Anda di halaman 1dari 9

AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No.

2, Desember 2016: 95-204


ISSN: 2528-4576

PERANAN PEMELIHARAAN TANAMAN MANGGIS TERHADAP


PENDAPATAN PETANI DI JAWA BARAT
1
Eti Suminartika
1
Departemen Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Padjadjaran
Email: eti_st@yahoo.com

ABSTRAK
Pangsa pasar manggis masih terbuka lebar baik di dalam maupun di luar negeri, namun hanya 10
persen manggis kita yang dapat diekspor, hal tersebut disebabkan oleh budidaya tanaman manggis
masih sangat tradisional, jarang dipupuk, dibersihan dan dipangkas. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pemeliharaan tanaman manggis, menganalisis perbedaan pendapatan usahatani
manggis dan menganalisis kontribusi pendapatan usahatani manggis terhadap pendapatan keluarga
petani. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan primer dengan menggunakan metoda survey.
Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, matematik dan ekonometrik.
Penelitian dilaksanakan di sentra produksi manggis Jawa Barat yaitu di kabupaten Tasikmalaya dan
Subang. Hasil penelitian menunjukkan petani manggis di kabupaten Tasikmalaya lebih lebih
memelihara tanaman manggisnya dibandingkan di kabupaten Subang, meskipun demikian
pemeliharaan tanaman di kedua kabupaten tersebut masih dibawah standar, dampaknya, pendapatan
dan keuntungan usahatani manggis di kabupaten Tasikmalaya lebih tinggi dibanding di kabupaten
Subang dengan perbedaan yang signifikan secara statistik, oleh karenanya, pendapatan usahatani
manggis memiliki peranan yang besar terhadap pendapatan keluarga petani di kabupaten
Tasikmalaya.

Kata kunci: manggis, pendapatan, keuntungan, pemeliharaan tanaman.

ABSTRACT
Market share of mangosteen is still high both in the local and foreign market, but only 10 per cent of
Indonesian mangosteen can be exported. This is due to improper cultivation method such as rarely
fertilizing, weeding and other maintenance. Lack of maintenance of mangosteen farm can lowers the
quality and productivity of trees. The purpose of this study was to analyse the maintenance of
mangosteen farm, the differences of mangosteen farm income and the contribution of mangosteen
farm income to the family income. This study used secondary and primary data which obtained from
farmers, by using survey method. The data were analysed by using descriptive, mathematics and
econometrics analysis. Research was conducted in two of mangosteen production centres in West
Java, namely Tasikmalaya and Subang district. The results show that mangosteen farmers in the
Tasikmalaya is better at maintaining their garden than those in Subang, though the maintenance of
the two districts are still below standard. The impact of the mangosteen farm income in Tasikmalaya
is higher than in Subang, the difference of income is statistically significant for both area. Therefore,
mangosteen farm income has a major contribution on the family income, especially in Tasikmalaya.

Keywords: mangosteen, farm income, plant maintenance.

PENDAHULUAN mangostana, L). Ekspor manggis menempati


Komoditas hortikultura menyumbang urutan pertama ekspor buah Indonesia yaitu
sekitar 21 % dari PDB sektor pertanian dan sekitar 9,64 % dari total ekspor 26 jenis buah-
menduduki urutan kedua setelah subsektor buahan.
tanaman pangan, sumbangan terbesar berasal Sentra penamanan manggis di Indonesia
dari buah-buahan sebesar 48.217 miliar rupiah adalah di Kaltim, Kalteng, Jawa Barat, Jawa
(Ditjen Hortikultura, 2013). Salah satu Timur, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Riau,
komoditas hortikultura yang mempunyai dan Sulawesi Utara. Sentra produksi manggis
prospek cerah untuk tujuan ekspor maupun terbesar berada di Jawa Barat yang
pasar dalam negeri adalah manggis (Garcinia memberikan kontribusi 20.738 ton atau

112
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

(18,6%) terhadap produksi nasional (BPS, Barat? (3) Bagaimana kontribusi pendapatan
2014). Produksi manggis di Jawa Barat usahatani manggis terhadap pendapatan
cenderung menurun dalam kurun waktu 2019- keluarga petani?
2014 (Tabel 1).
Sentra produksi manggis manggis di KERANGKA TEORITIS
Jawa Barat adalah Kabupaten Tasikmalaya, Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan.
Subang, Ciamis, Bogor, dan Sukabumi (Tabel Menurut Sukirno (1994), biaya adalah nilai
1.). Kontribusi produksi manggis dari lima dari semua korbanan ekonomi yang dapat
kabupaten tersebut sebesar 96% terhadap total diperkirakan dan yang dapat diukur untuk
produksi Jawa Barat. Sentra produksi tersebut menghasilkan sesuatu produk. Secara singkat
merupakan pemasok utama bagi pasar modern dapat dikatakan bahwa biaya adalah semua
(Jakarta dan Bandung) dan pasar ekspor nilai faktor produksi yang dipergunakan untuk
(China, Taiwan, Hongkong, Singapore, dan menghasilkan suatu produk dalam satu periode
Timur Tengah). produksi tertentu.
Biaya usahatani dapat dibedakan atas
Tabel 1. Sentra Produksi Manggis di Jawa Barat dua macam yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
Kab. Jumlah Produksi (ton) biaya tidak tetap (variable cost). Jumlah biaya
2010 2011 2012 2013 2014 tetap ditambah biaya variabel disebut biaya
Tasik 13.487 12129 41294 12792 10473 produksi total. Faktor-faktor yang
Bogor 376 3518 22030 3282 2300 mempengaruhi besar kecilnya biaya usahatani
Subang 3458 10360 2936 3740 1253 adalah (1) Keadaan fisik dan luas usahatani,
Skbm 1707 3701 2233 2595 8318 (2) Jenis tanaman yang diusahakan, (3) Jenis
Pwkt 3210 1398 3007 790 1688 teknologi yang di terapkan, (4) Waktu
Ciamis 1009 1964 2002 3583 857 melaksanakan usahatani, (5) Tingkat intensitas
Jw Barat 27.983 36.861 79.444 29.753 20.738 pengelolaan usahatani, dan (6) Perubahan
Sumber: BPS, 2014 harga input dan upah tenaga kerja usahatani,
serta waktu pembelian input.
Meskipun manggis sudah dapat Penerimaan usahatani adalah nilai
diekspor, namun belum didukung oleh semua produk yang dihasilkan dari suatu
ketersediaan buah dengan mutu yang tinggi. usahatani dalam satu periode tertentu satu
Relatif rendahnya mutu buah manggis di sentra musim panen atau dalam satuan tahun kegiatan
produksi, dikarenakan pengelolaan kebun usaha. Penerimaan usahatani merupakan
bersifat tradisional dan system produksinya perkalian antara hasil produksi dengan harga
masih bergantung pada alam. Pada umumnya jual. Pendapatan usahatani merupakan selisih
tanaman manggis sudah tua berumur lebih dari antara penerimaan dengan total biaya produksi.
100 tahun dan warisan orang tua. Peremajaan Pendapatan keluarga petani adalah
tanaman baru dilakukan akhir 1990-an (Ditjen penjumlahan seluruh pendapatan yang
Hortikultura, 2013). Kondisi demikian terjadi dipeoleh petani pendapatan usahatani dan luar
di sentra produksi manggis seperti di usahatani yang diperoleh selama periode
kabupaten Tasikmalaya yang merupakan tertentu.
sentra utama dan di kabupaten Subang yang Penelitian Terdahulu. Nugaraha, F. Y
merupakan sentra ke dua di Jawa Barat. (2015) meneliti keuntungan dan resiko
Masing-masing sentra produksi manggis usahatani manggis di kecamatan Sagalaherang
di Jawa Barat memiliki karakteristik usahatani Subang. Hasil penelitian menunjukkan
manggis (pemeliharaan tanaman: penyiangan, penerimaan usahatani amggis yang
pemupukan dan pemberantasan hama menerapkan SOP adalah Rp.245.125,- per
penyakit) dan sistem pemasaran yang berbeda. pohon dan penerimaan usahatani manggis
Perbedadaan dalam sistem usahatani dan petani yang tidak menerapkan SOP adalah
pemasaran tersebut berpengaruh pada tingkat Rp.109.412,- per pohon, biaya total petani
produksi dan keuntungan petani. Oleh karena manggis yang menerapkan SOP adalah
itu yang menjadi permasalahan dalam Rp.52.702,- per pohon, sedangkan biaya total
penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah petani yang tidak menerapkan SOP adalah
pemeliharaan tanaman di sentra produksi Jawa Rp.22.611,- per pohon. Keuntungan petani
Barat? (2) Bagaimana perbedaan pendapatan yang menerapkan SOP adalah Rp.192.423,-
usahatani manggis di sentra produksi Jawa per pohon, sedangkan keuntungan petani yang

113
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

tidak menerapkan SOP adalah Rp.86.802,- per tani, ketua gapoktan, penyuluh lapangan,
pohon. Resiko usahatani petani manggis yang kepala pemerintahan setempat, bandar. Teknik
tidak menerapkan SOP lebih tinggi dari Resiko pengumpulan data yang digunakan ialah:
usahatani petani manggis yang menerapkan Observasi (pengamatan), wawancara
SOP, karena kebun petani yang tiak (interview), dokumentasi dan studi pustaka.
menerapkan SOP kurang terawat Teknik Penarikan Sampel. Penentuan
Ramadini, P H (2011) meneliti efek dari responden petani menggunakan metoda simpel
penerapan SOP terhadap pendapatan petani di random sampling, dengan pertimbangan jumlah
kecamatan Puspahiang Tasikmalaya. anggota populasi cukup besar, semakin besar
Penerimaan petani yang menerpkan SOP jumlah sampel yang diambil semakin mendekati
adalah Rp.141.787,- per pohon, sedangkan keadaan sebenarnya. Menurut Gasperzs (1991)
penerimaan petani yang tidak menerapkan apabila peneliti tidak mengetahui ragam dari
SOP adalah Rp.60.880,- per pohon. Biaya populasi (S) atau proporsi (P) atau tidak dapat
produksi petani yang menerpkan SOP adalah memperkirakannya, maka ukuran sampel (n)
Rp.29.305 per pohon, sedangkan biaya dapat diambil 5 persen, 10 persen dan 25 persen.
produksi petani yang tidak menerapkan SOP Selanjutnya Gasperzs (1991), untuk ukuran
adalah Rp.13.353,- per pohon. Pendapatan contoh yang lebih besar dari 30 sampel maka
petani yang menerpkan SOP adalah sebaran data dalam contoh akan menyebar
Rp.112.482,- per pohon, sedangkan mendekati sebaran normal. Selain pertimbangan
pendapatan petani yang tidak menerapkan SOP di atas, besaran sampel yang akan diambil di
adalah Rp.67.927,- per pohon. Penerapan SOP dasarkan pada ketersedian dana dan tenaga yang
tidak mempengaruhi pendapatan petani. dimiliki. Dengan pertimbangan di atas, sampel
petani manggis diambil sebanyak 5 persen di
METODOLOGI PENELITIAN masing- masing sentra produksi, sehingga
Desain dan Teknik Penelitian. diperoleh sampel sebanyak 59 petani manggis di
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kecamatan Puspahiang Tasikmalaya dan 44
dengan teknik penelitian survei deskriptif. petani Manggis di kecamatan Sagalaherang
Menurut Sugiono (2010), penelitian survei Subang. Desa sampel di kecamatan Puspahiyang
adalah penelitian yang dilakukan pada Tasikmalaya adalah desa Puspahiang dan desa
populasi besar ataupun kecil, tetapi data yang Puspajaya, sedangkan desa sampel di kecamatan
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil Sagalaherang adalah desa Sukamandi dan desa
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan Dayeuhkilot, mengingat desa tersebut
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan merupakan desa sentra produksi manggis di
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis masing-masing kecamatan/ kabupaten.
maupun psikologis. Metode survei sangat Operasionalisasi Variabel
bergantung dari pemilihan responden, Jumlah produksi adalah seluruh
pemilihan alat mengumpulkan data, prosedur- produksi manggis petani dalam satu musim
prosedur yang dilaksanakan, dan kondisi panen. Jumlah produksi dinyatakan dalam kg.
dilapangan. Harga Jual adalah sejumlah uang yang
Jenis dan Sumber Data. Jenis data diterima petani dari penjualan manggis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dinyatakan dalam rupiah per kilogram.
data primer dan data sekunder. Data primer Biaya tetap adalah biaya yang besar
merupakan data yang di peroleh dari kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan
responden dari hasil wawancara langsung. jumlah produksi. Biaya tetap meliputi biaya
Data sekunder merupakan data pelengkap dari pajak dan penyusutan alat. biaya tetap ada
data primer. Data sekunder adalah di peroleh yang tunai dan non tunai. Dinyatakan dalam
dari studi literature kepustakaan, dokumen satuan rupiah.
instansi seperti Kantor Desa/kecamatan, Biaya variabel adalah yang besar
Perpustakaan, Badan Pusat Statistik, Dinas kecilnya mempunyai pengaruh langsung pada
Pertanian, jurnal dan media internet yang hasil produksi manggis. Biaya variabel terbagi
terhubung dengan Penelitian. manjadi dua yaitu biaya variabel tunai dan
Sumber data yaitu responden petani dan biaya variabel (tunai dan non tunai). Biaya
informan. Penentuan responden petani variable dinyatakan dalam rupiah.
menggunakan tekhnik random sampling, Biaya total adalah jumlah biaya tetap
sedangkan informan adalah ketua kelompok ditambah biaya variabel. Biaya total terbagi

