Anda di halaman 1dari 7

RESUME

TATA CARA MENJADI WASIT RENANG DAN ATURANNYA


MATA KULIAH : RENANG
DOSEN PENGAMPUH: SALAHUDIN M.Pd
NAMA : ABDUZZABAR RAMADHAN
NIM :2022040052

A. Peraturan Perlombaan Dalam Renang

Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan
posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan menghadap ke
dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara kaki
bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi start gaya
punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam gaya ganti estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok
start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada
dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh
wasit start. Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-
aba. Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.
1. Gaya Bebas
Gaya bebas berarti bahwa dalam suatu nomer perlombaan yang disebutkan demikian
perenang boleh melakukan renangan gaya apa saja, kecuali dalam nomer perlombaan gaya
ganti perorangan dan gaya ganti estafet, gaya bebas berarti gaya lain apa saja yang bukan gaya
punggung, gay adada dan gaya kupu kupu.Ada bagian tubuh perenang yang harus menyentuh
dinding kolam saat selesai melakukan renangan satu jarak ( sepanjang kolam/ lintasan) dan
pada saat finish.Bagian dari tubuh perenang harus memecah permukaan air selama
perlombaan, kecuali disaat melakukan pembalikan dan sepanjang 15 meter setelah melakukan
Start dan setelah melakukan pembalikan, diperkenankan tenggelam sama sekali. Pada jarak
tersebut (15 M), kepala harus sudah memecah permukaan air.

2. GayaPunggung(Backstroke)

Sebelum aba aba Start (setelah peluit panjang wasit), para perenang harus berjajar didalam air
mengahdap dinding tempat start, dengan kedua tangan berpegang pada pegangan start.
Dilarang berdiri didalam atau diatas parit (Gutter), ataupun menekukkan jari kaki diatas bibir
parit(Gutter).
Pada isyarat Start dan setelah melakukan pembalikan, perenang harus bertolak dari dinding
kolam dan harus berenang telentang selama perlombaan, kecuali saat melakukan pembalikan
seperti yang dimaksud dalam posisi normal telentang bisa termasuk gerakan badan berguling,
tetapi tidak boleh sampai 90 derajat dari tegak lurus (Horizaontal). Posisi kepala tidaklah
menjadipertimbangan.
Sebagian dari tubuh perenang harus memecah permukaan air selama perlombaan. Tetapi
diperbolehkan sama sekali berada dibawah permukaan air (tenggelam) saat melakukan
pembalikan dan sepanjang maksimal 15 meter setelah melakukan Start maupun setelah
melakukan tiap pembalikan. Pada jarak tersebut (15 M) kepala harus sudah memecah
permukaan air. Saat melakukan pembalikan harus ada bagian dari tubuh perenang yang
menyentuh dinding pada waktu pembalikan bahu boleh berbalik melebihi Vertikal sampai
kedada dimana setelah itu satu gerakan berlanjut sebelah tangan atau satu gerakan berlanjut
yang bersamaan kedua belah tangan untuk memulai pembalikan. Bila badan telah
meninggalkan posisi telentang, setiap gerakan kaki atau tarikan tangan haruslah merupakan
lanjutan gerakan pembalikan (bukan gerakan baru). Perenang harus sudah ke posisi telentang
bila lepas/meninggalkan dinding.Pada saat finish perenang harus menyentuh dinding dalam
posisi telentang pada lintasan masing masing.

3. Gaya Dada dan Kupu – kupu


Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi
start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.

B. Peraturan Pemberangkatan
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok
start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada
dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh
wasit start. Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-
aba. Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.

C. Peraturan Atribut Renang


Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian renang yang disetujui
dalam perlombaan renang. Perenang dibolehkan memakai topi renang dan kacamata renang.
Perenang berkacamata dapat memilih untuk mengenakan kacamata renang minus, atau
mengenakan lensa kontak bersama kacamata renang normal.
Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat memengaruhi
kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba, misalnya sarung tangan berselaput,
kaki katak, sirip, dan sebagainya.

D. Peraturan Umum Renang


1. Panitia Pelaksana
a. Perlombaan renang dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana (PANPEL) perlombaan dari Pengurus
Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI)/Pengurus Propinsi
b. Wasit dan juri yang bertugas telah mendapat rekomendasi dari Pengurus Besar
PRSI/Pengurus Propinsi.
E. Peraturan Khusus Perlombaan renang
1. Tidak ada pengelompokkan umur/kelas
2. Susunan acara perlombaan dan nomor-nomor perlombaan
3. Pelaksanaan perlombaan
a Menggunakan peraturan perlombaan PRSI/FINA.
b Semua nomor perlombaan dilaksanakan langsung final (timed – final)
c Semua nomor perlombaan menggunakan peraturan 2 kali start
4. Jumlah peserta dan nomor perlombaan
a. Tiap nomor perlombaan diwakili maksimal 1 orang per daerah
b. Tiap peserta diwajibkan mengikuti minimal 1 nomor, maksimal 4 nomor yang dilombakan
5. Protes
a. Panitia pelaksana perlombaan merupakan instansi terakhir yang menentukan kepada setiap
persoalan yang belum/tidak tercantum dalam peraturan perlombaan dan ketua perlombaan
menampung protes dalam persoalan tersebut serta memberikan keputusan sebagai instansi
pertama dan terakhir
b. Semua protes dinyatakan resmi dan dapat diterima oleh ketua perlombaan apabila
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1). Setiap protes harus disampaikan tertulis dan harus ditandatangani oleh manager yang
bersangkutan
2). Setiap protes harus diajukan selambat-lambatnya 30 menit setelah acara/nomor
perlombaan yang diprotes berakhir dengan disertai pembayaran Rp. 100.000

F. Tata Tertib Lomba


a. Umum
1) Tempat peserta dan official
a) Peserta, atlet atau pelatih selama perlombaan berlangsung diharuskan menempati tempat
di tribun kolam renang yang sudah disediakan.
b) Yang diperkenankan berada di area kolam perlombaan adalah panitia, perenang yang akan
start dan yang akan melapor diri untuk start ke petugas pengatur atlet, dan perenang yang akan
mengikuti upacara penghormatan pemenang (UPP).
2) Waktu dan tempat pemanasan atau pendinginan
a) Pemanasan di kolam perlombaan bisa dimulai 1 jam sebelum perlombaan dimulai, dan harus
sudah selesai 15 menit sebelum perlombaan dimulai.
b) Pemanasan atau pendinginan selama perlombaan dapat dilakukan di kolam renang.
c) Semua lintasan dapat dipakai untuk pemanasan, lintasan 1 dan 8 hanya di pakai untuk sprint.
b. Khusus
1) Waktu dan tempat lapor perenang
Setiap perenang yang akan turun agar mendaftarkan diri ke petugas pengatur atlet pada 4 seri
sebelum nomor yang akan diikuti.
2) Pemanggilan nama melalui pengeras suara
a) Pemanggilan nama pemenang yang start melalui pengeras suara hanya dilakukan satu kali
setelah perenang berada atau siap dibelakang tempat start.
b) Perenang yang namanya akan diumumkan (saat nomor lintasannya disebutkan) melalui
pengeras suara, di mohon untuk berdiri menghadap alur lintasan sebagai perkenalan terhadap
penonton atau undangan.

G. Nomor-nomor perlombaan renang


1) Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
2) Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
3) Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
4) Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
5) Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya dipertandingkan di kolam 25 meter), 200 m, 400 m
6) Estafet gaya bebas: 4 x 100 m dan 4 x 200 m
7) Estafet gaya ganti: 4 x 100 m (urutan: gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya
bebas).

H. Perwasitan perlombaan renang


a. Referee
1. Referee sebaiknya mempunyai kewenangan untuk mengawasi semua semua petugas
(Juri), menetapkan tugas mereka, dan memberikan petunjuk kepada mereka, sesuai dengan
tugas khusus yang berhubungan peraturan dalam kompetisi. Referee harus melaksanakan
semua aturan dan keputusan FINA, dan memutuskan jawaban atas semua pertanyaan yang
berhubungan dengan jalan perlombaan yang sedang berlangsung, dan nomor lomba atau
Komnpetisi, dan menyelesaikan hal lain yang tidak tercakup dalam peraturan.
2. Referee dapat intervensi pada level tertentu dalam suatu kompetisi untuk memastikan
bahwa peraturan FINA telah diperhatikan dan dilaksanakan, dan harus memutuskan
terhadap semua protes yang berhubungan dengan kompetisi yang yang sedang
berlangsung.
3. Bila menggunakan Juri Finish (Kedatangan) tanpa 3 pencatat waktu digital, Referee
harus menetapkan dimana tempat yang dibutuhkan. Apa bila peralatan perjurian otomatis
disediakan, penggunaan alat itu harus sesuai dengan uraian pada aturan b di atas.
4. Referee memastikan bahwa semua Juri yang dibutuhkan sudap berada pada tempat
tugasnya untuk mengatur jalannya kompetisi. Referee boleh menetapkan cadangan bagi
mereka yang absent (tidak hadir), tidak mampu atau tidak efficient. Referee boleh
menetapkan Juri tambahan bila sesuai dengan kebutuhan.
5. Pada awal permulaan tiap nomor lomba. Referee memberikan tanda kepada perenang
dengan tiupan pluit pendek pendek, agar perenang melepaskan seluruh pakaian kecuali
pakaian renang, di lanjutkan dengan tiupan pluit panjang sebagai petanda bagi merekan
untuk ambil posisi diatas starting platform (atau untuk gaya punggung dan estafet gaya
ganti, mereka harus segera masuk kedalam air). Tiupan pluit panjang kedua, hendaknya
membawa perenang gaya punggung dan estafet gaya ganti untuk segera mengambil posisi
start. Dimana perenang dan Juri telah siap untuk start, Referee memberi isyarat
kepada starter dengan merentangkan tangan, tanda bagi starter bahwa perenang dibawah
kendali mereka. Referee tetap merentangkan tangannya sampai tandan start diberikan.
6. Referee harus menetapkan Disqualifikasi kepada perenang untuk pelanggaran terhadap
aturan yang secara pribadi diketahuinya. Referee juga boleh menetapkan Disqualifikasi
terhadap perenang yang melakukan pelanggaran dari yang dilaporkan kepadanya oleh juri
lain yang berwenang. Seluruh disqualifikasi adalah pokok persoalan yang menjadi
keputusan referee.

b. Ketua pengawas Pembalikan (chief inspector of turns)


1. Ketua Pengawas pembalikan harus memastikan bahwa pengawas pembalikan telah
melakukan tugasnya selama kompetisi.
2. Ketua Pengawas Pembalikan harus menerima laporan dari pengawas pembalikan apa
bila ada pelanggaran dan segera menyampaikan kepada Referee.

c. Pengawas Pembalikan (Inspector of Turns)


1. Satu pengawas pembalikan harus ditugaskan di tiap akhir lintasan pada tiap lintasan.
2. Masing masing pengawas pembalikan harus memastikan bahwa perenang melakukan
pembalikan menurut peraturan yang sesuai, dimulai dari awal tarikan tangan terakhir sebelum
menyentuh dinding , dan mengakhiri dengan tarikan tangan lengkap setelah berbalik .
Pengawas pembalikan pada sisi tempat start memastikan bahwa perenang menurut peraturan
yang sesuai dari mulai start dan sampai akhir dari gerakan tangan yang pertama. Pengawas
pembalikan pada sisi finish juga harus memastikan menyelesaika lomba sesuai dengan
peraturan yang benar.
3. Dalam acara perorangan 800.M dan 1500.M, masing masing pengawas pembalikan tiap
akhir lintasan harus mencatat jumlah Lap yang telah diselesaikan oleh perenang dalam lintasan
itu, memberitahukan kepada perenang jumlah Lap yang masih tinggal yang harus diselesaikan
dengan menunjukan Lap Card, peralatan semi otomatik bila itu digunakan, termasuk
menunjukannya dibawah air.
4. Masing masing pengawas pembalikan pada sisi tempat start harus memberikan tanda
peringatan kepada perenang dalam lintasannya , bahwa tinggal dua Lap + 5 meter akan
berenang memasuki finish dalam nomor 800.M dan 1500.M perorangan itu. Tanda peringatan
dapat diulang setelah pembalikan sampai perenang mencapai jarak lima meter ada tanda pada
tali lintasan. Tanda peringatan itu boleh diberikan dengan bunyi bell atau peluit.
5. Masing masing pengawas pembalikan pada sisi tempat start harus memutuskan dalam
acara estafet apakah perenang melakukan start dengan masih bersentuhan dengan starting
platform disaat perenang terdahulu menyentuh dinding. Dimana peralatan otomatis digunakan,
yaitu alat untuk perjurian start dalam estafet.
6. Pengawas pembalikan harus melaporkan setiap pelanggaran pada kartu yang telah
ditetukan, secara rinci dituliskan nomor acara, nomor lintasan, dan pelanggarannya, kirimkan
kepada Ketua pengawas pembalikan, yang akan segera meneruskannya kepada Referee.
d. Juri Gaya (Judge of Stroke)
1. Juri Gaya harus berlokasi di tiap sisi kolam
2. Masing masing juri gaya memastikan bahwa peraturan yang berhubungan dengan gaya
yang dilakukan perenang dalam acara itu telah dilaksanakan dan memperhatikan juga
pembalikan dan finish untuk membantu pengawas pembalikan.
3. Juri Gaya harus melaporan suatu pelanggaran kepada Referee, pada kartu yang telah
ditentukan, dengan rinci tuliskan nomor acara, nomor lintasan dan pelanggarannya.
e. Ketua Pencatat Waktu (Chief Timekeeper)
1. Ketua Pencatat waktu menentukan posisi dari semua Pencatat Waktu dengan lintasan
yang menjadi tanggungjawabnya. Pada tiap lintasan terdiri dari tiga pencatat waktu. Apa bila
peralatan pencatat waktu otomatis tidak digunakan , harus ditambahkan 2 orang pencatat
waktu. Salah satu dianatara mereka dapat langsung menggantikan seorang pencatat waktu
yang stop watchnya tidak bekerja atau berhenti bekerja dalam acara yang sedang
berlangsung,atau siap saja yang dikarenakan suatu alasan tidak dapat mencatat waktu. Bila
menggunakan tiga (3) stopwatch digital perlintasan, waktu final dan kedudukan ditentukan oleh
waktu.
2. Ketua Pencatat waktu, harus mengumpulkan kartu dari pencatat waktu pada tiap
lintasan, yang menunjukan catatan waktu dan bila dianggap perlu memeriksa stopwatch nya
3. Ketua Pencatat waktu harus mencatat atau menentukan waktu resmi pada kartu tiap
lintasan.
f. Pencatat Waktu (Pencatat Waktu).
1. Setiap Pencatat waktu harus mencatat waktu dari perenang yang telah ditetapkan
baginya, sesuai dengan SW.11.3. Stopwatch nya harus mendapat sertifikat, menyatakan bahwa
itu benar memuaskan dari panitia penyelenggara.
2. Setiap Pencatat waktu harus hidupkan stopwatch pada tanda start, dan harus
mematikan stopwatch bila perenang dalam lintasanya menyelesaikan lomba. Pencatat waktu
boleh mendengarkan petunjuk dari Ketua Pencatat waktu untuk mencatat waktu di tengah
jarak dalam lomba lebih panjang dari 100.M
3. Segera setelah lomba pencatat waktu dari tiap lintasan harus mencatat waktu dari
stopwatchnya pada sebuah kartu, memberikan itu kepada Ketua Pencatat waktu, dan minta
untuk memeriksa stopwatchnya. Mereka tidak boleh clear (kembali NOL) stop watch, sampai
mereka menerima tanda dari ketua pencatat waktu atau Referee untuk kembali NOL.
4. Kecuali kalau ada Camera Video digunakan sebagai pendukung, ini mungkin jadi
kebutuhan untuk melengkapi tugas pencatat waktu walaupun peralatan perjurian otomatis
digunakan.
g. Ketua Juri Finish (Chief of Finish Judge)
1. Ketua Juri Finish, harus menetapkan posisi tiap Juri Finish dan akan menentukan
kedudukan.
2. Setelah lomba, Ketua Juri Finish harus mengumpulan formulir hasil yang telah
ditentukan dari tiap Juri Finish dan memastikan hasil dan kedudukan yang mana akan
dikirimkan langsung kepada Referee.
3. Dimana peralatan otomatis digunakan untuk perjurian menentukan finish dalam lomba,
Ketua Jury Finish harus melaporkan urutan finish yang telah dicatat oleh peralatan itu setiap
setelah lomba.

h. Juri Finish (Finish Judge)


1. Jury Finish harus ditempatkan pada tangga yang berjenjang naik dengan posisi segaris
dengan finish, dimana mereka dapat sepanjang waktu, dapat memandangan dengan jelas area
lomba dan garis finish, kecuali bila peralatan perjurian otomatis ditetapkan menjadi tugas
mereka dengan menekan tombol, pada saat lomba telah selesai (finish).
2. Setelah setiap event, Jury Finish harus menentukan dan melaporkan kedudukan dari
tiap perenang sesuai dengan tugas yang diberikan kepada mereka. Jury finish selain sebagai
operator yang menekan tombol, tidak boleh bertindak sebagai pencatat waktu dalam acara
yang sama.
i. Pengolah hasil
Ketua pengolah hasil bertanggungjawab untuk memeriksa hasil dari cetakan computer
atau dari hasil catatan waktu dan kedudukan dalam setiap event yang diterimanya dari Referee.
Ketua pengolah hasil harus menyaksikan referee dalam menentukan hasil.
Pengolah hasil harus memeriksa pengunduran diri setelah seri atau final, memasukan hasil pada
sebuah formulir resmi, membuat daftar dari semua rekor baru yang ditetapkan. Dan mengurus
score (menghitung score) secara tepat.
j. Pengambilan Keputusan para Jury (Officials – Decesion making)
1. Para Juri masing masing harus membuat keputusan mereka secara otonom dan
independen , kecuali apa yang telah ditetapkan oleh peraturan renang.

Anda mungkin juga menyukai