Makalah Laporan Pak Budi
Makalah Laporan Pak Budi
Di susun oleh :
Endra Septiandhika
Fiskal Fatan
Febriyono Cahyo Hendarto
Sejak jaman dahulu kala, pendidikan klasik telah ada. Sebelum Indonesia merdeka, bahkan
sebelumnya lagi. Contohnya adalah pondok tremas yang telah berdiri sejak 1820, memberikan
kontribusi besar dalam pendidikan klasik.
Namun siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas kontribusi pendidikan klasik ini?
Semuanya, dari guru besar hingga pemerintah, memiliki peran penting dalam melestarikan
warisan budaya ini. Lintas tahun selalu ada yang berandil besar dalam mengembangkan ilmu
klasik ini.
Lalu bagaimana jika kita membandingkan pendidikan klasik dengan sistem tata kelola formal?
Menurut saya, keduanya memiliki nilai-nilai yang baik. Bahkan hingga saat ini, pendidikan
klasik masih sangat dibutuhkan, seperti contoh penggunaan kitab taqrib oleh Pemerintah Jawa
Timur.
Terlepas dari perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan, apakah itu dapat merusak atau
malah memperkaya? Menurut saya, tidak masalah. Perubahan kurikulum adalah bagian dari
dinamika pendidikan. Yang penting adalah bagaimana kita menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut.
Mari kita terus menjaga dan menghargai nilai-nilai pendidikan klasik, sekaligus merangkul
inovasi dan perubahan yang membawa pendidikan ke arah yang lebih baik.
Karawitan: Mengangkat Warisan Budaya Jawa Timur
Seni karawitan, hadir dari keindahan Jawa Timur, merayakan gemerlap instrumen gamelan dan
vokal yang memukau. Tidak hanya mempercantik perayaan-perayaan penting, seperti perpisahan
sekolah dan pernikahan, tetapi juga membawa nilai-nilai sejarah, budaya, spiritual, sosial, dan
psikologis yang mendalam.
Namun, sayangnya, dalam dunia ekstrakurikuler di sekolah, karawitan kalah pamor dengan
ekstrakurikuler lain, terutama drumband yang mewakili budaya barat. Banyak ekstrakurikuler
karawitan yang akhirnya harus dihentikan karena minimnya minat siswa. Untuk itu, perlu upaya
nyata dalam melestarikan budaya tradisional ini.
Mulai dari SD, kita perlu memperkenalkan karawitan kepada siswa-siswi agar minat dan bakat
terbentuk sejak dini. Melalui perlombaan, kita bisa memperkenalkan karawitan kepada
masyarakat luas dan membangkitkan animo terhadap seni klasik ini. Mari jaga keberlangsungan
warisan budaya kita agar lestari dan tidak hilang dalam peradaban di era modern seperti sekarang
in
Potensi Sungai Grindulu: Sumber kekayaan yang terbengkalai.
Hamparan Sungai Grindulu, dengan luas mencapai 70 km, menyimpan potensi yang melimpah
namun sering terabaikan. Mulai dari penambangan pasir hingga tempat favorit bagi para
pemancing, sungai ini memiliki beragam potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Pemanfaatan potensi pertanian sebagai sumber irigasi adalah salah satu contoh keberagaman
yang dimiliki Sungai Grindulu. Air yang melimpah dapat digunakan untuk mengairi berbagai
perkebunan dan persawahan, serta mendukung usaha budidaya kecil-kecilan.
Keanekaragaman hayati Sungai Grindulu juga luar biasa, terutama dalam hal jenis ikan. Dari
ikan teri hingga tuna, sungai ini menjadi tempat berlimpahnya hasil tangkapan nelayan. Produk
olahan seperti tahu tuna juga menjadi daya tarik tersendiri bagi warga lokal dan pengunjung dari
luar.
Selain itu, potensi pariwisata Sungai Grindulu juga menjanjikan, meskipun belum sepenuhnya
terealisasi. Pengunjung akan dimanjakan dengan wisata naik kapal sambil menikmati
pemandangan sekitar. Meskipun membutuhkan modal yang tidak sedikit, peluang ini masih
terbuka untuk diwujudkan.
Sungai Grindulu menawarkan potensi yang melimpah dan memberikan dampak positif bagi
warga lokal. Tinggal bagaimana pemanfaatannya dapat dikembangkan lebih lanjut demi
kesejahteraan bersama dan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan