Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Inovasi Pelayanan Kebidanan Komplementer “Terapi Akupuntur”

OLEH:
Sania Nur Ardilah 62122005
Annisa Shiva Fatiha 62122010
Ermawati 62122012
Lisa Nafisa 62122013
Valia Intana Putri 62122014

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK TIARA BUNDA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur, Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul
“Inovasi Pelayanan Kebidanan Komplementer” dapat terselesaikan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
segala pihak yang telah memberikan bantuan pikiran maupun
materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat diterima
dengan baik untuk menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
pembaca. Sekaligus membantu pembaca, mahasiswa, dan
masyarakat dalam memahami penyediaan nutrisi sehat bagi bayi,
anak dan balita usia pra sekolah. Bahkan kami berharap agar
makalah ini bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu
penulis berharap perbaikan dari pembaca untuk perbaikan
kedepannya.

Depok, 02 Mei 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Tujuan ...........................................................................................................................2

C. Manfaat .........................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................................4

A. Definisi .........................................................................................................................4

B. Anatomi Titik Akupuntur .............................................................................................6

C. Anatomi Kepala ............................................................................................................6

D. Cranium ........................................................................................................................6

E. Bagian Anterior ............................................................................................................ 6

F. Bagian Lateral ...............................................................................................................7

F. Bagian Posterior ............................................................................................................7

G. Praktik Klinis ............................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 11

B. Saran ...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akupunktur adalah suatu cara pengobatan yang sudah bersejarah lama.
Digunakan oleh para tabib di China sekitar 5000 tahun yang lalu menurut bukti-
bukti sejarah. Namun sampai sekarang cara pengobatan ini masih menjadi cara
alternatif yang paling dimintai oleh masyarakat untuk mencari kesembuhan dari
berbagai penyakit yang dideritanya. Akupunktur berasal dari Bahasa Latin,
yaitu: acus, “jarum” (kata benda), dan pungere, “tusuk” (kata kerja) atau dalam
Bahasa Mandarin disebut zhen jiu dimana zhen (tusuk) dan jiu (bakar), atau
dikenal juga sebagai terapi “moxibustion” yang merupakan suatu teknik terapi
kesehatan dengan cara memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam “titik
akupunktur” tubuh. Dengan cara ini diharapkan akan memulihkan kesehatan
dan kebugaran, dan khususnya sangat baik untuk mengobati rasa sakit yang
diderita pasien. Definisi serta karakterisasi titik-titik ini distandardisasikan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Indikasi dari terapi akupunktur sendiri sangatlah beragam. Teknik
pengobatan tusuk jarum ini dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
terdapat pada rongga mulut dan saluran napas atas, peradangan pada saluran
pencernaan, kelopak mata, sampai beberapa jenis penyakit yang menyerang
saraf, tulang dan otot. Akupunktur pun dapat dipakai sebagai terapi pengurang
rasa sakit dan pemulih fitalitas sehari-hari. Kesederhanaan teknik, efektifitas,
indikasi yang luas, hampir tak ada efek samping, dan murah menjadi kelebihan
dari cara pengobatan Akupunktur ini. Dikatakan sederhana karena dalam
pelaksanaannya peralatan yang digunakan tidak rumit dan banyak, hanya
menggunakan jarum khusus. Dan merupakan pengobatan yang efektif, karena
dapat menunjukan efek positif dalam waktu yang relatif singkat.
Nyeri Punggung Bawah/NPB (Low Back Pain/LBP) adalah sindroma klinik
yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di
daerah tulang punggung bagian bawah. Dalam masyarakat NPB tidak mengenal
perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan,
semuanya bisa terkena NPB. Lebih dari 80 % umat manusia dalam hidupnya
1
pernah mengalami NPB (Sunarto, 2005). Dalam presentasinya yang menarik,
ahli saraf dari FK UGM / RS Dr Sardjito Yogyakarta, KRT Lucas Meliala
menjelaskan bahwa nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu
masalah kesehatan utama. Angka kejadian NPB di Amerika Serikat mencapai
sekitar 5% dari orang dewasa. Bahkan dalam satu penelitian dikatakan bahwa,
kurang lebih 60% - 80% individu setidaknya pernah mengalami nyeri punggung
dalam hidupnya. Puncak usia penderita nyeri punggung bawah, masih
menggunakan data dari Amerika Serikat, adalah pada usia 45 - 60 tahun. Pada
penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah dapat mengganggu aktifitas
sehari-hari pada 40% penderita, dan gangguan tidur pada 20% penderita.
Sebagian besar (75%) penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25%
diantaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut (Kalbe Medical
Portal, 2005).
Penelitian yang dilakukan Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI pada 14
rumah sakit pendidikan di Indonesia, pada bulan Mei 2002 menunjukkan
jumlah penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25% dari total kunjungan),
dimana 1.598 orang (35,86%) adalah penderita nyeri punggung bawah (NPB)
(Kalbe Medical Portal, 2005). Terapi yang digunakan pada penderita nyeri
punggung bawah selain istirahat, pemberian analgetika, pemberian modalitas
fisik (panas, dingin, stimulasi listrik ), alat ortesa (korset), terapi latihan, dan
yang tidak kalah penting adalah terapi dengan akupunktur.
Sebuah penelitian diadakan oleh Brinkhaus B; Witt CM; Jena S., dkk dari
Institute of Social Medicine, Epidemiology, and Health Economics, Charité,
University Medical Center, Berlin, Jerman, tentang manfaat terapi akupunktur
kepada pasien nyeri punggung bawah mengungkapkan bahwa dengan adanya
terapi akupunktur tersebut dapat mengurangi intensitas nyeri yang diderita
pasien (Farmacia, 2006).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruhuan mengenai pengobatan alternatif akupuntur
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus
a. Mengetahui Pengobatan alternatif akupuntur.
2
b. Mengetahui anatomi titik akupuntur

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Bagi penulis dapat menambah pengalaman dan keterampilan praktik dalam
memberikan pelayanan akupuntur
2. Bagi Institusi
Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan dan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan pada pelayanan pengobatan akupuntur

3
BAB ll
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Pengobatan alternatif akupuntur merupakan salah satu jenis pengobatan yang kita
ketahui ini yaitu memberikan manfaat yang banyak bagi kesehatan serta bisa juga
sebagai pengobatan untuk mengobati berbagai penyakit. Akupuntur sangat populer
sebagai metode pengobatan alternatif untuk penyembuhan penyakit. Saat ini klinik
memang lebih fleksibel dibandingkan dengan RS. Klinikpun sangat efisien dalam
menarik minat konsumen serta memudahkan dalam pelayanan (Rahmawati, Eva,
Hertiana, Hylenarti, Mufida, Elly, 2020). Akupuntur dapat memunculkan rasa
analgesik, rasa analgesik dapat diperlukan untuk mengatasi rasa sakit disertai rasa
nyeri seperti migren (Derliantini, Ni Gusti A.Kd, Djuminten, 2014).

Klinik akupuntur adalah balai pengobatan alternatif dengan menawarkan


pengobatan akupuntur yang sudah banyak tersebar di indonesia. Salah satunya
klinik akupuntur yang ada di wilayah pamulang timur, Tangerang Selatan. Sistem
yang digunakan dalam memproses data klinik masih ada yang dilakukan masih
manual. Ketika pasien melakukan pendaftaran maka bagian kasir akan mencari dari
catatan atau mencatat ulang data pasien karena kesulitan ketika mencari catatan
sebelumnya. Penyebab sulitnya dalam pencarian data pasien pada saat pendaftaran
umumnya terjadi akibat dari pelayanan yang kurang efektif terutama pada klinik
yang menggunakan sistem komputerisasi (Sumardi, Lina, & Parwatiningtyas, 2020).

4
Rekam medis adalah pemberkasan yang berisikan catatan dan dokumentasi tentang
data diri pasien, pemeriksaan, data obat, tindakan, dan pelayanan yang telah
diberikan untuk pasien (Hardinata, 2015). Kesulitan dalam pencarian data pasien
saat melakukan pendaftaran kebanyakan terjadi akibat dari sistem pelayanan yang
kurang efektif terutama pada klinik yang belum menggunakan sistem
terkomputerisasi (Sumardi et al., 2020). Pada saat ini, ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengalami kemajuan yang signifikan, Semuanya dikembangkan
untuk memudahkan bagi manusia dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya
(Khotimah & Iriani, 2014). Dengan kemajuan teknologi saat ini seharusnya
penggunaan sistem informasi bisa diterapkan, dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi saat ini bisa memudahkan klinik dalam pengolahan data
juga dapat membatu dalam pencarian data penyimpanan data menjadi lebih cepat
dan efektif. Dengan masalah yang terjadi pada klinik akuputur, karena
pemberkasan yang masih dilakukan dengan pencatatan pada buku besar maka
penelitian ini dilakukan untuk membuat sistem infromasi klinik akupuntur dengan
metode pengambangan sistem menggunakan metode RAD. Merancang sistem
informasi dengan menggunakan pemograman berbasis objek yaitu JAVA. Manfaat
dari penelitian ini memberikan alternatif yang dapat membantu sistem yang saat ini
digunakan menjadi sistema yang lebih baik dan efisien.
1. Yin Yan
Di dalam Kedokteran Timur, terdapat hukum pasangan yang dikenal dengan
Yin-Yang. Yin-Yang menggambarkan bahwa apa yang diciptakan Allah di
alam semesta ini saling berpasangan. Seperti adanya siang-malam, atas-bawah,
kiri-kanan, pria-wanita, sehat-sakit, gembira-sedih.
Manifestasi Yin Yang dalam tubuh manusia adalah Bagian atas tubuh adalah
Yang, bagian bawah tubuh adalah Yin.
2. Bagian posterior adalah Yang bagian anterior Yin.
3. Bagian lateral aspek extremitas tubuh Yang, bagian internal aspek Yin.
4. Zang merupakam organ Yin dan Fu merupakan organ Yang.
5. Bagian kanan tubuh adalah Yin dan bagian kiri adalah Yang
6. Dalam setiap organ Zang Fu akan ditemukan bagian Yin dan Yang. Misalnya:
Yin jantung dan Yang jantung, Yin Ginjal dan Yang ginjal dan seterusnya.

5
Secara fisiologis, tubuh manusia yang normal akan terdapat keseimbangan antara
Yin dan Yang, tetapi bila terdapat kondisi lemah, dapat timbul sifat ekses
(berlebihan) dan defisiensi (kekurangan) pada salah satu bagian tubuh yang bersifat
Yin atau Yang. Keadaan ini membuat tubuh tenganggu sehingga tubuh
mengeluarkan sinyalnya. Bila Yin defisiensi maka akan terjadi kondisi Yang
sehingga muncul manifestasi ekses atau hiperaktivitas Yang dalam tubuh. Dalam
buku Plain Question disebutkan bila Yin dominan maka Yang akan menderita sakit,
bila Yang dominan maka Yin akan menderita sakit. Prinsip Yin Yang digunakan
untuk menerangkan fungsi fisiologis dan perubahan patologis, juga sebagai
tuntutan dalam diagnosis dan terapi.
B. Anatomi titik akupuntur
Struktur tubuh manusia dapat diuraikan berdasarkan regionya. Pembagian regio
tubuh manusia yaitu regio kepala dan leher, regio thorax (dada), regio abdominal
(perut), regio pelvis, regio ekstremitas superior (anggota gerak atas/tangan), dan
regio ekstremitas inferior (anggota gerak bawah/kaki). Masing-masing regio dilalui
oleh beberapa meridian yang memiliki titik-titik akupunktur. Berikut penjelasan
mengenai regio tubuh serta titik akupunktur yang berada di lokasi tersebut.
C. Anatomi Kepala
Dalam kepala terdapat cranium, otak, saraf-saraf otak (nervi craniales), salut-salut
otak (meninges), organ indera khusus, meridian dan titik akupuntur.
D. Cranium
Tengkorak adalah kerangka kepala. Tulang-tulang tengkorak membentuk cranium
dan kerangka wajah. Cranium meliputi otak dan meninges (salut-salut otak), bagian
proksimal saraf-saraf otak dan pembuluh darah. Pada kerangka wajah terdapat
kedua orbita, rongga hidung dan juga maxilla (rahang atas) dan mandibular (rahang
bawah).
E. Bagian Anterior
1. Pada aspek anterior tengkorak terdapat os frontale dan kedua os zygomaticum,
arcus superciliaris, margo supraorbitalis, glabella, cavitas orbita, os sphenoide,
cavitas nasi, foramen infraorbitale, maxilla, concha nasalis inferior, foramen
mentale dan mandibular.

6
2. Venter frontalis (m. occipotofrontalis), m.orbicularis oculi, m zygomaticus,
m.levator labii superioris, m.buccinator, m.orbicularis oris, m.depressor anguli
oris, m. depressor labii inferioris, m.mentalis.
3. N.frontalis, v.frontales, n. infratrochlearis, a.angularis, a.v.facialis, a.v.
transversa faciei, n mentalis, n.supraorbitalis, a.v. supratrochlearis, a.v
temporalis superficialis, n.infraorbitalis, a.v.mentalis.
F. Bagian Lateral
1. Pada lateral tengkorak terdiri dari tulang-tulang cranium dan tulang-tulang
wajah. Fossa temporalis dibatasi ke atas dan belakang oleh linea temporalis
superior dan linea temporalis inferior os parietale, ke depan oleh os frontale dan
os zygomaticum dan ke bawah oleh arcus zygomaticus. Tepi atas arcus
zygomaticus adalah sesuai dengan batas inferior hemister otak besar (cerebrum).
Arcus zygomaticus dibentuk melalui persatuan processus temporalis ossis
zygomatici dan processus zygomaticus ossis temporalis. Dibagian depan fossa
temporalis, kira-kira 4 cm di atas pertengahan arcus zygomaticus, terletak titik
pterion. Titik ini adalah sesuai dengan pertemuan sutura-sutura terbentuk H
yang merupakan tempat sua os frontale, os pariatale, os sphenoidale (ala major)
dan os
2. M.auricularis superior, m. occipitofrontalis, auricular, arcus zygomaticus,
m.masseter, m. digastricus, venter frontalis, m.orbicularis oculi, m. levator labii
superioris, m.zygomaticus, m. orbicularis oris, m. buccinators, m. depressor
labii inferioris
3. N. supraorbitalis, a.v supratrovhlearis, a. angularis, a.infraorbitalis, a.transversa
faciei, n.facialis, a.v.facialis, n.occipitalis major, a. temporalis superficialis,
n.auriculotemporlis, glandule parotis, n.occipitalis minor temporale. Meatus
acusticus externus mengantar ke membrane tympani. Procesticus mastoidus
ossis temporalis terletak posteroinferior terhadap meatus acusticus externus. Di
sebelah depan processus mastoideus terdapat processus styloideus ossis
temporalis. Mandibula terdiri dari dua bagian : bagian horizontal, yakni corpus
mandubulae dan bagian vertikal yakni ramus mandibulae.
G. Bagian Posterior
1. Sutura sagitalis, sutura lambdoides, m.auricularis posterior, galea
aponeorotica, m. auricularis superior, m. occipitofrontalis

7
2. A.occipitalis, n.occipitalis major, n.occipitalis tertius, v occipitalis
3. Os parietale, os.occipitale, sutura sagitalis, sutura lambdoidea, protuberantia
occipitalis externa, processus mastoideus.
H. Praktik Klinis
Terdapat beragam pendekatan teori dan teknik akupunktur yang didasarkan pada
filosofi yang berbeda (Ernst, 2006), namun begitu teknik akupunktur yang
didasarkan pada TCM merupakan teknik akupunktur yang paling populer.
Akupunktur tradisional tersebut melibatkan penyisipan jarum akupunktur yang
dapat dikombinasikan dengan moksibusi, dan terapi bekam (Xu et al, 2013).
Dalam akupunktur tradisional, ahli akupunktur menentukan diagnosis sesuai
dengan tradisi. Empat metode diagnostik yang digunakan adalah: inspeksi,
auskultasi, olfaksi, dan palpasi. Inspeksi berfokus pada wajah dan terutama di lidah,
termasuk analisis ukuran lidah, bentuk, ketegangan, warna, dan lapisan. Auskultasi
berfokus pada pencarian bunyi tertentu seperti mengi, sementara olfaksi berfokus
pada bau badan. Palpasi berfokus pada perabaan tubuh untuk titik "A-shi" yang
keras dan perabaan denyut nadi (Lee et al, 2009; Xu et al, 2013). Dalam praktiknya
sekarang, akupunktur telah mengalami modernisasi, yang seringkali disebut
akupunktur barat (Western medical acupuncture). Pada pendekatan akupunktur
barat, hanya prinsip terapi akupunktur TCM yang diadaptasi, sementara diagnosis
penyakit didasarkan pada bukti ilmiah evidenceb based medicine (EBM) (Xu et al,
2013).
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (Mayo Clinic,
2012), sesi akupunktur klasik mengharuskan pasien berbaring diam sementara
sekitar lima hingga dua puluh jarum disisipkan; untuk sebagian besar kasus, jarum
akan dibiarkan di tempat selama sepuluh hingga dua puluh menit. Pada periode
waktu tersebut, tindakan akupunktur dapat dikombinasikan dengan pemberian
panas, tekanan, atau sinar laser (Johansson dan Stener-Victorin, 2013).
1. Jarum akupunktur
Mekanisme stimulasi titik akupunktur yang paling umum adalah penetrasi kulit
dengan jarum logam tipis. Jarum akupunktur biasanya terbuat dari baja tahan
karat, membuatnya fleksibel dan mencegahnya berkarat atau patah. Jarum
biasanya dibuang setelah setiap penggunaan untuk mencegah kontaminasi.
Panjang jarum bervariasi antara 13 hingga 130 milimeter dengan jarum yang

8
lebih pendek digunakan di dekat wajah dan mata, dan jarum yang lebih
panjang di area dengan jaringan yang lebih tebal. Diameter jarum bervariasi
dari 0,16 mm hingga, dengan jarum yang tebal digunakan pada pasien yang
lebih kuat (Aung dan Chen, 2007). Jarum dapat dimanipulasi dengan berbagai
cara, termasuk diputar, dijentikkan, atau dirgerak ke atas dan ke bawah relatif
terhadap kulit. Stimulasi jarum akan menyebabkan sensasi yang disebut de qi
(Li et al, 2016).
2. Sensasi akupunktur
De qi mengacu pada sensasi baal, distensi, atau kesemutan di lokasi jarum
yang dapat menjalar. Tidak adanya de qi dikaitkan dengan lokasi titik
akupunktur yang tidak akurat, kedalaman insersi jarum kurang tepat,
manipulasi manual yang kurang memadai, dan dianggap mengurangi
kemungkinan keberhasilan pengobatan. Sensasi de qi diperkuat dengan
stimulasi jarum secara manual. De qi dianggap penting dalam akupunktur
TCM, sementara akupunktur barat tidak menganggapnya sebagai bagian
penting dari tatalaksana akupunktur (Aung dan Chen, 2007).
3. Kegunaan Akupunktur
Kemanjuran akupunktur untuk analgesia telah dipelajari secara luas dan
banyak digunakan. Keterlibatan opioid endogen dalam sistem saraf pusat
diduga memediasi efek analgesia akupunktur. Terdapat tiga reseptor opioin dan
yang berhubungan dengan nosiseptif dan nyeri yang ditemukan di terminal
saraf aferen perifer dan sistem saraf pusat di area (Fichna et al, 2007; Zhao,
2008). -endorphin, salah satu produk pemecahan proopiomelanocortin (POMC)
yang berikatan dengan μ-receptor menerima perhatian khusus endorphin
diproduksi di nukleus arkuata dari hipotalamus basal medial dan dilepaskan di
dalam SSP. Selain itu -endorphin juga diproduksi di hipofisis yang mana
selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi perifer. -endorphin dapat mempengaruhi
sensitivitas nyeri dan fungsi otonom. Efek -endorphin terhadap fungsi otonom
meliputi efek terhadap regulasi tekanan darah dan muscle sympathetic nerve
activity (MSNA) pada pusat vasomotor. Sistemdiatas dapat diaktifkan oleh
aktivitas saraf aferen seperti stimulasi jarum akupunktur manual maupun
dengan listrik frekuensi rendah serta olahraga (Johansson dan Stener-Victorin,
2013). Sistem -endorphinergic terlibat dalam banyak fungsi fisiologis, baik

9
secara sentral dan perifer, seperti fungsi reproduksi, analgesia, respon stres,
dan metabolisme karbohidrat (Eyvazzadeh et al, 2009). Kadar -endorphin telah
terbukti dapat dimodulasi oleh akupunktur (Lee et al, 2009). Akupunktur juga
dapat memodulasi fungsi otonom dengan menurunkan MSNA dan tekanan
darah (Stener-Victorin et al, 2009). Efek pereda rasa nyeri dari akupunktur
dapat diblok oleh nalokson dosis rendah, antagonis reseptor opioid, yang mana
semakin menguatkan pengaruh akupunktur terhadap kadar opioid endogen
(Staud dan Price, 2006).
Hubungan antara kadar -endorphin dan fungsi reproduksi melibatkan efek
penghambatan tonik baik secara langsung maupun tidak langsung pada GnRH
dan pelepasan LH (Ciechanowska et al, 2010). Akupunktur juga telah terbukti
dapat menurukan kadar corticotropin-releasing hormone (CRH) di hipotalamus
yang mana dapat mempengaruhi aksis hipotalamus pituitari ovarium (Xiao-
Peng et al, 2009).

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klinik akupuntur adalah balai pengobatan alternatif dengan menawarkan
pengobatan akupuntur yang sudah banyak tersebar di indonesia. Salah satunya
klinik akupuntur yang ada di wilayah pamulang timur, Tangerang Selatan. Sistem
yang digunakan dalam memproses data klinik masih ada yang dilakukan masih
manual. Ketika pasien melakukan pendaftaran maka bagian kasir akan mencari dari
catatan atau mencatat ulang data pasien karena kesulitan ketika mencari catatan
sebelumnya. Penyebab sulitnya dalam pencarian data pasien pada saat pendaftaran
umumnya terjadi akibat dari pelayanan yang kurang efektif terutama pada klinik
yang menggunakan sistem komputerisasi (Sumardi, Lina, & Parwatiningtyas, 2020).

B. Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan agar penulis dapat menggali ilmu pengetahuan lebih dalam dan
meningkatkan mutu pelayanan agar terampil lagi dan diharapkan penulis dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan baik dan benar.
2. Bagi institusi
Bidan dapat lebih mengidentifikasi dan mengetahui bagaimana mempelajari
pengobatan alternatif akupuntur yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chae Jeong Lim, So Yeong Lee, dan Pan Dong Ryu. 2015. Identification of Primo-
Vascular System in Abdominal. Subcutaneous Tissue Layer of Rats. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine. 2015:1-13
Derliantini, Ni Gusti A.Kd, Djuminten, abdurachman (ed), Alwasiannis 1., Ainur R., Rizky
N.A., Dwi R.P.S., Nur L.W., Hudia H., dan Anissa A. 2014. Dasar- dasar Kedokteran
Timur dan Akupunktur. Arti Bumi Intaran. Yogyakarta.
Deadman, P., Al-Khafaji, M.N. 2001. A Manual of Acupuncture. Journal of Chinese
England. Medicine Publications.
Sumardi, Lina, & Parwatiningtyas, 2020 The Atlas of Layered Anatomy of Acupoint.
Foreign Languages Press. Beijing.
Kwang-Sup Soh. 2009. Bonghan Circulatory System as an Extention of Acupuncture
Meridians. Journal of Acupuncture and Meridian Studies. 2(2):93-106
2013:19(3):26-30 Liu W, Yang X, Lie C. Adverse drug reactions to local anesthetics: a
systematic review.. Oral Surg Med. 2013:115(3):319-27.
Rahmawati, Eva, Hertiana, Hylenarti, Mufida, Elly, 2020).Abdurachman (ed), Rizky N.A.,
Dwi R.P.S., Nur L.W., Hudia. H., Anissa A., Hafidlatun N., dan Prahastuti M.C. 2015.
Anatomi Scalp Akupunktur. Arti Bumi Intaran. Yogyakarta.
Robertssa J, David A. Low awareness of adverse drug reaction reporting systems a
consumer survey Med Aust, 2013; 199(10):684-6.
Lee J, Lee JY, Kim HJ, Seo KS. Dental anesthesia for patients with allergie reactions to
lidocaine: two case reports. ] Dent Anesth Pain Med. 2016:16(3):209-12.

12

Anda mungkin juga menyukai