok bahasan diatas, para siswa banyak melakukan kesalahan secara konseptual karena hanya diperkenalkan
oleh guru dengan media gambar pada buku ajar dalam memahami konsep pecahan. Kurangnya penggunaan benda-benda yang konkrit untuk
lebih meningkatkan pemahaman anak sangat terbatas
Guru dituntut dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan memecahkan masalah siswa dalam proses pembelajaran matematika dalam pokok
bahasan mengenal pecahan. Dengan menggunakan benda konkrit dalam metode demontrasi membuat siswa mampu memahami konsep pecahan
dan tersimpan dalam memori jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang mengenal pecahan melalui
metode demontrasi dengan menggunakan media manipulatif benda-benda konkrit dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan, guru masih sering menggunakan pendekatan konvensional yang terasa rutin.Dalam kelas,
interaksi hanya terjadi dalam satu arah, sehingga suasana pembelajaran terasa kaku dan guru memiliki dominasi yang tinggi. Hasil pengamatan
terhadap proses pembelajaran di kelas V SDK Ruto menunjukkan bahwa meskipun pembelajaran berjalan dengan baik, interaksi dua
arah antara guru dan siswa belum terwujud, dan pembelajaran kurang memiliki makna yang dalam bagi siswa.Hal ini terlihat dari
kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menemukan fakta-fakta dan konsep secara mandiri.Langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum mencerminkan proses inkuiri dalam pembelajaran tersebut(Nurfatanah et al., 2018). Untuk
Rangkuman
mengatasi situasi tersebut, perlu diambil langkah-langkah agar proses pembelajaran matematika dapat mengadopsi pendekatan inkuiri
Artikel 4
yang memperdalam pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Selain itu, media yang digunakan dalam pembelajaran perlu lebih
dimanipulatif agar dapat mendukung proses pembelajaran matematika. Media yang saat ini dipakai masih abstrak dalam bentuknya,
dan hal ini mengakibatkan rendahnya minat siswa serta kurangnya keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran. Media yang cocok untuk
digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar adalah media yang bersifat konkret.
karenadapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, mengingat bahwa siswa SD masih berpikir secara konkret(Ginanjar,
2019).Berdasarkan data yang ada, dapat dilihat bahwa mayoritas siswa kelas V belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dalam mata pelajaran matematika. Terdapat 8 siswa atau 66% yang belum mencapai KKM, sedangkan hanya 4 siswa atau 34% yang
telah mencapainya. Jumlah total siswa kelas V adalah 12 siswa.Rendahnya tingkat pemahaman konsep siswa menyebabka rendahnya hasil
belajar siswa. Untuk itu perlu adanya tindakan atau usaha untuk meningkatkan pembelajaran matematika(Mulyasa, 2022).Untuk mengatasi
kondisi tersebut, penting bagi guru untuk menerapkanstrategi pembelajaran yang efektif, termasuk menggunakan model pembelajaran
yang memanfaatkan media pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika
yang lebih abstrak.Dalam hal ini, media yang digunakan dapat berupa bahan sederhana yang mudah diperoleh, seperti media kertas lipat.
Model inkuiri dengan pemanfaatan kertas lipat digunakan dalam tiga siklus pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan untuk
siswa kelas V diSDK Ruto. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan durasi masing-masing 2 x 60 menit. Langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan meliputi: (a) orientasi menggunakan media kertas, (b) merumuskan masalah, (c) menyusun hipotesis
dan mengumpulkan data menggunakan kertas lipat,(d) menguji hipotesis dengan penerapan kertas lipat, (e) merumuskan kesimpulan dan
berkomunikasi hasil. Terdapat lima langkah pembelajaran dalam model inkuiri, yaitu orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data dan menguji hipotesis, serta merumuskan kesimpulan.

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan tentang pembelajaran matematikamelalui pendekatan Matematika Realistik untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran pada setiap siklus terjadi perbedaan.
Pada siklus I direncanakan hanya diadakan kegiatan kerja kelompok pada pertemuan I saja, akan tetapi pada siklus II dan III diadakan
pada setiap pertamuan karena perencanaan didasarkanpada refleksi yang diadakan pada akhir siklusnya.