114
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

manjadi dua yaitu biaya total tunai dan biaya Penerimaan adalah nilai penjualan
total (tunai dan non tunai). Biaya total manggis yang dihasilkan satu musim panen,
dinyatakan dalam rupiah. yaitu merupakan perkalian hasil produksi
Penerimaan adalah semua produk yang manggis dengan harga jual per kilogram,
dihasilkan satu musim panen, yaitu merupakan rumus penerimaan manggis adalah:
perkalian hasil produksi manggis dengan harga TR = Y. Hy
jual per kilogram. Dinyatakan dalam rupiah. Dimana:
Pendapatan Usahatani adalah TR = Penerimaan (Rp)
pengurangan penerimaan dengan biaya total Y = jumlah produksi manggis (kg)
tunai. Dinyatakan dalam rupiah. Hy = Harga jual manggis (Rp/kg)
Keuntungan petani manggis (pendapatan Pendapatan Usahatani adalah
bersih) adalah pengurangan penerimaan pengurangan penerimaan dengan biaya total
dengan biaya total (baik tunai maupun non tunai dengan rumus:
tunai). Dinyatakan dalam rupiah. Pdp = TR - BP
Pendapatan keluarga adalah Dimana:
penjumlahan seluruh pendapatan yang TR = Penerimaan (Rp)
dipeoleh petani, meliputi pendapatan usahatani BP = Biaya produksi total (tunai) (Rp)
dan luar usahatani yang diperoleh dalam Pdp = Pendapatan petani (Rp)
setahun. Pendapatan keluarga dinyatakan Keuntungan petani manggis (pendapatan
dalam rupiah. bersih) adalah pengurangan penerimaan
Sistem pemasaran manggis adalah cara dengan biaya total (baik tunai maupun non
petani menjual manggis yang meliputi sistem tunai), rumus keuntungan adalah:
di kilo dan sistem tebasan. Pd = TR - BP
Pemeliharaan tanaman manggis meliputi Dimana:
pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama TR = Penerimaan (Rp)
penyakit. BP = Biaya prod total (tunai, non tunai)
Rancangan Analisis Data Pd = Pendapatan petani (Rp)
Analisis deskriptif Pendapatan keluarga petani manggis
Analisis deskriptif digunakan untuk adalah penjumlahan seluruh pendapatan yang
menganalisis identifikasi masalah pertama. diperoleh petani, meliputi pendapatan
Analisis deskriptif digunakan untuk usahatani dan luar usahatani yang diperoleh
menganalisis pemeliharaan (penyiangan, dalam setahun. Pendapatan keluarga
pemupukan, pemberantasan hama penyakit) dinyatakan dalam rupiah.
pemanenan dan sistem pemasaran manggis Kontribusi pendapatan usahatani
(sistem dikilo dan sistem ditebas) oleh petani amanggis adalah perbandingan antara
di sentra produksi Jawa Barat. pendapatan petani manggis dengan pendapatan
Analisis Usahatani keluarga dikali 100 persen.
Analisis matematik digunakan untuk Analisis statistik
menganalisis identifikasi masalah kedua dan Analisis statistik digunaka untuk
ketiga, anallisis matematik yang digunakan menganalisis identifikasi masalah kedua yaitu
adalah analisis usahatani. Dari analisis tersebut perbedaan pendapatan petani di sentra
akan dihitung biaya penerimaan, pendapatan produksi manggis Jawa Barat. Uji statistik
petani dan keuntungan. yang digunakan adalah uji beda (t-student)
Analisis biaya meliputi biaya variabel, tidak berpasangan dengan terlebih dahulu
biaya tetap dan biaya total usahatani manggis. melakukan analisis varian. Analisis varians
Biaya meliputi biaya tunai dan biaya non tunai dengan rumus:
(Sadono Sukirno, 1994). Biaya tetap ܵ‫ݔ‬ଶ
ditambah biaya variabel disebut biaya total, ‫ ݄ܨ‬ൌ
ܵ‫ݕ‬ଶ
atau secara singkat dapat di rumuskan sebagai Apabila diperoleh nilai F hitung > F tabel maka
berikut: disimpulkan varians homogen. Pengujian
BP = BT + BV varians homogen dengan rumus:
Dimana: (݊௫ − 1)ܵ‫ݔ‬ଶ + ൫݊௬ − 1൯ܵ‫ݕ‬ଶ
BP = Biaya total produksi (Rupiah) ܵ‫݌‬ଶ =
BT = Biaya tetap (Rupiah) ݊௫ ൅ ݊௬ − 2
BV = Biaya variabel (Rupiah) Perhitungan nilai thitung dengan rumus:

