Khutbah Idul Adha 1441 H Ust Junarman
Khutbah Idul Adha 1441 H Ust Junarman
Tidak ada kata yang pantas kita ucapkan dipagi hari yang mulia, yang dimana seluruh kaum muslimin
berbahagia dengan hari ini, salah satu dua hari yang disana Allah swt menjadikan hari tersebut
sebagai hari yang bahagia, nabi sholallahu alaihi Wasallam mengatan:
قد أفضل هللا لكم بهما خيرا منهما
"sungguh Allah swt telah menggantikan hari raya - hari raya kalian dengan dua hari raya yang lebih
baik, yaitu 'Idul fitri dan idul adha.
Dan kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang atas limpahan ni'mat, taufiq serta
hidayahnya, Allah Swt masih memberikan kita hidup dipagi hari ini. Kita awali pagi ini dengan takbir
kepada Alloh Swt, kita awali sholat kita dengan takbir, nanti kita menyembelih qurban juga, kita
awali dengan takbir, azan untuk memanggil orang-orang sholat juga dimulai dengan takbir, demikian
pula iqomah juga dimulai dengan takbir, demikian juga saudara2 kita, yang saat ini sedang
melaksanakan "JAMROT" sedang melaksanakan lempar jumroh, mereka juga melempar batunya
dengan pekikan takbir", karna memang tidak ada yang lebih besar dari pada Allah Swt, tidak ada
yang menciptakan selain Allah azza wajalla, dialah Allah satu2 nya yang menciptakan kita, yang
memberikan kita segala macam kenikmatan, maka Allah lah yang berhak untuk kita puji, Allah lah
yang berhak untuk kita sembah.
'Idul Adha mengajarkan kepada Kita berbagai macam pelajaran2 yang berharga, salah satunya
adalah yang bisa kita ambil, tentu peristiwa idul Adha tidak terlepas dari peristiwa seorang nabi
yang mulia IBRAHIM Alaihis salam, beliau adalah seorang nabi yang disebut " "أبو األنبياءbapaknya
para nabi, seorang nabi yang gigih untuk mendakwahkan tauhid " "ال إله إال هللاtiada tuhan yang berhak
untuk disembah kecuali Allah Swt, beliau yang menyeru kepada umat manusia untuk menyembah
hanya kepada هللا سبحانه وتعالى, dan meninggalkan segala sesembahan2 yang selama ini mereka
sembah selain هللا سبحانه وتعالى.
Ibrohim diuji oleh هللا سبحانه وتعالىdengan berbagai ujian yang andai kata kita yang diuji seperti beliau,
maka tidak ada satupun diantara kita yang mampu melewati ujian itu.
Nabi Ibrahim diuji dengan ayahnya yang seorang tukang pemahat patung, seorang penyembah
kesyirikan, penyembah berhala2, Ibrahim berda'wah kepada ayahnya :
وإذ قال إبراهيم ألبيه آزر أتتخذ أصناما آلهة
" ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada ayahnya Azar : wahai ayahku apakah engkau menjadikan
berhala2 ini sebagai sesembahanmu, sebagai sesuatu yang engkau sembah.
Ibrohim juga berkata kepada kaumnya :
وإذ قال إبراهيم ألبيه وقومه ما هذه التماثيل التي كنتم لها عاكفون
"kata Ibrohim kepada ayah dan kaumnya : berhala2 apakah ini yang kalian jadikan sesembahan
kepada selain ? هللا سبحانه وتعالى
Mereka mengatakan :
قالوا وجدنا آباءنا لها عاكفون
" wahai Ibrohim, kami dapati bapak2 kami dahulu sudah menyembah berhala2 ini, kami dapati inilah
tradisi nenek moyang kami, inilah warisan nenek moyang kami yang harus kami lestarikan, dulu
bapak2 kami menyembah kepada sesembahan2 ini, lalu Nabi Ibrahim mengatakan kepada mereka :
لقد كنتم أنتم وآباءكم في ضالل مبين
"sungguh kalian dan bapak2 kalian berada diatas kesesatan yang nyata."
Nabi Ibrahim lalu bersumpah dalam dirinya untuk menghancurkan berhala2 tersebut, kecuali hanya
satu berhala yang ditinggalkan oleh beliau.
Lalu mereka meminta didatangkan ibrohim kehadapan mereka, kemudian Ibrahim disidang lalu
beliau ditanya oleh mereka :
أأنت فعلت هذا بآلهتنا يا إبراهيم؟
" wahai Ibrahim apakah engkau yang melakukan ini?".
Tatkala Nabi Ibrahim dimasukkan kedalam api yang membara, jibril alaihi salam datang kepada
Ibrahim, sebagaimana diriwayatkan oleh Al imam Ibnu katsir dalam beberapa riwayat, Jibril
mengatakan kepada nabi Ibrahim alaihi salam :
ألك إلّي حاجة
" wahai Ibrahim apakah engkau membutuhkan pertolonganku sekarang?
Coba kita perhatikan jawaban nabi Ibrahim, seorang yang sangat luar biasa tawakkalnya kepada
Alloh Swt, Nabi Ibrahim tatkala ditawar bantuan oleh jibril, ibrobim mengatakan :
أما إليك فال
"adapun kepada mu wahai jibril, aku tidak membutuhkan pertolonganmu."
Engkau adalah makhluk, engkau adalah ciptaan Allah Swt, engkau Juga membutuhkan Allah Azza
Wajalla, maka engkau tidak pantas untuk aku mintai pertolongan, engkau tidak pantas untuk
mendapatkan penghambaan dariku kepadamu, karna engkau adalah makhluk Allah Swt.
Tatkala Allah Swt menolong Ibrahim alaihi salam, Allah tidak menurunkan kan hujan, untuk
memadamkan api, tidak pula mengutus angin yang menghembus dengan kencangnya, sehingga Api
yang membakar ini padam, akan tetapi Alloh Azza Wajalla "Robbun Nar" Alloh tuhannya Api
mengatakan kepada Api :
يا نار كوني بردا وسالما على إبراهيم
"wahai api jadilah engkau dingin dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.
هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا هللا أكبر وهلل الحمد
Apakah sampai disitu ujian Allah Swt kepada Nabi Ibrahim Alaihi salam, ternyata tidak
Nabi Ibrahim diuji lagi oleh Allah Azza Wajalla, dengan usia yang senja, Nabi Ibrahim belum diberi
keturunan oleh Allah Azza Wajalla, namun nabi Ibrahim tidak berputus asa untuk meminta itu lepda
Robnya, karna ia tau Allah Swt dialah yang memberi segala sesuatu kepadanya, Nabi Ibrahim terus
malantunkan doanya :
ربي هب لي من الصالحين
"Ya Alloh anugerahkan kepadaku keturunan yang sholih."
Dan tatkala doa nabi Ibrahim dikabulkan oleh Allah Azza Wajalla, dia diberikan keturunan berupa
seorang anak :
فبشرنه بغالم حليم
"kamu berikan dia seorang anak yang sangat luar bisa kesabarannya,"
Ternyata tidak, nabi Ibrahim diuji kembali oleh Allah Swt, untuk mengasingkan istrinya dan anak
yang baru ia miliki, untuk diasingkan kesebuah tempat yang tidak ada pepohonan disana, tidak ada
mata air, tidak ada kehidupan, tidak ada manusia sama sekali, Allah perintahkan nabi Ibrahim untuk
meninggalkan hajar dan putranya yang baru lahir tsb kesebuah tempat yaitu makkah yang kala itu
tidak ada Apa2nya disana.
" kalau begitu, Alloh tidak akan menelantarkan kita ditempat ini selama-lamanya, lalu Ibrahim
berdo'a kepada Alloh Swt :
َر َّب َن ٓا ِاِّنْٓي َاْس َك ْن ُت ِمْن ُذ ِّر َّيِتْي ِبَو اٍد َغ ْي ِر ِذْي َز ْر ٍع ِع ْن َد َب ْي ِتَك اْلُم َح َّر ِۙم َر َّب َن ا ِلُيِقْيُموا الَّص ٰل وَة َف اْج َع ْل َاْف ِٕـَد ًة ِّم َن الَّن اِس َت ْه ِو ْٓي ِاَلْي ِه ْم َو اْر ُزْق ُهْم ِّم َن
الَّث َم ٰر ِت َلَع َّلُهْم َي ْشُك ُرْو َن
"wahai tuhan ku, aku tinggalkan keluargaku, aku tinggalkan keturunanku dilembah yang tidak ada
pepohonan disana, didekat rumahmu yang mulia, didekat ka'bah baitullah, ya Alloh jadikanlah
mereka orang2 yang menegakkan sholat, berilah rizki kepada mereka, jadikanlah hati menusia
condong untuk berangkat kesana, agar mereka bersyukur kepada Allah swt.
هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا هللا أكبر وهلل الحمد
Tidak sampai disitu, nabi Ibrahim diuji kembali oleh Allah Swt, tatkala anaknya beranjak remaja, nabi
Ibrahim diperlihatkan kan oleh Allah swt sebuah mimpi, yang mana mimpi seorang nabi adalah
wahyu dari Allah, adalah perintah dari Allah swt, ibrohim melihat didalam mimpinya, bahwa beliau
menyembil anaknya sendiri yaitu ismail Alaihi salam..
