Anda di halaman 1dari 10

Tema ; STUDI LIVING QUR’AN : Tradisi Pembacaan Surah Ad-Dukhan, Al-Waqiah, Dan

Al-Mulk di Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus


Fokus :
(1) Apa motivasi pengasuh sehingga memberikan amalan membaca surah Surah Ad-Dukhan,
Al-Waqiah, Dan Al-Mulk?
(2) Bagaimana dampak kepada santri sebelum dan setelah mengamalkan bacaan surah Yasin
dan surah Al-Mulk?

Pembahasan terkait:
1. Ahmad Zainal Abidin, 2021. Studi Living Qur’an : Tradisi Pembacaan surah Yasin
dan surah Al-Mulk di pondok pesantren Darussa’adah Al-Islamy Malang. Skripsi,
Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, Pembimbing Abd Rozak, M.Ag.

Abstrak ;
Tradisi adalah kebiasaan yang dilakukan dengan individu maupun kelompok
yang dilakukan secara terus-menerus, termasuk tradisi yang berhubungan dengan Al-
Qur’an yang biasa disebut dengan Living Qur’an. Yaitu Al-Qur’an yang hidup di
masyarakat, sehingga masyarakat bisa berinteraksi dengan Al-Qur’an, seperti yang
dibahas didalam penelitian ini yaitu kebiasaan sekelompok sosial yang selalu
mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an surah tertentu setiap hari, bukan tanpa harapan
dan tujuan mengapa bacaan tersebut harus di ulang-ulang, sehingga dapat menjadi
sebuah tradisi yang melekat di masyarakat. Seperti tradisi pembacaan surah Yasin dan
surah Al-Mulk yang dilakukan di pondok pesantren Darussa’adah Al-Islamy Malang.
Fokus masalah dalam penelitian ini ada 2 yaitu : (1) Apa motivasi pengasuh
sehingga memberikan amalan membaca surah Yasin dan surah Al-Mulk? (2)
Bagaimana dampak kepada santri sebelum dan setelah mengamalkan bacaan surah
Yasin dan surah Al-Mulk? Sedangkan penelitian ini termasuk dalam kategori
penelitian empiris yang menggunakan pendekatan sosiologis, metode pengumpulan
datanya di peroleh dengan melalui observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi,
dan pengolahan datanya menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini yaitu (1) motivasi pengasuh dalam memberikan
amalan bacaan surah Yasin dan surah Al-Mulk adalah karena agar terhindar dari
gangguan mistis, sebagai bentuk ketaatan murid terhadap guru, dapat
mengaplikasikan Sunnah Rasulullah SAW, ingin mengaplikasikan kandungan surah-
surah yang dibaca setiap hari. (2) Dampak Individu : mengetahui fadilah surah Yasin
dan surah Al-Mulk, dapat menyelesaikan masalah, menjadi hati tenang, sarana
Habituasi, dan mendapatkan motivasi. Dampak Sosial : Syiar agama islam,
mempererat tali silaturrahmi, melestarikan Al-Qur’an, dan dapat menghidupkan
Sunnah Rasulullah SAW.
2. Abidin, Ahmad Zainal (2021) Studi living Qur’an: Tradisi pembacaan surah Yasin
dan surah Al-Mulk di Pondok Pesantren Darussa’adah Al-Islamy
Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Abstrak :
Tradisi adalah kebiasaan yang dilakukan dengan individu maupun kelompok yang
dilakukan secara terus-menerus, termasuk tradisi yang berhubungan dengan Al-
Qur’an yang biasa disebut dengan Living Qur’an. Yaitu Al-Qur’an yang hidup di
masyarakat, sehingga masyarakat bisa berinteraksi dengan Al-Qur’an, seperti yang
dibahas didalam penelitian ini yaitu kebiasaan sekelompok sosial yang selalu
mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an surah tertentu setiap hari, bukan tanpa harapan
dan tujuan mengapa bacaan tersebut harus di ulang-ulang, sehingga dapat menjadi
sebuah tradisi yang melekat di masyarakat. Seperti tradisi pembacaan surah Yasin dan
surah Al-Mulk yang dilakukan di pondok pesantren Darussa’adah Al-Islamy Malang.

