Kelompok 4 - 2 EGT - Efek Gas Rumah Kaca
Kelompok 4 - 2 EGT - Efek Gas Rumah Kaca
Dibuat Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Energi dan Lingkungan
Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Program Magister Terapan
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Energi
dan Lingkungan dengan judul “Efek Gas Rumah Kaca”. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
berperan aktif untuk mengabsorsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh- tumbuhan,
hutan dan laut. Jadi bisa dimengerti bila hutan semakin gundul , maka panas di
bumi akan semakin naik. Energi yang diabsorsi dipantulkan kembali dalam bentuk
radiasi infra merah olehawan dan permukaan bumi. Hanya saja sebagian sinar
inframerah tersebut tertahan olehawan, gas CO2, dan gas lainnya sehingga terpantul
kembali ke permukaan bumi . Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-
gas lain di atmosfir maka semakin banyak pula gelombang panas yang dipantulkan
bumi dan diserap atmosfir. Dengan perkataan lain semakin banya jumlah gas
rumah kaca yang berada di atmosfir , maka semakin banyak pula panas matahari
yang terperangkap di permukaan bumi. Akibatnya suhu permukaan bumi akan
naik.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi,
10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34%
dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas,
23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk
perfotosintesis.
Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga terjadi di dalam rumah
kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca.
Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar
inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca
menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang
disebut efek rumah kaca atau ”Green House Effect”. Gas-gas yang berfungsi
bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”Green House Gasses”.
Sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai sumber daya alam,
keanekaragaman hayati yang tinggi serta populasi penduduk yang sangat besar,
Indonesia sangat rentan terhadap dampak negatif meningkatnya konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer dan sekaligus memiliki potensi yang besar untuk turut andil
dalam mengatasi perubahan iklim. Salah satu langkah penting yang di lakukan oleh
Pemerintah Indonesia adalah dengan mengesahkan Paris Agreement to the United
Nation Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris atas
Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan BangsaBangsa mengenai Perubahan Iklim)
melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 pada tanggal 24 Oktober 2016.
3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan pengertian dan gas – gas rumah kaca.
2. Mendeskripsikan proses terbentuknya gas rumah kaca.
3. Menjelaskan dampak gas rumah kaca terhadap lingkungan.
4. Memberikan solusi menanggani efek rumah kaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.1.2 Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke
atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik.
Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida
semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk
perluasan lahan pertanian.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi
karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke
udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun
1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara (281
ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm
(peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100,
karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang
lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali
lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
2.1.3 Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah
kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih
banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan
transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari
pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan
dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk
samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan
1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
2.1.4 Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen
oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida.
Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 % bila dibandingkan masa pre-industri.
6
hidup daripada planet lainnya. Tanpa sejumlah gas rumah kaca (greenhouse gasses)
tersebut, planet bumi akan mempunyai temperatur suhu sedingin permukaan bulan,
sekitar -18°C (Buchdahl et al, 1999 dalam Martusa, 2009).
panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu
udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik, terjadilah efek rumah kaca .
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat
mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa
baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades.
c. Suhu Global Cendrung meningkat.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat
keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di
lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin
tidak dapat tumbuh. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.
d. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
11
antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas
tetap ada di atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat
(60oF/16oC) bagi hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup.
Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca,
suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18oC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu
banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya.
Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.
Pemanasan global akibat adanya meningkatnya gas-gas rumah kaca yang
menyebabkan efek rumah kaca yang berlebihan pada atmosfer bumi diyakini
merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim global secara ekstrem
ini. Gas-gas yang dihasilkan lewat proses alami di Bumi ataupun merupakan hasil
sampingan dari aktivitas manusia saat memenuhi kebutuhan hidup. Gas yang
dihasilkan oleh letusan gunung berapi, kebakaran hutan , rawa-rawa , proses
photosintesa , proses pembusukan hingga proses bernafaspun merupakan sumber
Gas Rumah Kaca alami. Sedangkan sisa pembakaran hasil industri , pembakaran
bahan bakar fosil, emisi gas buang kendaraan bermotor adalah sumber Gas Rumah
Kaca akibat dari aktivitas manusia.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca dimulai sejak abad 18 saat manusia
menemukan teknologi industri yang banyak menggunakan bahan bakar fosil seperti
minyak bumi, gas maupun batubara untuk menghasilkan energi dan menyisakan
gas-gas rumah kaca yang kemudian kian banyak terkumpul pada lapisan atmosfer
melampaui batas kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya. Lantas
apa hubungan meningkatnya efek rumah kaca dengan perubahan iklim ?
