Anda di halaman 1dari 82

STRATEGI PENGEMBANGAN DAKWAH PADA MASYARAKAT

KENAGARIAN TEBING TINGGI KECAMATAN RANAH AMPEK HULU


TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) Pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi

Oleh :

Elja Ratna Sari


1912040044

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1444 H / 2023 M

1
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Elja Ratna Sari

Nim : 1912040044

Tempat dan Tanggal lahir : Tapan, 12 Oktober 2000

Status : Mahasiswa/i

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”

Strategi Pengembangan Dakwah Pada Masyarakat Kenagarian Tebing

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan”

adalah benar-benar karya saya, bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi

atau karya yang sudah diduplikasikan atau pernah digunakan untuk memperoleh

gelar kesarjaan di UIN Imam Bonjol Padang ataupun diperguruan tinggi lainya,

kecuali bagian yang sumber informasinya yang telah dicantumkan sebagaimana

mestinya.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil plagiasi

atau tidak original. Maka saya bersedia untuk dibatalkan keabsahan skripsi ini dan

gelar kesarjaan saya.

Padang, Juli 2023

Saya yang menyatakan

Elja Ratna Sari

1912040044

i
PERSETUJUAAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “ Strategi Pengembangan Dakwah Pada
Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek
Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan”. Disusun oleh Elja Ratna
Sari, NIM 1912040044 telah memenuhi persyaratan ilmiah dan dapat
diajukan ke sidang munaqasah.
Demikian persetujuan ini diberikan agar dapat dipergunakan
seperlunya.

Padang, Juli 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hermawati, M.Si Fitra Yanti, M.A


196803151996032002 198602172020122009

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala dengan ini penulis

mengucapkan rasa syukur dengan segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis

diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menyelesaikan penulis penulisan skripsi

dengan judul “Strategi Pengembangan Dakwah Pada Masyarakat

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan” dengan tujuan untuk melengkapi persyaratan dalam

memproses gelar sarjana sosial (S.Sos) dalam Jurusan Pemberdayaan Masyarakat

Islam pada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Imam Bonjol Padang titik penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

atas bantuan dan bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Dan dengan segala

hormat penulis pengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Teristimewa untuk kedua orangtua Abak dan Ama ( Darisman dan Ida

Wati) saya, terima kasih atas kasih dan sayang yang tak terhingga dari

lahir hingga sampai pada saat sekarang ini. InsyaAllah Abak Ama

diberikan rahmat berupa syurga di akhirat kelak, semoga kesuksesan ini

bisa jadi pengobat hati dan membawa kebahagiaan untuk kedua orang tua.

2. Saudari kandung saya Elpi Yunida S.pd, Mamak saya H. Jon Dawam

Umar paman Yul dan Amra Warda S.M yang telah mendukung dan

membantu selama skripsi.

3. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmunya

kepada penulis selama perkuliahan hingga menyelesaikan perkuliahan ini.

iii
4. Dosen pembimbing Ibu Dr. Hermawati, M. Si selaku pembimbing I dan

Ibu Fitra Yanti, MA selaku pembimbing II yang telah banyak membantu

dan meluangkan waktu serta dengan sabar membimbing hingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi.

5. Segenap dosen dan staf serta karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang.

6. Terimakasih juga kepada teman-teman Pengembangan Masyarakat Islam

angkatan 19 kemudian teman-teman angkatan 2019 yang telah memotivasi

dan memberikan saran kepada penulis dalam meraih keberhasilan ini.

7. Terimakasih Abak, Ama, Ayank, dan adik-adik saya yang telah banyak

pengorbanan dan do’anya yang tidak terhitung dengan harta benda.

8. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material

dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Akhirulkalam, dengan penuh ikhtiar dan rasa rendah hati, penulis menyadari

bahwa skripsi ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan

saran yang konstruktif, senantiasa dibuka untuk upaya perbaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan bagi kita semua. Amin......

Padang, juli 2023

Elja Ratna Sari

iv
ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Dakwah Pada Masyarakat


Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan” Elja Ratna Sari 1912040044 Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, 2023.
Dakwah dapat diartikan sebagai kegiatan yang berisi ajakan atau seruan
untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik lagi dari segi pemahaman
keagamaan ataupun pandangan hidup. Bagaiman dakwah di Kenagarian Tebing
Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan
dilaksanakan. Terkait dengan keadaan masyarakat yang masih memerlukan
Pengembangan dakwah. Agar masyarakat terus terjaga pengetahuan Agama,
pelaksanaan ibadah, salat berjam’ah dan lain-lain. Perlu dirancang strategi yang
tepat untuk Pengembangan dakwah.
Penelitian dilakukan di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah
Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan dan merupakan jenis penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif gimana data yang dikumpulkan berupa
pendapat, tanggapan berbagai informasi dan keterangan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Informan pada penelitian ini terdiri dari Wali Nagari,
tokoh agama, masyarakat serta anak-anak dan remaja yang terdapat pada
kenagarian.
Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perumusan dan strategi pelaksanaan pengembangan dakwah di Kenagarian Tebing
Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terkait strategi pengembangan
dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan maka dapat disimpulkan bahwa. Pertama, perumusan
strategi pengembangan dakwah dilakukan atau diformat berdasarkan kondisi dan
kebutuhan masyarakat untuk peningkatan kualitas keagamaan masyarakat.
Kedua, implementasi strategi dilakukan oleh para tokoh agama, Wali Nagari serta
masyarakat dalam bentuk majelis taklim, salat berjamaah, dan terakhir Ikatan
Remaja Masjid (IRM) Ketiga, evaluasi strategi dilakukan oleh para tokoh agama
serta tokoh adat dan Wali Nagari dengan mempertimbangkan pendapat
masyarakat. Apabila terdapat kesalahan terhadap pelaksanaan program, maka
akan dilakukan: penghentian program, pembaharuan program, kelanjutan
program, serta penyebarluasan program.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN............................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ ii

KATA PENGANTAR........................................................................... iv

ABSTRAK.............................................................................................. v

DAFTAR ISI.......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1


B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah.................................... 7
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 8
E. Penjelasan Judul.......................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan.................................................................. 11

BAB II KERANGKA TEORI.............................................................. 13

A. Strategi........................................................................................ 13
1. Pengertian Strategi................................................................ 13
2. Tahapan tahapan strategi....................................................... 14
3. Langkah langkah perencanaan strategi................................. 15
4. Karaktek strategi .................................................................. 16
B. Dakwah........................................................................................ 17
1. Pengertian dakwah................................................................ 17
2. Tujuan dan fungsi dakwah ................................................... 20
3. Unsur unsur dakwah ............................................................. 23
C. Pengembangan Dakwah ............................................................. 27
1. Pengertian Pengembangan dakwah ...................................... 27
2. Prinsip Prinsip Pengembangan dakwah................................ 28
D. Masyarakat ................................................................................. 30
1. Pengertian masyarakat........................................................... 30
2. Ciri ciri masyarakat............................................................... 31
E. Penelitian terdahulu..................................................................... 32

vi
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 37

A. Jenis Penelitian............................................................................ 37
B. Lokasi / setting penelitian........................................................... 38
C. Sumber data................................................................................. 38
D. Teknik pengumpulan data........................................................... 39
E. Teknik analisis data .................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................ 42

A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................... 42


B. Perumusan Strategi Pengembangan Dakwah Kenagarian
Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan........................................................... 47
C. Implementasi Strategi Pengembangan Dakwah Kenagarian
Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten
Pesisir Selatan............................................................................. 52
D. Evaluasi Strategi Pengembangan Dakwah Kenagarian
Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten
Pesisir Selatan............................................................................. 67

BAB V PENUTUP ................................................................................ 72

A. Kesimpulan ................................................................................. 72
B. Saran ........................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 73

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad

SAW dengan tujuan agar manusia mengikuti ajaran yang benar dan menemukan

kebahagiaan di dunia dan dikehidupan selanjutnya. Sebagai seorang Muslim kita

selalu berusaha untuk mengikuti perintah Allah (SWT) dan menjauhi

larangannya. Dakwah adalah usaha, usaha yang mengajak dan mengarahkan

manusia untuk berbuat kebaikan dan mengikuti ajaran agama Islam serta

mengamalkan akidah dan syari'at Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Tabligh adalah kewajiban setiap muslim sesuai dengan kekuatannya. Oleh karena

itu, mereka beruntung dapat menjalankan perintah mereka. Karena mereka tidak

berdakwah untuk kepentingan sendiri, pasangan atau pikiran negatif, tetapi secara

terbuka untuk menjaga dan memelihara keimanan kepada Allah (SWT).

Dakwah juga dapat artikan sebagai ajakan untuk mengubah kehidupan

menjadi lebih baik lagi, baik itu pemahaman tentang keagamaan ataupun

pandangan hidup. Selain itu, dakwah bermakna sebagai cara atau metode yang

dapat menyebarkan ajaran agama Islam secara menyeluruh disetiap bidang

kehidupan.1 Sementara Muhammad Natsir mengemukakan bahwa dakwah

diartikan sebagai usaha menyeru dan menyampaikan kepada perorangan manusia

dan seluruh umat tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang
1
Quraisy Shihab, Membumikan Alquran (Bandung: Mizan, 1995), h. 194

1
2

meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang

diperolehkan akhlak dan membimbing pengamalannya dalam peri kehidupan

perseorangan, rumah tangga (usrah) bermasyarakat dan bernegara.2

Berdasarkan makna dakwah di atas, jadi dapat disimpulkan bahwa dakwah

sendiri adalah sebuah esensi yang mengajak, memotivasi, merangsang,

membimbing seseorang atau kelompok orang untuk lebih sehat dari segi jiwa dan

raganya, sehingga mampu untuk menerima ajaran agama Islam secara sadar dam

menjalankannya sesuai dengan tuntutan syarian Islam.3

Faktanya dakwah adalah proses komunikasi antara da’i dan mad’u, karena

melalui komunikasi seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya

sendiri dengan memikirkan orang lain, dan pekerjaan dakwah juga merupakan

semangat pengabdian pada kebenaran. Dengan perkembangan dan pertumbuhan

ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah yang dihadapi para da’i dalam

melaksanakan proses dakwahnya menjadi sangat sulit seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Seorang manusia yang telah diciptakan sebagai khalifah di dunia ini,

sepatutnya saat ini kita mengambil peran dalam menyampaikan dan mengajak

masyarakat untuk menjalankan syariat Islam, yakni mengajak kepada yang

makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dengan begitu, Islam akan menyebar

secara luas dan cepat. Dalam Al-Qur’an sudah diterangkan secara jelas tentang

2
Muhammad Natsir, Fiqh al-Dakwah Dalam Majalah Islam, (Kiblat Jakarta,1971), h. 7
3
Faizah , Muchsian Effendi, Psikologi Dakwah, (Cet. IV; Jakarta: Prenadamedia Group, 2018
), h. 20
3

kewajiban mengambil peran dalam dakwah, salah satunya terdapat dalam Qs. Ali-

Imran104:

‫ٰۤل‬ ‫ِف‬ ‫ِب‬ ‫ِا‬


‫َو ْلَتُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّمٌة َّيْد ُعْو َن َلى اْلَخ ْيِر َو َيْأُمُر ْو َن اْلَم ْع ُر ْو َو َيْنَه ْو َن َعِن اْلُم ْنَك ِر ۗ َو ُاو ِٕى َك ُه ُم‬

‫اْلُم ْف ِلُحْو َن‬

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang ma’aruf dan mencegah
dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Peran seorang da’i dalam berdakwah itu sangatlah penting karena dapat

mengajak seluruh masyarakat untuk selalu berada pada jalan kebenaran. Namun

yang menjadi tantangan bagi aktivitas dakwah, adalah setiap medan dakwah

memiliki masyarakat yang beraneka ragam baik dari segi pemahaman, etis,

bahasa, dan budaya. Terutama dalam berdakwah kepada masyarakat di pelosok

desa, tentu saja para aktifis dakwah menghadapi berbagai hambatan dan kendala

karena mayoritas masyarakat belum mengenal dengan pemahaman yang baik dan

masih kental dengan adat dan agama nenek moyang. Tentunya dalam keadaan ini,

diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu kepada masyarakat melalui strategi

yang baik.

