Sistem Pelaporan Dan Penatausahaan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Secara Real Time Di Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara
Sistem Pelaporan Dan Penatausahaan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Secara Real Time Di Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara
Disusun Oleh :
ATASAN
i
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR LAPORAN AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
ANGKATAN 2
Penguji/Narasumber
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kekhadirat Alloh SWT, atas segala rahmat
dan karunianya, sehingga Laporan Aksi Perubahan (LAP) ini pada akhirnya
dapat diselesaikan. Aksi Perubahan ini merupakan salah satu karya,
pengabdian dan tanggung jawab sebagai Aparatur Sipil Negara dalam
meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat, yang sekaligus sebagai salah
satu tugas peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas tahun 2020.
Laporan Aksi Perubahan terkait Inovasi pelaksanaan tata usaha serta
pelaporan pertanggungjawaban keuangan secara tepat waktu memuat poin-
poin penting mengenai konsep dan rencana perubahan akan dilakukan,
sebagaimana yang disajikan dalam deskripsi proses kepemimpinan yang
meliputi pembangunan integritas dan akuntabilitas kineja organisasi,
pengelolaan budaya kerja, dan membangun jejaring dan kolaborasi. Kemudian
deskripsi hasil kepemimpinan yang meliputi capaian dalam perbaikan kinerja
organisasi dan manfaat hasil perubahan. Di samping hal tersebut di atas, LAP
ini juga memuat keberlanjutan aksi perubahan yang menguraikan tahapan
seluruh rangkaian kegiatan aksi perubahan baik jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang serta tindak lanjutnya. Anggota tim efektif dan
perannya masing-masing juga disajikan pada LAP ini.
iii
7. Rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan 2 tahun
2020;
8. Satgas Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan 2 tahun 2020;
9. Semua rekan-rekan di lingkungan Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
iv
DAFTAR ISI
v
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 52
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TA BEL
viii
DAFTAR DIAGRAM
ix
A. PENDAHULUAN
A.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan program nawacita yang keempat yaitu
memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya dan
memastikan pengelolaan Reformasi Birokrasi yang efektif, dan Prioritas
Kerja Pemerintah Nomor 2 (dua) dan Nomor 4 (empat) yaitu Pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Reformasi Birokrasi, maka pemerintah
menetapkan perencanaan dan tata kelola Reformasi Birokrasi dalam
sebuah dokumen perencanaan yang dapat dipahami dan dilaksanakan
oleh seluruh pihak dan stakeholder yang berkepentingan.
Dalam kaitannya dengan hal di atas, Pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang terbagi dalam tiga periode
Road Map Reformasi Birokrasi Nasional, yaitu Road Map Reformasi
Birokrasi Tahun 2010-2014 periode penataan, 2015-2019 periode
penguatan, dan 2020-2024 periode birokrasi kelas dunia.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ditujukan untuk menciptakan
pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan kapabel, sehingga dapat
melayani masyarakat secara cepat, tepat, profesional, serta bersih dari
praktek KKN. Reformasi Birokrasi juga mendorong setiap
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah agar manfaat keberadaannya
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Di tengah tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi, Reformasi Birokrasi mendesak
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk terus meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Perubahan mindset dan cultureset harus terus
didorong agar birokrasi mampu menujukan performa/kinerjanya. Untuk
mewujudkan hal tersebut, kesuksesan Reformasi Birokrasi merupakan
tanggung jawab segenap elemen pemerintahan, dan harus disadari serta
dibangun bersama oleh seluruh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
di Indonesia, tanpa kecuali dalam mewujudkan Visi Indonesia Maju (Road
Map Kemenpan RB 2020 – 2024).
1
Saat ini Reformasi Birorasi telah masuk periode ketiga (2020 – 2024)
atau periode terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada
tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter
birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang dicirikan
dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas
dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Periodisasi perjalanan
Reformasi Birokrasi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
paradigma ilmu administrasi dan tata kelola pemerintahan yang berkembang
di dunia.
Upaya perbaikan tata kelola pemerintah dilakukan dengan mencari
paradigma terbaik yang dapat dipraktikkan di lapangan. Secara umum,
Indonesia mengarah pada praktik paradigma New Public Management, yang
ditunjukkan dengan upaya menciptakan efektivitas, efisiensi, dan
pemerintahan yang berorientasi pada hasil, serta (New Public Service
Governance) yang ditunjukkan dengan keterlibatan aktor lain di luar
pemerintah dalam kedudukan yang sama, seperti masyarakat sipil, dunia
usaha, dan media masa.
Sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2020-2024 yang juga digunakan sebagai sasaran Reformasi
Birokrasi, terdapat tiga sasaran Reformasi Birokrasi, yaitu: 1) Birokrasi yang
Bersih dan Akuntabel; 2) Birokrasi yang Kapabel; 3) Pelayanan Publik yang
Prima. Ketiga sasaran Reformasi Birokrasi tersebut diyakini merupakan
pengungkit utama dari pencapaian tujuan dan berbagai indikatornya. Selain
itu penetapan ketiga sasaran di atas juga mempertimbangkan keberlanjutan
dari sasaran Reformasi Birokrasi periode sebelumnya dengan
memperhatikan lingkungan strategis pemerintah.
Berikut gambaran hubungan sasaran Reformasi Birokrasi periode
sebelumnya dengan sasaran Reformasi Birokrasi 2020-2024.
2
Sumber : Road Map Kemenpan-RB 2020 -2024
3
Talenta/Talent Pool ASN Nasional sebagai dasar pengembangan karier ASN
yang transparan, kompetitif dan berbasis merit. Talent Pool ASN diharapkan
dapat mewujudkan sistem pengkaderan pejabat tinggi ASN melalui
penerapan sistem promosi terbuka, transparan, kompetitif, berbasis
kompetensi dan kinerja.
Selain itu, penataan sumber daya manusia aparatur juga diarahkan
agar kinerja setiap pegawai selaras dengan pencapaian kinerja organisasi.