Fokus masalah dalam penelitian ini ada 2 yaitu : (1) Apa motivasi pengasuh sehingga
memberikan amalan membaca surah Yasin dan surah Al-Mulk? (2) Bagaimana
dampak kepada santri sebelum dan setelah mengamalkan bacaan surah Yasin dan
surah Al-Mulk? Sedangkan penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian empiris
yang menggunakan pendekatan sosiologis, metode pengumpulan datanya di peroleh
dengan melalui observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi, dan pengolahan
datanya menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini yaitu (1) motivasi pengasuh dalam memberikan amalan
bacaan surah Yasin dan surah Al-Mulk adalah karena agar terhindar dari gangguan
mistis, sebagai bentuk ketaatan murid terhadap guru, dapat mengaplikasikan Sunnah
Rasulullah SAW, ingin mengaplikasikan kandungan surah-surah yang dibaca setiap
hari. (2) Dampak Individu : mengetahui fadilah surah Yasin dan surah Al-Mulk, dapat
menyelesaikan masalah, menjadi hati tenang, sarana Habituasi, dan mendapatkan
motivasi. Dampak Sosial : Syiar agama islam, mempererat tali silaturrahmi,
melestarikan Al-Qur’an, dan dapat menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW.

3. Zahrofani, Destira Anggi (2022) Tradisi Pembacaan Surat Al-Kahfi (Kajian Living
Qur’an Di Pondok Pesantren Putri Al-Ibanah Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah).
Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

Abstrak :
Penelitian ini membahas fenomena al-Qur’an yang hidup di masyarakat,
istilah lain Qur’an in Everyday Life, seperti yang terjadi di Pondok Pesantren Putri
Al-Ibanah Wonogiri yaitu tradisi pembacaan surah al-Kahfi yang diikuti oleh seluruh
santri dan musyrifah pondok. Adapun waktu pelaksanaannya sedikit berbeda dari
pondok pesantren pada umumnya. Maka fokus pembahasan penelitian adalah (1)
Bagaimana praktik pembacaan surah al-Kahfi di Pondok Pesantren Putri Al-Ibanah
Purwantoro Wonogiri (2) Bagaimana motif dan tujuan pembacaan surat al-Kahfi bagi
warga Pondok Pesantren Putri Al-Ibanah Purwantoro Wonogiri (3) Bagaimana
pemaknaan tradisi pembacaan surat al-Kahfi bagi warga Pondok Pesantren Putri Al-
Ibanah Purwantoro Wonogiri.Jenis penelitian adalah kualitatif diskriptif. Adapun
teknik pengumpulan data penelitian menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Proses analisis data menggunakan teori fenomenologi Alfred Schutz.
Hasil penelitian ini adalah (1) praktik tradisi pembacaan surah al-Kahfi di
Pondok Pesantren Putri Al-Ibanah Wonogiri ada dua kali pelaksanaan. Pertama, setiap
hari Kamis setelah salat zuhur, dan dibaca satu surah penuh. Kedua, setiap malam
setelah salat maghrib (manzilan), dan dibaca pada sepuluh ayat pertama dan sepuluh
ayat terakhir saja dan disertai dengan surah lainnya. (2) Motif santri dan musyrifah
mengikuti kegiatan ini adalah ingin mendapatkan pahala, menaati peraturan,
mengetahui fadilahnya, dan surah al-Kahfi yang merupakan surah favorit. Adapun
tujuannya adalah untuk istiqomah, mendapatkan fadilah surah al-Kahfi, untuk tolak
bala’, melancarkan dan memperkuat hafalan, menjalin kebersamaan, dan dimudahkan
untuk bangun salat tahajud. (3) Pemaknaan dalam pembacaan surah al-Kahfi ada dua.
Pertama, makna objektif, yaitu sebagai pelancar rezeki dan amalan sehari-hari. Kedua,
makna subjektif, yaitu sebagai amalan sehari-hari, pelancar rezeki, tombo ati,
perbaikan diri, dan penambah pengetahuan.

4. Nikmah, Syarifatun, Uswatun Hasanah, and Rahmat Hidayat.  . “Tradisi


Pembacaan Surah Al-Insyirah Sebagai Wirid Dalam Shalat (Kajian Living Qur’an Di
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Putri Al-Lathifiyyah Palembang)”. Al-Misykah:
Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Tafsir 2 (2), 35-51.
https://doi.org/https://doi.org/10.19109/almisykah.v2i2.10853.

Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui landasan amalan bacaan sholawat Al-
Insyirah di PPTQ Putri Al-Lathifiyyah Palembang, guna menjelaskan bagaimana
proses pelaksanaan, pemahaman, dan makna yang dirasakan oleh pelaku salat serta
bagaimana penerimaannya. siswi terhadap tradisi membaca doa Al-Insyirah. Jenis
penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode living Quran.
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskripsi
fenomenologis. Setelah dilakukan kajian pada penelitian ini, ditemukan asbab an-
nuzul dari surat Al-Insyirah dan ijazah dari ustadz Adlan Ali kepada Ustadzah Lailatul
Mu'jizat. M.Ag kemudian disertifikatkan kepada seluruh siswi yang menjadi alasan
dibuatnya rutinitas bacaan doa bagi siswi tersebut. Secara teknis prosesi pelaksanaan
tradisi pembacaan sholawat Al-Insyirah diawali dengan salat fardhu berjamaah dan
dilanjutkan dengan pembacaan istighfar, tahlil, allahumma anta salam, Al-Fatihah, Al-
Insyirah, ayat kursi, shalawat, dan diakhiri dengan pembacaan. Asmaul Husna.
Adapun makna yang selama ini dirasakan oleh para praktisi wirid khususnya para
pengasuh Pondok dan Santri ketika rutin membaca doa surah Al-Insyirah dari hasil
wawancara sebelumnya dengan beliau yaitu sebagai bentuk perantara batin agar
semua dimudahkan urusannya, dimudahkan proses hafalannya dan belajarnya,
membentuk pribadi yang optimis dan sabar, yakni sebagai obat hati yang sempit
karena banyak persoalan dan tidak tahu jalan keluarnya.
5. Wahib, Khasin Nur (2020) TRADISI PEMBACAAN SURAT ALFATIHAH DAN
ALFIIL (Kajian Living Quran di Ponpes Ittihadul Ummah Banyudono Ponorogo).
Undergraduate (S1) thesis, IAIN PONOROGO.

Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang fenomena sosial living Quran, yaitu fenomena
Alquran yang hidup dalam masyarakat, dengan kata lain Al-Quran in every day live.
Seperti yang terjadi di Ponpes Ittihadul Ummah Banyudono Ponorogo yaitu tradisi
pembacaan Surat Alfatihah dan Alfiil yang dilaksanakan oleh seluruh warga
Pesantren. Waktu pelaksanaannya yaitu setelah sholat isya’ berjamaah. Maka dari itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana Praktik Tradisi Pembacaan
Surat Alfatihah dan Alfiil di Pondok Pesantren Ittihadul Ummah Banyudono
Ponorogo (2) Apa Makna Tradisi Pembacaan Surat Alfatihah dan Alfiil di Pondok
Pesantren Ittihadul Ummah Banyudono Ponorogo.
Jenis penelitian yang digunakan ialah Kualitatif Deskriptif. Adapun tehnik
pengumpulan data penelitian adalah dengan menggunakan metode (1) Obsevasi, (2)
Wawancara, (3) Dokumentasi. Kemudian, dalam proses menganalisis data, Peneliti
menggunakan Teori Pecinta Alquran yang dikemukakan oleh Farid Esack dalam
bukunya yang berjudul The Quran: a Short Indroduction.
Hasil penelitian skripsi ini menunjukan bahwa (1) Tradisi Pembacaan Surah Alfatihah
dan Alfiil di Ponpes Ittihadul Ummah Banyudono Ponorogo dilaksanakan malam hari
setelah melakukan sholat isya’ berjamaah. Penerapannya diawali dengan membaca
istighfar, doa berlindung dari api neraka, doa keselamatan, tasbih, hamdalah, takbir,
haukalah, tahmid, sholawat, asmaul husna, kalimat thoyyibah (hasbunallh wa ni’mal
wakil), Surah Alfatihah, Surah Alfiil, dan yang terakhir adalah membaca doa sebagai
penutupnya. (2) Kemudian Makna yang bisa kita ambil dari tradisi pembacaan surat
Alfatihah dan Alfiil menurut pengasuh, ustadz dan para santri Pondok Pesantren
Ittihadul Ummah Banyudono Ponorogo adalah bisa digunakan sebagai doa, sebagai
tameng untuk menolak balak, untuk menambah keberkahan, sarana untuk menambah
ganjaran, dan yang terakhir adalah digunakan sebagai wirid.

