Anda di halaman 1dari 15

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada tugas akhir ini, membahas bagaimana motor induksi tiga phasa digunakan
sebagai feed water pump pada pembangkit listrik tenaga uap. Mempertimbangkan
bukaan valve yang mempengaruhi debit air yang di supply ke tanki boiler. Pada tugas
akhir ini motor running maksimal dengan kecepatan 3000 Rpm. Penelitian ini
membahas pengaruh bukaan valve terhadap ketahanan motor induksi tiga fasa dengan
tujuan memperlama usia pakai motor. Motor yang digunakan pada tugas akhir ini
sebesar 2.740 kW.

Gambar 4.1 Layout DCS

Berikut merupakan tampilan DCS motor induksi 3 phase 3.3 kV untuk feed
water pump pada Boiler Power plant PT Indah Kiat Pulp and Paper. Motor
dioperasikan maksima 3000 Rpm, variabel yang dapat diubah-ubah pada sistem ini
adalah rasio gear pada variable speed coupling. Pada DCS nilai rasio gear di
konversikan ke nilai tekanan air, nilai tekanan tersebut yang dapat di atur pada DCS.

40
Gambar 4.2 Feed Water Motor Unit

4.1 Data Parameter Kinerja Motor


Berdasarkan data yang diperoleh dari DCS maka data yang akan digunakan untuk
menganalisa kinerja Motor atau usia pakai motor dikelompokan berdasarkan keterkaitan data
yang diberikan seperti pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Parameter Kinerja Motor


Beban Arus I 1 Arus I 2 Arus I 3 cos Rotor speed
No
Tekanan press (bar) (A) (A) (A) φ (Rpm)

1 125 139 139 139 0,9 2.552


2 132 141 141 141 0,9 2.589

4.1.1 Perhitungan Kecepatan Motor


Untuk mencari kecepatan pada motor berdasarkan frekuensi menggunakan
persamaan (2.1), maka didapat:
f x 120
N=
P

41
50 x 120
N= =3000 Rpm
2
4.1.2 Perhitungan T load
Untuk mengetahui besar torka beban yang dihasilkan perlu diketahui terlebih
dahulu besar putaran rotor dalam kecepatan sudut berdasarkan persamaan 2.21
1. Beban 120 bar
Dengan nr = 2552
nr
ω r= ×2π
60
2552
ω r= × 2 π=267,244 rad /s
60

2. Beban 132 bar


Dengan nr = 2552
nr
ω r= ×2π
60
2552
ω r= × 2 π=271,119 rad / s
60

Setelah dilakukannya perhitungan putaran rotor dalam kecepatan sudut dapat


diperoleh besar torka beban berdasarkan persamaan 2.22
1. Beban 120 bar
Dengan ω r = 267,244 Pout = 2740 kV
Pout
T load=
ωr
2740
T load= =10,106 N .m
267,244

2. Beban 132 bar


Dengan ω r= 271,119 Pout = 2740 kV

42
Pout
T load=
ωr
2740
T load= =10,106 N .m
271,119
Berdasarkan hasil perhitungan torka beban diatas pada tiap beban yang nantinya
akan digunakan pada pengujian simulasi yang telah dibuat. Seperti pada Table 4.2

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan T load


Beban Rotor speed Hasil Perhitungan
No
Tekanan press (bar) (Rpm) T load (N,m)

1 125 2552 10,252


2 132 2589 10,106

4.1.3 Perhitungan Efisiensi Motor


Untuk mencari nilai efesiensi dari motor dapat dilalukan penghitungan dengan
Menggunakan persamaan (2.2).

P= √ 3 . V . I .cos θ
P =1,73.3300.557.0.89
P = 2830 kW
Jadi daya input sebesar: 2830 kW,
Maka penghingtungan efisiensi dapat dilalukan menggunakan persamaan (2.16).

Efifiensi= ( Pout
Pin )
.100 %

2740
¿ .100 %
2830
¿ 96 %
Jadi efisiensi nya sebesar 96 %

4.1.4 Perhitungan Torsi Motor

43
Untuk mencari nilai torsi dari motor dapat dilalukan penghitungan dengan
Menggunakan persamaan (2.23).

T .n 5250 . HP 5250 . HP
HP= T= n=
5250 n T
5250.3674
T= =6429 lb ft
3000
1 lb ft = 0,1383 kgm = 1.305 Nm
Jadi 6429 lb ft = 8,904 Nm

4.1.5 Perhitungan Daya Semu Motor


Untuk mendapatkan hasil dari daya semunya, maka dapat menggunakan
persamaan (2.4).
S= √3 . V . I
S=1, 73 . 3300 .567
S=3237 VA

4.2 Analisa Lama Waktu Beban Maksimal Terhadap Kenaikan Temperatur


Besarnya arus pada saat beban maksimal yang melebihi kapasitas motor
dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang masuk ke motor, dimana besaran arus pada
saat beban maksimal berpengaruh pada lamanya waktu rotor terkunci, maka
dilakukan analisa lamanya waktu pada saat beban maksimal yang dapat menaikan
temperatur dalam waktu singkat, agar dapat mengantisipasi saat rotor terkunci.
Perhitungan kenaikan temperatur ini menggunakan rumus persamaan (2.15).
1. Pada beban 125 bar,
dengan t=1; I=139 A; V= 3300 Volt, w=80 Kg
2
I .R.t
Dimana ,θ=
w.ɤ
2
139 ×1 ×108 , 1
θ=
80 × 380
¿ 68.513 ℃

44
2. Pada beban 132 bar,
dengan t=1; I = 141 A; V = 3300 Volt, w=80 Kg
2
141 ×1 ×108 , 1
θ=
80 × 380
¿ 70.499 ℃
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Temperatur
Beban Arus Hasil Perhitungan
No
Tekanan press (bar) (A) Temperatur

1 125 139 68,513℃


2 132 141 70,499℃

Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat gambar hubungan antara arus dan
temperatur seperti pada Gambar 4.3

Berdasarkam peraturan NEMA insulation class F Temperatur maksimal


operasional pada motor 155 ℃ , Apabila termperatur naik 10 % dari batas maksimal
maka usia motor berkurang 50 %.

Semakin arus naik pada motor mengakibatkan temperatur naik begitu juga
sebaliknya. Hal tersebut dapat mengakibatkan motor mengalami penurunan kinerja
dan mengurangi usia pakai motor akibat dari panas yang berlebih dapat dilihat pada
Gambar 4.3

45
A

Gambar 4.3 Hubungan antara arus dan Tempertur

4.3 Model Simulink


Seluruh sistem dimodelkan dengan menggunakan Matlab Simulink R2018b
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4, dimana sistem ini terdiri dari motor
induksi tiga phasa dengan nilai nominal 2.470 kW, 3300 kV dihubungkan ke beban
untuk memperoleh besar nya arus, torka, rpm dan tegangan antar phasa, hal tersebut
dilalukan untuk menganalasi kinerja motor yang induksi berdasarkan perubahan
beban.

a. Blok simulasi simulink

46
b. Parameter sumber 3 phasa c. Parameter blok motor

Gambar 4.4 Model dan Parameter motor pada simulink


4.4 Hasil Simulasi
Seperti telah diketahui bahwa nilai tegangan nominal generator sinkron dalam
penelitian ini adalah 3300 Volt, sehingga dapat dilalukan pengujian beban, untuk
menganalisa kinerja motor. Model simulasi dapat dilihat pada Gambar 4.5

1. Beban 1 (125 bar), T load=10,252 N . m

Gambar 4.5 Model simulink beban pertama 10,252 N.m

47
Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh rotor speed 2550 Rpm dengan
bentuk gelombang seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Gelombang Rpm beban pertama

Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh torka 11,61 N,m dengan
bentuk gelombang seperti pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Gelombang torka (N.m)

48
Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh Arus stator 141,4 A dengan
bentuk gelombang seperti pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Gelombang arus stator

Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh Arus rotor 0.537 A dengan
bentuk gelombang seperti pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Gelombang arus Rotor

Pada hasil simulasi beban pertama dapat diperoleh nilai seperti pada Tabel 4.3

49
Tabel 4.4 Hasil pengujian T load=10,252 N . m

No Beban (T load) Hasil simulasi


Arus Stator Arus Rotor Torka Daya Rotor speed
1 10.252
(A) (A) (N.m) (kW) (Rpm)
141,4 0,537 11,61 2739 2550

2. Beban 2 (132 bar), T load=10,106 N . m


Blok pengujan beban kedua dapat dilihat pada Gambar 4.10

Gambar 4.10 Model Pengujian beban kedua

50
Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh rotor speed 2599 Rpm dengan
bentuk gelombang seperti pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Gelombang Rpm beban pertama

Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh torka 11,03 N,m dengan
bentuk gelombang seperti pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Gelombang torka (N.m)

51
Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh Arus stator 142,9 A dengan
bentuk gelombang seperti pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Gelombang arus stator

Dari hasil pengujian beban pertama dapat diperoleh Arus rotor 0.537 A dengan
bentuk gelombang seperti pada Gambar 4.14.

52
Gambar 4.14 Gelombang arus Rotor

Pada hasil simulasi beban kedua dapat diperoleh nilai seperti pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil pengujian T load=10,106 N . m

No Beban (T load) Hasil simulasi


Arus Stator Arus Rotor Torka Daya Rotor speed
1 10.106
(A) (A) (N.m) (kW) (Rpm)
142,9 0,5099 11,03 2739 2599

Setelah dilakukan nya pengujian pada kedua beban, maka dapat dilakukan
perbandingan hasil simulasi dan data yang yang diperoleh. Seperti pada Table 4.6

Tabel 4.6 Perbandian hasil simulasi dengan data DCS

Beban Data DCS Hasil simulasi

T load Arus Stator Rotor speed Arus Stator Daya Rotor speed
(N.m) (A) (Rpm) (A) (kW) (Rpm)
10.252 139 2552 141,4 2739 2550
10.106 141 2589 142.9 2739 2599

Dari hasil simulasi menunjukan nilai nilai yang diperoleh tidak jauh dari data DCS
dan Logsheet, hal ini menunjukan semakin besar nya beban pada motor akan
menyebabkan tinggi nya arus yang dimana hal ini dapat memicu naik nya temperatur
motor yang tidak normal dan akan berdampak buruk bagi motor, turun nya kinerja

53
pada motor dan usia pakai nya tidak tahan lama, maka dari pada itu perlu penyesuaian
beban berdasarkan kapasitas motor.

54

Anda mungkin juga menyukai