2. Penerapan pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika tentang pecahan menggunakan benda-benda konkret atau
nyata dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa aktif. Materi pembelajaran diberikan guru dalam bentuk masalah kontekstual
Rangkuman yang sering dihadapi atau dialami oleh siswa secara langsung, serta dilakukan dengan demonstrasi dan siswa mengikuti langsung perintah
Artikel 5 guru sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran tentang pecahan. Pemahaman siswa terhadap materi pecahan
membuat siswa berani tampil untuk mendeskripsikan hasil dari masalah kontekstual yang diberikan oleh guru baik kelompok maupun
individu di depan kelas untuk menyelesaikan masalah dengan cara sendiri guna meningkatkan hasil belajar.
3. Penerapan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika tentang pokok
bahasan pecahan di kelas V SD Negeri 3 SindangsariKecamatanCikoneng Kabupaten Ciamis. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai
yang diperoleh siswa dari hasil tes yang telah dilakukan dari siklus 1 sampai siklus III.
Ini terbukti bahwa Pendekatan matematika realistik efektik digunakan pada pembelajaran konsep pecahan di kelas V SD Negeri 3
Sindang sari Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis.
4. MINIMAL 5 REFERENSI DARI 5 BUKU LEBIH DARI 5 LEBIH BAGUS
Indikator Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5
Pengaruh Penggunaan Media Kertas Lipat Penggunaan Media Kertas Pengaruh Penggunaan Media Inovatif Dalam
Alat Peraga Kertas Sebagai Upaya Lipat Untuk Meningkatkan Media Kertas Lipat Meningkatkan
Lipat Pada Materi Meningkatkan Hasil Pemahaman Konsep Terhadap Hasil Belajar Pembelajaran Matematika
Pecahan Biasa Belajar Matematika Penjumlahan Dan Siswa Mata Pelajaran Materi Pecahan Sekolah
Terhadap Pemahaman Materi Pecahan Pengurangan Bilangan Matematika Sub materi Dasar Era Merdeka
Konsep Matematika Sederhana Pada Kelas Iv Pecahan Penelitian Pecahan Sederhana Di Belajar
Judul Buku Siswa Kelas Iv SD N Di Mi Murni Sunan Tindakan Kelas Akan Sd Nahdlatul ulama 2
02 Kuranji Drajat Lamongan Dilaksanakan Terhadap Kota Pagar alam
Siswa Kelas V Di SDN 1 Provinsi Sumatra
Cibodas, Kecamatan Selatan
Lembang, Kabupaten
Bandung Barat

Ummat Repository At-Thullab: Jurnal Universitas Pendidikan repository.iain Jurnal pendidikan :seroja
Pendidikan Guru Indonesia, repository.upi. bengkulu Http://jurnal.anfa.co.id
Madrasah Ibtidaiyah edu | perpustakaan.upi.edu ISSN : 2961-9408
Nama Penerbit Volume 3 Nomor 2
Tahun 2019
P-ISSN: 2579-625 e-
ISSN: 2621-895X
Lilis Umiyati Nailun Najiyyah, Ratna Andriyani Eki Ari Juniah Een Unaenah,Beta
Nama Penulis Buku Silviana Nur Faizah Berliana, Saffana Rizka
Salshabia
Kota Terbit Nusa Tenggara Barat - Bandung Bengkulu
Alat peraga kertas lipat adalah alat peraga pembelajaran matematika yang digunakan untuk menjelaskan konsep pecahan biasa. Keunggulan
dengan menggunakan alat peraga kertas lipat adalah siswa akan tertanam konsep yang konkret dalam memahami konsep pecahan biasa
dan dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam belajar, sekaligus dapat meningkatkan pemahamn siswa terhadap materi matematika.
Rangkuman Buku 1 Pemahaman konsep siswa dengan memakai alat peraga kertas lipat dikatakan berpengaruh atau memiliki dampak positif, jika pemahaman
konsep siswa lebih tinggi dari sebelum menggunakan alat peraga ketas lipat, maka hipotesis (HI) di terima, Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa aksesoris origami berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep siswa.

Bilangan pecahan adalah bilangan yang merupakan hasil bagi antara bilangan bulatdan bilangan asli, yang dimana bilangan yang dibagi
Rangkuman Buku 2
nilainya lebih kecil dari bilangan penyebutnya atau bilangan pembaginya. Untuk lebih memudahkan kita dalam mengartikanya adalah
bilangan yang terdiri dari 2 angka, yaitu angka pembilang dan angka pembagi (penyebut). Bilangan pecahan berbentuk a/b dengan b=/ 0,
disebutkan bahwa a= pembilang dan b= penyebut. Namun kenyataannya, sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam
memahami konsepnya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kemampuan penguasaan konsep yang kurang maksimal,
metode mengajar yang kurang bervariasi dan juga media yang tidak diterapkan. Seperti halnya kendala pembelajaran matematika di MI
Ma’arif Nu Sunan Drajat Lamongan yaitu siswa mengalami kesulitan pada pokok bilangan pecahan yaitu kesulitan prinsip dalam
mengoperasikan bilangan pecahan seperti penjumlahan, perkalian dan pembagian serta mengalami kesulitan verbal yang disebabkan karena
kurang teliti dan merasa tidak perlu. Hal ini dapat dilihat ketika mengerjakan soal-soal matematika yang menyangkut dengan operasi
pecahan. Jika dalam sebuah pembelajaran hanya menerapkan konsep dengan tulisan ataupun kata-kata maka pembelajaran tersebut tidak
akan bermakna bagi siswa. Jadi setiap pembelajaran membutuhkan media agar pembelajaran itu bermakna dan mengena
pada diri siswa. Hal itu sejalan dengan karakteristik anak sekolah dasar yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung (Syaodih, 2006).
Satu diatara beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk menciptakan suasana bermakana pada pembelajaran matematika materi
pecahan adalah dengan menggunakan media kertas lipat. Kertas lipat adalah suatu media visual dalam pembelajaran matematika, yang
merupakan inovasi baru sebagai media pembelajran matematika. Kertas lipat merupakan media pembelajaran aktif yang mangajak peserta
didik untuk belajar aktif dalam memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam kehidupan nyata
(zaini, dkk, 2008).Adapun kelebihan dari media Kertas Lipat adalah dapat meningkatkan kreatifitasdalam membuat alat ini, siswa menjadi
lebih aktif dalam memperoleh pembelajaran yang bermakna dari media Kertas Lipat, dapat melatih komunikasi siswa dalam
kelompok, menimbulkan motivasi, dan menimbulkan keceriaan serta menarik perhatian siswa saat mempraktikkan kertas lipat yang
berwarna.
Berdasarkan uraian diatas Media Kertas Lipat menjadi alternatif dalam mengatasi kendala yang dihapai siswa dalam menyelesaikan
pembelajaran matematika pada materi Pecahan Sederhana di Mi Ma’arif Nu Sunan Drajat Lamongan kelas IV. Sehingga diharapkan selain
mampu menjadi media pembelajaran matematika yang menyenangkan.
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruan program pembelajaran yang sulit
dijelaskan secara verbal. Materi pembelajaran akan terasa lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan media, fungsi
media dalam pembelajaran adalah sebagai penjelas pesan
(Musfiqon, 2012). Media mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan)antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Media juga merupakan segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Peran media
dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim yang mentransfespesan dari pengirim kepada penerima informasi (Latuheru, 1988).
media pembelajaran merupakan sarana/alat pembelajaran yang memiliki dua pengertian pertama, media sebagai sarana/alat yang dapat
dijadikan guru untuk mempermudah/memperjelas penyampaian pesan kepada siswa. Kedua, media sebagai alat penyampai pesan kepada
siswa, jadi media dalam artian kedua ini media dapat digunakan siswa secara mandiri untuk mendapatkan pesan meskipun tanpa bantuan
guru(Faizah, 2019).Dari beberapa pengertian tersebut, media pembelajaran adalah setiap alat baik perangkat keras maupun perangkat lunak
yang digunakan sebagai perantara komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk menigkatkan
efektifitas jenis kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.Sedangkan Kertas Lipat berasal dari Bahasa Jepang
yaitu origami yang bermakna ‘ori’ berarti lipat dan ‘gami’ berarti kertas. Jadi, origami bermakna melipat kertas. Seni melipat ini pertama
kali diperkenalkan di abad pertama zaman Tiongkok kuno tahun 105 Masehi oleh Ts’ai Lun. Kemudian, mulai berkembang dengan pesat
diJepang dan menjadi kebudayaan. Bahkan, setiap aspek kehidupan orang Jepang selalu mengaitkan origami. Kini, seni origami sudah
sangat populer di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, siswa sudah akrab dengan origami sejak usia play group. Bagi mereka, ber-origami
adalah bermain dengan kertas. Origami memiliki peran penting sebagai media komunikasi yang menyenangkan antara guru, siswa, juga
orangtua. Jika dilatih secara konsisten dan diaplikasikan dengan metode yang tepat, maka bisa meningkatkan daya konsentrasi siswa.
Pembelajaran matematika sering dijumpai dalam kehidupan seharihari seperti pecahan. Di tingkat SD, seorang Guru dalam proses belajar
mengajarnya harus memperhatikan tingkat perkembangan berpikir anak, sehingga pengajar mampu menentukkan metode maupun media
pembelajaran yang sesuai untuk anak didiknya. Sesuai dengan teori Piaget tentang perkembangan mental anak. Anak usia SD pada
umumnya berada pada tahap berpikir operasional konkret usia 7-12 tahun. Piaget berpendapat bahwa siswa yang berada pada tahap
berpikirnya masih ada pada tahap operasional konkret yaitu tahapan umur pada anak SD tidak akan dapat memahami operasi logis dalam
konsep matematika tanpa dibantu oleh benda-benda konkret. Kenyataan yang terjadi pada kelas V di SDN 1 Cibodas Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat, pada pembelajaran pecahan mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan, secara umum siswa kurang
paham mengenai bagaimana cara mengerjakan operasi hitung pecahan. Terutama pada penjumlahan dan pengurangan pecahan yang
berpenyebut tidak sama. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor berikut ini : 1. Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru. 2. Siswa belum dapat menjawab soal dengan benar pada operasi bilangan pecahan dengan tepat. Hal
tersebut dapat terlihat dari hasil evaluasi siswa, terutama dalam operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan penyebut
yang berbeda. Disini, siswa masih salah dalam menentukan KPK dari kedua bilangan pecahan berpenyebut berbeda. 3. Siswa belum dapat
memahami konsep bilangan pecahan. Hal ini dapat terlihat pada siswa ketika diberikan soal, dimana siswa tidak menyamakan penyebutnya
terlebih dahulu, dan siswa langsung melakukan operasi pada bilangan pecahan tersebut. 4. Proses pembelajaran di kelas tidak didukung
Rangkuman Buku 3 dengan media pembelajaran yang dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan. Hal ini mengakibatkan lebih dari 51% hasil belajar siswa di bawah KKM yang ditentukan di SDN 1 Cibodas, yaitu 67. Salah satu
cara untuk menanamkan konsep operasi hitung bilangan pecahan adalah dengan menggunakan media yang memungkinkan siswa terlibat
aktif pada materi operasi hitung pecahan. Peneliti menggunakan media pembelajaran kertas lipat. Penggunaan kertas lipat menekankan
kepada keaktifan siswa dalam memanilpulasi benda konkret, sehingga siswa terlibat dalam proses belajar yang menyenangkan. Penulis
mengambil media pembelajaran kertas lipat, karena media kertas lipat ini memungkinkan siswa terlibat aktif dan dapat menanggulangi
berbagai macam masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran dan masalah-masalah yang menyebabkan siswa kurang paham mengenai
operasi hitung pecahan. Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, penerapan media pembelajaran kertas lipat pada operasi hitung pecahan
sangat diperlukan. peneliti menduga bahwa kemampuan pemahaman siswa akan meningkat melalui penggunaan media pembelajaran kertas
lipat. Dan berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Kertas Lipat Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Pecahan (Penelitian Kelas akan dilaksanakan di Kelas V
Semester 2 SDN 1 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)”. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka diperoleh
kesimpulan umum yaitu dengan menerapkan media kertas lipat telah mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab I, mendapatkan hasil yaitu : 1) Perencanaan Perencanaan pembelajaran
pada siklus I mengalami peningkatan kepada siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari kesiapan guru sebelum mengajar
Matematika merupakan bagian dari perkembangan zaman yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kehidupan manusia, mulai dari hal yang sederhana dan konkrit seperti perhitungan yang
mendasar dalam kehidupan sehari-hari sampai bersifat abstrak dan kompleks yang dimanfaatkan dalam pemecahan masalah, atau bahkan
Rangkuman Buku 4
untuk perkembangan bidang teknik dan sebagainya.Pada pembelajaran matematika guru masih menggunakan metode tradisional, dan
tidak menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa, guru menjelaskan kemudian siswa mendengarkan, mencatat lalu
diberikan tugas.Siswa berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang su lit. Pemahaman siswa pada pembelajaran matematika
masih terbilang rendah. Hal tersebut terbukti dari pendapat siswa yang menyatakan ketika sampai di rumah ia lupa materi yang telah
diajarkan oleh guru di sekolah.12 Dari permasalahan di atas menyebabkan masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu 65.
Marti berpendapat bahwa konsep-konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila bersifat konkret.Untuk memudahkan hal
tersebut maka diperlukan alat peraga berupa media yang dapat menanamkan pemahaman konsep dasar pada siswa sebagai acuan dalam
memahami konsep selanjutnya. Media yang di gunakan yaitu media kertas lipat. Penggunaan media kertas lipat ini digunakan untuk
membantu siswa memahami materi dengan cara menemukan langsung bentuk-bentuk pecahan dari hasil lipatan kertas. Siswa secara
mandiri dapat menemukan dan membuat ilustrasi mengenai bilangan pecahan dari lipatan-lipaan kertas tersebut. Penggunaan media
kertas lipat dirasa tepat karna memiliki kelebihan, diantaranya mudah didapatkan dan siswa akan mudah menggunakanya. Selain itu
penggunaan media ini telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa. Terbukti dari penelitian Rohani dalam penelitianya
menyatakan bahwa “Hasil belajar siswa menggunakan media kertas lipat pada materi mengenal pecahan sederhana meningkat yang dapat
ditunjukan dengan peningkatan jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 9 orang siswa (64%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas
sebanyak 5 orang (36%). Pada siklus II, jumlah siswa yang dinyatakan tuntas mengalami peningkatan yaitu sebanyak 12 orang siswa
dengan persentase sebesar 86% dan 2 orang siswa yang dinyatakan belum tuntas dengan persentase 14%”
Media pembelajaran adalah media yang sudah tersusuun dan terencana guna menyampaikan segala materi kepada peserta didik, untuk
dapat dengan mudah diserap dan dicerna sehingga merangsang kemauan belajar peserta didik dan dapat membantu terjadinya belajar
mengajar dengan mudah. Pembelajaran Inovatif sendiri ialah pemblajaran yang membukakan kesempatan untuk murid atau pesrta
didik agar bisa membangun sebuah pengetahuan dengan mandiri yang juga mendapatkan bantuan secara rangsangan oleh para temannya,
dan dapat berusaha memecahkan masalah didalam kelasnya berdasarkan situasi kelas. Secara langsung media inovatif ini juga bisa
digunakan untuk membantu para pendidik dalam proses belajar pelajarn matematika untuk materi pecahan yang meman dalam ranah
Sekolah dasar materi ini menjadi sangat sulit jika tidak adanya sebuah media. Maka dari itu, adanya media ini adalah unutk menyampaikan
sebuah pesan bahwannya sebuah komunikasi belajar tidak akan berhasil tanda adanya sebuah media. Pada kegunaan media pembelajaran
ini mengikuti teori pembelajarn yang digunakan oleh Mayyer, yang dimana telah diamati sebuah bentuk teknologi dan juga sundayana
Rangkuman Artikel 5 (2016:7). Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam membantu proses belajar Matematika materi pecahan yaitu media kertas lipat.
Media kertas lipas sendiri dikemukakan oleh Najjiyyah & Faiza (2019) yang mana media ini adalah tidak lain berasal dari Negara Jepang,
dengan bentuk kertas yang dinamakan dengan kertas origami atau jika diterjemahkan menjadi kertas lipat. Origami sendiri sudah banyak
dikenal mulai dari yahun 105 M pada zaman Tiongkok dan mulai menyebar uas hingga ke Indonesia. Seni origami juga memiliki kelebihan,
Adapun kelebihannya ialah
1. Dapat dengan mudah merangsang kinerja otak anak
2. Peserta didik dapat lebih aktif dan kreatifdalam pembelajaran
3. Dapat meningkatkan kemampuan anak secara berfikir
4. Memupuk sebuah kerjasa antar teman sehingga terbentuk sikap positif berupa rasa tanggung jawab, dan komunikasi yang
baik.(Yuniarsih:2006)
1. KERANGKA PENULISAN
JUDUL :Upaya meningkatkan hasil belajar Siswa dengan Menggunakan Media Kertas Lipat pada Mata Pelajaran Matematika
Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan di Kelas V SD N 1 Sri Gading

RUMUSAN MASALAH :1. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan pada
siswa kelas V SD ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan media kertas lipat pada materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan ?
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan media kertas lipat pada materi penjumlahan
dan pengurangan pecahan ?
METODE : Kuantitatif
1. TEMPAT DAN LOKASI : Ruang kelas V A, Uptd SD N 1 Sri Gading
2. WAKTU PENELITIAN : Semester 2, Tahun Ajaran 2023-2024
3. JENIS PENELITIAN : Penelitian Kuantitatif
4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA : Tes pilihan ganda
5. TEKNIK ANALISIS DATA : Analisis Data Kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai