Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SURVEY

PENDUGAAN POTENSI AIR BAWAH


PERMUKAAN (MENGGUNAKAN ADMT)

 Pengukuran Line Kedua

DESA RANTAU PANJANG


KECAMATAN KUALA MANDOR
KABUPATEN LANDAK
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2022
1
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR FOTO
I. Kesampaian Menuju Lokasi Survey
II. Dokumentasi Kegiatan6
III.1 Stratigrafi dan kondisi batuan di lokasi survey
III.2 Struktur Geologi dan Potensi Akuifer di Lokasi Survey
IV Kesimpulan dan Saran4

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kesampaian Lokasi........................................................................................................4


Gambar 2. Peta Lokasi Survey Sumur Bor...........................................................................................5
Gambar 3. Peta SRTM Lokasi Survey menunjukan daerah pedataran rendah....................5
Gambar 4. Peta Geologi Regional Lokasi Survey...............................................................................9
Gambar 5. PETA GEOLOGI LEMBAR PONTINAK / NAGATAMAN, KALIMANTAN.........10
Gambar 6. Peta Batuan Penyusun Akuifer........................................................................................11
Gambar 7. Peta Produktivitas Air Tanah Lokasi Survey.............................................................11
Gambar 8. Pengukuran Line 1 Configurasi 0...................................................................................12
Gambar 9. Pengukuran Line 1 Configurasi 1...................................................................................12
Gambar 10. Pengukuran Line 1 Configurasi 3.................................................................................12
Gambar 11. Pengukuran Line 2 Configurasi 0.................................................................................13
Gambar 12. Pengukuran Line 2 Configurasi 1.................................................................................13
Gambar 13. Pengukuran Line 2 Configurasi 3.................................................................................13
Gambar 14. Rekomendasi Pengemboran Sumur Bor ..................................................................15

DAFTAR FOTO

Foto 1 Lokasi Survey Pada Titik Pengukuran Lokasi Line Pertama.......................................6


Foto 2 Lokasi Survey Pada Titik Pengukuran Lokasi Line Kedua...........................................6
Foto 3 Lintasan Survey Pada Titik Pengukuran Pertama
(Metode Magnetik, ditancapkan batang elektroda).........................................................7
Foto 4 Lintasan Survey Pada Titik Pengukuran Kedua
(Metode Magnetik, ditancapkan batang elektroda).........................................................7
Foto 5 Dokumentasi Pengoperasian Geolistrik ADMT.................................................................9

3
I. Kesampaian menuju lokasi survey

Lokasi survey dapat dicapai dari Kota Pontianak melalui dengan kendaraan roda 2 dengan
waktu tempuh ± 2 jam. Adapun jalan darat yang digunakan adalah jalan Trans Kalimantan
poros tengah, yakni jalan raya Sungai Ambawang, dengan kondisi jalan cukup baik. Di
lanjutkan Jalan Dermaga Kuala Mandor dengan kondisi sebagian jalan dalam kondisi baik
sekitar ± 500 Meter di dari depan dan sisa nya masih dalam kondisi pengerasan dan jalan
tanah dan di lanjutkan lagi ke dengan menyebrangi sungai menggunakan transportasi air
sampai ke Kecamatan Kuala Mandor, Kondisi Jalan Kuala Mandor menduju lokasi survey
menggunakan jalan setapak yang bersemen dengan lebar jalan ±1.5 meter .

Sarana perhubungan dan transportasi yang digunakan oleh masyarakat yang berada di
daerah penyelidikan adalah transportasi darat dan air, baik untuk menuju desa, kecamatan
lain ataupun menuju kota dan ibukota provinsi. Akses transportasi darat, berupa jalan-jalan
antar kecamatan dan desa berupa tanah dengan kondisi jalan yang rusak. Sehinga akses
transportasi di sekitar lokasi melalui jalur darat dan air, jalur darat di dukung dengan melalui
penyebrangan menjadi andalan untuk berbagai keperluan sarana perhubungan dan
transportasi di daerah sekitar lokasi penyelidikan.

4
Gambar 1. Peta Kesampaian Lokasi

Gambar 2. Peta Lokasi Survey Sumur Bor

Lokasi survey
Sumur BOR

Gambar 3. Peta SRTM Lokasi Survey menunjukan daerah pedataran rendah

5
II. Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan survey ini sebanyak 4 (empat) lintasan pada 2 lokasi kegiatan sumur bor dengan
ADMT dengan deteksi kedalaman hingga 100m, menggunakan metode elektroda
multichannel.
Dengan koordinat lokasi pengukuran terletak pada koordinat :
Koordinat Lokasi Pengukuran Metode ADMT
N Nama Titik X Y Lokasi
o
1 Koordinat pengukuran pertama 109°31'44.07"E 0° 0'24.82"S Line Pertama
2 Koordinat pengukuran kedua 109°31'44.55"E 0° 0'23.57"S Line Kedua

Foto 1 Lokasi Survey Pada Titik Pengukuran Lokasi Line Pertama

Foto 2 Lokasi Survey Pada Titik Pengukuran Lokasi Line Kedua

6
Foto 3 Lintasan Survey Pada Titik Pengukuran Pertama (Metode Magnetik, ditancapkan
batang elektroda)

Foto 4 Lintasan Survey Pada Titik Pengukuran Kedua (Metode Magnetik, ditancapkan
batang elektroda)

7
Foto 5 Dokumentasi Pengoperasian Geolistrik ADMT

8
III.1 Stratigrafi dan kondisi batuan di lokasi survey

Menurut kajian regional batuan penyusun bagian atas di daerah survey berada di lapisan
Aluvial dan masuk ke dalam peta geologi lembar Pontianak, dengan litologi akuifer adalah
gambut, lempung kaolinan, lanau sisipan pasir, lumpur, pasir, kerikil, kerakal granit.

Gambar 4. Peta Geologi Regional Lokasi Survey

9
Gambar 5. PETA GEOLOGI LEMBAR PONTINAK / NAGATAMAN, KALIMANTAN

10
Koordinat Lokasi

Gambar 6. Peta Batuan Penyusun Akuifer

III.2 Struktur Geologi dan Potensi Akuifer di Lokasi Survey

Penilaian geologi terhadap potensi air tanah dalam (groundwater) didasarkan pada aspek
geologi yaitu morfologi, batuan, dan struktur geologi. Lokasi survey dikategorikan masuk
kedalaman morfologi pedataran (lihat peta SRTM), batuan penyusun merupakan endapan
batuan Endapan Lepas dan struktur geologi sederhana. Produktivitas akuifer tergolong
Akuifer dengan Aliran Melalui Ruang Antar butir (Akuifer produktif dengan
penyebaran luas) dimana sistem akuifer melalui ruang antar butir (gambar.6).

Gambar 7. Peta Produktivitas Air Tanah Lokasi Survey

Penilaian akuifer harus didasarkan pada kaidah geologi sehingga berbagai konfigurasi
diperlukan dalam menganalisa keberadaan sistem celah atau zona void, lapisan batuan yang

11
berpotensi akuifer dan keberadaan lapisan impermeable bagian bawah dan atas untuk untuk
memastikan akuifer tertekan.
Hasil pengukuran nilai resistivitas dengan unit ADMT mengukur medan alami listrik dimana
medan magnetnya diasumsikan konstan (dengan konstanta tertentu yang merupakan hasil
riset dengan hak paten khusus untuk pendugaan akuifer). ADMTcukup sensitif terhadap
lapisan dan pergerakan air (khususnya konfigurasi 0), sedangkan konfigurasi 1 untuk batuan
dominan keras/kompak, konfigurasi 2 untuk batuan dominan lunak, dan konfigurasi 3/6/7
untuk menunjukan lapisan batuan, minimal 3 konfigurasi untuk menganalisa akurasi dugaan
akuifer dan memprediksi akuifer sistem celahan atau ruang antar butir.

Berikut ini uraian untuk masing-masing penampang pada tiap pengukuran geolistrik yang
dilakukan.
 Pengukuran Line Pertama

Gambar 8. Pengukuran Line 1 Gambar 9. Pengukuran Line 1 Gambar 10. Pengukuran Line 1
Konfigurasi-0 Penampang yang Konfigurasi-1 Penampang yang Konfigurasi-3 Penampang yang
menunjukan zona jenuh air dan menunjukan lapisan batuan dan menunjukan lapisan batuan. Batuan
pergerakan air maksimal lapisan zona jenuh air. kompak/keras di kedalaman 55-85
(Konfigurasi ini kadang dipengaruhi dan 94-100 m kerakal granit.
oleh dekatnya mata air, listrik
tegangan tinggi dan sumber air
terdekat, atau gerakan air di bawah
permukaan)

Gambar 8, 9 dan 10 Pengukuran Line Pertama menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air
di 8-34 ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman 20-33 m sangat dipengaruhi
oleh musim penghujan fluktuasinya. Potensi Akuifer dangkal yang diduga berada di

12
kedalaman 3-20m yang merupakan akuifer hasil dari perasapan air presipitasi permukaan
yang dipengaruhi oleh lapisan gambut yang berada dilokasi penyelidikan.

 Pengukuran Line Kedua

Gambar 11. Line 01-b Gambar 12. Line 01-b Gambar 13. Line 01-b
Konfigurasi-0 Penampang yang Konfigurasi-1 Penampang yang Konfigurasi-3 Penampang yang
menunjukan zona jenuh air dan menunjukan lapisan batuan dan menunjukan lapisan batuan. Batuan
pergerakan air maksimal lapisan zona zenuh air. kompak/keras dikedalaman 65-100
(Konfigurasi ini kadang dipengaruhi m kerakal granit.
oleh dekatnya mata air, listrik
tegangan tinggi dan sumber air
terdekat, atau gerakan air dibawah
permukaan)

Gambar 11, 12 dan 13 Pengukuran Line Kedua menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air
di 8-34 ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman 05-13 m sangat dipengaruhi
oleh musim penghujan untuk debit air yang bisa diambil. Potensi Akuifer sistem ruang antar
butir yang produktif diduga dikedalaman 20-38m.

13
IV Kesimpulan dan Saran

 Lokasi survey didominasi akufer sistem ruang antar butir dari endapan lepas, dimana
lapisan aquifer ruang antar butir.
 Pada pengukuran line pertama menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air di 8-34
ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman antara 20-33 m sangat
dipengaruhi oleh musim penghujan fluktuasinya. Potensi Akuifer sistem ruang antar
butir diduga pada dikedalaman 3-20 m(Diduga Gambut), Tidak di Sarankan Untuk
Melakuan Pengeboran.
 Pada pengukuran line kedua menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air di 8-34
ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman antara 5-13 m sangat
dipengaruhi oleh musim penghujan fluktuasinya. Potensi Akuifer sistem ruang antar
butir diduga pada dikedalaman 20-38 m .

Saran dalam melakukan pemboran disarankan sebagai berikut :


 Sebaiknya dilakukan pemboran batuinti (Coring) pada posisi mendekati dugaan top
dan bottom akuifer (minimal 3 meter sebelum dan sesudah perkiraan posisi
kedalaman akuifer)
 Selama pelaksanaan pemboran sebaiknya diukur perubahan muka air tanah
(MAT) sehingga dapat diketahui apakah posisi potensi akuifer sudah tertembus atau
belum (dapat dilihat dari perubahan MAT, jika MAT naik signifikan bisa
diasumsikan menembus MAT, jika turun signifikan bisa diasumsikan water lost
dikarenakan masuk ke zona rekahan atau berongga).
 Untuk mengetahui debit optimal yang bisa diambil sebaiknya dilakukan Pumping
Test.

Berdasarkan hasil interpretasi penampang dibawah ini beberapa saran kedalaman


pemboran dan posisi pemboran yang sarankan untuk rencana pemboran.

14
Lokasi Sumur Bor

Saran lokasi Rencana Pemboran untuk sumur bor terletak pada line pengukuran kedua
(14 m dari titik awal line kedua, total pemboran 38 m), dengan koordinat awal
Pengukuran
pengukuran Line Kedua
109°31'44.55"E0° 0'23.57"S.

Gambar 14. Rekomendasi Pengemboran Sumur Bor

15

Anda mungkin juga menyukai