Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Menular Seksual (IMS)

1. Pengertian IMS

Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga Infeksi Menular Seksual

(IMS) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui hubungan seksual antara penis,

vagina, anus dan mulut. (Zakaria 2012).

Menurut Depkes RI (2007) Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah

penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi Menular Seksual

akan lebih beresiko bila melakukan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik

melaui, vagina, oral, maupun anal.

2. Tanda dan gejala IMS

Menurut Handoyo (2010) gejala infeksi menular seksual dibedakan

menjadi:

a. Perempuan

Luka dengan atau tanpa sakit disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian

tubuh yang lain, tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit disekitar

alat kelamin.

1) Cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan,

kehijauan, berbau, atau berlendir.

2) Sakit pada saat buang air kecil yaitu IMS pada wanita biasanya tidak

menyebabkan sakit atau burning urination.

1
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3) Perubahan warna kulit yaitu terutama dibagian telapak tangan atau kaki,

perubahan bisa menyabar keseluruh bagian tubuh.

4) Tonjolan seperti jengger ayam yaitu tumbuh tonjolan seperti jengger ayam

seperti alat kelamin.

5) Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang muncul dan hilang

yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran

reproduksi ( infeksi yang telah berpindah kebagian dalam sistem

reproduksi, termasuk tuba falopi dan ovarium).

6) Kemerahan yaitu pada sekitar alat kelamin atau antara kaki.

b. Laki-laki

1) Luka dengan atau tanpa rasa sakit disekitar alat kelamin, anus mulut atau

bagian tubuh yang lain, tonjolan kecil-kecil, diikuti luka sangat sakit

disekitar alat kelamin.

2) Cairan tidak normal yaitu cairan bening atau berwarna berasal dari

pembukaan kepala penis atau anus.

3) Sakit pada saat buang air kecil yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama

atau setelah urination.

4) Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit dikantong

zakar.

2
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3. Jenis IMS berdasarkan kuman penyebab

Menurut Depkes RI (2007) Jenis Infeksi Menular Seksual (IMS)

berdasarkan penyebab antara lain:

1. Infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri:

a. Gonorhoe

1) Penyebab : Neisseria gonorhoe

2) Masa inkubasi : Selama 2-10 hari

3) Gejala : Infeksi yang menyerang pada selaput lendir ureta pada

laki-laki serta leher rahim dan uretra pada wanita.

Pada laki-laki berupa rasa gatal dan panas pada saat BAK, keluar cairan

atau nanah kental berwarna kuning kehijauan serta spontan dari uretra

ujung penis tampak merah, bengkak dan menonjol keluar.

Pada perempuan sebagian besar tidak menimbulkan keluhan atau keluar

cairan keputihan berwaarna kuning kehijauan dan kental, kadang-kadang

disertai rasa nyeri saat BAK.

4) Komplikasi

Yang sering terjadi pada laki-laki adalah pada testis atau buah zakar,

saluran sperma sehingga bisa menimbulkan penyempitan. Pada wanita bisa

terjadi penjalaran infeksi kerahim dam saluran telur sehingga dapat

menyebabkan kemandulan. Bila mengenai ibu hamil dapat menularkan ke

bayi saat melahirkan sehingga menyebabkan infeksi pada mata yang dapat

menyebabkan kebutaan (Depkes RI, 2007).

b. Sifilis (Raja Singa)

3
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Menurut Ardiyantoro dan Kumalasan (2010), sifilis disebut juga raja

singa, Mai de Naples, morbus gallicus, lues venerea.

1) Penyebab : Troponema pallidum

2) Macam sifilis :

a) Sifilis stadium I (sifilis primer)

Sifilis ini timbul antara 2-4 minggu setelah kuman masuk, ditandai

dengan adanya benjolan kecil merah biasanya 1 buah kemudian

menjadi lika atau koreng yang tidak disertai rasa nyeri. Lokasi pada

laki-laki biasanya pada alat kelamin sedangkan pada wanita selain

pada alat kelamin luar bisa juga pada vagina maupun leher rahim.

Tempat lain yang bisa terkena adalah pada bibir, lidah, sekitar dubur.

b) Stadium II (sifilis sekunder)

Stadium ini terjadi setelah 6-8 minggu dan bisa berlangsung sampai

9 bulan. Kelainan dimulai dengan adanya gejala nafsu makan yang

menurun, demam, sakit kepala, nyeri sendi. Stadium ini disebut the

grea imitator of the skin deseases karena mempunyai tanda dan

gejala menyerupai penyakit kulit lain berupa bercak –bercak merah,

benjolan kecil-kecil seluruh tubuh, tidak gatal, kebotakan rambut dan

sebagainya.

c) Stadium HI (sifilis tersier)

Umumnya timbul antara 3-10 tahun setelah infeksi. Diandai dengan

dua macam kelainan yaitu berupa kelainan yang bersifat destruktif

pada kulit,selaput lendir, tulang sendi dan adanya radang yang terjadi

4
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
secara perlahan-lahan pada jantung, sistem pembuluh darah dan

syaraf.

3) Komplikasi

Menurut Ardhiyantoro dan Kumalasari (2010) komplikasi sifilis

yaitu:

a. Dapat menimbulkan kerusakan berat pada otak dan jantung jika tidak

diobati.

b. Selama kehamilan dapat ditularkan pada bayi dalam kandungan dan

dapat menyebabkan keguguran atau lahir cacat.

c. Memudahkan penularan HIV.

c. Ulkus molle

Disebabkan oleh infeksi bakteri hameophillusducreyi yang menular karena

hubungan seksual.

1) Gejala

a. Luka-luka dan nyeri tanpa radang jelas

b. Benjolan mudah pecah dilipatan paha disertai sakit

2) Komplikasi:

a. Luka dan infeksi hingga mematikan jaringan disekitarnya.

b. Tertular HIV

d. Granuloma inguinale

1. Penyebab

Menurut Handoyo (2010), sebuah luka kecil dibagian kemaluan

akan menyebar lama-kelamaan membentuk sebuah masa granulomatus

5
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
(benjolan-benjolan kecil) yang bisa menyebabkan kerusakan berat

organ-organ kemaluan.

2. Gejala

Menurut Depkes RI (2007), pada stadium awal dimulai dengan

adanya plenting kecil yang akan pecah dalam waktu singkat kemudian

menjadi luka, tidak nyeri dan sembuh sendiri pada waktu singkat.

Dalam waktu antara 1-4 minggu setelah luka tersebut sembuh akan

timbul pembengkakan kelenjar lipat paha yang disertai rasa nyeri,

keras, berbentk seperti sosis.

3. Komplikasi

Stadium lanjut pada laki-laki dapat menyababkan pembengkakan

pada penis dan scrotum (elefanitasi scrotum) sedang pada wanita

menyebabkan pembengkakan bibir kemaluan (elephantiasis

labiae/esthiomene).

2. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan Virus

a. Herpes Genetalis

Menurut Adhiyantoro dan Kumalasari (2010), herpes genetalis

disebabkan virus herpes simplex tipe 1 dan 2 dengan masa inkubasi antara

4-7 hari setelah virus berada dalam tubuh, dimulai dengan rasa terbakar

atau kesemutan pada tepat masuknya virus. Bagian tubuh yang paling

banyak terinfeksi adalah kepala penis dan preputium (bagian yang disunat)

serta bagian luar alat kelamin, vagina dan serviks.

6
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
1. Gejala:

1) Bintil-bintil berkelompok seperti anggur berair dan nyeri pada

kemaluan, kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering

berkerak, lalu hilang dengan sendirinya.

2) Dapat muncul lagi seperti gejala awal biasanya hilang timbul,

kambuh apbila ada faktor pencetus, misalnya karena stres,

menstruasi, makan/minum beralkohol, hubungan seks berlebihan,

dan menetap seumur hidup.

3) Membesarnya kelenjar getah bening diselangkangan.

4) Susah buang air kecil.

2. Komplikasi:

1) Rasa nyeri berasal dari syaraf

2) Tertular pada bayi dan menyebabkan lahir muda, cacat, bayi, lahir

mati.

3) Radang tenggorokan (faringitis)

4) Infeksi selaput otak (meningitis)

5) Tertular HIV

6) Kanker leher rahim

b. Kondiloma akuiminata

1) Penyebab

Kondiloma akuiminata disebabkan oleh virus human papilloma

tipe 6 dan 11 dengan masa inkubasi 2-3 bulan setelah kumanmasuk

kedalam tubuh.

7
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
2) Gejala

Gejala yaitu terlihat adanya satu atau beberapa kutil (lesi)

didaerah kemaulan dan lesi ini dapat membesar.

Menurut Depkes RI (2007) gejala pada wanita hamil dapat

membesar sampai dubur dan mirip jengger ayam atau bunga kol. Pada

laki-laki mengenai alat kelamin dan sluran BAK bagian dalam.

Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari tidak

biasanya laki-laki baru menyadari setelah dia menulari pasangannya.

3) Komplikasi :

Menurut Depkes RI (2007), komplikasi kondoloma akuminata

yaitu kanker leher rahim atau kanker kulit disekitar kulit kelamin.

3. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan jamur yaitu:

a. Kandidiasis

1) Penyebab

Infeksi kandidiasis disebabkan oleh jamur candidia albican yang pada

umumnya terdapat di susu dan vagina.

2) Gejala

Gejalanya berupa keputihan menyerupai keju disertai lecet serta

rasa gatal dan iritasi didaerah bibir kemaluan dan berbau khas. Menurut

Depkes RI (2007) gejala kandidiasis yaitu : pada keadaan normal jamur

ini terdapat dikulit maupun didalam kemaluan perempuan. Tetapi pada

keadaan tertentu jamur ini meluas sedemikian rupa hingga

menimbulkan keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna seperti

8
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin

dan sekitarnya.

4. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan parasit

a. Trikomonas vaginalis

Trikomonas adalah infeksi saluran urogenetalia yang dapat bersifat

akut atau kronik dan disebabkan oleh tricomonas vaginalis

1) Penyebab

Tricomonas vaginalis merupakan yang berflagela dengan masa

inkubasi sekitar 1 minggu, tapi dapat berkisar 4-28 hari.

2) Gejala

Wanita gatal-gatal dan rasa panas, vagina sekret vagina yang banyak,

berbau dan berbusa (sekret yang berbusa merupakan bentuk klasik dari

trikomonas sebanyak 12%, disuria dengan pruritusedema vulva,

perdarahan kecil-kecil pada permukaan serviks.

4. Dampak Infeksi Menular Seksual (IMS) bagi remaja

Menurut Depkes RI (2007), dampak infeksi menular seksual bagi remaja

perempuan dan laki-laki yaitu:

a. Infeksi alat reproduksi akan menurut kualitas ovulasi sehingga akan

mengganggu siklus dan banyaknya haid serta menurunkan kesuburan.

b. Peradangan alat reproduksi keorgan yang lebih tinggi yang dapat

meningkatkan kecenderungan terjadi kehamilan diluar rahim.

c. Melahirkan anak dengan cacat bawaan seperti katarak, gangguan

pendengaran, kelainan jantung dan cacat lainnya.

9
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Menurut Depkes RI (2007), secara psikologis dan fisik dampak infeksi

menular seksual (IMS) bagi remaja, sebagai berikut:

a. Dampak secara psikologis

1. Rendah diri

2. Malu dan takut sehingga tidak mau berobat yang akan memperberat

penyakit atau bahkan akan mengobati jenis dan dosis tidak tepat yang

justru akan memperberat penyakitnya disamping terjadi resistensi obat.

3. Gangguan hubungan seksual setelah menikah karena takut tertular lagi

atau takut menularkan penyakit pada pasangannya.

b. Dampak secara fisik

1. Bekas bisul atau nanah didaerah alat kelamin dapat mengganggu kualitas

hubungan seksual dikemudian hari karena menimbulkan rasa nyeri dan

tidak nyaman waktu berhubungan seks.

2. Nyeri waktu BAK (disuria) karena peradangan mengenai saluran kemih.

3. Gejala neurologi/ganguan syaraf (stadium lanjut sifilis)

4. Lebih mudah terinfeksi HIV

5. Kemandulan dikarenakan perlengketan saluran reproduksi dan gangguan

produksi sperma.

B. Pengetahuan ( Knowledge)

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “ tahu” pengindraan manusia terhadap suatu

obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan

10
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo 2010).

2. Tingkat pengetahua

Menurut Notoatmodjo (2007), ada enam tingkat pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh karena itu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,

menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagaisuatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjalaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya, aplikasi ini dapat

11
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
sebagai apikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatau struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisa ini dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokan dan

sebagainya.

e. Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakan atau menggabungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baik dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari

informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan,

dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusannya

yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah

ada.

12
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan,yaitu:

a. Cara coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini ,

sampaigagal pula, maka di coba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya,

sampai masalah tersebut dapat di pecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini

disebut metode trial (coba) and eror (gagal atau salah) atau metode coba-salah

coba-coba.

b. Cara Kekuasan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasan-kebiasaan

dan tradisi-tradisi yang di lakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah

yang di lakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya di

wariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata

lain pengetahuan tersebut di peroleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,

maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang, orang lain

menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dahlu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini

13
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap

bahwa yang dikemukakan adalah brenar.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini

mengandung magsud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,

atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

d. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berfikir manusiapun

ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya

dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik

melalui induksi maupun deduksi.

e. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis,logis, dan ilmiah. Cara ini di sebut “ metode penelitian ilmiah” atau

lebih popular di sebut metodologi penelitian (research methodolology).

4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

Menurut erfandi (2009), ada beberapa faktor yang memengaruhi

pengetahuan seseorang,yaitu:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

14
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat

erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak di peroleh

dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperolah pada pendidikan non

formal.

b. Media masa atau informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediateimpact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk medua masa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya media masa membawa pula pesan-pesan yang berisis

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan, status

ekonomi seseorang juga akan menentukan terjadinya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

15
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena

adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembang

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman

bekerja selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar serta ilmiah

dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tanggkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada

usia muda individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaika diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda lebih

banyak menggunakan waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual,

16
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada

penurunan pda usia ini.

5. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : hasil presentase 76% - 100%

b. Cukup : hasil presentase 56% - 75%

c. Kurang : hasil presentase < 56%

6. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur. Guna mengukur suatu

pengetahuan dapat digunakan suatu pertanyaan. Adapun pertanyaan yang dapat

dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif misalnya jenis

pertanyaan essay dan pertanyaan objektif misalnya pertanyaan pilihan ganda

(multiple choice), betul-salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan essay

disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan

faktor subjektif dari nilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai

yang satu dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya.

Pertanyaan pilihan ganda, betul-salah, menjodohkan disebut pertanyaan objektif

karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa

melibatkan faktor subjektifitas dari penilai. Pertanyaan yang dapat dipergunakan

untuk pengukuran pengetahuan secara umum yaitu pertanyaan subjektif dari

17
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
peneliti. Pertanyaan objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai

dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan

pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat.

Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat diperoleh dari

kuisioner atau angket yang menayakan isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat juga

disesuaikan dengan tingkat pengetahuan tersebut diatas. Sedangkan kualitas

pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan

dengan scoring.

C. Sikap (Attitude)

1. Pengertian

Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang akan

kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam

lingkungannya (Mubarak, 2011).

Sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan

konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku

terhadap suatu objek (Azwar, 2011).

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek,

baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukan adanya kesesuaian

respon terhadap stimulus tertentu (Sunaryo, 2004).

18
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Notoatmodjo (2007) menggambarkan terjadinya sikap dan reaksi tingkah

laku manusia melalui suatu rangkaian proses tertentu, seperti terlihat pada skema

berikut:

Rangka stimulus Proses stimulus Reaksi tingkah laku (terbuka)

Sikap tertutup

Gambar 2.1 Skema proses terjadinya sikap dan reaksi tingkahlaku

Sikap tersebut sangat dipengaruhi oleh pengetahuan seorang akan suatu hal

yang terbarukan. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Batas et

all (2013) dalam penelitianya mengenai pengetahuan dan sikap remaja tentang

Infeksi Menular Seksual didapat hasil penelitian bahwa tingkat pengetahuan

sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku.

2. Komponen sikap

Terdapat 3 komponen yang membentuk sikap menurut Baron dan Byrnes

juga Myres dan Gerengun yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010) :

a. Komponen kognitif (komponen perceptual), adalah komponen yang berikatan

dengan pengetahuan, pandangan dan keyakinan.

b. Komponen afektif (komponen emosional), adalah komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap suatu objek

c. Komponen konatif (komponen prilaku, atau action component), adalah

komponen yang berhubungn dengan kecenderungan bertindak.

19
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3. Tingkat sikap

Menurut Notoatmodjo, (2007) terdapat 4 tingkatan sikap, yaitu:

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang (subjek) mau

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding), seperti memberikan jawaban bila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah

adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan terhadap sesuatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab terhadap segala sesuatu

yang dipilihnya merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat

dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat

ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden terhadap suatu objek.

Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan

hipotesis kemudian dinyatakan pendapat responden melalui kuesioner

(Notoatmodjo, 2003).

4. Faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2011) :

a. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi akan ikut membentuk dan mempengaruhi

penghayatan terhadap stimulus sosial. Untuk dapat menjadi dasar

20
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang

kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman terjadi dalam

situasi yang melibatkan emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan

persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang

berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita

pada sesuatu.

c. Pengaruh kebudayaan

Hal ini berhubungan dengan budaya dan norma. Kebudayaan akan

mewarnai sikap dalam masyarakat dan memberikan corak pengalaman

individu individu pada kelompok masyarakatnya.

d. Media massa

Dalam penyampaian informasi, media massa membawa pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Dengan adanya informasi baru akan memberikan landasan kognitif

baru bagi terbentuknya sikap.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

21
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
f. Pengaruh faktor emosional

Selain ditentukan oleh lingkungan sikap merupakan pernyataan yang

didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

5. Pengukuran Sikap

Salah satu aspek yang paling penting guna memahami sikap dan perilaku

adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran (measuresment)

sikap. Azwar (2011) menunjukan beberapa karakteristik sikap yaitu:

a. Sikap mempunyai arah, sikap terpilah menjadi dua arah kesetujuan yaitu

setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah

memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai

subyek. Orang yang setuju, mendukung dan memihak terhadap suatu obyek

sikap berarti memiliki sikap yang arahnya positif dan sebaliknya.

b. Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap

sesuatu belum tentu sama walaupun arahmya mungkin tidak berbeda.

c. Sikap memiliki keluasan, kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap suatu

obyek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik

akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek

sikap.

d. Sikap memiliki konsistensi, maksudnya kesesuaian anatara pernyataan sikap

yang di kemukakan dengan responnya terhadap obyek sikap termaksud.

Konsistensi sikap diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu.

22
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Beberapa metode pengungkapan sikap yang secara historik telah

dilakukan orang (Azwar, 2011).

a. Observasi perilaku

Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu dapat dengan

mempehatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator

sikap individu. Perilaku yang kita amati dapat menjadi indikator sikap dalam

konteks situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat hati-

hati apabila hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang di

tampakan oleh sesorang.

b. Penanyaan Langsung

Sikap seseorang dapat diketahui dengan menanyakan langsung (direct

questioning) pada yang bersangkutan. Asumsi yang mendasari metode

penanyaan langsung guna pengungkapan sikap pertama adalah asumsi bahwa

individu orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri dan yang kedua

adalah asumsi keterusterangan bahwa manusia akan mengemukakan secara

terbuaka apa yang dia rasakan. Cara pengukuran ini mempunyai keterbatasan

dan kelemahan yang mendasar. Metode ini akan menghasilkan ukuran yang

valid hanya apabila apabila situasi dan kondisinya memungkinkan kebebasan

berpendapat tanpa tekanan psikologis maupun fisik.

c. Pengungkapan Langsung

Suatu versi pengungkapan langsung (direct assessement) secara tertulis

yang dapat dilakukan dengan menggunakan aitem tunggal dengan

menggunakan aitem ganda. Prosedur pengungkapan langsung dengan sistem

23
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
tunggal sangat sederhana. Responden meminta menjawab langsung

pertanyaan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju.

Penyajian dan pemberian responnya yang dilakukan lebih jujur bila dia tidak

menuliskan nama dan identitasnya. Variasi bentuk pengungkapan dengan

aitem tunggal adalah menggunakan kata sikap ekstrim pada suatu kontinum

sepuluh titik suka sampai benci.

Problem utama dalam aitem tunggal adalah masalah relaibilitas hasilnya.

Aitem tunggal terlalu terbuka terhadap sumber error pengukuran. Error yang

terjadi dapat berkaitan dengan masalah kalimat atau redaksional

pertanyaannya yang mungkin kurang jelas, mungkin dipahami secara salah,

mungkin menggunakan istilah teknis yang mempunyai arti khusus dan

mungkin pula mengandung istilah yang sensitive sehingga jawaban yang

diinginkan oleh individu tidak menggambarkan jawaban yang seharusnya.

Salah satu pengungkapan langsung dengan menggunakan aitem ganda

adalah teknik deferensi semantik. Teknik defernsi semantik dirancang untuk

mengungkapkan efek atau perasaan yang berkaitan dengan suatu obyek

tertentu.

d. Skala sikap

Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini

dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan

yang harus dijawab oleh individu yang disebut dengan skala sikap. Skala

sikap berupa kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu obyek sikap.

Dari respon subyek pada setiap pertanyaan ini kemudian dapat disimpulkan

24
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Pada beberapa bentuk skala

dapat pula diungkap mengenai keluasan serta konsistensi sikap. Salah satu

sifat skala sikap adalah isi pertanyaan dapat berupa pertanyaan langsung yang

jelas tujuan ukurannya tetapi dapat pula berupa pertanyaan tidak langsung

yang tampak kurang jelas tujuan ukurannya bagi responden.

Proses pengungkapan sikap merupakan proses yang rentan terhadap

berbagai kemungkinan error dikarenakan sikap itu sendiri merupakan suatu

kontrak hipotetik atau konsep psikologis yang tidak mudah dirumuskan

secara operasional. Oleh karena itu, untuk mengurangi kemungkinan error

pengukuran, skala sikap harus dirancang secara hati-hati dengan sunggu-

ungguh dan ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah penyusunan skala yang

berlaku.

e. Pengukuran terselubung

Metode pengukuran terselabung sebenarnya berorientasi kembali ke

metode observasi perilaku yang sudah dikemukakan diatas, akan tetapi

sebagai obyek pengamatan bukan lagi perilaku yang tampak yang disadari

atau sengaja dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang

terjadi di luar kendali orang yang bersangkutan.

Cara mengukur sikap, maka digunakan:

a. Pernyataan positif (favorable)

1) Sangat setuju

2) Setuju

3) Tidak setuju

25
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
b. Pernyataan negative (unfavorable)

1) Sangat setuju

2) Setuju

3) Tidak setuju (Hidayat, 2007).

6. Metode pendidikan kesehatan untuk merubah pengetahuan dan sikap

Menurut Notoatmodjo, Soekidjo. (2010) metode pendidikan kesehatan

untuk merubah pengetahuan dan sikap adalah:

a. Pengetahuan

1) Ceramah

2) Kuliah

3) Presentasi

4) Karya wisata

5) Curah pendapat

6) Seminar

7) Studi kasus

8) Tugas baca

9) Simposium

10) Panel

11) Konferensi

b. Sikap

1) Diskusi Kelompok

2) Tanya Jawab

3) Role Playing

26
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
4) Pemutaran Film

5) Vidio

6) Tape Recorder

7) Simulasi

D. Remaja

1. Pengertian

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak

menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun psikis.

Perubahan fisik yang tampak lebih jelas tubuh berkembang pesat mencapai

bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas

reproduksi (Agustiani, 2006).

Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun.

Menurut Stanley Hall dalam Santrock (2003) usia remaja berada pada rentang

12 -23 tahun. Berdasarkan batasan – batasan yang di berikan para ahli, bisa di

lihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama tetapi berakhirnya masa remaja

sangat bervariasi.

2. Klasifikasi Remaja

Masa remaja dapat dikelompokkan menjadi :

a. Masa Praremaja (Remaja awal)

Dikatakan remaja awal adalah 12-15 tahun. Masa ini berlangsung hanya

dalam waktu singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja

sehingga sering kali disebut dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang

suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya.

27
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
b. Masa Remaja (Remaja Madya)

Dikatakan remaja madya adalah 16-18 tahun. Pada masa ini mulai

tumbuh dalam arti remaja dorongan untuk hidup kebutuhan akan adanya

teman yang dapat memahami, dan menolongnya, teman yang turut merasakan

suka dukanya. Pada masa ini, sebagai masa ini, sebagai masa mencari sesuatu

yang dipandang dapat bernilai, pantas dijunjung dan dipuja-puja sehingga

masa ini masa merindu dan ini merupakan gejala remaja.

c. Masa Remaja Akhir

Dikatakan remaja akhir adalah 19-22 tahun, Masa ini merupakan masa

menemukan pendirian hidup dan selanjutnya masuk kedalam masa dewasa.

(Yusuf, 2007).

Menurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan kematangan psikososial dan

seksual, remaja akan melewati tahapan berikut:

1. Masa remaja awal umur 11-13 tahun

Remaja awal dimulai kurang lebih antara usia 11 sampai 13 tahun.

Masa remaja awal kira-kira sama dengan masa sekolah menengah

pertama dan mencangkup semua perubahan pubertas (Santrock, 2003).

2. Masa remaja pertengahan umur 14-16 tahun

Minat pada karir, berpacaran, dan eksplorasi identitas seringkali

lebih nyata dalam masa remaja akhir (Santrock, 2003). Terdapat

pergerakan pasti menjauh dari keluarga, hubungan seusia (Peer group)

mendominasi di atas keluarga (Wiknjosastro, 2005).

28
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3. Masa remaja lanjut umur 17-20 tahun

Remaja akhir merupakan fase kematangan secara fisik.

Kebanyakan remaja akhir mencapai body image yang stabil. Remaja

akhir menjadi seseorang yang mandiri penuh sebagai warga negara yang

produktif (Bobak, 2004).

3. Tugas perkembangan remaja

Menurut Robert Havigurst dalam Sarwono (2011) bahwa tugas

perkembangan remaja yaitu :

a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif

b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis

kelamin manapun

c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau perempuan)

d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan

dewasa lainnya

e. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

f. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab.

4. Transisi masa remaja

Dalam masa ini seseorang menghadapi beberapa transisi antara lain :

a. Transisi dalam emosional

Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti

remaja sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan

berhasil melalui masa transisi emosi apabila berhasil mengendalikan diri

29
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan

sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.

b. Transisi dalam sosialisasi

Pada masa remaja hal yang terpenting dalam proses sosialisasinya

adalah hubungan dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis.

Dalam hubungan dengan teman sebaya ini sering terjadi pengelompokan

antara lain sahabat karib yang mempunyai minat dan kemampuan

berimbang.

c. Transisi dalam agama

Sering kita lihat remaja kurang rajin melaksanakan ibadah, tidak seperti

halnya pada waktu remaja masih kanak-kanak.

d. Transisi dalam hubungan keluarga

Bila dalam suatu keluarga terdapat anak remaja, biasanya sulit

ditemukan adanya hubungan harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini

disebabkan remaja biasanya banyak menentang orangtua.

e. Transisi dalam moralitas

Moersintowati (2002) menjelaskan bahwa pada masa remaja terjadi

peralihan moralitas dari moralitas anak. Moralitas remaja yang meliputi

perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep

moralnya, sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu

mengendalikan tingkah lakunya sendiri.

30
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
E. Teori keperawatan

Teori keperawatan menurut Nola J. Pender

a. Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model)

Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan

interaksi manusia dalam lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai

dimensi. Health Promotion Model berasal dari penelitian tentang faktor persepsi

kognitif dan faktor modifikasi tingkah laku yang mempengaruhi dan

meramalkan tentang perilaku kesehatan. Model ini menggabungkan dua teori

yaitu dari teori Nilai penghargaan (Expectancy-value) dan teori pembelajaran

sosial (Social Cognitive Theory).

b. Proposisi Model Promosi Kesehatan

Empat belas pernyataan teoritis yang berasal dari model promosi kesehatan

dalam praktek keperawatan Pender et al,(2002) dalam (Tomey, 2006)

1. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi

kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

2. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan

keuntungan yang bernilai bagi dirinya.

3. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan

melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.

4. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk

melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.

5. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada

perilaku kesehatan spesifik.

6. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat

menambah hasil positif.

31
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
7. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan

perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.

8. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu

menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku

yang sudah ada.

9. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber

interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau

mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.

10. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau

mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi

kesehatan.

11. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih

memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka

waktu yang lama.

12. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukan

perilaku yang diharapkan dimana seseorang mempunyai kontrol yang

sedikit kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.

13. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang

diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka

pada perilaku yang diharapkan.

14. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan

lingkungan fisik yang mendorong rnelakukan tindakan kesehatan.

c. Hasil perilaku

Hasil perilaku promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil

tindakan. Perilaku ini akhirnya secara langsung ditunjukan pada pencapaian

32
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi kesehatan terutama sekali

terintegritas dalam gaya hidup sehat yang menyerap pada semua aspek

kehidupan seharusnya mengakibatkan peningkatan kemampuan fungsional dan

kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat perkembangan.

33
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
F. KERANGKA TEORI

Sikap dipengaruhi oleh


1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh orang lain
3. Pengaruh
kebudayaan
4. Media masa
5. Lembaga pendidikan
dan lembaga agama
6. Faktor emosional
Faktor Personal
 Biologis
 Psikologikal
 Sosio-kultural

Pengetahuan
dipengaruhi oleh
1. Lingkunga
2. Sosial budaya
3. Pendidikan
4. Media Faktor Inter
5. Pengalaman Personal
6. Umur Keluarga, teman
sebaya, pelayanan
kesehatan, norma-
norma, dukungan
sosial model

Infeksi Menular Seksual (IMS)


1. Pengertian
2. Tanda dan gejala
Peningkatan 3. Jenis Infeksi Menular
pengetahuan Seksual (IMS) berdasarkan
dan sikap kuman penyebab
4. Dampak Infeksi Menular
Seksual (IMS) bagi remaja

Gambar 2.2 Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi Health Promotion Model (Pender et al, 2002), Zakaria
(2012), Handoyo (2009), Depkes RI (2007), Erfandi (2009), Aswar (2011)

34
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
G. KERANGKA KONSEP

Pre Perlakuan Post

Pengetahuan dan Pendidikan kesehatan Peningkatan


sikap Remaja
H (Metode ceramah) Pengetahuan dan sikap
tentang Infeksi tentang Infeksi Remaja tentang Infeksi
Menular Seksual Menular Seksual Menular Seksual

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

H. HIPOTESIS

Saryono (2011) mengatakan hipotesis penelitian sebagai terjemahan dari tujuan

penelitian ke dalam dugaan yang jelas. Hipotesis merupakan prediksi hasil

penelitian yaitu hubungan yang diharapkan antar variabel. Berdasarkan kerangka

teori dan konsep diatas, maka dapat ditetapkan hipotesis penelitian: Ha : Ada

pengaruh pemberian pendidikan kesehatan dengan metode ceramah terhadap

pengetahuan dan sikap remaja tentang Infeksi Menular Seksual.

35
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., KHODIROH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai