Laporan Survey Pendugaan Air Tanah Metode ADMT - Lokasi Kuala Mandor
Laporan Survey Pendugaan Air Tanah Metode ADMT - Lokasi Kuala Mandor
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR FOTO
I. Kesampaian Menuju Lokasi Survey
II. Dokumentasi Kegiatan6
III.1 Stratigrafi dan kondisi batuan di lokasi survey
III.2 Struktur Geologi dan Potensi Akuifer di Lokasi Survey
IV Kesimpulan dan Saran4
2
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR FOTO
3
I. Kesampaian menuju lokasi survey
Lokasi survey dapat dicapai dari Kota Pontianak melalui dengan kendaraan roda 2 dengan
waktu tempuh ± 2 jam. Adapun jalan darat yang digunakan adalah jalan Trans Kalimantan
poros tengah, yakni jalan raya Sungai Ambawang, dengan kondisi jalan cukup baik. Di
lanjutkan Jalan Dermaga Kuala Mandor dengan kondisi sebagian jalan dalam kondisi baik
sekitar ± 500 Meter di dari depan dan sisa nya masih dalam kondisi pengerasan dan jalan
tanah dan di lanjutkan lagi ke dengan menyebrangi sungai menggunakan transportasi air
sampai ke Kecamatan Kuala Mandor, Kondisi Jalan Kuala Mandor menduju lokasi survey
menggunakan jalan setapak yang bersemen dengan lebar jalan ±1.5 meter .
Sarana perhubungan dan transportasi yang digunakan oleh masyarakat yang berada di
daerah penyelidikan adalah transportasi darat dan air, baik untuk menuju desa, kecamatan
lain ataupun menuju kota dan ibukota provinsi. Akses transportasi darat, berupa jalan-jalan
antar kecamatan dan desa berupa tanah dengan kondisi jalan yang rusak. Sehinga akses
transportasi di sekitar lokasi melalui jalur darat dan air, jalur darat di dukung dengan melalui
penyebrangan menjadi andalan untuk berbagai keperluan sarana perhubungan dan
transportasi di daerah sekitar lokasi penyelidikan.
4
Gambar 1. Peta Kesampaian Lokasi
Lokasi survey
Sumur BOR
5
II. Dokumentasi Kegiatan
Kegiatan survey ini sebanyak 4 (empat) lintasan pada 2 lokasi kegiatan sumur bor dengan
ADMT dengan deteksi kedalaman hingga 100m, menggunakan metode elektroda
multichannel.
Dengan koordinat lokasi pengukuran terletak pada koordinat :
Koordinat Lokasi Pengukuran Metode ADMT
N Nama Titik X Y Lokasi
o
1 Koordinat pengukuran pertama 109°31'44.07"E 0° 0'24.82"S Line Pertama
2 Koordinat pengukuran kedua 109°31'44.55"E 0° 0'23.57"S Line Kedua
6
Foto 3 Lintasan Survey Pada Titik Pengukuran Pertama (Metode Magnetik, ditancapkan
batang elektroda)
Foto 4 Lintasan Survey Pada Titik Pengukuran Kedua (Metode Magnetik, ditancapkan
batang elektroda)
7
Foto 5 Dokumentasi Pengoperasian Geolistrik ADMT
8
III.1 Stratigrafi dan kondisi batuan di lokasi survey
Menurut kajian regional batuan penyusun bagian atas di daerah survey berada di lapisan
Aluvial dan masuk ke dalam peta geologi lembar Pontianak, dengan litologi akuifer adalah
gambut, lempung kaolinan, lanau sisipan pasir, lumpur, pasir, kerikil, kerakal granit.
9
Gambar 5. PETA GEOLOGI LEMBAR PONTINAK / NAGATAMAN, KALIMANTAN
10
Koordinat Lokasi
Penilaian geologi terhadap potensi air tanah dalam (groundwater) didasarkan pada aspek
geologi yaitu morfologi, batuan, dan struktur geologi. Lokasi survey dikategorikan masuk
kedalaman morfologi pedataran (lihat peta SRTM), batuan penyusun merupakan endapan
batuan Endapan Lepas dan struktur geologi sederhana. Produktivitas akuifer tergolong
Akuifer dengan Aliran Melalui Ruang Antar butir (Akuifer produktif dengan
penyebaran luas) dimana sistem akuifer melalui ruang antar butir (gambar.6).
Penilaian akuifer harus didasarkan pada kaidah geologi sehingga berbagai konfigurasi
diperlukan dalam menganalisa keberadaan sistem celah atau zona void, lapisan batuan yang
11
berpotensi akuifer dan keberadaan lapisan impermeable bagian bawah dan atas untuk untuk
memastikan akuifer tertekan.
Hasil pengukuran nilai resistivitas dengan unit ADMT mengukur medan alami listrik dimana
medan magnetnya diasumsikan konstan (dengan konstanta tertentu yang merupakan hasil
riset dengan hak paten khusus untuk pendugaan akuifer). ADMTcukup sensitif terhadap
lapisan dan pergerakan air (khususnya konfigurasi 0), sedangkan konfigurasi 1 untuk batuan
dominan keras/kompak, konfigurasi 2 untuk batuan dominan lunak, dan konfigurasi 3/6/7
untuk menunjukan lapisan batuan, minimal 3 konfigurasi untuk menganalisa akurasi dugaan
akuifer dan memprediksi akuifer sistem celahan atau ruang antar butir.
Berikut ini uraian untuk masing-masing penampang pada tiap pengukuran geolistrik yang
dilakukan.
Pengukuran Line Pertama
Gambar 8. Pengukuran Line 1 Gambar 9. Pengukuran Line 1 Gambar 10. Pengukuran Line 1
Konfigurasi-0 Penampang yang Konfigurasi-1 Penampang yang Konfigurasi-3 Penampang yang
menunjukan zona jenuh air dan menunjukan lapisan batuan dan menunjukan lapisan batuan. Batuan
pergerakan air maksimal lapisan zona jenuh air. kompak/keras di kedalaman 55-85
(Konfigurasi ini kadang dipengaruhi dan 94-100 m kerakal granit.
oleh dekatnya mata air, listrik
tegangan tinggi dan sumber air
terdekat, atau gerakan air di bawah
permukaan)
Gambar 8, 9 dan 10 Pengukuran Line Pertama menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air
di 8-34 ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman 20-33 m sangat dipengaruhi
oleh musim penghujan fluktuasinya. Potensi Akuifer dangkal yang diduga berada di
12
kedalaman 3-20m yang merupakan akuifer hasil dari perasapan air presipitasi permukaan
yang dipengaruhi oleh lapisan gambut yang berada dilokasi penyelidikan.
Gambar 11. Line 01-b Gambar 12. Line 01-b Gambar 13. Line 01-b
Konfigurasi-0 Penampang yang Konfigurasi-1 Penampang yang Konfigurasi-3 Penampang yang
menunjukan zona jenuh air dan menunjukan lapisan batuan dan menunjukan lapisan batuan. Batuan
pergerakan air maksimal lapisan zona zenuh air. kompak/keras dikedalaman 65-100
(Konfigurasi ini kadang dipengaruhi m kerakal granit.
oleh dekatnya mata air, listrik
tegangan tinggi dan sumber air
terdekat, atau gerakan air dibawah
permukaan)
Gambar 11, 12 dan 13 Pengukuran Line Kedua menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air
di 8-34 ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman 05-13 m sangat dipengaruhi
oleh musim penghujan untuk debit air yang bisa diambil. Potensi Akuifer sistem ruang antar
butir yang produktif diduga dikedalaman 20-38m.
13
IV Kesimpulan dan Saran
Lokasi survey didominasi akufer sistem ruang antar butir dari endapan lepas, dimana
lapisan aquifer ruang antar butir.
Pada pengukuran line pertama menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air di 8-34
ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman antara 20-33 m sangat
dipengaruhi oleh musim penghujan fluktuasinya. Potensi Akuifer sistem ruang antar
butir diduga pada dikedalaman 3-20 m(Diduga Gambut), Tidak di Sarankan Untuk
Melakuan Pengeboran.
Pada pengukuran line kedua menunjukan nilai resistivitas kondisi jenuh air di 8-34
ohm.m dimana akuifer bebas terdapat di kedalaman antara 5-13 m sangat
dipengaruhi oleh musim penghujan fluktuasinya. Potensi Akuifer sistem ruang antar
butir diduga pada dikedalaman 20-38 m .
14
Lokasi Sumur Bor
Saran lokasi Rencana Pemboran untuk sumur bor terletak pada line pengukuran kedua
(14 m dari titik awal line kedua, total pemboran 38 m), dengan koordinat awal
Pengukuran
pengukuran Line Kedua
109°31'44.55"E0° 0'23.57"S.
15