Anda di halaman 1dari 70

Sistem Pelaporan dan Penatausahaan Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Secara Real Time di Bawaslu


Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara

LAPORAN AKSI PERUBAHAN


PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS

Disusun Oleh :

NAMA : TIEN NOVITA U. SILONDAE, S.Pi., M.AP


NIP : 19791127 200801 2 006
JABATAN : KEPALA PERENCANAAN, KEUANGAN
DAN BARANG MILIK NEGARA
UNIT KERJA : SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
ANGKATAN :2
NOMOR PRESENSI : 27
MENTOR : RAPIUDDIN, ST., MM
COACH : SUNARTO

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2020
LAPORAN AKSI PERUBAHAN

Laporan Aksi Perubahan ini mendapat dukungan dan persetujuan dari :

ATASAN

Kendari, Desember 2020


Mentor Project Leader,

RUSDY ASHAR, S.STP., M.Si TIEN NOVITA U. SILONDAE, S.Pi., M.AP


NIP 198407302003121002 NIP. 197911272008012006

i
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR LAPORAN AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
ANGKATAN 2

Judul : Sistem Pelaporan dan Penatausahaan Laporan


Pertanggungjawaban Keuangan Secara Real Time di Bawaslu
Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara
Nama : TIEN NOVITA U. SILONDAE, S.Pi., M.AP
NIP : 19791127 200801 2 006
Absensi : 27
Jabatan : Kepala Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Barang Milik
Negara
Unit Kerja : Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

Telah diuji di depan Tim Penguji


Pada hari …….., tanggal ……. Desember 2020

Kendari, ……… Desember 2020


Coach, Mentor,

SUNARTO, S.Sos.,M.Si RUSDY ASHAR, S.STP., M.Si.


NIP. 196907281989031001 NIP. 196908161998031010

Penguji/Narasumber

Dr. GANEFO GINTING, S.Pd.,M.Pd.


NIP. 196407101988031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kekhadirat Alloh SWT, atas segala rahmat
dan karunianya, sehingga Laporan Aksi Perubahan (LAP) ini pada akhirnya
dapat diselesaikan. Aksi Perubahan ini merupakan salah satu karya,
pengabdian dan tanggung jawab sebagai Aparatur Sipil Negara dalam
meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat, yang sekaligus sebagai salah
satu tugas peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas tahun 2020.
Laporan Aksi Perubahan terkait Inovasi pelaksanaan tata usaha serta
pelaporan pertanggungjawaban keuangan secara tepat waktu memuat poin-
poin penting mengenai konsep dan rencana perubahan akan dilakukan,
sebagaimana yang disajikan dalam deskripsi proses kepemimpinan yang
meliputi pembangunan integritas dan akuntabilitas kineja organisasi,
pengelolaan budaya kerja, dan membangun jejaring dan kolaborasi. Kemudian
deskripsi hasil kepemimpinan yang meliputi capaian dalam perbaikan kinerja
organisasi dan manfaat hasil perubahan. Di samping hal tersebut di atas, LAP
ini juga memuat keberlanjutan aksi perubahan yang menguraikan tahapan
seluruh rangkaian kegiatan aksi perubahan baik jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang serta tindak lanjutnya. Anggota tim efektif dan
perannya masing-masing juga disajikan pada LAP ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah


mendukung sehingga Laporan Aksi Perubahan ini dapat diselesaikan yaitu:
1. Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
2. Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
3. Pejabat Struktural dan Staf Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
4. Bapak Sunarto selaku penanggung Jawab Pelatihan Kepemimpinan
Administrator Angkatan 2 Tahun 2020;
5. Bapak Ginting Ganeo selaku penguji Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Angkatan 2 Tahun 2020;
6. Para narasumber Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan 2 tahun
2020 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu;

iii
7. Rekan-rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan 2 tahun
2020;
8. Satgas Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan 2 tahun 2020;
9. Semua rekan-rekan di lingkungan Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara dan Bawaslu Kabupaten/Kota.

Kendari, …….. Desember 2020


Peserta PKP Angkatan 2,

TIEN NOVITA U. SILONDAE, S.Pi., M.AP


NIP. 19711272008012006

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR DIAGRAM....................................................................................... ix
A. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A.1. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
A.2. PROFIL ORGANISASI ............................................................................ 4
A.3. PROFIL UNIT KERJA.............................................................................. 7
A.4. TUJUAN ................................................................................................ 14
a. Tujuan Jangka Pendek..................................................................... 14
b. Tujuan Jangka Menengah ................................................................ 15
c. Tujuan Jangka Penjang .................................................................... 15
B. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN ................................................... 16
B.1. MEMBANGUN INTEGRITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
ORGANISASI ........................................................................................ 16
B.2. PENGELOLAAN BUDAYA PELAYANAN .............................................. 23
B.3 PENGELOLAAN TIM ............................................................................. 30
B.4. MEMBANGUN JEJARING DAN KOLABORASI .................................... 31
C. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN ......................................................... 32
C.1. CAPAIAN DALAM PERBAIKAN KINERJA ORGANISASI ..................... 32
1. Rencana Tahapan Kegiatan Aksi Perubahan Beserta Capaian Antara
(Milestone) .......................................................................................... 33
C.2. MANFAAT AKSI PERUBAHAN .......................................................... 47
D. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN.................................................. 49
E. PENUTUP ................................................................................................... 49
E.1. KESIMPULAN ....................................................................................... 49
E.2. REKOMENDASI .................................................................................... 50
F. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 51

v
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 52

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Indikator tiga sasaran Reformasi Birokrasi


Gambar 2 : Digitalisasi LPJ yang telah ke email untuk diverifikasi
Gambar 3 : Konsultasi dengan Mentor
Gambar 4 : Rapat Pembentukan Tim efektif/Tim Kerja
Gambar 5 : Rapat Koordinasi pembagian rincian tugas masing-masing
anggota tim efektif
Gambar 6 : Rapat persiapan pelaksanaan aksi perubahan
Gambar 7 : Pelaksanaan sosialisasi aksi perubahan kepada Pengelola
Keuangan di 17 Kabupaten/Kota bertempat di Hotel Claro Kendari
Gambar 8 : Pelaksanaan sosialisasi aksi perubahan kepada Pengelola
Keuangan di Bawaslu Kab. Konawe Selatan
Gambar 9 : Pelaksanaan sosialisasi aksi perubahan kepada Pengelola
Keuangan di Bawaslu Kota Kendari
Gambar 10 : Pelaksanaan verifikasi dokumen digitalisasi oleh Tim Efektif (Staf
sub Bagian Keuangan)
Gambar 11 : Penyampaian backup data laporan pertanggungjawaban
keuangan kepada Bagian Keuangan Bawaslu RI
Gambar 12 : LPJ digitalisasi yang telah diarsipkan pada computer dan/atau
hardisk eksternal
Gambar 13 : Alur proses pelaksanaan pelaporan dan penatausahaan laporan
pertanggung jawaban keuangan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota
Gambar 14 : Rapat evaluasi pelaksanaan aksi perubahan
Gambar 15 : Penyampaian hasil laporanaksi perubahan kepada Mentor selaku
atasan penulis

vii
DAFTAR TA BEL

Tabel 1 : Struktur tata Kelola aksi perubahan


Tabel 2 : Uraian peran tim efektif
Tabel 3 : Pemberdayaan tim kerja aksi perubahan
Tabel 4 : Pengelolaan tim
Tabel 5 : Stakeholders dalam pelaksanaan program
Tabel 6 : Kegiatan aksi perubahan
Tabel 7 : Faktor kunci keberhasilan
Tabel 8 : Identifikasi masalah

viii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 : Struktur organisasi Sekretariat Bawaslu Provinsi Kelas A


Diagram 2 : Struktur organisasi Bagian Administrasi
Diagram 3 : Struktur pengelolaan keuangan di lingkungan Satker Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara
Diagram 4 : Struktur organisasi Tim Efektif

ix
A. PENDAHULUAN
A.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan program nawacita yang keempat yaitu
memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya dan
memastikan pengelolaan Reformasi Birokrasi yang efektif, dan Prioritas
Kerja Pemerintah Nomor 2 (dua) dan Nomor 4 (empat) yaitu Pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Reformasi Birokrasi, maka pemerintah
menetapkan perencanaan dan tata kelola Reformasi Birokrasi dalam
sebuah dokumen perencanaan yang dapat dipahami dan dilaksanakan
oleh seluruh pihak dan stakeholder yang berkepentingan.
Dalam kaitannya dengan hal di atas, Pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang terbagi dalam tiga periode
Road Map Reformasi Birokrasi Nasional, yaitu Road Map Reformasi
Birokrasi Tahun 2010-2014 periode penataan, 2015-2019 periode
penguatan, dan 2020-2024 periode birokrasi kelas dunia.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ditujukan untuk menciptakan
pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan kapabel, sehingga dapat
melayani masyarakat secara cepat, tepat, profesional, serta bersih dari
praktek KKN. Reformasi Birokrasi juga mendorong setiap
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah agar manfaat keberadaannya
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Di tengah tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi, Reformasi Birokrasi mendesak
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk terus meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Perubahan mindset dan cultureset harus terus
didorong agar birokrasi mampu menujukan performa/kinerjanya. Untuk
mewujudkan hal tersebut, kesuksesan Reformasi Birokrasi merupakan
tanggung jawab segenap elemen pemerintahan, dan harus disadari serta
dibangun bersama oleh seluruh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
di Indonesia, tanpa kecuali dalam mewujudkan Visi Indonesia Maju (Road
Map Kemenpan RB 2020 – 2024).

1
Saat ini Reformasi Birorasi telah masuk periode ketiga (2020 – 2024)
atau periode terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada
tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter
birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang dicirikan
dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas
dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Periodisasi perjalanan
Reformasi Birokrasi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
paradigma ilmu administrasi dan tata kelola pemerintahan yang berkembang
di dunia.
Upaya perbaikan tata kelola pemerintah dilakukan dengan mencari
paradigma terbaik yang dapat dipraktikkan di lapangan. Secara umum,
Indonesia mengarah pada praktik paradigma New Public Management, yang
ditunjukkan dengan upaya menciptakan efektivitas, efisiensi, dan
pemerintahan yang berorientasi pada hasil, serta (New Public Service
Governance) yang ditunjukkan dengan keterlibatan aktor lain di luar
pemerintah dalam kedudukan yang sama, seperti masyarakat sipil, dunia
usaha, dan media masa.
Sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2020-2024 yang juga digunakan sebagai sasaran Reformasi
Birokrasi, terdapat tiga sasaran Reformasi Birokrasi, yaitu: 1) Birokrasi yang
Bersih dan Akuntabel; 2) Birokrasi yang Kapabel; 3) Pelayanan Publik yang
Prima. Ketiga sasaran Reformasi Birokrasi tersebut diyakini merupakan
pengungkit utama dari pencapaian tujuan dan berbagai indikatornya. Selain
itu penetapan ketiga sasaran di atas juga mempertimbangkan keberlanjutan
dari sasaran Reformasi Birokrasi periode sebelumnya dengan
memperhatikan lingkungan strategis pemerintah.
Berikut gambaran hubungan sasaran Reformasi Birokrasi periode
sebelumnya dengan sasaran Reformasi Birokrasi 2020-2024.

2
Sumber : Road Map Kemenpan-RB 2020 -2024

Gambar 1: Indikator tiga sasaran Reformasi Birokrasi

Dalam mewujudkan ketiga sasaran dari Reformasi Birokrasi yang


diantaranya Birokrasi dalam Pelayanan Publik yang prima tentunya hal ini
tidak terlepas dari peran ASN yang harus memiliki Standar kompetensi.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014), ASN semakin dibangun karakter dan
budaya kinerjanya agar lebih berintegritas, profesional, netral dan bebas
dari intervensi politik, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,
serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas untuk
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat dan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu, undang-undang ini mendorong peningkatkan kualitas
manajemen aparatur sipil negara dalam suatu sistem merit yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja mulai dari proses
rekrutmen dan seleksi pengembangan kompetensi, penempatan, promosi,
rotasi, dan karir. Kementerian/lembaga/ pemerintah daerah dituntut untuk
melaksanakan merit sistem sehingga tercipta ASN yang professional,
berintegritas dan berdaya saing tinggi.
Upaya lain yang telah dilakukan dalam mendorong terciptanya ASN
unggul dan berdaya saing tinggi adalah diterapkannya Manajemen

3
Talenta/Talent Pool ASN Nasional sebagai dasar pengembangan karier ASN
yang transparan, kompetitif dan berbasis merit. Talent Pool ASN diharapkan
dapat mewujudkan sistem pengkaderan pejabat tinggi ASN melalui
penerapan sistem promosi terbuka, transparan, kompetitif, berbasis
kompetensi dan kinerja.
Selain itu, penataan sumber daya manusia aparatur juga diarahkan
agar kinerja setiap pegawai selaras dengan pencapaian kinerja organisasi.
Untuk itu, penerapan manajemen kinerja yang efektif melalui perencanaan
kinerja pegawai, bimbingan kinerja, penilaian kinerja, serta pemberian
penghargaan dan sanksi berdasarkan hasil penilaian kinerja pegawai
menjadi kata kunci didalamnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, reformasi birokrasi bermakna
sebagai sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola
pemerintahan Indonesia. Selain itu, reformasi birokrasi juga bermakna
sebagai sebuah pertaruhan besar bagi bangsa Indonesia dalam
menyongsong tantangan abad ke-21. Jika berhasil dilaksanakan dengan
baik, reformasi birokrasi akan mencapai tujuan yang diharapkan di
antaranya:
• Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan
kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;
• Menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;
• Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;
• Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/ program
instansi;
• Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua
segi tugas organisasi;
• Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam
menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.

A.2. PROFIL ORGANISASI


Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Bawaslu memilik visi
yakni “Menjadi Lembaga Pengawas Pemilu yang Tepercaya.”
Penyelenggaraan Pemilu merupakan kerja bersama seluruh komponen

4
bangsa. Keberhasilan atau kegagalan Pemilu, banyak ditentukan oleh
banyak faktor dan aktor. Oleh karena itu, Bawaslu bertekad untuk menjadi
aktor yang mensinergikan seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan
Pemilu yang demokratis dan berintegritas. Proses penyelenggaraan Pemilu
khususnya pencegahan dan pengawasan harus melibatkan seluruh elemen
bangsa, baik dari unsur masyarakat maupun pemangku kepentingan
(stakeholders) Pemilu dilaksanakan secara transparan, akuntabel, kredibel,
dan partisipatif, serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan Pemilu
di semua tahapan Pemilu, dimana tujuan akhirnya adalah Bawaslu dapat
berkembang menjadi lembaga yang paling dipercaya dan diandalkan oleh
rakyat Indonesia dalam mengawasi penyelenggaraan Pemilu. Sejalan
dengan itu, maka pengertian kata tepercaya adalah Melakukan
pengawasan, penindakan pelanggaran Pemilu dan penyelesaian sengketa
Pemilu secara profesional, berintegritas, netral, transparan, akuntabel,
kredibel, dan partisipatif sesuai dengan asas dan prinsip umum
penyelenggaraan Pemilu demokratis, sehingga menumbuhkan legitimasi
hukum serta moral politik dari publik.
Untuk menjabarkan visi tersebut, Bawaslu Menyusun misi selama
periode 2020 – 2024. Adapun misi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengawasan pemilu yang
inovatif serta kepeloporan masyarakat dalam pengawasan partisipatif;
2. Meningkatkan kualitas penindakan pelanggaran dan penyelesaian
sengketa proses pemilu yang progresif, cepat dan sederhana;
3. Meningkatkan kualitas produk hukum yang harmonis dan
terintegrasi;
4. Memperkuat sistem teknologi informasi untuk mendukung kinerja
pengawasan, penindakan serta penyelesaian sengketa
pemilu terintegrasi, efektif, transparan dan aksesibel;
5. Mempercepat penguatan kelembagaan, dan SDM pengawas serta
aparatur Sekretariat di seluruh jenjang kelembagaan pengawas
pemilu, melalui penerapan tata kelola organisasi yang profesional dan
berbasis teknologi informasi sesuai dengan prinsip tata-pemerintahan
yang baik dan bersih;

5
Kelima Misi Bawaslu tersebut, yang sesuai dengan tugas, fungsi, dan
kewenangan Bawaslu, dimaksudkan untuk mencapai Visi Bawaslu:
“Menjadi Lembaga Pengawas Pemilu yang Tepercaya.”
Hal itu juga menegaskan bahwa Bawaslu bertanggung jawab
menghasilkan Pemilu Presiden-Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, dan
DPRD, serta pemilihan kepala daerah: Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-
Wakil Bupati, dan Wali Kota-Wakil Wali Kota, yang demokratis, berintegritas,
dan berkualitas: transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum dan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
menjadi Undang-Undang.
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi
Sulawesi Tenggara merupakan salah satu unit kerja eselon II pada Badan
Pengawas Pemilihan Umum. Dalam rangka mengedepankan efisiensi
belanja pegawai, serta perubahan SOTK Bawaslu sesuai dengan amanat
Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, struktur organisasi Bawaslu
Provinsi diusulkan dengan tipelogi yang berbeda sesuai dengan jumlah
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Provinsi, yakni Sekretariat Bawaslu Provinsi
tipe A dan Sekretariat Bawaslu Provinsi tipe B. Sekretariat Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara termasuk dalam Bawaslu Provinsi Tipe A yang Kepala
Sekretariat membawahi 4 (empat) Kepala Bagian yakni KepalaBagian
Administrasi; Kepala Bagian Pengawasan; Kepala Bagian Penanganan
Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Proses; dan Kepala Bagian
Hukum, Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi. Bagian Administrasi
Bawaslu Tipe A memiliki 2 (dua) subbagian yaitu Subbagian Perencanaan,
Keuangan dan Barang Milik Negara dan subbagian Sumber Daya Manusia
dan Umum, dengan struktur organisasi sebagai berikut:

6
Diagram 1 : Struktur organisasi Sekretariat Bawaslu Provinsi Kelas A

A.3. PROFIL UNIT KERJA

Sub bagian Perencanaan, Keuangan dan Barang Milik Negara


memiliki fungsi koordinatif di bidang penyusunan kebijakan, rencana,
program, kegiatan dan anggaran di bidang program penyelenggaraan
Pengawasan Pemilu yang dalam uraian pelaksanaannya adalah berupa
pembinaan dan pengelolaan administrasi keuangan dan Barang Milik
Negara; pembinaan SDM Pengawas dan kesekretariatan; pengawasan
Pemilu partisipatif; evaluasi pengawasan Pemilu/Pemilihan; koordinasi
pengawasan tahapan Pemilu/Pemilihan; pembinaan/pelaksanaan
penanganan dan penindakan pelanggaran Pemilu/Pemilihan; fasilitasi
Sentra Gakkumdu; pembinaan/pelaksanaan penyelesaian sengketa
Pemilu/Pemilihan; advokasi pelanggaran dan pidana Pemilu/Pemilihan;
diseminasi peraturan perundang-undangan; pengelolaan kehumasan,
peliputan dan dokumentasi; serta layanan internal berupa sarana dan
prasarana.
Subbagian Perencanaan, Keuangan dan Barang Milik Negara
memiliki peranan yang amat penting dalam mendukung keberhasilan

7
organisasi dalam melaksanakan tugasnya, dengan tugas dan fungsi
melaksanakan urusan:
a. Perencanaan;
b. Keuangan;
c. Kepegawaian;
d. Barang milik negara;
e. Persuratan;
f. Kearsipan; dan
g. Kerumahtanggaan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sub Bagian Administrasi

Sub Bagian SDM dan Sub Bagian Perencanaan,


Umum Keuangan dan BMN

Diagram 2 : Struktur organisasi bagian administrasi

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Bawaslu Provinsi Sulawesi


Tenggara berkewajiban melaporkan pertanggungjawaban anggaran yang
digunakan, baik APBN maupun APBD di Bawaslu Kabupaten/Kota Pilkada
2020. Satuan Kerja Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari
Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dan 17 (tujuh belas)
Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara, sehingga DIPA untuk keseluruhan
anggaran adalah melalui DIPA Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Satuan
Kerja Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat Kuasa Pengguna
Anggaran di Bawaslu Provinsi merangkap Pejabat Pembuat Komitmen, serta
17 (tujuh belas) Pejabat Pembuat Komitmen di Bawaslu Kabupaten/Kota.
Pejabat Pembuat Komitmen melaksanakan kewenangan Kuasa
Pengguna Anggaran untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara kemudian dalam melaksanakan
kewenangannya, Pejabat Pembuat Komitmen mempedomani pelaksanaan
tanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Anggaran Bawaslu Provinsi

8
Sulawesi Tengara. Pejabat Pembuat Komitmen di Bawaslu Kabupaten/Kota
akan bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari
penggunaan bukti mengenai hak tagih kepada negara yang dilakukan
dengan menguji kebenaran material dan keabsahan surat-surat bukti
mengenai hak tagih kepada negara, dan/atau menguji kebenaran dan
keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi
persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai. Surat-surat bukti
mengenai hak tagih serta dokumen/surat keputusan tersebut disampaikan
kepada bagian keuangan Bawaslu Provinsi Sulawesi untuk dilakukan
verifikasi serta pembinaan terkait penatausahaan dan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan.
Pengelolaan keuangan Badan Pengawas Pemilihan Umum merupakan
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan. Penatausahaan Keuangan Bawaslu yang merupakan bagian dari
pengelolaan Keuangan Bawaslu memegang peranan penting dalam proses
pengelolaan keuangan secara keseluruhan. Sedangkan keuangan Bawaslu
adalah hak dan kewajiban yang dinilai dengan uamg termasuk di dalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
Bawaslu. Untuk itu dalam rangka peningkatan pengelolaannya harus secara
akurat, tertib, efisien, efektif, objektif, dan berkualitas serta akuntabel.
Satuan Kerja Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat Kuasa
Pengguna Anggaran di Bawaslu Provinsi merangkap Pejabat Pembuat
Komitmen, serta 17 (tujuh belas) Pejabat Pembuat Komitmen di Bawaslu
Kabupaten/Kota, Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar terdapat
1 (satu) orang ditingkat provinsi, dan Bendahara Pengeluaran serta 17 (tujuh
belas) orang tersebar Bendahara Pengeluaran Pembantu di Bawaslu
Kabupaten/Kota.

9
KPA
(Kuasa Pengguna Anggaran)

PPSPM PPK PPK


di Bawaslu Provinsi di Bawaslu Provinsi di 17 Kab/Kota

Bendahara
Staf Keuangan Bendahara
Pengeluaran
di Provinsi Pengeluaran
Pembantu

Staf Keuangan Staf Keuangan


di Provinsi di 17 Kab/Kota

Diagram 3 : Struktur pengelolaan keuangan di lingkungan Satker Bawaslu Provinsi Sulawesi


Tenggara

Dalam pelaksanaan anggaran pada Satuan Kerja Bawaslu Provinsi


Sulawesi Tenggara, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bertanggungjawab
secara formal dan material kepada Pengguna Anggaran (PA) atas
pelaksanaan kegiatan yang berada dalam penguasaannya. Tanggung jawab
formal meliputi tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang KPA,
sedangkan untuk tanggungjawab material meliputi tanggung jawab atas
penggunaan anggaran dan keluaran (output) yang dihasilkan atas beban
anggaran. Kuasa Pengguna Anggaran Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
memiliki tugas dan wewenang yang meliputi:
1. Melakukan penyusunan DIPA Satuan Kerja Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara;
2. Membentuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Bawaslu Provinsi
dan 17 (tujuh belas) Bawaslu Kabupaten/Kota untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara;
3. Menetapkan Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) ditingkat Sattuan Kerja untuk melakukan pengujian tagihan
dan menerbitkan SPM atas beban anggaran belanja negara;
4. Menetapkan Pejabat/Panitia yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
dan pengelola anggaran/keuangan, selain PPK dan PPSPM;

10
5. Menetapkan Pokja Pemilihan Pantia/Pejabat Pengadaaan
Barang/Jasa dan Panitia/Pejabat Pemeriksa Barang/Jasa;
6. Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan
dan penarikan dana;
7. Mengawasi penatausahaan dokumendan transaksi yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan
8. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran
yang sesuai dengan aturan perundang-undangan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melaksanakan kewenangan KPA


untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara kemudian dalam melaksanakan kewenangannya, PPK
mempedomani pelaksanaan tanggungjawab KPA kepada PA. PPK memiliki
tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kegiatan dan penarikan dana berdasarkan DIPA;
2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
3. Membuat menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak
dengan Penyedia Barang/Jasa;
4. Melaksanakan kegiatan swakelola;
5. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang
dilakukannya;
6. Mengendalkiakn pelaksanaan perjanjian kontrak;
7. Menguji kebenaran tagihan dan menandatangani surat bukti mengenai
hak tagih;
8. Membuat dan menandatangani SPP;
9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;
10. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA
dengan Berita Acara Penyerahan;
11. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan; dan
12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan
tondakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara

11
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)


Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan pejabat yang ditunjuk oleh
Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat structural pada Bagian
Administrasi Bawaslu Provinsi Sulawaesi Tenggara. Dalam melakukan
pengujian tagihan dan menerbitkan SPM, PPSPM memiliki tugas dan
wewenang:
1. Menguji kebenarang perhitungan pada SPP beserta dokumen
pendukung (dasar perhitungan dari SBM)
2. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan;
3. Membebankan tagihan pada mata anggaran/akun yang telah
disediakan;
4. Menerbitkan SPM;
5. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih,
dalam hal keterbatasan tempat penyimpanan di PPSPM, maka
penyimpanan dokumen hak tagih akan didistribusikan sesuia dengan
SOP yang ditetapkan KPA;
6. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran
kepada KPA; dan
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengujian dan perintah membayar.

Bendahara Pengeluaran (BP) Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara


ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara,
yang dalam pelaksanaan tugas kebendaharaannya meliputi:
1. Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan
uang/surat berharga dalam pengelolaannya;
2. Melakukan pengujian dan pembayaan berdasarkan perintah PPK;
3. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan
untuk dibayarkan;

12
4. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari
pembayaran yang dilakukannya;
5. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke
kas negara;
6. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP; dan
7. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala
KPPN selaku Kuasa BUN.

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Sekretariat Bawaslu


Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara ditetapkan oleh Kepala Sekretariat
Bawaslu Kabupaten/Kota selaku Kepala Satker Bawaslu Kabupaten/Kota.
Dalam hal Satker Bawaslu Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara belum
terbentuk, maka BPP pada Bawaslu Kabupaten/Kota ditetapkan oleh
Kepala Satker Sekretariat Bawaslu Provinsi. BPP melaksanakan tugas
kebendaharaan atas uang yang dikelola meliputi:
1. Menerima dan menyimpam UP/TUP;
2. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya
bersumber dari UP/TUP;
3. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP/TUP
berdasarkan perintah PPK;
4. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan
untuk dibayarkan;
5. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari
pembayaran yang dilakukannya atas kewajiban kepada negara;
6. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke
kas negara;
7. Menatausahakan transaksi UP;
8. Menyelenggarakan pembukuan transaski UP; dan
9. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP.

Staf Pengelola Keuangan/Staf PPK diangkat oleh KPA dengan tugas


dan tanggungjawab sebagai berikut:
1. Menginput pengusulan RAB pada SPTB online;
2. Membantu PPK dalam mengelola uang muka kegiatan;

13
3. Membantu PPK dalam menyiapkan kelengkapan administrasi
Pengadaan Barang/Jasa;
4. Membantu PPK dalam melakukan verifikasi atas kebenaran material
dan akibat yang ditimbulkan dari penggunaan bukti mengenai hak
tagih kepada negara;
5. Mengumpulkan, mengadministrasikan, dan mengarsipkan dokumen
pertanggungjawaban keuangan yang menjadi tanggungjawab PPK;
dan
6. Membantu PPK menyiapkan SPP.

A.4. TUJUAN
Secara umum tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam aksi
perubahan ini adalah meningkatkan pelaksanaan anggaran serta tata
kelola organisasi melalui pemanfaatan media online sehingga langkah
pelaporan serta penatausahaan dokumen laporan pertanggungjawaban
penggunaan anggaran dapat dipertanggungjawabkan dengan baik
(akuntabel). Dengan pemanfaatan media online tersebut diharapkan
menjadi lebih mudah dan tepat waktu sesuai dengan harapan, guna
mencapai harapan tersebut maka tujuan berjangka dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:

a. Tujuan Jangka Pendek


Target penyelesaian tujuan ini direncanakan akan terselesaikan
dalam kurun waktu 2 (dua) bulan dengan rincian :

1. Membuat perencanan kebutuhan dan membetuk tim kerja;


2. Melakukan analisis regulasi terkait pengelolaan keuangan;
3. Melakukan rapat bersama tim kerja untuk membahas prosedur
pelaksanaan program dan pembagian tim/koordinator wilayah;
4. Membentuk tim/koordinator wilayah untuk mendampingi Pengelola
Keuangan di Bawaslu Kabupaten/Kota yang berasal dari Staf
Keuangan Bawaslu Provinsi;

14
5. Menginventarisasi permasalahan yang ditemukan dalam
pelaksanaan supervisi oleh masing-masing tim/koordinator
wilayah;
6. Masing-masing tim/koordinator wilayah bertanggungjawab atas
arsip softfile yang telah dikirim oleh Kabupaten/Kota dan diarsipkan
pada penyimpanan/Bank data yang telah disediakan;
7. Melakukan uji coba pelaksanaan kegiatan digitalisasi serta
verifikasi dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan;
8. Melakukan sosialisasi kepada pengelola keuangan di Bawaslu
Kabupaten/Kota;
9. Memperbaiki prosedur pelaksanaan serta kekurangan dari
pelaksanaan program berdasarkan kendala yang terjadi di
lapangan

b. Tujuan Jangka Menengah


Tujuan jangka menengah aksi perubahan ini rencannya akan
dilaksanakan selama 6 sampai 12 bulan kedepan dengan rincian:
1. Terciptanya pelaksanaan pelaporan keuangan yang tepat waktu;
2. Terciptanya penatausahaan dokumen laporan
pertanggungjawaban keuangan dalam bentuk digital;
3. Terlaksananya bimbingan teknis terkait pelaporan serta
penatausahaan dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan
di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara.

c. Tujuan Jangka Penjang


Tujuan jangka panjang aksi perubahan rencananya akan
dilaksanakan 1 sampai 3 tahun kedepan dengan rincian:
- Melakukan pengembangan serta pengawasan sesuai kebutuhan
terkait pelaksanaan program sesuai dengan Perbawaslu serta
Keputusan Sekretaris Jenderal Bawaslu dalam hal pengelolaan dan
pelaporan laporan keuangan.

15
Hal ini mengingat keterbatasan waktu dalam pelaksanaan
program aksi perubahan maka hanya sampai pada tahapan sosialisasi
secara tatap muka pada Bawaslu Kabupaten/Kota terdekat yang dalam
pelaksanaan sosialisasi, penulis menjelaskan dan mempraktekan
pelaksanaan program digitalisasi kepada Bawaslu Kabupaten/Kota dan
untuk sosialisasi kepada Kabupaten/Kota lainnya akan disampaikan
pada berbagai kesempatan seperti pada pertemuan, rapat koordinasi
atau kesempatan lainnya yang memungkinkan dengan harapan
memperoleh masukan untuk pengembangan lebih lanjut.

B. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN


B.1. MEMBANGUN INTEGRITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
ORGANISASI
Integritas dapat didefinisikan sebagai kesesuaian antara hati,
ucapan, dan tindakan. Dengan memiliki integritas yang kokoh maka
diharapkan akan memiliki kemampuan untuk senantiasa memegang teguh
prinsip-prinsip moral dan menolak untuk mengubahnya walaupun kondisi
dan situasi yang dihadapi sangat sulit, serta banyak tantangan yang
berupaya untuk melemahkan prinsip-prinsip moral dan etika yang dipegang
teguh.
Aksi perubahan ini diarahkan agar seorang pemimpin memiliki
integritas dan akuntabilitas melalui pentahapan kerja dimana setiap
langkah dan tahapan kegiatan dituntut untuk menyajikan bukti-bukti yang
valid melalui proses kepemimpinan. Karena proses kepemimpinan ini akan
membuat suatu inovasi yang mampu memperbaiki kinerja dan tata kelola
organisasi maka terdapat serangkaian proses melalui sejumlah tahapan.
Dalam setiap tahapan kegiatan seorang pemimpin dituntut untuk
menciptakan langkah-langkah strategis dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan pokok dengan harapan apa yang akan dikerjakan bersama tim
dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik dengan menerapkan
prinsip-prinsip kepemimpinan.
Terdapat beberapa hal dan jenis kegiatan dalam melaksanakan aksi
perubahan dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan antara lain
sebagai berikut:

16
a. Aksi perubahan dilakukan untuk perbaikan kenerja, dalam
melaksanakan pekerjaan tentu selalu terdapat hambatan yang
disebabkan oleh faktor-faktor perlaksanaan pekerjaan yang masih
kurang ideal, misalnya pemanfaatan teknologi dan informasi yang
belum maksimal, prosedur kerja yang belum sepenuhnya ditaati,
evaluasi terhadap SOP, perlengkapan yang belum memadahi dan lain
sebagainya. Maka dari itu perlu adanya sebuah aksi perubahan dalam
rangka memperbaiki kinerja.
b. Upaya untuk melaksanakan aksi perubahan sampai tuntas, aksi
perubahan ini dilakukan sampai tuntas dalam rangka mengetahui
efektivitas dari sebuah aksi, benarkah memiliki kontribusi yang dapat
memberikan manfaat, seberapa baik pengaruhnya terhadap capaian
kinerja. Maka dari itu pentahapannya harus diikuti sampai tuntas.
c. Pelibatan tim kerja sesuai peranannya, untuk mendukung
keberhasilan aksi perubahan ini dibentuklah tim kerja dengan
mendapatkan peran masing-masing. Dengan menjalankan peran
masing-masing secara disiplin disertai kepemimpinan dalam
menggerakkan tim maka keberhasilan dalam menjalankan aksi
perubahan dapat dicapai dengan baik.
d. Komunikasi dengan mentor dan coach, mentor yang merupakan
pengarah dan sekaligus pendukung serta penentu kebijakan dalam
menjalankan aksi perubahan menjadi tempat untuk berkonsultasi,
sedangkan coach selaku pembimbing merupakan pusat konsultasi
teknis dalam menjalankan aksi perubahan mulai dari rancangan aksi
perubahan hingga pelaporan aksi perubahan.

Dalam Aksi perubahan ini leader diharapkan dapat


mengimplementasikan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam rangka
membangun kemampuan mengaktualisasikan kepemimpinan
pelayanan dalam pelaksanaan sehingga memperoleh hasil
sebagaimana yang diharapkan. Agar tahapan kegiatan ini dapat
berjalan sesuai dengan rencana Aksi Leader mencoba menerapkan
prinsip-prinsip kepemimpinan versi militer karena versi ini dianggap

17
lebih cocok untuk sebuah aksi perubahan yang menerapkan
pentahapan jangka pendek namun target pengembangan dapat
memasuki tahap jangka menengah dan jangka panjang. Disamping itu
juga prinsip kepemimpinan ini lebih cocok untuk diterapkan para
organisasi-organisasi yang secara hirarkhis memiliki hubungan dalam
kepemimpinan.

Pertama, Memiliki tujuan yang jelas, seorang pemimpin terbaik pasti


mampu memberikan tujuan yang jelas di dalam misi yang sedang
dilakukan. Pastikan Anda menjelaskan tentang apa alasan dibalik
pekerjaan atau misi yang dilakukan oleh pegawai atau staf Anda.
Seorang pemimpin harus bisa mengkomunikasikan berbagai hal
kepada para bawahannya dan menentukan prioritas. Sampaikan
maksud dan tujuan Anda dengan jelas kepada para pegawai dan staf
yang mengikuti maka dari itu sejak awak telah dijelaskan pada sebuah
pertemuan atau komunikasi tentang tujuan aksi perubahan.

Kedua, Bangun sebuah tim yang solid melalui rasa saling percaya,
seorang pemimpin harus terlebih dahulu mencontohkan bahwa mereka
memiliki kepribadian yang layak untuk diikuti oleh anggota yang lain.
Melalui contoh dan perbuatan yang dilakukan, maka Anda telah
menumbuhkan iklim kepercayaan. di sinilah mulai terbangun integritas
tim melalui contoh seorang pemimpin. Tim efektif/ kerja dibangun
dengan terinspirasi dan teori ini sehingga akan mengalami kemudahan
dalam mencapai tujuan bersama melalui komunikasi dengan disertai
rincian tugas dan peran yang jelas.

Ketiga, Ciptakan sebuah pemahaman bersama, menciptakan


pemahaman bersama merupakan sebuah investasi waktu yang
dilakukan para pemimpin untuk berbagi dan menyampaikan informasi
yang penting. Pemimpin yang luar biasa akan selalu berinteraksi
dengan pegawainya untuk memastikan komitmen, kepatuhan, dan
tujuan bersama. Menciptakan sebuah pemahaman bersama artinya

18
memastikan setiap pegawai telah memahami apa yang perlu dilakukan.
Sebagai seorang pemimpin, Anda harus memulai terlebih dahulu untuk
berbagi informasi dan memastikan setiap anggota mengetahui apa
yang harus dilakukan, maka dari itu rincian tugas perlu ditegaskan dan
ditetapkan kepada para pegawai dalam satu tim. Agar capaian aksi
perubahan ini berhasil melalui tahapan-tahapan kegiatan maka setiap
tahapan harus dipahamkan kepada anggota melalui peran masing-
masing dengan mengkombinasikan unsur manajemen kontrol
(controlling).

Keempat, Melatih inisiatif, dalam hal kedisiplinan kita perlu


mencontoh anggota militer. Anggota militer merupakan mereka yang
mahir dalam hal kedisiplinan. Kedisiplinan yang dibangun dan dilatih
akan mempengaruhi anggota tim untuk mengambil inisiatif. Inisiatif
merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh setiap anggota di
dalam organisasi mana pun. Dalam melaksanakan setiap tahapan
harus dapat diseleseikan dengan kerja secara disiplin dan jika terdapat
permasalahan diperlukan inisiatif yang tidak saja datang dari Aksi
Leader ataupun Mentor namun juga bisa datang dari anggota tim yang
mungkin mampu untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Kelima, Berani mengambil resiko dengan bijaksana, setiap


pemimpin sudah seharusnya mampu menilai dan mengelola resiko
dengan membuat keputusan yang baik tentang pengalokasian sumber
daya. Mereka juga harus memastikan bahwa peluang berhasil lebih
besar daripada resiko yang bisa terjadi di masa depan. Mulailah
menilai apa saja resiko yang akan dihadapi dan buat pertimbangan
yang baik agar peluang keberhasilan lebih besar daripada kegagalan
(koinworks.com/blog/prinsip-kepemimpinan). Jika terdapat risiko dan
harus membuat keputusan maka disinilah fungsi tim untuk bisa
bekerja sama dan memutuskan bersama. Jika bersifat keputusan
maka aksi leader harus berani mengambil risiko namun mitigasi risiko
juga harus dicari alternatifnya.

19
Mengapa prinsip-prinsip kepemimpinan ini diadopsi karena
prinsip-prinsip ini mampu mendorong dan melahirkan terbangunnya
integritas dengan baik dengan tingkat akuntabilitas yang perlu terus
dikembangkan sehingga mekanisme kerja yang semakin transparan
dapat diwujudkan. Pada akhirnya birokrasi yang bersih melayani dapat
diwujudkan.
Bentuk perubahan yang akan disajikan pada inovasi ini adalah
memanfaatkan media online berupa gmail.com sebagai sarana
penyampaian digitalisasi laporan pertanggungjawaban keuangan dari
Bawaslu Kabupaten/Kota ke bagian keuangan Bawaslu Provinsi serta
penatausahaan dokumen digital laporan pertanggungjawaban
keuangan yang bersumber dari APBN di Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dengan adanya inovasi ini, nantinya akan dilaksankan
untuk memperbaiki tata kelola agar kinerja organisasi diharapkan
menjadi lebih baik dalam mengelola data dan dokumen yang akan
digunakan oleh unit kerja/organisasi yang bersangkutan serta layanan
yang diberikan kepada masyarakat.
Dalam penerapan inovasi tersebut, langkah-langkah kegiatan
mendorong tim yang terlibat dapat melahirkan kejujuran, keserasian
tindakan antara pikiran dan ucapan. Karena setiap langkahnya disertai
bukti secara nyata yang harus didokumentasikan atas dasar prinsip
akuntabilitas. Langkah ini melatih kedisiplinan dalam sebuah tindakan,
sebuah proses pembiasaan yang baik agar terbangun mindset, dan
budaya kerja untuk selalu melakukan sesuatu yang benar yang pada
akhirnya akan terhindar dari praktek-praktek menyimpang yang
terkadang dapat menghambat mekanisme kerja. Jika pembiasaan ini
terus dilakukan maka akan terbangun kebiasaan yang benar maka
akan terbentuk suatu kebiasaan (habit) yang berpengaruh pada
perilaku sehingga jika ada sesuatu yang menyimpang, maka secara
otomatis langsung terdapat reaksi yang bersumber dari nurani untuk
menghapus tindakan yang tidak jujur tersebut. Maka akan senantiasa
tertuntun antara tindakan dan pikiran untuk selalu bersinergi, antar
ucapan dan tindakan untuk sama-sama berada pada jalur yang benar

20
(on the track). Maka pentingnya membangun kebiasaan yang baik
sehingga integritas seorang pemimpin dapat dijadikan inspirasi oleh
para bawahan. Tindakan melalui contoh yang baik akan mendorong
orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Melalui serangkaian tahapan kerja dalam aksi perubahan tentu
didukung dengan bukti pada setiap melakukan tindakan ataupun
kegiatan. Dari bukti-bukti kegiatan yang selalu tercatat dalam bentuk
notulen, daftar hadir, foto dan adanya undangan maka seorang
pemimpin mulai merintis integritas diri dan dengan bukti itu semua
maka secara otomatis akan membangun kepercayaan orang bahwa
yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan atau terbangunnya
akuntabilitas.
Berkaitan dengan akuntabilitas setidaknya terdapat 3 (tiga)
unsur yang minimal harus dibangun yaitu: memiliki kompetensi,
amanah, dan kejujuran.
a. Memiliki kompetensi, suatu pekerjaan jika diserahkan kepada
ahlinya maka akan dapat diselesaikan dengan baik dan target
waktu dapat dicapai. Maka pihak pengguna jasa atau yang
memberi perintah akan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap
orang/pegawai yang diserahi tugas tersebut untuk menyelesaikan
pekerjaan. Maka dari itu seorang pemimpin harus dapat
memetakan kompetensi bawahan yang nantinya dapat diserahi
tanggung jawab.
b. Amanah, orang/pegawai yang amanah berusaha untuk
menyelesaikan pekerjaan/program sesuai dengan yang
direncanakan berdasarkan aturan. Mereka akan fokus untuk
menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Mereka tidak akan melakukan penyimpangan karena
setiap langkah penyimpangan yang dibuat akan mengubah target
capaian dengan kualitas yang telah ditetapkan bahkan berdampak
buruk bagi pihak-pihak yang dilayani atau munculnya
ketidakpuasan bagi para pemangku kepentingan/pelanggan yang
mendapat layanan. Maka amanah perlu diciptakan dengan sebaik

21
mungkin melalui pembiasaan dan disiplin kerja yang senantiasa
dibangun. Budaya tersebut jika terus dikembangkan maka tata
kelola yang baik dan birokrasi yang bersih melayani akan dapat
tercipta.
c. Jujur identik dengan integritas, atau orang yang memiliki
integritas, kejujuran adalah awal dari ketercapaian efisiensi dan
efektivitas. Jika kejujuran ini terus dibangun maka akan terbentuk
figur-figur yang dapat dipercaya, masyarakat atau pemangku
kepentingan akan menaruh hormat, akan memberikan image
positif terhadap layanan yang dilandasi dengan suatu kejujuran.
Oleh karena itu aksi ini tidak hanya sekedar menjalankan program
kepelatihan akan tetapi bagaimana mengubah mindset,
membangun perilaku dan budaya kerja yang baik bagi pegawai.
Tentu suatu langkah yang tidak mudah untuk mewujudkannya
akan tetapi harus dimulai. Tidak ada kata terlambat dalam
membangun sebuah kebaikan. Kejujuran yang disiplinkan akan
melahirkan kewibawaan dan kepercayaan.

