4545-11064-2-PB
4545-11064-2-PB
Abstrak - Semakin tinggi tingkat industri dan Kata Kunci : Chiller, Building Automation
perusahaan semakin besar pula tingkat kebutuhan System, Direct Digital Control
tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Terutama energi listrik pada mesin I. PENDAHULUAN
pendingin seperti Chiller,sehingga upaya Penerapan penggunaan Building Automation
penghematan energi listrik yang dapat berpengaruh System untuk pengoperasian dan monitoring
ke biaya listrik yang digunakan. Pada dasarnya Chiller. Dengan menggunakan Building
pengoperasian Chiller di Bandara Syamsudin Noor Automation System (BAS) akan memudahkan
masih dilakukan dengan cara manual yang harus operator dalam melakukan kontrol terhadap kinerja
ada operator ke lokasi untuk menyalakan dan Chiller yang harus dimonitoring setiap saat, dan
mematikan sesuai jam yang ditentukan, dengan apabila terjadi gangguan maka operator akan
banyaknya peralatan yang di harus dioperasikan langsung mengetahui apa jenis permasalahan yang
dan keterbatasan SDM. untuk mengatasi masalah terjadi pada Chiller tersebut. (Wahyono,&
di lapangan sehingga menerapkan Building Teguh.2017). Adapun fungsi Chiller adalah
Automation System untuk pengoperasian Chiller. sebagai peralatan utama mesin pendingin di
bertujuan Mengetahui pengaruh penggunaan Bandara Syamsudin Noor. dengan jumlah chiller 6
Bulding Automation System terhadap konsumsi unit masing-masing mempunyai kapasitas 409 TR
energi listrik dan biaya operasional yang (Tons of Refrigeration) untuk mendinginkan
digunakan pengoprasian Chiller yang mempunyai gedung terminal seluas 7700m2. dengan cara
beberapa cara pengoperasian yaitu secara mengolah air yang diproses oleh Chiller, setelah air
manual,Schedule link dan Sequencing. Metode sudah menjadi dingin akan dipompa melalui
yang digunakan adalah dimulai dari pengumpulan instalasi pipa yang terhubung dengan pompa yang
data peralatan, pengukuran peralatan yang dapat akan dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) dan
diaplikasikan dengan BAS, membuat Wiring FCU (Fan Coil Unit) sehingga air diolah menjadi
Diagram pada BAS, melakukan simulasi udara dingin, untuk mendinginkan ruangan
pengoperasian dengan program Schedule link. terminal bandara yang dialirkan melalui instalasi
Salah satu upaya dapat menghemat energi listrik ducting yang sudah terhubung dengan diffuser.
dan biaya operasional, penerapan Building Permasalahan yang sekarang terdapat di
Automation System untuk mengoperasikan Chiller lapangan banyaknya peralatan yang harus
dan monitoring terdapat penurunan pengunaan dioperasikan pada saat terminal bandara mulai
energi listrik sebesar 2,484 Kwh jika di beroperasi. dengan keterbatasannya petugas atau
konversikan ke rupiah terdapat penurunan biaya operator untuk mengoperasikan peralatan
sebesar Rp 2.713.632 Melihat penurunan mekanikal dan elektrikal. Dengan terciptanya
Konsumsi energi listrik dan biaya listrik yang permasalahan di lapangan, untuk mengatasi
digunakan untuk pengoperasian Chiller masalah sehingga menerapkan penggunaan
menggunakan Building Atomation System sangat Building Automation System pada Chiller dengan
menguntungkan bagi perusahaan dan lebih efesien bertujuan untuk mempermudah operator dalam
dalam pekerjaan pengoperasian Chiller. pengoperasian dan monitor chiller pada saat
gedung terminal beroperasi dengan bertujuan
apabila terjadi gangguan operator langsung menggunakan BAS daya listrik yang
mengetahui apa jenis permasalahan yang terjadi digunakan adalah:
pada chiller. serta bertujuan untuk meminimalisir
biaya listrik dan tidak perlu banyaknya 1. Total Beban LWBP x Tarif LWBP
operator untuk mengoperasikan dan monitoring 28,152 Kwh x p1090,78 = Rp 30,707,639
chiller. Dengan terpasangnya BAS, operator
2. Total Beban WBP x Tarif WBP
tidak perlu lagi datang ke lokasi untuk
2,484 Kwh x Rp 1608, 67 = Rp 3,995,396
mengoperasikan dan monitor chiller. Karna pada
Total tarif LWBP +WBP = Rp 34,703,535
BAS terdapat beberapa cara untuk menghidupkan
Chiller, dengan cara pengoperasian lewat Dengan adanya perhitungan beban dan biaya
komputer, Schedule link dan Sequencing. sehingga listrik, sehingga dibuatlah tabel penggunaan
kedepannya tidak perlu adanya penambahan daya listrik selama operasional yang
operator untuk pengoperasian chiller. dikonversikan kebiaya operasional. adapun
tabel jam operasional yang diterapkan selama
II. Metode Penelitian ini untuk mengoperasikan Chiller secara
Jenis penelitian yang digunakan dalam manual adalah sebagai berikut:
penelitian ini adalah Observasi Lapangan
Penerapan Penggunaan Building Automation Tabel 1. Data operasional Chiller dengan cara
System untuk pengoperasian Chiller dilakukan manual dalam satu minggu
di Bandara Syamsudin Noor. Waktu penelitian
Total
dimulai dari bulan Oktober sampai selesai. Cooling Jumlah Total Total Beban
Beban
Tarif
Tarif WBP Total Biaya
Hari Jam Jumlah Capacity pemakaian beban LWBP LWBP Biaya Keterangan
Dimana dalam Penelitian ini akan dilakukan (Power) (jam) (KWh) (KWh)
WBP
(KWh)
(Rp)
(Rp) (Rp)
bergantian sesuai jam operasional yang 21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 28,152
22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484
ditentukan dengan cara menyesuaikan 04.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 2 1,656 1090.78 1608.67 30,707,639
06.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 5 6,210 34,703,575
kebutuhan kapasitas pendingin di terminal Minggu
11.00 WITA 5 Chiller 414 KWH 7 14,490 3,995,936
18.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968
serta memperhatikan suhu udara luar dan 21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 28,152
22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484
jumlah penumpang. Pada tabel jam
operasional terdapat jumlah, jam operasional,
kebutuhan energi listrik dan biaya listrik dalam
B. Data Operasional Chiller
1 hari yang digunakan untuk menghidupkan
Menggunakan BAS
Chiller. dengan perhitungan sebelum
salah satunya adalah modul kontrol yang 3. Perencanaan instalasi Terminal Block
terdapat didalam panel tersebut . yang Pada panel Building Automation
berfungsi mengatur komunikasi dari server System terdapat terminal block yang berfungsi
BAS untuk mengoperasikan dan monitor sebagai panel penghubung antara kabel
Chiller dari jarak jauh dan secara otomatis. instalasi dari modul panel DDC dan instalasi
Dengan cara kerja sistem mengendalikan star / Chiller serta peralatan pendukung sistem
stop peralatan yang dikontrol sesuai perintah instalasi Chiller yang dioperasikan maupun
ataupun jadwal yang telah ditentukan maka dimonitor oleh BAS. Terminal block juga
cad digital output (DO) DDC akan berfungsi untuk instalasi power supply module
mengeluarkan tegangan 24vcd untuk pada panel DDC. Dengan bertujuan adanya
mengaktifkan relay panel BAS saklar relay terminal block akan memudahkan untuk
yang awalnya NO (Normally Open) akan melakukan pengecekan apabila terjadi masalah
menjadi NC (Normally Close) sehingga akan pada sistem instalasi peralatan Chiller yang
mengirim arus pada peralatan yang di kontrol. diaplikasikan menggunakan Building
Pada penerapan Building Automation System Automation System
untuk mengoperasikan Chiller terdapat dua
panel DDC yaitu panel DDC untuk Chiller dan
Pompa Chiller.
Pada gambar wiring diagram distribusi menggunakan tarif WBP. Melihat penurunan
listrik untuk menghidupkan Chiller dan Konsumsi energi listrik dan biaya listrik yang
peralatan pendukung lainya menggunakan digunakan untuk pengoperasian Chiller
jaringan tegangan menengah, yang mana menggunakan Building Atomation System
mendapatkan suply langsung dari gardu utama sangat menguntungkan bagi perusahaan dan
Bandara Syamsudin Noor yang dihubungkan lebih efesien dalam pekerjaan pengoperasian
ke panel cubicle dan ketiga unit trafo dengan Chiller
sistem looping yang akan didistribusikan ke Untuk Pengujian hasil penelitian kita
sup distribusi panel (SDP) yang akan harus mengambil data perbandingan antara
dibagikan ke masing-masing panel utama monitoring melalui software dan monitoring
peralatan Chiller dan panel peralatan lainya. pengukuran manual, dimana setiap data kita
Dengan sistem tersebut energi listrik pada bandingkan antara software dan pengambilan
Chiller tidak akan terganggu apabila ada data manual lalu kita buat ke dalam tabel dan
masalah pada distribusi listrik lainya. Sehingga kita bandingkan selisih nya berapa persen.
energi listrik untuk menghidupkan Chiller Pengujian hasil penelitian dapat kita buat
lebih handal dan aman. dalam tabel sebagai berikut Pada pengujian ini
dilakukan dengan pemasangan beban sebagai
1) Dampak Pengoperasian Menggunakan berikut :
Building Automation System Tabel 3. Beban yang digunakan
Perencanaan penggunaan Building No Beban Tegangan Daya
Automation System untuk pengoperasian (V) (W)
Chiller, bertujuan untuk mempermudah 1 Lampu 220 V 7W
pengoperasian dan monitoring yang sebelum 2 Kipas Angin 220 V 20 W
menggunakan BAS pengoperasian Chiller
masih secara manual dengan cara operator Adapun untuk hasil pengukuran
harus datang ke lokasi untuk menghidupkan pengujian tegangan ditunjukkan tabel 4 dan
sesuai jadwal operasional yang ditentukan. pengukuran arus ditunjukkan tabel 5
Dengan menggunakan Building Automation Tabel 4. Pengukuran Tegangan
System dapat menghemat biaya energi listrik Tegangan Tegangan Tegangan
Jenis
dan biaya operasional. Pada saat NO
Pengukuran
SolarCell Battery Beban
pengoperasian Chiller masih manual daya (VDC) (VDC) (VAC)
listrik yang digunakan 30,636 Kwh per hari Pengukuran
1 menggunakan 12 V 12,79 V 220.9 V
setelah menggunakan Building Automation software
System untuk mengoperasikan Chiller daya Pengukuran
listrik yang digunakan 28,152 Kwh per hari 2 menggunakan 12,45 V 12,41 V 217.8 V
sehingga terdapat penghematan energi listrik alat ukur
sebesar 30,636 Kwh - 28,152 Kwh = 2,484 Selisih 0,45 V 0,38 V 3.1 V
Kwh per hari. Jika dikonversikan ke rupiah,
terdapat penurunan biaya listrik sebesar Rp Tabel 5. Pengukuran Arus
2,713,632. Berdasarkan tarif listrik PLN yang NO Jenis Arus Arus Arus
Pengukuran SolarCell Battery Beban
digunakan Bandara Syamsudin Noor, dengan (A DC) (A DC) (A AC)
tarif luar waktu beban puncak (LWBP) Rp 1 Pengukuran 0,4 A 2,14 A 0.14 A
1090.78 per Kwh dan waktu beban puncak menggunakan
(WBP) Rp 1608.67 per Kwh software
Sehingga terdapat jam tertentu yang 2 Pengukuran 0,2 A 2,1 A 0.1 A
menggunakan
menggunakan masing-masing tarif operasional alat ukur
Chiller dari jam 04.00 – 21.00 menggunakan Selisih 0,2 A 0,4 A 0.4 A
tarif LWBP sedangkan 22.00 - 04.00
IV. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penerapan Building
Automation System untuk pengoperasian
Chiller terdapat penghematan energi listrik
sebesar 2,484 Kwh dan biaya operasioanl
listrik sebesar Rp 2.713.632 per Kwh
DAFTAR PUSTAKA
A.Geetha & K. Jamuna. Smart Metering
System,(2013) information
Communication and Embedded
Chevy, Adrian. (2019). RCA Kegagalan Tube
Chiller X01 Plant ASP-4. Makalah
dalam laporan akar masalah di PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Dwitya,Nugraha,Syechu.(2011). Rancang
Bangun Building Automation System
dengan menerapkan Kontrol Logika
Fuzzy.
Halimah (2015). Rancang bangun kendali
sistem otomatis bangunan SUB-UNIT
Air Handling Unit (AHU)
Mandarani, Putri, dan Zaini,( 2016 ).
Pengembangan Sistem Monitoring
pada Building Automation System
(BAS) Berbasis Web
Mamo, Soudjah (2018) Pengertian Chiller
http://www.academia.edu/21551909/Pe
ngertian Chiller
Pedro Domingues, Paulo Carreira, Renato
Vieira, Wolfgang Kastner (2016)
Building Automation System :
Concepts and Technology Review,
Computer Standards & Interface 45, 1-
12, Elsevier.
Wahyono, Teguh. (2017). Building &
Maintenance Pc Server .
Wiratno.(2014). Rancang Bangun Sistem AC
Otomatis Berbasis Mikrokontroler
Atmega 8535 Pada Smart Building