Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Konstitusional (oleh Prof Yuliandri Guru Besar Ilmu Perundang-undangan

Fakultas Hukum Universitas Andalas)


Setiap negara pasti memiliki paham yang dianut dan dijadikan sebagai landasan
pemerintahan. Sejak awal didirikan, Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai negara
konstitusional. secara umum, konstitusi adalah suatu aturan dan ketentuan dasar, baik dari
hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur sistem pemerintahan dan
diselenggarakan di dalam suatu negara. Dalam konteks ini, Undang-Undang Dasar 1945
merupakan bentuk konstitusi tertulis yang dijadikan pegangan oleh masyarakat Indonesia.

Pengertian konstitusional menurut ahli:


Menurut Jimly Asshidiqie konstitusi adalah Undang Undang Dasar yang termasuk
dalam hierarki hukum menempati kedudukan paling tinggi dan memiliki sifat fundamental.
Sehingga, pembuatan berbagai macam peraturan di bawahnya tidak boleh bertentangan
dengan Undang Undang Dasar.
Bolingbroke menuturkan bahwa pengertian konstitusi adalah sekumpulan kaidah-
kaidah hukum, institusi-institusi, dan kebiasaan-kebiasaan yang diambil dari asas penalaran
tertentu serta berisikan sistem umum atas dasar nama masyarakat itu sepakat atau setuju
untuk diperintah.

Fungsi Konstitusi (oleh Prof Yuliandri Guru Besar Ilmu Perundang-undangan Fakultas
Hukum Universitas Andalas)
Berdasarkan definisinya, konstitusi memiliki berbagai macam fungsi yang berdampak
besar pada kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Berikut adalah fungsi dari
adanya sebuah konstitusi
1. Alat pengatur hubungan kekuasaan antar masyarakat dalam suatu negara.
2. Sebagai penentu serta pembatas kekuasaan pemerintah.
3. Mengatur hubungan kekuasaan antar pemerintah dengan masyarakat.
4. Sebagai sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Mengemban fungsi penyalur kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli atau
rakyat kepada pemerintah.
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
7. Sebagai simbol rujukan identitas serta keagungan kebangsaan.
8. Memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengendalikan masyarakat.

Konstitusi di Indonesia (oleh Prof Yuliandri Guru Besar Ilmu Perundang-undangan Fakultas
Hukum Universitas Andalas)
1. Konstitusi Tertulis
Konstitusi tertulis adalah dokumen yang memuat aturan pokok suatu negara, meliputi
sistem pemerintahan dan tatanan kehidupan masyarakat bernegara. Berikut adalah
beberapa konstitusi tertulis yang pernah digunakan oleh Indonesia:
- UUD 1945
- Undang-Undang Dasar RIS
- Undang-Undang Dasar Sementara
- UUD 1945 Hasil Amandemen

2. Konstitusi Tidak Tertulis


Sementara itu, konstitusi tidak tertulis sering disebut dengan istilah konvensi. Aturan ini
biasanya merupakan hasil pidato atau adat istiadat yang dilakukan secara turun-temurun.
Berikut adalah contoh konstitusi tidak tertulis milik Indonesia yang pernah digunakan:
- Keputusan di MPR diambil dan diputuskan berdasarkan musyawarah secara
mufakat.
- Pidato Presiden pada sidang paripurna DPR setiap tanggal 16 Agustus 1945 dan
Pidato Presiden sebelum MPR melakukan sidang.
- Adat istiadat
-
Studi kasus:
Oki Hajiansyah Wahab, 2013, PENGABAIAN HAK-HAK KONSTITUSIONAL DALAM
PERSPEKTIF KEADILAN (Studi Kasus Warga Moro-Moro Register 45, Kabupaten Mesuji
Lampung), Jurnal IUS, 1(1): 15-31.
Laporan Tim Gabungan Pencar Fakta (TGPF) Kasus Mesuji menyebutkan bahwa
konflik di Register 45 adalah konflik penguasaan dan pengelolaan hutan tanaman industri
yang sejak lama telah menjadi silang sengketa antara investor, masyarakat, dan pemerintah.
Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, tidak terkoordinasi, minimalnya pengawasan
pemerintah, investor yang tidak menjalankan kewajiban, menyalahgunakan izin, masyarakat
yang tersingkir dan menjadi agresif, beroperasinya spekulan tanah telah menyebabkan
persengketaan yang ada di Register 45 terus terjadi dan tidak pernah tuntas diselesaikan
Bila kita tinjau lebih jauh lagi pasal 28H ayat (3) konstitusi kita juga mengamanatkan
bahwa setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Pemerintah
sesungguhnya dapat mengkategorikan masyarakat Moro-Moro sebagai penduduk yang rentan
akan administrasi kependudukan dimana Pasal 25 UU Kependudukan telah mengaturnya.
Masyarakat yang berdiam di kawasan Hutan Register 45 juga bukan tidak berupaya
mendaftarkan keberadaanya kepada pemerintah setempat sesuai dengan amanat UU
Kependudukan. Sejak tahun 2006 berulang kali mereka mencoba mendaftarkan diri namun
pemerintahan desa terdekat kesulitan menerima karena adanya kebijakan pemerintah daerah
dan Provinsi yang melarang desa-desa terdekat untuk mengakomodir masyarakat Moro-
Moro. Kebijakan pengabaian ini pada akhirnya melahirkan berbagai tindakan diskriminatif.
Konstitusi kita dengan jelas mengatur bahwa setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama
guna mencapai persamaan dan ke - adilan. Pasal ini menunjukan semangat negara untuk
membantu warga negaranya untuk mendapatkan kesempatan, kemudahan dan perlakuan
khusus bila diperlukan untuk mendapatkan persamaan perlakuan dan rasa keadilan. Pasal 28 I
ayat (2) Konstitusi kita menyatakan bahwasannya seiap orang berhak bebas dari perlakuan
yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Sikap diskriminasi sendiri diterangkan pasal 1 butir
3 UU No.39 tahun 1999.
Pemerintah daerah sejak Kabupaten Tulang Bawang sampai Kabupaten Mesuji
enggan memberikan dokumen kependudukan dan hak politik kepada warga Moro-Moro.
Pemerintah beralasan, warga Moro-Moro menempati kawasan yang tidak boleh ditempati.
Pemberian dokumen kependudukan dianggap dapat membawa implikasi politik terhadap
status kependudukan warga Moro-Moro terhadap lahan yang mereka diami saat ini. Lewat
Surat Gubernur Nomor 270/0973/ II.03/2011 Tentang Tindak lanjut penanganan Hak Politik
masyarakat Kawasan Hutan Register 45, Pemerintah daerah menegaskan untuk tidak
memberikan hak politik kepada masyarakat di Kawasan Hutan Register 45 dengan alasan
bukan merupakan penduduk dan tidak memiliki KTP.
Pengabaian hak-hak konstitusional warga negara yang dilakukan oleh Pemerintah
daerah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Mesuji adalah tindakan yang
bertentangan dengan konstitusi dan ber - bagai perundang-undangan lainnya. Pemikiran yang
beranggapan hukum sudah memberikan keadilan manakala sudah bertindak diskriminatif,
tidak akan mampu menjawab persoalan keadilan. Hukum harus direkonstruksi secara sosial
dengan menghubungkannya dengan basis kemasyarakatan yang lebih luas, yaitu sosial,
ekonomi, politik, dan budaya.
Negara seakan tidak lagi mampu melindungi hak warga Negara karena terjebak dalam
persoalan prosedur administrasi kependudukan. Masyarakat Moro-Moro seakan hidup di luar
hukum negara (living outside the state law). Implikasi sosio-yuridis juga harus dialami oleh
anakanak dan perempuan yang kehilangan hakhaknya sebagai warga negara. Implementasi
hukum ternyata dipengaruhi berbagai faktor seperti faktor politik maupun intervensi
kepentingan bisnis. Hukum tidak-lah menjadi variabel yang bebas nilai melainkan
dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar hukum. Pada kasus Moro-Moro pengabaian hak-hak
konstitusional berkait erat dengan kepentingan ekonomi pengusaha dan konstelasi politik
lokal.

Sedangkan dari segi saran terkait dengan permasalahan diatas adalah


1. Pemerintah daerah sudah seharusnya kembali pada kewajiban asasi dan perannya sebagai
pelindung hak-hak warga negaranya. Pemerintah sebaiknya segera merancang model
kebijakan untuk melindungi hak-hak konstitusional masyarakat di kawasan hutan dan atau
wilayahwilayah yang mengalami konflik agraria.
2. Pemerintah perlu melakukan penyelesaian konflik dengan mengutamakan proses dialog-
negosiasi yang transparan, setara, dan responsif. Diperlukan pendekatan yuridis-sosiologis
diperlukan untuk mendekatkan nilai-nilai keadilan sebagaimana diidam-idamkan oleh
kelompok masyarakat miskin.
Aksi dan Penolakan dari masyarakat mengenai RUU tentang Cipta Kerja yang
diundangkan menjadi UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)

Pada 12 Februari 2020 Presiden Jokowi resmi mengajukan omnibus law ke Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR Rl). Melalui Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian bersama Menteri terkait lainnya, Surat Presiden Nomor: R−06/Pres/02/2020
tanggal 7 Februari 2020 perihal Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja (RUU Cipta
Kerja) kepada Ketua DPR Rl yang disertai dokumen (hard copy) Naskah Akademik dan
RUU Cipta Kerja.
Pada tanggal 2 November 2020 RUU tentang Cipta Kerja ini diundangkan menjadi
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) dan hal ini tentu saja
menimbulkan reaksi baik pro maupun kontra, dari kalangan masyarakat selaku pemohon
yang merasa dirugikan hak konstitusionalnya dengan disahkan dan diundangkannya UU
Cipta Kerja ini, sehingga Pemohon tersebut melakukan uji formil ke Mahkamah Konstitusi
(MK), agar MK membatalkan UU Cipta Kerja tersebut.
UU Cipta Kerja bertentangan dengan syarat formil pembentukan undang-undang
dalam tahap perencanaan. UU Cipta Kerja bertentangan dengan asas keterbukaan. UU Cipta
Kerja tidak melalui pelibatan publik yang luas dalam prosesnya hanya melibatkan segelintir
pihak saja. Bahkan draf RUU yang disampaikan kepada publik simpang siur alias
kontroversial otentisitasnya.
Mahkamah Konstitusi juga menyatakan pembentukan UU Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai ‘tidak dilakukan perbaikan dalam waktu
2 (dua) tahun sejak putusan ini diucapkan'. Menyatakan UU Cipta Kerja masih tetap berlaku
sampai dengan dilakukan perbaikan pembentukan sesuai dengan tenggang waktu
sebagaimana yang telah ditentukan dalam putusan. Jadi sekalipun UU Cipta Kerja ini sudah
dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi akan tetapi didalam putusan
tersebut tidak secara tegas membatalkan keberlakuan UU Cipta Kerja sehingga menimbulkan
multi tafsir atau keambiguan terkait putusan mahkamah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai