Luthfi Maulana
Pendahuluan
Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat
ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari
pengertianpengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum. Kaitannya
dengan pendekatan sosiologi. Minimal ada tiga teori yang bisa digunakan dalam
penelitian, yaitu: teori fungsional, teori interaksional, dan teori konflik. Tapi ada
juga yang menambahkan dua teori lainnya, yaitu teori peranan dan teori
kepentingan.
Dalam perspektif sosiologis, agama dipandang sebagai sistem kepercayaan
yang diwujudkan dalam prilaku sosial tertentu (Henri L. Tischler, 1990: 380), Ia
berkaitan dengan pengalaman manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Sehingga setiap perilaku yang diperankannya akan terkait dengan sistem
keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Perilaku individu dan sosial
digerakkan oleh kekuatan dari dalam yang didasarkan pada nilainilai ajaran agama
yang menginternalisasi sebelumnya.
Living Qur’an adalah studi tentang al-Qur’an, tetapi tidak bertumpu pada
eksistensi tekstualnya, melainkan studi tentang fenomena sosial yang lahir terkait
dengan kehadiran al-Qur’an dalam wilayah geografi tertentu dan mungkin masa
tertentu pula.1
1
Muhammad Yusuf, “Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur’an,” dalam
Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007),
39.
Contoh Pendekatan Sosiologi dalam penelitian Living Qur’an dan Tafsir
a) Khataman al-Qur’an, yaitu membaca al-Qur‟an dari surat pertama sampai surat
terakhir sesuai dengan mushaf uthmanī baik secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama.
2
Fajarudin Akhmad, “Metodologo Penelitian The Living Qur‟an dan Hadis”,
Academia.edu, https://www.academia.edu, diakses tanggal 11 Juni 2020.
3
Muhammad Yusuf, Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‟an dalam Buku
Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2007), 42-43.
c) Al-Qur’an dibaca dalam acara tertentu, seperti pernikahan, peringatan hari
besar Islam, aqiqahan, kematian, dan lain-lain.
e) TPA dan TPQ adalah salah satu lembaga pembelajaran al-Qur‟an sekaligus
untuk belajar bahasa Arab bagi anak-anak mulai usia dini. Bahkan saat ini
madrasah Qur‟an khusus dalam bidang tahfiz pun banyak berdiri secara formal.
2. Al-Qur’an dihafalkan secara utuh mulai dari juz 1 sampai juz 30, maupun
hanya sebagian seperti menghafalkan beberapa ayat atau surat-surat tertentu
dalam al-Qur’an untuk kepentingan amalan, bacaan dalam sholat, atau acara
tertentu.
3. Al-Qur’an ditulis di atas berbagai bahan seperti kain, kulit binatang, kayu ukir,
logam, atau batu keramik dengan bentuk kaligrafi yang sangat indah untuk
dijadikan sebagai hiasan di berbagai tempat seperti rumah, masjid, pondok bahkan
ka‟bah.
5. Al-Qur’an dijadikan sebagai jampi-jampi, terapi jiwa sebagai pelipur duka lara,
untuk mendoakan pasien yang sakit bahkan untuk mengobati berbagai penyakit,
dengan dibacakan beberapa ayat atau surat tertentu dari al-Qur’an.
4
Zikir yang diucapkan sesudah salat. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Kelima (KBBI V).
riyāḍah5, meskipun terkadang terkontaminasi dengan unsur-unsur mistik dan
magis.6
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan tersebut, masih ada banyak lagi
fenomena sosial keagamaan yang dapat memperkuat asumsi bahwa al-Qur’an
telah direspon oleh masyarakat Islam dalam berbagai praktik. Sehingga fenomena
keberagamaan semacam ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengkaji al-
Qur‟an untuk dijadikan objek kajian dan penelitian.
5
Latiha penyempurnaan diri secara terus menerus melalui zikir dan pendekatan diri
kepada Allah. Dikutip dari Opini dan Artikel karya Yanti Kaiy dengan judul “Makna dan Manfa‟at
Riyadhoh”, Nusa News.net. diakses pada tanggal 05 November 2020.
6
Muhammad Yusuf, Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‟an, 43-46.
mampu. Pada mulanya para santri yang menimba ilmu di pondok ini juga ada
yang tidak mukim dari masyarakat sekitar. Namun pad tahun 2008 dari pondok
memberikan peraturan baru, yang mana diwajibkan kepada santri untuk mukim
Tradisi membaca ayat kursi, surat al-ikhlas, an-nas dan al-falaq yang
sudah ada di pondok pesantren modern Darussalam gontor sejak awal
kemunculanya, selain itu tradisi ini adalah salah satu peraturan pondok yang harus
ditaati oleh segenap santri. pengasuh pondok membiasakan para santri dalam
membaca do’a sebelum tidur bermaksud sebagai sunnah dari Nabi SAW. cara
membacanya pun bisa dikatakan unik, yang mana ketika pukul 21.45 semua santri
wajib keluar kamar dan berkumpul di depan kamar membentuk barisan dan duduk
bersama. Pada pukul 10.00 santri bersama-sama membaca surat al-fatihah, ayat
kursi, al ikhlas, al-falaq dan an-nas lalu membaca doa sebelum tidur dan membaca
doa untuk orang tua.
Pelaksannan tradisi ini memang tidak terlepas dari teks alQur’an sebagai
bacaanya. Melihat lebih dalam lagi pemaknaan ini bukan hany pada penjagaan
diri. selain itu, pondok mempercayai sebuah hadits yang menerangkan hal
tersebut.pada hadits riwayat bukhori yang artinya:
Selain itu juga terdapat hadits lain yang menerangkan tentang fadhillah
bacaan al-Qur’an sebelum tidur, seperti pada hadits yang artinya:
Jika kamu hendak berbaring di tempat tidur, bacalah ayat kursi karena
dengannya kamu selalu dijaga oleh allah ta’ala dan setan tidak akan dapat
mendekatimu sampai pagi. (HR.Bukhori no.3275).11
Pada hadits diatas menerangkan faidah dari ayat kursi dan surat al-
ikhlas,al-falaq dan an-nas ketika di baca pada saat sebelum tidur di percaya akan
menghindarkan kita dari gangguan setan dan kita akan di jaga sampai pagi harinya
lagi.
Kesimpulan
HR.Bukhori no.3275
HR.Bukhori no.5017
Latiha penyempurnaan diri secara terus menerus melalui zikir dan pendekatan diri
kepada Allah. Dikutip dari Opini dan Artikel karya Yanti Kaiy dengan
judul “Makna dan Manfa‟at Riyadhoh”, Nusa News.net. diakses pada
tanggal 05 November 2020.
Wawancara dengan Al-Ustadz Miftah Hamdani pada Senin, 20 Mei 2019 via
chatting dan telepon
Wawancara dengan Al-Ustadz Romi Gerhard Minggu, 19 Mei 2019 pukul 13.29
via telepon dan chatting
Zikir yang diucapkan sesudah salat. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kelima (KBBI V).