Anda di halaman 1dari 5

Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’

YOHANES 20:24-29

Ay 24: “Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-
sama mereka, ketika Yesus datang ke situ”.

1) Mungkin kesedihan karena kematian Yesus menyebabkan Tomas menyendiri. Hal ini sebetulnya
tidak salah. Salahnya adalah bahwa ia melakukan hal itu secara kelewat batas, sehingga ia sama
sekali tidak bersekutu dengan saudara-saudara seimannya.

2) Membolosnya Tomas dari persekutuan dengan saudara-saudara seimannya ini menyebabkan


Tomas tidak menerima berkat dan sukacita yang diterima oleh murid-murid lain, karena
penampakan Yesus yang terjadi pada saat itu!

karena absennya ia tidak mendapatkan kepuasan dari melihat Tuannya bangkit, dan tidak ikut
ambil bagian dengan murid-murid dalam sukacita mereka pada peristiwa itu.

Penerapan:

Kita tidak akan pernah tahu berapa banyak sukacita dan berkat Tuhan yang gagal kita terima
karena saudara membolos dari Kebaktian maupun Persekutuan-persekutuan yang ada! Karena
itu jangan membolos!

3) Ada penafsir yang bahkan beranggapan bahwa dengan absennya, Tomas bukan saja tidak
menerima hal yang baik, tetapi ia mendapatkan hal yang buruk. Yaitu hatinya menjadi keras dan
gelap melalui tipu daya si iblis.

Kalau pada akhirnya ia toh menerima berkat dan sukacita yang sama, itu terjadi hanya karena
kasih karunia Kristus. Tetapi ingat, bahwa tidak selalu hal itu terjadi. Seringkali, berkat / sukacita
yang gagal kita dapatkan karena absennya kita dalam kebaktian / persekutuan-persekutuan tidak
akan kita dapatkan selama-lamanya.

Ay 25: “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas
berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan
jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak
akan percaya.’”.

1) Mengapa orang sukar percaya pada kebangkitan?

a) Karena setan bekerja.

Setan selalu bekerja pada saat manusia mendengar suatu kebenaran rohani.

Ada suatu fakta yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu bahwa pada waktu seseorang
mendengar sesuatu dari surat kabar, majalah, TV, bahkan iklan dan gossip, ia dengan mudah
percaya, tanpa meminta bukti. Tetapi kalau seseorang mendengar firman Tuhan, maka
seringkali ia tidak mau percaya sebelum ada buktinya! Mengapa? Jelas karena dalam kasus
pertama, ia mendengar sesuatu yang bersifat jasmani / duniawi, sehingga setan tidak merasa
perlu untuk bekerja. Tetapi dalam kasus kedua, ia mendengar suatu kebenaran rohani
sehingga setan merasa perlu untuk bekerja supaya orang itu tidak percaya!

Percaya pada kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang penting, karena kalau orang
menganggap bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian, maka ia pasti akan hidup
semaunya sendiri.

Bdk. 1Kor 15:32b - “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum,
sebab besok kita mati’”.

Kepercayaan pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati, lebih-lebih merupakan sesuatu
yang sangat vital untuk keselamatan kita. Ini terlihat dari Ro 10:9-10 yang berbunyi: “Sebab

jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut
orang mengaku dan diselamatkan”.

Itu sebabnya dalam pemberitaan Injil, selain menekankan kematian Kristus untuk dosa-dosa
kita, Paulus juga menekankan kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Ini terlihat dari
1Kor 15:3-4 yang berbunyi: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu
apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai
dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang
ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.

Karena itu jelaslah bahwa pada waktu seseorang mendengar Firman Tuhan, baik tentang
kebangkitan orang mati maupun tentang kebangkitan Kristus, setan pasti akan bekerja mati-
matian untuk membuat orang itu tidak percaya.

Mengapa orang sukar percaya pada kebangkitan?

b) Hal itu dianggap tidak rasionil / tidak masuk akal.

Ini biasanya merupakan anggapan dari orang-orang yang membanggakan rasionya /


kepandaiannya. Tetapi, kalau mereka sampai pada kesimpulan seperti itu, saya berpendapat
bahwa itu menunjukkan kalau sebetulnya mereka justru kurang tajam / kurang teliti dalam
menganalisa. Mengapa?

1. Jelas sekali bahwa dalam menganalisa persoalan kebangkitan, mereka tidak


memperhitungkan kuasa Allah yang tidak terbatas!

Kalau mereka memperhitungkan kemahakuasaan Allah, maka jelaslah bahwa mereka


tidak akan menyimpulkan bahwa kebangkitan adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Bandingkan dengan Kis 26:8 dimana Rasul Paulus berkata: “Mengapa kamu menganggap
mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?”. Juga bandingkan dengan Luk 1:37
- “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”.

2. Sebetulnya kelahiran seseorang ke dalam dunia, adalah suatu peristiwa yang lebih ajaib,
dan lebih ‘tidak masuk akal’, dibandingkan dengan peristiwa kebangkitan. Bagaimana bisa
begitu? Perhatikan kata-kata Blaise Pascal di bawah ini:

“What reason have atheists for saying that we cannot rise again? Which is the more difficult, to
be born, or to rise again? That what has never been, should be, or that what has been, should be
again? Is it more difficult to come into being than to return to it?“ (= Apa alasan orang-orang
atheis untuk mengatakan bahwa kita tidak dapat bangkit kembali? Yang mana yang lebih
sukar, dilahirkan atau bangkit kembali? Sesuatu yang tidak pernah ada, menjadi ada, atau
sesuatu yang sudah ada, menjadi ada lagi? Apakah lebih sukar untuk menjadi ada dari pada
untuk kembali ada?) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 566.

Keterangan: Saya kira kalimat terakhir (yang digarisbawahi) susunannya terbalik! Tetapi,
bagaimanapun juga maksud dari orang itu jelas sekali. Kelahiran adalah suatu peristiwa
dimana seseorang yang tadinya tidak ada, lalu menjadi ada. Ini jelas lebih ajaib / lebih
tidak mungkin / lebih sukar dari peristiwa kebangkitan, dimana seseorang yang tadinya
sudah ada, lalu menjadi ada lagi! Tetapi anehnya, semua orang percaya pada kelahiran,
tetapi tidak percaya pada kebangkitan!

c) Ketidakpercayaan pada Firman Tuhan, dan tidak adanya pekerjaan Roh Kudus dalam
diri mereka.

Orang yang betul-betul percaya pada Firman Tuhan, pasti tidak akan sukar untuk
mempercayai kebangkitan. Tetapi manusia, yang condong kepada dosa, tidak mungkin bisa
percaya pada Firman Tuhan maupun kebangkitan kalau Roh Kudus tidak bekerja dalam
dirinya dan memberikan iman kepadanya.

2) Mengapa Tomas tak percaya kebangkitan Yesus?

Selain ketiga alasan di atas, ada juga alasan-alasan lain:

a) Karena Tomas tidak hadir bersama murid-murid yang lain, ketika Yesus menampakkan diri
kepada mereka (ay 24 bdk. ay 19-23).

b) Tomas adalah seorang skeptis (seorang yang selalu ragu-ragu dan tidak gampang percaya),
dan juga secara alamiah adalah seorang pesimis (selalu meninjau masa depan secara
negatif).

Ini terlihat dalam Yoh 11:16, dan terlihat lagi di sini!

1. Murid-murid yang lain, yang jumlahnya adalah 10 orang, bercerita kepada Tomas bahwa
mereka telah melihat Yesus (ay 25a).
Perhatikan, Murid-murid Kristus harus berusaha untuk saling membangun dalam iman
mereka yang paling kudus, baik dengan mengulangi apa yang telah mereka dengar kepada
mereka yang absen, supaya mereka bisa mendengar dari tangan kedua, dan juga dengan
menyampaikan apa yang mereka alami. Mereka yang oleh iman telah melihat Tuhan, dan
mengecap bahwa Ia itu murah hati, harus memberi tahu yang lain apa yang telah Allah
lakukan untuk jiwa mereka).

2. Tetapi Tomas tetap tidak percaya (ay 25b).

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari kata-kata Tomas dalam ay 25b itu:

a. Ada sesuatu yang bagus dalam sikap / kata-kata Tomas ini, yaitu bahwa ia jujur / tidak
munafik tentang ketidak-percayaannya. Ia tidak berpura-pura untuk percaya, sekalipun
10 murid yang lain percaya bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati.

Penerapan: Apakah saudara sering pura-pura percaya padahal saudara ragu-


ragu, atau bahkan tidak percaya? Kemunafikan saudara akan menyebabkan
tidak adanya orang menolong saudara dalam hal itu, tetapi sebaliknya,
keterusterangan saudara akan memudahkan saudara-saudara seiman
saudara untuk menolong saudara!

Jaman sekarang juga banyak orang seperti Tomas.

3. Yesus menampakkan diri lagi (ay 26-27).

26. Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu
dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci,
Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai
sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di
sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

a. Tomas tidak dikucilkan oleh para murid.

Para murid yang lain ingin menolong Tomas yang sedang jatuh.

Bandingkan dengan kata-kata Yesus kepada Petrus dalam Luk 22:32 - “tetapi Aku
telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau
sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.’”.

b. Sikap Yesus terhadap orang yang jatuh.

“ Damai sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata kepada


Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan
cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah."

Yesus tidak menegur dengan keras, tetapi dengan lemah lembut. Ini adalah
sesuatu yang harus kita tiru dalam menghadapi orang yang jatuh! Mengapa?
Karena tujuan kita adalah untuk mengangkat orang itu dari kejatuhan, dan bukan
untuk menghancurkannya.
Apa yang Yesus lakukan terhadap Tomas ini menunjukkan bahwa Yesus
memang menggenapi Yes 42:3 - “Buluh yang patah terkulai tidak akan
diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya,
tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum”.

Gal 6:1 - “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu


pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar
dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan
kena pencobaan”.

Ay 28: “Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’”.

1) Tomas percaya.
2) Menyebut Yesus ‘Tuhanku dan Allahku’ (ay 28).
Pengakuan Tomas ini adalah pengakuan pertama tentang Yesus sebagai Allah,
dan pengakuan yang luar biasa ini melampaui / lebih baik dari reaksi semua
murid lain yang percaya kebangkitan Kristus sebelum Tomas.

Pengakuan / iman Tomas ini seharusnya menyebabkan semua orang yang tak
percaya kepada kebangkitan Yesus, menjadi percaya.

Penerapan:

Apakah saudara mengakui Yesus sama seperti ini?

Ay 29b: ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’.

AMIN

Anda mungkin juga menyukai