Untuk itu, penerapan manajemen kinerja yang efektif melalui perencanaan
kinerja pegawai, bimbingan kinerja, penilaian kinerja, serta pemberian
penghargaan dan sanksi berdasarkan hasil penilaian kinerja pegawai
menjadi kata kunci didalamnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, reformasi birokrasi bermakna
sebagai sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola
pemerintahan Indonesia. Selain itu, reformasi birokrasi juga bermakna
sebagai sebuah pertaruhan besar bagi bangsa Indonesia dalam
menyongsong tantangan abad ke-21. Jika berhasil dilaksanakan dengan
baik, reformasi birokrasi akan mencapai tujuan yang diharapkan di
antaranya:
• Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan
kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;
• Menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;
• Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;
• Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/ program
instansi;
• Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua
segi tugas organisasi;
• Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam
menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.
4
bangsa. Keberhasilan atau kegagalan Pemilu, banyak ditentukan oleh
banyak faktor dan aktor. Oleh karena itu, Bawaslu bertekad untuk menjadi
aktor yang mensinergikan seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan
Pemilu yang demokratis dan berintegritas. Proses penyelenggaraan Pemilu
khususnya pencegahan dan pengawasan harus melibatkan seluruh elemen
bangsa, baik dari unsur masyarakat maupun pemangku kepentingan
(stakeholders) Pemilu dilaksanakan secara transparan, akuntabel, kredibel,
dan partisipatif, serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan Pemilu
di semua tahapan Pemilu, dimana tujuan akhirnya adalah Bawaslu dapat
berkembang menjadi lembaga yang paling dipercaya dan diandalkan oleh
rakyat Indonesia dalam mengawasi penyelenggaraan Pemilu. Sejalan
dengan itu, maka pengertian kata tepercaya adalah Melakukan
pengawasan, penindakan pelanggaran Pemilu dan penyelesaian sengketa
Pemilu secara profesional, berintegritas, netral, transparan, akuntabel,
kredibel, dan partisipatif sesuai dengan asas dan prinsip umum
penyelenggaraan Pemilu demokratis, sehingga menumbuhkan legitimasi
hukum serta moral politik dari publik.
Untuk menjabarkan visi tersebut, Bawaslu Menyusun misi selama
periode 2020 – 2024. Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengawasan pemilu yang
inovatif serta kepeloporan masyarakat dalam pengawasan partisipatif;
2. Meningkatkan kualitas penindakan pelanggaran dan penyelesaian
sengketa proses pemilu yang progresif, cepat dan sederhana;
3. Meningkatkan kualitas produk hukum yang harmonis dan
terintegrasi;
4. Memperkuat sistem teknologi informasi untuk mendukung kinerja
pengawasan, penindakan serta penyelesaian sengketa
pemilu terintegrasi, efektif, transparan dan aksesibel;
5. Mempercepat penguatan kelembagaan, dan SDM pengawas serta
aparatur Sekretariat di seluruh jenjang kelembagaan pengawas
pemilu, melalui penerapan tata kelola organisasi yang profesional dan
berbasis teknologi informasi sesuai dengan prinsip tata-pemerintahan
yang baik dan bersih;
5
Kelima Misi Bawaslu tersebut, yang sesuai dengan tugas, fungsi, dan
kewenangan Bawaslu, dimaksudkan untuk mencapai Visi Bawaslu:
“Menjadi Lembaga Pengawas Pemilu yang Tepercaya.”
Hal itu juga menegaskan bahwa Bawaslu bertanggung jawab
menghasilkan Pemilu Presiden-Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, dan
DPRD, serta pemilihan kepala daerah: Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-
Wakil Bupati, dan Wali Kota-Wakil Wali Kota, yang demokratis, berintegritas,
dan berkualitas: transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum dan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
menjadi Undang-Undang.
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi
Sulawesi Tenggara merupakan salah satu unit kerja eselon II pada Badan
Pengawas Pemilihan Umum. Dalam rangka mengedepankan efisiensi
belanja pegawai, serta perubahan SOTK Bawaslu sesuai dengan amanat
Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, struktur organisasi Bawaslu
Provinsi diusulkan dengan tipelogi yang berbeda sesuai dengan jumlah
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Provinsi, yakni Sekretariat Bawaslu Provinsi
tipe A dan Sekretariat Bawaslu Provinsi tipe B. Sekretariat Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara termasuk dalam Bawaslu Provinsi Tipe A yang Kepala
Sekretariat membawahi 4 (empat) Kepala Bagian yakni KepalaBagian
Administrasi; Kepala Bagian Pengawasan; Kepala Bagian Penanganan
Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Proses; dan Kepala Bagian
Hukum, Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi. Bagian Administrasi
Bawaslu Tipe A memiliki 2 (dua) subbagian yaitu Subbagian Perencanaan,
Keuangan dan Barang Milik Negara dan subbagian Sumber Daya Manusia
dan Umum, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
6
Diagram 1 : Struktur organisasi Sekretariat Bawaslu Provinsi Kelas A
7
organisasi dalam melaksanakan tugasnya, dengan tugas dan fungsi
melaksanakan urusan:
a. Perencanaan;
b. Keuangan;
c. Kepegawaian;
d. Barang milik negara;
e. Persuratan;
f. Kearsipan; dan
g. Kerumahtanggaan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.
8
Sulawesi Tengara. Pejabat Pembuat Komitmen di Bawaslu Kabupaten/Kota
akan bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari
penggunaan bukti mengenai hak tagih kepada negara yang dilakukan
dengan menguji kebenaran material dan keabsahan surat-surat bukti
mengenai hak tagih kepada negara, dan/atau menguji kebenaran dan
keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi
persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai. Surat-surat bukti
mengenai hak tagih serta dokumen/surat keputusan tersebut disampaikan
kepada bagian keuangan Bawaslu Provinsi Sulawesi untuk dilakukan
verifikasi serta pembinaan terkait penatausahaan dan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan.
Pengelolaan keuangan Badan Pengawas Pemilihan Umum merupakan
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan. Penatausahaan Keuangan Bawaslu yang merupakan bagian dari
pengelolaan Keuangan Bawaslu memegang peranan penting dalam proses
pengelolaan keuangan secara keseluruhan. Sedangkan keuangan Bawaslu
adalah hak dan kewajiban yang dinilai dengan uamg termasuk di dalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
Bawaslu. Untuk itu dalam rangka peningkatan pengelolaannya harus secara
akurat, tertib, efisien, efektif, objektif, dan berkualitas serta akuntabel.
Satuan Kerja Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat Kuasa
Pengguna Anggaran di Bawaslu Provinsi merangkap Pejabat Pembuat
Komitmen, serta 17 (tujuh belas) Pejabat Pembuat Komitmen di Bawaslu
Kabupaten/Kota, Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar terdapat
1 (satu) orang ditingkat provinsi, dan Bendahara Pengeluaran serta 17 (tujuh
belas) orang tersebar Bendahara Pengeluaran Pembantu di Bawaslu
Kabupaten/Kota.
9
KPA
(Kuasa Pengguna Anggaran)
Bendahara
Staf Keuangan Bendahara
Pengeluaran
di Provinsi Pengeluaran
Pembantu
10
5. Menetapkan Pokja Pemilihan Pantia/Pejabat Pengadaaan
Barang/Jasa dan Panitia/Pejabat Pemeriksa Barang/Jasa;
6. Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan
dan penarikan dana;
7. Mengawasi penatausahaan dokumendan transaksi yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan
8. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran
yang sesuai dengan aturan perundang-undangan.
11
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
12
4. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari
pembayaran yang dilakukannya;
5. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke
kas negara;
6. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP; dan
7. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala
KPPN selaku Kuasa BUN.
13
3. Membantu PPK dalam menyiapkan kelengkapan administrasi
Pengadaan Barang/Jasa;
4. Membantu PPK dalam melakukan verifikasi atas kebenaran material
dan akibat yang ditimbulkan dari penggunaan bukti mengenai hak
tagih kepada negara;
5. Mengumpulkan, mengadministrasikan, dan mengarsipkan dokumen
pertanggungjawaban keuangan yang menjadi tanggungjawab PPK;
dan
6. Membantu PPK menyiapkan SPP.
A.4. TUJUAN
Secara umum tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam aksi
perubahan ini adalah meningkatkan pelaksanaan anggaran serta tata
kelola organisasi melalui pemanfaatan media online sehingga langkah
pelaporan serta penatausahaan dokumen laporan pertanggungjawaban
penggunaan anggaran dapat dipertanggungjawabkan dengan baik
(akuntabel). Dengan pemanfaatan media online tersebut diharapkan
menjadi lebih mudah dan tepat waktu sesuai dengan harapan, guna
mencapai harapan tersebut maka tujuan berjangka dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:
14
5. Menginventarisasi permasalahan yang ditemukan dalam
pelaksanaan supervisi oleh masing-masing tim/koordinator
wilayah;
6. Masing-masing tim/koordinator wilayah bertanggungjawab atas
arsip softfile yang telah dikirim oleh Kabupaten/Kota dan diarsipkan
pada penyimpanan/Bank data yang telah disediakan;
7. Melakukan uji coba pelaksanaan kegiatan digitalisasi serta
verifikasi dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan;
8. Melakukan sosialisasi kepada pengelola keuangan di Bawaslu
Kabupaten/Kota;
9. Memperbaiki prosedur pelaksanaan serta kekurangan dari
pelaksanaan program berdasarkan kendala yang terjadi di
lapangan
15
Hal ini mengingat keterbatasan waktu dalam pelaksanaan
program aksi perubahan maka hanya sampai pada tahapan sosialisasi
secara tatap muka pada Bawaslu Kabupaten/Kota terdekat yang dalam
pelaksanaan sosialisasi, penulis menjelaskan dan mempraktekan
pelaksanaan program digitalisasi kepada Bawaslu Kabupaten/Kota dan
untuk sosialisasi kepada Kabupaten/Kota lainnya akan disampaikan
pada berbagai kesempatan seperti pada pertemuan, rapat koordinasi
atau kesempatan lainnya yang memungkinkan dengan harapan
memperoleh masukan untuk pengembangan lebih lanjut.
16
a. Aksi perubahan dilakukan untuk perbaikan kenerja, dalam
melaksanakan pekerjaan tentu selalu terdapat hambatan yang
disebabkan oleh faktor-faktor perlaksanaan pekerjaan yang masih
kurang ideal, misalnya pemanfaatan teknologi dan informasi yang
belum maksimal, prosedur kerja yang belum sepenuhnya ditaati,
evaluasi terhadap SOP, perlengkapan yang belum memadahi dan lain
sebagainya. Maka dari itu perlu adanya sebuah aksi perubahan dalam
rangka memperbaiki kinerja.
b. Upaya untuk melaksanakan aksi perubahan sampai tuntas, aksi
perubahan ini dilakukan sampai tuntas dalam rangka mengetahui
efektivitas dari sebuah aksi, benarkah memiliki kontribusi yang dapat
memberikan manfaat, seberapa baik pengaruhnya terhadap capaian
kinerja. Maka dari itu pentahapannya harus diikuti sampai tuntas.
c. Pelibatan tim kerja sesuai peranannya, untuk mendukung
keberhasilan aksi perubahan ini dibentuklah tim kerja dengan
mendapatkan peran masing-masing. Dengan menjalankan peran
masing-masing secara disiplin disertai kepemimpinan dalam
menggerakkan tim maka keberhasilan dalam menjalankan aksi
perubahan dapat dicapai dengan baik.
d. Komunikasi dengan mentor dan coach, mentor yang merupakan
pengarah dan sekaligus pendukung serta penentu kebijakan dalam
menjalankan aksi perubahan menjadi tempat untuk berkonsultasi,
sedangkan coach selaku pembimbing merupakan pusat konsultasi
teknis dalam menjalankan aksi perubahan mulai dari rancangan aksi
perubahan hingga pelaporan aksi perubahan.
17
lebih cocok untuk sebuah aksi perubahan yang menerapkan
pentahapan jangka pendek namun target pengembangan dapat
memasuki tahap jangka menengah dan jangka panjang. Disamping itu
juga prinsip kepemimpinan ini lebih cocok untuk diterapkan para
organisasi-organisasi yang secara hirarkhis memiliki hubungan dalam
kepemimpinan.
Kedua, Bangun sebuah tim yang solid melalui rasa saling percaya,
seorang pemimpin harus terlebih dahulu mencontohkan bahwa mereka
memiliki kepribadian yang layak untuk diikuti oleh anggota yang lain.
Melalui contoh dan perbuatan yang dilakukan, maka Anda telah
menumbuhkan iklim kepercayaan. di sinilah mulai terbangun integritas
tim melalui contoh seorang pemimpin. Tim efektif/ kerja dibangun
dengan terinspirasi dan teori ini sehingga akan mengalami kemudahan
dalam mencapai tujuan bersama melalui komunikasi dengan disertai
rincian tugas dan peran yang jelas.
18
memastikan setiap pegawai telah memahami apa yang perlu dilakukan.
Sebagai seorang pemimpin, Anda harus memulai terlebih dahulu untuk
berbagi informasi dan memastikan setiap anggota mengetahui apa
yang harus dilakukan, maka dari itu rincian tugas perlu ditegaskan dan
ditetapkan kepada para pegawai dalam satu tim. Agar capaian aksi
perubahan ini berhasil melalui tahapan-tahapan kegiatan maka setiap
tahapan harus dipahamkan kepada anggota melalui peran masing-
masing dengan mengkombinasikan unsur manajemen kontrol
(controlling).
19
Mengapa prinsip-prinsip kepemimpinan ini diadopsi karena
prinsip-prinsip ini mampu mendorong dan melahirkan terbangunnya
integritas dengan baik dengan tingkat akuntabilitas yang perlu terus
dikembangkan sehingga mekanisme kerja yang semakin transparan
dapat diwujudkan. Pada akhirnya birokrasi yang bersih melayani dapat
diwujudkan.
Bentuk perubahan yang akan disajikan pada inovasi ini adalah
memanfaatkan media online berupa gmail.com sebagai sarana
penyampaian digitalisasi laporan pertanggungjawaban keuangan dari
Bawaslu Kabupaten/Kota ke bagian keuangan Bawaslu Provinsi serta
penatausahaan dokumen digital laporan pertanggungjawaban
keuangan yang bersumber dari APBN di Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dengan adanya inovasi ini, nantinya akan dilaksankan
untuk memperbaiki tata kelola agar kinerja organisasi diharapkan
menjadi lebih baik dalam mengelola data dan dokumen yang akan
digunakan oleh unit kerja/organisasi yang bersangkutan serta layanan
yang diberikan kepada masyarakat.
Dalam penerapan inovasi tersebut, langkah-langkah kegiatan
mendorong tim yang terlibat dapat melahirkan kejujuran, keserasian
tindakan antara pikiran dan ucapan. Karena setiap langkahnya disertai
bukti secara nyata yang harus didokumentasikan atas dasar prinsip
akuntabilitas. Langkah ini melatih kedisiplinan dalam sebuah tindakan,
sebuah proses pembiasaan yang baik agar terbangun mindset, dan
budaya kerja untuk selalu melakukan sesuatu yang benar yang pada
akhirnya akan terhindar dari praktek-praktek menyimpang yang
terkadang dapat menghambat mekanisme kerja. Jika pembiasaan ini
terus dilakukan maka akan terbangun kebiasaan yang benar maka
akan terbentuk suatu kebiasaan (habit) yang berpengaruh pada
perilaku sehingga jika ada sesuatu yang menyimpang, maka secara
otomatis langsung terdapat reaksi yang bersumber dari nurani untuk
menghapus tindakan yang tidak jujur tersebut. Maka akan senantiasa
tertuntun antara tindakan dan pikiran untuk selalu bersinergi, antar
ucapan dan tindakan untuk sama-sama berada pada jalur yang benar
20
(on the track). Maka pentingnya membangun kebiasaan yang baik
sehingga integritas seorang pemimpin dapat dijadikan inspirasi oleh
para bawahan. Tindakan melalui contoh yang baik akan mendorong
orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Melalui serangkaian tahapan kerja dalam aksi perubahan tentu
didukung dengan bukti pada setiap melakukan tindakan ataupun
kegiatan. Dari bukti-bukti kegiatan yang selalu tercatat dalam bentuk
notulen, daftar hadir, foto dan adanya undangan maka seorang
pemimpin mulai merintis integritas diri dan dengan bukti itu semua
maka secara otomatis akan membangun kepercayaan orang bahwa
yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan atau terbangunnya
akuntabilitas.
Berkaitan dengan akuntabilitas setidaknya terdapat 3 (tiga)
unsur yang minimal harus dibangun yaitu: memiliki kompetensi,
amanah, dan kejujuran.
a. Memiliki kompetensi, suatu pekerjaan jika diserahkan kepada
ahlinya maka akan dapat diselesaikan dengan baik dan target
waktu dapat dicapai. Maka pihak pengguna jasa atau yang
memberi perintah akan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap
orang/pegawai yang diserahi tugas tersebut untuk menyelesaikan
pekerjaan. Maka dari itu seorang pemimpin harus dapat
memetakan kompetensi bawahan yang nantinya dapat diserahi
tanggung jawab.
b. Amanah, orang/pegawai yang amanah berusaha untuk
menyelesaikan pekerjaan/program sesuai dengan yang
direncanakan berdasarkan aturan. Mereka akan fokus untuk
menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Mereka tidak akan melakukan penyimpangan karena
setiap langkah penyimpangan yang dibuat akan mengubah target
capaian dengan kualitas yang telah ditetapkan bahkan berdampak
buruk bagi pihak-pihak yang dilayani atau munculnya
ketidakpuasan bagi para pemangku kepentingan/pelanggan yang
mendapat layanan. Maka amanah perlu diciptakan dengan sebaik
21
mungkin melalui pembiasaan dan disiplin kerja yang senantiasa
dibangun. Budaya tersebut jika terus dikembangkan maka tata
kelola yang baik dan birokrasi yang bersih melayani akan dapat
tercipta.
c. Jujur identik dengan integritas, atau orang yang memiliki
integritas, kejujuran adalah awal dari ketercapaian efisiensi dan
efektivitas. Jika kejujuran ini terus dibangun maka akan terbentuk
figur-figur yang dapat dipercaya, masyarakat atau pemangku
kepentingan akan menaruh hormat, akan memberikan image
positif terhadap layanan yang dilandasi dengan suatu kejujuran.
Oleh karena itu aksi ini tidak hanya sekedar menjalankan program
kepelatihan akan tetapi bagaimana mengubah mindset,
membangun perilaku dan budaya kerja yang baik bagi pegawai.
Tentu suatu langkah yang tidak mudah untuk mewujudkannya
akan tetapi harus dimulai. Tidak ada kata terlambat dalam
membangun sebuah kebaikan. Kejujuran yang disiplinkan akan
melahirkan kewibawaan dan kepercayaan.
22
6. Membangun kepercayaan masyarakat, dan lain sebagainya.
Coach
Ketua Tim
Kasubag Perencanaan, Keuangan, dan BMN
23
tim efektif. Pada bagian deskripsi dijelaskan identitas mentor, aksi leader,
coach, dan tim efektif. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:
Struktur Deskripsi
Nama Mentor : RAPIUDDIN, ST., MM
Sponsor Pangkat/Gol ruang : Pembina Tk. I, IV/b
/Mentor
Jabatan : Kepala Sekretariat
Bawaslu Provinsi
Coach Aksi Sulawesi Tenggara
Leader
Nama Coach : SUNARTO
Pangkat/Gol ruang : Penata Tk.I – III/d
Jabatan : Widyaiswara Madya
Nama Aksi Leader : TIEN NOVITA U.
SILONDAE, S.Pi.,
Pangkat/Golongan M.AP
Tim Tim
Jabatan : Penata Tk.I – III/d
Adm. Teknis : Kepala Subbagian
Perencanaan,
Keuangan dan BMN
Tim Administrasi bertugas mengkoordinir
pelaporan pertanggungjawaban keuangan,
mengelola administrasi dan dokumentasi dalam
pelaksanaan aksi perubahan terdiri dari 3 (tiga)
orang, yaitu:
1. Theresia F.M. Pasaribu, S.S.T;
2. Tessy J.P. Teressa, A.Md;
3. Hartini, S.Kom.
Keterangan:
o Mentor adalah atasan langsung peserta Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas;
o Aksi leader adalah peserta PKA;
o Coach adalah widyaiswara dari Pusdiklat/LAN
24
o Tim administrasi dan tim teknis juga berasal dari internal sub bagian
Perencanaan, Keuangan dan BMN Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara.
25
Dengan adanya rincian peran tersebut diharapkan masing-masing
dapat berkontribusi dalam aksi perubahan ini sehingga aksi perubahan
dapat dilaksanakan dengan hasil baik.
26
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran
Kerja Pelaksanaan
Mengelola kegiatan
mulai dari tahap
persiapan hingga
tahap pelaporan
terhadap
pelaksanaan aksi
perubahan;
3. Pembuatan e-mail
sebagai sarana
pengiriman dokumen
digitalisasi LPJ dari
Bawaslu
Kabupaten/Kota
(keuanganbawaslu
sultra@gmail.com);
4. Menyiapkan sarana
penatausahaan
digitalisasi LPJ
Bawaslu
Kabupaten/Kota.
8 Melakukan Aksi 1. Aksi leader sebagai 27 Oktober
sosialisasi Leader, tim pemimpin rapat; 2020
pelaksanaan administrasi 2. Tim administrasi
aksi perubahan dan tim mengelola
kepada teknis administrasi dan
pengelola dokumentasi baik
keuangan di 17 terhadap berkas/data
Kabupaten/Kota maupun dalam
pada kegiatan bentuk foto/image;
Rapat 3. Tim teknis
Koordinasi menjelaskan terkait
Laporan proses pelaksanaan
Keuangan digitalisasi laporan
pertanggungjawaban
keuangan, serta
pengirimannya
melalui email
bawaslu provinsi.
9 Melakukan Aksi 1. Aksi leader sebagai 9 November
Sosialisasi Leader, tim narasumber rapat; 2020
pelaksanaan administrasi 2. Tim administrasi
27
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran
Kerja Pelaksanaan
aksi perubahan dan tim mengelola
pada Sekretariat teknis administrasi dan
Bawaslu dokumentasi baik
Kabupaten terhadap berkas/data
Konawe Selatan maupun dalam
dan Sekretariat bentuk foto/image;
Bawaslu Kota 3. Tim teknis
Kendari menjelaskan terkait
proses pelaksanaan
digitalisasi laporan
pertanggungjawaban
keuangan, serta
pengirimannya
melalui email
bawaslu provinsi.
10 Pelaksanaan Tim 1. Tim administrasi 12 November
Aksi Perubahan administrasi menerima digitalisasi 2020
dan tim laporan
teknis pertanggungjawaban
keuangan dari
Bawaslu
Kabupaten/Kota;
2. Tim teknis
melakukan verifikasi
atas kelengkapan
dan keabsahan
dokumen
pertanggungjawaban
keuangan yang telah
dikirim oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota;
3. Tim administrasi
melakukan
penyampaian
dokumen
pertanggungjawaban
keuangan kepada
pihak terkait sesuai
dengan time line
yang telah
ditentukan;
28
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran
Kerja Pelaksanaan
4. Tim administrasi
menatausahakan
dokumen digitalisasi
pada saran
penyimpanan yang
telah disediakan.
11 Penyempurnaan Aksi Menangani kendala 16 November
Aksi Perubahan Leader, Tim yang ditemukan dalam 2020
Administrasi pelaksanaan aksi
dan tim perubahan berupa
teknis umpan balik dalam
pelaksanaannya.
12 Melakukan Aksi Melakukan evaluasi 16 November
evaluasi Leader, Tim bersama terhadap 2020
pelaksanaan Administrasi pelaksanaan aksi
aksi dan tim perubahan
Perubahan teknis
29
Gambar 2 : Digitalisasi LPJ yang telah dikirim ke email untuk diverifikasi
30
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran dan Urgensi
Kerja Pelaksanaan
tugas Tim Efektif pelaksanaan kegiatan
agar terdapat
pembagian
tugas secara jelas
5 Rapat persiapan Aksi Tim leader sebagai 15 Oktober
Pelaksanaan leader dan Inisiator rancangan 2020
sosiliasi aksi Tim efektif aplikasi
perubahan yang akan dibuat dan
tim 2 memberikan
masukan
bentuk rancangan agar
aplikasi memiliki daya
manfaat yang baik
31
KEPENTINGAN PENGARUH
No. STAKEHOLDERS
TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH
32
1. Rencana Tahapan Kegiatan Aksi Perubahan Beserta Capaian
Antara (Milestone)
33
membahas dan menentukan pembiayaan aksi perubahan.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2020 bertempat di
ruang kerja Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara. Output kegiatan ini adalah rancangan anggaran biaya
(RAB) aksi perubahan. Selanjutnya hasil kegiatan dikonsultasikan
dengan mentor terkait dengan rancangan anggaran belanja (RAB)
aksi perubahan. Dilaporkan kepada pembimbing pada bulan
November 2020. Bukti fisik kegiatan konsultasi dengan mentor
terkait dengan RAB aksi perubahan sebagaimana terlampir.
34
kegiatan ini adalah Pernyataan Dukungan terhadap aksi
perubahan.
b. Terbentuknya Pembentukan Tim Efektif/ Kerja
Rapat Pembentukan Tim Efektif/ Kerja dilaksanakan
pada tanggal 15 Oktober 2020. Langkah ini dilakukan dalam
rangka membentuk Tim Efektif/ kerja yang akan bekerja
sebagai pelaksana aksi perubahan. Kegiatan berlangsung di
ruang rapat Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.
Output kegiatan ini adalah Surat Keputusan Tim Efektif dan
Rincian Tugas masing-masing anggota tim.
35
Tahap IV: Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan aksi perubahan terdiri dari:
a. Terlaksananya Rapat Persiapan Pelaksanaan aksi perubahan.
Rapat Persiapan Pelaksanaan Program dilaksanakan
tanggal 15 Oktober 2020 di ruang rapat Sekretariat Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil kegiatan tersebut berupa
substansi dan metode pelaksanaan sosialisasi. Aksi leader
melakukan koordinasi pelaksanaan aksi perubahan serta
mengelola kegiatan mulai dari tahap persiapan pelaporan
atas pelaksanaan aksi perubahan. Pada rapat persiapan ini
diagendakan terkait pembuatan e-mail sebagai saran
pengiriman dokumen digitalisasi laporan pertanggungjawaban
keuangan dari pengelola keuangan Bawaslu Kabupaten/Kota
ke bagian keuangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.
Selanjutnya disiapkan sarana penatausahaan digitalisasi
laporan pertanggungjawaban Bawaslu Kabupaten/Kota
berupa computer dan/atau hardisk eksternal.
36
1. Pelaksanaan sosialisasi kepada pengelola keuangan di 17
(tujuh belas) Kabupaten/Kota yang dilakukan pada
pelaksanaan pada Rapat Koordinasi Laporan Keuangan
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten Kota se-
Sulawesi Tenggara tanggal 27 Oktober 2020 di Ruang
Phinisi Hotel Claro Kendari. Dalam pelaksanaan
sosialisasi tersebut, masing-masing peserta mampu
menerima materi yang disampaikan dengan baik.
37
Gambar 8 : Pelaksanaan Sosialisasi Aksi Perubahan Kepada
Pengelola Keuangan di Bawaslu Kab. Konawe Selatan
38
Gambar 10 : Pelaksanaan verifikasi dokumen digitalisasi oleh Tim
Efektif (Staf sub Bagian Keuangan)
39
Penyampaian laporan pertanggungjawaban
keuangan Bawaslu Kabupaten/Kota ke Bagian Keuangan
Bawaslu Provinsi dilakukan paling lambat setiap tanggal 8
(delapan) untuk setiap bulannya. Hal tersebut dilakukan
untuk menjamin penyampaian laporan keuangan kepada
pihak stakeholder dilakukan secara tepat waktu.
40
c. Terwujudnya Penyempurnaan Pelaksanaan Aksi Perubahan.
Dilakukan rapat oleh tim efektif tanggal 12 November 2020 di
ruang keuangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Output
yang dihasilkan yaitu alat kerja serta metode pelaksanaan
verifikasi laporan pertanggungjawaban dalam bentuk digitalisasi
yang disempurnakan dengan mengacu pada rekomendasi hasil
uji coba yang telah dilaksanakan sebelumnya.
41
ini dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan yang akan
datang.
JANGKA PENDEK
TAHAPAN I TERSUSUNNYA TIM AKSI PERUBAHAN
1 Konsultasi 15 Ruang Kerja Jadwal kegiatan aksi
dengan Mentor Oktober Kepala Sekretariat perubahan
(Kepala 2020
Sekretariat
Bawaslu Provinsi
Sulawesi
Tenggara)
42
No Aksi Perubahan Waktu Tempat Output Ket.
Perubahan
TAHAPAN II TERSUSUNNYA PENGORGANISASIAN AKSI PERUBAHAN
3 Membangun 15 Ruang Kerja Pernyataan dukungan
komitmen Oktober Bagian Keuangan terhadap aksi perubahan
2020
4 Pembentukan Tim 15 Ruang Rapat Tim Efektif
Efektif Oktober Bawaslu Provinsi
2020 Sulawesi Tenggara
43
No Aksi Perubahan Waktu Tempat Output Ket.
TAHAP V : TERSUSUNNYA EVALUASI AKSI PERUBAHAN
11 Mengevaluasi 23 s.d 26 Ruang Rapat Hasil Penyempurnaan
Segenap November Bawaslu Provinsi Aksi Perubahan
Rangakaian 2020 Sulawesi Tenggara
Pelaksanaan Aksi
Perubahan
TAHAP VI: TERSUSUNNYA PENULISAN PELAPORAN AKSI PERUBAHAN
15 Membuat laporan 23 s.d 26 Ruang Kerja Laporan Pelaksanaan
terhadap November penulis Aksi Perubahan
pelaksanaan aksi 2020
perubahan
16 Melakukan review 23 s.d 26 Ruang Rapat -
dan November Bawaslu Provinsi
pengembangan 2020 Sulawesi Tenggara
44
terus dilakukan pada tahapan jangka menengah ataupun jangka panjang
dengan menerapkan jika telah terbentuknya secara permanen Bawaslu
Kabupaten/Kota. Dengan adanya invovasi yang terus dikembangkan maka
kemampuan elektronis para pegawai serta ketepatan waktu penyampaian
laporan pertanggungjawaban keuanga mampu memberikan dukungan
terhadap tata kelola yang diharapkan akan semakin baik. Yang pada
akhirnya pengelola berbasis online akan menjadi alternatif yang baik dalam
menjalankan sistem tata kelola pemerintahan. Maka manajemen
pemerintahan bertaraf dunia semakin dapat diimbangi dengan menciptakan
layanan-layanan innovatif yang terus mengalami perubahan.
Setelah target jangka pendek berhasil direalisasikan maka target
jangka menengah dan jangka panjang juga direncanakan agar pengelolaan
berbasis online dapat diwujudkan. Dampaknya akan mengurangi
penggunaan anggaran dalam melakukan supervise dan monitoring laporan
pertanggungjawaban keuangan di tingkat Bawaslu Kabupaten/Kota.
45
Tahapan dan Indikator
No Hasil Faktor Penentu
Kegiatan Keberhasilan
SK Tim Kerjasama
Efektif dan
komunikasi
antar tim
3 Penjelasan jadwal Terinformasikan Jadwal kegiatan a. Dukungan Tim
kegiatan dan nya jadwal dan rincian b. Terbangunnya
rincian tugas Tim kegiatan dan tugas/peran Tim kerjasama dan
Efektif rincian tugas Efektif hubungan
Tim Efektif antar tim
4 Rapat persiapan Terwujudnya Rancangan a. Dukungan Tim
pelaksanaan aksi rancangan pelaksanaan aksi b. Dukungan
perubahan pelaksanaan perubahan aksi leader
aksi perubahan dan Tim
Efektif
5 Pelaksanaan Adanya Pengelola Dukungan Aksi
sosialisasi aksi dukungan dari keuangan Bawaslu Leader dan Tim
perubahan pengelola Kabupaten/Kota Efektif
keuangan di mampu
Bawaslu memahami terkait
Kabupaten/Kota pelaksanaan dan
tujuan dari aksi
perubahan
7 Penyempurnaan Terwujudnya Metode Dukungan Aksi
pelaksanaan aksi penyempunaan pelaksanaan dan Leader dan Tim
perubahan aksi perubahan alat kerja verifikasi Efektif
laporan
pertanggungjawab
an dalam bentuk
digitalisasi yang
disempurnakan
9 Melakukan evaluasi Tercatatnya Hasil evaluasi Dukungan Aksi
pelaksanaan aksi hasil evaluasi Leader dan Tim
perubahan Efektif
46
C.2. MANFAAT AKSI PERUBAHAN
Manfaat yang diperoleh dari aksi perubahan ini adalah memiliki
kompetensi/kemampuan yang lebih baik secara digital berdasarkan hasil
inovasi sehingga pengelola keuangan di tingkat Bawaslu Kabupaten/Kota
menjadi lebih professional dalam melakukan pelaporan dan penatausahaan
dokumen pertanggungjawaban keuangan serta akan mempercepat proses
pelaporan kepada stakeholder, dengan manfaat:
1. Pengendalian dan pencegahan pelaksanaan anggaran yang
bersumber dari APBN;
2. Penyampaian laporan realisasi anggaran kepada para stakeholder
yang tepat waktu;
3. Tertibnya dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
4. Keamanan dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan terjamin
dari bencana atau kejadian tertentu lainnya.
47
Strategi mangatasi
Potensi permasalahan
No Resiko yang akan terjadi permasalahan yang
yang mungkin terjadi
dihadapi/mitigasi resiko
1 Keterbatasan waktu dari Konsultasi menjadi Mengoptimalkan waktu
Mentor dan Aksi Leader diundur atau tertunda dengan melakukan
karena padatnya komunikasi antara Aksi
pelaksanaan tugas dan Leader dan Mentor
fungsi
2 Dukungan anggaran Mewujudkan aplikasi tidak Mengoptimalkan
secara terbatas dapat berjalan secara pemanfaatan anggaran yang
optimal sesuai rencana tersedia melalui berbagai
moment yang
memungkinkan dan untuk
tahun berikutnya dapat
diusulkan kembali
3 Pemahaman SDM Ketertundaan eksekusi Memaksimalkan tim dalam
terhadap pelaksanaan aksi perubahan melakukan pendampingan
aksi perubahan pelaksanaan aksi perubahan
4 Kompetensi SDM masih Kemampuan SDM Secara terus menerus
kurang Pengelola Keuangan di meningkatkan komunikasi
Kabupaten yang minim dan membuat prioritas
akan pengoperasian
digititalisasi scanner
sehingga tidak berjalan
secara maksimal
5 Kegiatan pada aksi Terjadinya hambatan dan Membuat skala prioritas
perubahan tahapan aksi perubahan kegiatan dan
berbarengan/bersamaan menjadi tertunda mengintegrasikan rencana
dengan kegiatan rutin aksi perubahan
sesuai dengan tusi
6 Permasalahan koordinasi Penerimaan informasi a. Pemberitahuan secara
antar pejabat dan pegawai menjadi terhambat lebih intensif
b. Memanfaatkan media
sebanyak mungkin (WA,
email, SMS, dll)
c. Memperkuat sosialisasi
d. Memanfaatkan dan
memaksimalkan
narahubung
48
D. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
Pelaksanaan aksi perubahan lebih dominan pada implementasi jangka
pendek namun setelah melihat produk yang dapat dihasilkan memiliki dampak
yang baik terhadap sistem pendataan dan dokumentasi yang memiliki daya
dukung terhadap penilaian mandiri atas pelaksanaan anggaran serta dukungan
data dalam pengelolaan keuangan maka aksi perubahan ini tentu tidak akan
berhenti pada jangka waktu program pelatihan saja akan tetapi menjadi penting
untuk dilanjutkan setelah melihat manfaatnya. Data dan dokumen yang
disajikan dari pelaksanaan aksi perubahan memiliki daya dukung dan manfaat
yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan atau manfaat lainnya.
Untuk memantapkan langkah pengembangan nampaknya perlu juga
dilakukan studi komperatif, yang akan membandingkan kecepatan proses kerja
antara sebelum pelaksanaan aksi perubahan dengan setelah pelaksanaan aksi
perubahan. Studi ini semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan terkait penganggaraan serta kebijakan lainnya agar langkah
pengembangan menjadi lebih percaya diri. Lambat laun langkah
pengembangan akan menjadi sebuah tuntutan yang wajib diikuti karena proses
kerja akan terus berpacu dengan strategi yang harus diciptakan karena situsi
dunia dan tata kelola pemerintahan dunia menghendaki suatu terobosan.
Tata kelola pemerintahan dunia terus berpacu menuju yang terbaik
maka terobosan-terobosan baru akan selalu diperlukan mengingat tantangan
yang tidak dapat dibiarkan. Kondisi, situasi dan tantangan harus direspon
dengan strategi solutif yang mampu mengimbangi tantangan tersebut.
E. PENUTUP
E.1. KESIMPULAN
a. Pelaporan dan penatausahaan pertanggungjawaban keuangan yang akan
dilakukan dalam bentuk digitalisasi bertujuan untuk ketepatan waku
penyampaian LPJ keuangan kepada stakeholder dapat tepat waktu serta
pengarsipannya dapat dilakukan di Bawaslu Provinsi dalam bentuk
digitalisasi pada sarana penyimpanan computer dan/atau hardisk
eksternal;
49
b. Melalui pelaksanaan aksi perubahan ini diharapkan seluruh data dan
dokumentasi di bidang keuangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
anggaran dapat didokumentasikan atau diarsipkan dengan baik sehingga
sewaktu-waktu diperlukan dan dijadikan bahan dalam pengambilan
keputusan mampu memberikan daya dukung yang baik. Hal ini untuk
mendorong suatu tata kelola organisasi yang lebih baik yang menjunjung
tinggi prinsip akuntabilitas. Dengan adanya sistem digitalisasi data
tersebut secara professional melahirkan data dan dokumen secara valid
dan benar yang menjunjung nilai-nilai transparansi;
c. Melalui aksi perubahan ini dapat memberikan manfaat diantaranya adalah
Bagian Keuangan Bawaslu Provinsi dapat secara cepat dalam melakukan
pengendalian pelaksanaan anggaran di Bawaslu Kabupaten/Kota, dapat
mengontrol tertibnya pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan serta
dalam penatausahaannya terjamin keamanannya dari bencana alam
maupun kejadian lainnya.
d. Dalam proses pelaksanaan aksi perubahan Sekretariat Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara dapat bekerja sama dengan berbagai pihak baik
internal maupun eksternal yang mampu memberikan dukungan sesuai
dengan peran masing-masing;
e. Aksi perubahan ini merupakan kegiatan yang bersifat jangka panjang
yang memerlukan komitmen bersama dan kerja sama yang baik kepada
seluruh stakeholders internal dan eksternal.
E.2. REKOMENDASI
a. Setiap aksi perubahan yang bersifat jangka panjang ini memerlukan
pendampingan-pendampingan, sosialisasi dan advokasi demi kesuksesan
aksi ini;
b. Aksi perubahan jangka pendek yang menurut penilaian berhasil dilakukan
perlu terus dilanjutkan ke arah jangka menengah dan jangka panjang
namun perlu adanya dukungan anggaran yang jelas, pembangunan SDM
pendukung dan persiapan budaya kerja yang baru;
c. Setelah terlaksananya aksi perubahan ini, harus diimbangi dengan
langkah pemeliharaan terhadap sarana penatausahaan dokumen
50
digitalisasi pertanggungjawaban keuangan yang baik mengingat hal ini
sering dilupakan;
d. Komitmen, peran, kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan baik
internal maupun eksternal menjadi sangat penting demi terwujudnya
sistem ini.
F. DAFTAR PUSTAKA
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
b. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, dan Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota;
c. Permenpan-RB Nomor 25 tahun 2020 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2020-2024;
d. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Pemilihan Umum
Republik Indonesia Tahun 2020-2024;
e. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan;
f. Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum
Nomor 0343/Bawaslu/SJ/KU.00.03/VI/2019 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum;
g. LKIP Bawaslu Tahun 2019.
51
LAMPIRAN – LAMPIRAN
52
Jadwal Pelaksanaan Rencana Aksi Perubahan
53
54
55
Surat Keputusan Pembentukan Tim Efektif Pelaksanaan Rancangan
Aksi Perubahan
56
57
58
Pernyataan Dukungan Dari Anggota Tim Efektif
59
60