Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR DESA TUTUHU KECAMATAN MOROTAI SELATAN BARAT
KABUPATEN PULAU MOROTAI

STRATEGY OF VILLAGE GOVERNMENT IN IMPLEMENTING


INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN TUTUHU VILLAGE, MOROTAI SELATAN
BARAT DISTRICT, MOROTAI PULAU DISTRICT

Rusdin Nawi
Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan, Universitas Pancasakti
e-mail: rusdinnawi59@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan faktor apakah yang menjadi pendukung
dan penghambat Pemerintah Pemerintah Desa dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
Desa Tutuhu Kecamatan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif,
dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan
data sekunder yang diperoleh dari dokumen, buku, undang-undang, dan literatur lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa Pemerintah Desa Tutuhu dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur melalui empat langkah strategi yaitu; perencanaan, sosialisasi,
pemberdayaan masyarakat, dan pemanfaatan sumberdaya alam desa. Namun demikian dalam
pelaksanaannya belum optimal, hal ini dilihat dari keempat langkah strategi yang dilakukan
terdapat dua tahapan saja yang berjalan optimal yaitu pemberdayaan masyarakat dan
pemanfaatan sumberdaya alam desa. Sedangkan penyusunan perencanaan pembangunan tidak
optimal terencana dan tidak tepat sasaran dalam pelaksanaan pembangunannya, usulan-usulan
pembangunan prioritas dari masyarakat tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah desa
serta banyaknya infrastruktur rusak yang tidak ada usaha pemeliharaannya serta infrastruktur
administrasi berupa peraturan desa, dan sebagainya yang tidak dimiliki oleh Pemerintah Desa
Tutuhu. Sosialisasi dan keterbukaan informasi tidak dilaksanakan akibat dari minimnya
pengetahuan serta rendahnya tingkat pendidikan Pemerintah Desa sehingga kesadaran tentang
penting dan wajibnya sosialisasi dalam bentuk musyawarah maupun informasi umum berupa
spanduk atau papan informasi itu tidak dilakukan oleh Pemerintah Desa Tutuhu. Selanjutnya
Sumberdaya masyarakat, partisipasi masyarakat, sumber daya alam desa, dan anggaran adalah
faktor-faktor yang menjadi pendukung pemerintah desa dalam pembangunan infrastruktur desa
tutuhu, sedangkan hambatan yang dihadapi oleh pemerintah desa adalah waktu, cuaca,
kepemimpinan kepala desa serta kemampuan aparatur desa.
Kata Kunci: Strategi, Pemerintah Desa, Pembangunan Infrastruktur, Desa Tutuhu.

69
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

ABSTRACT
This study aims to determine what strategies and factors are supporting and inhibiting the
Village Government in implementing infrastructure development in Tutuhu Village, Morotai
Selatan Barat District, Pulau Morotai Regency. The research method used is field research with
a qualitative descriptive analysis approach, using primary data obtained from observations,
interviews, documentation, and secondary data obtained from documents, books, laws, and other
literature. Based on the research results, it was obtained data that the Tutuhu Village
Government in implementing infrastructure development through four strategic steps, namely;
planning, outreach, community empowerment, and utilization of village natural resources.
However, the implementation has not been optimal, this can be seen from the four strategic steps
carried out, there are only two stages that are running optimally, namely community
empowerment and utilization of village natural resources. While the preparation of development
planning is not optimally planned and not on target in the implementation of development,
priority development proposals from the community do not receive serious attention from the
village government and there are many damaged infrastructures that have no maintenance
efforts as well as administrative infrastructure in the form of village regulations, and so on that
are not owned by the Tutuhu Village Government. Information dissemination and disclosure was
not carried out as a result of the lack of knowledge and the low level of education of the Village
Government so that awareness of the importance and necessity of socialization in the form of
deliberations and general information in the form of banners or information boards was not
carried out by the Tutuhu Village Government. Furthermore, community resources, community
participation, village natural resources, and the budget are factors that support the village
government in the development of tutuhu village infrastructure, while the obstacles faced by the
village government are time, weather, village head leadership and the ability of village officials.

Keywords: Strategy, Village Government, Infrastructure Development, Tutuhu Village.

PENDAHULUAN tujuan akhir pembangunan adalah


Latar Belakang terwujudnya masyarakat yang mampu
Hakekat dari Pembangunan Nasional memenuhi kebutuhan hidupnya baik materi
adalah pembangunan Nasional Indonesia maupun non material secara merata untuk
seutuhnya dan pembangunan masyarakat mewujudkan kehidupan masyarakat
seluruhnya berdasarkan Pancasila dan Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun
Undang-Undang Dasar 1945. Yang berarti batiniah.
usaha pembangunan adalah humanisasi atau Pemerintahan Presiden Joko Widodo
peningkatan taraf hidup manusia sebagai menempatkan program Pemerintah pada
subjek sekaligus objek dari pembangunan titik berat pencapaian ideal bangsa Indonesia
tersebut dan senantiasa menciptakan pada kedaulatan politik, kemandirian
keselarasan serta keseimbangan dalam ekonomi, dan kepribadian budaya. Dalam
hidupnya, baik secara rohani dan jasmani. mewujudkan visi tersebut, pemerintah
Sasaran tersebut mengandung makna bahwa bertekad membangun Indonesia dari

70
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

pinggiran dengan memperkuat daerah dan profesional, efektif dan efisien, bersih, serta
Desa dalam kerangka Negara Kesatuan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Republik Indonesia. Konsep pembangunan Infrastruktur desa merupakan
tersebut merupakan implikasi dari Undang- prasarana publik paling primer dalam
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, mendukung kegiatan ekonomi suatu desa,
yang menyatakan bahwa Desa adalah dan ketersediaan infrastruktur dapat
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki meningkatkan efisiensi dan efektivitas
batas wilayah yang berwenang untuk kegiatan ekonomi dan produktifitas dalam
mengatur dan mengurus urusan kegiatan sosial. Pembangunan infrastruktur
pemerintahan, kepentingan masyarakat adalah merupakan sesuatu yang seharusnya
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, menjadi kewajiban Pemerintah Desa.
hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang Pembangunan infrastruktur di desa tersebut
diakui dan dihormati dalam sistem harus ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
pemerintah Negara Kesatuan Republik Sehingga memungkinkan tumbuhnya
Indonesia. partisipasi masyarakat dalam proses
Penyelenggaraan pembangunan desa pelaksanaanya. Disisi lain infrastruktur yang
merupakan manifestasi sistem demokrasi dibangun juga dapat menumbuhkan rasa
ditingkat desa, maka proses pelaksanaannya kepemilikan dan tanggung jawab dalam
berdasarkan prinsip “dari, oleh, dan untuk pengelolaan dan pemeliharaan setelah pasca
rakyat”. Hal ini terlihat pada proses proyek tersebut selesai, dan dalam
pemilihan kepala desa, proses pengangkatan membangun infrastruktur desa harus tepat
perangkat desa, pembentukan Lembaga sasaran, sehingga sumber daya yang ada di
Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Oleh desa yang terbatas dapat di manfaatkan
karena itu dengan tersedianya wahana secara efektif dan efisien.
representatif tersebut, diharapkan Pemerintah Desa diyakini lebih
masyarakat desa mampu menyalurkan mengetahui prioritas kebutuhan masyarakat
aspirasinya ke arah yang lebih tinggi secara desa dibandingkan Pemerintah Kabupaten
terakomodir sepenuhnya, yang selanjutnya yang memiliki ruang lingkup permasalahan
tetap dikembangkan dan ditegakkan. Secara lebih luas. Untuk itu pembangunan
garis besar, tujuan pembangunan desa infrastruktur desa harus dilaksanakan sesuai
adalah peningkatan kesejahteraan atau dengan masalah yang dihadapi, potensi yang
peningkatan taraf hidup masyarakat. dimiliki, aspirasi masyarakat dan prioritas
Pemerintah Desa diwajibkan memanfaatkan pembangunan desa yang telah ditetapkan.
sumber daya alam, menetapkan kebijakan Seluruh hal diatas berlaku untuk setiap Desa
melalui program, kegiatan, dan prioritas ataupun Pemerintah Desa secara
kebutuhan masyarakat, guna mencapai keseluruhan di Indonesia, tanpa terkecuali
kemajuan desa yang baik dan kemakmuran Desa Tutuhu itu sendiri. Dimana dalam
masyarakat desa serta melaksankan tata proses pembangunan desa maupun
pemerintahan yang akuntabel, transparan, pembangunan infrastruktur desa harus sesuai
aturan dan undang undang yang berlaku

71
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

serta kebutuhan masyarakat yang menjadi Artinya strategi merupakan sebuah


prioritas utama untuk mencapai kemajuan rencana yang disusun dengan memanfaatkan
dan kesejahteraan masyarakat desa. segala sumber daya dan peluang-peluang
Tujuan yang ingin dicapai dalam yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.
penelitian ini adalah untuk mengetahui Menurut McNichols dalam Salusu
bagaimana strategi dan faktor apakah yang (2006: 101) “strategi ialah suatu seni
menjadi pendukung dan penghambat menggunakan kecakapan dan sumber daya
Pemerintah Desa dalam pelaksanaan suatu organisasi untuk mencapai sasarannya
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu melalui hubungannya yang efektif dengan
Kecamatan Morotai Selatan Barat lingkungan dalam kondisi yang paling
Kabupaten Pulau Morotai menguntungkan”.
TINJAUAN PUSTAKA Selanjutnya Salusu (2006: 109-110)
Pengertian Strategi mengatakan bahwa Strategi suatu organisasi
Strategi merupakan alat untuk hendaknya tidak bertentangan dengan nilai-
mencapai tujuan. Tujuan utamanya agar nilai yang hidup dalam masyarakat. Yang
perusahan dapat melihat secara objektif berarti bahwa setiap pembuat strategi harus
kondisi-kondisi internal dan eksternal, mempertimbangkan semua tindakan
sehingga perusahan dapat mengantisipasi organisasi yang digambarkan dalam strategi
perubahan lingkungan eksternal. (Rangkuti itu sesuai dengan etika dan kepentingan
Freddy, 2006:3). masyarakat. Oleh karena itu, ia sepatutnya
Menurut Chandler dalam Rangkuti menyesuaikan diri dengan norma-norma
Freddy (2006: 3), strategi merupakan alat yang hidup dalam masyarakat dan
untuk mencapai tujuan perusahan dalam pemerintah. Ketika melaksanakan tindakan
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, yang bertentangan dengan norma-norma itu
program tindak lanjut, serta prioritas alokasi maka organisasi itu akan mengalami
sumber daya. kesulitan, dalam arti dikucilkan oleh
Menurut Jatmiko (2004: 4) strategi masyarakat dan akan menjumpai tindakan-
diartikan sebagai suatu cara dimana tindakan yang merugikan dirinya sendiri.
organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, Setiap organisasi hidup dan bergerak
sesuai dengan peluang dan ancaman dalam masyarakat. Oleh sebab itu,
lingkungan eksternal yang dihadapi serta hendaknya ia berperilaku sebagai warga
sumber daya dan kemampuan internal masyarakat yang baik. Berperilaku yang
organisasi. Terdapat tiga faktor yang baik itu tidak ada ruginya. Sebaliknya para
mempunyai pengaruh penting pada strategi eksekutif senantiasa menunjukan kemauan
yaitu: untuk menempuh langkah-langkah yang
1) Lingkungan eksternal lebih banyak menciptakan kebahagiaan bagi
2) Sumber daya masyarakat atau konsumen yang
3) Kemampuan internal serta tujuan yang dilayaninya. Salusu (2006: 109-110).
akan dicapai

72
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

Pengertian Pemerintah Desa Widjaja (2004:20) mengatakan bahwa


Pengakuan Desa dalam Undang- yang dimaksud dengan “pemerintahan desa
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik adalah kepala desa dan perangkat desa,
Indonesia tahun 1945 Pasal 18B ayat 1 dan sementara BPD adalah Badan Perwakilan
2, juga dalam Undang-Undang Nomor 32 Desa yang terdiri dari pemuka-pemuka
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, masyarakat yang mengayomi adat istiadat,
di mana Desa atau yang disebut dengan membuat peraturan desa, menampung dan
nama lain (selanjutnya disebut desa) adalah menyalurkan aspirasi masyarakat serta
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki melakukan dan melaksanakan pengawasan
batas-batas wilayah yang berwenang untuk terhadap penyelenggaran pemerintahan
mengatur dan mengurus urusan desa”.
pemerintahan, kepentingan masyarakat Konsep Pembangunan Desa
setempat, berdasarkan prakarsa masyarakat, Pembangunan desa mendapatkan
hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui perhatian serius dari Pemerintah khususnya
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan setelah ditetapkan Undang-Undang Nomor 6
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal Tahun 2014 tentang Desa, yang kemudian
ini kemudian dipertegaskan lagi dalam ditindaklanjuti dengan penetapan Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2014
2014 dan Undang-Undang Republik tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Desa. Kedua peraturan ini menjadi dasar penting
Pasal 1 Udang-Undang Nomor 6 dari pembangunan desa.
Tahun 2014 menyebutkan bahwa yang Pembangunan desa dibuat atas dasar
dimaksudkan dengan Pemerintah Desa musyawarah dikalangan masyarakat desa.
adalah Kepala Desa atau yang disebut Dimana anggota masyarakat desa pertama-
dengan nama lain dibantu perangkat desa tama mendiskusikan yang kemudian
sebagai unsur penyelenggaraan memutuskan keinginan selanjutnya
Pemerintahan Desa. Sementara merencanakan dan mengerjakan bersama-
Pemerintahan Desa yaitu penyelenggaraan sama untuk memenuhi keinginannya. Dalam
urusan pemerintahan dan kepentingan artian bahwa adanya gerakan bersama untuk
masyarakat setempat dalam sistem perubahan tingkat kehidupan masyarakat
pemerintahan Negara Kesatuaan Republik desa yang meliputi seluruh aspek kehidupan,
Indonesia. lahir dan batin secara gotong royong sesuai
Pemerintah Desa berfungsi dengan kebutuhan masyarakat desa itu
menyelenggarakan kebijakan pemerintah sendiri. Maka pembangunan desa dapat
atasnya dan kebijakan desa, sedangkan BPD dilihat dari berbagai segi yaitu sebagai suatu
berfungsi menetapkan peraturan desa proses dengan suatu metode sebagai suatu
bersama Kepala Desa, menampung dan program dan suatu gerakan.
menyalurkan aspirasi masyarakat” Makna pembangunan desa adalah
(Nurcholis 2011:77). partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

73
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

Partisipasi itu diartikan tidak saja sebagai memanfaatkan kearifan lokal dan sumber
keikutsertaan dalam pembangunan yang daya alam Desa.
direncanakan dan dilaksanakan oleh Konsep Infrastruktur
Pemerintah atau keterlibatan dalam Sampai sekarang belum ada defenisi
menyukseskan program pembangunan yang yang pasti mengenai infrastruktur, tetapi ada
masuk ke desanya, akan tetapi lebih dari beberapa kesepakatan yang luas mengenai
sekedar itu. Dalam partisipasi yang intrastruktur tersebut. Menurut Kamus Besar
terpenting adalah bagaimana pembangunan Bahasa Indonesia infrastruktur diartikan
desa itu berjalan atas inisiatif dan prakarsa sebagai prasarana umum. Prasarana secara
dari warga setempat sehingga dalam umum diketahui sebagai fasilitas publik
pelaksanaannya dapat menggunakan seperti rumah sakit, gedung, jalan, jembatan,
kekuatan sumber daya dan pengetahuan sanitasi, telepon, dll.
yang mereka miliki. Disisi lain, segala Infrastruktur merupakan istilah yang
potensi lokal betapapun kecilnya tidak dapat sering digunakan untuk menggambarkan
diabaikan, karena ia akan menjadi sumber dari beberapa jenis fasilitas yang dibuat
dari sebuah pembangunan. secara khusus untuk mendukung kegiatan-
Rencana-rencana pembangunan yang kegiatan masyarakat dalam kehidupan
telah disusun dan ditetapkan bersama dalam sehari-hari. Infrastruktur memiliki peran
forum musyawarah (musrenbangdes) yang sangat luas dan mencakup berbagai
hendaknya dapat dilakukan secara baik. Para konteks dalam pembangunan, baik dalam
pelaku pembangunan di desa harus konteks fisik lingkungan, ekonomi, sosial,
menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan budaya, politik, dan konteks lainnya.
pembangunan desa. menurut Adisasmita Dalam Worl Bank Report infrastruktur
(2006:19) prinsip-prinsip pengelolaan dibagi kedalam tiga golongan yaitu:
pembangunan desa tersebut yaitu: 1) Infrastruktur ekonomi, merupakan aset
1) Transparasi (keterbukaan) fisik yang menyediakan jasa dan di
2) Partisipatif gunakan dalam produksi dan konsumsi
final meliputi Public Utilities
3) Dapat dinikmati masyarakat
(telekomunikasi, air minum, sanitasi
4) Dapat dipertanggungjawabkan dan gas), Public Works (bendungan,
(akuntabilitas) saluran irigasi dan drainase) serta
Sector Transportasi (jalan, kereta api,
5) Berkelanjutan (sustainable).
angkutan pelabuhan dan lapangan
Pasal 81 Undang-Undang No 6 Tahun terbang).
2014 Tentang Desa dengan jelas 2) Infrastruktur Sosial, merupakan aset
mengamatkan bahwa Pembangunan Desa yang mendukung kesehatan dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa sesuai keahlian masyarakat meliputi
dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa pendidikan (sekolah, dan
dengan melibatkan seluruh Masyarakat Desa perpustakaan), kesehatan (rumah sakit,
dengan semangat gotong royong dan dengan

74
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

pusat kesehatan) serta untuk rekreasi kemudian memilih strategi yang cocok
(taman, museum, dll). untuk diterapkan (strategic formulation)
3) Infrastruktur Administrasi/Institusi, sebagaimana bahwa suatu strategi
meliputi penegakan hukum, kontrol merupakan sejumlah tindakan yang
administrasi dan koordinasi serta terintegrasi dan terkoordinasi.
kebudayaan. Berdasarkan penelitian di lapangan
dengan hasil wawancara bersama Kepala
METODE PENELITIAN Desa Tutuhu yakni Bapak Elly Karatahi
Jenis Penelitian ini merupakan ditemukan bahwa dalam pelaksanaan
penelitian lapangan dengan pendekatan pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu
dasar analisis deskriptif kualitatif. Desain yang ada sudah cukup baik, dimana
yang digunakan dalam penelitian ini pemerintah desa menyusun sebuah konsep
merupakan deskriptif kualitatif. Untuk strategis yang berdasarkan Undang-Undang
mendapatkan data dan informasi, dilakukan guna mencapai pembangunan infrastruktur
wawancara mendalam. Informan dipilih desa yang ideal sesuai prioritas kebutuhan
berdasarkan teknik Purposive Sampling. masyarakat berdasarkan visi misi, dengan
Penulis menggunakan sampel informan tahapan sebagai berikut:
dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 1) Perencanaan
(tujuh) orang yang terdiri dari Kepala Desa, 2) Sosialisasi
Sekretaris Desa, Ketua BPD, Tokoh 3) Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat (3 orang), dan Tokoh Agama (1 4) Pemanfaatan Sumberdaya Alam Desa
orang). Jenis dan sumber data yang penulis Selanjutnya hasil penelitian ini juga
gunakan dalam penelitian lapangan ini mengungkapan bahwa faktor pedukung
adalah data primer dan data sekunder. Untuk Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan
proses pengumpulan data dalam penelitian Pembangunan Infrastruktur Desa Tutuhu
ini melalui observasi, wawancara, dan telaah meliputi: Sumber Daya Masyarakat,
dokumentasi. Teknik analisis data yang Partisipasi Masyarakat, Sumber Daya Alam,
digunakan adalah analisis deskriptif Anggaran. Sementara itu faktor pedukung
kualitatif melalui langkah-langkah
Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan
pengumpulan data, reduksi data, menyajikan Pembangunan Infrastruktur Desa Tutuhu
data, dan penarikan kesimpulan. meliputi: Waktu, Cuaca, Kepemimpinan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kepala Desa, SDM Aparatur Desa,
Tahapan perumusan strategi adalah Sosialisasi.
proses memilih pola tindakan utama Strategi Pemerintah Desa Tutuhu
(strategi) untuk mewujudkan visi misi. dalam pelaksanaan pembangunan
Tanpa strategi yang tepat akan berakibat infrastruktur Desa yang meliputi
pada kegagalan dalam mewujudkannya. perencanaan, sosialisasi, pemberdayaan
Pilihan strategi akhirnya harus saling sesuai masyarakat, dan pemanfaatan sumber daya
dengan kekuatan dan kelemahan dalam alam. Dalam pelaksanaannya tidak berjalan
lingkungan yang dimiliki, sumber daya baik sepenuhnya, dimana hal itu dapat
internal dan tujuan yang ingin dicapai.

75
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

dilihat dari hasil penelitian yang dalam pengambilan keputusan, hal tersebut
menunjukan bahwa dari keempat tahapan dibuktikan dengan kesepakatan antara
strategi tersebut hanya ada dua yang berjalan masyarakat dengan Pemerintah Desa atas
baik, yakni pemberdayaan masyarakat dan dasar sumbangan pemikiran, dan usulan-
pemanfaatan sumber daya alam. Sementara usulan yang telah diungkapkan oleh
tahapan Perencanaan dan Sosialisasi tidak masyarakat dalam musyawara desa tersebut.
berjalan baik bahkan bisa dikatakan tidak Selanjutnya bahwa Musyawarah
dilaksanakan secara matang. perencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan menetapkan prioritas pembangunan Desa
Bahwa Dalam menyusun perencanaan dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap
Pembangunan Desa, Pemerintah Desa wajib kebutuhan masyarakat Desa dilakukan
menyelenggarakan musyawarah secara terencana dan berkelanjutan, yang
perencanaan Pembangunan Desa dengan salah satunya adalah pembangunan dan
menetapkan prioritas, program, kegiatan, pemeliharaan infrastruktur desa,
dan kebutuhan Pembangunan Desa yang pemeliharaan berarti merawat dan
dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap memelihara infrastruktur yang sudah ada
prioritas kebutuhan masyarakat Desa. atau telah dibangun, sementara itu dalam
Pemerintah Desa Tutuhu dalam menjalankan pelaksanaannya di Desa Tutuhu,
tugas dan fungsinya dalam pembangunan infrastruktur prioritas kebutuhan masyarakat
infrastruktur desa juga melakukan hal yang Desa dan berbagai usulan dari masyarakat
sesuai diatas, demikian isi pernyataan tidak menjadi perhatian serius dari
wawancara bersama Bapak Elly Karatahi pemerintah desa Tutuhu, hal tersebut dapat
selaku Kepala Desa Tutuhu. Selanjutnya dilihat dari ketidaksesuaiannya pernyataan
bahwa berdasarkan hasil observasi dan antara Pemerintah Desa Tutuhu dan
pernyataan dalam wawancara informan Masyarakat dalam wawancara serta kondisi
dengan Pemerintah Desa dan Masyarakat, infrastruktur di Desa Tutuhu yang dalam
dapat disimpulkan bahwa sebelum kondisi tidak layak pakai, adapun sebagian
pembangunan infrastruktur dilaksanakan, besarnya dalam kondisi rusak parah dan
Pemerintah Desa menyusun perencanaan tidak ada perawatan dan pemeliharaaan
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu sama sekali, serta pembangunan
berdasarkan kesepakatan dalam musyawarah infrastruktur desa yang disepakati maupun
bersama masyarakat yang disebut sebagai yang diusulkan oleh masyarakat yang
Musrembangdes dan musyawarah desa menjadi kebutuhan prioritas masyarakat
lainnya, namun demikian musyawarah hanya berakhir dalam forum musyawarah
rencana pembangunannya tidak dilakukan dan tidak direalisasikan sampai pada tahap
setiap tahunnya. Sementara itu Masyarakat pelaksanaan pembangunannya.
juga ikut terlibat ketika dilakukannya Sosialisasi
musyawarah penyusunan rencana Untuk mewujudkan Pemerintah Desa
pembangunan infrastruktur desa tutuhu yang ideal dan bersih, salah satu hal yang
tersebut, kemudian masyarakat juga terlibat harus dimiliki adalah tingkat kepercayaan

76
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

yang tinggi dari masyarakat, dimana dalam disepakati dalam musyawarah perencanaan
menjalankan tugas dan fungsinya terlebih dan seharusnya itu telah dituangkan dalam
khusus dalam melaksanakan pembangunan RPJMDes dan RKPDes yang semestinya
infrastruktur desa, Pemerintah Desa sebagai wajib disosialisasikan oleh Pemerintah Desa
pelaku pembangunan di Desa maupun dalam minimal 1 kali dalam setahun tidak
pengelolaan keuangan yang diperuntukan dilaksakan. Dimana hal itu dapat diketahui
untuk pembangunan desa mendapatkan dari pernyataan masyarakat yang tidak
kepercayaan besar tanpa ada keraguan dan mengakui adanya tahapan sosialisasi yang
kecurigaan dari masyarakat, misalnya dilakukan oleh Pemerintah Desa Tutuhu,
kecurigaan akan adanya penyalagunaan dan juga dalam pernyataan dari Kepala Desa
anggaran ataupun anggaran yang dikorupsi. itu sendiri terdapat kekeliruan dan
Selanjutnya bahwa Masyarakat Desa kerancuan pemahaman yang dilakukan oleh
berhak mendapatkan informasi mengenai Pemerintah Desa Tutuhu, dimana mereka
rencana dan pelaksanaan Pembangunan menganggap bahwa musyawarah
Desa, di lain sisi Pemerintah Desa wajib perencanaan pembangunan desa guna
menginformasikan perencanaan dan menyusun RPJMDes dan RKPDes yang
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka didalamnya membahas pembangunan
Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah infrastruktur Desa Tutuhu adalah bagian dari
Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja agenda sosialisasi itu sendiri.
Desa kepada masyarakat Desa melalui Selanjutnya, dari hasil observasi dan
layanan informasi kepada umum dan wawancara diatas juga ditemukan bahwa
melaporkannya dalam Musyawarah Desa Pemerintah Desa Tutuhu selaku pelaksana
paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. pembangunan di Desa sangatlah tidak tertib
Namun hal diatas tidak di jalankan administrasi, dimana seharusnya Pemerintah
dengan baik oleh Pemerintah Desa Tutuhu Desa wajib memasang papan informasi
sehingga terjadi kesalapahaman dan didepan umum tentang perencanaan
kekecewaan dari masyarakat terhadap sikap pelaksanaan pembangunan untuk diketahui
Pemerintah Desa terutama Kepala Desa masyarakat secara menyeluruh, meliputi
selaku pucuk pimpinan Desa Tutuhu dalam semua komponen Recana Pembangunan
menjalankan tugas dan fungsinya untuk Infrastruktur serta berisi cakupan sumber
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu. dan besaran dana yang akan diterapkan
Hal ini dapat dilihat dari beberapa sebagai bentuk transparansi kepada publik
pernyataan informan berdasarkan hasil itu sendiri tidak dilakukan. Papan informasi
wawancara dilokasi penelitian yang penulis proyek yang seharusnya ada terpasang saat
temui secara pribadi langsung. Berdasarkan pembangunan salah satu infrastruktur desa
observasi di lokasi penelitian dan hasil dikerjakan juga tidak dilakukan. Lebih lanjut
wawancara bersama informan, penulis lagi akibat dari ketidakterbukaannya
menyimpulkan bahwa sosialisasi informasi dan sosialisasi dari pemerintah
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa tutuhu dalam segala aspek
infrastruktur Desa Tutuhu yang sudah pembangunan desa terutama pembangunan

77
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

infrastruktur yang didalamnyanya termasuk Desa juga cukup andil dalam


anggarannya mengakibatkan memberdayakan sumber daya yang dimiliki
ketidakpercayaan dan kecurigaan Masyarakat itu sendiri.
masyarakat bahwa terjadi penyalagunaan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
anggaran yang dilakukan pemerintah desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa
yang kesemuanya melahirkan sebuah sebagaimana wajibnya dilakukan dengan
kondisi hubungan yang tidak harmonis memanfaatkan sumber daya alam Desa. Hal
antara masyarakat dan pemerintah desa itu disadari juga oleh Pemerintah Desa dan
dalam keseharian hidup bermasyarakat. Masyarakat Desa Tutuhu. Sebagaimana
Lebih lanjut lagi Pemerintah Desa Tutuhu keadaan Geografis Desa Tutuhu yang
terindikasi tidak memiliki Perdes resmi serta merupakan Desa pesisir pantai dengan
terindikasi tidak memegang RPJMDes dan bentang wilayah Desa mencirikan kawasan
RKPDes yang merupakan hasil musyawarah dengan konturnya berada pada dataran
perencanaan pembangunan desa yang telah rendah, perbukitan, dataran tinggi pada kaki
disahkan. gunung hutan rimba dan pantai yang dialiri
Pemberdayaan Masyarakat oleh satu sungai berukuran kurang lebih
Pembangunan Desa dilaksanakan oleh panjang 4 km dengan lebar sungai 18 meter
Pemerintah Desa melibatkan seluruh yang membentang pada hutan luas dan
Masyarakat Desa dengan semangat gotong mengalir ke daerah perbukitan perkebunan
royong. Selanjutnya bahwa keberhasilan warga dan melintasi ujung Desa menuju
pembangunan infrastruktur Desa tidak laut, yang mana sepanjang sungai itu
terlepas dari adanya partisipasi masyarakat, terkandung material-material alam yang
oleh sebab itu perlu adanya pemberdayaan dibutuhkan dalam pembangunan
dan keterlibatan masyarakat dalam infrastruktur Desa, sama halnya dengan
perencanaan dan pengambilan keputusan pantai di wilayah Desa Tutuhu yang mana
pembangunan infrastruktur Desa dibuat, sepanjang garis pantai tersebut mengandung
partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan material-material alam yang bisa gunakan
pembangunan, serta partisipasi dalam untuk pembangunan infrastruktur Desa,
pemanfataan dan pemeliharaan hasil begitu juga dengan hutan rimbah yang ada
pembangunan infrastruktur Desa. dalam wilaya Desa Tutuhu yang menyimpan
Berdasarkan hasil observasi dan hasil kekayaan alam berupa kayu kayu yang bisa
wawancara, penulis dapat meyimpulkan di olah menjadi material bangunan. Dimana
bahwa pemberdayaan ataupun partisipasi hal itu dimanfaatkan oleh masyarakat dan
Masyarakat dalam pelaksanaan Pemerintah Desa untuk kebutuhan material
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu
sangat baik, dimana hal itu dibuktikan selain dari material yang dibutuhkan yang
dengan partisipasi Masyarakat yang dimulai hanya bisa didapatkan dari toko atau tempat
dari Musyawarah perencanaan sampai pada jasa penyediahnya. Proses pengadaan
tahap pelaksanaan dan pemeliharaan material alam yang dibutuhkan tersebut
infrastruktur Desa, sementara itu Pemerintah Pemerintah Desa dan Masyarakat bekerja

78
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

sama dalam bentuk jual beli, dimana untuk membantu berhasilnya setiap program
Masyarakat bekerja untuk pengadaan pembangunan desa sesuai kemampuan
material yang dibutuhkan dalam setiap orang tanpa mengorbankan
pembangunan berjalan dan Pemerintah Desa kepentingan diri sendiri.
membayar material tersebut sesuai harga Sumber Daya Alam
yang ditentukan. Sebagai sebuah Desa pesisir dengan
Faktor Pendukung dan Penghambat luas wilayah mencakup sampai hutan
Dalam pelaksanaan pembangunan rimbah yang luas sudah tentu hal ini menjadi
infrastruktur desa tutuhu dilapangan, keuntungan tersendiri, dimana dalam hal
pemerintah desa diperhadapakan dengan pembangunan infrastruktur desa yang
beberapa faktor diantaranya faktor memerlukan sumber daya material alam,
pendukung terealisasinya pembangunan Desa Tutuhu sudah cukup terbilang mampu
infrastruktur secara ideal sesuai rencana mandiri dengan memanfaatkan kekayaan
yang telah disusun, Adapun hal-hal yang sumber daya alam yang ada di wilayahnya
menjadi faktor pendukung Pemerintah Desa sendiri.
dalam pelaksanaan pembangunan Anggaran
infrastruktur Desa Tutuhu sebagai berikut: Berdasarkan pernyataan dalam
Sumber Daya Masyarakat wawancara dan pengamatan dilapangan
Berdasarkan observasi dan wawancara dapat dipahami bahwa pada dasarnya dalam
yang ada, dapat disimpulkan bahwa Tutuhu pelaksanaan pembangunan infrastruktur
sebagai sebuah Desa dengan jumlah desa Tutuhu tidak mengalami kendala dalam
masyarakat yang cukup banyak tentu finansial. Namun begitu dibutuhkan
merupakan modal bagi Pemerintah Desa manajemen dan kesungguhan hati dalam
Tutuhu guna memanfaatkan sumberdaya pengelolaannya agar tidak terjadi hal-hal
yang ada untuk bersama-sama melakukan yang merugikan dan justru berbalik
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada menghambat lajunya pembangunan desa
pembangunan Desa termasuk didalamnya Tutuhu secara umum itu sendiri, yang mana
adalah pembangunan infrastruktur Desa bahwa kenyataan di desa Tutuhu dalam
Tutuhu itu sendiri. pembangunan infrastruktur desa sampai saat
Partisipasi Masyarakat penelitian ini dilakukan ada temuan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur yang terpaksa
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu dihentikan dan bisa dibilang terbengkalai
dapat ditelusuri melalui beberapa bentuk yang dikarenakan anggaran pembiayaannya
partisipasi yaitu partisipasi dalam tahapan yang telah habis.
perencanaan, pelaksanaan, dan Sementara itu hal-hal yang menjadi
pemeliharaan. Partisipasi masyarakat dalam faktor penghambat Pemerintah Desa dalam
pembangunan infrastruktur desa juga dapat pelaksanaan pembangunan infrastruktur
diukur melalui seberapa besar dukungan dan Desa Tutuhu adalah sebagai berikut:
sumbangsih masyarakat terhadap
pelaksanaan pembangunan serta kesediaan

79
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

Waktu Desa dalam memainkan perannya dan juga


Dalam pelaksanaan pembangunan menggerakan perangkat desa dibawahnya
infrastruktur desa tutuhu berdasarkan dalam pelaksanaan dilapangan. sementara
penuturan Kepala Desa diatas dan kondisi itu, desa Tutuhu dalam pelaksanaan
riil desa Tutuhu cukup memberikan pembangunan desa secara umum dan
gambaran bahwa pada dasarnya penggunaan pembangunan infrastruktur khususnya dapat
waktu yang ditargetkan tidaklah dilakukan dikatakan bahwa rendahnya motivasi
dengan maksimal dimana hal itu dapat membangun desa dalam kepemimpinan
dilihat dari beberapa infrastruktur yang kepala desa Bapak Elly Karatahi, dimana hal
dibangun tidak dapat terselesaikan itu bisa dilihat dari pernyataan masyarakat
sementara waktu target pembangunannya yang merasa kecewa dengan kondisi
telah habis. Hal ini mengilustrasikan bahwa pembangunan desa secara umum dibawah
pemerintah desa dalam pelaksanaan kepemimpinan beliau yang didukung oleh
pembangunan infrastruktur tidak dibarengi kenyataan kondisi Desa Tutuhu yang bisa
dengan manajemen waktu yang matang. dibilang sangat tertinggal dari desa-desa
Cuaca tentangganya secara pembangunan pada
Berdasarkan keterangan beberapa umumnya.
informan dalam wawancara dan didukung SDM Aparatur Desa
oleh kenyataan bahwa letak geografis desa Secara umum kualitas SDM dari
Tutuhu yang memiliki musim penghujan perangkat desa Tutuhu bisa dibilang sangat
dan juga musim pancaroba, sudah barang tidak memadai, dimana hal itu dapat dilihat
tentu bahwa cura hujan yang tidak pasti dari kinerjanya dalam menjalankan tugas
ketika musimnya akan menjadi penghambat dan fungsinya sebagai perangkat pemerintah
pekerjaan pembangunan infrastruktur yang desa yang masing-masing dari mereka
sementara berjalan atau dikerjakan. Hal ini bahkan ada yang tidak tahu apa yang
memaksa pemerintah desa dan masyarakat menjadi tugas dan fungsinya dalam susunan
yang melakukan pekerjaan infrastruktur itu perangkat desa Tutuhu tersebut. Lebih lanjut
sebisah mungkin memanfaatkan waktu yang lagi minimnya kualitas SDM aparatur Desa
ada dengan pertimbangan bahwa memberi Tutuhu dapat dilihat dari
waktu kerja yang lebih estra ketika lagi tidak ketidakmampuannya sebagian perangkat
turun hujan. desa dalam mengoperasikan teknologi
Kepemimpinan Kepala Desa seperti laptop, komputer dan alat teknologi
Selanjutnya bahwa motivasi lainnya yang dibutuhkan dalam menjalankan
membangun desa sangat diperlukan dalam tugas mereka sebagai aparatur pemerintah
kepemimpinan seorang pemimpin di desa desa Tutuhu. Sementara itu minimnya
dalam hal ini Kepala Desa, dimana salah kualitas SDM secara kelembagaan
satu tolak ukur tingkat keberhasilan Pemerintah Desa juga dapat dilihat dari
pembangunan desa termasuk pembangunan minimnya pengetahuan tentang pentingnya
infrastruktur desa dapat terealisasi secara administrasi pemerintahan desa maupun
ideal adalah bagaimana kelihaiannya Kepala admintrasi tentang Desa Tutuhu itu sendiri.

80
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

Dari aspek sumber daya manusia berdasarkan kondisi riil Masyarakat.


aparatur desa Tutuhu belum memadai Pernyataan ini didasarkan pada temuan hasil
sehingga menjadi hambatan dalam penelitian yang menujukkan bahwa sebagian
menjalankan roda pemerintahan yang ideal pembangunan infrastruktur yang
terutama dalam program pelaksanaan dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Tutuhu
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu itu tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sendiri. Dari kesemuanya itu yang paling dan ada kecenderungan tidak
perlu didesak adalah Kepala Desa itu sendiri memperhatikan kebutuhan mendasar dari
karena beliaulah yang mengangkat dari infrastruktur prioritas masyarakat serta
kesemua perangkat desa yang ada, terkecuali usulan pembangunan infrastruktur dari
Sekretaris Desa. masyarakat yang tidak direalisasikan tanpa
Sosialisasi penjelasan, serta banyaknya infrastruktur
Salah satu faktor penghambat adalah rusak dan tidak bisa digunakan yang tidak
minimnya sosialisasi yang dilakukan ada proses pemeliharaan ataupun perbaikan
Pemerintah Desa kepada Masyarakat, yang dilakukan. Pemerintah Desa Tutuhu
bahkan bisa dibilang tidak adanya sosialisasi juga gagal dalam administrasi desa, hal itu
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan didasarkan pada temuan penelitian dengan
infrastruktur desa yang dilakukan oleh wawancara bersama informan bahwa
Pemerintah Desa Tutuhu. Selanjutnya Pemerintah Desa terindikasi tidak memiliki
bahwa minimnya sosialisasi perencanaan Perdes resmi dan tidak memegang
dan pelaksanaan pembangunan desa yang RPJMDes maupun RKPDes yang disusun
dilakukan oleh Pemerintah Desa terdeteksi berdasarkan kesepakatan dalam musyawarah
sampai pada tidak adanya keterbukaan bersama masyarakat. Sosialisasi dan
informasi mengenai anggarang keterbukaan informasi untuk publik
pembangunan di Desa Tutuhu, yang mana merupakan hal yang sangat minim
seharusnya Pemerintah Desa wajib pelaksanaannya, hal itu dikarenakan tingkat
menginformasikan perencanaan dan pendidikan aparatur desa yang rendah
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka sehingga berakibat pada rendahnya
Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah pengetahuan dan kesadaran mengenai
Desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja penting dan wajibya sosialisasi dan
Desa kepada masyarakat Desa melalui keterbukaan informasi yang mesti dilakukan
layanan informasi kepada umum dan serta masyarakat desa berhak mendapatkan
melaporkannya dalam Musyawarah Desa dan mengetahui informasi mengenai rencana
paling sedikit 1 tahun sekali itu tidak dan pelaksanaan pembangunan desa, dimana
dilakukan. hal itu berdasarkan amanat dari Undang-
KESIMPULAN Undang dan Peraturan Pemerintah yang
Strategi pemerintah desa dalam berlaku. Partisipasi masyarakat dan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur pemanfaatan sumberdaya alam desa dalam
Desa Tutuhu yang dilakukan belum pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu
sepenuhnya disusun perencanaan sebagaimana berdasarkan data yang

81
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

diperoleh bahwa kedua hal tersebut sangat yang memadai dalam pembangunan.
baik dilakukan, hal tersebut berdampak Sementara itu target waktu yang singkat,
positif pada pembangunan Desa Tutuhu cuaca yang tidak menentu, responsif serta
secara keseluruhan. Faktor pendukung jiwa membangun dari kepemimpinan kepala
Pemerintah Desa dalam pelaksanaan desa yang lambat dalam pembangunan desa,
pembangunan infrastruktur desa Tutuhu SDM Aparatur Desa yang rendah, serta
diantaranya adalah Sumber Daya tingkat pelaksanaan sosialisasi yang minim
Masyarakat yang terbilang banyak adalah hal yang paling berdampak pada
jumlahnya, partisipasi Masyarakat yang terhambatnya pelaksanaan pembangunan
baik, dan sumber daya alam serta anggaran infrastruktur Desa Tutuhu.

DAFTAR PUSTAKA
Achamd Amins. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Laks Bang PREES
Indo.

Adisasmita Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ansar. 2016. Kinerja Pegawai Dinas Pariwisata Dalam Mengembangkan Obyek Wisata Bahari
Pantai Bira Kabupaten Bulukumba. Arsip Skripsi, Universitas Indonesia Timur,
Makassar.

B.N.Marbun. 2003. Proses Pembangunan Desa Menyongsong Tahun 2000. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Faujun Ahmad Milad. 2015. Laporan Studi Pustaka (KPM 403). Institut Pertanian Bogor.

Grabiel Amin Silalahi. 2013. Metodologi Penelitian Study Kasus Desain Dan Metode. Sidoarjo:
Citramedia.

Hanif Nurcholis. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Iwan Nugroho dan Rokhmin Danuri. 2004. Pembangunan Wilayah (Perspektif Ekonomi, Sosial,
Budaya). Jakarta: LP3ES

Jatmiko, R. D. 2004. Manajemen Strategi. Malang: UMM Press.

Megawati. 2017. Strategi Pemerintah Dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Di


Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Selatan. Arsip Skripsi
Universitas Indonesia Timur, Makassar.

Rangkuti Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Ke-14, Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama

82
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022

Salusu J. 2006. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi
Nonprofit. Cetakan Ke-9. Jakarta: PT. Grasindo

Soetomo. 2013. Strategi Strategi Pembangunan Masyarakat. Cetakan Ke IV, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Sugiyanto, 2016. Metodeologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Pustaka Setia.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan Ke-21, Bandung:
Alfabeta CV

Tripomo, T. Udan, 2005. Manajemen Strategi. Bandung: Rekasa Sains

Widjaja. 2004. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh. PT. Raja
GrapindoPersada. Jakarta.

Sumber Sumber Lain:


Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang


Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Candra Yan Wirawan, 2015. Strategi Pemerintah Daerah Dalam Upaya Meningkatkan
Pembangunan Infrastruktur Desa Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang
Nomor 21 Tahun 2009 (Studi Di Kabupaten Jombang). (Jurnal Artikel Ilmiah
Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Universitas Brawijaya Fakultas
Hukum Malang)

https://materibelajar.co.id/pengertian-infrastruktur/

https://media.neliti.com/media/publications/72438-ID-peran-kepala-desa-dalam-pengelolaan-
dana.pdf

83

Anda mungkin juga menyukai