Anda di halaman 1dari 35

FKZ

PENGHITUNGAN
PPh BADAN
DILARANG LUPA!
Dalam mempelajari pajak, dilarang
melupakan aspek pajak yang lain.

Aspek akuntansi, pajak, dan


ketentuan yang lain saling
terkorelasi.

Apakah kalian masih ingat


ketentuan pembukuan,
pemotongan/ pemungutan, Objek
vs Nonobjek Pajak, PPh Final vs
Tidak Final, Biaya, Fasilitas Tarif,
Rekonsiliasi Fiskal, ataupun Koreksi
Fiskal?
LANGKAH MENGHITUNG PPh BADAN

Tentukan FASILITAS
Lakukanlah PEMBUKUAN
PENANAMAN MODAL dan HITUNG PPh TERUTANG
komersial sesuai
KOMPENSASI KERUGIAN sesuai tarif
ketentuan
(jika ada)

Identifikasi PENGHASILAN SANDINGKAN PPh


Lakukan KOREKSI FISKAL
sesuai ketentuan Terutang dengan KREDIT
dengan tepat
perpajakan PAJAK

APLIKASIKAN pada SPT


Identifikasi BIAYA sesuai Lakukan REKONSILIASI TAHUNAN dan
ketentuan perpajakan FISKAL dengan tepat TENTUKAN PPh KB/N/LB,
termasuk PPh Pasal 25
CARA SEDERHANA MENGHITUNG PPh BADAN
Jumlah seluruh penghasilan bruto XXXX

Biaya XXXX
(-)

Jumlah penghasilan neto komersial XXXX

Koreksi Fiskal
XXXX
Positif
(XXX)
Negatif
(+)

Penghasilan neto fiskal XXXX

Kompensasi kerugian XXXX


(-)
Penghasilan Kena Pajak XXXX

PPh Terutang XXXX

Kredit pajak

Dipotong/dipungut pihak ketiga XXXX Jika dipelajari dengan


Telah dibayar sendiri XXXX (+)
baik, menghitung PPh
Badan
Jumlah kredit pajak XXXX
(-) daripada berjalan di labirin
Kurang/lebih bayar XXXX
PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN
Dikenakan Pajak
dengan Tarif
Objek Pajak
Umum/Tarif PPh
Pasal 17

Dikenakan Pajak
dengan Tarif Khusus
Penghasilan dan Bersifat Final

Tidak digabungkan
Dikecualikan Dari
dengan Penghasilan
atau yang dikenakan Pajak
Bukan Objek Pajak dengan Tarif Umum
BIAYA

Deductible expense Nondeductible expense


(Pasal 6) (Pasal 9)

▪ Pengurang penghasilan bruto ▪ Bukan pengurang penghasilan bruto


▪ Menghitung penghasilan neto ▪ Tidak menghitung penghasilan neto
▪ Penghitungan PPh terutang ▪ Bukan dasar penghitungan PPh
terutang meskipun diakui dalam
akuntansi
REKONSILIASI FISKAL

Beda
Beda Fiskal Beda Tetap
Waktu

Koreksi Fiskal Positif Negatif


KOREKSI FISKAL

KOREKSI FISKAL POSITIF

KOREKSI FISKAL NEGATIF


FASILITAS PENANAMAN MODAL (Pasal 31A UU PPh)
PMK 96/2020 tentang Perubahan atas PMK 11/2020 tentang Pelaksanaan PP 78/2019 tentang
Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
di Daerah-daerah Tertentu

Fasilitas diberikan terhadap:


▪ Bidang-bidang Usaha Tertentu adalah bidang usaha di sektor
kegiatan ekonomi yang mendapat prioritas tinggi dalam skala
nasional
▪ Daerah-daerah tertentu adalah daerah yang secara ekonomis
mempunyai potensiyang layak dikembangkan.
CONTOH FASILITAS PENANAMAN MODAL (Pasal 31A UU PPh)
PMK 96/2020 tentang Perubahan atas PMK 11/2020 tentang Pelaksanaan PP 78/2019 tentang
Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
di Daerah-daerah Tertentu

▪ Pengurangan penghasilan neto sebesar ▪ Penyusutan dan amortisasi dipercepat


30% dari jumlah penanaman modal,
dibebankan selama 6 tahun masing-
masing sebesar 5% per tahun
PT Semua Dapat 100 melakukan
penanaman modal sebesar Rp100 milyar
berupa pembelian aktiva tetap tanah,
bangunan dan mesin.
Terhadap PT Semua Dapat 100 dapat
diberikan fasilitas pengurangan
penghasilan neto (investment allowance)
sebesar 5% x Rp100 milyar (Rp 5 milyar)
setiap tahunnya selama 6 tahun yang
dimulai sejak tahun pemberian fasilitas
CONTOH FASILITAS PENANAMAN MODAL (Pasal 31A UU PPh)
PMK 96/2020 tentang Perubahan atas PMK 11/2020 tentang Pelaksanaan PP 78/2019 tentang
Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
di Daerah-Daerah Tertentu

