NURUL FITRAH
0910580319002
Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
Fitrahnurul566@gmail.com
Abstrak
Tiap - tiap warga negara dan kepala negara harus tunduk pada konstitusi yang merupakan
dan kewajiban serta kewajiban anggota masyarakat. Rule of law dan pembahasan konstitusi
dalam teori demokrasi sangat erat kaitannya. Indonesia menganut konsep negara demokrasi,
artinya kekuasaan dan kedaulatan berada di genggaman rakyat. Hal ini dapat ditemukan pada
paragraf 2. Pasal 1 UUD 1945. Dikatakan bahwa kedaulatan adalah milik rakyat dan
ditangani sesuai dengan konstitusi. Hukum dibuat dan ditegakkan sesuai dengan prinsip
demokrasi. Hukum tidak dapat di ciptakan, diundangkan, di artikan dan ditegakkan dengan
pondasi atas dasar otoritas. Tetapi demokrasi harus diatur oleh hukum. Implementasi cita-cita
Kesucian UUD 1945 diubah dengan berbagai cara. Konstitusi bertujuan untuk
menjamin hak dan kewajiban rakyat, kekuasaan dan hak pemerintah (dalam arti luas), dan
reformasi kehidupan bernegara dan berbangsa. Dengan kata lain, berusaha menciptakan
“kontrak sosial” baru antara negara dan warga negara, berdasarkan tujuan bersama yang
institusinya. Oleh karena itu, amandemen UUD tidak dapat diubah ( et al. 2019).
Dasar atau konstitusi negara adalah konstitusi. Hukum dasar dapat disebut hukum
tertulis dan fundamental (BLA) atau hukum dan konvensi tidak tertulis. Penciptaan dan
pelaksanaan negara atau lembaga disebut dengan konstitusi. Aturan tidak hanya dianggap
hukum konstitusional; Dibalik itu, konstitusi dilihat sebagai kelompok pernyataan tentang
impian dan keyakinan. Untuk mencapai ketertiban sosial, kedamaian dan keadilan. politisi
dan warga negara harus menegaskan dan mengamalkan prinsip bahwa negara hukum adalah
prinsip kehidupan (S. Mustanir, Ahmad 2021). Negara di dunia sebagian besar memiliki
UUD (undang-undang dasar) atau disebut konstitusi tertulis yang secara umum mengolah
pembuatan, fungsi dan pembagian berbagai lembaga negara dan perlindungan hak asasi
Dorongan untuk konstitusi seperti yang didefinisikan oleh Lord Bryce adalah
keinginan warga negara ketika hak-hak itu terancam mereka dapat menjamin hak-hak mereka
sendiri dan untuk membatasi tindakan pemerintah di masa depan, kehendak gubernur /
gubernur. untuk melindungi hak, hak rakyat, untuk menciptakan tatanan konstitusional yang
awalnya kabur, berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat, untuk mencegah pemerintah masa
depan bertindak sewenang-wenang atas apa yang mungkin dilihat oleh pemerintah negara
mengatur kehidupan bernegara. Meskipun istilah “rule of law” baru familiar pada abad ke-19,
namun sejak lama konsep tersebut telah ada dan berkembang dari waktu ke waktu untuk
memenuhi kebutuhan kondisi (Samad, Mustanir, and Pratama 2019). Sejak zaman Plato
sampai sekarang, konsep “negara hukum” telah banyak mengalami perubahan yang
mendorong para filosof dan filosof membangun istilah “negara hukum” pada persoalan-
persoalan yang dibutuhkan oleh gagasan negara hukum. Aturan yang diharapkan, dilanjutkan
oleh Aristoteles, yaitu aturan yang adil yang dapat menjamin kesejahteraan publik, yang
dipaksakan bukan oleh penguasa, tetapi oleh kehendak rakyat, seperti yang dikatakan Plato
karena merupakan pemerintahan dengan pejabat terpilih, negara hukum sangat fleksibel dan
tak terpisahkan dari demokrasi, kedaulatan rakyat, dan landasan konstitusional (Mustanir and
Jaya 2016). Maka dari itu, di bawah negara hukum unsur-unsur mendasar dan esensial
aturan rakyat, demokrasi dan aturan hukum. aturan merupakan semua contoh dari aturan
of Powers Act, yang mengatur pemindahan kekuasaan, People's Representation Act, yang
secara bertahap mengumumkan pemastian hak pilih universal dari tahun 1832, Judiciary Act,
dan Legislative Act, parlementer 1911 dan 1949, mengurangi kekuasaan Majelis (Mustanir
and Abadi 2017). Konstitusi tidak dimaksudkan sebagai rangkuman peraturan hukum dan
ekstra hukum yang lengkap; Sebaliknya, itu disebut sebagai kumpulan, biasanya terdiri dari
satu naskah atau beberapa naskah yang terkait erat. UUD 1945 juga tercatat dalam naskah
formal yang ditandatangani pada 18 Agustus 1945, satu hari setelah Republik Indonesia
Demokrasi dan negara hukum merupakan dua konsep mekanisme kekuasaan dalam
pemerintahan. Kedua konsep tersebut saling mendukung sampai tidak dapat dipisahkan. Dari
penjelasan tersebut, perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan demokrasi dan negara
hukum serta mengapa kedua konsep tersebut berkaitan dalam perkembangannya (Latif,
Mustanir, and Irwan 2019). Berdasakan sejarah, konsep negara hukum telah berkembang
sesuai dengan perkembangan sejarah. Model negara hukum sudah ada sejak abad Yunani
kuno, ketika Plato menyusun gagasan bahwa negara harus didasarkan pada aturan yang
dibuat oleh rakyat. Ide ini berawal dari Yunani kuno ketika Plato melihat bahwa negara
negaranya dikepalai oleh sosok yang haus akan kekayaan, kekuasaan dan kehormatan. Pada
dasarnya, gagasan negara hukum sebagaimana didefinisikan oleh Plato adalah bahwa negara
harus berdasarkan keadilan dan hukum bagi warga negaranya (Mustanir 2019a).
Suatu negara adalah bentuk kehidupan dalam kelompok besar dengan banyak
suatu negara sebagai bentuk kehidupan berorganisasi yang memiliki kesamaan dengan bentuk
kehidupan lain seperti dusun, desa, gubuk dan lain-lain. Negara sebagai salah satu bentuk
kehidupan sosial memiliki dua jenis ciri yang tidak dimiliki oleh bentuk kehidupan sosial lain
yang tidak bernegara, yaitu (1) negara memiliki kekuasaan lebih dari bentuk kehidupan sosial
lainnya, (2) ) kedudukan negara yang lebih tinggi daripada struktur interaksi sosial lainnya
bersamaan, bahkan bisa dikatakan saling melengkapi sedemikian rupa sehingga tidak dapat
dipecah-belah. Dalam konteks ini, demokrasi yang bukan negara hukum bukanlah demokrasi
dalam arti sebenarnya sesuai yang dinyatakan oleh Franz Magnis Suseno. Demokrasi adalah
cara paling pasti untuk tetap mengontrol supremasi hukum (Irwan, Latif, and Mustanir 2021).
Pandangan demokrasi dan negara hukum berdasarkan sejarah memiliki nilai yang
sistem yang sewenang-wenangnya dan mengabaikan hak-hak rakyat (Mustanir, Justira, et al.
2018). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hubungan diantara demokrasi dan negara
hukum muncul ketika negara ingin mengikuti prinsip-prinsip demokrasi yang harus
untuk mencerminkan kehendak rakyat. Oleh karena itu, perpaduan kedua konsep ini sangat
penting di era saat ini, dengan tujuan untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan,
A. KONSTITUSI NEGARA
(bahasa Prancis) yang diartikan membuat, yang di buat adalah negara, dan menurut
pengertian ini konstitusi meliputi permulaan (awal) segala aturan dan hukum yang mengatur
negara, berlaku untuk negara ( sakir Mustanir, Ahmad 2019). Konstitusi baru awalnya
mencerminkan situasi sosial-politik suatu kaum dan belum masuk akal dari sudut pandang
hukum. Jadi masih persepsi sosiologi/politik yang merupakan keputusan organisasi itu
sendiri. Misalnya, tentukan siapa yang akan menjadi ketua organisasi dan siapa yang akan
adalah pemahaman politik sebagai kenyataan, kemudian menjadi rumusan normatif yang
harus diterapkan dan pelanggarannya diberi sanksi hukum (delegation of rights). Di sini kita
melihat suatu abstraksi, yaitu suatu metode yurisprudensi yang dengannya unsur-unsur
hukum diambil dari realitas sosial, yang kemudian digunakan sebagai rumusan-rumusan
hukum (Andi Asmawati AR, Haeruddin Syarifuddin, Abdul Jabbar, Kamaruddin Sellang,
Dalam teori negara dikenal dua jenis konstitusi, yaitu konstitusi buatan dan konstitusi
murni . Gagasan atau perwujudan pandangan tentang negara bangsa disebut Konstitusi murni.
Konstitusi semacam itu tidak mensyaratkan sebuah norma tertentu sebagai landasan
pembentukannya, karena mempunyai kekuatan tersendiri yang timbul dari suatu falsafah
hidup yang timbul dari suatu gagasan atau pandangan tentang negara dari rakyat. Sebaliknya
kekuatannya dari hukum lain. Misalnya, konstitusi negara patungan, yang konstitusinya
hanya sekedar menjadi Normlogiek Machtloze (Jamal, Mustanir, and Latif 2020).
Secara teori, kita tahu bahwa konstitusi memiliki dua ciri: konstitusi yang fleksibel
dan konstitusi yang berstrategi rev. Sejauh mana suatu konstitusi fleksibel atau kaku adalah
apakah konstitusi dapat diamandemen atau tidak dan mudah tidaknya untuk mengikuti
yang secara materil sejalan dengan pandangan bangsa tentang kenegaraan, sehingga rakyat
dapat melaksanakan dan menjunjungnya dengan baik. Namun dalam praktik bernegara,
terjadi suatu konstitusi/hukum dasar tertulis hanya berlaku sebagian atau hanya untuk
1945) yaitu Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berarti
Undang-Undang Dasar yang tertinggi, yang dijadikan rujukan dan petunjuk utama dalam
penyelenggaraan masyarakat, bangsa dan kehidupan negara. negara. Konsep kekuasaan yang
digunakan didalam UUD 1945 adalah kekuasaan rakyat dan negara hukum (Mustanir 2017).
Kedaulatan rakyat yang berarti kekuasaan tertinggi negara kesatuan Republik Indonesia
berada di genggaman rakyat merupakan dasar pembangunan kehidupan politik dengan sistem
demokrasi. Arti konstitusi dalam prosiding ketatanegaraan pada dasarnya dapat memiliki dua
pengertian: a) lebih luas dari konstitusi b) pengertian yang sama dengan konstitusi (Latif,
Kata konstitusi berasal dari kata Perancis "constituer", yang berarti "membentuk".
pembangunan dan proklamasi suatu negara. Istilah konstitusi merupakan terjemahan dari
istilah Belanda “grondwet”, kata “wet” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia hukum dan
“grond” berarti tanah/fondasi. Menurut Kay, “tujuan pembuatan konstitusi adalah untuk
menegakkan aturan-aturan tertentu yang mempengaruhi perilaku rakyat dan dengan demikian
menjaga berfungsinya pemerintahan dengan baik (Agus Hendrayady, S.Sos., M.Si. Dr.
Arman, S.Sos., M.Si. | Nugroho Djati Satmoko, S.E., M.SIE. Afriansyah, S.Psi., S.Sos., S.P.,
M.Si., M.H., M.Agr | Heriyanto, S.Sos., M.Si Chaereyranba Sholeh, S.A.P., M.A.P Dr. Iwan
Dalam (Ahmad and Muhammad 2019) fungsi Konstitusi yang ditemukan oleh
profesor hukum tata negara Jimly Assshiddiqie, yang menjelaskan tentang sebagai berikut :
negara konstitusi. Norma hukum dasar dimaksudkan untuk memperkuat supremasi hukum
dan keutamaan hukum didalam kedaulatan negara. Kekuasaan negara yang di dalamnya
rakyat berdaulat dilaksanakan sebagai hak tertinggi negara menurut ketentuan konstitusi (
Kata konstitusi dapat memiliki arti yang lebih luas dari pada arti konstitusi karena
pengertian konstitusi hanya mencakup naskah-naskah tertulis dan ada juga konstitusi tak
tercatat yang tidak termasuk dalam konstitusi (Sulaeman, Mustanir, and Muchtar 2019). Para
penyusun UUD 1945 mengikuti konsep konstitusi yang lebih luas sebagai konstitusi,
sebagaimana penjelasan UUD 1945 menyatakan: “Konstitusi suatu negara hanya merupakan
bagian dari undang-undang dasar negara yang bersangkutan hukum tertulis, di mana hukum
dasar tidak tertulis berlaku berdampingan dengan konstitusi, yaitu tata cara mendasar yang
timbul dan diikuti dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara, maupun tidak tertulis
(Mustanir, Dema, et al. 2018). Setiap konstitusi memuat ketentuan tentang hal-hal sebagai
berikut :
negara bagian terdapat di dalam negara federal; dan negara bagian; tata cara
4) Kadang-kadang termasuk larangan mengubah fitur tertentu dari Konstitusi. Ini akan
Negara adalah sebuah kelompok kekuasaan yang dibentuk oleh 3 (tiga) syarat utama
yang harus dipenuhi adalah Orang, Pemerintah dan Wilayah. Tiga hal tersebut adalah kondisi
kumulatif, yaitu jika suatu unsur tidak terpenuhi maka negara dianggap dihapus atau
dihilangkan. Demokrasi mengarah ke pemerintah dari, oleh, dan bagi bangsa. Secara
sederhana, itu juga bisa dijelaskan bahwa demokrasi memiliki tujuan dan berorientasi pada
kepentingan rakyat bukan golongan dan golongan tertentu hanya. Konsep dan teori
demokrasi sejak saat itu telah diadakan dan dilaksanakan waktu Yunani Kuno. Konsep
demokrasi itu sendiri adalah wadah yang tak lepas dari negara. Demokrasi itu sendiri adalah
Negara Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila yang bertujuan untuk
mewujudkan bangsa yang makmur,adil dan setara, baik materiil maupun spiritual. Peran
negara Indonesia bukan hanya menjaga ketertiban umum, tetapi juga melampauinya. Negara
berkewajiban untuk berpartisipasi dalam hampir semua bidang kehidupan dan kehidupan
bermasyarakat. Model negara hukum yang diwarisi dari negara Indonesia ( Hukum Pancasila)
Prinsip negara hukum seperti ini yang sekarang diterima di sebagian besar negara di
dirinya dalam berbagai gaya seperti negara hukum eropa, negara hukum , nomokrasi Islam
dan beberapa mode lainnya seperti konsep Pancasila tentang kekuasaan negara. Konsep
negara hukumyang digalakkan oleh Friedrich Julius Stahl lahir pada abad ke-19 (Mustanir,
Demokrasi dalam kaitannya dengan hukum tidak bisa dipecah belah satu sama lain.
Demokrasi membutuhkan hak untuk menentukan aturan main, koridor-koridor yang harus
dipatuhi dan dilakukan bersama dalam pelaksanaannya. Demokrasi tanpa aturan perundang-
undangan dapat menyebabkan anarki dan kekacauan di negara. Demikian pula, hukum tanpa
demokrasi dapat melahirkan hukum otoriter yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat
Negara yang menggunakan sistem demokrasi tidak lepas dari hukum. Kebijakan
suprastruktur hubungan harmonis dan terjalin di seluruh struktur politik apabila ada koridor
atau aturan umum disepakati dan dilaksanakan bersama. Di sini peran hukum berfungsi
sebagai acuan melahirkan demokrasi meminimalkan variasi pelanggaran yang baik dari
pemerintah atau publik. Ketika pelanggaran terjadi ini memperjelas apa referensi itu
pengobatan dan penuntutan pelanggarannya adalah hukum . Karena keberadaan hukum yaitu
Mustanir 2019).
Dalam (Mustanir et al. 2020) ada beberapa prinsip yang menjelaskan prinsip negara
a. Asas legalitas. Kelonggaran warga negara (oleh pemerintah) dibatasi dan harus
ilegal.
seseorang yang tidak mentaati hukum dapat dipaksa oleh pemerintah . Tugas
e. Pengawasan oleh hakim independen. Akses hukum tidak dapat ditunjukkan jika
norma hukum hanya ditegakkan oleh otoritas publik. Oleh karena itu, pengintaian
2. Prinsip-prinsip demokrasi
masyarakat ditentukan oleh lembaga perwakilan yang dipilih lewat suara rakyat.