Maka langkah yang dicoba oleh leader adalah dengan


membangun sebuah inovasi yang mampu mengurangi resiko
penyimpangan atau minimal suatu langkah mitigasi yang kelak bisa
dikembangkan ke arah yang lebih revolusioner. Mengapa hal ini
perlu? terdapat beberapa alasan mengapa hal ini perlu dimulai:
1. Ingin membangun sebuah budaya kerja yang baik (menghindari
praktek KKN);
2. Dalam rangka menghadapi tantangan zaman dimana era saat ini
kita berada pada tata kelola pemerintahan tingkat dunia;
3. Perlunya penyesuaian dengan perkembangan dunia yang suatu
waktu akan dinilai oleh lembaga internasional seperti apa bentuk
layanan yang ada di Indonesia;
4. Kecepatan kerja termasuk tidak dibatasi oleh waktu kerja;
5. Perlunya sebuah terobosan agar terhindar dari kebiasaan rutin
yang dinilai kemungkinan kurang produktif;

22
6. Membangun kepercayaan masyarakat, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu langkah inovasi dalam aksi perubahan ini


diharapkan setidaknya sebagai langkah pemicu untuk pengembangan
dalam membangun integritas dan akuntabilitas dengan harapan akan
semakin inovatif ke depan dan tata kelola yang inovatif diharapkan
mampu mendorong terwujudnya efisiensi dan efektivitas serta layanan
akan semakin berkualitas.

B.2. PENGELOLAAN BUDAYA PELAYANAN


Sebelum tim kerja bekerja sesuai dengan peranan masing masing,
berikut ini terlebih dahulu dikenalkan susunan tim secara menyeluruh
dalam rangka mengidentifikasi nama tim kerja dalam pemberdayaan tim
kerja. Adapun bagan tim efektif dalam pelaksanaan proyek inovasi, dapat
dilihat dibawah ini:

Kepala Sekretariat Bawaslu


Provinsi Sulawesi Tenggara
Selaku Mentor

Coach

Ketua Tim
Kasubag Perencanaan, Keuangan, dan BMN

Anggota Tim Efektif Anggota Tim Efektif


(Tim Administrasi): (Tim Teknis):
4. Theresia F.M. Pasaribu 1. Saediman
5. Tessy J.P. Teresa 2. Anggun Fitriana
6. Hartini 3. Aryadhi Saputra

Diagram 4 : Struktur organisasi Tim Efektif

Tata kelola aksi perubahan merupakan gambaran mekanisme dan


para pihak yang terlibat dalam Aksi perubahan ini. Pada bagian struktur
digambarkan hubungan koordinasi antara mentor, aksi leader, coach, dan

23
tim efektif. Pada bagian deskripsi dijelaskan identitas mentor, aksi leader,
coach, dan tim efektif. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:

Struktur Deskripsi
Nama Mentor : RAPIUDDIN, ST., MM
Sponsor Pangkat/Gol ruang : Pembina Tk. I, IV/b
/Mentor
Jabatan : Kepala Sekretariat
Bawaslu Provinsi
Coach Aksi Sulawesi Tenggara
Leader
Nama Coach : SUNARTO
Pangkat/Gol ruang : Penata Tk.I – III/d
Jabatan : Widyaiswara Madya
Nama Aksi Leader : TIEN NOVITA U.
SILONDAE, S.Pi.,
Pangkat/Golongan M.AP
Tim Tim
Jabatan : Penata Tk.I – III/d
Adm. Teknis : Kepala Subbagian
Perencanaan,
Keuangan dan BMN
Tim Administrasi bertugas mengkoordinir
pelaporan pertanggungjawaban keuangan,
mengelola administrasi dan dokumentasi dalam
pelaksanaan aksi perubahan terdiri dari 3 (tiga)
orang, yaitu:
1. Theresia F.M. Pasaribu, S.S.T;
2. Tessy J.P. Teressa, A.Md;
3. Hartini, S.Kom.

Tim Teknis adalah bidang verifikasi dan


penatausahaan laporan pertanggungjawaban
keuangan, terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu:
1. Saediman, S.Ak;
2. Anggun Fitriana, SE;
3. Aryadhi Saputra, A.Ma.

Tabel 1 : Struktur tata kelola aksi perubahan

Keterangan:
o Mentor adalah atasan langsung peserta Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas;
o Aksi leader adalah peserta PKA;
o Coach adalah widyaiswara dari Pusdiklat/LAN

24
o Tim administrasi dan tim teknis juga berasal dari internal sub bagian
Perencanaan, Keuangan dan BMN Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara.

Masing-masing memiliki peran yang dituangkan dalam tabel berikut:

No Tim Efektif Peran Anggota Tim dalam Aksi Perubahan


1 Mentor a. Memberikan arahan, dukungan dan pengawasan
dalam aksi perubahan.
b. Membantu menyelesaikan hambatan/ kendala
dalam aksi perubahan.
c. Memantau jalannya aksi perubahan.
d. Memberikan dukungan secara berkelanjutan
terhadap aksi perubahan yang akan dilakukan.
2 Coach Membimbing dan mengarahkan perencanaan dan
implementasi aksi perubahan
3 Aksi Leader a. Melaksanakan kegiatan Aksi perubahan sesuai
dengan tahapan-tahapan yang telah direncanakan.
b. Menggerakkan seluruh Tim Kerja demi
terlaksananya Aksi Perubahan.
c. Merumuskan solusi dalam menyelesaikan
hambatan yang timbul dalam pelaksanaan aksi
perubahan.
d. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kepada
stakeholder terkait
4 Tim a. Mendukung dan membantu Project Leader dalam
Administrasi melaksanakan Aksi perubahan dalam hal
kelengkapan administrasi maupun dokumentasi.
b. Menjalankan tugas sebagai petugas administrasi
pelaksanaan rencana aksi perubahan
5 Tim Teknis a. Membantu membuat rancangan konsep penerapan
pelaporan dan penatausahaan dokumen LPJ
keuangan dalam bentuk digitalisasi;
b. Melaksanakan pendampingan dalam pelaksanakan
pelaporan dan penatausahaan dokumen LPJ
keuangan dalam bentuk digitalisasi.

Tabel 2 : Uraian peran tim efektif

25
Dengan adanya rincian peran tersebut diharapkan masing-masing
dapat berkontribusi dalam aksi perubahan ini sehingga aksi perubahan
dapat dilaksanakan dengan hasil baik.

Nama Tim Tanggal


No Kegiatan Peran
Kerja Pelaksanaan
1 Konsultasi Aksi Leader Penanggungjawab 15 Oktober
dengan mentor pelaksanaan aksi 2020
mengenai perubahan
rancangan aksi
perubahan
2 Konsultasi Aksi Leader Penanggungjawab 15 Oktober
dengan mentor pelaksanaan aksi 2020
terkait perubahan
penganggaran
aksi perubahan
3 Membangun Mentor dan 1. Mentor, memberikan 15 Oktober
komitmen Aksi Leader dukungan dan 2020
komitmen,
2. Aksi leader
menggalang
dukungan
4 Pembentukan Aksi Leader Pembentuk tim efektif 15 Oktober
Tim Efektif dalam rangka 2020
menyukseskan
pelaksanaan aksi
perubahan
5 Pemberian Aksi Leader Memberikan penjelasan 15 Oktober
penjelasan jadwal kegiatan 2020
tentang jadwal
kegiatan
6 Penjelasan Aksi Leader Membuat rincian tugas 15 Oktober
peran/rincian tim efektif 2020
tugas Tim Efektif
7 Rapat persiapan Mentor, 1. Mentor sebagai 15 Oktober
Pelaksanaan Aksi pemimpin rapat, 2020
aksi perubahan Leader, dan 2. Aksi leader
tim efektif melakukan
koordinasi
pelaksanaan aksi
perubahan,

26
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran
Kerja Pelaksanaan
Mengelola kegiatan
mulai dari tahap
persiapan hingga
tahap pelaporan
terhadap
pelaksanaan aksi
perubahan;
3. Pembuatan e-mail
sebagai sarana
pengiriman dokumen
digitalisasi LPJ dari
Bawaslu
Kabupaten/Kota
(keuanganbawaslu
sultra@gmail.com);
4. Menyiapkan sarana
penatausahaan
digitalisasi LPJ
Bawaslu
Kabupaten/Kota.
8 Melakukan Aksi 1. Aksi leader sebagai 27 Oktober
sosialisasi Leader, tim pemimpin rapat; 2020
pelaksanaan administrasi 2. Tim administrasi
aksi perubahan dan tim mengelola
kepada teknis administrasi dan
pengelola dokumentasi baik
keuangan di 17 terhadap berkas/data
Kabupaten/Kota maupun dalam
pada kegiatan bentuk foto/image;
Rapat 3. Tim teknis
Koordinasi menjelaskan terkait
Laporan proses pelaksanaan
Keuangan digitalisasi laporan
pertanggungjawaban
keuangan, serta
pengirimannya
melalui email
bawaslu provinsi.
9 Melakukan Aksi 1. Aksi leader sebagai 9 November
Sosialisasi Leader, tim narasumber rapat; 2020
pelaksanaan administrasi 2. Tim administrasi

27
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran
Kerja Pelaksanaan
aksi perubahan dan tim mengelola
pada Sekretariat teknis administrasi dan
Bawaslu dokumentasi baik
Kabupaten terhadap berkas/data
Konawe Selatan maupun dalam
dan Sekretariat bentuk foto/image;
Bawaslu Kota 3. Tim teknis
Kendari menjelaskan terkait
proses pelaksanaan
digitalisasi laporan
pertanggungjawaban
keuangan, serta
pengirimannya
melalui email
bawaslu provinsi.
10 Pelaksanaan Tim 1. Tim administrasi 12 November
Aksi Perubahan administrasi menerima digitalisasi 2020
dan tim laporan
teknis pertanggungjawaban
keuangan dari
Bawaslu
Kabupaten/Kota;
2. Tim teknis
melakukan verifikasi
atas kelengkapan
dan keabsahan
dokumen
pertanggungjawaban
keuangan yang telah
dikirim oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota;
3. Tim administrasi
melakukan
penyampaian
dokumen
pertanggungjawaban
keuangan kepada
pihak terkait sesuai
dengan time line
yang telah
ditentukan;

28
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran
Kerja Pelaksanaan
4. Tim administrasi
menatausahakan
dokumen digitalisasi
pada saran
penyimpanan yang
telah disediakan.
11 Penyempurnaan Aksi Menangani kendala 16 November
Aksi Perubahan Leader, Tim yang ditemukan dalam 2020
Administrasi pelaksanaan aksi
dan tim perubahan berupa
teknis umpan balik dalam
pelaksanaannya.
12 Melakukan Aksi Melakukan evaluasi 16 November
evaluasi Leader, Tim bersama terhadap 2020
pelaksanaan Administrasi pelaksanaan aksi
aksi dan tim perubahan
Perubahan teknis

13 Menyusun Aksi Leader Pelaksana aksi 23 – 26


laporan perubahan November
terhadap 2020
pelaksanaan
aksi perubahan
14 Melakukan Tim Efektif Pengembangan konsep 1 Desember
review pelaksanaan aksi 2020
dan perubahan
pengembangan

Tabel 3 : Pemberdayaan tim kerja aksi perubahan

29
Gambar 2 : Digitalisasi LPJ yang telah dikirim ke email untuk diverifikasi

B.3. PENGELOLAAN TIM


Dalam penyelesaian aksi perubaan ini tentunya akan dapat berhasil dan
berjalan dengan baik perlu adanya pengelolaan tim kerja baik dari peran dan
juga urgensi dari penugasan tersebut, dengan harapan hasi akhir dapat
terwujud, berikut adalah tabel penyajian dari pengeloaan tim sebagai berikut:

Nama Tim Tanggal


No Kegiatan Peran dan Urgensi
Kerja Pelaksanaan
1 Melakukan Aksi Aksi leader selaku Any time baik
koordinasi leader koordinator aksi secara formal
secara intensif perubahan melakukan maupun non-
kepada sesama koordinasi formal
tim dengan seluruh tim agar
keberhasilan aksi
perubahan dapat
diwujudkan
2 Pembentukan Tim Aksi Tugas aksi leader dalam 15 Oktober
Efektif leader rangka mendukung 2020
keberhasilan aksi
Perubahan
3 Pemberian Aksi Tugas aksi leader untuk 15 Oktober
penjelasan leader menjelaskan jadwal 2020
tentang jadwal pelaksanaan kegiatan
kegiatan agar terdapat tahapan
kegiatan yang jelas

4 Penjelasan Aksi Tugas aksi leader untuk 15 Oktober


peran/rincian leader menjelaskan jadwal 2020

30
Nama Tim Tanggal
No Kegiatan Peran dan Urgensi
Kerja Pelaksanaan
tugas Tim Efektif pelaksanaan kegiatan
agar terdapat
pembagian
tugas secara jelas
5 Rapat persiapan Aksi Tim leader sebagai 15 Oktober
Pelaksanaan leader dan Inisiator rancangan 2020
sosiliasi aksi Tim efektif aplikasi
perubahan yang akan dibuat dan
tim 2 memberikan
masukan
bentuk rancangan agar
aplikasi memiliki daya
manfaat yang baik

Tabel 4: Pengelolaan tim

B.4. MEMBANGUN JEJARING DAN KOLABORASI


Jejaring yang dibangun melalui aksi perubahan ini yaitu jejaring
kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) internal dan eksternal.
Pembangunan jejaring ini dalam rangka membangun komunikasi dan
bekerja sama, hal ini mengingat adanya pelibatan pihak lain dengan peran
masing-masing. Oleh karena itu deskripsi dan peran akan disajikan pada
bagian ini. Untuk stakeholders juga akan diidentifikasi mengenai pengaruh
dan kepentingannya.
Stakeholders adalah pihak yang bekepentingan baik perorangan
maupun organisasi lainnya yang mempengaruhi proyek perubahan.
Setelah dilakukan stakeholders mapping analysis, dapat dipetakan atau
dikelompokan baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi proyek
perubahan “Sistem Pelaporan dan Penatausahaan Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Secara Real Time di Bawaslu
Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara”, sebagaimana terlihat dari tabel di
bawah ini:

31
KEPENTINGAN PENGARUH
No. STAKEHOLDERS
TINGGI RENDAH TINGGI RENDAH

1. Internal : Melakukan Tertibnya


- Bagian pengawasan administrasi
Keuangan terhadap keuangan di
Bawaslu dan pelaksanaan lingkungan
Bawaslu anggaran satuan kerja
Provinsi; Bawaslu
- Bawaslu Menatausahakan Provinsi
Kabupaten/Ko LPJ Keuangan Sulawesi
ta; digitalisasi Tenggara
2. Eksternal : Sebagai bagian Bagian dari
- Pengawas yang berkaitan pengendalian
Internal; dengan pelaksanaan
- KPPN. penerapan anggaran dan
program pelaporannya

Tabel 5: Stakeholders dalam pelaksanaan program

Individu dan organisasi yang memiliki kepentingan dan pengaruh


terhadap aksi perubahan telah diidentifikasi dan dipetakan dalam peta
jejaring kerja dalam rancangan aksi perubahan. Hasil identifikasi baik
organisasi maupun individu yang berkepentingan dan memiliki pengaruh
terhadap hasil akhir dari aksi perubahan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu yang mendukung dan yang tidak mendukung yang menjadi sumber
penghambat. Pemangku kepentingan juga dibagi menjadi dua yaitu
pemangku kepentingan internal yang berada pada lingkup esolon I, II, dan
dan pemangku kepentingan eksternal unit kerja Sekretariat Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara.

C. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN


C.1. CAPAIAN DALAM PERBAIKAN SISTEM PELAYANAN
Setelah proses kepemimpinan berjalan sesuai dengan alur tahapan
dalam aksi perubahan dan setelah melalui serangkaian kegiatan dalam aksi
perubahan terdapat sejumlah capaian hasil perubahan terhadap rencana
perubahan.

32
1. Rencana Tahapan Kegiatan Aksi Perubahan Beserta Capaian
Antara (Milestone)

Tahap I: Persiapan Perencanaan Aksi Perubahan


Pada tahap persiapan terdapat terdapat 2 kegiatan yaitu: 1)
Konsultasi dengan mentor tentang jadwal kegiatan aksi perubahan,
dan 2) Konsultasi dengan Mentor terkait dengan rancangan anggaran
belanja (RAB) aksi perubahan. Tahapan ini dijelaskan dalam uraian
berikut ini:
a. Konsultasi dengan Mentor
Konsultasi dengan Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selaku mentor. Output kegiatan konsultasi
adalah tersusunnya jadwal kegiatan aksi perubahan di lingkungan
satuan kerja Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Selanjutnya
jadwal tersebut dikonsultasikan kepada pembimbing pada bulan
Oktober 2020.

Gambar 3 : Konsultasi dengan Mentor

Bukti fisik hasil konsultasi berupa jadwal kegiatan Aksi


Perubahan sebagaimana terlampir.

b. Konsultasi dengan Mentor Terkait dengan Rancangan


Anggaran Belanja (RAB) Aksi Perubahan.
Langkah yang kedua adalah konsultasi dengan Mentor
terkait dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) aksi
perubahan. Konsultasi antara aksi leader dengan mentor untuk

33
membahas dan menentukan pembiayaan aksi perubahan.
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2020 bertempat di
ruang kerja Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara. Output kegiatan ini adalah rancangan anggaran biaya
(RAB) aksi perubahan. Selanjutnya hasil kegiatan dikonsultasikan
dengan mentor terkait dengan rancangan anggaran belanja (RAB)
aksi perubahan. Dilaporkan kepada pembimbing pada bulan
November 2020. Bukti fisik kegiatan konsultasi dengan mentor
terkait dengan RAB aksi perubahan sebagaimana terlampir.

Tahap II: Pengorganisasian


Tahapan berikutnya adalah pengorganisasian.
Pengorganisasian pada hakekatnya adalah proses untuk
menyusun personalia sebagai anggota Tim Efektif/ kerja yang
terlibat dalam aksi perubahan. Ada dua langkah yang dilakukan
dalam tahapan ini yaitu: 1) Membangun komitmen terhadap aksi
perubahan; 2) Membentuk Tim Efektif/ kerja.

Gambar 4 : Rapat Pembentukan Tim Efektif/Kerja

a. Terbentuknya Membangun Komitmen


Langkah membangun komitmen dalam aksi perubahan
adalah langkah untuk menyamakan persepsi terhadap semua
komponen yang terlibat dalam aksi perubahan ini. Kegiatan
berlangsung pada tanggal 15 Oktober 2020 bertempat di ruang
rapat Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Output

34
kegiatan ini adalah Pernyataan Dukungan terhadap aksi
perubahan.
b. Terbentuknya Pembentukan Tim Efektif/ Kerja
Rapat Pembentukan Tim Efektif/ Kerja dilaksanakan
pada tanggal 15 Oktober 2020. Langkah ini dilakukan dalam
rangka membentuk Tim Efektif/ kerja yang akan bekerja
sebagai pelaksana aksi perubahan. Kegiatan berlangsung di
ruang rapat Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.
Output kegiatan ini adalah Surat Keputusan Tim Efektif dan
Rincian Tugas masing-masing anggota tim.

Tahap III Koordinasi


Tahapan koordinasi adalah kegiatan penjelasan tentang
jadwal kegiatan dan rincian tugas masing-masing anggota Tim
Efektif/ kerja. Kegiatan berlangsung pada tanggal 15 Oktober
2020. Kegiatan bertempat di ruang rapat Sekretariat Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan diwaktu yang
bersamaan dengan rapat pembentukan tim efektif. Output kegiatan
adalah ketetapan jadwal aksi perubahan dan ketetapan rincian
tugas pada setiap anggota Tim Efektif.

Gambar 5 : Rapat koordinasi pembagian rincian tugas masing-masing anggota


tim efektif

35
Tahap IV: Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan aksi perubahan terdiri dari:
a. Terlaksananya Rapat Persiapan Pelaksanaan aksi perubahan.
Rapat Persiapan Pelaksanaan Program dilaksanakan
tanggal 15 Oktober 2020 di ruang rapat Sekretariat Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil kegiatan tersebut berupa
substansi dan metode pelaksanaan sosialisasi. Aksi leader
melakukan koordinasi pelaksanaan aksi perubahan serta
mengelola kegiatan mulai dari tahap persiapan pelaporan
atas pelaksanaan aksi perubahan. Pada rapat persiapan ini
diagendakan terkait pembuatan e-mail sebagai saran
pengiriman dokumen digitalisasi laporan pertanggungjawaban
keuangan dari pengelola keuangan Bawaslu Kabupaten/Kota
ke bagian keuangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.
Selanjutnya disiapkan sarana penatausahaan digitalisasi
laporan pertanggungjawaban Bawaslu Kabupaten/Kota
berupa computer dan/atau hardisk eksternal.

Gambar 6 : Rapat persiapan pelaksanaan aksi perubahan

b. Terlaksananya Sosialisasi Pelaksanaan Program Aksi


Perubahan.
Sosialisasi pelaksanaan aksi perubahan dilakukan oleh aksi
leader dalam bentuk 2 (dua) metode yakni:

36
1. Pelaksanaan sosialisasi kepada pengelola keuangan di 17
(tujuh belas) Kabupaten/Kota yang dilakukan pada
pelaksanaan pada Rapat Koordinasi Laporan Keuangan
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten Kota se-
Sulawesi Tenggara tanggal 27 Oktober 2020 di Ruang
Phinisi Hotel Claro Kendari. Dalam pelaksanaan
sosialisasi tersebut, masing-masing peserta mampu
menerima materi yang disampaikan dengan baik.

Gambar 7 : Pelaksanaan Sosialisasi Aksi Perubahan Kepada


Pengelola Keuangan di 17 Kabupaten/Kota bertempat di
Hotel Claro Kendari

2. Pelaksanaan sosialisasi secara langsung kepada


Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan aksi perubahan.
Dalam pelaksanaan sosialisasi ini dilaksanakan di bulan
November 2020, aksi leader dan tim efektif melakukan
sosialisasi kepada pengelola keuangan di Bawaslu
Kabupaten/Kota dengan metode pengaplikasiannya.
Adapun video pelaksanaan sosialisasi Rancangan Aksi
Perubahan pada Bawaslu Kabupaten/Kota dapat dilihat
melalui tautan/link google drive
https://drive.google.com/file/d/1EFuDlpLCgRidJAzGq0XcH
O7ldExE6ts_/view?usp=sharing

37
Gambar 8 : Pelaksanaan Sosialisasi Aksi Perubahan Kepada
Pengelola Keuangan di Bawaslu Kab. Konawe Selatan

Gambar 9 : Pelaksanaan sosialisasi aksi perubahan kepada pengelola


keuangan di bawaslu Kota Kendari

Pengelola keuangan melakukan penyusunan fisik laporan


pertanggungjawaban keuangan yang siap didigitalisasi.
Selanjutnya setelah didigitalisasi, Bagian Keuangan
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan verifikasi
dokumen digitalisasi laporan tersebut.

38
Gambar 10 : Pelaksanaan verifikasi dokumen digitalisasi oleh Tim
Efektif (Staf sub Bagian Keuangan)

Jika terdapat bukti yang tidak mendukung, maka Bagian


Keuangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
menyampaikan kembali kepada pengelola keuangan
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan jika telah dinyatakan
lengkap maka Bagian Keuangan akan menatausahakan
dokumen laporan tersebut pada sarana penyimpanan
berupa computer dan/atau hardisk eksternal sebagai
persiapan penyampaian laporan bulanan kepada para
stakeholder serta jika masih terdapat laporan
pertanggungjawaban yang kurang lengkap maka tim
verifikasi akan menyampaikan kepada Pengelola
Keuangan di Bawaslu Kabupaten/Kota untuk diperbaiki.

Gambar 11 : Penyampaian backup data laporan pertanggungjawaban


keuangan kepada Bagian Keuangan Bawaslu RI

39
Penyampaian laporan pertanggungjawaban
keuangan Bawaslu Kabupaten/Kota ke Bagian Keuangan
Bawaslu Provinsi dilakukan paling lambat setiap tanggal 8
(delapan) untuk setiap bulannya. Hal tersebut dilakukan
untuk menjamin penyampaian laporan keuangan kepada
pihak stakeholder dilakukan secara tepat waktu.

Gambar 12 : LPJ digitalisasi yang telah diarsipkan pada computer


dan/atau hardisk

Adapun alur proses dalam pelaksanaan kegiatan


pelaporan dan penatausahaan laporan pertanggung
jawaban keuangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 13 : Alur proses pelaksanaan pelaporan dan penatausahaan


laporan pertanggung jawaban keuangan oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota

40
c. Terwujudnya Penyempurnaan Pelaksanaan Aksi Perubahan.
Dilakukan rapat oleh tim efektif tanggal 12 November 2020 di
ruang keuangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Output
yang dihasilkan yaitu alat kerja serta metode pelaksanaan
verifikasi laporan pertanggungjawaban dalam bentuk digitalisasi
yang disempurnakan dengan mengacu pada rekomendasi hasil
uji coba yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Tahap V : Evaluasi Aksi Perubahan


Kegiatan yang telah dilaksanakan tentunya terdapat
kelebihan dan kekurangan, maka perlu adanya evaluasi seberapa
baik aksi yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan di
ruang rapat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara pada tangal 16
November 2020, jika terdapat kekurangan tentu pada bagian
tersebut akan diperkuat dan ditingkatkan. Maka evaluasi menjadi
penting untuk dilaksanakan.

Gambar 14 : Rapat evaluasi pelaksanaan aksi perubahan

Tahap VI : Penulisan Pelaporan


Serangkaian kegiatan yang telah dilakukan wajib
dilaporkan kepada mentor dan atasan mentor termasuk segala
kekurangan dan kelebihannya. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang
kerja Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
pada tanggal 23 s.d 26 November 2020. Dengan adanya laporan

41
ini dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan yang akan
datang.

Gambar 15 : Penyampaian hasil laporan aksi perubahan kepada


Mentor selaku atasan penulis

Milestone Aksi perubahan merupakan capaian antara di setiap


tahapan pelaksanaan Aksi perubahan yang dibagi dalam jangka pendek,
menengah, dan panjang. Melalui milestone ini diharapkan project leader,
mentor, tim dan semua stakeholders yang terlibat dalam Aksi perubahan ini
mengetahui capaian antara di setiap tahapan pelaksanaan yang akan
dilakukan beserta target waktu dan hasil kegiatan dari setiap tahapan.
Adapun jangka waktu pelaksanaan aksi perubahasan tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

No Aksi Perubahan Waktu Tempat Output Ket.

JANGKA PENDEK
TAHAPAN I TERSUSUNNYA TIM AKSI PERUBAHAN
1 Konsultasi 15 Ruang Kerja Jadwal kegiatan aksi
dengan Mentor Oktober Kepala Sekretariat perubahan
(Kepala 2020
Sekretariat
Bawaslu Provinsi
Sulawesi
Tenggara)

2 Konsultasi 15 Ruang Kerja Rancangan Anggaran


dengan Mentor Oktober Kepala Sekretariat Biaya (RAB)
terkait dengan 2020
Rancangan
Anggaran Belanja
(RAB) Aksi

42
No Aksi Perubahan Waktu Tempat Output Ket.
Perubahan
TAHAPAN II TERSUSUNNYA PENGORGANISASIAN AKSI PERUBAHAN
3 Membangun 15 Ruang Kerja Pernyataan dukungan
komitmen Oktober Bagian Keuangan terhadap aksi perubahan
2020
4 Pembentukan Tim 15 Ruang Rapat Tim Efektif
Efektif Oktober Bawaslu Provinsi
2020 Sulawesi Tenggara

TAHAPAN III TERSUSUNNYA KOORDINASI AKSI PERUBAHAN


5 Pemberian 15 Ruang Rapat Ketetapan jadwal aksi
penjelasan Oktober Bawaslu Provinsi perubahan pada setiap
tentang jadwal 2020 Sulawesi Tenggara anggota tim efektif
6 Pemberian 15 Ruang Rapat Ketetapan rincian tugas
penjelasan Oktober Bawaslu Provinsi pada setiap anggota tim
tentang rincian 2020 Sulawesi Tenggara efektif
tugas masing-
masing anggota
Tim Efektif
TAHAP IV : TERLAKSANANYA PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN
7 Rapat Persiapan 15 Ruang Rapat Substansi pelaksanaan
Pelaksanaan Aksi Oktober Bawaslu Provinsi program
Perubahan 2020 Sulawesi Tenggara

8 Pelaksanaan 27 Ruang Phinisi Digitalisasi laporan


Sosialisasi Aksi Oktober Hotel Claro pertanggungjawaban
Perubahan 2020 Kendari, keuangan
Sekretariat
Bawaslu Kota
Kendari dan
Sekretariat
Bawaslu
Kabupaten
Konawe Selatan
9 Pelaksanaan Aksi 12 Ruang Keuangan Hasil verifikasi dokumen
Perubahan November Bawaslu Provinsi digitalisasi laporan
2020 Sulawesi Tenggara pertanggungjawaban
keuangan
10 Penyempurnaan 23 s.d 26 Ruang Rapat Metode pelaksanaan
Aksi Perubahan November Bawaslu Provinsi dan alat kerja verifikasi
2020 Sulawesi Tenggara laporan
pertanggungjawaban
dalam bentuk
digitalisasi yang
disempurnakan

43
No Aksi Perubahan Waktu Tempat Output Ket.
TAHAP V : TERSUSUNNYA EVALUASI AKSI PERUBAHAN
11 Mengevaluasi 23 s.d 26 Ruang Rapat Hasil Penyempurnaan
Segenap November Bawaslu Provinsi Aksi Perubahan
Rangakaian 2020 Sulawesi Tenggara
Pelaksanaan Aksi
Perubahan
TAHAP VI: TERSUSUNNYA PENULISAN PELAPORAN AKSI PERUBAHAN
15 Membuat laporan 23 s.d 26 Ruang Kerja Laporan Pelaksanaan
terhadap November penulis Aksi Perubahan
pelaksanaan aksi 2020
perubahan
16 Melakukan review 23 s.d 26 Ruang Rapat -
dan November Bawaslu Provinsi
pengembangan 2020 Sulawesi Tenggara

Tabel 6 : Kegiatan Aksi Perubahan

Dari setiap rangkaian kegiatan Aksi Leader mengontrol secara


cermat kepada Tim Efektif dan mengikuti serta memantau
perkembangannya apakah tim tersebut sudah bekerja sesuai dengan peran
masing-masing. Setiap kegiatan dikendalikan dan dikontrol dengan baik
disertai bukti-bukti dari hasil sebuah kegiatan secara valid dan harus dapat
didokumentasikan secara cermat dan rapih sebagai fungsi menggerakkan
(actuating) sebagaimana dalam unsur manajemen, sebagai seorang
pimpinan aksi. Dalam melaksanakan tahapan demi tahapan aksi leader
sebagai pimpinan melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan yang diuraian
pada bagian lain.
Dengan demikian realitas kerja yang disajikan dalam bentuk bukti-
bukti yang valid adalah bentuk integritas dan akuntabilitas seorang
pemimpin. Integritas bermakna melaksanakan kegiatan yang disertai bukti
yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan dan akuntabilitas bermakna
segala apa yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan didukung
kemampuan melaksanakan kepemimpinan dan mekanisme kerja. Sebagai
bukti kepemimpinan dalam melaksanakan suatu aksi perubahan dengan
berdampak pada terbangunnya integritas dan akuntabilitas.
Dengan memperhatikan capaian setelah penerapan aksi perubahan
sebagaimana tersebut di atas maka keberlanjutan terhadap pengembangan
pelaporan dan penatausahaan laporan keuangan secara real time ini akan

44
terus dilakukan pada tahapan jangka menengah ataupun jangka panjang
dengan menerapkan jika telah terbentuknya secara permanen Bawaslu
Kabupaten/Kota. Dengan adanya invovasi yang terus dikembangkan maka
kemampuan elektronis para pegawai serta ketepatan waktu penyampaian
laporan pertanggungjawaban keuanga mampu memberikan dukungan
terhadap tata kelola yang diharapkan akan semakin baik. Yang pada
akhirnya pengelola berbasis online akan menjadi alternatif yang baik dalam
menjalankan sistem tata kelola pemerintahan. Maka manajemen
pemerintahan bertaraf dunia semakin dapat diimbangi dengan menciptakan
layanan-layanan innovatif yang terus mengalami perubahan.
Setelah target jangka pendek berhasil direalisasikan maka target
jangka menengah dan jangka panjang juga direncanakan agar pengelolaan
berbasis online dapat diwujudkan. Dampaknya akan mengurangi
penggunaan anggaran dalam melakukan supervise dan monitoring laporan
pertanggungjawaban keuangan di tingkat Bawaslu Kabupaten/Kota.

Faktor Kunci Keberhasilan, faktor-faktor yang dianggap menjadi kunci bagi


keberhasilan pencapaian tujuan aksi perubahan secara tepat waktu dan
tepat sasaran didiskripsikan pada tabel berikut ini.

Tahapan dan Indikator


No Hasil Faktor Penentu
Kegiatan Keberhasilan
1. Konsultasi dengan Adanya a. Rencana Aksi Dukungan Mentor
Mentor komitmen dan Perubahan; selaku atasan
dukungan b. Rancangan aksi leader
mentor aksi
perubahan;
c. Rancangan
jadwal
kegiatan, dan
d. RAB kegiatan
Aksi
Perubahan
2 Pembentukan Tim a. Terbangunn Terbentuknya Tim a. Dukungan
Efektif ya komitmen Efektif Mentor
bersama b. Dukungan Tim
b. Tersusunnya c. Terdapat

45
Tahapan dan Indikator
No Hasil Faktor Penentu
Kegiatan Keberhasilan
SK Tim Kerjasama
Efektif dan
komunikasi
antar tim
3 Penjelasan jadwal Terinformasikan Jadwal kegiatan a. Dukungan Tim
kegiatan dan nya jadwal dan rincian b. Terbangunnya
rincian tugas Tim kegiatan dan tugas/peran Tim kerjasama dan
Efektif rincian tugas Efektif hubungan
Tim Efektif antar tim
4 Rapat persiapan Terwujudnya Rancangan a. Dukungan Tim
pelaksanaan aksi rancangan pelaksanaan aksi b. Dukungan
perubahan pelaksanaan perubahan aksi leader
aksi perubahan dan Tim
Efektif
5 Pelaksanaan Adanya Pengelola Dukungan Aksi
sosialisasi aksi dukungan dari keuangan Bawaslu Leader dan Tim
perubahan pengelola Kabupaten/Kota Efektif
keuangan di mampu
Bawaslu memahami terkait
Kabupaten/Kota pelaksanaan dan
tujuan dari aksi
perubahan
7 Penyempurnaan Terwujudnya Metode Dukungan Aksi
pelaksanaan aksi penyempunaan pelaksanaan dan Leader dan Tim
perubahan aksi perubahan alat kerja verifikasi Efektif
laporan
pertanggungjawab
an dalam bentuk
digitalisasi yang
disempurnakan
9 Melakukan evaluasi Tercatatnya Hasil evaluasi Dukungan Aksi
pelaksanaan aksi hasil evaluasi Leader dan Tim
perubahan Efektif

10 Penyusunan Tersusunannya Laporan aksi Penyusun laporan


Laporan kegiatan laporan aksi perubahan bersama Tim
aksi perubahan perubahan efektif

Tabel 7: Faktor Kunci Keberhasilan

46
C.2. MANFAAT AKSI PERUBAHAN
Manfaat yang diperoleh dari aksi perubahan ini adalah memiliki
kompetensi/kemampuan yang lebih baik secara digital berdasarkan hasil
inovasi sehingga pengelola keuangan di tingkat Bawaslu Kabupaten/Kota
menjadi lebih professional dalam melakukan pelaporan dan penatausahaan
dokumen pertanggungjawaban keuangan serta akan mempercepat proses
pelaporan kepada stakeholder, dengan manfaat:
1. Pengendalian dan pencegahan pelaksanaan anggaran yang
bersumber dari APBN;
2. Penyampaian laporan realisasi anggaran kepada para stakeholder
yang tepat waktu;
3. Tertibnya dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
4. Keamanan dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan terjamin
dari bencana atau kejadian tertentu lainnya.

Dengan demikian organisasi memiki kemampuan secara cepat


dalam merespon permintaan data terkait pelaksanaan anggaran.
Pemenuhan data atas permintaan secara cepat adalah merupakan
indikator bahwa suatu organisasi memiliki suatu sistem penyediaan data
dan dokumen yang baik. Kondisi seperti ini dapat menciptakan opini dan
image positif tehadap suatu organisasi. Oleh karena itu sistem yang
mampu memberikan dukungan secara baik perlu terus dikembangkan ada
atau tidak ada aksi perubahan. Aksi perubahan ini hanya merupakan
sebuah pemicu untuk melakukan inovasi yang mampu membawa
kemanfaatan yang lebih luas yang bersifat jangka panjang.
Dalam mengambil sebuah manfaat melalui sebuah aksi dan tahapan
kegiatan tentu tidak bisa lepas dari permasalahan atau kendala yang
dihadapi sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini dan berikut strategi
mengatasi permasalahannya:

47
Strategi mangatasi
Potensi permasalahan
No Resiko yang akan terjadi permasalahan yang
yang mungkin terjadi
dihadapi/mitigasi resiko
1 Keterbatasan waktu dari Konsultasi menjadi Mengoptimalkan waktu
Mentor dan Aksi Leader diundur atau tertunda dengan melakukan
karena padatnya komunikasi antara Aksi
pelaksanaan tugas dan Leader dan Mentor
fungsi
2 Dukungan anggaran Mewujudkan aplikasi tidak Mengoptimalkan
secara terbatas dapat berjalan secara pemanfaatan anggaran yang
optimal sesuai rencana tersedia melalui berbagai
moment yang
memungkinkan dan untuk
tahun berikutnya dapat
diusulkan kembali
3 Pemahaman SDM Ketertundaan eksekusi Memaksimalkan tim dalam
terhadap pelaksanaan aksi perubahan melakukan pendampingan
aksi perubahan pelaksanaan aksi perubahan
4 Kompetensi SDM masih Kemampuan SDM Secara terus menerus
kurang Pengelola Keuangan di meningkatkan komunikasi
Kabupaten yang minim dan membuat prioritas
akan pengoperasian
digititalisasi scanner
sehingga tidak berjalan
secara maksimal
5 Kegiatan pada aksi Terjadinya hambatan dan Membuat skala prioritas
perubahan tahapan aksi perubahan kegiatan dan
berbarengan/bersamaan menjadi tertunda mengintegrasikan rencana
dengan kegiatan rutin aksi perubahan
sesuai dengan tusi
6 Permasalahan koordinasi Penerimaan informasi a. Pemberitahuan secara
antar pejabat dan pegawai menjadi terhambat lebih intensif
b. Memanfaatkan media
sebanyak mungkin (WA,
email, SMS, dll)
c. Memperkuat sosialisasi
d. Memanfaatkan dan
memaksimalkan
narahubung

Tabel 8 : Identifikasi Masalah

48
D. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
Pelaksanaan aksi perubahan lebih dominan pada implementasi jangka
pendek namun setelah melihat produk yang dapat dihasilkan memiliki dampak
yang baik terhadap sistem pendataan dan dokumentasi yang memiliki daya
dukung terhadap penilaian mandiri atas pelaksanaan anggaran serta dukungan
data dalam pengelolaan keuangan maka aksi perubahan ini tentu tidak akan
berhenti pada jangka waktu program pelatihan saja akan tetapi menjadi penting
untuk dilanjutkan setelah melihat manfaatnya. Data dan dokumen yang
disajikan dari pelaksanaan aksi perubahan memiliki daya dukung dan manfaat
yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan atau manfaat lainnya.
Untuk memantapkan langkah pengembangan nampaknya perlu juga
dilakukan studi komperatif, yang akan membandingkan kecepatan proses kerja
antara sebelum pelaksanaan aksi perubahan dengan setelah pelaksanaan aksi
perubahan. Studi ini semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan terkait penganggaraan serta kebijakan lainnya agar langkah
pengembangan menjadi lebih percaya diri. Lambat laun langkah
pengembangan akan menjadi sebuah tuntutan yang wajib diikuti karena proses
kerja akan terus berpacu dengan strategi yang harus diciptakan karena situsi
dunia dan tata kelola pemerintahan dunia menghendaki suatu terobosan.
Tata kelola pemerintahan dunia terus berpacu menuju yang terbaik
maka terobosan-terobosan baru akan selalu diperlukan mengingat tantangan
yang tidak dapat dibiarkan. Kondisi, situasi dan tantangan harus direspon
dengan strategi solutif yang mampu mengimbangi tantangan tersebut.

E. PENUTUP
E.1. KESIMPULAN
a. Pelaporan dan penatausahaan pertanggungjawaban keuangan yang akan
dilakukan dalam bentuk digitalisasi bertujuan untuk ketepatan waku
penyampaian LPJ keuangan kepada stakeholder dapat tepat waktu serta
pengarsipannya dapat dilakukan di Bawaslu Provinsi dalam bentuk
digitalisasi pada sarana penyimpanan computer dan/atau hardisk
eksternal;

49
b. Melalui pelaksanaan aksi perubahan ini diharapkan seluruh data dan
dokumentasi di bidang keuangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
anggaran dapat didokumentasikan atau diarsipkan dengan baik sehingga
sewaktu-waktu diperlukan dan dijadikan bahan dalam pengambilan
keputusan mampu memberikan daya dukung yang baik. Hal ini untuk
mendorong suatu tata kelola organisasi yang lebih baik yang menjunjung
tinggi prinsip akuntabilitas. Dengan adanya sistem digitalisasi data
tersebut secara professional melahirkan data dan dokumen secara valid
dan benar yang menjunjung nilai-nilai transparansi;
c. Melalui aksi perubahan ini dapat memberikan manfaat diantaranya adalah
Bagian Keuangan Bawaslu Provinsi dapat secara cepat dalam melakukan
pengendalian pelaksanaan anggaran di Bawaslu Kabupaten/Kota, dapat
mengontrol tertibnya pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan serta
dalam penatausahaannya terjamin keamanannya dari bencana alam
maupun kejadian lainnya.
d. Dalam proses pelaksanaan aksi perubahan Sekretariat Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara dapat bekerja sama dengan berbagai pihak baik
internal maupun eksternal yang mampu memberikan dukungan sesuai
dengan peran masing-masing;
e. Aksi perubahan ini merupakan kegiatan yang bersifat jangka panjang
yang memerlukan komitmen bersama dan kerja sama yang baik kepada
seluruh stakeholders internal dan eksternal.

E.2. REKOMENDASI
a. Setiap aksi perubahan yang bersifat jangka panjang ini memerlukan
pendampingan-pendampingan, sosialisasi dan advokasi demi kesuksesan
aksi ini;
b. Aksi perubahan jangka pendek yang menurut penilaian berhasil dilakukan
perlu terus dilanjutkan ke arah jangka menengah dan jangka panjang
namun perlu adanya dukungan anggaran yang jelas, pembangunan SDM
pendukung dan persiapan budaya kerja yang baru;
c. Setelah terlaksananya aksi perubahan ini, harus diimbangi dengan
langkah pemeliharaan terhadap sarana penatausahaan dokumen

50
digitalisasi pertanggungjawaban keuangan yang baik mengingat hal ini
sering dilupakan;
d. Komitmen, peran, kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan baik
internal maupun eksternal menjadi sangat penting demi terwujudnya
sistem ini.

F. DAFTAR PUSTAKA
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
b. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, dan Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota;
c. Permenpan-RB Nomor 25 tahun 2020 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2020-2024;
d. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Pemilihan Umum
Republik Indonesia Tahun 2020-2024;
e. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan;
f. Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum
Nomor 0343/Bawaslu/SJ/KU.00.03/VI/2019 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum;
g. LKIP Bawaslu Tahun 2019.

51
LAMPIRAN – LAMPIRAN

52
Jadwal Pelaksanaan Rencana Aksi Perubahan

53
54
55
Surat Keputusan Pembentukan Tim Efektif Pelaksanaan Rancangan
Aksi Perubahan

56
57
58
Pernyataan Dukungan Dari Anggota Tim Efektif

59
60

Anda mungkin juga menyukai