Tugas 3 Muh Sholeh Pendidikan Kewarga Negaraan
Tugas 3 Muh Sholeh Pendidikan Kewarga Negaraan
NIM : 050161522
Prodi : AKUNTANSI
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenaan-Nya, artikel tugas 3 Pendidikan Kewarga
Negaraan ini dapat saya selesaikan.
Salam hormar saya ucapkan kembali kepada bapak Beny Bakry S.pd,M.SI selaku dosen dalam
matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan, yang lagi-lagi telah memberi kesempatan untuk
saya menyelesaikan dan mengirim tugas 3 tutorial online di sesi 7 ini.
Saya menyadari bahawa artikel ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya berharap agar
bapak bisa memberikan masukan atau bimbingan yang bersifat membangun untuk
kesemprunaan artikel ini.
Dalam penulisan artikel ini saya tulis berdasarkan berbagai sumber rujukan yang berkaitan
dengan tantangan pemerintah otonom daerah, antara lain yaitu.
2. Kompas.Com
Akhir kata, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.
KAJIAN PUSTAKA
Globalisasi
Seiring dengan arus globalisasi yang semakin menguat pemerintah dituntut lebih
memperkuat komitmen dalam kewenangan desintralisasi atau pemberian otonom
kepada daerah. Hal ini dimaksudkan adar pemerintah daerah memiliki kewenangan
yang lebih luas untuk menentukan arah kebijakan sarana dalam mengatasi berbagai
dampak globalisasi atau dampak dari proses globalisasi tersebut, untuk meningkatkan
daya saing serta kesiapan daerah tingkat II, dalam era globalisasi diperlukan berbagai
langkah, antara lain yaitu : Mengembangkan aparatur yang berciri akuntabilitas dan
transparasi, perlu membentuk kelembagaan kementrian didaerah, perencanaan sumber
daya manusia aparatur yang matang, meningkatkan kualitas koordinasu didaerah,
membangun atu melengkapi sarana dan prasarana pembangunan, serta menderegulasi
perijinan yang semakin cepat dan ramah
Tuntutan Era Globalisasi
Globalisasi perlu disikapi dengan bijak, glonalisai bukan menjadi alasan hancurnya
nilai-nilai peraturan daerah yang suda dibakukan, bahkan sebaliknya jika di era
globalisasi bangsa kita mampu mendasarkan pada nilai-nilai peraturan daerah maka hal
tersebut akan mamlu memperkuat jati diri bangsa indonesia, maka dati it banyak
tuntutan yang hatus dilakukan oleh pemerintah untuk menyikapi gempuran arus
globalisasi saat ini, pengaruh globalisasi dan bagaimana cara menyikapinya untuk
mempertahankan eksistensi otonomi daerah dibahas dalam artikel ini.
PEMBAHASAN
KONSEP OTONOMI DAERAH
Gagasan tentang otonomi daerah adalah gagasan yang relatif belum lama diterapkan di
Indonesia. Besamaan dengan bergulirnya reformasi pada tahun 1998, muncul tuntutan
masyarakat tentang perlunya manajemen pemerintahan yang baru mengingat pemerintahan
yang sebtralistik dinggap memiliki banyak kekurangan. Pemerintahan yang sentralistik pada
kenyataannya tidak mampu membawa pemerataan pembangunan tersebut sampai wilayah-
wilayah terlua Indonesia. Akibatnya kesenjangan pembangunan terjadi antara pulau yang satu
dengan pulau yang lain. Apabila dibiarkan, hal ini berdampak pada munculnya gerakan-
gerakan sepratatis yang menjadikan isu ketimpangan pembangunan sebagai alasan utama
mereka. Menindaklanjuti tintutan tersebut, serta untuk menunjukkan semangat pembaruan di
dalam penataan pemerintahan, pemerintah akhirnya mengesahkan Undang-Undang No. 22
Tahun 1999 tentang Pemernutahan Daerah. Pada peraturan inilah gagasan tentang otonomi
daerah tersebut muncul.
Otonomi daerah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkembangnya
prakarsa sendiri untuk mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat.
Dengan berkembangnya prakarsa sendiri maka tercapailah apa yang dimaksud demomrasi,
yaitu pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat tidak saya dapat
menentukan nasibnya sendiri malainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri.
Pelaksanaan otonomi daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah satu
kebijakan besar yang berarti adanya pemecahan kewenangan antara pemerintah Pusat dan
Daerah. Oleh karenanya, di samping perlu berpegang pada prinsip-prinsip manajemen otonomi
daerah juga hatus taat asas. Asas otonomi daerah tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
asas yang umum dan asas yang khusus. Asas umum terdiri atas kepastian hukum, tertib
penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,
akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan asas khusus dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
asas desintrlisasi, dekonsentrasi, dan tugas pemnatuan. Asas desintralisasi adalah penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari
pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintahan pusat di daerah atau perangkat
pemerintah pusat daerah. Asas tugas perbantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dari desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai
dengan pembiayaan, sarana, dan prasaran serta sumber dayanya dengan tanggung jawab
melaporkan pelaksanakannya kepada yang menugaskan.
Demikian pula era otonomi daerah harus selaras dengan kecenderungan globalisasi, apabila
sistem ekonomi Indonesia ingin selamat dari terpaan globalisasi dunia, Implementasi
kebijakan otonomi daerah dalam rangka menjawab tuntutan lokal dan tuntutan kecenderungan
arus globalisasi, perlu dicermati mengingat kondisi masa transisi yang labil dan potensi konflik
horizontal dapat menjadi kerusuhan masal dalam perpecahan bangsa, oleh karena itu, tujuan
dan fokus dari kebijakan perdagangan adalah bagaimana membangun daya saing berkelanjutan
dari produk-produk Indonesia dipasar internasional yang dilandasi oleh kompentsi yang
didukung oleh seluruh potensi yang dimiliki bangsa indonesia secara tersinergi baik sektoral
maupun dengan seluruh kabupaten kota.
KESIMPULAN
Sebagai prinsip manajemen pemerintahan yang baru, tentunya otonomi daerah menjadi
harapan baru seluruh rakyat yang diharapkan mampu mengantarkan masyarakat kepada
kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera, mengingat harapan yang tinggi tersebut otonomi
daerah mampu mengimementasikan strategi strategi ekonomi demi mewujudkan ekonomi
yang sttabil dan dapat bersaing di era globalisasi. dismaling itu otonomi daerah juga perlu
menerapkan kriteria-kriteria pengelolaan perintahan yang antara lain, partisipasi, taat hukum,
transparasi, responsif, dan vis strategis.
SARAN
Otonomi daerah ini adalah satu kebijakan besar di dalam pengelolaan pemerintahan yang
diharapkan mampu mengantarkan bangsa dan negara indonesia pada kondisi masyarakat yang
adil dan makmur secara merata. Sebagai sebuah kebijakan tentu saja ada persoalan yang
diahadapi di dalan implementasinya. Namun demikian, terlepas dari berbagai macam
persoalan tersebut, otonomi daerah dapat dianggap sebagai satu langkah besar bangsa dan
negara ini di dalam mengupayakan kesejahteraan bagi pata warganya.