Demokrasi dipandang begitu dekat dengan konsep kekuasaan rakyat yang menegaskan bahwa
kekuasaaan berada di genggaman rakyat, sehingga sinergi kedua konsep tersebut adalah
rakyat. umumnya menyadari (Mustanir and Abadi 2017). Mengingat semakin besarnya peran
yang berlaku dengan bentuk asas legalitas yang merupakan landasan negara hukum (Ibrahim
et al. 2020).
C. METODE
Pendekatan literature review digunakan dalam penelitian ini, kegiatan yang dilakukan
ini adalah dengan cara mencari kumpulan jurnal dan buku. Kemudian mengkajinya sebagai
bahan referensi. Bahan referensi dilihat dan dijadikan landasan dalm mengambil inti materi
UUD 1945, sebagai aturan tertulis di negara Indonesia dan juga sebagai cerminan
hukum dari cita-cita bangsa Indonesia, dengan tegas menggariskan beberapa asas dasar.
Salah satu asas dasar yang diratifikasi dalam amandemen UUD 1945 adalah negara hukum,
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 Ayat (3): “Negara Indonesia adalah negara hukum”
Demokrasi dan supremasi hukum ibarat dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Demokrasi membutuhkan kerangka acuan atau aturan konstitusi dalam suatu negara agar
dapat melaksanakan demokrasi itu sendiri, supaya dapat tercipta ketertiban dan demokratisasi
dapat tercapai. Hukum itu sendiri membutuhkan demokrasi agar hukum yang ada responsif
dan berpijak pada kepentingan bangsa. Konstitusi tanpa demokrasi dapat menyebabkan
hukum otoriter (Mustanir and Darmiah 2016). Untuk mewujudkan bangsa yang sejahtera
dalam suatu konstitusi negara maka dibutuhkan negara konstitusi yang baik pula agar
memberikan hasil penegakan konstitusi yang baik. Hal ini menegaskan sebetulnya konsepsi
negara hukum Pancasila merupakan konsep negara hukum Indonesia yang khas, yang
mengutamakan penerapan dari lima sila Pancasila didalam produk hukum dan tingkat
(Mustanir 2020b).
E. KESIMPULAN
Negara hukum konstitusional suatu negara memiliki ciri khas tersendiri, disesuaikan
dengan falsafah dan konsepsi hukum negara tersebut. Dengan demikian, pemisahan
kekuasaan yang konseptual, Di dalam negara inonesia sebagai negara hukum mengandung
prinsip check and balance yang menjadi mekanisme perimbangan demokrasi yang nyata
untuk saling menguasai kekuasaan negara (Akhmad, Mustanir, and Ramadhan 2018).
Demokrasi pancasila dan Supremasi hukum dalam konsepnya adalah rumusan yang tepat
untuk dijadikan cita-cita yang memungkinkan itu membutuhkan usaha sinergi pemerintah dan
rakyat, maka dari itu perlu penguatan ideologi bangsa yang bisa terintegrasi secara mendalam
pada Pancasila (Sabir et al. 2022). Sebenarnya yang harus dibuat oleh negara yaitu
menjalankan tanggung jawab dan pesan konstitusi karena Presiden, pemerintah daerah, dan
dewan perwakilan rakyat di pusat harus dipilih yang paham dan mengerti model aturan
demokrasi Pancasila dan negara hukum . Sehingga pemimpin tidak diragukan lagi tujuannya
dalam berbangsa dan bernegara seperti yang dirumuskan didalam pembukaan UUD 1945 (S.
Agus Hendrayady, S.Sos., M.Si. Dr. Arman, S.Sos., M.Si. | Nugroho Djati Satmoko, S.E., M.SIE.
Afriansyah, S.Psi., S.Sos., S.P., M.Si., M.H., M.Agr | Heriyanto, S.Sos., M.Si Chaereyranba Sholeh,
S.A.P., M.A.P Dr. Iwan Henri Kusnadi, S.Sos, M.Si H. Tamrin, M.Si. 2019. “Pengantar Ilmu
Administrasi Publik.” : 9–25.
Ahmad, Mustanir, and Rusdi Muhammad. 2019. “Participatory Rural Appraisal (PRA) Sebagai Sarana
Dakwah Muhammadiyah Pada Perencanaan Pembangunan Di Kabupaten Sidenreng Rappang.”
Prosiding Konferensi Nasional Ke-8 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Aisyiyah (APPPTMA): 467–75.
Akhmad, Israwaty, Ahmad Mustanir, and Muhammad Rohady Ramadhan. 2018. “Enrekang.”
Pengaruh Pemanfaatan Tekhnologi Informasi Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Kabupaten Enrekang: 89–103.
Andi Asmawati AR, Haeruddin Syarifuddin, Abdul Jabbar, Kamaruddin Sellang, Muhammad Rais
Rahmat Razak, Monalisa Ibrahim, Akhwan Ali. 2021. “Sipil Negara Kabupaten Sidenreng
Rappang.” Jurnal Sosial-Politika 2(1): 65–73.
Dawabsheh, Mohammad, Kittisak Mustanir, and Kittisak Jermsittiparsert. 2020. “School Facilities as
a Potential Predictor of Engineering Education Quality: Mediating Role of Teaching Proficiency
and Professional Development.” TEST Engineering & Management 82(3511): 3511–21.
Fitrah, Nurul et al. 2021. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemetaan Swadaya Dengan
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Tata Kelola Potensi Desa.” SELAPARANG Jurnal
Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 5(1): 337.
Ibrahim, Monalisa, Ahmad Mustanir, A Astinah Adnan, and Nur Alizah P. 2020. “Pengaruh
Manajemen Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Terhadap Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Di Desa Bila Riase Kecamatan Pitu Riase Kebupaten Sidenreng Rappang.” Movere Journal 2(2):
56–62.
Irwan, Irwan, Adam Latif, and Ahmad Mustanir. 2021. “Pendekatan Partisipatif Dalam Perencanaan
Pembangunan Di Kabupaten Sidenreng Rappang.” GEOGRAPHY Jurnal Kajian, Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan 9(2): 137–51.
Jamal, Yenni, Ahmad Mustanir, and Adam Latif. 2020. “Penerapan Prinsip Good Governance
Terhadap Aparatur Desa Dalam Pelayanan Publik Di Desa Ciro-Ciroe Kecamatan Watang Pulu
Kabupaten Sidenreng Rappang.” PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan 8(3): 207–12.
Emy Kholifah R, and Ahmad Mustanir. 2019. “Food Policy and Its Impact on Local Food.” (October):
27–38.
Latif, Adam, Ahmad Mustanir, and ir. 2020. “Buku Kepemimpinan Adam Irwan 2020.Pdf.” Cv.
Penerbit Qiara Media: 154.
Latif, Adam, Ahmad Mustanir, and Irwan Irwan. 2019. “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Partisipasi Masyarakat Pada Perencanaan Pembangunan.” JAKPP (Jurnal Analisis Kebijakan &
Pelayanan Publik): 144–64.
Mustanir, Ahmad, monalisa, Sadapotto. 2019. Buku Ajar Pelayanan Publik.
Mustanir, Ahmad, sakir. 2019. “Sinergi Dan Strategi.”
Mustanir, Ahmad, sapri. 2019. “Pelayanan Publik Referensi.” 4(1): 88–100.
Mustanir, Ahmad, Sofyan. 2021. “Strategi Pemberdayaan.” 4(1): 88–100.
Mustanir Ahmad, Suharyanto, Hadriyanus. 2021. Pengantar Ilmu Politik : ENVIRONMENT.
Mustanir, Ahmad. 2015. “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Bina Desa.” Osf.
———. 2017. “Pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa Melalui Kelompok Ekonomi Kewirausahaan
Secara Partisipatif.” Osf.
Mustanir, Ahmad, Herman Dema, et al. 2018. “Pengaruh Motivasi Dan Partisipasi Masyarakat
Terhadap Pembangunan Di Kelurahan Lalebata Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng
Rappang.” Jurnal Ilmiah Clean Government (JCG) 2(1): 27–39.
Mustanir, Ahmad, Kamaruddin Sellang, et al. 2018. “Peranan Aparatur Pemerintah Desa Dan
Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Desa Tonrongnge
Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang.” Jurnal Ilmiah Clean Government (JCG) 2(1):
67–84.
Mustanir, Ahmad. 2019a. “Pemberdayaan Masyarakat Kewirausahaan.” Osf.
———. 2019b. “Pemberdayaan Perempuan Anggota Badan Usaha Milik Desa Dengan Pemanfaatan
Lahan Kebun Bibit Desa.” Osf.
———. 2020a. “Implementasi E Government Pemerintahan Desa Dalam Administrasi Pelayanan
Publik (Studi Kasus Web Site Desa Kanie Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng
Rappang).” Osf.
———. 2020b. “Implementasi Pendekatan.” 4(1): 88–100.
Mustanir, Ahmad, and Partisan Abadi. 2017. “Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan Di Kelurahan Kanyuara Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang.” Jurnal Politik Profetik 5(2): 247–61.
Mustanir, Ahmad, Barisan, and Hariyanti Hamid. 2017. “Towards Open Goverment: Finding The
Whole-Goverment Approach Participatory Rural Appraisal As The Participatory Planning
Method Of Development Planning.” Iapa: 78–84.
Mustanir, Ahmad, and Darmiah Darmiah. 2016. “Implementasi Kebijakan Dana Desa Dan Partisipasi
Masyarat Dalam Pembangunan Di Desa Teteaji Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidenreng
Rappang.” Jurnal Politik Profetik 4(2): 225–38.
Mustanir, Ahmad, Monalisa Ibrahim, Muhammad Rusdi, and Madeali Jabbareng. 2020.
“Pembangunan Partisipatif Dan Pemberdayaan Masyarakat.” (July): 111.
Mustanir, Ahmad, and Irfan Jaya. 2016. “Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Politik Terhadap
Perilaku Pemilih Towani Tolotang Di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang.”
Jurnal Politik Profetik 4(1): 84–97.
Mustanir, Ahmad, and Jusman. 2016. “Implementasi Kebijakan Dan Efektivitas Pengelolaan
Terhadap Penerimaan Retribusi Di Pasar Lancirang Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng
Rappang.” Jurnal Ilmiah Akmen 13(3): 542–58.
Mustanir, Ahmad, Nur Justira, Kamaruddin Sellang, and Andi Ilham Muchtar. 2018. “Democratic
Model On Decision-Making At Deliberations Of Development Planning.” International
Conference on Government Leadership and Social Science (ICOGLASS). Demanding Governance
Accountability and Promoting Democratic Leadership for Public Welfare Achievement (April):
110 – 115.
Mustanir, Ahmad, and Muhammad Rais Rahmat Razak. 2022. Chapter - Pelayanan Publik dan Good
Governance Pelayanan Publik Di Era Tatanan Normal Baru.
Mustanir, Ahmad, Akhmad Yasin, Irwan, and Muhammad Rusdi. 2018. “Potret Irisan Bumi Desa
Tonrong Rijang Dalam Transect Pada Perencanaan Pembangunan Partisipatif.” Jurnal.unigal
4(4): 1–14.
Sabir, Riska et al. 2022. “Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran Dana Desa Di
Desa Talawe.” PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan 10(1): 49–54.
Sadapotto, Andi, Nadirah Nadirah, Muhammad Hanafi, and Ahmad Mustanir. 2022. “Indonesian
Short Story.” Penerbit Media Sains Indonesia: 179.
Samad, Zainuddin, Ahmad Mustanir, and Muh Yusuf Putra Pratama. 2019. “Partisipasi Masyarakat
Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Untuk Mewujudkan Good Governance Kabupaten
Enrekang.” Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan 5(4): 379–95.
Siriattakul, Parinya, Kittisak Jermsittiparsert, and Ahmad Mustanir. 2019. “What Determine the
Organizational Citizenship Behavior in Indonesian Agriculture Manufacturing Firms?”
International Journal of Psychosocial Rehabilitation 23(4): 778-`792.
Sulaeman, Zhilviana, Ahmad Mustanir, and Andi Ilham Muchtar. 2019. “Partisipasi Masyarakat
Terhadap Perwujudan Good Governance Di Desa Damai Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang.” PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan 7(3): 88–92.
Uceng, Andi, Erfina Erfina, Ahmad Mustanir, and Sukri Sukri. 2019. “Partisipasi Masyarakat Dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Desa Betao Riase Kecamatan Pitu Riawa
Kabupaten Sidenreng Rappang.” MODERAT: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan 5(2): 18–32.