Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Siti Nurul Hidayati

NIM : 132151017

MATERI 1 : SUMBER INTERNET


DEFINISI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow (Leavel & Clark,
1958) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup, meningkatkan
kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang
kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa
dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agarsetiap
orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga
kesehatannya.

Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter
Amerika, AMA, 1948).

Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan
pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan
masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat adalah sebagai aplikasi keterpaduan antara
ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di
masyarakat.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kesehatan-
Masyarakat-Komprehensif.pdf

FUNGSI KESEHATAN MASYRAKAT


Ilmu Kesehatan Masyarakat Menurut Winslo, adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi hidup masyarakat
melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinasi, untuk:
• Perbaikan kesehatan lingkungan,
• Mencegah dan memberantas penyakit menular,
• Melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat/perorangan,
• Serta pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan.
http://eprints.dinus.ac.id/6306/1/KULIAH_IKM_III.pdf
PERAN PERAWAT DALAM BENCANA SEBELUM, SAAT DAN SETELAH
BENCANA
Efendi & Makhfudli, 2009 mengemukakan bahwa peran perawat pada pre, intra dan pasca
bencana meliputi:

A. Peran Perawat Pada Fase Pre-Impact


Fase Preimpact (sebelum), merupakan warning phase , tahap awal dari bencana. Informasi
didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala
persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga masyarakat. Posisi
perawat sendiri dalam manajemen bencana fase ini adalah sebagai tenaga medis formal yang
bekerja dalam disiplin ilmunya atau tenaga medis informal yang dapat sewaktu-waktu
melayani masyarakat.
 Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan bencana untuk setiap fasenya.
 Perawat ikut serta dalam berbagai dinas pemerintahan , organisasi lingkungan, palang
merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
 Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut:
 Usaha pertolongan diri sendiri ( pada masyarakat tersebut)
 Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga
yang lain.
 Pembekalan informasi tentang bagaimana menyiapkan dan membawa persediaan
makanan dan penggunaan air yang aman.
 Perawat juga dapat memberikan alamat atau nomor telfon darurat, seperti pemadam
kebakaran, rumah sakit dan ambulance.
 Memberi informasi tenpat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencana.
 Memberikan informasi mengenai peralatan yang disediakan .

B. Peran Perawat dalam Fase Impact


Fase Impact (Saat) merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana
manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini terus
berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan. Posisi perawat
dalam manajemen bencana fase impact adalah sebagai bagian dari komunitas dalam
masyarakat yang mampu menjadi katalisator untuk mengatasi persoalan medis dan non medis
pertolongan bencana.
 Bertindak cepat
 Don’t promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan
maksud memberikan harapan yang besar bagi para korban.
 Berkonsentrasi penuh terhadap tindakan yang dilakukan.
 Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create leadership)
 Untuk jangka yang panjang, mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing
dengan pihak yang terkait, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.

C. Peran Perawat dalam Fase Post-impact


Fase Post impact (Setelah) merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas
normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon
psikologis mulai penolakan, marah, tawar-menawar, depresi hingga penerimaan. Posisi
perawat fase ini adalah sebagai team kesehatan yang bekerja sama dengan lintas sektoral
lainnya menangani masalah kesehatan dan sebagai model untuk penyembuhan trauma
masyarakat pasca bencana.
 Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial dan psikologis
tertentu.
 Stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post-trumatic stress
disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama. Pertama, gejala
trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu tersebut mengalami gejala ulang traumanya
melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacunya. Ketiga,
individu akan menunjukkan gangguan fisik. Selain itu, individu dengan PTSD dapat
mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah, dan gangguan memori.
 Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan
unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca gawat daruratserta
mempercepat fase pemulihan (recovery) menuju keadaan sehat dan aman.

https://www.scribd.com/doc/255708793/Peran-Perawat-Dalam-Bencana-Sebelum
MATERI 2 : SUMBER BUKU

PUBLIC HEALTH NURSING.


9th edition. Marcia Stanhope. Jeanette Lancaster. Elsevier.
Public health nursing practice and the disaster management cycle
Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Dan Siklus Manajemen Bencana
Peranan perawat kesehatan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana.
Peran keperawatan kesehatan masyarakat selama bencana sangat bergantung pada
pengalaman perawat, peran profesional dalam merencanakankan di komunitas bencana
masyarakat, dan pengetahuan bencana sebelumnya dapat menjadi kesiapan pribadi untuk
perawat. Perawat kesehatan masyarakat membawa kepemimpinan, kebijakan,
perencanaan, dan keahlian praktik untuk kesiapsiagaan dan tanggap bencana (Asosiasi
Perawat Kesehatan Masyarakat (APHN, 2014). Satu hal yang pasti tentang bencana yaitu
perubahan berkelanjutan. Peran perawat kesehatan masyarakat dalam bencana umumnya
konsisten dengan ruang lingkup praktik keperawatan kesehatan masyarakat.

Peran Perawat dalam Respon Pertama.


Meskipun perawat dihargai karena keahlian mereka dalam penilaian masyarakat, dari
penemuan kasus, pencegahan, pendidikan kesehatan, dan pengawasan, dapat menjadikan
perawat yang pertama tiba di tempat kejadian. Dalam situasi ini, penting untuk diingat
bahwa masalah-masalah yang mengancam jiwa menjadi prioritas. Pengarahan harus segera
dimulai. Triase pada tingkat individu adalah proses memisahkan korban dan mengalokasikan
pengobatan berdasarkan potensi individu untuk bertahan hidup. Prioritas tertinggi diberikan
kepada mereka yang memiliki cedera yang mengancam jiwa tetapi, juga ada yang
menggunakan pendekatan berbasis-populasi untuk digunakan dalam insiden yang tidak
dapat ditentukan oleh lokasi geografis. Triase kesehatan masyarakat melibatkan pemilahan
atau identifikasi populasi untuk intervensi prioritas (Burkle, 2006).