▪ Pengenaan PPh atas dividen ▪ Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun
yang dibayarkan kepada tetapi tidak lebih dari 10 tahun, dengan ketentuan
Subjek Pajak luar negeri
sebesar 10%, atau tarif
yang lebih rendah menurut
Persetujuan Penghindaran
Pajak (P3B/Tax Treaty) yang
berlaku
KOMPENSASI KERUGIAN

Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan didapat kerugian,


kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun
pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun

Horizontal Vertikal

▪ Kompensasi atas suatu unit usaha (divisi) kepada


unit usaha lainnya dalam tahun yang sama
▪ Kecuali kerugian atas unit usaha: di luar negeri,
dikenakan PPh Final, serta yang penghasilannya
bukan objek PPh
▪ Apabila masih terdapat kerugian setelah
dikompensasikan secara horizontal, sisa kerugian
tersebut dapat dikompensasikan secara vertikal
KOMPENSASI KERUGIAN VERTIKAL
Kompensasi vertikal merupakan kompensasi kerugian fiskal pada suatu tahun ke tahun pajak berikutnya, dengan
syarat:
▪ Kerugian fiskal berdasarkan ketetapan pajak yang telah diterbitkan Dirjen Pajak serta kerugian fiskal berdasarkan
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak (self assesment) dalam hal tidak ada atau belum diterbitkan ketetapan pajak oleh Dirjen
Pajak. Kerugian fiskal dapat diketahui dengan adanya pemeriksaan dan langsung dilaporkan Wajib Pajak
▪ Kompensasi kerugian fiskal timbul apabila untuk tahun pajak sebelumnya terdapat kerugian fiskal (SPT Tahunan
dilaporkan Nihil atau Lebih Bayar tetapi ada kerugian fiskal)
▪ Kerugian fiskal terjadi karena penghasilan bruto dikurangi dengan biaya (yang diperkenankan menurut ketentuan
fiskal) hasilnya mengalami kerugian
▪ Kerugian fiskal dikompensasikan dengan laba neto fiskal dimulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai
dengan 5 tahun
▪ Apabila ternyata berdasarkan ketetapan pajak hasil pemeriksaan menunjukkan jumlah kerugian fiskal yang
berbeda dari kerugian menurut SPT Tahunan PPh atau hasil pemeriksaan menjadi tidak rugi, kompensasi kerugian
fiskal menurut SPT Tahunan PPh tersebut harus segera dibetulkan sesuai dengan ketentuan dan prosedur
pembetulan SPT sebagaimana yang diatur dalam KUP.
TARIF PPh BADAN BERSIFAT TIDAK FINAL
Pasal 17 ayat (1b)
22%
Pasal 31E, dengan peredaran
usaha < 50 milyar
22% x 50%
untuk bagian penghasilan dengan bagian
peredaran usaha s.d. 4,8 milyar

22%
untuk bagian penghasilan dengan bagian
peredaran usaha di atas 4,8 milyar

Pasal 17 ayat (2b)


19% untuk perusahaan go public
FKZ

KREDIT PAJAK
KREDIT PAJAK PPh BADAN

PPh Pasal 22
Dipotong / dipungut
oleh pihak lain

PPh Pasal 23

Kredit Pajak PPh Pasal 24

PPh Pasal 25

Dibayar sendiri
STP PPh Pasal 25
hanya pokok saja
KREDIT PAJAK PPh PASAL 24

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas


penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak dalam negeri dapat dikreditkan terhadap pajak
yang terutang berdasarkan Undang-undang PPh dalam
tahun pajak yang sama

Besarnya kredit pajak adalah sebesar pajak penghasilan


yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak
boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang
berdasarkan UU PPh
KREDIT PAJAK PPh PASAL 24
Ketentuan:

Dipilih yang terkecil antara:


▪ Pajak yang dipotong di luar negeri; atau
▪ Maksimum kredit pajak luar negeri (MKPLN)

MKPLN = Penghasilan Luar Negeri X Penghasilan Terutang


Penghasilan Kena Pajak
KREDIT PAJAK PPh PASAL 24
Contoh:
PT Semua Sejahtera memiliki penghasilan dari luar negeri yang dikonversi ke rupiah
Rp200 juta dan dikenai pajak Rp40 juta. Penghasilan dalam negerinya Rp400 juta.

Total Penghasilan Kena Pajak 600.000.000

PPh Terutang 132.000.000

= 200.000.000 / 600.000.000 x 132.000.000


= 44.000.000
KREDIT PAJAK PPh PASAL 24

Ketentuan:

Dipilih yang terkecil antara:


▪ Pajak yang dipotong di luar negeri; atau Rp40 juta
▪ Maksimum kredit pajak luar negeri (MKPLN) Rp44 juta
KREDIT PAJAK PPh PASAL 25

PPh Pasal 25
angsuran bulanan pembayaran pajak yang dilaporkan sebagai SPT Masa

PPh Pasal 25 ayat 7


angsuran bulanan khusus pengusaha tertentu

STP PPh Pasal 25 (hanya atas pokok pajak)


KREDIT PAJAK STP PPh PASAL 25

STP PPh Pasal 25 (hanya atas pokok pajak)

Pokok Pajak 2.000.000 Dapat dikreditkan

STP Pasal 7 KUP 100.000 Tidak dapat dikreditkan

STP Pasal 9 ayat (2a) KUP 99.998 Tidak dapat dikreditkan

Total STP PPh Pasal 25 2.199.988


FKZ

APLIKASI PPh BADAN


PERHITUNGAN
PPh PASAL 29

PPh PASAL 29
PERHITUNGAN PPh PASAL 29

▪ PPh Kurang Bayar


- PPh terutang lebih besar daripada kredit pajak
- Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus
dilunasi sebelum SPT Tahunan PPh Badan
disampaikan ke KPP
▪ PPh Lebih Bayar
PPh terutang lebih kecil kredit pajak
PERHITUNGAN PPh PASAL 25
PERHITUNGAN PPh PASAL 25
PPh Terutang cfm SPT Tahunan PPh 2020 Rp 1.700.000.000,00

Dikurangi :
▪ PPh yang Dipungut Pihak Lain
(PPh Pasal 22) Rp 200.000.000,00

▪ PPh yang Dipungut Pihak Lain


(PPh Pasal 23) Rp 225.000.000,00

▪ Kredit Pajak Luar Negeri


(PPh Pasal 24) Rp 75.000.000,00

Jumlah Kredit Rp500.000.000,00


Selisih Rp1.200.000.000,00

Besarnya angsuran yang harus dibayar sendiri setiap Masa


untuk Tahun 2021 (Rp1.200.000.000 : 12) Rp100.000.000,00
PENGISIAN SPT (Pasal 4 KUP)
Dengan benar, lengkap, dan jelas
1 Mengisi formulir SPT 3
sesuai dengan petunjuk pengisian
Benar benar dalam perhitungan, termasuk benar
dalam penerapan ketentuan peraturan
2 Dalam bentuk perundang-undangan perpajakan, dalam
penulisan, dan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya

Lengkap memuat semua unsur-unsur yang


berkaitan dengan objek pajak dan unsur-
unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT

Jelas melaporkan asal-usul atau sumber dari


objek pajak dan unsur-unsur lain yang
harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan.

elektronik kertas
4 Ditandatangani
KETENTUAN PENGISIAN SPT (Pasal 3 ayat (1) & (1a) KUP)
SPT harus diisi dengan benar, lengkap, dan jelas:

1 Dalam bahasa Indonesia

2 Dengan huruf Latin (qwerty)

3 Menggunakan angka Arab (1 2 3 . ,)

4 Satuan mata uang Rupiah (Rp…..,..)

Wajib Pajak yang telah mendapat izin MenKeu untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan PMK.
CATATAN PENTING PENGISIAN SPT

▪ Mengisi dengan benar, lengkap, dan jelas


▪ Yang diisi terlebih dahulu adalah formulir lampiran,
bukan induknya
▪ Pengisian induk dilakukan setelah formulir lampiran diisi
▪ Tanda tangan harus dibubuhkan atau kode token harus
diisi
▪ Jika SPT menunjukkan kurang bayar, kekurangan tersebut
harus dibayar paling lambat sebelum SPT dilaporkan
PENYAMPAIAN SPT (Pasal 6 KUP)
SPT disampaikan:

1 Secara langsung ke KPP/ KP2KP 2 Melalui Kantor Pos dengan secara tercatat

Wajib Pajak akan menerima BPS


Tanda bukti dan tanggal
pengiriman dianggap
sebagai tanda bukti dan
tanggal penerimaan

3 Dengan cara lain


PENYAMPAIAN SPT
SPT disampaikan:

3 Dengan cara lain

jasa ekspedisi atau kurir dengan bukti pengiriman surat

e-filing melalui Application Service Provider (ASP)

secara online melalui e-filing pada laman djponline.pajak.go.id


DIANGGAP TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
(Pasal 3 ayat (7) KUP)

SPT dianggap tidak disampaikan apabila:

1 SPT tidak ditandatangani

Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau


2
dokumen yang disyaratkan

SPT Lebih Bayar disampaikan setelah 3 tahun sesudah berakhirnya


3 Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah
ditegur secara tertulis;

SPT disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan atau


4
menerbitkan SKP
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai