91-Article Text-146-1-10-20230716
91-Article Text-146-1-10-20230716
Rusdin Nawi
Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan, Universitas Pancasakti
e-mail: rusdinnawi59@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan faktor apakah yang menjadi pendukung
dan penghambat Pemerintah Pemerintah Desa dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
Desa Tutuhu Kecamatan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif,
dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan
data sekunder yang diperoleh dari dokumen, buku, undang-undang, dan literatur lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa Pemerintah Desa Tutuhu dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur melalui empat langkah strategi yaitu; perencanaan, sosialisasi,
pemberdayaan masyarakat, dan pemanfaatan sumberdaya alam desa. Namun demikian dalam
pelaksanaannya belum optimal, hal ini dilihat dari keempat langkah strategi yang dilakukan
terdapat dua tahapan saja yang berjalan optimal yaitu pemberdayaan masyarakat dan
pemanfaatan sumberdaya alam desa. Sedangkan penyusunan perencanaan pembangunan tidak
optimal terencana dan tidak tepat sasaran dalam pelaksanaan pembangunannya, usulan-usulan
pembangunan prioritas dari masyarakat tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah desa
serta banyaknya infrastruktur rusak yang tidak ada usaha pemeliharaannya serta infrastruktur
administrasi berupa peraturan desa, dan sebagainya yang tidak dimiliki oleh Pemerintah Desa
Tutuhu. Sosialisasi dan keterbukaan informasi tidak dilaksanakan akibat dari minimnya
pengetahuan serta rendahnya tingkat pendidikan Pemerintah Desa sehingga kesadaran tentang
penting dan wajibnya sosialisasi dalam bentuk musyawarah maupun informasi umum berupa
spanduk atau papan informasi itu tidak dilakukan oleh Pemerintah Desa Tutuhu. Selanjutnya
Sumberdaya masyarakat, partisipasi masyarakat, sumber daya alam desa, dan anggaran adalah
faktor-faktor yang menjadi pendukung pemerintah desa dalam pembangunan infrastruktur desa
tutuhu, sedangkan hambatan yang dihadapi oleh pemerintah desa adalah waktu, cuaca,
kepemimpinan kepala desa serta kemampuan aparatur desa.
Kata Kunci: Strategi, Pemerintah Desa, Pembangunan Infrastruktur, Desa Tutuhu.
69
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
ABSTRACT
This study aims to determine what strategies and factors are supporting and inhibiting the
Village Government in implementing infrastructure development in Tutuhu Village, Morotai
Selatan Barat District, Pulau Morotai Regency. The research method used is field research with
a qualitative descriptive analysis approach, using primary data obtained from observations,
interviews, documentation, and secondary data obtained from documents, books, laws, and other
literature. Based on the research results, it was obtained data that the Tutuhu Village
Government in implementing infrastructure development through four strategic steps, namely;
planning, outreach, community empowerment, and utilization of village natural resources.
However, the implementation has not been optimal, this can be seen from the four strategic steps
carried out, there are only two stages that are running optimally, namely community
empowerment and utilization of village natural resources. While the preparation of development
planning is not optimally planned and not on target in the implementation of development,
priority development proposals from the community do not receive serious attention from the
village government and there are many damaged infrastructures that have no maintenance
efforts as well as administrative infrastructure in the form of village regulations, and so on that
are not owned by the Tutuhu Village Government. Information dissemination and disclosure was
not carried out as a result of the lack of knowledge and the low level of education of the Village
Government so that awareness of the importance and necessity of socialization in the form of
deliberations and general information in the form of banners or information boards was not
carried out by the Tutuhu Village Government. Furthermore, community resources, community
participation, village natural resources, and the budget are factors that support the village
government in the development of tutuhu village infrastructure, while the obstacles faced by the
village government are time, weather, village head leadership and the ability of village officials.
70
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
pinggiran dengan memperkuat daerah dan profesional, efektif dan efisien, bersih, serta
Desa dalam kerangka Negara Kesatuan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Republik Indonesia. Konsep pembangunan Infrastruktur desa merupakan
tersebut merupakan implikasi dari Undang- prasarana publik paling primer dalam
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, mendukung kegiatan ekonomi suatu desa,
yang menyatakan bahwa Desa adalah dan ketersediaan infrastruktur dapat
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki meningkatkan efisiensi dan efektivitas
batas wilayah yang berwenang untuk kegiatan ekonomi dan produktifitas dalam
mengatur dan mengurus urusan kegiatan sosial. Pembangunan infrastruktur
pemerintahan, kepentingan masyarakat adalah merupakan sesuatu yang seharusnya
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, menjadi kewajiban Pemerintah Desa.
hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang Pembangunan infrastruktur di desa tersebut
diakui dan dihormati dalam sistem harus ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
pemerintah Negara Kesatuan Republik Sehingga memungkinkan tumbuhnya
Indonesia. partisipasi masyarakat dalam proses
Penyelenggaraan pembangunan desa pelaksanaanya. Disisi lain infrastruktur yang
merupakan manifestasi sistem demokrasi dibangun juga dapat menumbuhkan rasa
ditingkat desa, maka proses pelaksanaannya kepemilikan dan tanggung jawab dalam
berdasarkan prinsip “dari, oleh, dan untuk pengelolaan dan pemeliharaan setelah pasca
rakyat”. Hal ini terlihat pada proses proyek tersebut selesai, dan dalam
pemilihan kepala desa, proses pengangkatan membangun infrastruktur desa harus tepat
perangkat desa, pembentukan Lembaga sasaran, sehingga sumber daya yang ada di
Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Oleh desa yang terbatas dapat di manfaatkan
karena itu dengan tersedianya wahana secara efektif dan efisien.
representatif tersebut, diharapkan Pemerintah Desa diyakini lebih
masyarakat desa mampu menyalurkan mengetahui prioritas kebutuhan masyarakat
aspirasinya ke arah yang lebih tinggi secara desa dibandingkan Pemerintah Kabupaten
terakomodir sepenuhnya, yang selanjutnya yang memiliki ruang lingkup permasalahan
tetap dikembangkan dan ditegakkan. Secara lebih luas. Untuk itu pembangunan
garis besar, tujuan pembangunan desa infrastruktur desa harus dilaksanakan sesuai
adalah peningkatan kesejahteraan atau dengan masalah yang dihadapi, potensi yang
peningkatan taraf hidup masyarakat. dimiliki, aspirasi masyarakat dan prioritas
Pemerintah Desa diwajibkan memanfaatkan pembangunan desa yang telah ditetapkan.
sumber daya alam, menetapkan kebijakan Seluruh hal diatas berlaku untuk setiap Desa
melalui program, kegiatan, dan prioritas ataupun Pemerintah Desa secara
kebutuhan masyarakat, guna mencapai keseluruhan di Indonesia, tanpa terkecuali
kemajuan desa yang baik dan kemakmuran Desa Tutuhu itu sendiri. Dimana dalam
masyarakat desa serta melaksankan tata proses pembangunan desa maupun
pemerintahan yang akuntabel, transparan, pembangunan infrastruktur desa harus sesuai
aturan dan undang undang yang berlaku
71
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
72
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
73
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
Partisipasi itu diartikan tidak saja sebagai memanfaatkan kearifan lokal dan sumber
keikutsertaan dalam pembangunan yang daya alam Desa.
direncanakan dan dilaksanakan oleh Konsep Infrastruktur
Pemerintah atau keterlibatan dalam Sampai sekarang belum ada defenisi
menyukseskan program pembangunan yang yang pasti mengenai infrastruktur, tetapi ada
masuk ke desanya, akan tetapi lebih dari beberapa kesepakatan yang luas mengenai
sekedar itu. Dalam partisipasi yang intrastruktur tersebut. Menurut Kamus Besar
terpenting adalah bagaimana pembangunan Bahasa Indonesia infrastruktur diartikan
desa itu berjalan atas inisiatif dan prakarsa sebagai prasarana umum. Prasarana secara
dari warga setempat sehingga dalam umum diketahui sebagai fasilitas publik
pelaksanaannya dapat menggunakan seperti rumah sakit, gedung, jalan, jembatan,
kekuatan sumber daya dan pengetahuan sanitasi, telepon, dll.
yang mereka miliki. Disisi lain, segala Infrastruktur merupakan istilah yang
potensi lokal betapapun kecilnya tidak dapat sering digunakan untuk menggambarkan
diabaikan, karena ia akan menjadi sumber dari beberapa jenis fasilitas yang dibuat
dari sebuah pembangunan. secara khusus untuk mendukung kegiatan-
Rencana-rencana pembangunan yang kegiatan masyarakat dalam kehidupan
telah disusun dan ditetapkan bersama dalam sehari-hari. Infrastruktur memiliki peran
forum musyawarah (musrenbangdes) yang sangat luas dan mencakup berbagai
hendaknya dapat dilakukan secara baik. Para konteks dalam pembangunan, baik dalam
pelaku pembangunan di desa harus konteks fisik lingkungan, ekonomi, sosial,
menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan budaya, politik, dan konteks lainnya.
pembangunan desa. menurut Adisasmita Dalam Worl Bank Report infrastruktur
(2006:19) prinsip-prinsip pengelolaan dibagi kedalam tiga golongan yaitu:
pembangunan desa tersebut yaitu: 1) Infrastruktur ekonomi, merupakan aset
1) Transparasi (keterbukaan) fisik yang menyediakan jasa dan di
2) Partisipatif gunakan dalam produksi dan konsumsi
final meliputi Public Utilities
3) Dapat dinikmati masyarakat
(telekomunikasi, air minum, sanitasi
4) Dapat dipertanggungjawabkan dan gas), Public Works (bendungan,
(akuntabilitas) saluran irigasi dan drainase) serta
Sector Transportasi (jalan, kereta api,
5) Berkelanjutan (sustainable).
angkutan pelabuhan dan lapangan
Pasal 81 Undang-Undang No 6 Tahun terbang).
2014 Tentang Desa dengan jelas 2) Infrastruktur Sosial, merupakan aset
mengamatkan bahwa Pembangunan Desa yang mendukung kesehatan dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa sesuai keahlian masyarakat meliputi
dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa pendidikan (sekolah, dan
dengan melibatkan seluruh Masyarakat Desa perpustakaan), kesehatan (rumah sakit,
dengan semangat gotong royong dan dengan
74
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
pusat kesehatan) serta untuk rekreasi kemudian memilih strategi yang cocok
(taman, museum, dll). untuk diterapkan (strategic formulation)
3) Infrastruktur Administrasi/Institusi, sebagaimana bahwa suatu strategi
meliputi penegakan hukum, kontrol merupakan sejumlah tindakan yang
administrasi dan koordinasi serta terintegrasi dan terkoordinasi.
kebudayaan. Berdasarkan penelitian di lapangan
dengan hasil wawancara bersama Kepala
METODE PENELITIAN Desa Tutuhu yakni Bapak Elly Karatahi
Jenis Penelitian ini merupakan ditemukan bahwa dalam pelaksanaan
penelitian lapangan dengan pendekatan pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu
dasar analisis deskriptif kualitatif. Desain yang ada sudah cukup baik, dimana
yang digunakan dalam penelitian ini pemerintah desa menyusun sebuah konsep
merupakan deskriptif kualitatif. Untuk strategis yang berdasarkan Undang-Undang
mendapatkan data dan informasi, dilakukan guna mencapai pembangunan infrastruktur
wawancara mendalam. Informan dipilih desa yang ideal sesuai prioritas kebutuhan
berdasarkan teknik Purposive Sampling. masyarakat berdasarkan visi misi, dengan
Penulis menggunakan sampel informan tahapan sebagai berikut:
dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 1) Perencanaan
(tujuh) orang yang terdiri dari Kepala Desa, 2) Sosialisasi
Sekretaris Desa, Ketua BPD, Tokoh 3) Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat (3 orang), dan Tokoh Agama (1 4) Pemanfaatan Sumberdaya Alam Desa
orang). Jenis dan sumber data yang penulis Selanjutnya hasil penelitian ini juga
gunakan dalam penelitian lapangan ini mengungkapan bahwa faktor pedukung
adalah data primer dan data sekunder. Untuk Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan
proses pengumpulan data dalam penelitian Pembangunan Infrastruktur Desa Tutuhu
ini melalui observasi, wawancara, dan telaah meliputi: Sumber Daya Masyarakat,
dokumentasi. Teknik analisis data yang Partisipasi Masyarakat, Sumber Daya Alam,
digunakan adalah analisis deskriptif Anggaran. Sementara itu faktor pedukung
kualitatif melalui langkah-langkah
Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan
pengumpulan data, reduksi data, menyajikan Pembangunan Infrastruktur Desa Tutuhu
data, dan penarikan kesimpulan. meliputi: Waktu, Cuaca, Kepemimpinan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kepala Desa, SDM Aparatur Desa,
Tahapan perumusan strategi adalah Sosialisasi.
proses memilih pola tindakan utama Strategi Pemerintah Desa Tutuhu
(strategi) untuk mewujudkan visi misi. dalam pelaksanaan pembangunan
Tanpa strategi yang tepat akan berakibat infrastruktur Desa yang meliputi
pada kegagalan dalam mewujudkannya. perencanaan, sosialisasi, pemberdayaan
Pilihan strategi akhirnya harus saling sesuai masyarakat, dan pemanfaatan sumber daya
dengan kekuatan dan kelemahan dalam alam. Dalam pelaksanaannya tidak berjalan
lingkungan yang dimiliki, sumber daya baik sepenuhnya, dimana hal itu dapat
internal dan tujuan yang ingin dicapai.
75
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
dilihat dari hasil penelitian yang dalam pengambilan keputusan, hal tersebut
menunjukan bahwa dari keempat tahapan dibuktikan dengan kesepakatan antara
strategi tersebut hanya ada dua yang berjalan masyarakat dengan Pemerintah Desa atas
baik, yakni pemberdayaan masyarakat dan dasar sumbangan pemikiran, dan usulan-
pemanfaatan sumber daya alam. Sementara usulan yang telah diungkapkan oleh
tahapan Perencanaan dan Sosialisasi tidak masyarakat dalam musyawara desa tersebut.
berjalan baik bahkan bisa dikatakan tidak Selanjutnya bahwa Musyawarah
dilaksanakan secara matang. perencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan menetapkan prioritas pembangunan Desa
Bahwa Dalam menyusun perencanaan dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap
Pembangunan Desa, Pemerintah Desa wajib kebutuhan masyarakat Desa dilakukan
menyelenggarakan musyawarah secara terencana dan berkelanjutan, yang
perencanaan Pembangunan Desa dengan salah satunya adalah pembangunan dan
menetapkan prioritas, program, kegiatan, pemeliharaan infrastruktur desa,
dan kebutuhan Pembangunan Desa yang pemeliharaan berarti merawat dan
dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap memelihara infrastruktur yang sudah ada
prioritas kebutuhan masyarakat Desa. atau telah dibangun, sementara itu dalam
Pemerintah Desa Tutuhu dalam menjalankan pelaksanaannya di Desa Tutuhu,
tugas dan fungsinya dalam pembangunan infrastruktur prioritas kebutuhan masyarakat
infrastruktur desa juga melakukan hal yang Desa dan berbagai usulan dari masyarakat
sesuai diatas, demikian isi pernyataan tidak menjadi perhatian serius dari
wawancara bersama Bapak Elly Karatahi pemerintah desa Tutuhu, hal tersebut dapat
selaku Kepala Desa Tutuhu. Selanjutnya dilihat dari ketidaksesuaiannya pernyataan
bahwa berdasarkan hasil observasi dan antara Pemerintah Desa Tutuhu dan
pernyataan dalam wawancara informan Masyarakat dalam wawancara serta kondisi
dengan Pemerintah Desa dan Masyarakat, infrastruktur di Desa Tutuhu yang dalam
dapat disimpulkan bahwa sebelum kondisi tidak layak pakai, adapun sebagian
pembangunan infrastruktur dilaksanakan, besarnya dalam kondisi rusak parah dan
Pemerintah Desa menyusun perencanaan tidak ada perawatan dan pemeliharaaan
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu sama sekali, serta pembangunan
berdasarkan kesepakatan dalam musyawarah infrastruktur desa yang disepakati maupun
bersama masyarakat yang disebut sebagai yang diusulkan oleh masyarakat yang
Musrembangdes dan musyawarah desa menjadi kebutuhan prioritas masyarakat
lainnya, namun demikian musyawarah hanya berakhir dalam forum musyawarah
rencana pembangunannya tidak dilakukan dan tidak direalisasikan sampai pada tahap
setiap tahunnya. Sementara itu Masyarakat pelaksanaan pembangunannya.
juga ikut terlibat ketika dilakukannya Sosialisasi
musyawarah penyusunan rencana Untuk mewujudkan Pemerintah Desa
pembangunan infrastruktur desa tutuhu yang ideal dan bersih, salah satu hal yang
tersebut, kemudian masyarakat juga terlibat harus dimiliki adalah tingkat kepercayaan
76
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
yang tinggi dari masyarakat, dimana dalam disepakati dalam musyawarah perencanaan
menjalankan tugas dan fungsinya terlebih dan seharusnya itu telah dituangkan dalam
khusus dalam melaksanakan pembangunan RPJMDes dan RKPDes yang semestinya
infrastruktur desa, Pemerintah Desa sebagai wajib disosialisasikan oleh Pemerintah Desa
pelaku pembangunan di Desa maupun dalam minimal 1 kali dalam setahun tidak
pengelolaan keuangan yang diperuntukan dilaksakan. Dimana hal itu dapat diketahui
untuk pembangunan desa mendapatkan dari pernyataan masyarakat yang tidak
kepercayaan besar tanpa ada keraguan dan mengakui adanya tahapan sosialisasi yang
kecurigaan dari masyarakat, misalnya dilakukan oleh Pemerintah Desa Tutuhu,
kecurigaan akan adanya penyalagunaan dan juga dalam pernyataan dari Kepala Desa
anggaran ataupun anggaran yang dikorupsi. itu sendiri terdapat kekeliruan dan
Selanjutnya bahwa Masyarakat Desa kerancuan pemahaman yang dilakukan oleh
berhak mendapatkan informasi mengenai Pemerintah Desa Tutuhu, dimana mereka
rencana dan pelaksanaan Pembangunan menganggap bahwa musyawarah
Desa, di lain sisi Pemerintah Desa wajib perencanaan pembangunan desa guna
menginformasikan perencanaan dan menyusun RPJMDes dan RKPDes yang
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka didalamnya membahas pembangunan
Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah infrastruktur Desa Tutuhu adalah bagian dari
Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja agenda sosialisasi itu sendiri.
Desa kepada masyarakat Desa melalui Selanjutnya, dari hasil observasi dan
layanan informasi kepada umum dan wawancara diatas juga ditemukan bahwa
melaporkannya dalam Musyawarah Desa Pemerintah Desa Tutuhu selaku pelaksana
paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. pembangunan di Desa sangatlah tidak tertib
Namun hal diatas tidak di jalankan administrasi, dimana seharusnya Pemerintah
dengan baik oleh Pemerintah Desa Tutuhu Desa wajib memasang papan informasi
sehingga terjadi kesalapahaman dan didepan umum tentang perencanaan
kekecewaan dari masyarakat terhadap sikap pelaksanaan pembangunan untuk diketahui
Pemerintah Desa terutama Kepala Desa masyarakat secara menyeluruh, meliputi
selaku pucuk pimpinan Desa Tutuhu dalam semua komponen Recana Pembangunan
menjalankan tugas dan fungsinya untuk Infrastruktur serta berisi cakupan sumber
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu. dan besaran dana yang akan diterapkan
Hal ini dapat dilihat dari beberapa sebagai bentuk transparansi kepada publik
pernyataan informan berdasarkan hasil itu sendiri tidak dilakukan. Papan informasi
wawancara dilokasi penelitian yang penulis proyek yang seharusnya ada terpasang saat
temui secara pribadi langsung. Berdasarkan pembangunan salah satu infrastruktur desa
observasi di lokasi penelitian dan hasil dikerjakan juga tidak dilakukan. Lebih lanjut
wawancara bersama informan, penulis lagi akibat dari ketidakterbukaannya
menyimpulkan bahwa sosialisasi informasi dan sosialisasi dari pemerintah
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa tutuhu dalam segala aspek
infrastruktur Desa Tutuhu yang sudah pembangunan desa terutama pembangunan
77
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
78
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
sama dalam bentuk jual beli, dimana untuk membantu berhasilnya setiap program
Masyarakat bekerja untuk pengadaan pembangunan desa sesuai kemampuan
material yang dibutuhkan dalam setiap orang tanpa mengorbankan
pembangunan berjalan dan Pemerintah Desa kepentingan diri sendiri.
membayar material tersebut sesuai harga Sumber Daya Alam
yang ditentukan. Sebagai sebuah Desa pesisir dengan
Faktor Pendukung dan Penghambat luas wilayah mencakup sampai hutan
Dalam pelaksanaan pembangunan rimbah yang luas sudah tentu hal ini menjadi
infrastruktur desa tutuhu dilapangan, keuntungan tersendiri, dimana dalam hal
pemerintah desa diperhadapakan dengan pembangunan infrastruktur desa yang
beberapa faktor diantaranya faktor memerlukan sumber daya material alam,
pendukung terealisasinya pembangunan Desa Tutuhu sudah cukup terbilang mampu
infrastruktur secara ideal sesuai rencana mandiri dengan memanfaatkan kekayaan
yang telah disusun, Adapun hal-hal yang sumber daya alam yang ada di wilayahnya
menjadi faktor pendukung Pemerintah Desa sendiri.
dalam pelaksanaan pembangunan Anggaran
infrastruktur Desa Tutuhu sebagai berikut: Berdasarkan pernyataan dalam
Sumber Daya Masyarakat wawancara dan pengamatan dilapangan
Berdasarkan observasi dan wawancara dapat dipahami bahwa pada dasarnya dalam
yang ada, dapat disimpulkan bahwa Tutuhu pelaksanaan pembangunan infrastruktur
sebagai sebuah Desa dengan jumlah desa Tutuhu tidak mengalami kendala dalam
masyarakat yang cukup banyak tentu finansial. Namun begitu dibutuhkan
merupakan modal bagi Pemerintah Desa manajemen dan kesungguhan hati dalam
Tutuhu guna memanfaatkan sumberdaya pengelolaannya agar tidak terjadi hal-hal
yang ada untuk bersama-sama melakukan yang merugikan dan justru berbalik
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada menghambat lajunya pembangunan desa
pembangunan Desa termasuk didalamnya Tutuhu secara umum itu sendiri, yang mana
adalah pembangunan infrastruktur Desa bahwa kenyataan di desa Tutuhu dalam
Tutuhu itu sendiri. pembangunan infrastruktur desa sampai saat
Partisipasi Masyarakat penelitian ini dilakukan ada temuan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur yang terpaksa
pembangunan infrastruktur Desa Tutuhu dihentikan dan bisa dibilang terbengkalai
dapat ditelusuri melalui beberapa bentuk yang dikarenakan anggaran pembiayaannya
partisipasi yaitu partisipasi dalam tahapan yang telah habis.
perencanaan, pelaksanaan, dan Sementara itu hal-hal yang menjadi
pemeliharaan. Partisipasi masyarakat dalam faktor penghambat Pemerintah Desa dalam
pembangunan infrastruktur desa juga dapat pelaksanaan pembangunan infrastruktur
diukur melalui seberapa besar dukungan dan Desa Tutuhu adalah sebagai berikut:
sumbangsih masyarakat terhadap
pelaksanaan pembangunan serta kesediaan
79
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
80
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
81
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
diperoleh bahwa kedua hal tersebut sangat yang memadai dalam pembangunan.
baik dilakukan, hal tersebut berdampak Sementara itu target waktu yang singkat,
positif pada pembangunan Desa Tutuhu cuaca yang tidak menentu, responsif serta
secara keseluruhan. Faktor pendukung jiwa membangun dari kepemimpinan kepala
Pemerintah Desa dalam pelaksanaan desa yang lambat dalam pembangunan desa,
pembangunan infrastruktur desa Tutuhu SDM Aparatur Desa yang rendah, serta
diantaranya adalah Sumber Daya tingkat pelaksanaan sosialisasi yang minim
Masyarakat yang terbilang banyak adalah hal yang paling berdampak pada
jumlahnya, partisipasi Masyarakat yang terhambatnya pelaksanaan pembangunan
baik, dan sumber daya alam serta anggaran infrastruktur Desa Tutuhu.
DAFTAR PUSTAKA
Achamd Amins. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Laks Bang PREES
Indo.
Adisasmita Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ansar. 2016. Kinerja Pegawai Dinas Pariwisata Dalam Mengembangkan Obyek Wisata Bahari
Pantai Bira Kabupaten Bulukumba. Arsip Skripsi, Universitas Indonesia Timur,
Makassar.
B.N.Marbun. 2003. Proses Pembangunan Desa Menyongsong Tahun 2000. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Faujun Ahmad Milad. 2015. Laporan Studi Pustaka (KPM 403). Institut Pertanian Bogor.
Grabiel Amin Silalahi. 2013. Metodologi Penelitian Study Kasus Desain Dan Metode. Sidoarjo:
Citramedia.
Iwan Nugroho dan Rokhmin Danuri. 2004. Pembangunan Wilayah (Perspektif Ekonomi, Sosial,
Budaya). Jakarta: LP3ES
Rangkuti Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Ke-14, Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama
82
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2022
Salusu J. 2006. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi
Nonprofit. Cetakan Ke-9. Jakarta: PT. Grasindo
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan Ke-21, Bandung:
Alfabeta CV
Widjaja. 2004. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh. PT. Raja
GrapindoPersada. Jakarta.
Candra Yan Wirawan, 2015. Strategi Pemerintah Daerah Dalam Upaya Meningkatkan
Pembangunan Infrastruktur Desa Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang
Nomor 21 Tahun 2009 (Studi Di Kabupaten Jombang). (Jurnal Artikel Ilmiah
Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Universitas Brawijaya Fakultas
Hukum Malang)
https://materibelajar.co.id/pengertian-infrastruktur/
https://media.neliti.com/media/publications/72438-ID-peran-kepala-desa-dalam-pengelolaan-
dana.pdf
83