Peran keperawatan dalam Epidemiologi dan pengawasan berkelanjutan.


Keperawatan kesehatan masyarakat tetap menjadi garis pertahanan pertama dalam
penyakit yang belum dapat terselesaikan. Komponen penyelidikan epidemiologi tidak
bervariasi dari operasi normal dalam bencana, mereka hanya menjadi, ‘bidang bijaksana”
(Polivka et al, 2008). Kebutuhan untuk mengumpulkan data pengawasan meningkat selama
bencana. Untuk mendeteksi efek buruk pada masyarakat, data dikumpulkan terkait dengan
kematian, cedera, dan penyakit. Informasi ini memungkinkan kesehatan masyarakat untuk
menentukan dampak bencana dan menilai potensi masalah yang terkait dengan respons
dan pemulihan. Surveillance termasuk pelacakan penyakit, tren cedera, dan kewaspadaan
untuk potensi wabah penyakit. Data ini memungkinkan pembuat keputusan untuk
merencanakan dan mengalokasikan sumber daya. Penilaian berkelanjutan atau laporan
survailel sama pentingnya dengan penilaian awal. Laporan pengawasan menunjukkan status
berkelanjutan dari penduduk yang terkena dampak dan keefektifan upaya bantuan yang
sedang berlangsung. Pengawasan berlanjut ke dan melalui fase pemulihan dari suatu
bencana, bagian penting dari pembentukan normal baru.

Peran keperawatan dalam penilaian kebutuhan cepat.


Model tradisional dari penilaian masyarakat menghadirkan fondasi bagi pengkajian
komunitas yang cepat yang menyajikan landasan bagi proses penilaian masyarakat yang
cepat. Kebutuhan akut populasi dalam bencana mengubah penilaian masyarakat menjadi
penilaian cepat dari populasi sektor atau wilayah, sistem sosial, dan fitur geofisika. Unsur-
unsur penilaian kebutuhan cepat meliputi hal-hal berikut: menentukan besarnya insiden,
mendefinisikan kebutuhan kesehatan spesifik dari populasi yang terkena dampak,
menetapkan prioritas dan tujuan untuk tindakan, mengidentifikasi, masalah kesehatan
masyarakat yang ada dan potensi, mengevaluasi kapasitas respon lokal memasukkan
sumber daya dan logistik, dan menentukan kebutuhan sumber daya eksternal untuk
tindakan prioritas (Stanley et al, 2008).
Penilaian masyarakat untuk tanggapan darurat kesehatan masyarakat (CASPER) adalah
perangkat yang dikembangkan untuk membantu praktisi kesehatan masyarakat dan pejabat
manajemen darurat menentukan status kesehatan dan kebutuhan dasar masyarakat yang
terkena dampak. Panduan CASPER dalam pengumpulan informasi kebutuhan kesehatan dan
kebutuhan dasar (CDC, 2012b). Noji (1997) menunjukkan bahwa prioritas penilaian bencana
terkait dengan jenis bencana. Bencana tiba-tiba seperti toradoes dan gempa bumi
melibatkan bahaya yang sedang berlangsung, cedera dan kematian, persyaratan tempat
tinggal, dan air bersih. Bencana onset bertahap seperti kelaparan menghasilkan
kekhawatiran dengan tingkat kematian, status gizi, status imunisasi, dan kesehatan
lingkungan.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apa definisi Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut Leavel &
Clark?
Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang
hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha
masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi
di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan
pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

2. Apa respon pertama yang dapat perawat berikan ketika terjadi bencana ?
Dalam situasi ini, penting untuk diingat bahwa masalah-masalah yang mengancam
jiwa menjadi prioritas. Pengarahan harus segera dimulai. Perawat dapat melakukan
triase kepada korban bencana alam. Triase pada tingkat individu adalah proses
memisahkan korban dan mengalokasikan pengobatan berdasarkan potensi individu
untuk bertahan hidup. Prioritas tertinggi diberikan kepada mereka yang memiliki
cedera yang mengancam jiwa.

3. Apa fungsi dari kesehatan masyarakat ?


 Sebagai perbaikan kesehatan lingkungan,
 Mencegah dan memberantas penyakit menular,
 Sebagai media pendidikan kesehatan untuk masyarakat/perorangan,
 Serta sebagai media pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis, perawatan
untuk diagnosis dini dan pengobatan.

4. Apa peran perawat dalam fase pre-impact (tahap sebelum) bencana ?


a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan bencana untuk setiap fasenya.
b. Perawat ikut serta dalam berbagai dinas pemerintahan , organisasi lingkungan,
palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana
kepada masyarakat.
c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana.

5. Apa peran perawat dalam fase impact (saat bencana) ?


a. Bertindak cepat
b. Don’t promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti,
dengan maksud memberikan harapan yang besar bagi para korban.
c. Berkonsentrasi penuh terhadap tindakan yang dilakukan.
d. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create leadership)
e. Untuk jangka yang panjang, mendiskusikan dan merancang master plan of
revitalizing dengan pihak yang terkait, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan
pertama.

6. Apa peran perawat dalam fase post-impact ( setelah bencana) ?


a. Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama
dengan unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca gawat
daruratserta mempercepat fase pemulihan (recovery) menuju keadaan sehat dan
aman.

Anda mungkin juga menyukai