Strategi langkah langkah atau metode yang tujuannya untuk membantu dalam

rangka mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.4 Jadi dapat diartikan strategi

sebagai cara atau langkah-langkah yang dilakukan suatu lembaga guna mencapai

4
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi 4, (Yogyakarta: Andi, 2015), h. 3
4

tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Strategi juga dapat

diartikan sebagai metode yang untuk menetapkan atau melancarkan satu tujuan

yang mana terdapat peran penting bagi seorang pendakwah. Selain itu strategi

juga harus diatur sedemikian rupa agar hasil yang diharapkan dapat maksimal

Strategi sendiri memiliki cara tersendiri didalam pelaksanaanya, contohnya

adalah pengembangan. Pengembangan dapat diartikan sebagai kegiatan yang

didalamnya terdapat pelatihan dan peningkatan ilmu pengetahuan, terutama jika

membahas tentang dakwah itu adalah kemampuan para tokoh dakwah seperti

da’i.

Pengembangan dakwah sendiri bermakna sebagai model yang dirancang atau

dipimpin oleh seorang da’i untuk lebih kreatif, inovatif, dan berusaha dalam hal

mempelajari atau menyebarkan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam hal

pergerakan dakwah.5 Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling terkait

oleh sistem-sistem, adat istiadat, maupun hidup bersama. Masyarakat juga dapat

diartikan sebagai golongan besar atau kecil yang terdiri dari manusia. Istilah

masyarakat dapat menggambarkan bahwa hakikat manusia yang senantiasa ingin

hidup bersama dengan orang lain.

Peningkatan akan perkembangan masyarakat diera sekarang itu sudah tidak

lagi dapat dikontrol. Maka dari itu diperlukan sebuah metode baru dimana peran

dari seorang dari menjadi lebih dapat berpengaruh dalam menyebarkan dakwah

5
Muhammad Munir , Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006). h.
243
5

itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut seorang da’i di tuntut untuk dapat

meningkatkan skill, planning, manajemen yang handal agar tujuan yang

diharapakan itu dapat berjalan dengan lancar.

Kenagarian Tebing Tinggi merupakan Nagari yang terletak di Kabupaten

Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat. Memiliki dua masjid dan satu musala

Tempat ibadah seperti masjid dan musala daerah ini tidak dijadikan sebagai

tempat pengembangan dakwah agar menjadi lebih baik. Hal ini diketahui dari

data wawancara dengan Haji Rafli A.L. Mengatakan pengembangan dakwah yang

ada di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan masih sangat rendah dari awal corona (covid 19)

sampai saat ini keadaan keagamaan dan dakwah Kenagarian Tebing Tinggi

sangat memprihatinkan dilihat dalam kehidupan masyarakat Kenagarian Tebing

Tinggi sedikit banyaknya dipengaruhi oleh gerakan modernisasi yang terkadang

membawa kepada nilai-nilai baru dan kadang tidak sejalan bahkan bertentangan

dengan nilai-nilai Islam.

Perkembangan modernisasi Kenagarian Tebing Tinggi memberikan ruang

dan tempat terhadap suatu materi. Dampaknya Islam semakin mengalami

perubahan yang semakin tergeser akibat beberapa pengaruh yang ada di

Kenagarian Tebing Tinggi. Seperti permasalahan yang terlihat di lapangan antara

lain : 1) Tidak ditemukan masjid/musala yang mengadakan pengajian rutin

terhadap kajian agama, serta masyarakat mengabaikan kajian-kajian dari

masjid/musala. 2) Metode dakwah masih memakai cara lama yaitu ceramah


6

sehingga masyarakat menjadi cepat bosan dalam mendengarkan dan tidak

meningkatkan pemahaman masyarakat tentang agama. 3) Masih ditemukan

masyarakat yang belum bisa membaca Al-Qur’an. 4) Faktor kesibukan pribadi

sehingga sulit dalam membicarakan dan berdiskusi tentang persoalan-persoalan

yang berhubungan dengan agama. 5) Banyak dari kalangan anak muda serta

orang dewasa lebih terfokus dengan teknologi contohnya penggunaan sosial

media yang berlebihan. Sosial media merupakan tempat dimana masyarakat untuk

bertukar informasi, pesan atau mengekspresikan tentang diri mereka sendiri.6

Berdasarkan permasalahan yang penulis rincikan di atas, diperlukan seorang

da’i atau tokoh agama sebagai solusi penyelesainnya, akan tetapi berdasarkan data

awal yang penulis lakukan bahwasanya makna peran dari seorang da’i di

Kenagarian Tebing Tinggi belum terlalu tergambarkan dilihat dari tingkat

pemahaman tentang agama yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Banyak hal yang mungkin bisa menjadi penyebabnya, antara lain seperti kurang

percaya diri, penguasaan media dakwah yang belum banyak sampai kurangnya

minat para da’i dalam berdakwah. Berdasarkan permasalahan tersebutlah

diperlukan suatu rancangan yang mana agar para da’i ataupun tokoh agama untuk

melakukan pengembangan dakwah dari segi perancangan, implementasi dan

evaluasi agar pengembangan dakwah dapat berjalan dengan baik dan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan yang telah penulis

6
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan, Wawancara Lansung, 13 Desember 2022.
7

terangkan di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul dalam penulisan ini

yaitu “Strategi Pengembangan Dakwah Pada Masyarakat Kenagarian

Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir

Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan

yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perumusan strategi dakwah yang dilakukan dalam pengembangan

dakwah Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan ?

2. Bagaimana implementasi strategi pengembangan dakwah Kenagarian Tebing

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan ?

3. Bagaimana tahapan evaluasi strategi pengembangan dakwah Kenagarian

Tebing Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui perumusan strategi dakwah dalam pengembangan dakwah

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan
8

2. Untuk mengetahui implementasi strategi pengembangan dakwah Kenagarian

Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir

Selatan

3. Untuk mengetahui tahapan evaluasi strategi pengembangan dakwah

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan

D. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian ini meliputi dua aspek yaitu:

1. Manfaat Akademis

Adapun manfaat penelitian ini secara akademis adalah sebagai berikut:

a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana tentang strategi pengembangan

metode dakwah

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut:

a. Bagi peneliti, penelitian bermanfaat untuk menambahkan wawasan dan

pengetahuan mengenai strategi pengembangan dakwah

b. Sebagai bahan referensi, rujukan, serta pertimbangan bagi penelitian-

penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh mahasiswa/i Jurusan

Pengembangan Masyarakat
9

E. Penjelasan Judul

Sebelum beranjak lebih jauh membahas masalah ini, perlu dijelaskan terlebih

dahulu kata-kata yang terdapat dalam judul proposal ini, agar tidak terjadi

kesalahpahaman atau keraguan mengenai judul Strategi Pengembangan

Dakwah Pada Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Strategi : Strategi adalah seni dan pengetahuan dalam

merumuskan, mengimplementasikan, serta

mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-

fungsional yang memapukan sebuah organisasi

mencapai tujuannya.7

Strategi dakwah adalah metode yang terdiri dari

pengaturan, pengarahan dan penentuan dimana

terdapat pesan atau informasi yang harus

dilaksanakan agar tujuan yang diharapkan

tercapai.

Pengembangan : Pengembangan (Developing) proses yang

didasarkan atas usaha untuk mengembangkan

sebuah kesadaran, kemauan, keahlian, serta

keterampilan para elemen dalam masyarakat.

pengembangan yang berorientasi kepada perilaku


7
David Fread, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhallindo: 2002), h.102
10

mengidentifikasi dan menyiapkan orang untuk

mengisi posisi-posisi tertentu dengan rasa

tanggung jawab yang lebih besar Dalam

Kehidupan di dunia maupun di akhirat.8

Dakwah : Dakwah merupakan mengajak manusia atau

masyarakat dengan cara kebijakan kepada jalan

yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk

keselamatan dan kebahagian di dunia dan akhirat.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya

pengembangan dakwah adalah usaha yang

dilakukan oleh seorang da’i, alim ulama, pemuka

agama, ustad, dan orang yang paham akan agama

yang tujuannya untuk membawa arus

perkembangan dakwah menjadi lebih baik lagi.9

Mayarakat : Masyarakat merupakan sekumpulan antara 2

orang atau lebih yang menetap disuatu wilayah

serta memiliki tempat tinggal serta system teratur

untuk hidup bersama.

8
Ibid, h. 243
9
Wahidin. Saputra. Pengatar Ilmu Dakwah (Jakarta:PT Raja Grafindo: Persada. 2012), h. 242
10
11

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya memaknai strategi pengembangan

dakwah sebagai langkah atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang yang mempunyai tujuan pengembangan dakwah agar aktivitas

dakwah dapat berjalan secara terencana, agar dalam proses pelaksanaanya dapat

berjalan dengan baik dan terarah dalam masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis

menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Bab pertama ini akan membahas: latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

penjelasan judul dan sistematika penulisan

skripsi

Bab II : Landasan Teori

Bab kedua ini merupakan bagian dari ruang

lingkup strategi, ruang lingkup dakwah dan

penelitian terdahulu.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang jenis penelitian,

lokasi penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, pengelolaan data dan analisa


12

data.

Bab IV : Hasil Penelitian

Bab merupakan hasil penelitian yang berisikan:

temuan umum dan temuan khusus

Bab V : Penutup
Kesimpulan dan saran
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Strategi

a. Pengertian Strategi

Strategi dari bahasa Yunani strategia yang berarti the art of the

general atau seni seorang panglima dalam sebuah peperangan. Zaman

yang mengalami perubahan membuat kata strategi juga ikut berubah,

terutama untuk kegiatan kegiatan yang bersifat organisasi, baik dari segi

budaya, sosial dan bahkan keagamaan sekalipun. Strategi adalah suatu

kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif, dan terpadu yang

diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.11

Strategi dapat juga diartikan sebagai metode yang digunakan untuk

menetapkan suatu tujuan yang telah dirancang agar apa yang diharapkan

dapat berjalan baik. Serta untuk strategi dakwah adalah upaya yang

dirancang agar pesan pesan dakwah dapat tersalurkan kepada siapapun

dalam kondisi apapun dan dimanapun. Dengan kata lain strategi dakwah

adalah perencanaan yang ditempuh sedemikian rupa dalam rangka

melancarkan tujuan dakwah.12

Strategi juga dapat diartikan sebagai perencanaan yang matang

yang telah diatur sedemikan rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat

11
Djalil dkk, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : CV Pustaka setia, 2001), h.76
12
Pimay Awaludin, Paradigma Dakwah Humanis, Strategi, dan Metode Dakwah Prof.
KH. Saefudin Zuhri. (Semarang :Rasali, 2005), h. 133

13
14

dilaksanakan dengan baik.13 Secara umum strategi mempunyai pengertian

sebagai suatu rencana yang fundamental untuk mencapai suatu tujuan.

strategi menurut para ahli sebagai berikut:

1) Menurut Arifin, strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional


tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi,
merumuskan strategi dakwah, berarti memperhitungkan kondisi dan
situasi (ruang dan waktu) yang akan dihadapi di masa depan, guna
mencapai efektivitas atau mencapai tujuan. Dengan strategi dakwah,
berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara
sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah
dan cepat.14
2) Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (mangement) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta
jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukkan taktik dan operasiol.15
3) Strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.16
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

strategi ialah metode yang telah dirancang atau ditetapkan untuk

keberjalana suatu tujuan.

b. Tahapan-tahapan Strategi

Dalam proses strategi ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh yaitu:

1) Perumusan Strategi adalah cara penetapan mengenai hal yang akan

rancang. Tahapan ini terdiri dari pemproses, merancang serta seleksi

13
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 8
14
Anwar arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011) , h. 227
15
Onong Ucjhana Effendy. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek (Banduung: Rosdakarya,
2011) , h.32
16
Husen Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
h.16
15

berbagai strategi yang akhirnya menuntut pada pencapaian misi dan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2) Implementasi strategi disebut sebagai tindakan dalam strategi yaitu

pelaksanaan akan perumusan strategi. Implementasi ini juga diartikan

sebagai kondisi yang telah ditetapkan atau dirancang agar sesuai

dengan perencanaan sebelumnya.

3) Evaluasi strategi merupakan Tahapan akhir dalam strategi yaitu

mengevaluasi strategi yang telah dirumuskan. Selain itu dapat juga

diartikan sebagai penilaian berdasarkan pelaksanaan yang telah

dilakukan sebelumnya agar segala resiko dan perancangan yang terjadi

dapat diminimalisir untuk kegiatan yang selanjutnya.17

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

dari tiga tahapan strategi tersebut evaluasi strategi sangatlah penting

dilakukan, karena dengan adanya evaluasi maka kinerja yang telah

dijalankan oleh organisasi atau lembaga akan terukur, maka akan mudah

mengetahui tujuan organisasi sudah tercapai atau belum.

c. Langkah-Langkah Perencanaan Strategi

Langkah langkah dalam perencanaan strategi dalam artian lebih luas

adalah cara yang dilakukan agar dalam penetapan tujuan dapat berjalan

dengan lancar nantinya. Terdapat beberapa faktor dalam langkah langkah

ini adalah adalah sebagai berikut:

17
David Fread, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhallindo: 2002), h.102
16

a. Kekuatan (strenghts) yaitu harus memperhitungkan kekuatan yang

dimiliki, baik internal, eksternal, maupun secara bersinggungan

dengan manusia maupun kegiatan yang dimilikinya.

b. Kelemahan (weaknesses) yaitu bagaimana memperhitungkan

kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.

c. Peluang (opprtunities) yaitu seberapa besar dalam peluang yang

mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecil dapat

diterobos.

d. Ancaman (threats) yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya

ancaman dari luar.18

d. Karakteristik Strategi

Karakteristik juga dapat diartikan sebagai ciri-ciri dalam suatu srategi.

Dalam hal ini perlukan suatu hal yang terdapat dalam suatu strategi yang

dapat digunakan untuk mengidentifikasi lebih lanjut mengenai perihal

strategi, dapat dijelaskan dalam beberapa point berikut:

1) Strategi yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar

dalam arti mencakup semua komponen di lingkungan sebuah

organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategi yang

dijabarkan menjadi operasional.

2) Rencana strategi berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk

organisasi profit kurang lebih 10 tahun mendatang, sedangkan untuk

organisasi profit kurang khususnya di bidang pemerintahan untuk satu

generasi, kurang lebih 25-30 tahun.


18
Ibid,. h. 40
17

3) Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk

proyek-proyek, untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan

melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya yang mencakup

pengorganisasian, pelaksanaan, dan kontrol.

4) Visi dan misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk

(utama) dan tujuan organisasi jangka panjang merupakan acuan dalam

merumuskan rencana strategi namun dalam teknik penempatannya.

5) Sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan

tersebut terdapat didalamnya.19

Dari penjelas karakteristik strategi di atas maka dapat disimpulkan

rangkain kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang

mendasar dan menyeluruh, serta melibatkan kelompok maupun organisasi

agar tercapai tujuan yang diharapkan.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Berasal dari bahasa arab dakwah berarti da῾ᾱ, yad῾u, da῾watan,

mengandung makna memanggil, mengundang, mengajak, minta tolong,

memohon, mendoakan dan mendorong. Penyebutan kata dakwah Al-

Qur’an yang lebih banyak ditampilkan dalam bentuk kata kerja (fill), hal

ini memberikan isyarat bahwa kegiatan dakwah perlu dikerjakan secara

dinamis, serius, sistematis, terencana, profesional, dan proporsional.

19
Nawari Hadari, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2005), h. 150-151
18

Pengertian tersebut dijumpai dalam ayat Al-Qur’an surah Yunus ayat 25

yaitu:

        

  

Artinya : ”Allah menyuruh (manusia) ke Darus-salam (surga), dan menunjuk


orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).”

Penjelasan lebih luas mengenai makna dari dakwah itu : a ) Menegaskan

atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang salah, yang positif

ataupun ang negatif. b) Suatu usaha berupa perkataan atau pun perbuatan

untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu. c ) Do’a

(permohonan kepada Allah SWT). d) Meminta dan mengajak seperti

ungkapan, da’a bi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau

didatangkan makanan ataupun minuman.20

Adapun definisi dakwah menurut para ahli: a) Toha Yahya Oemar


menyatakan dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk
keselamatan di dunia dan akhirat.21 b) Syaikh Muhammad Abduh mengatakan
bahwa dakwah merupakan menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap umat muslim. 22 c)
Quraish Shihab mengatakan bahwa, dakwah adalah seruan atau ajakan
kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik
dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan
dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku
dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas, apalagi
pada sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran
Islam secara lebih menyuruh dalam berbagai aspek.23

20
Ahmad Subandi, Ideologisasi Gerakan Dakwah. (Yogyakarta: Sipress: 1996), h. 67
21
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta:Amzah, 2009), Cet. Ke-1, h.3
22
Wahidin, Loc.Cit, h. 1-2
23
Munir, ddk, Metode Dakwah. (Jakarta : Kencana . 2009 ), h .17
19

Secara praktis dakwah dapat dikatakan jalan yang harus dilalui oleh

seorang da’i untuk penyebaran ajaran agama ke masyarakat luas melalui

beberapa cara. Cara yang dilalui ini dilakukan untuk mewujudkan

kebahagiaan serta kesejahteraan hidup didunia maupun diakhirat. 24

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, jadi dakwah dapat dimaknai sebagai

aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun

masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Al-

Bayanuni juga membagi strategi dakwah tiga bentuk yaitu:

1) Strategi Rasional (al-manhaj al-‘aqli)

Merupakan bentuk pembelajaran dimana para mad’u dapat

memetik sebuah makna baik itu tersirat maupun tidak dari setiap keadaan

yang terjadi. Strategi ini membuat masyarakat untuk berfikir secara

logical dimana dapat menentukan pembenaran mengenai diri sendiri dan

orang lain secara adil sesuai dengan apa apa yang terjadi.

2) Strategi Indrawi (al-manhaj al-hinssy)

Strategi Indrawi adalah pendekatan heraldik yang didorong oleh hasil

empiris dan berdasarkan lima asumsi. Gagasan ini disebut gagasan

eksperimental atau penelitian. Gagasan menggunakan pola dan ritual

sebagai contoh bagi mitra misionaris.25 Strategi dakwah yang dilakukan

membutuhkan penyesuaian yang tepat dan akurat dengan memperkecil

kelemahan dan memperbesar peluang apabila didorong dengan mitra

dakwah yang terpelajar.


24
Suraini, Manajemen Dakwah dalam kehidupan Pluralisme Indonesia, (Jakarta: MSCC,
2005) , h.23
25
Ajidan, Strategi Dakwah , (Jakarta: Kencana, 2017) , h. 12
20

3) Strategi Sentimentil (al-manhaj al-athfi)

Strategi ini berfokus pada semua aspek hati, menyentuh pikiran dan

perasaan mitra misionaris dengan memberikan nasihat, menelepon, atau

memberikan pelayanan yang memuaskan. Pendekatan dalam strategi ini

didasarkan pada mitra sasaran yang terpinggirkan dan dipandang lemah.

Penyerangan ini dilakukan oleh Rasulullah ketika berhadapan dengan

kaum musyrik Mekkah. Solidaritas, peduli pada fakir miskin, kasih

sayang pada anak yatim, dan mengacu pada sifat-sifat manusia seperti

Ternyata para pengikut pertama Nabi Muhammad sebagian besar adalah

orang-orang yang lemah. Berkat ide-ide ini, yang lemah merasa dihargai

dan para bangsawan dihormati.

2. Tujuan dan Fungsi Dakwah

a. Tujuan Dakwah

Setiap kegiatan yang dilakukan di dunia ini pastinya memiliki

tujuan yang direncanakan. Jika dilihat dari dakwah sendiri tujuannya

adalah untuk mengajak seluruh umat manusia untuk ke jalan

kebenaran yang diridho oleh Allah.

Adapun tujuan dakwah dilihat dari aspek materi menurut Masyhur


Amin ada tiga tujuan yang meliputi: a) Tujuan akidah, yaitu
tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia. b) Tujuan
hukum, aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat manusia yang
mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. c)
Tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur
dan berakhlak karimah. Dari keseluruhan tujuan dakwah dilihat dari
aspek maupun materi dakwah, maka dapat dirumuskan tujuan dakwah
adalah untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.26

26
Syamsudin, Pengantar Sosiologi Dakwah (Paramedia Group, 2018), h. 11
21

Tujuan dakwah adalah untuk mengatur proses tanggung jawab

dalam berbagai kegiatan untuk hasil dan nilai yang dicapai oleh upaya

dakwah. Pada dasarnya, itu adalah penyebab dari upaya misionaris

yang hebat. Al-Quran memberikan gambaran yang jelas seperti yang

disebutkan. dalam surat Fushilat (41)

    


          
        

Artinya :“ Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”

Dari ayat di atas pendekatan yang digunakan dalam menjalankan

aktivitas dakwah bil-amal yang merupakan aktivitas dakwah yang

dilakukan dengan cara rekayasa sosial (social engineering). Dakwah

model ini yang menjadi fokus kajian Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam (PMI).

Pada dasarnya tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai melalui

tindakan, perbuatan, atau usaha. Dalam kaitannya dengan dakwah, Tujuan

dakwah dibagi menjadi dua yaitu:

a. Tujuan umum dakwah merupakan menyelamatkan umat manusia dari

kelemahan kegelapan dan membawanya ketempat yang terang

benderang, dari jalan yang sesat ke jalan yang lurus, dari lembah

kemusyrikan dengan segala bentuk kesengsaraan menuju kepada

tauhid yang menjanjikan kebahagian dunia dan akhirat.


22

b. Tujuan khusus yaitu terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan

dengan cara yang benar dan berdasarkan keimanan dan terwujudnya

masyarakat muslim yang diidamkan dalam suatu tatanan hidup

berbangsa, bernegara, adil, makmur, damai, dan sejahtera dibawah

limpahan rahmat Allah SWT.27

Tujuan dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi sesungguhnya tidak

dapat dipisahkan dari tujuan pemasyarakatan itu sendiri. Demikian

dakwah ditingkatkan secara aktualisasi agar masyarakat selalu berada

dalam tuntunan syariat Islam.

b. Fungsi Dakwah

Fungsi dakwah yaitu upaya menjadikan Islam sebagai konsep bagi

manusia dalam menjalankan kehidupannya. Berdasarkan fungsi dakwah

sebagai berikut:

1. Untuk menyebarkan luaskan ajaran agama Islam kepada seluruh

masyarakat agar benar benar mendapatkan ridho dari Allah

2. Untuk melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum

muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta

pemeluknya dari generasi ke generasi tidak terputus.

3. Dakwah berfungsi korektif, artinya meluruskan akhlak yang bengkok,

mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan

rohani.28

27
Awaludin Pimay, Metodologi Dakwah, (Semarang : Rasail. 2006) , h. 8-13
28
Abdul Aziz. Ilmu Dakwah, (Jakarta. Kencana,2009), h. 120
23

Dari fungsi dakwah di atas maka dapat disimpulkan sebagai proses

peningkatan kualitas penerapan ajaran agama Islam agar dan terwujud

kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai

oleh Allah SWT.

c. Unsur-Unsur dakwah

Komponen-komponen yang terdapat dalam kegiatan dakwah yaitu

sebagai berikut:

1. Da’i (pelaku dakwah)

Merupakan orang yang melakukan dakwah, atau dapat diartikan

sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain

(mad’u). Da’i disebut juga dengan pendakwah. Secara ideal,

pendakwah adalah orang mukmin yang menjadikan Islam sebagai

agamanya, Al-Qur’an sebagai pedomannya, Nabi Muhammad

Rasulullah SWA sebagai pemimpin dan teladan baginya. 29 Da’i

adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan maupun

perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, maupun

lewat organisasi/lembaga.30

Dalam dunia dakwah, pengembangan program da'i lebih

menekankan pada pembinaan mental, spiritual, emosional dan

psikomotorik umat untuk mencapai tujuan keberhasilan. Dengan kata

lain, citra terbaik modal manusia muslim adalah ilmu pengetahuan dan

teknologi yang seimbang dengan kekuatan agama dan dengan ciri-ciri

29
Ibid. h. 261
30
Mukhan, Abdul Munir, Ideologi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta: 1996), h. 45
24

sebagai berikut: a) Ciri-ciri agama. Seperti halnya orang yang baik

memiliki bakat, cinta yang baik harus memiliki keyakinan dan

keyakinan yang kuat, sehingga mempengaruhi perkembangan perilaku

dan kehidupannya. Yang terpenting, da’i memiliki kekuatan riset,

kecerdasan, dan manajemen yang baik. b) ciri-ciri ilmiah. Di antara

ciri-ciri ilmu dayi terdapat hikmah serta ilmu dan hikmah.

Keterampilan ini termasuk dalam pelaksanaan program. Ini secara

langsung mempengaruhi tingkat pelatihan yang diterima dari jaket ini.

c) Ciri-ciri motivasi. Agar keahliannya dapat bermanfaat bagi

organisasi dakwah dan dirinya sendiri, seorang da’i harus memiliki

dorongan untuk berhasil dan berhasil, karena mengemudi adalah

bagian dari alat penggerak yang dapat meningkatkan produktivitas dan

kualitas.31

2. Mad’u (Objek Dakwah)

Mad’u merupakan objek dakwah bagi seorang da’i yang bersifat

individual, kolektif, atau masyarakat umum. Masyarakat umum

sebagai objek dakwah, sasaran dakwah merupakan salah satu unsur

yang penting dalam sistem dakwah yang tidak kalah perannya

dibandingkan unsur-unsur dakwah yang lain. Oleh sebab itu, masalah

masyarakat ini seharusnya dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum

melangkah ke aktivitas dakwah yang sebenarnya. Maka dari itu

sebagai bekal dakwah dari seorang da’i/mubalig hendaknya

31
Muhammad Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung: 1973),
h.145
25

memperlengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan dan

pengalaman yang erat hubungannya dengan masyarakat.32

Salah satu unsur dakwah adalah mad’u yakni manusia yang

merupakan individu atau bagian dari komunitas tertentu yang menjadi

sasaran dakwah.

3. Maddah dakwah (materi dakwah)

Maddah dakwah adalah isi kata-kata atau hal-hal yang

berkomunikasi dengan mad'u dan dalam hal ini jelas bahwa ajaran

Islam itu sendiri yang menjadikan substansi dakwah tersebut. Pada

dasarnya materi undangan tergantung dari tujuan undangan yang ingin

dicapai. Secara umum materi dibagi menjadi tiga bagian utama: a)

Akidah adalah ajaran iman/keyakinan Allah SWT. Contoh soal

syahadat antara lain beriman kepada Allah SWT, beriman kepada

malaikat Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, dan beriman kepada

qada dan takdir. b) Syariah, dalam semua bidang kehidupan, mencakup

apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang haram, apa yang

diperbolehkan. Dalam hal ini, mengacu pada hubungan antara manusia

dengan manusia serta hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Misalnya: hukum syariah, yaitu persoalan hukum syari’ah dalam

tatanan umum ibadah (sholat, zakat, haji) dalam tatanan privat dan hak

kesukuan dan sipil warga negara. c) Akhlak adalah akhlak yang

meliputi ketaatan kepada Allah SWT. Ajaran akhlak Islam

mengandung ajaran Islam yang penting untuk menyampaikan ajaran


32
Ibid.h. 280
26

Islam kepada penerimanya karena akhlak itu lengkap bagi keimanan

dan ajaran Islam seseorang.