Kemudian beliau sampaikan mimpi tersebut kepada putranya yang masih remaja dikala itu, beliau
mengatakan :
َق اَل ٰي ُبَن َّي ِاِّنْٓي َاٰر ى ِفى اْلَم َن اِم َاِّنْٓي َاْذ َب ُح َك َف اْن ُظ ْر َم اَذ ا َتٰر ۗى
"wahai putraku, sungguh aku melihat dalam mimpiku, aku sedang menyembelih engkau, maka
perhatikan, apa bagaimana pendapatmu (QS. As-shoffat : 102)
Ismail Alaihi salam, seorang anak yang sudah tertancap tauhid dalam dirinya, yang mana loyalitas
nya hanya untuk Allah Swt, siapapun bagi ismail, tidak ada yang berhak memerintah dirinya, tidak
ada yang berhak melarang dirinya, siapapun dia, selain Allah swt.
َق اَل ٰٓي َاَبِت اْف َع ْل َم ا ُتْؤ َم ُۖر َس َت ِج ُد ِنْٓي ِاْن َش ۤا َء ُهّٰللا ِمَن الّٰص ِبِر ْي َن
"wahai ayahku lakukanlah apa saja yang Allah perintahkan kepada mu, jangankan untuk
menyembelih, apapun yang Allah perintahkan kepada mu, lakukan itu semua wahai ayahku,
insyaallah, engkau akan dapatkan aku termasuk orang-orang yang sabar."
Tak terbayangkan suasana tatkala nabi ibrohim hendak melaksanan perintah Allah swt, haru biru
dan menegangkan bergejolak dalam jiwa sang ayah yang begitu cinta kepada anak semata
wayangnya, keraguan pun terkadang menggelayuti didalam benak ibrohim, namun setiap kali setan
datang menghampiri segera ia tepis dan meminta perlindungan kepada Alloh Swt.
Ismail dan ibrohim pun berserah diri, kecintaan ibrohim pada Allah telah mengalahkan kecintaan
ibrohim pada anaknya.
Begitu juga kecintaan ismail kepada Alloh mengalahkan kecintaan pada dirinya sehingga ia rela
mengorbankan nyawanya.
Tatkala ibrohim akan melaksanakan perintah Allah swt, dan pisau yang digunakan untuk
menyembelih putra tercinta sudah berada diatas leher, Allah swt berfirman :
ّٰٓي
َو َن اَد ْي ٰن ُه َاْن ِاْب ٰر ِهْي ُم
ٰۤل
ِاَّن ٰه َذ ا َلُهَو اْلَب ُؤ ا اْلُم ِبْيُن
" Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata"
ٰن
َو َف َد ْي ُه ِبِذْب ٍح َع ِظ ْي ٍم
"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
1.Bahwa hidayahnya Allah Swt datang kepada kita dari mana saja dan siapa saja, bahkan dari orang
yang umurnya jauh berada dibawah kita dan bahkan dari anak kita sendiri, maka bagi kita, ketika
datang kepada kita, sebuah kebenaran dari Allah dan rosulnya, selayaknya bagi kita untuk menerima
dengan keikhlasan karna Allah swt.
Jama’ah........
Boleh saja kita mencintai dunia kita, mencintai istri anak dan pekerjaan kita, akan tetapi jangan
sampai cinta kita terhadap semua itu, melebihi cinta kita kepada Alloh Azza wajalla, jangan sampai
dunia kita, melalaikan kita dari perintah Allah swt. Ketika Allah swt perintahkan kita untuk
melaksanan sholat, mari kita tinggalkan pekerjaan kita sejenak untuk melaksanakan perintah Allah
swt
ذلكم خير لكم إن كنتم تعلمون
3.pentingnya mendidik anak anak kita dengan tauhid sejak dini, agar kelak mereka menjadi ismail
ismail yang tangguh dalam iman dan ketakwaan kepada Alloh Swt, agar mereka tumbuh dan menjadi
orang yang dicintai dan diridhoi Allah swt.
4. Sebagai orang tua, kita belajar untuk menghargai anak dan mendengarkan pendapatnya.
Sebagaimana yang pernah dilakukan nabi ibrohim alaihi salam kepada anaknya, ketika beliau
menceritakan mimpinya.
5.bahwasanya keikhlasan dan tawakal kepada Alloh Swt akan melahirkan kebahagiaan dalam diri
kita, dan akan menghantarkan kita kepada keridhoan dan syurga nya Allah Azza wajalla.
Dan pada Akhirnya marilah kita memohon kepada Alloh Swt,semoga Alloh Swt meneguhkan
keimanan kita dan menjadikan kita sebagai orang orang yang bertaqwa Allah swt berfirman :