Anda di halaman 1dari 8

BUDIDAYA TANAMAN HERBAL DI MASA PANDEMI COVID 19

CULTIVATING HERBAL PLANTS DURING THE COVID 19 PANDEMIC

OLEH
Fifi Alfianty1 , Dian Fita Lestari2

Email : alfiantyfifi4@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Bengkulu

ABSTRAK
Tanaman herbal merupakan tanaman tertentu yang dapat digunakan sebagai
obat-obatan non kimia. Berbagai macam tanaman herbal yang tersedia dan
digunakan sebagai kebutuhan untuk mengobati berbagai macam penyakit, mulai
dari penyakit ringan hingga berat. Menjadikan tanaman herbal sebagai ikhtiar untuk
sembuh telah digunakan sejak zaman dahulu sebagai pengobatan tradisional,
beberapa tanaman herbal telah terbukti khasiatnya secara ilmiah dan sebagian
masih belum teruji klinis. Di era modern saat ini banyak orang lebih memilih untuk
menggunakan obat-obatan kimia karena lebih dipercaya ampuh menyembuhkan
penyakit namun jika ditelisik lebih jauh lagi, konsumsi obat kimia dalam jangka waktu
yang panjang justru dapat membahayakan kesehatan, salah satu nya dapat
menyebabkan sakit ginjal. Oleh karena nya disini penulis menyarankan untuk
kembali mempopulerkan penggunaan tanaman tradisional yang lebih aman
dikonsumsi dalam ikhtiar menyembuhkan penyakit di tengah situasi wabah covid 19
dimana orang dengan penyakit bawaan akan lebih beresiko kematian jika terinfeksi.
Caranya adalah mengajak warga agar menanam sendiri tanaman herbal, adapun 3
tanaman herbal tersebut yakni : daun sirsak, daun sungkai, dan daun ungu yang
memiliki khasiat berbeda-beda, seperti halnya daun ungu dipercaya sebagai obat
ambeien, daun sirsak sebagai obat tekanan darah tinggi dan, serta daun sungkai
yang dapat membunuh berbagai bakteri dan disebut-sebut sebagai obat corona.
Penanaman tanaman herbal tersebut tidaklah rumit, dapat ditanam di tanah yang
sudah digemburkan atau menanam di wadah polibek. Cara penanaman 3 tanaman
herbal tersebut berbeda-beda yaitu penanaman sirsak ditanam melalui bijinya,
sedangkan sungkai dan ungu ditanam batangnya melalui penyetekan. Sehingga
waktu penanaman sangat efektif dan efisien.

Kata Kunci : Tanaman Herbal, Obat, Penyakit


ABSTRACT
Herbal plants are some certain plants which can be used as non chemical
medicine. So many various herbal plants are available and functioned for medicating
mild to severe disease. Using herbal plants as an effort to be recovered has been
used since the old generation as traditional medicine, some of them were
scientifically proven efficacy and some of them not yet. In this modern era, many
people prefer to use chemical medicine because it is potent believed of recovering
from desease. But if we look far, using chemical medicine for long period can cause
serious problem to our health for example kidney desease. So that in this article,
writer suggests to make the traditional medicine famous again like it was to be which
more safety to self recovery in this pandemic covid 19. Since we know that people
who have desease has highly risk of death if they are infected. The way that writer
doing is asking people to plant the herbal plants in their own yard and the plants are
suggested : Ungu, Sungkai, and Soursop plants. Those plants have different
function, for instances : Ungu’s leaf is believed as hemorrhoid medicine, Soursop’s
leaf as high blood pressured medicine, and Sungkai’s leaf killing bacteria even
people say that it’s useful for covid 19 medicine. Planting those plants aren’t hard,
they just can plant it on the loose ground or in the polybek. The methods for planting
them are different : Planting Soursoup is using it’s own seed, planting ungu and
sungkai are using their own stem made cuttings. So the time will be effective and
efficiency.

Key words : Herbal Plants, Disease, Medicine.

PENDAHULUAN
Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat intelektual yang ada dinegeri ini,
diharapkan mampu memberi andil dalam pembangunan bangsa dan Negara.
Pembangunan,disektor fisik yang terus malaju seiring dengan pesatnya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi perlu diimbangi dengan kemajuan masyarakat pada
aspek nonfisik. Sejauh ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masih
menyisakan ketertinggalan masyarakat pada aspek nonfisik. Dunia pendidikan,
kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan masih jauh manjadi problem klasik yang
butuh penanganan serius.
Beberapa aspek yang diperhatikan dalam pelaksanaan kuliah kerja nyata
adalah yang pertama keterpaduan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi yang
berupa pengajaran, penelitan, dan pengabdian pada masyarakat. Yang ke dua
adalah pendekatan interdisipliner dan komprehensif yang artinya KKN bertolak dari
permasalahan nyata masyarakat yang didekati menggunakan segala ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang susah, sedang, dan atau akan dipelajari.
Yang ketiga adalah lintas sektoral, yang keempat dimensi dan luas dan pragmatis,
yang kelima adalah ketelibatan masyarakat secara aktif, yang keenam adalah
keberlanjutan dan pengembangan, dan yang ketujuh adalah bertumpu pada sumber
daya lokal.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ini bertujuan agar mampu membantu
program pemerintah dalam mengupayakan pertumbuhan ekonomi di tengah situasi
pandemi covid 19 yang sedang terjadi saat ini. Judul landasan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) ini adalah “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi
Covid 19” yang mana pada salah satu program KKN ini berupa budidaya 3 tanaman
herbal yakni daun Sungkai, daun Sirsak, dan daun Ungu yang bertujuan
mengedukasi masyarakat untuk menanam sendiri tanaman herbal yang kaya akan
manfaat dan sangat berguna untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
terutama di saat situasi pandemic covid 19. 3 Tanaman herbal ini memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Seperti halnya hasil penelitian yang dikutip dari sebuah jurnal
Zidny Aulia, dkk menyatakan “ Daun ungu berfungsi sebagai obat dengan
kandungan kimia antara lain alkaloid non toksik, saponin, antosianin, flavonoid,
alkohol dan lain-lain.” Flavonoid di analisis dengan analisa kualitatif menggunakan
KLT-Densitometri “ . Daun ungu ini dapat mengobat penyakit ambeien atau wasir.
Selanjutnya Daun Sirsak, “ Kandungan daun sirsak seperti antioksidan dan
ion kalium dapat menurunkan tekanan darah namun, berbeda penurunan antara
tekanan darah sistol dan diastol “ ( Safruddin, dkk : 19 ) . Namun hal ini tergantung
pada sistem metabolisme masing-masing individu yang berbeda. Uniknya ternyata
pada penelitian lain menyebutkan bahwa daun sirsak dapat mengatasi keputihan
pada wanita yang sedang subur, penelitian ini dikutip dari sebuah jurnal Kesehatan
Nurqalbi Sampara, dkk yang menyatakan bahwa ‘’ Daun sirsak dapat untuk
mengobati keputihan pada wanita karena mengandung senyawa acetogenesis
antara lain asimisin, bulatasin dan skuamosin mengandung zat antiseptik yang
dapat membunuh kuman, yaitu fenol, dimana kandungan fenol dalam daun sirsak 5
kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa ‘’.
Hal ini menunjukkan bahwa daun sirsak benar-benar kaya akan manfaat.
Selanjutnya kita beralih ke daun Sungkai, daun yang sedang hits di kalangan
masyarakat saat ini, yang disebut-sebut sebagai obat covid 19. Meskipun belum ada
penelitian lebih lanjut apakah daun sungkai benar-benar efektif mengobati corona
namun sudah pasti bahwa daun sungkai bermanfaat bagi kesehatan, hal nya dilansir
dari sebuah jurnal menunjukkan bahwa “ identifikai metabolit sekunder ekstrak
diperoleh golongan senyawa alkaloid, terpenoid steroid, flavanoid, dan tanin.
Ekstrak metanol daun P. canencens Jack. memiliki aktivitas sebagai antibakteri “
( Arsyik Ibrahim, dkk : 2012 ).
Setelah mengetahui bahwa 3 daun herbal ini memiliki zat aktif yang berbeda-
beda untuk melawan penyakit maka penulis berinisiatif mengajak warga RT 12
Surabaya Permai Kota Bengkulu untuk melakukan budidaya daun Ungu, daun
Sirsak, dan daun Sungkai.

METODE, ALAT, DAN BAHAN

Kegiatan budidaya 3 tanaman herbal daun ungu, daun sirsak, dan daun
sungkai ini berlokasi di Jalan Pulai Payung Blok V2 No 5 RT 12 Surabaya Permai,
Kelurahan Surabaya, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu. Penanaman
dilakukan dengan 2 metode, Adapun penanaman sirsak yaitu dengan cara ditanam
langsung biji nya sedangkan penanaman ungu dan sungkai menggunakan tehnik
stek. Penyetekan batang merupakan pengambilan batang yang di kikis ujungnya
sehingga kedua sisi berbentuk lancip. Menurut Hartmann dan Kester (1983),
keuntungan pembiakan melaui stek adalah murah, dapat dilakukan dengan cepat,
sederhana dan tidak memerlukan tenaga terlatih dibandingkan kultur jaringan. Selain
itu pembiakan vegetatif melalui stek dapat menghasilkan tanaman yang sempurna
dengan akar, daun dan batang dalam waktu relatif singkat serta bersifat serupa
dengan induknya (Rochiman dan Harjadi, 1973).

Alat-alat yang diperlukan :


1. Pisau
2. Cangkul
3. Polibek

Bahan-bahan yang dibutuhkan :


1. Tanah subur ( tanah hitam )
2. Zat perangsang akar
3. Air
4. Biji sirsak
5. Batang Sungkai
6. Batang Ungu

Metode :
A. Penanaman Sirsak
- Ambil biji sirsak dari buah sirsak yang sudah tua lalu bersihkan
- Siapkan tanah yang sudah digemburkan lalu letakkan biji sirsak diatasnya
dan tutup kembali dengan tanah
- Atau, isi polibek dengan tanah hitam lalu letakkan biji sirsak di dalamnya
- Beri air yang cukup

B. Penanaman Sungkai
- Potong ranting pohon sungkai yang berukuran sedang
- Iris masing-masing ujung ranting tersebut sampai agak lancip
- Beri zat perangsang akar
- Letakkan pada polibek yang sudah beri tanah
- Beri air secukupnya

C. Penanaman Ungu
- Potong ranting pohon sungkai yang berukuran sedang
- Iris masing-masing ujung ranting tersebut sampai agak lancip
- Beri zat perangsang akar
- Letakkan pada polibek yang sudah beri tanah
- Beri air secukupnya
HASIL DAN DISKUSI
Penggunaan zat perangsang tumbuh akar pada stek batang daun ungu dan
daun ungu benar-benar membuahkan hasil. Hal ini dibuktikan dengan dalam kurun
waktu sekitar 1,5 bulan. Batang ungu yang distek dengan daunnya tumbuh secara
sempurna sedangkan batang sungkai sudah menunjukkan tunas kecil. Keberhasilan
stek batang dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni induk daripada stek itu sendiri dan
kondisi cuaca, tanah, maupun zat perangsang tumbuh akar yang diberikan
( Gardner et, all 1991 ). Peran ZPT ini sebagai zat fitohormon yang menggantikan
hormon pada tanaman tersebut. Selanjutnya proses penanaman biji sirsak juga
berhasil. Hal tersebut dikarenakan pemilihan biji sirsak dari buah yang sudah sangat
tua, pemberian air yang cukup dan rutin setiap hari, kondisi tanah hitam yang subur,
dan diletakkan di tempat yang teduh.
Berikut adalah foto perkembangan terbaru 3 tanaman herbal tersebut yang sudah
ditanam sejak tanggal 1 Juli 2021 sekitar 50 hari :

1. Tanaman Sirsak
Pada gambar 1 dibawah ini menunjukkan bahwa penanaman biji sirsak telah
berhasil. Biji yang ditanam di tanah hitam yang subur, diberi air yang cukup
setiap hari, dan diletakkan ditempat yang teduh telah menunjukkan hasil yang
signifikan berupa tumbuhnya tanaman sirsak sepanjang kurang lebih 7cm.

( Gambar 1 )
2. Ungu
Pada hasil pengamatan stek batang daun ungu dihubungkan dengan faktor
internal dan eksternal yang memengaruhi tingkat keberhasikan tanaman
ungu, hal ini dapat disimpulkan bahwa factor internal pengambilan indukan
batang ungu yang sehat dan bagus benar-benar berdampak pada sehat dan
bagusnya anak tanaman hasil stek. Sedangkan faktor luar yang memengaruhi
seperti terlindungnya tanaman tersebut dari sinar matahari, tanah hitam yang
subur, dan suhu tempat yang sesuai. Presentase tanaman ungu yang hidup
dari penyetekan ini 100% berhasil dengan panjang stek saat ini kurang lebih
10-15 cm.

( Gambar 2 )

3. Sungkai

Pada hasil pengamatan stek batang sungkai dihubungkan dengan faktor


internal dan eksternal yang memengaruhi tingkat keberhasikan tanaman
ungu, hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor internal pengambilan indukan
batang sungkai yang sehat memengaruhi anakan stek sungkai. Sedangkan
faktor luar yang memengaruhi seperti terlindungnya tanaman tersebut dari
sinar matahari, tanah hitam yang subur, dan suhu tempat yang sesuai. Jika
diamati, tunas kecil nya mulai bermunculan meskipun tidak terlalu banyak.
Presentase tanaman ungu yang hidup dari penyetekan ini 80% berhasil
dengan panjang stek kurang lebih 8-15 cm.
( Gambar 3 )

KESIMPULAN

Semua orang berharap untuk selalu memiliki badan yang sehat, namun
sayangnya terkadang penyakit datang sebagai musibah yang tidak dapat dihindari.
Berbagai upaya yang dilakukan orang agar kembali sehat, dengan berobat ke dokter
dan mengkonsumsi obat yang telah diresepkan. Namun tak jarang orang memilih
pengobatan alternatif seperti hal nya menggunakan tanaman herbal, selain dinilai
lebih rendah resiko akan efek samping juga hemat biaya. Penulis telah mengajak
masyarakat untuk menanam 3 tanaman herbal utama yang menurut penulis penting
untuk ditanam yakni Sirsak, Ungu, dan Sungkai yang berfungsi untuk meredakan
dan menyembuhkan penyakit seperti Ungu yang dipercaya sebagai obat ambeien,
Sirsak sebagai obat hipertensi atau darah tinggi, dan sungkai sebagai obat anti
bakteri dan keputihan terlebih lagi daun sungkai disebut-sebut dapat digunakan
sebagai obat covid 19 meskipun belum ada penelitian lebih lanjut namun warga
tempat penulis tinggal yakni di Kota Bengkulu telah berbondong-bondong mencari
dan mengkonsumsi rebusan daun sungkai sebagai obat covid 19, apabila sungkai ini
tidak dibudidayakan dikhawatirkan akan habis dan sulit dicari oleh karenanya penulis
merasa bahwa budidaya tanaman herbal termasuk sungkai adalah langkah yang
tepat untuk dijadikan sebagai salah satu proker KKN mandiri .
REFERENSI
Ashari Sumeru, Kendarini Niken, Ramadan Rizki, Vani. Kajian Pemberian Zat Pengatur
Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman. 2016. Kajian Pemberian Zat
Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga (Hylocereus
Costaricensis) | Ramadan | Jurnal Produksi Tanaman (Ub.Ac.Id) .

Annistri, Ayunindya. 2020. 10 Manfaat Daun Sirsak Beserta Efek Sampingnya. Tersedia
Pada Laman : Https://Www.Cekaja.Com/Info/10-Manfaat-Daun-Sirsak . Diakses
Pada Tanggal 1 Juli 2021.

Aulia Zidny, Khamid Mukhamad Nur, Aninjaya Mita. Analisis Kandungan Flavonoid
Ekstrak Etanol 70% Simplisia Daun Ungu (Graptophyllum Pictum L Griff.) Dengan
Metode Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. 2019 : 82-7. Https://Www.E-
Journal.Stikesdutagama.Ac.Id/Index .
Badiaraja Panji Handoko. Uji Potensi Antipiretik Daun Muda Sungkai (Peronema
Canescens) Pada Mencit (Mus Musculus) Serta Implementasinya Dalam
Pembelajaran Sistem Imun Di SMA ( Skripsi ). Bengkulu : Fakultas KIP Universitas
Bengkulu : 2014.
Ibrahim Arsyik, Kuncoro Hadi. Identifikasi Metabolit Sekunder Dan Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack.) Terhadap Beberapa
Bakteri Patogen. 2012 ; 8-16. Https://Www.Bing.Com/Search?Q=Stek+Batang+
Daun+Sungkai+Jurnal&Qs=N&Form=QBRE&Sp=1&Pq=Stek+Batang+Daun&Sc=01
6&Sk=&Cvid=E7D07238DF714917AE47146D8D58FE57 .
Nurqalbi Sampara, Jumrah Sudirman, Fadjriah Ohorella, Dkk. Daun Sirsak (Annona
Muricata. L) Sebagai Penanganan Keputihan Pada Wanita Usia Subur. 2021 ; 141-
6. Https://Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php/AN-NUR .

Putra, Yusuf Dwi. 2020. 10 Manfaat Daun Ungu Untuk Kesehatan. Nomor 5 Luar Biasa!.
Tersedia Di Laman : Https://Blogs.Insanmedika.Co.Id/Daun-Ungu/ . Diaskes Pada
Tanggal 1 Juli 2021.

Retna Ningsih Agustina. Primadiamanti Annisa. Febrianti Annisa. Uji Daya Hambat
Ekstrak Etanol Daun Ungu (Graptophyllum Pictum (L.)
Griff) Terhadap Bakteri Staphylococcus Epidermidis Dan Bakteri
Propionibacterium Acnes Penyebab Jerawat Dengan Metode Cakram. 2019 : 1-9.
Ejurnalmalahayati.Ac.Id/Index.Php/Analisfarmasi/.
Safruddin, Alfira Nadia. Efektivitas Daun Sirsak Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Balibo Kabupaten
Bulukumba. 2017 ; 11-22. Https://Www.Bing.Com/Search?Q=Jurnal+Daun+Sirsak+
Untuk+Kesehatan&Qs=N&Form=QBRE&Sp=1&Pq=Jurnal+Daun+Sirsak+Un&Sc=0-
21&Sk=&Cvid=27F2129D53CC4C1499A7D6480D4D7ABE.
Wahyudi, Zainal Muttaqin, A Russel Mojiol. Analisis Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Sungkai (Peronema Canescens Jack.) Di Kalimantan. 2010 : 117-22.
Https://Www.Bing.Com/Search?
Q=Jurnal+Daun+Sungkai&Qs=N&Form=QBRE&Sp=1&Pq=Jurnal+Daun+Sungk&Sc
=017&Sk=&Cvid=416718D422D344E09AE0928B0CF96E33.

Anda mungkin juga menyukai