Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

4.1 Spesifikasi Obyek Penelitian

Pengamatan dilakukan pada perangkat AC yang memiliki spesifikasi

dengan spesifikasi sebagai berikut.

A. Perangkat AC Uji

Merk : DAIKIN

Model : RNE35JEV14

Tegangan kerja : 220-240 VAC, 50 HZ

Kapasitas cooling : 12400 Btu/h

Daya input : 1300 VA

Arus maksimum : 7,0 A

Arus pengenal : 5,0 A

Bahan refrigerasi : R410a

Percobaan akan dilakukan dengan mengganti bahan refrigerasi AC yang

semula R410a menjadi menggunakan R22.

4.2 Hasil Data

Pada bagian ini ditunjukan tabel hasil penelitian dan pengambilan

data. Percobaan ini dilakukan satu kali selama 8 jam. Setiap satu jam akan

diambil data berupa Arus, tegangan listrik, perubahan suhu ruangan,

tekanan dan suhu low side serta high side pipa outdoor.

57
58
59
60

Dari data yang diperoleh tersebut, dapat dilakukan proses analisa

konsumsi listrik dan karakteristik refrigeran.

4.2.1 Analisa konsumsi listrik

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan perangkat AC

refrigerant R22 dengan perangkat AC refrigerant R410A. Perhitungan

konsumsi energi listrik dapat dihitung menggunakan data yakni:

1. Tarif dasar listrik atau tarif tenaga listrik bulan November 2016

REGULER
No BIAYA BIAYA PRA
. GOL BATAS BEBAN PEMAKAIAN BAYAR
TARIF DAYA (Rp/kVA/bln DAN BIAYA (Rp/kWh)
) kVArh
1. R-1/TR 1300 *) 1.461,80 1.461,80
-2200
VA
2. R-2/TR 3500 – *) 1.461,80 1.461,80
5500 VA
3. R-3/TR 6600 VA *) 1.461,80 1.461,80
ke atas
4. B-2/TR 6600 – *) 1.461,80 1.461,80
200 kVA
5. B-3/TR Di atas **) WBP =K x1.034,09
LWBP= 1.034,09
200 kVA
kVArh= 1.112,92
****)

Tabel 4.3 tarif dasar listrik atau tarif energi listrik bulan November 2016

(sumber : PLN, 2016).

Catatan :
61

*) diterapkan Rekening Minimum (RM)

RM = 40 (jam nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya

pemakaian.

**) diterapkan Rekening Minimum (RM)

RM = 40 (jam nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya

pemakaian LWBP.

Jam nyala = kWh perbulan dibagi dengan kVA tersambung.

****) Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam

hal factor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan

puluh lima per seratus).

K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan

karakteristik bahan sistem kelistrikan setempat (1,4 ≤ K ≤ 2),

ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. PLN.

WBP : Waktu Beban Puncak

LWBP: Luar Waktu Beban Puncak

Tarif ini dapat dilihat di webset resmi PT.PLN persero selaku

regulator listrik di Indonesia. Berdasarkan tabel tersebut, karena

menggunakan listrik 6600VA, maka termasuk kedalam golongan tarif

B-3/TR dengan biaya pemakaian Rp/kWh adalah Rp1.461,80.

2. Penggunaan daya

Penggunaan daya pada AC bisa dihitung menggunakan rumus

E=V*I..................................................................................................(4.1)

Keterangan :
62

E = Energi (VA)

V = Tegangan (V)

I = Arus (A)

P
cos φ= ........................................................................................
V ×I

(4.2)

Keterangan :

P = Daya Maksimal Tertera Pada Name Plate (Watt)

V = Tegangan kerja (Volt)

I = Arus kerja aktual (Ampere)

3. Kapasistas Kwh meter yang digunakan

Kapasitas Kwh ini bisa diketahui dengan melihat langsung Kwh meter

yang di pakai.

Dari beberapa data yang diperlukan diatas, perhitungan konsumsi

listrik dan biaya yang harus dikeluarkan dalam operasional AC bisa

diketahui dengan rumus:

- Biaya listrik(belum termasuk PPN dan administrasi)= tarif dasar * energi

listrik.......................................................................................................(4.3)

Dari rumus 4.3 hasil perhitungan bisa digunakan untuk

membandingkan tagihan listrik yang harus dibayarkan antara AC refrigerant

R22 dengan AC refrigerangt R410a.


63

Berikut hasil data perhitungan konsumsi listrik:

Karena waktu sampling yang dijadikan penelitian hanya 8 jam, maka

untuk mendapatkan jumlah waktu yang tepat digunakan perhitungan sebagai

berikut;

Jam = waktu cooling / 60.............................................................................(4.4)

Dimana Waktu sampling adalah 6 jam= 60*8 =480 menit.

Perhitungan :

1. Pemantauan AC R22 selama 8 jam (08:00-16:00)

Diketahui

AC : 1,5 pk ( 1,5 x 746 watt = 1119 watt )

Arus : 4,2 A

Tegangan : 220 VAC

P
cosφ :
V × Imaks

1119
= 220 x 7 = 0,73

Watt : P = V x I x cosφ

= 220 x 4,2 x 0,73

= 674.52 watt

P out
Efesiensinya : n=
P∈¿ x 100 % ¿

1119
= x 100 %
674,52

= 1,66%

HP
Arus nominal : ¿=
V x n x cosφ
64

1119
=
220 x 1,66 x 0.73

1119
= = 4,197 A = 4,2 A
266,596

Waktu cooling : 270 menit / 60 = 4,5 jam

Biaya listrik : 674.52 x 4,5 = 3035,34 watt = 3,03534 Kwh

3,03534 x 1.461,80 = 4437,06 (rupiah)

Jadi yang harus dibayarkan untuk AC R22 pada pemantauan 08:00-16:00

adalah sebesar Rp 4.437

2. Pemantauan AC R410a (08:00-16:00)

Diketahui

AC : 1,5 pk ( 1,5 x 746 watt = 1119 watt )

Arus : 3,9 A

Tegangan : 220 VAC

P 1119
cosφ :
V × Imaks
= 220 x 7
= 0,73

Watt : P = V x I x cosφ

= 220 x 3,9 x 0,73

= 626,34 watt

P out
Efesiensinya : n=
P∈¿ x 100 % ¿

1119
= x 100 %
626,34

= 1,79 %

HP
Arus nominal : ¿=
V x n x cosφ
65

1119
=
220 x 1,79 x 0.73

1119
= = 3,89 A = 3,9 A
287,47

Waktu cooling : 250 menit / 60 = 4,16 jam

Biaya listrik : 626,34 x 4,16 = 2605.57 watt = 2,605 Kwh

2,605 x 1.461,80 = 3807,99 (rupiah)

Jadi yang harus dibayarkan untuk AC R 410 A pada pemantauan 08:00-

16:00 adalah sebesar Rp 3.708

Tabel 4.4 Hasil perhitungan konsumsi listrik dan biaya listrik

Kwh Pemantauan
6600VA 08:00 – 16:00
Energy (watt) 674,52
Jam (jam) 4,2
AC (R22)
Tarif dasar listrik (Rp/kWh) 1.461,80
Jumlah yang dibayar (Rp) Rp 4.437
Energy (watt) 626,34
AC Jam (jam) 4,16
Tarif dasar listrik (Rp/kwh) 1.461,80
(R410A)
Jumlah yang dibayar (Rp) Rp 3.708

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa biaya listrik penggunaan AC

refrigerant R410a lebih sedikit dibanding dengan AC refrigerant R22, hal ini

dikarenakan konsumsi listrik dan waktu cooling AC refrigerant R410a lebih

rendah dibanding AC refrigerant R22.

4.2.2 Analisa Karakteristik Pendinginan


66

Analisa karakteristik pendinginan ini dilakukan dengan perhitungan

dan software. Perhitungan karakteristik pendiningan AC refrigerant R22

dengan AC refrigerant R410a meliputi;

1. Perhitungan superheat dan sub-cooling

Perhitungan superheat dan sub-cooling ini menentukan baik

tidaknya kualitas siklus refrigerasi didalam sistem pendinginan.

Perhitungan superheat dan sub-cooling menggunakan rumus:

Superheat = suhu aktual pipa low Pressure - nilai saturasi tekanan ke

suhu (Tabel Konversi)...................................................................(4.5)

Sub-cooling = suhu aktual pipa high Pressure - nilai saturasi tekanan ke

suhu (Tabel Konversi) ..................................................................(4.6)

Tabel 4.5 Pressure – Temperature Chart Tabel.

temperature
°F °C R 22 R 407C R 417 A R 410 A
110 43,3 226 261 229 211 198 365
115 46,1 243 280 247 225 212 391
120 48,9 260 300 266 241 227 418
125 51,7 278 321 286 258 244 446
130 54,4 297 342 307 275 261 476
135 57,2 317 365 329 293 279 507
140 60,0 337 389 353 312 297 539
145 62,8 359 - - - - 573
150 65,6 382 - - - - 608
Perhitungan
67

AC R22 super heat dan subcooling

# Pemantauan 1

Dalam pemantauan 1 dari tabel 4.2 diketahui:

Tekanan aktual = low press 70Psi, high press 235Psi

Suhu aktual = low press 50F, high press 107,6F

Dari tabel konversi

Tekanan low press 70, suhu 40F

High press 235 Psi, suhu 115F

- Super heat = 50 – 40 = 10F

- Sub cooling = 107,6 - 115 = -7,6F

# Pemantauan 2

- Pengukuran aktual

Low press = tekanan 69Psi, 48,2F

High press = tekanan 242Psi, 111,2F

Tebel konversi

Low press = 40F

High press = 115F

- Super heat = 48,2 – 40 = 8,2F

- Sub cooling = 111,2 –115 = -3,8F

# Pemantauan 3

- Pengukuran aktual

Low press = tekanan 72Psi, 51,8F

High press = tekanan 236Psi, 105,8F


68

Tebel konversi

Low press = 42F

High press = 115F

- Super heat = 51,8 – 42 = 9,8F

- Sub cooling = 105,8 –115 = -9,2F

AC R410A super heat dan subcooling

# Pemantauan 1

- Pengukuran aktual

Low press = 110Psi, 39,2F

High press = 402Psi, 129,2F

Tabel konversi

Low press = 36F

High press = 116F

- Super heat = 39,2 - 36 = 3,2F

- Sub cooling = 129,2 – 116 = 13,2F

# Pemantauan 2

- Pengukuran aktual

Low press = tekanan 113Psi, 42,8F

High press = 405Psi, 131F

Tabel konversi

Low press = 37F

High press = 110F

- Super heat = 42,8 –37 = 5,8F


69

- Sub cooling = 131–110 = 21F

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Superheat Dan Sub-Cooling

Pemantauan
Perhitungan dalam oF
1 2 3
AC Superheat 10 8,2 9,8
R22 Sub-colling -7,6 -3,8 -9,2
AC Superheat 3,2 5,8 -
R410A Sub-cooling 13,2 21 -

Dari tabel 4.5 dapat diketahui kualitas siklus refrigerasi masih

dalam keadaan yang baik karena perbedaan antara suhu konversi dengan

suhu aktual tidak terlalu jauh.

Superheat perlu diketahui karena jika superheat terlalu tinggi

kemudian tidak cukup refrigeran yang di suply, akan mengakibatkan

pendinginan yang buruk dan kelebihan penggunaan energi. Sebaliknya

jika superheat yang terlalu rendah, maka refrigerant terlalu banyak di

suply mungkin akan mengakibatkan kerusakan kompresor karena

banyaknya cairan refrigerant kembali ke kompresor.

Sub-cooling perlu diketahui karena dapat digunakan sebagai

indikator kualitas refrigerasi yang mana bisa diketahui kondisi pipa

bagian dalam apakah terjadi pengerakan.

2. Menghitung COP (coefficient of Performance)

COP (coefficient of Performance) atau koefisien prestasi mesin

pendingin dapat dihitung menggunakan rumus;

COP = Qo/kW ..................................................................................(4.7)


70

Dimana Qo = kapasitas pendinginan (kW)

Qb = kapasitas pendinginan dalam spesifikasi (Btu/h)

Contoh : Qo = 0,995kW

1Btu/h = 0.0002930kW (nilai konversi Btu/h ke kW)

12400 Btu/h * 0.0002930 kW = 3.63 kW

COP = 3,63 / 0,995

COP = 3,64

Untuk perhitungan pada pemantauan AC R22 dengan R410A

sebagai berikut;

A. AC R22 (08:00-16:00)

Diketahui

Daya BTU/h : 3,63kW

Daya Aktual : 674,52Watt / 1000

= 0,674 kW

COP = 3,63 kW / 0,674 kW

= 5,385

B. AC R410A (08:00-16:00)

Diketahui

Daya BTU/h : 3,63 kW

Daya Aktual : 626,34 Watt / 1000 = 0,626 kW

COP = 3,63kW / 0,626 kW

= 5,798

Tabel 4.7 Perhitungan COP


71

12400 Btu/h Pemantauan


AC Daya BTU/h (kW) Daya aktual kW COP
R22 3.63 0,674 5,385
AC Daya BTU/h (kW) Daya aktual kW COP
R410A 3.63 0,626 5,798

Pada tabel 4.6 diketahui bahwa nilai COP AC dengan refrigerant

R410A lebih tinggi dibanding COP AC refrigerant R22 jadi efisiensi kerja

kompresi AC dengan refrigerant R410A lebih baik dibanding AC dengan

refrigerant R22, karena COP bernilai tinggi akan menghasilkan system

kerja yang lebih baik.

3. Mengitung Efisiensi Energi Rasio (EER)

Efisisensi Energi Rasio digunakan untuk mengetahui tingkat

efisisensi energi yang digunakan pada mesin pendingin dengan

perhitungan;

EER = Ec / Pa ..................................................................................(4.8)

dimana

Rasio efisiensi EER= energi (BTU / Wh)

Ec = Net Kapasitas Pendinginan (BTU/ h)

Pa = Daya Listrik Diterapkan (Watts)

Berikut perhitungan EER pada perangkat pendingin R22 dengan

R410A.

A. Perhitungan AC R22

Pemantauan

EER = 12400 / 674,52


72

= 18,4

B. Perhitungan AC R410A

Pemantauan

EER = 12400 / 626,34

= 19.8

Tabel 4.8 Tabel Perhitungan Efisiensi Energi Rasio

12400 Btu/h Pemantauan


Daya (W) 674,52
AC
EER
R22 18,4
(Btu/Wh)
Daya (W) 626,34
AC
EER
R410A 19.8
(Btu/Wh)

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa EER yang dihasilkan bernilai

tinggi. EER semakin tinggi maka sistem bisa dikatakan memiliki

tingkat efisiensi yang tinggi. Nilai EER pada AC refrigerant R410A

memiliki nilai EER yang lebih tinggi dibanding AC refrigerant R22,

maka bisa disimpulkan bahwa AC R410A lebih hemat dalam

penggunaan energi dibanding AC R22.

Anda mungkin juga menyukai