Sistem Kepartaian Dan Pemilu

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ashrin Marlian

NPM : 217310261
Kelas : 6E
Matkul : Sistem Kepartaian dan Pemilu

HAK ANGKET PILPRES 2024

Hak Angket: hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu
undang-undang/kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan
berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

1. Pada seminar tanggal 03 maret 2024 kemaren, Prof. Ni'matul Huda membuka seminar
dengan judul pembahasan yaitu "kecurangan pemilu 2024 & hak angket DPR" kemudian
prof. Ni'matul huda menjelaskan ttg penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari
KKN, Prof. Ni’matul Huda juga menjelaskan ketetapan MPR RI No.XI/MPR/1998
tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, kolusi dan Nepotisme,
Pasal 2 (1) penyelenggaraan negara pada lembaga-lembaga eksekutif lembaga legislatif
dan yudikatif harus melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik dan bertanggung
jawab pada masyarakat bangsa dan negara kemudian ayat duanya untuk menjalankan
fungsi dan tugas tersebut penyelenggara negara harus jujur adil terbuka dan terpercaya
serta mampu membebaskan diri dari praktik KKN nah ini ini masih berlaku ini gitu ya
kemudian ada undang-undang nomor 28 thn 99 tentang penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas dari KKN di pasal 1 angka 4 kolusi adalah permufakatan atau kerja
sama secara melawan hukum antar penyelenggara negara dengan pihak lain yang
merugikan orang lain masyarakat dan atau negara
kemud pasal 1 angka 5 nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggaraan negara
secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya
di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yg kita sama-sama ketahui
menjelang pilpres kemaren yang dilakukan oleh presiden, menteri, beserta jajarannya
dalam konteks ini sangat relefan, karena penyelenggara negara bekerja sama baik itu
antara penyelenggara negara atau dengan paslon, paslon dengan yang bukan paslon
misalnya dengan presiden. Seperti pada kasus presiden membagi BLT (Bantuan
Langsung Tunai) apa kaitannya dengan pemilu, kan bukan peserta juga bukan timses
tetapi ikut kampanye dan ikut membagi bagikan kemudian bagian dari beras yang
dibagikan diberikan logo 02. Menurut saya prof. Ni'matul huda menjelaskan ttg Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme dengan contoh-contoh yang sudah terjadi saat ini seperti salah
satunya yang sudah saya tulis diatas.
Kemudian, Prof. Ni'matul Huda membahas mengenai Kecurangan pemilu (Pilpres),
pelanggaran pemilu sebelum 14 februari, diseminar ini prof. Ni'matul huda menjelaskan
pada menit 12.30 berdasarkan data yang dirilis hingga 8 Januari 2024, Bawaslu RI telah
menangani pelanggaran pemilu sebanyak 1.032 kasus yang terdiri atas 329 temuan dan
703 laporan. Sebanyak 585 kasus telah di registrasi dengan rincian laporan dan 288
temuan. Dengan adanya data tersebut, prof. Ni'matul huda sudah menjelaskan
berdasarkan fakta dan data sehingga para peserta yang hadir di seminar pada malam
tersebut mendapatkan informasi bahwa pada pemilu tahun 2024 ada tindakan
kecurangan. Didalam seminar tersebut juga menjelaskan Presiden, menteri, dan penjabat
KDH berkampanye tetapi tidak cuti. Pelanggaran lain yang dijabarkan dalam seminar
tersebut adalah seperti selain presiden berkampanye, presiden juga memihak paslon
capres dan cawapres no urut 02 serta PSI.
Selanjutnya, Prof. Ni’matul Huda menjelaskan Tugas & Wewenang DPR, didalam
seminar tersebut membahas isi dari pasal 20A UUD 1945 kemudian Tugas dan
Wewenang DPR. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjadikan DPR berfungsi secara
optimal sebagai lembaga perwakilan rakyat sekaligus memperkokoh pelaksanaan checks
and balances oleh DPR.
Indah Dwi Qurbani mengambil kesimpulan Pada saat kita bicara hak angket keberadaan
hak angket itu secara normatif ada pada ketentuan pasal 20A di dalam undang-undang
Dasar 1945 di mana kemudian jika ada hal-hal terkait entah itu kebijakan entah itu
undang-undang yang kemudian yang penting yang strategis dan memiliki dan memiliki
dampak yang luar biasa di dalam penyelenggaraannya dan kemudian Ada dugaan bahwa
ada potensi pelanggaran peraturan hukum yang ada maka kemudian hak angket itu dapat
digunakan secara secara teoritis
2. Pada Menit ke 35:45 Prof Susi menganggat judul yaitu tentang hak angket demokrasi dan
pemilu yang berkeadilan. di dalam undang-undang dasar 1945 dan asas-asas itu pada
dasarnya dibuat dalam rangka menjalankan Sistem pemilihan umum yang berkeadilan
dan sistem pemilihan umum yang berkeadilan itu merupakan instrumen penting untuk
menegakkan hukum dan menjamin sepenuhnya penerapan prinsip demokrasi melalui
pelaksanaan pemilu yang bebas adil dan jujur dan ini juga dikembangkan untuk
mencegah dan mengidentifikasi ketidakberesan pada pemilu sekaligus sebagai sarana dan
mekanisme untuk membenahi ketidakberesan tersebut dan memberikan sanksi kepada
pelaku pelanggaran jika kita melihat penyelenggaraan pemilihan umum pada umumnya
maka biasanya akan dijumpai beberapa persoalan Baik persoalan-persoalan itu
diselesaikan secara hukum maupun juga persoalan-persoalan yang diselesaikan secara
politik
Oleh karena itu tidak semua persoalan-persoalan pemilihan umum itu harus diselesaikan
oleh hukum tetapi dapat juga diselesaikan melalui politik dan angket itu di dipandang
sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan itu dari aspek politik
tadi sudah disampaikan oleh profor nikma Apa yang dimaksudkan dengan hak angket itu
sebagaimana diatur di dalam pasal 79 ayat 2 undang-undang ee MD3 yang pada dasarnya
dia merupakan Hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu
undang-undang dan atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting
strategis dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3. prof. Muchamad Ali Safaat menyampaikan seberapa besar dampak hak angket jika
dilaksanakan. Kekuasaan absolute dapat melahirkan penyalah gunaan kekuasaan
kemudian rekomendasi-rekomendasi apa yang bisa diberikan sampai kepada tataran
kedepannya seperti apa wajah pemilu indonesia ditahun-tahun berikutnya.
Prof. Muchmad ali juga mengatakan berbicara dalam konteks konstitusional tatanan
konstitusi kita itu masih executif heavy begitu masih eksekutif setidaknya itu lalu bisa
dilihat dari keterlibatan presiden dalam proseses pembentukan undang-undang di
samping mengajukan rancangan undang-undang karena kalau kita lalu melihat sistem
pemerintahan presidensial yang lain presiden tidak punya hak untuk ikut campur
menentukan substansi undang-undang hanya boleh ilang setuju atau enggak setuju kan
begitu aja kalaupun presiden enggak setuju dikembalikan ke ee DPR bisa saja lalu diubah
atau dibatalkan ketidaksetujuannya.
4. Jadi kesimpulan yang saya ambil dari seminar pada tangga 03 Maret 2024 ini tidak semua
mahasiswa/audience yang setuju akan pendapat para narasumber tersebut. saya lihat di
media sosial bahwasanya menurut Bawaslu menyatakan tidak ada istilah kecurangan
pada pemilu 2024
Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), mayoritas masyarakat tidak setuju dengan
anggapan bahwa pelaksanaan pemilu 2024 diwarnai banyak kecurangan.(sumber
databoks)

Anda mungkin juga menyukai