Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS TITIK IMPAS

Break Event Point adalah titik impas di mana laba yang dihasilkan memiliki nilai yang sama
dengan nilai yang dibutuhkan untuk proses produksi.

 Mengetahui nilai BEP membantu pengusaha dalam menentukan volume


kapasitas produksi yang tersisa setelah tercapainya BEP. Dengan mengetahui
nilai BEP tersebut, maka Anda akan mendapatkan proyeksi laba maksimum yang
dapat diperoleh.
 Dengan adanya nilai BEP, maka perusahaan bisa menentukan langkah efisiensi
kerja yang bisa dilakukan. Sebagai contoh, penggantian tenaga kerja dengan mesin.
Saat terjadi otomatisasi produksi, maka akan terjadi perubahan pada biaya tetap dan
biaya variabel. Hal ini dikarenakan biaya variabel yang semula berasal dari biaya
kerja digantikan oleh biaya tetap berupa mesin.
 Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba jika
terjadi perubahan harga produk. Hubungan antara nilai BEP, harga produk serta
laba adalah hubungan sejajar, maka jika salah satu nilai dari elemen tersebut
meningkat maka elemen yang lain juga akan mengalami peningkatan, begitu pula
sebaliknya.
 Karena BEP berfungsi untuk mengetahui perubahan laba, maka BEP juga bisa
menentukan kerugian yang terjadi. Bagi pengusaha, dengan mengetahui nilai BEP
maka pengusaha bisa mengantisipasi nilai kerugian ketika terjadi penurunan pada
penjualan.

Dalam mendapatkan sebuah nilai BEP, terdapat empat elemen pembentuk.

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap atau lebih sering disebut fixed cost adalah biaya yang nilainya akan tetap dan
konstan walaupun terjadi perubahan pada proses produksi. Perubahan yang dimaksud adalah
beroperasi atau tidak beroperasinya suatu perusahaan untuk memproduksi barang pada
periode tertentu. Biaya tetap bisa berupa biaya penyusutan mesin, biaya tenaga kerja, biaya
sewa gedung atau gudang, dsb.

Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel atau biaya tidak tetap yang lebih dikenal dengan istilah variable cost adalah
biaya yang nilainya dapat berubah-ubah per unit nya. Perubahan ini disebabkan oleh volume
kapasitas produksi yang bisa meningkat atau menurun sesuai dengan permintaan pasar.

Hubungan sejajar antara biaya variabel dan kapasitas produksi akan saling berkaitan karena
jika salah satu terjadi peningkatan maka yang lain akan mengikuti. Contoh dari biaya variabel
adalah biaya listrik, biaya baku, biaya transportasi, dsb.

Harga Jual (Price)


Harga jual adalah harga yang diperoleh dari seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebuah barang ditambah dengan nilai keuntungan atau margin yang ingin
diperoleh. Biasanya, harga jual akan dihitung per unit setelah diproduksi.

Pendapatan (Revenue)

Pendapatan atau penghasilan yang didapatkan dari semua penjualan produk. Jumlah
pendapatan diperoleh dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual di pasar.
Nilai dari pendapatan dibutuhkan untuk memproyeksikan pendapatan periode berikutnya
dengan nilai margin dan/atau jumlah unit dan harga yang berbeda.

Metode dan Cara Perhitungan Break Even Point

Berikut terdapat tiga rumus yang digunakan dalam menghitung BEP:

 BEP per unit

BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Nilai margin
kontribusi per unit diperoleh dari selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per
unit. Selain itu, nilai margin kontribusi bisa diperoleh dari hasil pembagian antara total
penjualan keseluruhan dengan biaya variabel.

 BEP Nilai Penjualan

BEP = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel/Harga))


BEP dapat dihitung berdasarkan hasil nilai penjualan. Nilai BEP diperoleh dari biaya tetap
dibagi dengan hasil selisih antara 1 dengan hasil pembagian variabel dan harga penjualan.

 BEP dengan satuan mata uang

BEP Mata Uang = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
BEP diperoleh dari harga jual satuan per unit dikalikan dengan BEP per unit. Maka, dari hasil
perkalian tersebut akan diperoleh nilai BEP dengan satuan mata uang yang digunakan.

Ketika menghitung BEP dengan satuan mata uang , Anda harus menentukan mata uang mana
yang akan digunakan, jika terdapat perbedaan mata uang maka salah satu mata uang nilainya
harus dikurskan terlebih dahulu.

Faktor-faktor yang Meningkatkan Break Even Point Perusahaan


Penting untuk menghitung titik impas perusahaan untuk mengetahui target minimum mereka
untuk menutupi biaya produksi. Namun, ada kalanya BEP meningkat atau menurun,
bergantung pada faktor-faktor tertentu. Berikut beberapa faktornya:
1. Peningkatan penjualan pelanggan
Ketika ada peningkatan penjualan pelanggan, itu berarti ada permintaan yang lebih tinggi.
Perusahaan kemudian perlu memproduksi lebih banyak produknya untuk memenuhi
permintaan baru ini yang, pada gilirannya, menaikkan BEP untuk menutupi biaya tambahan
tersebut.

2. Kenaikan biaya produksi


Bagian tersulit dalam menjalankan bisnis adalah ketika penjualan pelanggan atau permintaan
produk tetap sama sementara harga biaya variabel meningkat, seperti harga bahan baku.

Ketika itu terjadi, BEP juga naik karena adanya biaya tambahan. Selain biaya produksi, biaya
lain yang mungkin meningkat antara lain sewa gudang, kenaikan gaji karyawan, atau tarif
utilitas yang lebih tinggi.

3. Perbaikan peralatan
Dalam kasus di mana jalur produksi terputus-putus, atau bagian dari jalur perakitan rusak,
BEP meningkat karena jumlah target unit tidak diproduksi dalam kerangka waktu yang
diinginkan. Kegagalan peralatan juga berarti biaya operasional yang lebih tinggi dan, oleh
karena itu, impas yang lebih tinggi.
Studi Kasus 2

Budi adalah akuntan manajerial yang bertanggung jawab atas Perusahaan A, yang
menjual botol air. Dia sebelumnya menetapkan bahwa biaya tetap Perusahaan A
terdiri dari pajak properti, sewa, dan gaji eksekutif, yang jumlahnya mencapai 100.000
dolar.

Biaya variabel yang terkait dengan produksi satu botol air adalah 2 dolar per unit.
Botol air ini dijual dengan harga premium 12 dolar. Untuk menentukan brak even
point atau titik impas botol air premium Perusahaan A:

BEP = 100.000 / (12 – 2) = 10.000

Oleh karena itu, mengingat biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual botol air,
Perusahaan A perlu menjual 10.000 unit botol air untuk mencapai titik impas.

Penggambaran Grafis Break Even Point

Representasi grafis dari penjualan unit dan penjualan dolar yang diperlukan untuk
mencapai titik impas disebut sebagai grafik titik impas atau grafik Cost Volume Profit
(CVP). Di bawah ini adalah grafik CVP dari contoh di atas:

INI PENJELASAN GAPERLU MASUK PPT

 Satuan ada di sumbu X (horizontal) dan jumlah dolar ada di sumbu Y (vertikal).
 Garis merah menunjukkan total biaya tetap sebesar 100.000 dolar
 Garis biru menunjukkan pendapatan per unit yang terjual. Misalnya, menjual 10.000
unit akan menghasilkan pendapatan 10.000 x 12 = 120.000 dolar.
 Garis kuning menunjukkan biaya total (biaya tetap dan variabel). Misalnya, jika
perusahaan menjual 0 unit, maka perusahaan akan mengeluarkan $ 0 untuk biaya
variabel, tetapi 100.000 dolar untuk biaya tetap dengan total biaya 100.000 dolar. Jika
perusahaan menjual 10.000 unit, perusahaan akan memerlukan 10.000 x 2 = 20.000
dolar untuk biaya variabel dan 100.000 dolar untuk biaya tetap dengan total biaya
120.000 dolar.
 Titik impasnya adalah 10.000 unit. Pada titik ini, pendapatan akan menjadi 10.000 x
12 = 120.000 dolar dan biaya akan menjadi 10.000 x 2 = 20.000 dolar dalam biaya
variabel dan 100.000 dolar dalam biaya tetap.
 Jika jumlah unit melebihi 10.000, perusahaan akan mendapat untung dari unit yang
terjual. Perhatikan bahwa garis pendapatan lebih besar dari garis biaya total kuning
setelah 10.000 unit produksi. Begitu juga jika jumlah unit di bawah 10.000,
perusahaan akan merugi. Dari 0-9,999 unit, garis biaya total berada di atas garis
pendapatan.

MASUKKIN PPT YANG DI BOLD.

Anda mungkin juga menyukai