115
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

(‫ ݔ‬െ ‫)ݕ‬ aturan penanaman pohon manggis berjarak (10


‫ݐ‬௛ = x 10) m. Rata-rata luas lahan sawah petani
1 1 manggis 0,14 ha, namun hanya 74 % petani
ܵ‫݌‬ඨ +
݊௫ ݊௬ manggis yang memiliki sawah.
Dimana Pemeliharaan dan Pemasaran. Pohon
x = rata-rata untung/phn di kab. manggis merupakan tanaman tahunan, petani
Tasikmalaya (kg/phn) jarang melakukan peremajaan (pemangkasan).
y = rata-rata untung/phn di kab. Subang Pohon manggis berbuah setahun sekali, panen
(kg/phn) manggis antara bulan Desember sampai Maret.
Sx2 = Varians untung/phn di kab. Hasil produksi manggis dipengaruhi oleh
Tasikmalaya pemeliharaan kebun, sedangkan pendapatan
2
Sy = Varians untung/phn di kab. Subang petani manggis ditentukan oleh hasil produksi
Sp2 = Varians untung/phn di kab. Tasik dan dan harga jual. Harga jual yang diterima
Subang petani dipengaruhi oleh sistem pemasaran
nx = Jml sampel petani mgss di kab. yang diikuti petani.
Tasikmalaya (org) Pemeliharaan kebun dapat tercermin
ny = Jml sampel petani mgs di kab. Subang dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya biaya
(org) yang digunakan petani manggis di kabupaten
Tasikmalaya adalah Rp.74.070,- per pohon,
Dari perhitungan di atas, kaidah sementara besarnya biaya yang digunakan
keputusannya, apabila t hitung > t tabel maka petani manggis di kabupaten Subang adalah
dinyatakan terdapat perbedaan hasil produksi Rp.25.519,- per pohon (Tabel 4), petani
manggis di kabupaten Tasikmalaya dan mengeluarkan biaya tersebut selama setahun
kabupaten Subang, dan sebaliknya, pada tarap kebelakang (untuk pemupukan, penyiangan)
nyata 5 persen. dan pemanenan.
Di Kabupaten Tasikmalaya, jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN biaya yang digunakan untuk pemupukan
Keadaan Usahatani Manggis. Keadaan adalah Rp.458.501,- per petani per tahun atau
usahatani manggis meliputi jumlah pohon Rp.13.759,- per pohon (tabel 2), dana
manggis yang dimiliki, jumlah pohon yang pemupukan digunakan pada bulan Mei,
berbuah, umur pohon manggis, luas lahan pemupukan tersebut dilakukan sekali setahun
(kebun manggis, kebun non manggis dan lahan (dilakukan oleh 76% responden), sisanya 13%
sawah) dan pemeliharaan kebun manggis. memupuk 2 kali setahuan dan 1% petani tidak
Keadaan usahatani manggis di melakukan pemupukan.
kabupaten Subang: jumlah pohon manggis Di Kabupaten Subang, jumlah dana
responden berkisar dari 5-225 pohon dengan yang digunakan untuk pemupukan adalah
rata-rata berjumlah 60 pohon. Rata-rata Rp.62.597,- per petani per tahun atau
jumlah pohon yang berbuah 32,0 pohon (62 Rp.9.867,- per pohon (tabel 2), dana
pesen). Keadaan usahatani manggis di pemupukan digunakan pada bulan Mei,
kabupaten Tasikmalaya, Jumlah pohon pemupukan tersebut dilakukan sekali
manggis responden berkisar dari 8-240 pohon (dilakukan oleh 50% responden) dalam
dengan rata-rata berjumlah 59 pohon. Rata- setahun hanya sebagian kecil (3% responden)
rata jumlah pohon yang berbuah 34,3 pohon yang memupuk dua kali dalam setahun,
(58 persen). sisanya 47% petani tidak memupuk pohon
Di kabupaten Subang, rata-rata luas manggisnya.
lahan yang dimiliki petani sekitar 0,99 hektar, Dari uraian di atas terlihat, petani di
dimana sekitar 0,41 hektar merupakan kebun kabupaten Tasikmalaya lebih banyak
manggis (kebun campuran). Rata-rata luas memberikan pupuk ke pohon manggisnya
lahan sawah petani manggis 0,74 ha, namun dibanding petani manggis di kabupaten
hanya 64 % petani manggis yang memiliki Subang, meskipun demikian pemupukan di
lahan sawah. Di kabupaten Tasikmalaya, rata- dua kabupaten tersebut relatif masih sedikit
rata luas lahan yang dimiliki petani sekitar (dibawah standar). Minimnya penggunaan
0,63 hektar, dimana sekitar 0,50 hektar dana untuk pemupukan dikarenakan minimnya
merupakan kebun manggis. Lingkar tajuk dana yang dimiliki petani. Pupuk yang
pohon manggis berkisar (6 x 6) m, sementara digunakan umumnya pupuk kandang yang

116
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

harganya relatif lebih murah. Pupuk diberikan petani per tahun atau Rp.7.281,- per pohon,
sekarung per pohon manggis berbuah (satu pemupukan dilakukan satu kali dalam setahun
karung sekitar 30-40 kg dengan harga (dilakukan oleh 71% petani). Sementara di
Rp.10.000,- per karung). Pohon manggis yang kabupaten Subang, dana untuk tenaga kerja
belum berbuah umumnya tidak diberi pupuk. memupuk digunakan sebesar Rp.289.166,- per
Petani memupuk pohon manggis yang akan petani per tahun atau Rp.7.711,- per pohon
berbuah (sudah terlihat bunga) dengan harapan (dilakukan oleh 36% petani). Minimnya biaya
buahnya banyak. Minimnya pemupukanyang untuk tenaga kerja memupuk dan sedikitnya
dilakukan petani menyebabkan buah manggis jumlah pupuk yang digunakan sangat
yang dihasilkan relatif sedikit dan ukurannya berpengaruh pada hasil produksi manggis
kecil. petani.
Biaya untuk tenaga kerja pemangkasan
Tabel 2. Biaya Bahan Usahatani Manggis dan pemberantasan hama penyakit relatif kecil
Kab Tasikmalaya Kab. Subang baik di kabupaten Tasikmalaya maupun
Bahan Nilai/ Nilai/ phn Nilai Nilai/ kabupaten Subang, kareana pohon manggis
petani (Rp) (Rp) /petani phn hampir tidak pernah dipangkas demikian juga
(Rp) (Rp) pemberantasan hama penyakit.
Pupuk 458.501,0(89) 13.758,9 62.597 9.867 Biaya terbesar digunakan untuk biaya
Pestisida 149.500,0(0,05) 842,9 17.276 869 panen dan pengangkutan, di kabupaten
Tasikmalaya biaya panen dan pengangkutan
Selain bahan yang digunakan dalam per petani adalah Rp.2.807.546,- atau
kegiatan usahtani, pemeliharaan memegang Rp.80.668,- per pohon dan dilakukan oleh
peranan penting dalam proses produksi. 81% petani (petani yang menjual sistem di
Pemelihaaan kebun terlihat dari curahan kilo), sementara di kabupaten Subang sebesar
tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani Rp.626.700,- per petani atau Rp.20.958,- per
manggis meliputi dana untuk penyiangan, pohon dan dilakukan oleh 30% petani.
pemupukan, pemberantasan hama-penyakit, Biaya panen dengan mengikut penjualan
pemangkasan pohon di sekitar pohon manggis. dikilo biasanya dikeluarkan jika petani
Di kabupaten Tasikmalaya, dana untuk menggunkan orang lain untuk panen, besarnya
penyiaangan digunakan sebesar Rp.489.398,- biaya tersebut mengikuti sistem borongan yaitu
per petani per tahun atau Rp.14.289,- per Rp.750,- per kilogram manggis yang dipanen
pohon, penyiangan dilakukan dua kali dalam dan Rp.750,- rupiah per kilogram manggis yang
setahun (78%), satu kali setahun (15%), di angkut. Biaya panen di kabupaten
sisanya 7% memupuk lebih dari dua kali Tasikmalaya lebih kurang 20% dari harga jual
setahun. Sementara di kabupaten Subang, dana yang diterima petani (Rp.7.393,- per kilogram).
untuk penyiangan digunakan sebesar Biaya panen di kabupaten Subang lebih kurang
Rp.201.212,- per petani per tahun atau 30% dari harga jual yang diterima petani (harga
Rp.12.893,- per pohon, penyiangan dilakukan manggis Rp.5.304,- per kilogram). Sistem panen
dua kali dalam setahun (dilakukan oleh 61% borongan ini berpengaruh pada kualitas manggis
responden). Sisanya sekali setahun atau lebih. yang dihasilkan karena pemborong pemetik
Minimya kegiatan penyiangan yang dilakukan mengejar jumlah petikan ataupun pengangkutan,
petani karena kebiasaan mereka kebun hal ini berpengaruh pada kualitas manggis yang
manggis dibiarkan, merupakan kebun dipetik, mengingat kualitas manggis salah
campuran, dana yang dimiliki. Dampak satunya ditentukan oleh sistem pemanenan.
minimnya dana penyiangan maka kebun petani Banyaknya buah manggis yang memar akan
dipenuhi ilalang, kelihatan kurang terawat. menurunkan harga jual. Rincian selengkapnya
Mereka melakukan penyiangan menjelang dapat dilihat di tabel di bawah ini.
pohon manggis berbuah dimaksudkan agar Dari uraian di atas terlihat, petani di
memudahkan saat panen nanti. Petani kabupaten Tasikmalaya lebih lebih memelihara
membiarkan kebunnya karena selain usahatani kebun manggisnya dibanding petani manggis
merupakan usaha sampingan, mereka juga di kabupaten Subang, hal tersebut terlihat lebih
terbatas dana untuk penyiangan. banyaknya petani yang melakukan
Di kabupaten Tasikmalaya, dana untuk pemangkasan sekitar pohon manggis,
tenaga kerja memupuk (pekerjaan memberi pemupukan, penyiangan dan pemeliharaan
pupuk) digunakan sebesar Rp.277.727,- per lainnya.

117
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Manggis


Kab.Tasikmalaya Kab. Subang
Kegiatan Nilai per petani Nilai / phn Nilai (Rp) Nilai /phn
(Rp)
Penyiangan 489.398 (99) 14.289,0 201.212 (61) 12.893
Pangkasan 95.200 (31) 2.846,4 0 (0) 0
Pemupukan 277.727 (71) 7.280,7 289.166 (36) 7.711
Pemberantasan HPT 0,0 ( 0) 0 125.000 (12) 1.785
Pemanenan 1.403.773 (81) 40.334,7 313.350 (30) 10.479
Angkutan 1.403.773 (81) 40.334,7 313.350 (30) 10.479
Keterangan: ( ) Persentase petani yang melakukan

Selain biaya variabel, biaya selanjutnya Tasikmalaya membiayai pohon manggisnya


adalah biaya tetap yang meliputi biaya alat dan tiga kali lebih banyak dibanding petani
pajak lahan (PBB). Alat yang digunakan manggis di Subang.
untuk penyiangan diantaranya cangkul, kored, Penerimaan dan Sistem Penjualan. Di
arit, dll. Penyiangan dilakukan secara manual kabupaten Tasikmalaya, penerimaan dengan
untuk pembabatan gulma. Alat untuk panen sistem tebasan sekitar Rp.271.300,- per pohon,
dilakukan dengan menggunakan galah, dan dan penerimaan dengan sistem dikilo
untuk penyimpanan buah manggis digunakan Rp.646.243,- per pohon (harga jual per kilo
keranjang yang biasanya disediakan para Rp.7.394,-, satu pohon menghasilkan sekitar
bandar. 88,5 kilogram). Total penerimaan per petani
Di kabupaten Tasikmalaya, biaya tetap di kabupaten Tasikmalaya Rp.20.066.137,-
(termasuk peralatan dan PBB) yang rupiah per tahun atau Rp.585.232,- per pohon,
dikeluarkan petani setahun sebesar
Rp.191.262,- per tahun atau Rp.5.576,- per Tabel 6. Penerimaan Usahatani Manggis
pohon, sementara di kabupaten Subang, biaya Sistem penjualan Sat Kab. Tasikmly Kab. Subang
tetap yang dikeluarkan petani setahun sebesar SIS.TEBASAN
Rp.223.257,- atau Rp.6.979,- per pohon. Jumlah petani persen 16 60
Rata-rata jml pohon pohon 31,9 39,25
Tabel 4. Biaya Tetap Usahatani Manggis Harga per pohon Rp/phn 271.300,4 124.203,80
Penerimaan tebasan Rp 8.642.857,14 4.874.999,15
Biaya Kab. Tasikmalaya Kab. Subang Penjualan kilo
Nilai/ Nilai/ Nilai/ Nilai/ Jumlah petani persen 84 40
petani phn petani phn Rata-rata per petani kg 3.041,65 489,29
Harga per kilogram Rp/kg 7.393,8 5.304
alat 85.425,0 2.490,5 130.000 4.062,5 Penerimaan dikilo Rp 22.489.257,58 2.595.141,12
PBB 105.837,5 3.085,6 93.257 2.914,2 PENERIMAAN
B.tetap 171.143,8 4.991,6 223.257 6.976,7 Nilai penerimaan Rp 20.066.137,50 4.336.969,70
Rata-rata jml pohon Phn 34,28 32
Tabel 5. Biaya Usahatani Manggis Penerimaan p/pohon Rp/phn 585.231,8 135.658,76
Kab. Tasikmalaya Kab.Subang
Biaya Nilai per Nilai Nilai Nilai Di kabupaten subang, lebih banyak
petani (Rp) /pohon /petani /pohon petani yang menjual manggisnya dengan
(Rp) (Rp) (Rp)
variabel 2.368.520,0 69.078,2 593.366.7 18.542,7
sistem tebasan (60%), sementara petani
tetap 171.143,8 4.991,6 223.257,0 6.976,7 manggis di kabupaten Tasikmalya hanya 16%
Tot biaya 2.539.664,0 74.069,7 816.624,0 25.519,5 petani yang menjual hasilnya dengan sistem
tebasan di kabupaten Subang, penerimaan
Penjumlahan biaya variabel dan biaya yang diterima petani dengan sistem tebasan
tetap merupakan biaya total usahatani. Biaya sekitar Rp.124.024,- per pohon, dan
total usahatani di kabupaten Tasikmalaya penerimaan yang diterima petani dengan
adalah Rp.2.539.664,- per petani atau sistem dikilo Rp.151.358,- per pohon (harga
Rp.74.070,- per pohon, sedangkan biaya total jual per kilo Rp.5.304,-, satu pohon
usahatani di kabupaten Subang adalah menghasilkan sekitar 28,5 kilogram). Di
Rp.816.624,- per petani atau Rp.25.519,- per kabupaten Subang, nilai total penerimaan per
pohon (seperti yang terlihat di Tabel 5), petani Rp.4.336.970,- per tahun atau
dengan demikian petani manggis di Rp.135.659,- per pohon.

118
Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204 AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
ISSN: 2528-4576

Tingginya penerimaan petani manggis lebih besar di banding keuntungan usahatani


di kabupaten Tasikmalaya dibanding manggis di kabupaten Subang.
penerimaan petani di kabupaten Subang Hasil analisis varians menunjukan
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: varians yang homogen dari keuntungan
Harga jual yang diterima petani manggis di usahatani manggis di kabupaten Tasikmalaya
kabupaten Tasikmalaya lebih tinggi karena dan subang ditunjukan oleh nilai Fhitung = 2,43
selain jumlah produksi per pohon yang lebih (Ftabel=1,64. hasil pengujian t-statistik
banyak juga karena kualitas manggis yang menunjukan perbedaan pendapatan secara
dihasilkan lebih baik. Kulaitas yang lebih baik signifikan antara keuntungan usahatani
tersebut karena sistem pemeliharaan kebun manggis di kabupaten Tasikmalaya dan
yang lebih baik dan sistem panen lebih baik Subang dengan nilai Thitung = 3,94 (ttabel =
(sistem dikilo dan dipanen sendiri), mengigat 1,65).
kualitas manggis banyak ditentukan oleh Kontribusi Pendapatan Manggis.
sistem panen yang hati-hati. Menurut Penjumlahan pendapatan usahatani manggis
Ramadini (2011), Petani yang menerapkan dengan pendapatan lainnya diluar usahatani
SOP menghasilkan buah manggis dengan manggis di sebut pendapatan keluarga. Di
perbandingan mutu super dan bekas sortir kabupaten Tasikmalaya, pendapatan keluarga
(BS): 60:40 %. petani manggis per tahun sebesar Rp.
Pendapatan dan Keuntungan. 25.712.844,- yang terdiri dari berbagai sumber:
Pendapatan usahatani manggis adalah selisih usahatani non manggis yang meliputi usahatani
antara penerimaan dengan total biaya. (sawah, usahatani tegalan) dan diluar usahatani
Pendapatan petani manggis di kabupaten (pensunan, wiraswasta dll). Pendapatan usaha
Tasikmalaya adalah Rp.17.526.474,- per petani tani manggis ternyata merupakan pendapatan
atau Rp.591.592,- per pohon, sementara utama mengingat kontribusinya 68,2%
pendapatan petani manggis di kabupaten (Rp.17.526.475,-) terhadap pendapatan keluarga,
Subang adalah Rp.3.650.345,- per petani atau sisanya sebesar 31,8% berasal dari pendapatan
Rp.110.011,- per pohon (Tabel 7), dengan diluar usahatani manggis.
demikian pendapatan petani manggis di Di kabupaten Subang, pendapatan keluar-
kabupaten Tasikmalaya lebih besar dibanding ga petani manggis per tahun sebesar Rp.
pendapatan petani manggis di kabupaten 26.084.588,- yang terdiri dari berbagai sumber
Subang, hal tersebut dikarenakan selain harga usahatani non manggis yang meliputi usahatani
jual yang tingi juga kuntitas produksi manggis (sawah, usahatani tegalan) dan diluar usahatani
di kabupaten Tasikmalaya yang lebih tinggi. (pensiunan, wiraswasta dll). Pendapatan
usahatani manggis ternyata hanya merupakan
Tabel 7. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Petani pendapatan sampingan mengingat kontribusinya
Kab. Tasikmalaya Kab.Subang hanya 13,9% (Rp.3.650.345,-) terhadap penda-
Uraian Nilai /petani Nilai /phn Nilai Nilai patan keluarga, sisanya sebesar 86,1% berasal
(Rp) (Rp) /petani /phn dari pendapatan diluar usahatani manggis.
(Rp) (Rp)
Peneriman 20.066.137 585.231 4.336.969 135.658
Total biaya 2.539.664 74.069 816.624 25.519
KESIMPULAN
Pendapatan 17.526.474 591.592 3.650.345 110.010 Hasil pembahasan menunjukkan bahwa
petani manggis di kabupaten Tasikmalaya
Keuntungan merupakan selisih lebih memelihara kebun manggisnya
penerimaan dengan biaya total (tunai dan non dibanding petani manggis di kabupaten
tunai). Keuntungan usahatani manggis di Subang. Hal ini menunjukkan masih adanya
kabupaten Tasikmalaya adalah Rp.542.304,- per potensi peningkatan kualitas dan produktivitas
pohon, sedangkan keuntungan usahatani manggis di kedua kabupaten tersebut.
manggis di kabupaten Subang adalah Keuntungan usahatani manggis di kabupaten
Rp.83.063,- per pohon, hasil tersebut tidak Tasikmalaya lebih tinggi dibanding
berbeda jauh dengan hasil penelitian Nugraha keuntungan usahatani manggis di kabupaten
(2015), keuntungan petani manggis di kabupaten Subang. Pendapatan usahatani manggis
Subang Rp.192.423,- per pohon (yang memiliki peranan/kontribusi yang besar
menerapkan SOP), dan Rp.86.802,- ( yang tidak terhadap pendapatan keluarga petani manggis
menerapkan SOP), dengan demikian keuntungan di kabupaten Tasikmalaya dan sebaliknya di
usahatani manggis di kabupaten Tasikmalaya kabupaten Subang.

119
AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 1, No. 2, Desember 2016: 95-204
ISSN: 2528-4576

DAFTAR PUSTAKA Tarsito, Bandung.


BPS. (2014). Statistik Tanaman Hortikultura. Ramadini P H (2011). Pengaruh Penerapan
Badan Pusat Statistik. Jakarta Standar Operasional prosedur terhadap
Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya. pendapatan Petani Manggis di
(2012). Potensi Tanaman Buah- kecamatan Puspahiang Tasikmalaya.
buahan. Melalui: www. Fakultas Pertanian Unpad. Bandung.
tasikmalayakota.go.id (1/6/2015) Sugiono. (2010). Metoda Penelitian
Ditjen Hortikultura. (2013). Rencana Strategis Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Alfabeta
Dirjen Hortikultura. Jakarta. Bandung.
Direktorat Budidaya Tanaman Buah (2009). Sukirno. (1994). Mikro Ekonomi. PT Raja
Standar Operasional Prosedur Kab. Grafindo Persada. Jakarta
tasikmalaya Melalui: Nugraha, F Y. (2015). Keuntungan dan Resiko
www.deptan.go.id (1/6/2015) Usahatani Manggis yang menerapkan
Gaspez, Vincent. (1991). Tehnik pengambilan SOP dan tidak menerapkan SOP.
Contoh untuk Penelitian Survei. Fakultas Pertanian Unpad. Bandung.

120

Anda mungkin juga menyukai