6. Roiawan, Agus (2019) Tradisi Pembacaan Yasin (Studi Living Qur'an Di Pondok
Pesantren Kedung Kenong Madiun). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Ponorogo.

Abstrak :
Pondok Pesantren Kedung Kenong Madiun merupakan Pondok salaf. Pondok
Pesantren ini memiliki beberapa kelebihan dibanding Pondok-Pondok lainya di
antaranya membaca surat Yasin secara rutin 1 pekan 1 kali.
Tradisi pembacaan Yasin secara rutin 1 pekan 1 kali merupakan kegiatan ibadah
amaliah yang dilakukan secara berjamaah yang bertujuan mengharap ridho dari Allah
Swt.
Untuk mendalami kajian living Quran surat Yasin yang diterapkan di Pondok
pesantren Kedung Kenong Madiun, peneliti membatasi skripsi ini pada dua poin
pembahasan yaitu: makna dan pelaksanaan dari tradisi pembacaan Yasin di Pondok
Pesantren Kedung Kenong Madiun. Adapun rumusan masalah skripsi in adalah (1)
Bagaimana tradisi Pembacaan Yasin di Pondok Pesantren Kedung Kenong Dusun.
Bangunrejo Desa. Rejosari Kecamatan. Kebonsari Madiun ? (2) Bagaiman makna
tradisi Pembacaan Yasin di Pondok Pesantren Kedung Kenong Dusun. Bangunrejo
Desa. Rejosari Kecamatan. Kebonsari Madiun ?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data dari Pondok
Pesantren Kedung Kenong Madiun (Pengasuh, santri, ustad) sebagai objek penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Melalui tiga teknik tersebut peneliti menganalisis data-data yang
dibutuhkan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti menemukan dua poin
permasalahan utama yaitu; (1) Tradisi Pembacaan Yasin diawali dengan tawasul
kemudian membaca Yasin yang pada ayat ke-9 dan ke-59 dibaca 113 kali dan 40 kali
kemudian membaca surat al-Ikhlas, muawidatain, ayat kursi, al-Imran ayat 9, 7 kali,
al-Imran ayat ke 200 dibaca 60 kali kemudian ditutup dengan doa. (2) makna tradisi
pembacaan Yasin mengenai makna yang terkandung dalam tradisi pembacaanYasin.
Adapun makna yang dimaksud meliputi tiga makna,, yakni makna objektif dan makna
ekspresif, makna dokumenter. Sebagai makna objektifnya, tradisi ini dipandang
sebagai suatu kewajiban. Sebagai makna ekspresifnya, tradisi ini merupan sarana
untuk peningkatan kwalitas diri dalam hal beribadah mengharap ridho Allah Swt di
dunia dan di akherat. Sebagai makna dokumeternya tradisi ini adalah sebuah
kebiasaan yang menjadi rutinitas sehingga kegiatan tradisi tersebut sudah mendarah
daging hingga sekarang.

7. Ahmad Basith Salafudin : Studi Living Qur’an: Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah
Di Pondok Pesantren Darul-Falah Tulungagung. UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
Indonesia
https://doi.org/10.24042/al-dzikra.v15i1.8378

Abstrak:
Tulisan ini mengkaji tradisi pembacaan surat al-Waqi’ah yang familiar dipraktikkan di
Pondok Pesantren Darul-Falah Tulungagung. Di pesantren ini, seluruh santri
diwajibkan untuk mengikuti tradisi rutin tersebut agar terbiasa mengamalkannya
dalam kehidupan keseharian. Dengan menggunakan studi Living Qur’an dan
pendekatan Karl Mannheim, yakni menganalisis sebuah problem dengan meninjau
dari sisi makna objektif, ekspresif dan dokumenter. Tulisan ini menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut; pertama, tradisi surat al-Waqi’ah dibaca secara rutin
setiap hari untuk memotivasi pembaca agar mendapatkan fadhilah yang sangat banyak
di dalamnya. Kedua, makna objektif dari pembacaan surat al-Waqi’ah ini, bahwa
tradisi tersebut sudah dijalani dan mengakar sejak lama dengan tujuan menjadikan
santri sebagai anak didik yang saleh dan ‘alim. Sementara makna ekspresif dari
membaca surat al-Waqi’ah ini, dapat memberikan keringanan saat kesulitan,
kemudahan dalam menyeleseikan masalah, dan gampang dalam memperoleh rezeki.
Adapun makna dokumenternya, dapat membuat santri menjadi orang yang disiplin
dalam beragama, khususnya yang berkaitan dengan Allah (hablun minallah) maupun
juga dengan sesama manusia (hablun minannas).
8. Priyandini, Lulu Fauziah (2022) Tradisi pembacaan Surah Al-Taubah ayat 128-129L
Studi living Qur'an Pondok Pesantren Hidayatush Sholihin Tuban. Undergraduate
thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Abstrak
Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam mengandung banyak keutamaan yang seiring
perkembangan zaman tampak berimplementasi konkret dalam kehidupan umat Islam.
Salah satunya ialah upaya menghidupkan al-Qur’an pada komunitas tertentu dan
berlaku secara kontinu. Fenomena ini merupakan bentuk tradisi yang tumbuh dan
melekat seperti halnya tradisi yang terjadi di Pondok Pesantren Hidayatush Sholihin
Tuban dalam tradisi pembacaan Q.S Al-Taubah ayat 128-129.

Melihat tradisi yang ada, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Bagaimana tradisi pembacaan surah Al-Taubah ayat 128-129 di Pondok Pesantren
Hidayatush Sholihin Tuban? (2) Bagaimana pemaknaan tradisi pembacaan surah Al-
Taubah ayat 128-129 di Pondok Pesantren Hidayatush Sholihin Tuban? Penelitian ini
merupakan penelitiaen kualitatif dengan pendekatan sosiologi pengetahuan dan
fenomenologi. Adapun pemerolehan datanya dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini yaitu: (1)Tradisi pembacaan surah al-Taubah ayat 128-129 di
Pondok Pesantren Hidayatush Sholihin Tuban dilangsungkan sebanyak dua kali dalam
sehari, yakni pada setelah subuh dan setelah maghrib. Mulanya pembacaan ini hanya
dilakukan oleh pengasuh dan pada Tahun 2020 mulai ditularkan kepada santrinya.
Adapun dua ayat ini dibaca sebanyak sebelas kali bersama dengan wirid lainnya
dengan jumlah yang sama sebagaimana ijazah yang diterima oleh pengasuh. (2)
Representatif tiga makna teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim yaitu: makna
objektif, makna yang berlaku dan diketahui secara umum; tradisi yang berlangsung
merupakan upaya tujuh pembiasaan santri dalam praktik tradisi dan wujud kepatuhan
santri kepada pengasuh, makna ekspresif, makna yang ditunjukkan atau diresapi oleh
pelaku tradisi ; bagi pengasuh tradisi ini memiliki makna khusus seperti dapat
menambah kekebalan tubuh, sebagai perlindungan diri, dan diberikan umur panjang.
Adapun bagi santri tradisi ini bermakna sebagai benteng diri dan menambah
ketenangan hati, makna dokumenter, yaitu makna yang tersembunyi dari tradisi;
secara tidak langsung tradisi ini telah menjadi kebiasaan yang tidak bernilai asing lagi
dan bernilai menjadi tradisi material yang hidup di pondok pesantren ini.

9. Eva Asmaul Husna : Tradisi Pembacaan Surah Al-Fatḥ ayat 29 (Studi Living Qur’an
di Pondok Pesantren Taḥfīẓul Qur’an Darussalam Jombang) Skripsi S1 Ilmu Al-
Quran dan Tafsir, 2022, Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta

Abstrak :
Sebagian dari umat Islam terutama di Indonesia telah menjadikan Al-Qur’an sebagai
ruh dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tak jarang juga yang menjadikan Al-Qur’an
sebagai solusi atas persoalan ekonomi, yaitu sebagai alat untuk memudahkan
datangnya rezeki. Seperti hal-nya di Pondok Pesantren Taḥfīẓul Qur’an Darussalam
Jombang, yang menjadikan surah al-Fatḥ ayat 29 sebagai amalan yang dibaca rutin
setiap hari. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Faris Albarizi
(2020) dan Zuhairina Lailatul Izzah (2020), karena sama-sama meneliti surah al-Fatḥ
ayat 29, namun berbeda pada subjek penelitiannya. Sedangkan Agus Roiawan (2019)
dan Ayin Nur azimah (2021) meneliti tentang pembacaan surah Yāsin. Kemudian Ali
Muaffa (2019) meneliti tentang tradisi pembacaan surah al-Waqi’ah. Persamaan
ketiga penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama meneliti tentang
Living Qur’an, hanya saja objek yang diteliti berbeda-beda. Adapun jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan studi field research yang berbasis studi Living
Qur’an. Sumber data primernya adalah 10 informan, sedangkan sumber data
sekundernya adalah buku, kitab, jurnal, skripsi, dan dokumen. Teknik pengumpulan
datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian teknik
analisa data yang digunakan yaitu deskriptif analisis dengan pendekatan sosiologi
pengetahuan. Sementara hasil dari penelitian ini adalah: pertama, praktik tradisi
pembacaan surah al-Fatḥ ayat 29 di Ponpes Taḥfīẓul Qur’an Darussalam Jombang
melibatkan bahan pokok yang berupa beras, kegunaan beras dalam kegiatan ini adalah
sebagai perantara dalam doa. Kedua, Makna dari tradisi pembacaan surah al-Fatḥ ayat
29 dalam pandangan Karl Mannheim meliputi tiga makna yaitu: makna objektif,
makna yang ditentukan oleh konteks sosial di mana tindakan tersebut berlangsung.
Makna ekspresif, makna yang ditunjukkan oleh aktor atau pelaku tindakan. Makna
dokumenter, makna yang tersirat atau tersembunyi.

10. Farah Lu’luil M, and Ahmad Zainuddin. “Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi’ah:
(Kajian Living Qur’an Di Pondok Pesantren Al-Hidayah II, Pasuruan)”. Muhadasah:
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 1, no. 1 (June 1, 2019): 62–85. Accessed September
18, 2023.

Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana dan
proses pembacaan surah al-Waqi’ah di Pondok Pesantren al-Hidayah II, Pasuruan.
Dan untuk mengetahui makna tradisi tersebut bagi para yang mengikuti, diantaranya
adalah para santri, para pengurus dan pengasuh. Untuk menjawab permasalahan
tersebut, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang menggunakan
penelitian deskriptif yang bertujuan mencari esensi makna dibalik fenomena baik
dalam kapasitas sebagai individu, kelompok, maupun masyarakat luas, dan berusaha
mendeskripsikan suatu gejala dan peristiwa saat ini. Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif deskripftif dengan metode teknik pengumpulan data yang penulis
lakukan yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan dalam
analisis data, penulis menggunakan teknik analisis interaktif. Tradisi Waqi’ahan di
Pondok Pesantren al-Hidayah II ini, berasal dari ijazah yang diberikan oleh guru
pengasuh yakni KH. Ahmad bin Muhammad bin Dahlan, Lebak – Winongan –
Pasuruan. Pola pembacaan Surah al-Waqi’ah adalah pembacaan secara sedang
(Tadwir). Makna pembacaan surah al-Waqi’ah menurut Pondok al-Hidayah II,
melancarkan Rizki, melatih diri untuk istiqomah, mendekatkan diri (taqarrub) kepada
allah, dan meningkatkan kecantikan dalam diri (Inner Beauty).
OUTLINE
IMPEMENTASI PEMBACAAN SURAH AD-DUKHAN, AL-WAQIAH, DAN
AL-MULK (STUDI LIVING QUR’AN DI PONPES BUSTANUL HUDA
MALUS-SOLOK SELATAN).

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Defenisi Operasional
G. Sistematika Pemabahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
B. Kerangka Teori

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitiam
B. Pendekatan Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Jenis Dan Sumber Data
E. Metode Pengumpulan Data
F. Metode Pengolahan Data

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Sejarah Dan Tradisi Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus
Solok Selatan
B. Motivasi Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Pengamalan Tradisi Pembacaan
Surah Ad-Dukhan, Al-Waqiah, Al-Mulk.
C. Dampak Implementasi Pembacaan Surah Ad-Dukhan, Al-Waqi’ah. Dan Al-Mulk
Terhadap Santri Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus Solok Selatan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai