Makalah Hukum Bisnis Kelompok 6 - Hukum Dagang
Makalah Hukum Bisnis Kelompok 6 - Hukum Dagang
Dosen Pengampu:
MARDIATON, S.HI., M.Si
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
FINA AULIA (210420071)
CUT RAZITA NAFISA (210420075)
PUJA RAHMAWATI (210420078)
i
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kita panjatkan atas karunia Allah. Yang telah
memberikan nikmat keindahan dan inayah kepada kita semua khususnya pada
kelompok kami ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Hukum
Dagang yang mampu kami selesaikan meskipun masih jauh dari mendekati dari
kata yang sempurna. Shalawat dan salam tidak lupa pula kita panjatkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.
Makalah ini kami susun, selain sebagai tugas kelompok juga agar bisa
berguna bagi yang membacanya. Khususnya mereka yang belum terlalu
mengetahui tentang hukum-hukum dagang dalam Hukum Bisnis. Pada kesempatan
kali ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas kepada
kami, dan juga kami ucapkan terima kasih yang kepada teman-teman yang selalu
mendukung kami.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ruang lingkup dari Hukum Perusahaan ada pada lapangan Hukum Perdata
(khususnya Hukum Dagang) dan sebagian ada pada Hukum Administrasi Negara
yang tercermin pada peraturan Perundang-undangan di luar KUHPerdata dan
KUHDagang. Namun apabila dilihat dari obyek usaha dan tata perniagaannya,
termasuk di dalam lapangan Hukum Perdata khususnya di bidang hukum harta
kekayaan yang mana di dalamnya terletak hukum dagang. Sedangkan apabila
dilihat dari kegiatan usahanya yang bergerak dalam kegiatan ekonomi pada
umumnya, maka hukum perusahaan ini termasuk pula dalam cakupan hukum
ekonomi.
1
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas
pada makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari hukum dagang?
2. Bagaimana hubungan hukum perdata dengan hukum dagang?
3. Bagaimana berlakunya hukum dagang?
4. Bagaimana hubungan perusahaan dan pembantunya?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka salah satu tujuan dari makalah
ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari hukuum dagang.
2. Untuk mengetahui hubungan hukum perdata dengan hukum dagang
3. Untuk mengetahui berlakunya hukum dagang
4. Untuk mengetahui hubungan perusahaan dan pembantunya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum dagang sejatinya adalah hukum perikatan yang timbul dari lapangan
perusahaan. Istilah perdagangan memiliki akar kata dagang. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) istilah dagang diartikan sebagai pekerjaan yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan.
Istilah dagang dipadankan dengan jual beli atau niaga.
Ada istilah lain yang perlu untuk disejajarkan dalam pemahaman awal
mengenai hukum dagang, yaitu pengertian perusahaan dan pengertian perniagaan.
Pengertian perniagaan dapat ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD), sementara istilah perusahaan tidak ditemukan. Pengertian
perbuatan perniagaan diatur dalam Pasal 2-5 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang. Dalam pasal-pasal tersebut, perbuatan perniagaan diartikan sebagai
perbuatan membeli barang untuk dijual lagi dan beberapa perbuatan lain yang
dimasukkan dalam golongan perbuatan perniagaan tersebut. Sebagai kesimpulan
dapat dinyatakan bahwa pengertian perbuatan, perniagaan terbatas pada ketentuan
sebagaimana termaktub dalam Pasal 2 - 5 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
sementara pengertian perusahaan tidak ditemukan dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang.
3
yaitu melalui Undang-Undang 2 Juli 1934 (Stb. Nomor 347 Tahun 1934) yang
mulai berlaku 1 Januari 1935, yang menentukan bahwa seluruh Title 1 Buku I
W.v.K yang memuat Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 tentang pedagang dan
Perbuatan Perdagangan dihapuskan dan diganti dengan kata-kata “Perusahaan” dan
“Perbuatan Perusahaan”.
4
Berdasarkan Kamus Istilah Hukum Belanda Indonesia menjelaskan bahwa
Hukum Dagang (Handelsrecht) merupakan keseluruhan dari aturan hukum
mengenai perusahaan dalam lalu lintas perdagangan, sejauh mana diatur dalam
KUHD dan beberapa undang-undang tambahan.
5
Hubungan antara hukum dagang dan hukum perdata tercantum dalam pasal
1 KUHD. “Pasal 1 KUH Dagang, disebutkan bahwa KUH Perdata seberapa jauh
dari padanya kitab ini tidak khusus diadakan penyimpangan-penyimpangan berlaku
juga terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam kitab ini.” Juga disebutkan dalam
pasal 15 KUHD, “Pasal 15 KUH Dagang, disebutkan bahwa segala persoalan
tersebut dalam bab ini dikuasai oleh persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan
oleh kitab ini dan oleh hukum perdata.”
a. Van Kan beranggapan, bahwa Hukum Dagang adalah suatu tambahan Hukum
Perdata yaitu suatu tambahan yang mengatur hal-hal yang khusus. KUHS
menurut Hukum Perdata dalam arti sempit, sedangkan KUHD memuat
penambahan yang mengatur hal-hal khusus hukum perdata dalam arti sempit
itu.
6
b. Van Apeldoorn menganggap Hukum Dagang suatu bagian istimewa dari
lapangan Hukum Perikatan yang tidak dapat ditetapkan dalam Kitab III KUHS.
c. Sukardono menyatakan, bahwa pasal I KUHD “memelihara kesatuan antara
Hukum Perdata Umum dengan Hukum Dagang sekedar KUHD itu tidak khusus
menyimpang dari KUHS.”
d. Tirtaamijaya menyatakan, bahwa Hukum Dagang adalah suatu Hukum sipil
yang istimewa.
7
4. Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha
yang bersifat tetap dan terus menerus, didirikan dan bekerja, serta
berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia untuk tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau laba.
1. Terang-terangan
2. Teratur bertindak ke luar
3. Bertujuan untuk memperoleh keuntungan materi
8
Seperti diketahui bahwa perusaaan didirikan oleh pengusaha. Seorang
pengusaha tidaklah mungkin bisa menjalankan perusahaannya sendiri. Pengusaha
membutuhkan pembantu pembantu yang bisa mendukung usahanya.
a. Pemegang prokurasi
Pemegang prokurasi adalah pemegang kuasa dari pengusaha untuk mengelola
satu bagian besar/bidang tertentu dari perusahaan. Misalnya produksi,
pemasaran, administrasi, keuapgan, sumber daya manusia, perbekalan, dan
perlengkapan.
b. Pengurus filial
Pengurus filial adalah pemegang kuasa yang mewakili pengusaha menjalankan
perusahaan dengan mengelola satu cabang perusahaan yang meliputi daerah
tertentu.
c. Pelayan toko
Pelayan toko adalah setiap orang yang memberikan pelayanan membantu
pengusaha di toko dalam menjalankan perusahaannya. Termasuk pelayan toko
yaitu penjual barang, pengepak barang, penyerah barang, pemegang buku, dan
penerima pembayaran (kasir). Pelayan toko berfungsi mewakili pengusaha
memberikan pelayanan di toko.
9
d. Pekerja keliling
Pekerja keliling adalah pembantu pengusaha yang bekerja keliling di luar
toko/kantor untuk memajukan perusahaan, dengan mempromosikan barang
dagangan atau membuat perjanjian antara pengusaha dan pihak ketiga. Contoh:
penjaja dari rumah ke rumah.
10
terikat karena perburuhan, melainkan perjanjian untuk melakukan
pekerjaan.
b. Makelar (Broker)
Menurut Pasal 62 KURD, makelar adalah: Seorang pedagang
perantara yang diangkat oleh gubernur jenderal (sekarang presiden) atau
pembesar yang oleh gubernur jenderal dinyatakan berwenang untuk itu.
Saat ini profesi makelar (broker) harus mendapat izin dari Menteri Hukum
dan HAM. Seorang makelar dapat diangkat oleh pembesar lain daripada
Gubernur jenderal yang menurut L.N. 1986/479 adalah kepala
pemerintahan daerah.
Sebelum menjalankan tugasnya, makelar harus bersumpah di muka
Ketua Pengadilan Negeri, bahwa dia akan menjalankan kewajibannya
dengan baik (Pasal 62 ayat (1) KUHD). Dalam Pasal 62 ayat (1) KUHD
makelar mendapat upahnya yang disebut provisi atau courtage. Sebagai
perantara atau pembantu pengusaha, makelar mempunyai hubungan yang
tidak tetap dengan pengusaha. Hubungan ini tidak sama halnya dengan
pengacara, tetapi lain dengan hubungan antara agen perusahaan dengan
pengusaha. Adapun sifat hukum dari hubungan tersebut adalah campuran
yaitu sebagai pelayan berkala dan pemberian kuasa.
c. Komisioner (Factory)
Komisioner diatur dalam Pasal 76 - 86 KUHD adalah seorang yang
menyelenggarakan perusahaannya dengan melakukan perbuatan-perbuatan
menutup persetujuan atas nama firma dia sendiri, tetapi atas amanat dan
tanggungan orang lain dan dengan menerima upah provisi (komisi) tertentu.
d. Pengacara
Pengacara adalah salah satu profesi hukum yang sangat populer di
tengah-tengah masyarakat Indonesia. Dalam ilmu hukum secara historis
dikenal istilah dan perbedaan beberapa profesi hukum kepengacaraan atau
lawyer.
e. Notaris
11
Notaris adalah Sebuah profesi yang dapat dilacak balik ke abad ke-
2 dan 3 pada masa Romawi kuno, dimana mereka dikenal sebagai scribae,
tabelbus atau notarius. Pada masa itu, mereka adalah golongan orang yang
mencatat pidato. Istilah notaris diambil dari nama pengabdinya, kemudian
menjadi istilah/titel bagi golongan orang penulis stenografer. Notaris adalah
salah satu cabang dari profesi hukum yang tertua di dunia.
Jabatan notaris ini tidak ditempatkan di lembaga yudikatif, eksekutif
ataupun yudikatif. Notaris diharapkan memiliki posisi netral, sehingga
apabila ditempatkan disalah satu dari ketiga badan negara tersebut maka
notaris tidak lagi dapat dianggap netral. Dengan posisi netral tersebut,
notaris diharapkan untuk memberikan penyuluhan hukum untuk dan atas
tindakan hukum yang dilakukan notaris atas permintaan kliennya. Dalam
hal melakukan tindakan hukum untuk kliennya, notaris juga tidak boleh
memihak kliennya, karena tugas notaris ialah untuk mencegah terjadinya
masalah.
Dalam posisinya sebagai pembantu di luar lingkungan perusahaan
notaris ini dapat berperan membantu pengusaha dalam membuat perjanjian
dengan pihak ketiga. Hubungan antara notaris dengan pengusaha bersifat
tidak tetap, sedang hubungan hukumnya bersifat pelayanan berkala dan
pemberian kuasa.
12
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan atas
suatu jasa yang telah atau akan dilakukan.
2. Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja
sebagaimana ditentukan diatas maka pengusaha wajib memenuhi syarat
sebagai berikut (pasal 78 ayat 1):
1. Ada persetujuan pekerja yang bersangkutan.
2. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam
dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
13
Kewajiban pengusaha dalam melakssanakan keselamatan dan
kesehatan kerja bagi pekerja adalah:
1. Terhadap tenaga kerja yang baru kerja, pengusaha berkewajiban
menunjukkan dan menjelaskan tentang:
a. Kondisi dan bahaya yang dapat timbul ditempat kerja.
b. Semua alat pengamanan dan perlindungan yang diharuskan.
c. Cara dan sikap dalam melakuakn pekerjaan.
d. Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental tenaga kerja yang
bersangkutan.
2. Terhadap tenaga kerja yang telah/sedang dipekerjakan, pengusaha
wajib:
a. Melakukan pembinaan dalam hal pencegahan kecelakaan,
penanggulangan kebakaran, pemberian pertolonngan pertama pada
kecelakaan (P3K) dan peningkatan usaha keselamatan dan kesehatan
kerja pada umumnya.
b. Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental secara berkala.
c. Menyediakan secara Cuma-Cuma semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan untuk tempat kerja yang bersangkutan bagi seluruh tenaga
kerja.
d. Memasang gambar dan Undang-undang keselamatan kerja serta bahan
pembinaan lainnya ditempat kerja sesuai dengan petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
e. Melaporkan setiap peristiwa kecelakaan termasuk peledakan, kebakaran
dan penyakit akibat kerja yang terjadi ditempat kerja kepada kantor
departemen Tenaga Kerja setempat.
f. Membayar biaya pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja ke
kantor perbendaharaan negara setempat setelah mendapat penetapan
besarnya biaya oleh kantor wilayah departemen tenaga kerja setempat.
g. Menaati semua persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja bagi yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun yang ditetapkan
oleh pegawai pengawas.
14
5. Pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan
Pengusaha wajib menyediakan kesejahteraan yaitu dengan
memberikan jaminan sosial kepada pekerja. Jaminan social tenaga kerja
menurut Pasal 1 ke 1 UU No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga
kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan
berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dalam pelayanan sebagai akibat peristiwa yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hari tua, dan
meninggal dunia.
15
BAB III
KESIMPULAN
2.5 Kesimpulan
Hukum dagang sejatinya adalah hukum perikatan yang timbul dari lapangan
perusahaan. Hukum Dagang merupakan himpunan peraturan-peraturan yang
mengatur seseorang dengan orang lain dalam kegiatan perusahaan yang terutama
terdapat dalam kodifikasi KUHD dan KUH Perdata. Hukum dagang mempunyai
hubungan dengan hukum perdata seperti yang tercantum dalam pasal 1 KUHD.
KUHPerdata merupakan leg generalis (bukan umum), sedangkan KUHD
merupakan leg specialis (hukum khusus).
16
DAFTAR PUSTAKA
Mulida Hayati, SH, MH. 2021. “Pengantar Hukum Dagang Indonesia”. CV.
Pustaka Learning Center. Malang.
https://sarjanahukumasli.blogspot.com/2018/06/hubungan-hukum-dagang-
dengan-hukum.html?m=1
https://www.scribd.com/document/426882049/Makalah-Hukum-Dagang
https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/21/150000579/sejarah-hukum-
dagang-di-indonesia?page=all.
17