Anda di halaman 1dari 7

EEICT e - ISSN: 2615 – 2169

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

PENERAPAN PENGGUNAAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM


UNTUK PENGOPERASIAN CHILLER
DI BANDARA SYAMSUDIN NOOR
Teguh Prianto1
Prodi teknik elektro,Universitas Islam Kalimantan MAB1
teguh.prianto77@gmail.com1

Abstrak - Semakin tinggi tingkat industri dan Kata Kunci : Chiller, Building Automation
perusahaan semakin besar pula tingkat kebutuhan System, Direct Digital Control
tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Terutama energi listrik pada mesin I. PENDAHULUAN
pendingin seperti Chiller,sehingga upaya Penerapan penggunaan Building Automation
penghematan energi listrik yang dapat berpengaruh System untuk pengoperasian dan monitoring
ke biaya listrik yang digunakan. Pada dasarnya Chiller. Dengan menggunakan Building
pengoperasian Chiller di Bandara Syamsudin Noor Automation System (BAS) akan memudahkan
masih dilakukan dengan cara manual yang harus operator dalam melakukan kontrol terhadap kinerja
ada operator ke lokasi untuk menyalakan dan Chiller yang harus dimonitoring setiap saat, dan
mematikan sesuai jam yang ditentukan, dengan apabila terjadi gangguan maka operator akan
banyaknya peralatan yang di harus dioperasikan langsung mengetahui apa jenis permasalahan yang
dan keterbatasan SDM. untuk mengatasi masalah terjadi pada Chiller tersebut. (Wahyono,&
di lapangan sehingga menerapkan Building Teguh.2017). Adapun fungsi Chiller adalah
Automation System untuk pengoperasian Chiller. sebagai peralatan utama mesin pendingin di
bertujuan Mengetahui pengaruh penggunaan Bandara Syamsudin Noor. dengan jumlah chiller 6
Bulding Automation System terhadap konsumsi unit masing-masing mempunyai kapasitas 409 TR
energi listrik dan biaya operasional yang (Tons of Refrigeration) untuk mendinginkan
digunakan pengoprasian Chiller yang mempunyai gedung terminal seluas 7700m2. dengan cara
beberapa cara pengoperasian yaitu secara mengolah air yang diproses oleh Chiller, setelah air
manual,Schedule link dan Sequencing. Metode sudah menjadi dingin akan dipompa melalui
yang digunakan adalah dimulai dari pengumpulan instalasi pipa yang terhubung dengan pompa yang
data peralatan, pengukuran peralatan yang dapat akan dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) dan
diaplikasikan dengan BAS, membuat Wiring FCU (Fan Coil Unit) sehingga air diolah menjadi
Diagram pada BAS, melakukan simulasi udara dingin, untuk mendinginkan ruangan
pengoperasian dengan program Schedule link. terminal bandara yang dialirkan melalui instalasi
Salah satu upaya dapat menghemat energi listrik ducting yang sudah terhubung dengan diffuser.
dan biaya operasional, penerapan Building Permasalahan yang sekarang terdapat di
Automation System untuk mengoperasikan Chiller lapangan banyaknya peralatan yang harus
dan monitoring terdapat penurunan pengunaan dioperasikan pada saat terminal bandara mulai
energi listrik sebesar 2,484 Kwh jika di beroperasi. dengan keterbatasannya petugas atau
konversikan ke rupiah terdapat penurunan biaya operator untuk mengoperasikan peralatan
sebesar Rp 2.713.632 Melihat penurunan mekanikal dan elektrikal. Dengan terciptanya
Konsumsi energi listrik dan biaya listrik yang permasalahan di lapangan, untuk mengatasi
digunakan untuk pengoperasian Chiller masalah sehingga menerapkan penggunaan
menggunakan Building Atomation System sangat Building Automation System pada Chiller dengan
menguntungkan bagi perusahaan dan lebih efesien bertujuan untuk mempermudah operator dalam
dalam pekerjaan pengoperasian Chiller. pengoperasian dan monitor chiller pada saat
gedung terminal beroperasi dengan bertujuan

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|11


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

apabila terjadi gangguan operator langsung menggunakan BAS daya listrik yang
mengetahui apa jenis permasalahan yang terjadi digunakan adalah:
pada chiller. serta bertujuan untuk meminimalisir
biaya listrik dan tidak perlu banyaknya 1. Total Beban LWBP x Tarif LWBP
operator untuk mengoperasikan dan monitoring 28,152 Kwh x p1090,78 = Rp 30,707,639
chiller. Dengan terpasangnya BAS, operator
2. Total Beban WBP x Tarif WBP
tidak perlu lagi datang ke lokasi untuk
2,484 Kwh x Rp 1608, 67 = Rp 3,995,396
mengoperasikan dan monitor chiller. Karna pada
Total tarif LWBP +WBP = Rp 34,703,535
BAS terdapat beberapa cara untuk menghidupkan
Chiller, dengan cara pengoperasian lewat Dengan adanya perhitungan beban dan biaya
komputer, Schedule link dan Sequencing. sehingga listrik, sehingga dibuatlah tabel penggunaan
kedepannya tidak perlu adanya penambahan daya listrik selama operasional yang
operator untuk pengoperasian chiller. dikonversikan kebiaya operasional. adapun
tabel jam operasional yang diterapkan selama
II. Metode Penelitian ini untuk mengoperasikan Chiller secara
Jenis penelitian yang digunakan dalam manual adalah sebagai berikut:
penelitian ini adalah Observasi Lapangan
Penerapan Penggunaan Building Automation Tabel 1. Data operasional Chiller dengan cara
System untuk pengoperasian Chiller dilakukan manual dalam satu minggu
di Bandara Syamsudin Noor. Waktu penelitian
Total
dimulai dari bulan Oktober sampai selesai. Cooling Jumlah Total Total Beban
Beban
Tarif
Tarif WBP Total Biaya
Hari Jam Jumlah Capacity pemakaian beban LWBP LWBP Biaya Keterangan
Dimana dalam Penelitian ini akan dilakukan (Power) (jam) (KWh) (KWh)
WBP
(KWh)
(Rp)
(Rp) (Rp)

pengambilan data-data peralatan dan jam 04.00 WITA


06.00 WITA
2
3
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
2
5
1,656
6,210
1090.78 1608.67 30,707,639
34,703,575
11.00 WITA 5 Chiller 414 KWH 7 14,490 3,995,936
operasional Chiller. Data-data yang didapat Senin
18.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968
21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 28,152
selanjutnya akan diolah untuk didapatkan 22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484
04.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 2 1,656 1090.78 1608.67 30,707,639
indeks yang diinginkan yaitu yang sesudah dan 06.00 WITA
11.00 WITA
3
5
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
5
7
6,210
14,490 3,995,936
34,703,575
selasa
sebelum dilakukannya penelitian. Data yang 18.00 WITA
21.00 WITA
4
2
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
3
1
4,968
828 28,152
diolah nantinya akan dideskripsikan pada 22.00 s/d 04.00
04.00 WITA
1
2
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
6
2
2,484
1,656
2,484
1090.78 1608.67 30,707,639
34,703,575
proses penerapan sistem kontrol Chiller. 06.00 WITA
11.00 WITA
3
5
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
5
7
6,210
14,490 3,995,936
Rabu
18.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968
21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 28,152
Menyesuaikan
III. Hasil dan Pembahasan 22.00 s/d 04.00
04.00 WITA
1
2
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
6
2
2,484
1,656
2,484
1090.78 1608.67 30,707,639
kebutuhan
kapasitas
A. Data Operasional Chiller Dengan Cara 06.00 WITA
11.00 WITA
3
5
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
5
7
6,210
14,490 3,995,936
34,703,575
pendingin di
Kamis terminal dengan
Manual 18.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968
memperhatikan
21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 28,152
Pengoperasian Chiller Sebelum adanya 22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484
kondisi suhu
udara luar
04.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 2 1,656 1090.78 1608.67 30,707,639
perencanaan penggunaan Building Automation 06.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 5 6,210 34,703,575
terminal dan
jumlah
11.00 WITA 5 Chiller 414 KWH 7 14,490 3,995,936
System masih dilakukan secara manual, Jum'at
18.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968
penumpang

dengan cara menghidupkan langsung dari 21.00 WITA


22.00 s/d 04.00
2
1
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
1
6
828
2,484
28,152
2,484
panel Chiller sehingga dengan jumlah Chiller 04.00 WITA
06.00 WITA
2
3
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
2
5
1,656
6,210
1090.78 1608.67 30,707,639
34,703,575
sebanyak 6 unit yang hidup dan matinya harus Sabtu
11.00 WITA
18.00 WITA
5
4
Chiller
Chiller
414 KWH
414 KWH
7
3
14,490
4,968
3,995,936

bergantian sesuai jam operasional yang 21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 28,152
22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484
ditentukan dengan cara menyesuaikan 04.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 2 1,656 1090.78 1608.67 30,707,639
06.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 5 6,210 34,703,575
kebutuhan kapasitas pendingin di terminal Minggu
11.00 WITA 5 Chiller 414 KWH 7 14,490 3,995,936
18.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968
serta memperhatikan suhu udara luar dan 21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 28,152
22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484
jumlah penumpang. Pada tabel jam
operasional terdapat jumlah, jam operasional,
kebutuhan energi listrik dan biaya listrik dalam
B. Data Operasional Chiller
1 hari yang digunakan untuk menghidupkan
Menggunakan BAS
Chiller. dengan perhitungan sebelum

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|12


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

Pada pelaksanaan Penerapan Building Tabel 2. Data penerapan operasional Chiller


Automation System untuk pengoperasian menggunakan BAS
Chiller terdapat beberapa cara untuk
Total Total
pengoperasian Chiller yaitu dengan cara Hari Jam Jumlah
Cooling Jumlah
Capacity pemakaian
Total
beban
Beban Beban
Tarif
LWBP
Tarif
WBP Biaya
Total Biaya
Keterangan
LWBP WBP (Rp)
manual, Schedule link, Squencing, dan dapat (Power) (jam) (KWh)
(KWh) (KWh)
(Rp) (Rp)
04.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 2 1,656 1090.78 1608.67 27,998,141
dimonitor dari jarak jauh dengan adanya 06.00 WITA
11.00 WITA
3
5
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
5
4
6,210
8,280
beberapa cara untuk pengoperasian Chiller Senin 15.00 WITA
18.00 WITA
4
3
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
3
3
4,968
3,726 3,995,936
31,994,077

21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 25,668


maka terdapat tabel pengopersian Chiller 22.00 s/d 04.00
04.00 WITA
1
2
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
6
2
2,484
1,656
2,484
1090.78 1608.67 27,998,141
dengan cara Schedule link yang mana tabel 06.00 WITA
11.00 WITA
3
5
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
5
4
6,210
8,280
selasa 15.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968 31,994,077
tersebut menjelaskan pengaturan jam 18.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 3 3,726 3,995,936
21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 25,668
operasional secara otomatis untuk hidup dan 22.00 s/d 04.00
04.00 WITA
1
2
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
6
2
2,484
1,656
2,484
1090.78 1608.67 27,998,141
matinya Chiller. sehingga kita tidak perlu lagi 06.00 WITA
11.00 WITA
3
5
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
5
4
6,210
8,280
15.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968 31,994,077
menghidupkan secara manual dari komputer Rabu
18.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 3 3,726 3,995,936
21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 25,668
yang sudah terhubung dengan Building 22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484 Menyesuaikan
04.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 2 1,656 1090.78 1608.67 27,998,141 kebutuhan
Automation System. Dengan menggunakan 06.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 5 6,210 kapasitas
pendingin di
11.00 WITA 5 Chiller 414 KWH 4 8,280
program Schedule link yang terdapat pada Kamis 15.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968 31,994,077 terminal
dengan
18.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 3 3,726 3,995,936
bagian Building Automation System, 21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 25,668
memperhatikan
kondisi suhu
22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484
berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik 04.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 2 1,656 1090.78 1608.67 27,998,141
udara luar
terminal dan
06.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 5 6,210
dan biaya operasional Chiller, adapun Jum'at
11.00 WITA
15.00 WITA
5
4
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
4
3
8,280
4,968 31,994,077
jumlah
penumpang

perhitungan konsumsi energi listrik yang 18.00 WITA


21.00 WITA
3
2
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
3
1
3,726
828 25,668
3,995,936

dikonversikan biaya tarif listrik adalah sebagai 22.00 s/d 04.00


04.00 WITA
1
2
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
6
2
2,484
1,656
2,484
1090.78 1608.67 27,998,141
berikut: 06.00 WITA
11.00 WITA
3
5
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
5
4
6,210
8,280
Sabtu 15.00 WITA 4 Chiller 414 KWH 3 4,968 31,994,077
18.00 WITA 3 Chiller 414 KWH 3 3,726 3,995,936
1. Total Beban LWBP x Tarif LWBP 21.00 WITA
22.00 s/d 04.00
2
1
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
1
6
828
2,484
25,668
2,484

25,668 Kwh x Rp 1090,78 = Rp 27,998,141 04.00 WITA


06.00 WITA
2
3
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
2
5
1,656
6,210
1090.78 1608.67 27,998,141

11.00 WITA 5 Chiller 414 KWH 4 8,280

2. Total Beban WBP x Tarif WBP Minggu 15.00 WITA


18.00 WITA
4
3
Chiller
Chiller
414
414
KWH
KWH
3
3
4,968
3,726 3,995,936
31,994,077

21.00 WITA 2 Chiller 414 KWH 1 828 25,668


2,484 Kwh x Rp 1608,67 = Rp 3,995,396 22.00 s/d 04.00 1 Chiller 414 KWH 6 2,484 2,484

Total tarif LWBP + WBP = Rp 31,994,007


1) Analisa Penggunaan Chiller
Dengan adanya perhitungan beban dan biaya
Pada Bandara Syamsudin Noor untuk
listrik, sehingga dibuatlah tabel penggunaan
memenuhi kebutuhan udara dingin
daya listrik selama operasional yang
menggunakan Chiller yang memiliki
dikonversikan kebiaya operasional. adapun
kemampuan mengolah dan mensuplai air
tabel jam operasional dengan program
dingin.Untuk dialirkan ke AHU dan FCU,
Schedule link yang diterapkan untuk
Chiller sebagai mesin pendingin utama. Chiller
mengoperasikan Chiller secara otomatis
yang digunakan adalah 5 unit, sedangkan
menggunakan Building Automation System
jumlah total unit Chiller yang terpasang
sebagai berikut:
sebanyak 6 unit di mana masing-masing unit
mempunyai kapasitas sebesar 409 TR (Ton
Refrigerant). Dimana Chiller beroperasi sesuai
kapasitas kalori masing-masing, sehingga
untuk melakukan pengontrolan Chiller harus
mengetahui kapasitas kalori terlebih dahulu.
Adapun perhitungan kalori Chiller adalah
sebagai berikut:
Untuk 6 unit Chiller yang digunakan
mempunyai kapasitas yang sama yaitu 409

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|13


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

TR. Dimana 1 TR = 3.024 Kalori. Maka 409 C. Penerapan Penggunaan Building


TR x 3.024 = 1236,816 Kalori. Automation System pada Chiller
Pada perapan pengunaan Building
Automation System digunakan untuk
pengopersian Chiller. terdapat beberapa
gambar perecaan instalasi Building
Automation System yang diaplikasikan pada
Chiller, adapun perencanaan instalasi Building
Automation System untuk mengoperasikan
Chiller sebagai berikut :

Gambar 1. Wiring instalasi Chiller 1. Perencanaan Instalasi Building


Automation System
2) Pengoperasian Chiller Dengan Cara Building Automation System yang
manual diaplikasi untuk pengoperasiakan dan monitor
Dari hasil data pengoperasian Chiller di Chiller, yang di hubungkan dengan Building
Bandara Syamsudin Noor pelaksanaan Automation System. pada jaringan instalasi
pengaturan waktu jam operasional Chiller BAS untuk mengoperasikan Chiller
dalam 24 jam masih dioperasikan dengan cara menggunakan kabel UTP dan konektor RJ 45
manual, dengan jumlah Chiller sebanyak 6 yang digunakan untuk menghubungkan antara
unit yang memerlukan konsumsi listrik sebesar panel DDC dan panel Chiller serta peralatan
414 Kwh dalam satu unit Chiller. Namun yang dikontrol mengunakan BAS, bertujuan
dalam pengopesian Chiller terdapat waktu atau memudahkan dalam pegoperasian dan monitor
jadwal yang telah ditentukan untuk Chiller dari jarak jauh dan secara otomatis.
menghidupkan dan mematikan Chiller dengan adapun peralatan Chiller yang hubungkan
menyesuaikan kebutuhan kapasitas pendingin dengan Building Automation System adalah
di terminal Bandara Syamsudin Noor dengan sebagai berikut:
memperhatikan suhu udara luar dan jumlah
penumpang.

3) Pengoperasian Chiller Menggunakan


BAS
Dari hasil observasi lapangan dengan
cara pengamatan langsung pada mesin
pendingin jenis Chiller yang terdapat di
Bandara Syamsudin Noor. Pada perencanaan
pengoperasian Chiller menggunakan Building
Automation System. Akan menambahkan
instalasi pada panel kontrol Chiller yang akan
dihubungkan dengan Building Automation
Gambar 2. Wiring Diagram BAS untuk
System yang mana didalam panel tersebut
mengoperasikan Chiller
sudah tersedia terminal yang dapat di aplikasi
dengan Building Automation System. Sehingga
2. Perencanaan Instalasi Panel Direct
Chiller dapat dioperasikan secara otomatis.
Digital Control
terdapat beberapa cara untuk mengoperasikan
Dalam perencanaan instalasi panel
dan monitor Chiller
DDC terdapat beberapa komponen yang dapat
mendukung sistem Direct Digital Control,

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|14


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

salah satunya adalah modul kontrol yang 3. Perencanaan instalasi Terminal Block
terdapat didalam panel tersebut . yang Pada panel Building Automation
berfungsi mengatur komunikasi dari server System terdapat terminal block yang berfungsi
BAS untuk mengoperasikan dan monitor sebagai panel penghubung antara kabel
Chiller dari jarak jauh dan secara otomatis. instalasi dari modul panel DDC dan instalasi
Dengan cara kerja sistem mengendalikan star / Chiller serta peralatan pendukung sistem
stop peralatan yang dikontrol sesuai perintah instalasi Chiller yang dioperasikan maupun
ataupun jadwal yang telah ditentukan maka dimonitor oleh BAS. Terminal block juga
cad digital output (DO) DDC akan berfungsi untuk instalasi power supply module
mengeluarkan tegangan 24vcd untuk pada panel DDC. Dengan bertujuan adanya
mengaktifkan relay panel BAS saklar relay terminal block akan memudahkan untuk
yang awalnya NO (Normally Open) akan melakukan pengecekan apabila terjadi masalah
menjadi NC (Normally Close) sehingga akan pada sistem instalasi peralatan Chiller yang
mengirim arus pada peralatan yang di kontrol. diaplikasikan menggunakan Building
Pada penerapan Building Automation System Automation System
untuk mengoperasikan Chiller terdapat dua
panel DDC yaitu panel DDC untuk Chiller dan
Pompa Chiller.

Gambar 5. Panel Terminal Block BAS

D. Sistem Kelistrikan Chiller


Konsumsi energi listrik pada Chiller di
Bandara Syamsudin Noor cukup besar,
Gambar 3. Wiring Diagram panel DDC sehingga dibuat sistem kelistrikan khusus
Pompa Chiller untuk energi listrik pada panel Chiller dan
peralatan pendukung lainya. Adapun wiring
sistem kelistrikan pada Chiller.

Gambar 6. Wiring Diagram Distribusi Panel


Gambar 4. Wiring Diagram panel DDC Chiller Listrik Chiller

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|15


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

Pada gambar wiring diagram distribusi menggunakan tarif WBP. Melihat penurunan
listrik untuk menghidupkan Chiller dan Konsumsi energi listrik dan biaya listrik yang
peralatan pendukung lainya menggunakan digunakan untuk pengoperasian Chiller
jaringan tegangan menengah, yang mana menggunakan Building Atomation System
mendapatkan suply langsung dari gardu utama sangat menguntungkan bagi perusahaan dan
Bandara Syamsudin Noor yang dihubungkan lebih efesien dalam pekerjaan pengoperasian
ke panel cubicle dan ketiga unit trafo dengan Chiller
sistem looping yang akan didistribusikan ke Untuk Pengujian hasil penelitian kita
sup distribusi panel (SDP) yang akan harus mengambil data perbandingan antara
dibagikan ke masing-masing panel utama monitoring melalui software dan monitoring
peralatan Chiller dan panel peralatan lainya. pengukuran manual, dimana setiap data kita
Dengan sistem tersebut energi listrik pada bandingkan antara software dan pengambilan
Chiller tidak akan terganggu apabila ada data manual lalu kita buat ke dalam tabel dan
masalah pada distribusi listrik lainya. Sehingga kita bandingkan selisih nya berapa persen.
energi listrik untuk menghidupkan Chiller Pengujian hasil penelitian dapat kita buat
lebih handal dan aman. dalam tabel sebagai berikut Pada pengujian ini
dilakukan dengan pemasangan beban sebagai
1) Dampak Pengoperasian Menggunakan berikut :
Building Automation System Tabel 3. Beban yang digunakan
Perencanaan penggunaan Building No Beban Tegangan Daya
Automation System untuk pengoperasian (V) (W)
Chiller, bertujuan untuk mempermudah 1 Lampu 220 V 7W
pengoperasian dan monitoring yang sebelum 2 Kipas Angin 220 V 20 W
menggunakan BAS pengoperasian Chiller
masih secara manual dengan cara operator Adapun untuk hasil pengukuran
harus datang ke lokasi untuk menghidupkan pengujian tegangan ditunjukkan tabel 4 dan
sesuai jadwal operasional yang ditentukan. pengukuran arus ditunjukkan tabel 5
Dengan menggunakan Building Automation Tabel 4. Pengukuran Tegangan
System dapat menghemat biaya energi listrik Tegangan Tegangan Tegangan
Jenis
dan biaya operasional. Pada saat NO
Pengukuran
SolarCell Battery Beban
pengoperasian Chiller masih manual daya (VDC) (VDC) (VAC)
listrik yang digunakan 30,636 Kwh per hari Pengukuran
1 menggunakan 12 V 12,79 V 220.9 V
setelah menggunakan Building Automation software
System untuk mengoperasikan Chiller daya Pengukuran
listrik yang digunakan 28,152 Kwh per hari 2 menggunakan 12,45 V 12,41 V 217.8 V
sehingga terdapat penghematan energi listrik alat ukur
sebesar 30,636 Kwh - 28,152 Kwh = 2,484 Selisih 0,45 V 0,38 V 3.1 V
Kwh per hari. Jika dikonversikan ke rupiah,
terdapat penurunan biaya listrik sebesar Rp Tabel 5. Pengukuran Arus
2,713,632. Berdasarkan tarif listrik PLN yang NO Jenis Arus Arus Arus
Pengukuran SolarCell Battery Beban
digunakan Bandara Syamsudin Noor, dengan (A DC) (A DC) (A AC)
tarif luar waktu beban puncak (LWBP) Rp 1 Pengukuran 0,4 A 2,14 A 0.14 A
1090.78 per Kwh dan waktu beban puncak menggunakan
(WBP) Rp 1608.67 per Kwh software
Sehingga terdapat jam tertentu yang 2 Pengukuran 0,2 A 2,1 A 0.1 A
menggunakan
menggunakan masing-masing tarif operasional alat ukur
Chiller dari jam 04.00 – 21.00 menggunakan Selisih 0,2 A 0,4 A 0.4 A
tarif LWBP sedangkan 22.00 - 04.00

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|16


EEICT e - ISSN: 2615 – 2169
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/eeict p - ISSN: 2654 – 4296

IV. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penerapan Building
Automation System untuk pengoperasian
Chiller terdapat penghematan energi listrik
sebesar 2,484 Kwh dan biaya operasioanl
listrik sebesar Rp 2.713.632 per Kwh

DAFTAR PUSTAKA
A.Geetha & K. Jamuna. Smart Metering
System,(2013) information
Communication and Embedded
Chevy, Adrian. (2019). RCA Kegagalan Tube
Chiller X01 Plant ASP-4. Makalah
dalam laporan akar masalah di PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Dwitya,Nugraha,Syechu.(2011). Rancang
Bangun Building Automation System
dengan menerapkan Kontrol Logika
Fuzzy.
Halimah (2015). Rancang bangun kendali
sistem otomatis bangunan SUB-UNIT
Air Handling Unit (AHU)
Mandarani, Putri, dan Zaini,( 2016 ).
Pengembangan Sistem Monitoring
pada Building Automation System
(BAS) Berbasis Web
Mamo, Soudjah (2018) Pengertian Chiller
http://www.academia.edu/21551909/Pe
ngertian Chiller
Pedro Domingues, Paulo Carreira, Renato
Vieira, Wolfgang Kastner (2016)
Building Automation System :
Concepts and Technology Review,
Computer Standards & Interface 45, 1-
12, Elsevier.
Wahyono, Teguh. (2017). Building &
Maintenance Pc Server .
Wiratno.(2014). Rancang Bangun Sistem AC
Otomatis Berbasis Mikrokontroler
Atmega 8535 Pada Smart Building

Vol.4 No.1 Tahun 2021 Page|17

Anda mungkin juga menyukai