Meningkatnya kadar gas rumah kaca pada atmosfer yang merupakan mesin
pengendali alami iklim di Bumi dapat mengganggu mekanismenya. Karena sifat
dasar dari gas-gas rumah kaca yang melewatkan cahaya sinar tampak (gelombang
pendek) Matahari namun menyerap gelombang panjang (sinar infra merah) . Saat
pancaran / radiasi dari Matahari masuk ke Bumi, 25% dipantulkan kembali ke ruang
angkasa oleh atmosfer dan atau partikel-partikel gas di atmosfer, 25% diserap oleh
atmosfer, 45% diteruskan ke permukaan bumi dan oleh permukaan bumi seperti
permukaan air , es dan permukaan refletif lainnya 5% dipantulkan kembali dalam
bentuk gelombang panjang yang berupa energi panas (sinar inframerah). Proses
13
inilah yang disebut sebagai efek rumah kaca. Sesungguhnya , tanpa adanya efek
rumah kaca pada sistem perikliman di bumi, maka suhu menjadi sangat rendah dan
Bumi menjadi tidak layak huni .
Dalam keadaan normal, Energi yang dipantulkan kembali oleh permukaan
bumi dalam bentuk radiasi infra merah diteruskan ke angkasa oleh atmosfer , namun
saat kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, Sinar infra merah tersebut
terhambat dan memantul kembali ke permukaan bumi, yang jika hal ini berlangsung
terus-menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan pemanasan global
di permukaan Bumi. Meningkatnya suhu pada pemukaan bumi dapat
mengakibatkan terganggunya ekosistem dan mekasnisme biota di bumi, terutama
hutan sebagai sarana pendaur ulang karbon dioksida di udara. Selain itu
mengakibatkan mencairnya es di wilayah kutub hingga meningkatkan volume air
laut dan mengancam kebedaraan daratan. Karena suhu merupakan salah satu
parameter dari iklim maka saat terjadi perubahan suhu secara global akan
mengakibatkan terjadinya perubahan iklim global yang ekstrim pula . Kini tidak
ada salahnya jika kita yang di Bumi hidup lebih “santun” terhadap alam dan mulai
merawat kelestarian lingkungan . Sloganslogan seperti “back to nature” atau pun
“Go Green” jangan hanya diucapakan semata, tapi harus direalisasikan dalam
bentuk nyata demi kelangsungan hidup seluruh mahluk di Bumi ini .
pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi
penyebab pemanasan global
b. Penggunaan kendaraan bermotor
c. Penanaman pohon
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat
dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon
dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi
udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada
gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa
disebut dengan taman kota.
d. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan sebagai berikut:
• Mengurangi penggunaan sampah
• Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik.
• Menghemat penggunaan kertas.
• Mengurangi penggunaan tisu
• Mendaur ulang kertsa, plastik, dan logam
• Membuat kompos
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Efek rumah kaca ditimbulkan oleh gas uap air, karbondioksida, metana dan
nitrogen oksida. Dalam lingkungan hidup efek rumah kaca memberikan dampak
tidak stabilnya iklim bumi, peningkatan permukaan laut karena panasnya suhu
bumi, meningkatnya panas dari suhu bumi, perubahan geologis bumi, hingga
membawa dampak pada kehidupan social dan ekonomi serta politik.
Untuk mencegah atau menanggani efek rumah kaca dapat dilakukan hal – hal
menggunakan alat listrik seperlunya dan sehemat mungkin, serta menggunakan
peralatan elektronik yang hemat daya. Mengontrol penggunaan kendaraan
bermotor karena tidak dapat di pungkiri asap kendaraan sangat berbahaya bagi
kebersihan udara, melakukan penanaman pohon, melakukan pengelolaan sampah
memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organic dan mendaur
ulang kertsa, plastik, dan logam
3.2 Saran
Kegiatan mencengah efek rumah kaca sebaiknya dilakukan sedini mungkin
dan melibatkan seluruh lapisan masyrakat instansi dan sekolah karena
penangganan efek rumah kaca tidak cukup hanya memberikan himbauan namun
juga kesadaran pada diri masing – masing untuk melakukan pencegahan efek
rumah kaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
16