Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH ISLAMIC BRANDING TERHADAP MINAT BELI

YANG DIMODERASI OLEH ISLAMIC ADVERTISING


(STUDI KONSUMEN DEODORANT REXONA HIJAB NATURAL
DI KOTA BANDUNG)

PROPOSAL TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Melanjutkan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Tesis
Pada Program Studi Magister Manajemen Konsentrasi Bisnis

Oleh:

Nucifera Choerunnisa

20090321406

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2023
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdaban manusia berkembang seiring dengan zaman. Perilaku konsumen mungkin
berubah. Konsumen saat ini lebih cerdas dalam memilih barang yang akan mereka
gunakan, termasuk barang yang akan mereka gunakan untuk perawatan pribadi dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Fenomena ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.
Perusahaan yang terus mengembangkan produk dan layanan mereka untuk menarik
konsumen lebih banyak dari pesaingnya adalah yang lebih unggul dari pesaingnya.
Oleh karena itu, setiap bisnis harus mampu memahami kebutuhan dan preferensi
pelanggan dan menggunakan pengetahuan ini untuk memaksimalkan strategi mereka
untuk menghadapi persaingan di dunia bisnis.
Strategi pemasaran adalah komponen strategi perusahaan yang paling penting.
Tujuan pemasaran diaman adalah untuk mengenal dan memahami pelanggan
sehingga produk mereka dapat sesuai dengan mereka dan memberi nilai lebih pada
mereka atau memenuhi kebutuhannya. Setiap perusahaan harus terus mengeluarkan
produk dan inovasi terbaru, meningkatkan keunggulan mereka untuk menarik
pelanggan dan mempertahankan pangsa pasar mereka saat ini.
Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia, menurut
data World Population Review tahun 2021. Sekitar 231 juta orang di Indonesia
memeluk agama Islam, atau 86,7% dari semua orang. Selanjutnya, 96,5% populasi
Pakistan adalah Muslim (cnbcindonesia.com, 2023). Hal ini dapat dilihat dari tabel
berikut:
2

Gambar x.x Grafik Negara dengan Jumlah Penduduk Muslim Tebanyak di Dunia
Dengan melihat kenyataan seperti ini, para produsen tahu bahwa pelanggan
muslim adalah target yang bagus untuk pemasaran produk mereka. Menurut Essy
Prita Cinta, Senior Brand Manager Clear, jumlah pengguna hijab telah meningkat
dalam enam tahun terakhir. Menurut moeslimchoice.com (2019), jumlah orang di
Indonesia yang mengenakan hijab naik dari sekitar 47% pada tahun 2012 menjadi
72% pada tahun 2018. Bahkan, menurut data dari Kantar World Panel, jumlah
rumah tangga di Indonesia yang memiliki anggota keluarga yang mengenakan hijab
meningkat sebanyak 20% dari 2018 hingga hampir setengahnya. Orang-orang ini
pasti menjadi segmen pasar yang besar..

Konsumen muslim pasti memiliki sifat dan pertimbangan tertentu saat memilih
barang dan jasa. Misalnya, seorang pembeli muslim ingin membeli barang yang
dijamin halal dan suci sesuai dengan syariah Islam karena ajaran Islam memainkan
peran penting dalam menentukan gaya hidup seorang muslim yang taat. Konsumen
muslim cenderung memilih barang yang halal dan toyyib, terutama yang digunakan
setiap hari. Fenomena ini dapat diamati di lingkungan sekitar. Misalnya, lembaga
keuangan syariah, hotel syariah, dan banyak produk yang disebut syariah, seperti
produk toilet (Romdhoni et al., 2022 ; Sahir et al., 2018). Selain itu, kecenderungan
ini semakin meluas ke berbagai aspek kehidupan kita, seperti dalam memilih produk
perawatan kesehatan dan kecantikan seperti deodorant.
Karena lokasinya di daerah katulistiwa, iklim tropis Indonesia memiliki suhu
dan kelembaban udara yang tinggi. Musim kemarau yang panjang dan masalah
global boiling yang sedang melanda dunia memperburuk kondisi ini. Sebagian besar
orang yang sangat aktif pasti akan mengalami masalah keringat berlebihan dan bau
badan, terutama saat cuaca panas seperti sekarang di ketiaak. Ini terutama berlaku
untuk wanita berhijab yang mengenakan pakaian tertutup dan berlapis. Deodorant
digunakan oleh banyak orang untuk mengatasi hal ini. Dikenal sebagai produk
kosmetik, deodoran berfungsi untuk membunuh bakteri yang menyebabkan bau
badan.
Sebagian besar ulama tidak menganjurkan muslimah untuk menggunakan
wewangian atau parfum untuk mengatasi keringat dan bau badan. Mereka dapat
menggunakan deodorant yang terbuat dari tawas atau bahan lain, yang tidak terlalu
menyengat untuk menyerupai parfum. Menurut Ar-Romli As-Syafii rahimahullah,
3

wanita dimakruhkan menggunakan wewangian, perhiasan, dan pakaian berhias ketika


ingin menghadirinya. Wanita juga disarankan untuk menghilangkan bau badan yang
tidak sedap. Selain itu, jika sampai kaum laki-laki mengejeknya karena bau badannya.
Namun, jika seorang wanita tidak melewati pria dan hanya berada di kalangan wanita,
boleh menggunakan parfum (ameera.republika.co.id, 2023).
Rexona, deodorant antiperspiran yang diproduksi oleh PT. Unilever Indonesia,
adalah salah satu merek deodorant yang sudah familiar dan umum di Indonesia. Rexona
adalah pemimpin pasar dalam deodorant saat ini dan dijual di lebih dari 60 negara.
Rexona masih memimpin pasar di Indonesia, dibandingkan dengan merek lain seperti
Dove dan Nivea, hal ini dibuktikan dengan grafik dan tabel Top Brand Award dibawah
ini:

Gambar x.x Grafik Top Brand Indexs Produk Deodorant Wanita

Sumber: Top Brand Award

Tabel x.x Tabel Top Brand Indexs Produk Deodorant Wanita


4

Sumber: Top Brand Award

Berdasarkan data Top Brand, Rexona tetap memperoleh peringkat satu Top Brand
Award dalam kategori perawatan pribadi pada tahun 2023, dengan subkategori deodorant
wanita. TBI memperoleh 54,80% pasar Indonesia dari Rexona. Jumlah ini jauh lebih
tinggi daripada merek pesaing, seperti Dove (11,22%), Nivea (8,30%), Casablanca
(6,7%), dan Oriflame (1%). Ini menunjukkan bahwa Rexona adalah produk deodorant
wanita unggulan PT Unilever Indonesia di pasar Indonesia.
Hal ini tidak terjadi meskipun Rexona terus mengembangkan produk baru dengan
meneliti lebih lanjut tentang bau badan dan keringat konsumen. Dengan mikroteknologi
yang dikembangkan oleh ilmuwan Unilever, produk Rexona membuat penggunanya
merasa terlindungi sepanjang hari. Teknologi respons tubuhnya memungkinkan Rexona
untuk mengidentifikasi kapan tubuh mereka membutuhkan perlindungan tambahan dan
menyediakannya sesuai kebutuhan. (www.unilever.com).
Dalam penelitian ini, kami akan mempelajari varian Rexona Natural Peach & Mint
Cool Hijab, yang didasarkan pada pemahaman Rexona tentang masalah yang dihadapi
oleh pemakai hijab atau hijabers yang memakai baju yang tertutup dan berlapis yang
menghalangi mereka untuk bergerak bebas karena rasa gerah dan keringat yang
berlebihan. Rexona telah menemukan bersama Unilever Muslim Centre of Excellence
(MCOE) bahwa hijabers saat ini membutuhkan produk deodoran yang lebih baik yang
mengandung bahan natural, tidak mengiritasi kulit, tidak lengket, dan cepat kering, serta
mampu memberikan sensasi
dingin yang segar untuk melawan gerah
(unilever.co.id, 2023).
5

Gambar x.x Produk Rexona Deodorant Hijab Natural Peach & Mint Cool

Rexona Hijab Natural Peach & Mint Cool secara khusus diformulasikan bagi
pengguna hijab dengan perlindungan efektif 72 jam. Inovasi ini mengandung tiga kali
perlindungan lebih kuat terhadap keringat dan ekstrak wangi peach dan mint yang
menyejukkan, formula quick dry, serta kandungan alkohol 0% untuk membantu hijabers
senantiasa merasa percaya diri dan bebas bergerak tanpa gerah (unilever.co.id, 2023).
Menurut Rif'adah (2019), branding Islami adalah branding yang menggunakan
identitas atau elemen Islam, seperti memberikan nama produk dengan kata atau kalimat
Islami, elemen syariah, dan nama-nama yang mengandung elemen Islam, serta label
halal yang digunakan dalam pemasaran produk. Dengan banyaknya merek Islami,
diharapkan mereka dapat bersaing dengan merek internasional di masa depan
(Ranto, 2013)
.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Risky (2019) menemukan bahwa faktor-
faktor branding Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli. Namun,
penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2021) menemukan bahwa branding Islam
memiliki dampak positif pada minat beli, meskipun tidak signifikan..

Selain islamic branding, islamic advertising juga tengah marak dilakukan oleh
produsen yang ingin menarik minat konsumen yang beragama Islam. Iklan tidak
hanya memberikan informasi tentang produk, tetapi juga membantu konsumen
memahami kualitas produk berdasarkan kebutuhan mereka. Iklan dapat mencapai
tujuan pemasaran dan menjadi promosi praktik yang menjanjikan untuk
mempengaruhi pelanggan.Apapun kualitas produk, jika tidak diimbangi dengan
informasi yang tepat, kemungkinan pelanggan akan membeli produk tersebut sangat
kecil (Andriani et al., 2016).
Islamic advertising atau Iklan islami dapat dikatakan sebagai bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi mengenai suatu produk yang
bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dalam penyajian yang berlandaskan pada etika
6

periklanan islami. Dengan menerapkan iklan yang menggunakan pesan periklanan


islami, perusahaan ingin memperkuat posisi produknya di pasaran (Azis et al.,
2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli et al (2019) menunjukkan bahwa islamic
advertising berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil ini senada juga
diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Afrianty (2020) yang
menunjukkan bahwa islamic branding berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
Akan tetapi, hasil yang berbeda ditunjukkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfah
(2020), penelitian ini menunjukkan bahwa pesan islamic advertising tidak berpengaruh
terhadap minat beli calon konsumen.

Menurut Kinnear dan Taylor (Fitria, 2018), minat beli adalah komponen perilaku
konsumen dalam sikap mengkonsumsi, serta kecenderungan seseorang untuk bertindak
sebelum membuat keputusan membeli yang sebenarnya. Namun, menurut Widokarti &
Priansa (2019), minat beli didefinisikan sebagai ketertarikan terhadap sesuatu yang
diikuti oleh perasaan senang terhadap produk yang menyebabkan minat dan perasaan
keyakinan bahwa produk tersebut memiliki manfaat, sehingga ingin membelinya dengan
uang.

Selain itu, peneliti melakukan pra-survei terhadap sepuluh pengguna produk


deodorant Rexona Hijab Natural Peach & Mint Cool di kota Bandung untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh iklan dan merek islami terhadap keinginan untuk membeli
produk tersebut. Hasil pra-survei ini adalah sebagai berikut.
Tabel x.x Hasil pra-penelitian mengenai Pengaruh Islamic Branding terhadapa minat
beli deodorant Rexona Hijab Natural yang dimoderasi dengan Islamic Advertising di
Bandung

No Pernyataan (X) STS TS N S SS %


1. Merek islami yang 5 13 3 21
digunakan oleh Rexona (23,8% (61,9%) (14,3%) (100%)
Hijab Natural bisa )
mempengaruhi
kepercayaan saya
terhadap produk yang
akan saya beli atau
gunakan.
2. Saya memiliki minat yang 3 12 4 21
tinggi untuk membeli (23,8% (57,1%) (19%) (100%)
Rexona Hijab Natural. )
7

3. Saya akan 6 9 6 21
merekomendasikan (28,6% (42,9%) (28,6%) (100%)
produk Rexona Hijab )
Natural kepada orang
lain.
4. Saya tertarik dengan 5 11 5 21
produk deodorant Rexona (23,8% (52,4%) (23,8%) (100%)
Hijab Natural karena )
Iklan yang mereka
gunakan mengutamakan
moralitas dan sesuai
syariat Islam.

Sumber: Diolah Peneliti (2023)


Berdasarkan hasil pra-penelitian di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen
deodorenat Rexona Hijab Natural setuju bahwa produk pilihannya memliki Islamic
Branding yang lekat dan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil quesioner bahwa
sebanyak 61,9 % responden setuju Rexona Hijab Natural memiliki Islamic Branding dan
ikut mempengaruhi minat beli mereka pada Rexona Hijab Natural. Selanjutnya sebanyak
57,1 % respoden setuju bahwa mereka meimiliki minat yang tinggi untuk membeli
Rexona Hijab Natural. Sebanyak 42,9% responden sangat setuju untuk
merekomendasikan produk Rexona Hijab Natural kepada orang lain. Kemudian
sebanyak 52,4% responden setuju bahwa mereka tertarik dengan produk deodorant
Rexona Hijab Natural karena Iklan yang mereka gunakan mengutamakan moralitas dan
sesuai syariat Islam. Dari semua hasil pra-penelitian tersebut, dapat diasumsikan bahwa
Branding dan Islamic Advertising memiliki pengaruh terhadap minat beli produk
deodorant Rexona Hijab Natural Peach & Mint Cool. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang hal ini.
Dari penjelasan sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
pengaruh dari islamic branding, islamic advertising dan kesadaran merek terhadap minat
beli karena terbatasnya data mengenai penelitian pada variabel tersebut. Penelitian akan
dilakukan pada produk Rexona Hijab Natural Peach & Mint Cool sehingga penelitian ini
akan berjudul “Pengaruh Islamic Branding terhadap Minat Beli yang Dimoderasi
oleh Islamic Advertising (Studi Konsumen Deodorant Rexona Hijab Natural Di
Kota Bandung).”
8

1.2 Identifikasi dan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka


dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Islamic Banding pada Rexona Hijab Natural di Bandung?


2. Bagaimana minat beli konsumen pada Rexona Hijab Natural di Bandung?
3. Bagaiaman Islamic Advertising pada Rexona Hijab Natural di Bandung?
4. Bagaimana pengaruh Islamic Banding terhadap minat beli konsumen pada
Rexona Hijab Natural di Bandung?
5. Bagaimana pengaruh Islamic Banding terhadap minat beli konsumen yang
dimoderasi oleh Islamic Advertising pada Rexona Hijab Natural di Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, maka tujuan


dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis:
1. Mengetahui Islamic Banding pada Rexona Hijab Natural di Bandung.
2. Mengetahui minat beli konsumen pada Rexona Hijab Natural di Bandung.
3. Mengetahui Islamic Advertising pada Rexona Hijab Natural di Bandung.
4. Mengetahui pengaruh Islamic Banding terhadap minat beli konsumen pada
Rexona Hijab Natural di Bandung.
5. Mengetahui pengaruh Islamic Banding terhadap minat beli konsumen yang
dimoderasi oleh Islamic Advertising pada Rexona Hijab Natural di Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Peneliti berharap nanti hasil dari penelitian ini selain berguna untuk peneliti
sendiri, juga dapat berguna bagi pihak-pihak lain yang. Beberapa manfaat penelitian
yang diharapkan oleh peneliti baik dari segi teoritis maupun praktis .adalah sebagai
berikut:
1. Teoritis

a. Bagi peneliti dan akademis, penelitian ini dapat dijadikan bahan


pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian mengenai beberapa faktor
yang mempengaruhi minat beli suatu produk khususnya dan dapat menjadi
referensi bagi peneliti berikutnya baik yang akan meneliti variabel yang
9

sama atau berbeda.


b. Menambah bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian berikutnya
dan guna mendukung pengembangan teori yang sudah ada.
2. Praktis

a) Bagi peneliti, memperluas wawasan dan pengetahuan tentang faktor-


faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat beli suatu produk oleh
konsumen.
b) Bagi perusaahaan daan lembaga pendidikan penelitian ini diharapkan
memberi informasi yang bermanfaat dalam wawasan islamic branding,
islamic dan advertising sebagai strategi pemasaran suatu produk.

1.5 Kerangka Pemikiran


Sugiyono (2013) mengatakan kerangka berpikir adalah gambaran atau ide tentang
apa yang berkaitan dengan teori penelitian yang telah dipilih dan bagaimana teori
tersebut berhubungan dengan berbagai faktor yang dianggap sebagai masalah penting.
Selain itu, kerangka berpikir akan menjelaskan variabel yang akan diteliti..
Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia; 86,7 persen
dari penduduknya adalah Muslim (www.cnbcindonesia.com, 2023). Sebagai seorang
Muslim, ada aturan yang telah ditetapkan dalam Al Qur'an dan Hadist yang mengatur
semua aktivitas mereka. Dengan demikian, saat menggunakan produk, seorang muslim
harus memperhatikan kehalalan dan kebaikan apa yang dia pakai, apakah itu sesuai
dengan aturan yang ditetapkan dalam Al Qur'an dan Hadist atau tidak. Memilih produk
yang tidak jelas kehalalannya dapat dianggap sebagai bentuk ketidakhati-hatian seorang
muslim dalam menjalankan perintah agamanya. Tidak diragukan lagi, fenomena ini
dimanfaatkan oleh beberapa produsen untuk menerapkan strategi islamic branding.
Menurut Alserhan (2010), Penerapan strategi islamic branding ini bukan hanya
tentang penggunaan nama-nama islami akan tetapi juga harus memperhatikan pemilihan
bahan baku, proses produksi hingga tahap pemasaran, supaya dalam penerapan strategi
islamic branding ini bisa berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.
Dengan demikian, islamic branding dapat meyakinkan konsumen bahwa perusahaan
yang menggunakan islamic branding adalah perusahaan yang menerapkan prinsip
syariah dari produksi sampai pemasaran, serta menjalankan etika bisnis islam,
mengedepankan kejujuran, kemanfaatan serta tidak terdapat kecurangan ( Arifin, 2021).
10

Jika strategi ini diterapkan di negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, itu
mungkin lebih mudah dikenali oleh kebanyakan orang dan dapat menarik pelanggan
untuk membeli barang-barang yang ditawarkan. Dalam penelitian mereka, Aisyah et al.
(2021) menyebutkan bahwa perilaku konsumen muslim telah berubah ketika mereka
menginginkan suatu produk dengan merek islami sebagai garansi kehalalannya dan
kualitasnya. Hal ini juga diperkuat oleh banyaknya merek islami yang sekarang muncul
di pasar sebagai taktik bisnis untuk menarik pelanggan muslim untuk membeli barang,
terutama di negara-negara di mana mayoritas penduduknya beragama islam. Selain itu,
penggunaan islamic branding juga akan mempengaruhi kesadaran merek di masyarakat,
sehingga dapat menjadi alasan seseorang untuk mengenali merek, mengingat merek dan
membeli produk yang mengusung konsep islamic branding (Aisyah et al., 2021) .
Senada dengan hal tersebut, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Risky (2019)
menunjukkan bahwa variabel Islamic branding berpengaruh signifikan terhadap
minat beli.
Iklan yang dilihat atau didengar oleh calon pembeli akan membentuk persepsi
mereka tentang barang-barang tertentu, yang pada gilirannya memengaruhi minat
mereka untuk membeli barang tersebut atau tidak. Iklan, baik itu islami atau tidak,
dapat memengaruhi kesadaran merek. Keputusan seseorang untuk membeli barang
tertentu dapat dipengaruhi oleh kesadaran merek mereka terhadap merek tersebut;
umumnya, pelanggan memilih barang dengan merek yang mereka kenal.
Islamic Advertising atau Iklan islami dapat dikatakan sebagai bentuk penyampaian
informasi mengenai suatu produk atau jasa yang disajikan sesuai dengan etika
periklanan islam. Dimana semua tahapan dalam pembuatan iklan ini harus sesuai
dengan nilai keyakinan bahwa suatu kegiatan akan selalu berada dalam pengawasan
Allah SWT (Zulkifli et al., 2019). Oleh karena itu, iklan islami harus dapat memberikan
informasi yang tidak melanggar syariah islam (Yana, 2022) . Berdasarkan hasil
penelitian Zulkifli et al (2019) bahwa islamic advertising berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang variabel-variabel
yang mepengaruhi minat beli, diantaranya adalah sebagai berikut:
11

Tabel 1.1. Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi minat beli.

No Nama Tahun Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan


Peneliti Penelitian Penelitian
Kiki Pengaruh Simbol Religi Metode Simbol periklanan terhadap Penelitian ini
Wardiman Periklanan terhadap penelitian perceived value memiliki pengaruh mengidentifikasi
Jayanegara, Minat Beli secara signifikan dikarenakan penelitian pengaruh emosional
Moh Farid Konsumen kuantitatif ini mengidentifikasi pengaruh dalam penelitiannya,
Najib dengan emosional. Simbol religi dalam seperti percieved
sampel periklanan ini berpengaruh value, komitmen
berjumlah 418 signifikan terhadap attitude religi dan sikap.
2020 responden towards advert. Penelitian ini juga
1.
yang pernah menungkapkan jika pengaruh
melihat iklan minat beli konsumen lebih
yang peneliti signifikan dipengaruhi oleh
maksud dan perceived value dibandingkan
dijelaskan dengan attitude towards advert.
secara
deskriptif.
Saifudin 2019 Pengaruh Iklan Islami Metode Hasil penelitian menemukan Terdapat perbedaan
2. Terhadap Minat Beli penelitian bahwa pesan iklan islami, ilustrasi variabel lain yang
Calon Konsumen secara cerita islami dan bintang iklan digunakan. Penelitian
Matahari Dept. Store di kuantitatif muslim memiliki pengaruh positif ini menggunakan
Jawa Tengah dengan dan signifikan terhadap minat beli variabel Iklan Islami
menyebarkan konsumen. Secara simultan antara (x) dan Minat Beli
kuesioner variabel pesan iklan islami, (y).
berskala likert ilustrasi cerita islami dan bintang
untuk iklan muslim terhadap minat beli
12

mengukur 13 konsumen. Sementara hasil secara


indikator, parsial variabel ilustrasi cerita
dengan islami dan bintang iklan
menggunakan muslim memiliki positif dan
teknik analisis signifikan terhadap minat beli
regresi linier konsumen, tetapi variabel pesan
berganda. iklan islami tidak berpengaruh
terhadap minat beli.
Edo Pengaruh Periklanan Metode Hasil penelitian ini menunjukkan Terdapat perbedaan
Primadana, Bercitra Religius penelitian bahwa dengan memasukkan variabel lain yang
Budi (Agama Islam) Dalam secara konteks Islam dalam iklan Sunsilk digunakan. Penelitian
Sudaryanto Menentukan Keputusan kuantitatif Shampo Hijab Refresh ini menggunakan
Pembelian Produk dengan berpengaruh positif dan signifikan variabel periklanan
Sunsilk Hijab Refresh menggunakan dalam membangun minat beli bercitra religius (x),
Dengan Minat Beli Struktural konsumen.Mminat beli yang keputusan pembelian
3. 2022 Sebagai Variabel Teknik dibangun juga berpengaruh positif (y) dan Minat Beli
Intervening (Studi Pada analisis dan signifikan terhadap keputusan (z).
Mahasiswi Universitas Equation pembelian.
Diponegoro Semarang). Modeling
(SEM)
dengan alat
analisis
AMOS
4. Endah Nur 2021 Pengaruh Kesadaran Metode Hasil penelitian menunjukkan Terdapat perbedaan
Fitriyani Halal, Islamic Branding, penelitian bahwa kesadaran halal variabel lain yang
Dan Sikap Terhadap secara berpengaruh negatif namun digunakan. Penelitian
Minat Beli Generasi Z kuantitatif. signifikan terhadap niat beli. ini menggunakan
Dimoderasi Social Data Kesadaran halal berpengaruh kesadaran halal (x1),
Media Influencer penelitian positif dan signifikan terhadap islamic branding
dianalisis keputusan pembelian produk. (x2), dan sikap
menggunakan Pengetahuan produk juga terhadap minat beli
regresi linier berpengaruh positif namun tidak (y),
13

berganda, signifikan terhadap niat beli. dan social media


sedangkan Influencer media sosial influencer (z).
variabel memperkuat pengaruh kesadaran
moderasi halal, branding Islami, dan sikap
dianalisis terhadap niat beli Generasi Z
menggunakan
uji MRA
(Moderated
Regression
Analysis).
Aryanti Pengaruh Islamic Metode Hasil penelitian menunjukkan Terdapat perbedaan
Muhtar Branding, Kualitas penelitian bahwa Islamic Branding variabel lain yang
Kusuma, Produk, dan Lifestyle secara berpengaruh signifikan terhadap digunakan. Penelitian
Maulida Ainul terhadap Minat kuantitatif Minat Pembelian Produk Skincare, ini menggunakan
Hikmah, Pembelian Produk dengan teknik Kualitas Produk berpengaruh Pengaruh Islamic
5. 2020
Aufarul Skincare pada Generasi regresi linier signifikan terhadap Minat Branding (x1),
Marom Millenial di Kabupaten berganda Pembelian Produk Skincare dan Kualitas Produk (x2),
Kudus menggunakan Lifestyle berpengaruh signifikan dan Lifestyle (x3)
SPSS’16. terhadap Minat Pembelian Produk terhadap Minat
Skincare. Pembelian (y).
6. Ahmad 2022 Pengaruh Kualitas Metode . Hasil ini menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan
Masrukhan Produk, Islamic Penelitian variabel kualitas produk variabel lain yang
Saputro Branding, Dan Islamic Secara mempunyai pengaruh signifikan digunakan. Penelitian
Advertising Ethics Kuantitatif terhadap keputusan pembelian. ini menggunakan
Terhadap Keputusan Metode Variabel Islamic branding tidak kualitas produk (x1),
Pembelian Dengan Pengumpulan berpengaruh signifikan terhadap islamic branding
Minat Beli Sebagai Data Dalam keputusan pembelian. Variabel (x2), dan islamic
Variabel Intervening Penelitian Ini Islamic advertising ethic advertising ethics
Melalui mempunyai pengaruh signifikan (x3), keputusan
Penyebaran terhadap keputusan pembelian. pembelian (y), minat
Kuesioner. Variabel kualitas produk beli (z).
mempunyai pengaruh signifikan
14

terhadap minat beli. Variabel


Islamic branding mempunyai
pengaruh signifikan terhadap
minat beli. Variabel Islamic
advertising ethic mempunyai
pengaruh signifikan terhadap
minat beli. Variabel minat beli
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Variabel kualitas produk
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
melalui minat beli. Variabel
Islamic branding tidak
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Variabel
Islamic Advertising Ethic
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
melalui minat beli.
7. Sari Utami 2017 Pengaruh Persepsi Metode Hasil penelitian berdasarkan uji Terdapat perbedaan
Kualitas, Harga, Dan Penelitian hipotesis secara parsial (uji t) variabel lain yang
Islamic Branding Secara menunjukkan bahwa variabel digunakan. Penelitian
Terhadap Minat Beli Kuantitatif persepsi kualitas dan variabel ini menggunakan
Produk Kosmetik Halal Metode islamic branding secara signifikan persepsi kualitas
analisis yang berpengaruh terhadap minat beli, (x1), harga (x2), dan
digunakan sedangkan variabel harga tidak islamic branding (x3)
dalam berpengaruh secara signifikan dan minat beli (y).
penelitian ini terhadap minat beli.
adalah metode
analisis
regresi
15

berganda.
Detri Pengaruh Islamic Metode Hasil penelitian berdasarkan uji Terdapat perbedaan
Agustina Branding Dan Product Penelitian hipotesis secara parsial (uji t) variabel lain yang
Ingredients Secara menunjukan bahwa variabel digunakan. Penelitian
Terhadap Minat Beli Kuantitatif Islamic branding dan product ini menggunakan
Produk Metode ingredients secara persial Islamic Branding
Hni-Hpai Di Kota analisis yang berpengaruh signifikan terhadap (x1), Product
8. 2020 Bengkulu digunakan minat beli. Hasil uju F Islamic Ingredients (x2), dan
dalam branding dan product ingredients Minat Beli (y).
penelitian ini secara bersamasama berpengaruh
adalah metode positif dan signifikan terhadap
analisis minat beli.
regresi
berganda.
Lukmanul Pengaruh Digital Metode Hasil dalam penelitian ini Terdapat perbedaan
Hakim Marketing Dan Islamic Penelitian menunjukkan secara parsial variabel lain yang
Branding Terhadap Secara variabel digital marketing dan digunakan. Penelitian
Minat Beli Hijab Pada Kuantitatif islamic branding berpengaruh ini menggunakan
Produk Pudanis Di Era Metode secara signifikan terhadap minat Pengaruh Digital
Pandemi Covid-19 analisis yang beli hijab pada produk Pudanis. Marketing (x1),
9. 2022 digunakan Hasil penelitian menunjukkan Islamic Branding
dalam secara simultan variabel digital (x2) dan Minat Beli
penelitian ini marketing dan islamic branding (y).
adalah metode berpengaruh secara signifikan
analisis terhadap minat beli hijab pada
regresi produk Pudanis.
berganda.
Defian Pengaruh Islamic Metode Dari data yang diperoleh maka Terdapat perbedaan
Sulistyo Branding, Islamic Penelitian brand direkomendasikan untuk variabel lain yang
10. Pribadi 2023 Advertising, Dan Online Secara menggunakan metode islamic digunakan. Penelitian
Customer Review Kuantitatif branding dan memperhatikan ini menggunakan
Terhadap Minat Beli Metode review customer serta menentukan islamic branding
16

Produk Di Media Sosial Analisis Yang metode iklan yang sesuai (x1), islamic
Instagram Kahf Digunakan dengan target market agar advertising (x2),
Everyday Dalam meningkatkan minat beli. online customer
Penelitian Ini review (x3) dan
Adalah minat
Metode beli (y).
Analisis
Regresi
Berganda.
17

Adapun kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar x.x Kerangka pemikiran

Keterangan:
X : Islamic Branding

Z : Islamic Advertising
Y : Minat Beli
: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara lansung

Hipotesis Penelitian
Hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan hubungan antara dua variabel atau
lebih yang bersifat dugaan atau sementara yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Menurut Soekadijo dikutip Sandu Siyoto & Ali Sodik (2015) , Hipotesis berasal dari
bahasa Yunani, yaitu hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian,
pendapat yang ditegakan, kepastian. Sehingga hipotesis merupakan asumsi sementara
penelitian yang harus diuji untuk mengetahui kebenarannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Islamic Banding terhadap minat beli
konsumen pada Rexona Hijab Natural di Bandung.
18

H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Islamic Branding yang dimoderasi
Islamic Advertising terhadap minat beli konsumen pada Rexona Hijab Natural di
Bandung.
19

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran

Manajemen dapat diartikan sebagai ilmu sekaligus seni dalam mengatur jalannya
pemanfaatan segala sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Hasibuan, 2016). Selanjutnya, menurut Kotler
Pemasaran adalah proses sosial dan manajemen di mana sebuah kelompok atau
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan
yang kuat untuk mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan
Armstrong, 2016). Sedangkan American Marketing Association (AMA) pemasaran
adalah fungsi organisasi dan rangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan,
memberikan, dan saling melakukan penawaran nilai kepada pelanggan serta menjaga
hubungan yang menguntungkan dengan organisasi dan pemilik kepentingan lainnya.
Kemudian menurut Kotler dan Keller (2016) Manajemen Pemasaran adalah teknik dan
pengetahuan untuk memilih pasar sasaran dan memperoleh, mempertahankan, dan
meningkatkan jumlah pelanggan dengan menghasilkan, mengirimkan, dan
menyampaikan nilai pelanggan yang unggul.
Berdasarkan pemahaman ini, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran
adalah semua pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan ogranisasi dengan
mendapatkan, dan menumbuhkan pelanggan yang unggul melalui pembelian.
Menurut Panjaitan (2018) , tujuan manajemen perusahaan adalah untuk
menemukan, menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan
membuat, memberikan, dan mengkomunikasikan produk atau jasa yang berkualitas
tinggi kepada pelanggan.
Adapun fungsi manajemen pemasaran menurut Panjaitan (2018) adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan pemasaran
Perencanaan segala sesuatu sebelum melakukan kegiatan pemasaran yang meliputi
tujuan, strategi, kebijaksanaan, dan taktik yang akan dijalankan.
2. Implementasi pemasaran
Implementasi pemasaran adalah proses yang mengubah strategi dan rencana
pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi

19
20

mencakup aktivitas sehari-hari secara efektif dalam pelaksanaan rencana


pemasaran, yaitu pengorganisasian, pengarahan kegiatan dan pengkoordinasian
kegiatan pemasaaran. Kegiatan ini dibutuhkan tindakan yang menarik semua orang
atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan
peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.
3. Pengendalian/evaluasi kegiatan pemasaran
Pengendalian adalah usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka
selalu bertindak sesuai dengan rencana. Termasuk pengendalian adalah,
pengendalian operasional yang memeriksa kinerja yang sedang berlangsung dan
pengendalian strategik untuk jangka panjang secara keseluruhan.
2.2 Perilaku Konsumen
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen mengambarkan cara konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengevaluasi produk, jasa, ide atau
penagalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan mereka sebagai konsumen
(Schiffman dan Kanuk, 2007). Pendapat lain mengatakan bahwa perilaku konsumen
menyatakan bahwa perilaku konsumen berkaitan erat dengan suatu proses keputusan
pembelian, seperti aktivitas konsumen dalam melakukan pencarian, penelitian, dan
pengevaluasian produk dan jasa yang dibeli (Firmansyah, 2018). Sedangkan
menurut Kotler & Keller (2022) studi tentang perilaku konsumen dalam
mengeksplorasi, bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih,
membeli, menggunakan, dan mengevaluasi barang, jasa, ide, atau pengalaman
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas, perilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan, tindakan, dan proses
psikologis yang mendorong tindakan seseorang sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, dan menghabiskan barang dan jasa setelah melakukan kegiatan
mengevaluasi.
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen
Kotler & Keller (2022) mengatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis, sebagaimana
penjelasan berikut:
1. Faktor kebudayaan: Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan
dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Budaya terdiri dari:
21

a. Budaya Lokal (sub-budaya), yakni pemahaman atau nilai dan norma


yang dipercayai dan diyakini oleh sekelompok masyarakat yang
berbeda dari kelompok mayoritas. Sub-budaya. Terdiri dari kelompok
kebangsaan, keagamaan, ras, geografis.
b. Kelas sosial, merupakan pandangan masyarakat yang ditentukan dari
prestasi seseorang (seperti pendidikan, jabatan, dan pekerjaan),
karakteristik fisik seseorang, dan status sosial keluarga di lingkungan
tersebut.
2. Faktor Sosial: Faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, status, dan peranan
sosial. Kelompok referensi utama seseorang dipengaruhi oleh lingkungannya,
seperti keluarga, pertemanan, tetangga, dan tempat kerja. Selain itu, seseorang
dapat memilih untuk bergabung atau menolak kelompok referensi
pendukung.baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perasaan dan
tindakan seseorang.
3. Faktor Pribadi: Keputusan seorang konsumen juga dipengaruhi oleh
karakteristik yang dinilikinya, yaitu:
a. Usia dan daur hidupnya, setiap usia memiliki kebutuhan dan keinginan
yang berbeda.
b. Pekerjaannya dan kondisi ekonomi, pemilihan produk dan merk sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi seseorang dalam memenuhi
kebutuhan
dan keinginannya karena mengangkut ingkatan, stabilitas, dan
pendapatan seseorang dari pekerjaannya
c. Kepribadian dan konsep diri, dalam hal ini kepriadian dan konsep diri
dapat memberi pengaruh seseorang membeli produk untuk dilihat
publik daripada produk pribadi untuk memenuhi kebutuhan primernya.
d. Gaya hidup, merupakan pola hidup seseorang yang digambarkan dalam
kegiatan, minat, dan pendapat yang berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Faktor Psikologi: Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh empat
faktor psikologis utama, yaitu:
a. Motivasi, yaitu dorongan dan kebutuhan individu untuk memperoleh kepuasan,
baik yang bersifat biogenik (seperti rasa lapar, haus dan tidak nyaman), maupun
keadaan fisiologis (seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau
kebutuhan diterima);
22

b. Persepsi, yaitu proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,


mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suau gambaran yang berarti
dari dunia;
c. Proses belajar, perubahan perilaku akibat adanya pengalaman. Hasil belajar akan
memberikan tanggapan tertentu perilaku yang dipelajari bukan hanya perilaku
yang tampak akan tetapi emosi, sikap, kepribadian yang sifatnya tidak tampak
pun dipelajari. Contohnya seseorang akan membeli sebuah produk lebih dari
sekali jika produk itu memuaskan;
d. Kepercayaan, merupakan suatau gagasan deskriftif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu. Kepercayaan ini merupakan citra produk dan merek;
e. Sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan
emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap beberapa objek atau gagasan.
2.3 Islamic Branding
2.3.1 Pengertian Islamic Branding
Kotler & Armstrong (2018) berpendapat bahwa brand adalah suatu nama,
istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi
pembuat atau penjual produk atau layanan. Selanjutnya menurut
Oktaviani et al (2018)
branding berfungsi sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan citra yang
positif bagi konsumen, branding tidak terbatas pada definisi merek seperti nama,
simbol, kata atau kombinasinya. Branding menjadi satu aspek penting agar sebuah
produk dapat selalu diingat oleh konsumen. Branding penting digunakan untuk
menyadarkan masyarakat akan kehadiran sebuah merek (Gityandraputra, 2020) .
Islamic branding adalah sebuah konsep yang relatif baru, menurut
Ogilvynoor (2011) dalam Temporal (2011) islamic branding adalah merek yang
disesuaikan dengan prinsip syariah yang menjadi suatu wujud dari nilai-nilai
Islam, serta nilai-nilai seperti kejujuran, hormat pada akuntabilitas dan
pemahaman inti dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan menurut
Adawiyah (2021)
Islamic branding merupakan konsep branding dengan menggunakan nilai-
nilai islam yang dipadukan dengan konsep branding menggunakan pendekatan
teoritis dengn prinsip keislaman, prinsip syariah, produk halal, dengan memakai
atribut islami yang akan membedakannya dengan produk lain yang telah ada.
Selain itu, Menurut Nasrullah (2015), islamic branding adalah penggunaan nama-
nama yang berkaitan dengan Islam atau menunjukkan identitas halal untuk suatu
23

produk.
Kemunculan merek islami ini didasari oleh keinginan perusahaan
untuk meningkatkan minat beli pelanggan khususnya mereka yang beragama
islam. Kesadaran menggunakan label islami pada produk juga menjadi alasan
munculnya banyak merek Islami (Ranto, 2013) . Dengan kata lain, islamic
branding merupakan upaya segmentasi pasar yang diterapkan oleh perusahaan.
Terutama di Indonesia yang dimana konsumen muslimnya sangat besar
(Parida, 2018)
.
Tujuan islamic branding adalah untuk menerapkan empati dengan nilai-
nilai syariah dalam rangka untuk menarik konsumen muslim dari perilaku dan
komunikasi pemasaran yang dilakukan. Sebuah produk dapat menarik konsumen
jika mempunyai merk (brand). Branding memiliki tempat di benak konsumen.
Perkembangan Islamic branding di Indonesia terlihat dari kebutuhan akan produk
halal yang tidak hanya terbuat dari bahan makanan tetapi juga produk lain.
Dengan semakin banyaknya pelaku pasar yang menyadari potensi islamic
branding di Indonesia, semakin banyak merek yang mencoba menerapkan klaim
halal dan menggunakan model jilbab dalam pesan komunikasinya.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa islamic
branding merupakan branding yang digunakan perusahaan dengan
menggunakan identitas Islam seperti memberikan nama produk dengan nama-
nama Islam, memiliki label halal, mengiklankan produk dengan menggunakan
cara-cara islami dan lain sebagainya guna memasarkan suatu produk.
Menurut Temporal (2011) terdapat tiga faktor utama masyarakat tertarik
dan membeli produk yang bernuansa Islam, antara lain yaitu:
1. Merek barat sering tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam (atau etika dasar
umat Islam).
2. Negara yang dikenal sebagai negara Islam ingin menciptakan merek-
merek global milik negara Islam itu sendiri.
3. Pertumbuhan kelas menengah yang terdidik dari minoritas muslim,
mayoritas budaya, dan negara telah menciptakan dorongan untuk
membangun bisnis, jasa, dan produk, yang kompetitif dengan merek yang
berisi tujuan merek tersebut agar dapat diterima.
Selain itu, Temporal (2011) juga menjelaskan bahwa alasan perusahaan
memiliki minat terhadap islamic branding adalah sebagai berikut:
24

1. Terdapat permintaan pada produk Islam dikarenakan hal tersebut


merupakan sesuatu yang baru dan menarik di msyarakat serta didukung
oleh populasi yang relatif muda dan berkembang dengan tingkat
kesejahteraan yang berkembang.
2. Adanya kesadaran yang tumbuh dan pembedayaan yang lebih besar dari
konsumen Islam.
3. Negara dan perusahaan Islam telah melihat kekuatan dari merek di pasar
global. Selain itu, adanya potensi merek Islam untuk menyeberang ke
pasar non-muslim.
2.3.2 Klasifikasi Islamic Branding
Menurut Baker dalam Nasrullah (2015) Menurut Chalil (2021), indikator
Islamic branding bisa diidentifikasi menjadi tiga klasifikasi, yaitu:

1. Islamic Brand by Compliance


Islamic Branding menunjukkan pada pelanggan bahwa produk tersebut
disesuaikan dengan syariat islam dan merek tersebut menunjukkan
kepatuhan dan ketaatan pada setiap ketentuan/peraturan yang ada dalam
syariat Islam, tentunya hal ini menjadi daya tarik yang kuat. Konsep merek
yang bisa masuk pada kategori ini diantaranya produk halal yang
diproduksi oleh negara dengan mayoritas penduduknya beragama islam dan
ditujukan untuk konsumen yang beragama islam.

2. Islamic Brand by Origin


Penggunaan Brand pada jenis ini tidak perlu lagi menggunakan label halal
halal pada produknya karena produk berasal dari negara asal yang dikenal
dengan negara Islam. Contoh produk yang terasuk dalam indikator ini
misalnya lipstik arab, henna arab yang biasanya menjadi oleh-oleh haji atau
umrah.

3. Islamic Brand by Customer


Brand dalam jenis ini bisa berasal dari negara non-muslim atau negara
dengan matoritas agamanya bukan Islam. Akan tetapi produk yang dibuat
dapat dinikmati dan ditujukan oleh konsumen yang beragama islam.
Biasanya brand dengan jenis ini menggunakan label halal pada produknya
untuk menarik konsumen yang beragama islam. Islamic branding berubah
25

menjadi suatu kesadaran bagi umat beragama terutama umat agama Islam
atau muslim untuk mulai menjalankan syariat Islam dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Selain itu juga, Islamic branding akan membawa
revolusi dari pola pikir mengenai branding yang sebelumnya seringkali
berkiblat pada budaya barat.
Selanjutnya menurut Alserhan (2010) klasifikasi islamic branding dibagi
menjadi empat jenis, yaitu:
1. True Islamic brands, dalam hal ini ketiga unsur islamic branding sudah
terpenuhi yakni, merek yang halal, diproduksi di negara Islam, dan
menargetkan konsumen Islam.
2. Traditional Islamic brands, yang termasuk ke dalam kategori ini adalah
merek yang berasal dari negara-negara Islam dan menargetkan konsumen
muslim sehingga dapat digeneralisasikan bahwa produk pada konsep ini
diasumsikan halal.
3. Inbound Islamic brands, merek halal yang menargetkan konsumen
muslim namun berasal dari negara non-Islam, dengan kata lain target
merek ini adalah muslim yang menjadi minoritas di negara non-islam.
4. Outbound Islamic brands, merek halal yang berasal dari negara-negara
Islam tetapi tidak harus menargetkan konsumen muslim.

Islamic branding berubah menjadi suatu kesadaran bagi umat beragama


terutama umat agama Islam atau muslim untuk mulai menjalankan syariat Islam
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu juga, Islamic branding akan
membawa revolusi dari pola pikir mengenai branding yang sebelumnya
seringkali berkiblat pada budaya barat.
2.3.3 Indikator Islamic Branding
Menurut Faizah dan Masreviastuti (2019) indikator yang digunakan dari
islamic branding dintaranya sebagai berikut:
1. Negara Islam. Negara Islam dengan mayoritas populasinya beragama
islam, dengan perusahaan islami dan citra produk yang islami.
2. Organisasi Islam. Organisasi Islam merupakan organisasi lembaga islam
dan produsen negara islam.
3. Perusahaan Islam. Perusahaan Islam memiliki kepemilikan perusahaan
atau saham oleh seorang muslim dan perusahaan berasal dari negara
26

islam.
Islamic branding adalah hal penting dalam sebuah bisnis karena brand
inilah yang menjadi ciri khas dari suatu perusahaan dalam memasarkan
produknya. Islamic marketing, berkaitan erat dengan Islamic branding . dalam
menjalankan Islamic marketing perlu memperhatikan beberapa hal baik dari
segi produk yang tidak mengandung unsur atau bahan baku yang diharamkan,
penetapan harga yang tidak mengandung judi, gharar, riba, kemudian dari segi
promosi yang tidak menggunakan penipuan atau sumpah palsu dalam
penanyangan iklannya. Beberapa indikator dari Islamic branding, antara lain
adalah sebagai berikut (Yunus et al., 2014) , yaitu:
1. Pentingnya merek. Identitas yang mengkomunikasikan janji dari manfaat
suatu produk.
2. Keakraban merek. Mencerminkan tingkat pemgalaman langsung maupun tidak
langsung konsumen dengan brand tersebut.
3. Kepercayaan konsumen. Pengetahuan konsumen mengenai suatu objek dengan
atribut dan manfaatnya.
4. Label halal. Jaminan produk yang halal dengan memberikan tanda halal
serta bukti tertulis.
2.4 Islamic Advertising
2.4.1 Pengertian Iklan
Menurut Kotler dan Armstron (2017) Iklan adalah segala bentuk promosi tanpa
kontak tentang ide, barang, atau jasa yang dibayar oleh pihak tertentu. Ini dapat
dilakukan oleh perusahaan bisnis, tetapi juga oleh organisasi nonprofit, lembaga
keamanan, atau pemerintah. Menurut Fatihudin dan Firmansyah (2019) Iklan dapat
didefinisikan sebagai jenis komunikasi yang dapat menjangkau khalayak luas. Iklan
dapat digunakan untuk menciptakan persepsi jangka panjang dan meningkatkan
penjualan. Efek daari iklan akan meningkat jika iklan ditayangkan berulang kali.
Sedangkan menurut Andrews dan Shimp (2018) , Iklan adalah strategi komunikasi
berbayar yang digunakan oleh media untuk mendorong pelanggan untuk bertindak, baik
sekarang maupun di masa depan.
Dengan kata lain, iklan adalah salah satu cara pemasaran untuk
berkomunikasi dengan konsumen. Iklan bertujuan untuk memberikan informasi
dan membentuk opini publik, membuat pelanggan dapat mengetahui barang dan
27

jasa tertentu sehingga mereka pada akhirnya akan membeli barang tersebut. Iklan
sangat penting untuk mempromosikan produk secara luas dan menunjukkan bahwa
produk ini berbeda dari yang lain.Iklan pasti mempengaruhi penjualan produk.
Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan deskripsi produk atau jasa yang
mereka tawarkan saat menggunakannya supaya iklan dapat sampai dengan baik ke
khalayak dan meninggalkan kesan yang kuat pada mereka (Zulkifli, Boy Samsul
Bakhri, Maysuri, 2019 ; Sari, 2020). Dapat dikatakan beberapa fungsi iklan adalah
memberi informasi, mempersuasi, mengingatkan, memberikan nilai tambah serta
mendampingi (Wicaksono, 2016) .
Iklan bertujuan untuk membuat pelanggan sadar akan kehadiran barang atau jasa
dan memberikan informasi tentang barang atau jasa tersebut. Iklan juga menimbulkan
ketertarikan dan rasa suka pelanggan pada barang atau jasa tersebut dan meyakinkan
kebenaran tentang tujuan adanya iklan tersebut (Haryanto, 2021). Iklan dibagi menjadi
beberapa jenis, tergantung pada medianya, yang terdiri dari media cetak dan elektronik;
informasinya, yang terdiri dari iklan pemberitahuan, penawaran, dan layanan
masyarakat; dan tujuannya, yang terdiri dari iklan komersial dan non komersial
(Sukarna, 2021).
2.4.2 Pengertian Islamic Advertising
Konsep Islamic advertising merupakan suatu konsep masih terbilang baru bagi
dunia (Cader, 2015) . Dalam ekonomi Islam sebuah promosi dalam iklan harus
berpijak pada kaidah menciptakan manfaat dan mencegah mudarat. Supaya
promosi dalam iklan ini berjalan sesuai syariat Islam dan kaidah yang berlaku.
Menurut Mutaqin (2013) iklan dalam konsep ekonomi islam memiliki tujuan dan
fungsi yang sama dengan iklan konvesional yakni fungsi presuasif, fungsi informatif,
dan fungsi pengingat namun pada konsep ekonomi islam fungsi- fungsi tersebut harus
dilandasi dengan sifat shiddiq (kejujuran dan kebenaran), amanah (tanggung jawab dan
dapat dipercaya)”. Sedangkan fungsi transformatif iklan berfungsi untuk mengubah
sikap-sikap yang dimiliki konsumen terhadap merek, pola belanja, gaya hidup, teknik-
teknik mencapai sukses, dan sebagainya.
Dalam hal produk Islam, jelas dilarang menjual barang haram dan diizinkan
untuk mengubah pandangan pelanggan tentang produk asalkan sesuai dengan gambar
yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga iklan sesuai dengan norma agama dan
kesusilaan, bahasa yang digunakan dalam iklan harus mencerminkan moralitas.
Dalam pandangan islam, Islamic advertising atau periklanan islami dimaknai
28

sebagai suatu pesan komersil ataupun informasi yang disajikan sesuai dengan kaidah
islam. Kaidah islam yaitu kaidah yang sumbernya berasal dari Al- Qur’an dan Al-
Hadits (Zulkifli et al., 2019) . Unsur islami dalam konsep perikalan dapat berupa
landasan sifat-sifat keislaman atau unsur-unsur yang mengandung nilai-nilai islam
seperti shiddiq dan amanah dan tentunya tidak menyimpang dari syariat islam seperti
mempromosikan produk haram dan mengandung konten yang tidak sejalan dengan
nilai dan norma yang telah ada sebelumnya. Konsep islami dalam advertising atau iklan
merupakan penggunaan unsur-unsur islam dalam periklanan, yaitu dengan menonjolkan
unsur-unsur islam dalam melakukan promosi suatu produk atau jasa.
Dari penjelasan diatas perngertian Islamic advertising dalam Penelitian ini
didasarkan pada nilai-nilai keislaman dan menyajikan informasi tentang produk atau
jasa kepada pelanggan melalui media cetak dan elektronik, baik untuk tujuan komersial
maupun non-komersial. Penelitian ini tidak memasukkan materi yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip agama dan etika Islam.
2.4.3 Konsep Islamic Advertising
Menurut Cahaya et al (2013) , terdapat konsep periklanan dalam ekonomi islam,
yaitu sebagai berikut
1. Jenis dan Tujuan Iklan
Jenis dan tujuan iklan dalam konsep periklanan konvensional ada tiga, yaitu
fungsi informatif, fungsi persuasive dan fungsi pengingat. Sebuah iklan harus
dilandasi oleh sifat shiddiq (kejujuran, benar) dan amanah (tanggung jawab,
dapat dipercaya dan kredibilitas). Sifat ini merupakan manifestasi dari prinsip
nubuwwah yang menjadi salah satu pondasi bangunan ekonomi islam.
2. Fungsi Iklan
Iklan mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi informatif dan fungsi
transformatif. Dalam ekonomi islam, tidak mempermasalahkan fungsi informatif
iklan, dengan syarat dilandasi oleh sifat shiddiq dan amanah. Sedangkan fungsi
transformatif iklan berfungsi untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki
konsumen terhadap merek, pola belanja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai
sukses dan sebagainya. Dari sisi produk, islam melarang memperdagangkan
produk yang haram, sehingga mengubah sikap konsumen terhadap sebuah merek
itu boleh saja, asalkan merek tersebut memang bener-bener sesuai dengan cita
yang dibangun pemasar (shiddiq) sertatidak menghalalkan produk yang haram.
3. Tingkatan Iklan
29

Berdasarkan target yang ingin dicapai, iklan mempunyai tingkatan yaiatu:


a. Sekedar menginformasikan produk (dilakukan oleh iklan yang bersifat
informatif).
b. Merubah budaya massa (dilakukan oleh iklan yang bersifat transformatif).
Dalam pandangan islam iklan informativef harus dilandasi oleh sifat
shiddiq (kejujuran), sedangkan iklan transformative selain harus dilandasi
oleh sifat shiddiq (kejujuran) ia juga harus berada didalam wilayah produk
yang halal.
4. Referensi Iklan
Dilihat dari referensinya, iklan ada dua jenis, yaitu :
c. Representasi, yaitu iklan yang memiliki referensi berupa realitas sosial.
d. Simulasi (simulacrum), yaitu iklan yang tidak memiliki referensi dari
realitas social. Dalam ekonomi islam, tidak mempermasalahkan apakah
sebuah iklan yang tidak memiliki referensi berupa social ataupun tidak.
Akan tetapi iklan tersebut harus menerapkan prinsip khilafah
(pemerintahan) sebagaimana dalam pondasi bangunan ekonomi islam.
Ketika mengindahkan prinsip khilafah, maka sebuah iklan itu dibuat dalam
rangka untuk menciptakan kemaslahatan di mukabumi, karena hal inilah
yang menjadi misi sebuah khilafah, yaitu “tasaruf al-imam „ala al-
ra‟iyyahmanuth bi al-mashlahah” (kebijakaniman/ pemerintahan terhadap
rakyat didasarkan pada kemaslahatan).
5. Ideologi Iklan
Iklan pada hakekatnya menjual ideology konsumerisme dan
hedonisme. Iklan menawarkan kenikmatan-kenikmatan kepada konsumen akan
produk yang diiklankan (hedonisme), ia menunjukkan kekurangan-kekurangan
yang ada pada diri konsumen dalam hubungan dengan orang lain.
Kekurangan–kekurangan inilah yang dapat terpenuhi dengan
mengkonsumsi/memakai produk yang diiklankan.
2.4.4 Pesan Islamic Advertising
Menurut Kotler & Keller (2012) , pesan iklan merupakan sesuatu yang ingin
disampaikan kepada calon pelanggan, yaitu berkaitan dengan tiga jenis daya tarik atau
unique selling proposition (USP) yang ditawarkan kepada para calon konsumen,
yaitu:
1. Daya tarik rasional (rational appeals): Daya tarik ini menekankan manfaat
30

produk, seperti kualitas, harga, nilai atau kinerja produk.


2. Daya tarik emosional (emotional appeals): Daya tarik emosional memanfaatkan
emosi positif atau negatif konsumen. Pesan-pesan tersebut dimanfaatkan dalam
rangka memotivasi pembelian.
3. Daya tarik moral (moral appeals): Daya tarik moral fokus terhadap upaya
mendorong konsumen agar mau mendukung atau berpartisipasi dalam kegiatan
sosial.
Berdasarkan teori diatas pesan iklan islami dalam penelitian ini dapat diartikan
seabagai pesan iklan yang mengandung konten nilai-nilai keislaman serta memiliki
daya tarik rasional, emosional dan moral.
2.4.5 Indikator Islamic Advertising
Merujuk penelitian yang dilakukan oleh Cader (2015) , indikator pada islamic
advertising adalah sebagai berikut:

1. Kebenaran dan kejujuran informasi yang disampaikan dalam iklan. Tidak


memberikan informasi yang tidak benar dalam suatu iklan sehingga mengarah ke
bentuk penipuan.
2. Keakuratan informasi tentang produk yang di iklankan. Menyampaikan informasi
secara tepat dan tidak melebih-lebihkan kelebihan pada produk. Iklan harus
berorientasi pada iklan yang tidak sombong dan unsur riba, serta potensi
menimbulkan kesesatan informasi pada media massa yang dapat menyebabkan
kerugian pada masyarakat banyak.
3. Penggunaan bahasa dalam iklan. Bahasa yang digunakan dalam iklan,
menggunakan bahasa yang sopan dan baik disajikan dengan bahasa yang mudah
dipahami.
4. Sesuai dengan prinsip keadilan, tidak membandingkan dengan produk lain. Tidak
berupaya untuk menjauhkan produk pesaing dengan cara yang dilarang. Produk
yang diiklankan tidak mencela produk yang lain, tidak mengandung unsur
fitnah,dan selalu mengingatkan hal yang baik.
5. Daya Tarik bintang iklan. Pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai
bintang iklan yang mendukung produk yang di iklankan, pendekatan yang
digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi perasaan
mereka terhadap suatu produk.
6. Mengedepankan prinsip ketauhidan, dalam iklan pemeran Wanita menggunakan
31

pakaian yang sopan dan tertutup. Pakaian yang digunakan adalah pakaian
menutup aurat, kecuali muka dan telapak tangan.
2.5 Minat Beli
2.5.1 Pengertian Minat Beli
Menurut Kotler & Keller (2012) dalam Schiffman (2015), minat beli
didefinisikan sebagai sebuah respon bahagia terhadap suatu objek yang menjadikan
seseorang bersemangat untuk membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan
pengalaman mereka dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi produk
tersebut, atau bahkan menginginkannya. Namun, minat beli konsumen adalah sebuah
prilaku konsumen yang memiliki keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk,
berdasarkan pengalaman mereka dalam memilih, menggunakan, atau bahkan
menginginkan suatu produk.

Selain pendapat di atas, Ferdinand (2002) merincikan jenis dan tingakatan minat
beli sebagai berikut:

1. Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk


atau jasa.
2. Minat referensial yaitu ketika individu memiliki keinginan untuk memberi
referensi pada individu lain atau mendapat referensi tentang sebuah produk. Hal
ini berarti seseorang yang telah memiliki minat untuk membeli akan
menyarankan orang terdekatnya untuk melakukan pembelian juga.
3. Minat preferensial adalah sebuah ide tentang sikap individu dalam memilih
sebuah produk sebagai pilihan utama. Dimana pilihan tersebut dapat terganti jika
terdapat masalah pada pilihan tersebut.
4. Minat eksploratif adalah sebuah ide tentang sikap individu dalam menggali
informasi mengenai produk yang sedang diinginkan. Mereka akan mencari
informasi yang mendukung pemilihan produk tersebut.
Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa minat terkait erat dengan perilaku
manusia. Minat dapat meningkat karena suatu motif berdasarkan atribut yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhannya untuk menggunakan suatu layanan. Pengambilan
keputusan yang rumit tentang merek suatu barang atau jasa yang diinginkan adalah
tahap terakhir dari proses ini, dan minat beli juga dapat didefinisikan sebagai
tanggapan atas objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian. Minat sangat penting bagi seseorang untuk melakukan sesuatu, seperti
32

membeli sesuatu. Kemudian, produsen melakukan analisis tentang bagaimana minat


beli dalam diri konsumen sangat penting bagi mereka yang ingin melakukan
pemasaran untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang.
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Menurut Kotler dan Keller (2012), ada beberapa faktor yang membentuk
minat beli konsumen yaitu :
1. Sikap orang lain, minat beli itu banyak dipengaruhi oleh orang-orang dekat
dan dipercayainya serta sajauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif
seseorang dalam memilih suatu produk. Faktor ini akan bergantung pada dua
hal, yaitu:
a. Intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen.
b. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
2 Faktor situasional yang tidak terduga, yaitu faktor yang dapat mengubah
pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung
dari pemikiran konsumen sendiri, apakah percaya diri dalam memutuskan
akan membeli suatu barang atau tidak. Beberapa faktor ini terdiri dari harga,
pendapatan dan manfaat produk yang diharapkan.
2.5.3 Aspek Minat Beli
Dimensi minat beli adalah melalui model stimulasi AIDA yang berusaha
menggambarkan tahapan-tahapan rangsangan yang mungkin dilalui oleh konsumen
terhadap suatu rangsangan tertentu yang diberikan oleh pemasar, berikut
penjelasannya:
1. Perhatian (Attention), perhatian ini akan muncul dari pelanggan terhadap suatu
barang atau jasa saat orang tersebut melihat informasi mengenai produk,
testimoni, dan promosi yang dilakukan penjual.
2. Ketertarikan (Interest), setelah munculnya perhatian kemudian akan muncul
rasa ketertarikan pada pelanggan pada produk tertentu. Adanya ketertarikan ini
ditimbulkan oleh adanya rasa kecocokan antara konsumen dengan aspek yang
ada dalam produk.
3. Keinginan (Desire), selanjutnya akan timbul rasa untuk memiliki produk
tersebut, hal ini yang akan mendorong seseorang untuk membeli suatu produk.
Keinginan ini juga ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dan kemampuan
seseorang untuk membeli produk tersebut.
33

4. Tindakan (Action), Melakukan pengambilan keputusan yang positif atas


penawaran perusahaan. Pada tahap ini, masyarakat yang sudah melihat atau
mendengar tentang promosi tersebut dan telah melewati tahapan desire benar-
benar Melakukan pengambilan keputusan yang positif atas penawaran
perusahaan, yakni mewujudkan hasratnya membeli produk.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian /Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan. Penelitian ini
dilakukan di kota Bandung, Jawa Barat, kepada wanita berhijab yang berusia produktif
serta menggunakan produk deodorenat tersebut sebagai objek penelitian.
3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kuantitatif. Penelitian


kuantitatif adalah sejenis pendekatan yang telah digunakan untuk mempelajari suatu
populasi atau sampel tertentu, serta menggunakan sarana pengumpulan data,
penelitian, analisis data kuantitatif, statistik untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini mengungkapkan pengaruh
antar variabel serta dinyatakan dalam angka dan menjelaskan dengan membandingkan
dengan teori-teori yang telah ada dan menggunakan teknik analisis data sesuai dengan
variabel dalam penelitian. Dengan menggunakan metode tersebut, hubungan antar dua
variabel atau lebih bisa diketahui.
Menurut Cresswell (1994) penelitian kuantitatif terdiri dari pendalaman
masalah dengan melakukan upaya khusus untuk memverifikasi teori yang ada, dan di
mana telah disediakan oleh variabel, dapat dinilai dengan kuantitas, dan dapat
dianalisis dengan statistik untuk menentukan apakah suatu generalisasi teori itu nyata
atau tidak. Sedangkan menurut Sinambela (2021) penelitian kuantitatif adalah jenis
penelitian yang menggunakan angka dalam memproses data untuk menghasilkan
informasi yang terstruktur.
Penelitian dengan pendekatan ini dilakukan dengan penentuan jumlah sampel
berdasarkan populasi yang ada (Gultom & Nababan, 2021). Peneliti melakukan
34

penelitian langsung untuk memperoleh data dari konsumen mengenai pengaruh


islamic branding dan iklan islami terhadap minat beli melalui kesadaran merek pada
produk deodorant yang bertemakan muslimah berhijab.
3.3 Jenis Data dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Penggunaan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif. Data kuantitatif diartikan sebagai data yang berorientasi pada angka atau
dalam satuan skala numeric (Siregar, 2016).
3.3.2 Sumber Data
Sumber data adalah suatu subjek dari mana data diperoleh (Anshori & Iswati,
33
2019). Dalam penelitian ini, Terdapat dua tipe data yang bisa digunakan dalam
penelitian, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama
di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2018). Dalam penelitian
ini, sumber data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti yang
diperoleh melalui hasil pengisian kuisioner (daftar pertanyaan) yang di sebar
kepada responden yang dijadikan sebagai sampel. Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai persepsi responden
tentang islamic branding, islamic advertising, minat beli, serta kesadaran
merek konsumen produk deodorant Rexona Hijab Natural di Bandung.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang dibutuhkan oleh peneliti (Bungin, 2018). Data yang
diperoleh dari pihak lain yang mempunyai informasi daya yang dibutuhkan
atau literatur. Data yang diperoleh berfungsi untuk melengkapi data primer.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah berasal dari literatul-literatul
seperti buku, jurnal artikel dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
penelitian ini.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi meliputi objek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
35

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam


penelitian ini adalah jumlah penduduk Kota Bandung dengan jumlah sebanyak
2.469.589 dengan rincian perempuan 1.226.915, sedangkan laki laki 1.242.674
jiwa. Dalam hal ini populasi penelitian adalah jumlah populasi perempuan di Kota
Bandung (BPS.go.id, 2023).
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian (subset) dari keseluruhan populasi yang dibutuhkan
dan digunakan sebagai objek penelitian, ataupun bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil berdasarkan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi nya.
Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian kepada seluruh anggota populasi, sehingga peneliti harus membentuk
sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel (Ferdinand, 2014).
Didalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Purpossive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Cara ini memungkinkan peneliti untuk memilih anggota
tertentu dalam populasi secara sengaja.
Pertimbangan untuk sampel dalam penelitian ini adalah responden dengan
kriteria:
1. Pengguna produk deodoreant merek Rexona Hijab Natural
2. Pernah membeli produk deodoreant merek Rexona Natural Hijab
3. Berdomisili di Kota Bandung
Dalam penelitian ini, jumlah populasi tidak diketahui secara pasti dan
jumlahnya juga berubah-ubah, maka peneliti menggunakan rumus Ferdinand
(2014) untuk menentukan jumlah sampelnya.
Sesuai pernyataan Sugiyono (2011), penentuan jumlah responden dengan
ukuran minimal sampel yang baik dapat ditentukan dengan cara, jumlah pernyataan
atau indikator dalam kuesioner dikali lima (5) sampai sepuluh (10). Adapun jumlah
pertanyaan atau indikator dalam penelitian ini adalah 22. Jika membutuhkan paling
sedikit 5 kali jumlah indikator, maka jumlah sampel minimum yang dibutuhkan
sebesar 110 sampel.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu alat atau instrument yang digunakan
untuk mengumpulkan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian
(Herdayati et al., 2019). Teknik mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
36

3.5.1 Kuesioner
Kuesioner merupakan salah satu instrument penelitian yang mengumpulkan
data dengan cara menyediakan sejumlah pertanyaan kepada responden untuk diisi.
Selanjutnya, pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner didasarkan pada indikator
yang telah dijelaskan sebelumnya dari tiap variabel yang digunakan. Penelitian ini
menggunakan formulir survei atau kuesioner tertutup, dimana responden hanya
memilih jawaban yang tersedia dari formulir survei atau kuesioner tersebut
(Sugiyono, 2014).
Untuk mengukur setiap jawaban responden digunakan skala likert dengan
lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak
setuju. Skala likert dipakai oleh peneliti dalam melakukan pengukuran terhadap
persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap yang diinginkan peneliti
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan. Kemudian responden tersebut
memberikan pilihan jawaban terhadap skala yang telah disediakan oleh peneliti
(Candrianto, 2021). Kelima penilaian tersebut diberi nilai sebagai berikut:
Penilaian Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup Setuju (CS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(Sumber: Candrianto, 2021)

3.5.2 Studi Pustaka


Dimana metode pengumpulan data melalui referensi buku, literatur, berbagai
artikel yang ditelusuri melalui website, serta hasil penelitian lainnya.

Penggunaan metode ini dilakukan guna mendapatkan informasi dari


konsumen produk deodorat merek Rexona Hijab Natural mengenai pertanyaan
yang berhubungan dengan pengaruh Islamic branding, Islamic advertising,
kesadaran merek dan minat beli.
3.6 Jadwal Penelitian
37

Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai pada bulan Februari


sampai dengan bulan Mei 2023. Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini
yaitu di Kota Bandung, Jawa Barat.
3.7 Variabel Penelitian
Variabel merupakan komponen utama dan menjadi objek utama dalam
sebuah penelitian, komponen yang akan diteliti oleh peneliti untuk memperoleh
jawaban dari masalah yang sudah dirumuskan (Sahir, 2021) . Penelitian ini
menggunakan variabel variabel bebas, variabel terikat dan variabel intervening.
a. Variabel bebas atau independent merupakan variabel yang mempengaruhi.
Variabel ini juga dikenal sebagai variable yang menyebabkan perubahan dan
munculnya variable dependent (terikat). Variabel independent dalam
penelitian ini adalah islamic branding (X)
b. Variabel terikat atau dependent merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independent. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah minat
beli (Y).
c. Variabel moderating merupakan variabel yang dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variable independent dengan
variable dependent. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah
islamic advertising (Z).
3.8 Operasional Variabel/ Instrumen Penelitian
Tabel x.x Operaasional Variabel
Variabel
No Definisi Variabel Indikator Ukuran Skala
Penelitian

Tingkat
Menurut Nasrullah pentingnya
(2015), Islamic Pentingnya Islamic
branding merupakan islamic branding
penggunaan nama branding. pada produk
atau merek produk bagi
Islamic yang berkaitan konsumen. Ordinal
1.
Branding (X1) dengan islam untuk (Likert)
menunjukkan Tingkat
identitas halal suatu akrabnya
produk dalam Keakraban Islamic
pemasaran branding. branding
produknya. produk bagi
konsumen.
38

Tingkat
kepercayaan
konsumen
Kepercayaan
pada produk
konsumen.
dengan
Islamic
branding.

Tingkat
Keberadaan kredibilitas
label halal produk
(Yunus dkk, dengan
2014). adanya label
halal

Menurut Saifudin
(2019) Iklan islami Iklan tidak Tingkat
adalah sebuah pesan mengandung ketidakadaaa
komunikasi berisi unsur yang n unsur yang
konten yang memuat menyimpang menimpang
nilai- nilai keislaman dari syariat dari syariat
untuk Islam seperti Islam seperti
memperkenalkan menyekutuka menyekutuka
suatu produk atau jasa n Allah. n Allah.
kepada calon
Islamic konsumen.
Tingkat Ordinal
2. Advertising(X2 Iklan tidak
kesopanan (Likert)
) menggambar
perilaku yang
kan perilaku
ditunjukkan
tercela.
dalam iklan.

Tingkat
Penggunaan kesopanan
bahasa dalam bahasa yang
iklan. digunakan
dalam Iklan.
39

Tingkat
Pemeran kesesuaian
dalam iklan penggunaan
menggunaka pakaian yang
n pakaian digunakan
sesuai syariat oleh pemeran
Islam dan iklan dengan
tertutup. syariat agama
Islam.

Iklan
Tingkat
mendiskripsi
kebenaran
kan
informasi
kebenaran
dengan
akan produk
kondisi
yang
sesungguhny
dipasarkan
a pada
kepada
produk.
konsumen.

Iklan tidak Tingkat etika


menjatuhkan iklan dengan
Produk tidak
lainnya menjatuhkan
(Cadeer,2015 produk
). saingannya

3. Minat Beli (Y) Minat beli adalah Kencederung Tingkat Ordinal


kecenderungan an konsumen kencederunga (Likert)
konsumen untuk untuk n konsumen
membeli suatu merek membeli untuk
atau mengambil produk. membeli
tindakan guna produk.
berhubungan dengan Ingin Tingkat
pembelian yang mengetahui keingin
diukur dengan tingkat produk. tahuan
kemungkinan konsumen
konsumen melakukan tentang
pembelian (Ali produk.
Hasan, 2008). Kesetiaan Tingkat
konsumen kesetiaan
terhadap konsumen
produk. terhadap
produk.
40

Menyarankan Tingkat
orang untuk keinginan
membeli untuk
produk yang menyarankan
sama produk
(Tjiptono, tersebut
2007; kepada orang
Nugroho, lain.
2013).

3.9 Teknis Analisis Data


Pada penelitian ini menggunakan dua jenis analisis data yakni analisis data
deskriptif dan analisis data verifikatif.
a. Analisis Data Deskriptif
Analisis data deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
menjelaskan keadaan yang ada pada produk Rexona Hijab Natural. Analisis
data deskriptif digunakan untuk menjawab perumusan masalah tentang
pertanyaan terhadap veriabel bebas, baik satu variabel atau lebih (Wibowo
dan Mahpudi, 2021). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan
untuk menjawab perumusan masalah terkait Islamic Branding, Islamic
Advertising dan Minat Beli yang sedang diteliti.
b. Analisis Data Verifikatif
Analisis data verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran dari
suatu hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Analisis data
verifikatif ini didasarkan pada pengujian statistik terhadap variabel-variabel
yang telah diidentifikasi (Wibowo dan Mahpudi, 2021). Pada penelitian ini
terdapat dua hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis data
verifikatif akan memberikan jawaban terkait dengan dua hipotesis, untuk
hipotesis pertama yaitu menjawab terkait apakah terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara hubungan Islamic Branding terhadap Minat Beli.
Selanjutnya, untuk menjawab hipotesis kedua apakah peran moderasi
Islamic Advertising dapat menguatkan hubungan antara Islamic Branding
terhadap Minat Beli. Untuk menjawab semua hipotesis, tentunya harus
menggunakan pendekatan analisis sebagai teknik untuk pengujiannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier sederhana
dengan tujuan untuk menguji hipotesis 1 pada suatu hubungan antara
41

variabel independen (Islamic Branding) dengan variabel dependen (Minat


Beli). Kemudian untuk menguji hipotesis 2, peneliti menggunakan
pendekatan analisis Moderated Regression Analysis (MRA) yakni Pengaruh
Islamic Branding terhadap Minat Beli yang dimoderasi Islamic Advertising.
3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan digunakan untuk menguji keandalan dan
kesahihan alat ukur yang digunakan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud. Penelitian yang baik memiliki validitas yang tinggi.
Untuk menguji korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total,
digunakan rumus korelasi product moment adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:

Dimana: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item

Y = skor total (Arikunto, 2005)

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas
lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.

3.9.2 Uji Reliablitas

Uji reabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Secara internal, reabilitas alat ukur
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument
(Siregar, 2016). Butiran pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Uji reliabilitas dilakukan secara
bersama-sama terhadap seluruh pernyataan yang disajikan dengan menggunakan
42

program Excel Statistic Analisis & SPSS 16. Apabila (Cronbach Alpa) α > 0,06 maka
pengujian dikatakan reliabel (Husein, 2014).
3.9.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi
asumsi – asumsi dasar dan untuk mengetahui apakah penelitian ini terdapat
penyimpangan yang cukup serius terhadap model regresi yang telah diolah.
3.9.4 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah residual model regresi
yang diteliti berdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2016).
Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan Kolmogorov-Smirnov,
dengan pedoman pengambilan keputusan (Ghozali, 2016):
1. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak
normal;
2. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal.
3.9.5 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna.
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi
diantara variabel bebas (Ghozali, 2016). Salah satu metode yang digunakan dalam
program SPSS untuk mengetahui adanya multikolinieritas adalah dengan cara
mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Kriterianya adalah
Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Model regresi yang bebas
multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai toleransi di atas 0,1 atau VIF di bawah
10. Apabila tolerance variance di bawah 0,1 atau VIF di atas 10, maka terjadi
multikolinieritas (Ghozali, 2016).
3.9.6 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi


terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2016). Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokesdastisitas, sebaliknya jika berbada disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak
43

terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2016). Salah satu metode yang dilakukan untuk
mengetahui heterokedastisitas dengan melakukan uji glejser. Uji Glejser dilakukan
dengan meregresikan absolut residual (AbsUt) sebagai variabel sedangkan variabel
independen tetap. Pengujian dengan Uji Glejser pada model regresi yang tidak terjadi
heteroskedatisitas harus memenuhi syarat sebagai berikut (Ghozali, 2016):

(1) Nilai sig atau signifikansi < 0,05 telah terjadi heterokedastisitas.
(2) Nilai sig atau signifikansi > 0,05 tidak terjadi heterokedastisitas.

3.1.1 Uji Hipotesis

1) Uji Korelasi (r)


Uji Pearson Product Moment adalah salah satu dari beberapa jenis uji
korelasi yang digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan dua
variabel yang berskala interval atau rasio, bahwasannya dengan uji ini akan
mengembalikan nilai koefisien korelasi yang nilainya berkisar antara -1, 0 dan
1. Nilai -1 artinya terdapat korelasi negatif yang sempurna, 0 artinya tidak ada
korelasi dan nilai 1 berarti ada korelasi positif yang sempurna (Purba & Purba
2022). Rumus dari koefisien korelasi Pearson sebagai berikut:

Koefisien korelasi (r) menunjukkan besar derajat korelasi antara variabel


citra merk terhadap variabel keputusan pembelian ulang. Nilai koefisien korelasi
harus terdapat dalam batas-batas -1 < r < 1. Adapun kriterianya sebagai berikut:
(1) Jika nilai r = 1 atau mendekati 1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan bernilai positif

(2) Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat atau bernilai negative
(3) Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang di teliti tidak ada sama
sekali atau lemah
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap hubungan antara dua variabel X
terhadap Y, maka dibuat klasifikasi interpretasi koefisien korelasi. Menurut
Purba & Purba (2022) terdapat pedoman untuk memberikan interpretasi
44

koefisien korelasi diantaranya:


Tabel x. X Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,0-0,2 Sangat Rendah


0,2-0,4 Rendah
0,4-0,6 Sedang
0,6-0,8 Kuat
0,8-1,0 Sangat Kuat

Pengujian pada korelasi juga dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansinya


(Purba & Purba, 2022). Dasar pengambilan keputusan signifikansi dapat
dianalisis berdasarkan berikut ini:
(1) Bila nilai signifikansi < 0,05 maka kedua variabel memiliki hubungan yang
signifikan
(2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak
signifikan
Maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
(1)
H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Islamic Branding
terhadap Minat Beli pada Produk Rexona Hijab Natural.
(2)
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Islamic Branding
terhadap Minat Beli pada Produk Rexona Hijab Natural.
2) Uji t (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2017) uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui
apakah masing-masing variabel independen secara individual berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk melihat tingkat signifikan
pada masing-masing variabel dapat diketahui berdasarkan signifikasinya.
Untuk memeriksa apakah terdapat pengaruh secara 90 parsial/individu dari
variabel independen terhadap variabel dependen, digunakan uji t yang
selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel dan signifikansi kurang dari 0,05, maka hipotesis dapat
diterima.

Maka 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛g dibandingkan dengan 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan keputusannya sebagai


berikut:
45

(1) Jika 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛g > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, pada signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
dan H𝑎 diterima.
(2) Jika 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛g > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, pada signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
dan H𝑎 ditolak.

Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini antara lain yaitu:
Uji Hipotesis 1
Hipotesis parsial antara variabel X (isalmic branding) terhadap variabel Y
(minat beli)
H01 = Isalmic Branding tidak memiliki hubungan positif dan tidak
signifikan terhadap Minat Beli pada Produk Rexona Hijab Natural.
Ha1 = Isalmic Branding memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap
Minat Beli pada Produk Rexona Hijab Natural.
Uji Hipotesis 2
Hipotesis parsial antara variabel X (Isalmic branding) terhadap variabel Y
(minat beli) yang dimoderasi oleh variabel Z (Islamic advertising)
H02 = Islamic Advertising dapat melemahkan hubungan antara pengaruh
Isalmic Branding terhadap Minat Beli pada Produk Rexona Hijab
Natural.
Ha2 = Islamic Advertising dapat menguatkan hubungan antara pengaruh
Isalmic Branding terhadap Minat Beli pada Produk Rexona Hijab
Natural.
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Penelitian ini juga menggunakan uji koefisiensi determinasi (R 2). Koefisien
determinasi (R2) mengukur kekuatan hubungan variabel independen terhadap
dependen yang dinyatakan dalam bentuk desimal atau persen (Purba & Purba,
2022). Menurut Hair et al. (2019), koefisiensi determinasi dapat bervariasi
antara nilai 0 dan 1, semakin besar nilai koefisiensi mendekati 1, maka
menunjukan bahwa semakin kuat pengaruh variabel independent terhadap
variable dependen. Sebaliknya, jika nilai koefisiensi determinasinya semakin
kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Menurut Sugiyono (2017) rumus yang
dipakai dalam uji koefisiensi determinasi ini adalah:
46

Kd = R2 × 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
R2 = Koefisien korelasi

Kriteria dalam melakukan analisis koefisien determinasi yakni sebagai


berikut:
(1) Jika Kd mendekati 0, maka pengaruh variabel Isalmic Branding terhadap
Minat Beli dengan Islamic Advertising sebagai variabel moderasi lemah
(2) Jika Kd mendekati 1, maka pengaruh variabel Isalmic Branding terhadap
Minat Beli dengan Islamic Advertising sebagai variabel moderasi kuat.
4) Moderated Regression Analysis (MRA)
Moderated Regression Analysis (MRA) digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen dapat memperkuat atau memperlemah hubungan
diantara variabel bebas terhadap variabel terikat (Laili 2020). Terdapat tiga
model pengujian regresi dengan variabel moderating, yaitu uji interaksi (MRA),
uji nilai selisih mutlak, dan uji residual (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini,
model yang digunakan yaitu uji interaksi (MRA) dengan tujuan untuk
mengetahui apakah variabel Islamic Advertising dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan antara Islamic Branding terhadap Minat Beli.
Menurut Hair et al. (2019), terdapat tiga langkah saat menggunakan metode
Moderated Regression Analysis, yaitu:
(3) Estimasi model original (tanpa moderating)
(4) Estimasi persamaan moderating (variabel moderating dan variabel
independen)
(5) Lihat perubahan nilai R-square.
Berdasarkan dari hipotesis yang terdapat pada penelitian ini, maka terdapat
dua persamaan regresi yang akan diestimasikan dalan penelitian ini. Dua
formulasi persamaan regresi yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Y = α + βX + Ɛ… (1)
Y = α + β1X + β2Z + β3XZ + Ɛ… (2)
Keterangan:

Y = Variabel terikat (variabel minat beli)


47

X = Variabel bebas (variabel Islamic Branding)


Z = Variabel moderasi (variabel Islamic Advertising)
α = Konstanta
β = Koefisien regresi

Ɛ = Error term (tingkat kesalahan penduga)

Maka hipotesis yang diajukan berdasarkan uraian di atas sebagai berikut:


(1)
Jika r2 (r ke-2) < r2 (r ke-1), maka H 0 diterima, artinya variabel islamic
advertising berpengaruh lemah terhadap hubungan variabel islamic
branding dan variabel minat beli Rexona Hijab Natural.
(2)
Jika r2 (r ke-2) > r2 (r ke-1), maka H 0 ditolak, artinya variabel islamic
advertising berpengaruh kuat terhadap hubungan variabel islamic branding
dan variabel minat beli Rexona Hijab Natural.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Cader, A. (2015). Islamic challenges to advertising: A Saudi Arabian perspective. Journal of Islamic
Marketing, 6(2), 166–187. https://doi.org/10.1108/JIMA-03-2014-0028
Adawiyah, S. El. (2021). Islamic Branding Dalam Ekonomi Syariah. Jurnal Ilmiah Al-Tsarwah,
4(1), 26–35. https://doi.org/10.30863/al-tsarwah.v4i1.1556
Afrianty, N. (2020). Pengaruh Islamic Branding dan Product Ingredients Terhadap Minat Beli
Produk PT.HNI HPAI Kota Bengkulu. Journal of Islamic Economics and Finance Studies,
1(2), 121. https://doi.org/10.47700/jiefes.v1i2.2057
Aisyah, N., Rahman, Muh. A., & Aisyah, S. (2021). Analisis Islamic Branding Terhadap
Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Melalui Brand Awareness Sebagai Mediasi Pada
Remaja Wanita Di Kota Makassar. Jurnal SipakalebbI, 5(2), 180–196.
https://doi.org/10.24252/sipakallebbi.v5i2.25752
Alserhan, B. A. (2010a). Islamic branding: A conceptualization of related terms. Journal of Brand
Management, 18(1), 34–49. https://doi.org/10.1057/bm.2010.18
Alserhan, B. A. (2010b). On Islamic branding: Brands as good deeds. Journal of Islamic
Marketing, 1(2), 101–106. https://doi.org/10.1108/17590831011055842
Andrews, J. Craig., Shimp, Terence A. Advertising. (2018). Promotion and other aspects of
Integrated Marketing Communications, Edisi: 10. United States of America: Cegage
Learning.
Andriani, N., Kunci, K., & Pembelian, K. (2016). The Effect Of Advertising On Consumer
Purchasing Decisions Pepsodent Toothpaste In Makassar South Sulawesi (Vol. 4).
Anshori, M., & Iswati, S. (2019).Metodologi penelitian kuantitatif: edisi 1. Airlangga University
Press.
ameera.republika.co.id, Qommarria Rostanti, 2023, Bolehkah Muslimah Pakai Deodoran
MengandungWewangian?,https://ameera.republika.co.id/berita/s1s4bg425/bolehkah-
muslimah-pakai-deodoran-mengandung-wewangian, Diakses 10 Oktober 202,pukul 08:55
Arifin, M. J. (2021). Jurnal Eksyar (Jurnal Ekonomi Syariah) Strategi Islamic Branding Dalam
Membangun Kepercayaan Konsumen (Vol. 08).
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/
48

Arikunto, S. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2005). Managemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta,.
Azis, F., Vera, N., & Yopi, M.(2020). Persepsi Masyarakat Terhadap Iklan Pasta Gigi Shasha Di
Media Massa. Jurnal Akrab Juara, 5(3), 149–165.
Bilgin, Y. (2018). The effect of social media marketing activities on brand awareness, brand image
and brand loyalty. Business & Management Studies: An International Journal, 6(1), 128–148.
bobo.grid.id. Jenis-Jenis Iklan, dari Berdasarkan Isi hingga Berdasarkan Tujuannya. Sukarna, I. 1
Oktober 2021. https://bobo.grid.id/read/082919327/jenis-jenis-iklan- dari-berdasarkan-isi-
hingga-berdasarkan-tujuannya?page=all. Diakses tanggal 8 Oktober 2023, pukul 15:08 WIB.
bps.go.id. https://bandungkota.bps.go.id/indicator/12/1620/1/jumlah-penduduk-hasil-proyeksi-
interim-menurut-jenis-kelamin-di-kota-bandung.html. Diakses pada tanggal 12 November
2023, 10:28 WIB.
Bungin, B. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Edisi Kedua.
https://books.google.co.id/books?id=rBVNDwAAQBAJ
Candrianto. (2021). Kepuasan Pelanggan Suatu Pengantar. Literasi Nusantara.
Chalil, R. D. (2021). Brand, Islamic Branding, & Re-Branding - Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo
Persada. https://books.google.co.id/books?id=wv4ZEAAAQBAJ
Cresswell, W. (1994). Flocking is ab effective anti-predation strategy in redshank, Tringa totanus.
Animal Behaviour, 47(2). 47
Darmadi Durianto, Sugiarto, dan Tony S.(2004). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Fitriyani, E. N. (2021). Pengaruh Kesadaran Halal, Islamic Branding, Dan Sikap Terhadap Minat
Beli Generasi Z Dimoderasi Social Media Influencer. Journal of Innovation Research and
Knowledge, 1(4), 1–10.
Ferdinand, A. (2002). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajamen (2nd ed.).
UNDIP.
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen (5th ed.). UNDIP.
Firmansyah, D. F. A. (2019). Pemasaran Jasa (Strategi, Mengukur Kepuasan Dan Loyalitas
Pelanggan). Deepublish. https://books.google.co.id/books?id=txyPDwAAQBAJ
Fitriyani, E. N. (2021). Pengaruh Kesadaran Halal, Islamic Branding, Dan Sikap Terhadap Minat
Beli Generasi Z Dimoderasi Social Media Influencer. Journal of Innovation Research and
Knowledge, 1(4). https://www.bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/325
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (8th ed.).
UNDIP Press.
Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS Edisi Sembilan.
Semarang. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gultom, F., & Nababan, R. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Literasi Nusantara.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2019). Multivariate DataAnalysis.
Annabel Ainscow List. https://doi.org/10.1002/9781119409137.ch4
Hasan, Ali. 2008. Marketing. PT. Buku Kita : Jakarta
Hasibuan, M. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (rev). Bumi Aksara.
Hendrajati, D. (2020). Peran Islamic advertising ethics dan word of mouth dalam membangun
brand awareness nasabah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis uin Jakarta.
Herdayati, S. P., Pd, S., & Syahrial, S. T. (2019). Desain Penelitian Dan Teknik Pengumpulan
Data Dalam Penelitian. ISSN 2502-3632 ISSN 2356-0304 J. Online Int. Nas. Vol. 7 No. 1,
Januari–Juni 2019 Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta, 53(9), 1689–1699
https://www.ama.org/. 2017. The Definition Of Marketing What Is Marketing.
https://www.ama.org/the-definition-of-marketing-what-is-marketing/. Diakses tanggal 14
Oktober 2023, 21:12 WIB.
49

Husein, Umar. 2014. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
Indah, Kamilia, and Agung Budiatmo.(2019). Pengaruh Brand Image Dan Brand Awareness
Terhadap Minat Beli Sepeda Motor Honda Scoopy Dengan Minat Beli Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Pada Konsumen Pt. Nusantara Sakti Di Kota Semarang). Jurnal
Ilmu Administrasi Bisnis 8, no. 1: 113-122. Accessed : October 10, 2023.
https://doi.org/10.14710/jiab.2019.22738.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2022). Marketing Management, 16th Edition (16th ed.). Pearson
Education.
Kotler, P & Armstrong, G.(201). Principles of Marketing. 16th Edition. Harlow, Essex: Pearson
Education Limited.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2017). Principles of Marketing (Linda Albelli, Ed.; 17th ed., Vol. 1).
Pearson.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing management (Sally Yagan, Ed.; 14th ed.). Pearson.
Liana, L. 2009. “Penggunaan MRA Dengan Spss Untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating
Terhadap Hubungan Antara Variabel Independen Dan Variabel Dependen.” Jurnal Teknologi
Informasi Dinamik VIX(2):90–97.
marketingcraft.getcraft.com. https://marketingcraft.getcraft.com/id-articles/mengenal- branding-
dan-manfaatnya-bagi-perusahaan.Gityandraputra, D. 19 Mei 2020. Mengenal Branding dan
Manfaatnya bagi Perusahaan. Diakses tanggal 10 Oktober 2023, pukul 14:49 WIB.
Maulidiyah, N. (2021). Pengaruh Persepsi Risiko, Kepercayaan dan Keamanan terhadap Minat
Beli Online Melalui Media Sosial (Studi pada Konsumen Online Shop). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 9(2).
Mutaqin, A. (2013). Konsep Periklanan Dalam Ekonomi Islam. Jurnal Cahaya Aktiva, Vol. 3 (1).
1-10.
Nasrullah, M. (2015). Islamic Branding, Religiusitas Dan Keputusan Konsumen Terhadap Produk.
Jurnal Hukum Islam, 13(2).
Oktaviani, F., Sariwaty, Y., Rahmawati, D., Gusfiani, A. N., & Ramdani, D. N. (2018). Penguatan
Produk UMKM “Calief” Melalui Strategi Branding Komunikasi. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(2). http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/abdimas
Panjaitan, R. (2018). Manajemen Pemasaran. Sukarno Pressindo.
Parida, R. (2018). Pengaruh Islamic Branding Dan Religiusitas Terhadap Minat Menabung
Mahasiswa Di Perbankan Syariah [Perbankan Syariah]. Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Purba, D., & Purba, M. (2022). Aplikasi Analisis Korelasi dan Regresi menggunakan Pearson
Product Moment dan Simple Linear Regression. Jurnal Citra Sains Teknologi, 1(2),97
103.https://publisher.yccm.or.id/index.php/cisat/article/view/54/56.
Putri, Debi E., et al. (2021). Brand Marketing. Bandung: CV. Widina Media Utama.
Rahardian, Dhani M dkk.(2019). Pengaruh Tagline Iklan Dan Celebrity Endorser Terhadap
Brand Awareness Dan Minat Beli. Vol. 75 No. 1 Oktober 2019.
Ranto, D. W. P. (2013). Menciptakan Islamic Branding Sevagai Strategi Menarik Minat Beli
Konsumen. JBMA, 1(2), 1–11.
Rif’adah, Y. (2019). Pengaruh Islamic Endorsement dan Islamic Branding terhadap Minat Beli di
Media Sosial Instagram Safi Indonesia. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
Risky, N. F. (2019). Pengaruh Aspek Islamic Branding, dan Pengetahuan Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Kosmetik Wardah Di Desa Bukit Harapan
Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru 1–120.
50

Romdhoni, A. H., Sumadi, S., & Firdaus, T. A. (2022). Pengaruh Celebrity Endorser, Label Halal
dan Kualitas Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Pasta Gigi Halal Sasha Siwak di
Surakarta. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(2), 2261–2268.
Ryan, T. P. (2013). Sample Size Determination and Power. New Jersey: WILEY.
Sahir, S. H. (2021). Metodologi Penelitian (1st ed.). KBM Indonesia.
Saifudin, S. (2019). Pengaruh Iklan Islami Terhadap Minat Beli Calon Konsumen Matahari Dept.
Store di Jawa Tengah. Psychology and Marketing, 29(9), 639– 650, 2019.
Sari, S. I. (2020).Pengaruh islamic branding dan islamic advertising terhadap keputusan pembelian
produk shampo sunsilk hijab pada masyarakat kota pekanbaru. In SKRIPSI. Riau: Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA Riau.
Sandu Siyoto & Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Kediri: Literasi Media.
Schiffman, L. G. (2007). Perilaku Konsumen. Edisi Ke-7. Diterjemahkan oleh Zoelkifli Kasip.
Jakarta: PT. Indeks.
Schiffman, L. G. (2015). Consumer Behavior (8th ed.). New jersey Pearson Education.
Setiawan, H. R. (2020). Hubungan Brand Awareness dengan Keputusan Pembelian Produk KFC
Di Kota Tasikmalaya. JAK PUBLIK (Jurnal Administrasi & Kebijakan Publik).1(3).
Sinambela, L. P., & Sinambela, S. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Teoretik dan Praktik.
Depok: Rajawali Pers.
Siregar, S. (2016). Statistika deskriptif untuk penelitian : Dilengkapi perhitungan manual dan
aplikasi SPSS versi 17 (2nd ed.). Rajawali Pers.
Siregar, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif : dilengkapi dengan perbandingan perhitungan
manual dan SPSS. Jakarta: Penerbit Kencana.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D).
Alfabeta. https://books.google.co.id/books?id=0xmCnQAACAAJ
Sugiyono. (2014). Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Tambun, Sihar, SE, M.Si, Ak. dan Tim. (2013). Workshop Metode Penelitian Kuantitatif (Teknik
Pengolahan Data dan Interprestasi Hasil Penelitian Dengan Menggunakan Program
SPSS Untuk Varibel Moderating). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17
Agustus 1945.
Temporal, P. (2016). Branding for The Public Sector, Creating, Building and Managing Brand
People Will Value. Wiley.
Temporal, P. (2011). Islamic branding and marketing creating a global Islamic business. Wiley.
Wicaksono, M. P. A. (2016). Pengaruh Iklan Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Awareness
Traveloka. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(8).
Widokarti, J. R., & Priansa, D. J. (2019). Konsumen, Pemasaran dan Komunikasi Kontemporer.
CV. Pustaka Setia.
Windyastari, N. Y., & Sulistyawati, E. (2018). Peran Brand Image Memediasi Pengaruh
Kredibilitas Celebrity Endorser Terhadap Niat Beli. E-Jurnal Manajemen Unud. 7(12).
www.cnbcindonesia.com. negara-dengan-umat-muslim-terbanyak-dunia-ri-nomor-berapa. Aulia
Mutiara Hatia Putri. 28 Maret 2023.
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230328043319-128-424953/negara-dengan-
umat-muslim-terbanyak-dunia-ri-nomor-berapa. Diakses tanggal 8 Oktober 2023, pukul
16:03 WIB.
www.jojonomic.com. Advertising Artinya : Pengertian, Tujuan, Manfaat Bagi Perusahaan.
Haryanto, A. 6 Juni 2021. www.jojonomic.com/blog/advertising- artinya-pengertian-tujuan-
manfaat-bagi-perusahaan/. Diakses tanggal 8 Oktober 2023, pukul 15:03 WIB.
www.moeslimchoice.com, Pras, 25 Oktober 2019, Pengguna Hijab di Indonesia Meningkat Pesat,
Pengguna Hijab di Indonesia Meningkat Pesat, https://www.moeslimchoice.com/sosial/pr-
51

9677272886/Pengguna-Hijab-di-Indonesia-, Diakses 10 Oktober 202,pukul 08:55.


https://www.topbrandaward.com/komparasi_brand/bandingkan?
id_award=1&id_kategori=1&id_subkategori=280&tahun_awal=2019&tahun_akhir=2023&b
rand1=Casablanca&brand2=Dove&brand3=Nivea&brand4=Oriflame&brand5=Rexona
https://www.unilever.com/brands/personal-care/rexona/
www.unilever.co.id, 5 Februari 2023, Rexona Hijab Natural Ajak Hijabers Indonesia Untuk Terus
Aktif Bergerak, https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2023/rexona-hijab-natural-
ajak-hijabers-indonesia-untuk-terus-aktif-bergerak/#footnote-anchor-DmR8LGtZJXy0,
Diakses 10 Oktober 202,pukul 08:55.6932–6960.
Yana, Y. (2022). Pengaruh Youtube Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Samsung Dengan Brand Awareness Sebagai Variabel Mediasi Dalam Perspektif Etika Bisnis
Islam [Manajemen Bisnis Syariah]. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Yunus, N. S. N. M., Rashid, W. E. W., Ariffin, N. M., & Rashid, N. M. (2014). Muslim’s
Purchase Intention towards Non-Muslim’s Halal Packaged Food Manufacturer. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 130, 145–154. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.018
Zulkifli, Z., Bakhri, B. S., Maysuri, M., & Melina, F. (2019). Pengaruh Periklanan Islami terhadap
Keputusan Pembelian Produk Shampoo Hijab Sunsilk Clean And Fresh pada Mahasiswi
Universitas Islam Riau. Journal of Management and Bussines (JOMB), 1(1), 59–73.
https://doi.org/10.31539/jomb.v1i1.604

Anda mungkin juga menyukai