4. Wasilah (media dakwah)

Wasilah (Media dakwah) adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan informasi (ajaran Islam) kepada mad'u. Dakwah dapat

menggunakan banyak kesempatan untuk mengajarkan ajaran Islam

kepada orang-orang. Media yang digunakan saat ini antara lain: TV,

Tik-tok, Instagram, youtube, google dan buku.33

5. Atsar (efek dakwah)

Bisa dipastikan akan ada keributan di setiap dakwah. Artinya, jika

dakwah telah membuat da'i dengan beberapa materi undangan wasi’ah

dan tariq, maka mad'u (penerima dakwah) menghasilkan respon dan

hasil atsar. Kebanyakan da’i adalah keduanya. secara pribadi dan di

rumah, mereka sering lalai mengevaluasi keefektifan atau umpan balik

dari program kerja. Menilik tahapan ujian, maka penilaian uji coba

sangat luas. Dengan menganalisis secara cermat keefektifan dakwah,

kesalahan dalam strategi penginjilan akan segera diketahui sehingga

dapat dilakukan perbaikan pada langkah selanjutnya.34

C. Pengembangan Dakwah

1. Pengertian Pengembangan dakwah

Pengembangan merupakan upaya memperluas atau mewujudkan

potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara tingkat kepada suatu


33
Hafi Anshari. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah: Pedoaman untuk Mujahid
Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas,1993), h. 46
34
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah. (Jakarta:Penada Media: 2004), h. 462
27

keadaan yang lebih lengkap, lebih besar, atau lebih baik dalam memajukan

sesuatu dari yang lebih awal kepada yang lebih akhir, atau dari yang

sederhana kepada tahapan yang lebih kompleks.35

Pengertian dakwah dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 disebut

bahwa dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah dengan cara yang

bijaksana, nasehat yang baik, serta berdebat dengan cara yang baik pula. 36

Jadi pengembangan dakwah merupakan salah satu perilaku manajerial

yang itu merupakan meliputi pelatihan yang digunakan sebagai sasaran

untuk meningkatkan keterampilan seseorang dan memudahkan

penyesuaian terhadap pekerjaannya dan kemajuan karirnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

dakwah adalah suatu cara atau usaha membangun dan mengembangkan

kemauan, keahlian, serta metode-metode dakwah agar proses dakwah

berjalan secara efektif dan efesien.

2. Prinsip-prinsip Pengembangan Dakwah

Dalam sebuah proses pengembangan dakwah terhadap beberapa

prinsip-prinsip yang akan membawa kearah pengembangan dakwah.

Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a. Mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan

35
Zsujada. Manajemen Program Pendidikan.( Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h 136
36
Asmuni Syukir. Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al Iklas, 1983), h. 87
28

Proses pengembangan keterampilan da’i bertujuan untuk menentukan

apa yang mereka ketahui dalam menyiapkan mereka bertujuan

langsung ke objek dakwah atau sebuah perubahan yang disebabkan

oleh ahli teknologi baru yang berimplikasi pada perkembangan mad’u

sebagai konsekuensinya membutuhkan sebuah keterampilan yang

khusus bagi para da’i itu sendiri. Kebutuhan akan lebih banyak

pelatihan dapat diidentifikasi pada perbedaan antara keterampilan yang

dimiliki sekarang dengan keterampilan yang dibutuhkan, yaitu dengan

melakukan analisis terhadap kinerja para da’i.

b. Membantu rasa kepercayaan diri da’i

Melatih akan lebih berhasil jika da’i merasa yakin bahwa ia akan

berhasil mempelajari suatu keterampilan. Pada fase ini dimulai dari

tingkat kepercayaan diri tertentu diperlukan da’i dan dilanjutkan

dengan langkah-langkah yang sesuai dengan keterampilan dan

spesialisasi da’i tersebut.

c. Membuat penjelasan yang berarti

Dalam proses peningkatan pemahaman serta daya ingat selama

pelatihan harus dibangun atas dasar pengetahuan. Pada saat

menjelaskan prosedur atau langkah demi langkah harus diupayakan

dengan menggunakan bahasa yang jelas, lugas, dan sependapat

mungkin menghindari intruksi yang memiliki arti kontradiktif. Dengan

demikian, penjelasan dapat diterima sesuai dengan pemahaman yang

dimiliki.
29

d. Mendorong aplikasi dari keterampilan dalam kerja da’i

Setelah dilakukan proses pelatihan kepada da’i maka langkah penting

selanjutnya bagi para pemimpin atau manajer dakwah adalah

mengaplikasikan prinsip-prinsip serta prosedur dalam pemecahan

masalah-masalah aktual yang berhubungan dengan kerja dakwah.

Dari penjelasan di atas, maka Pemimpin yang bertanggung jawab

harus mampu mengarahkan anggotanya untuk memperbaiki organisasi

sambil terlibat dalam peningkatan kapasitas dan peningkatan kualitas.

Untuk memastikan bahwa semua anggota dapat melakukan tugas mereka

sebaik mungkin dan mengubah keterampilan mereka yang diperlukan

menjadi hasil. Kasih yang besar dapat menggantikan kekuatan dan

keterampilan yang ditemukan dalam pekerjaan da’i.37

3. Peluang dan Tantangan Pengembangan Dakwah

Peradaban informasi menjadikan agama semakin transparan, baik dari

segi doktrin dan ajaran ajaran, maupun dari segi kegiatan dan program

program yang dilahirkan oleh ajaran agama Islam. Selain itu usaha

modernisasi dakwah menjadi perhatian utama umat Islam baik sebagai

suatu konsepsi pemikiran dakwah maupun pemanfaatan alat alat untuk

kepentingan dakwah. Jadi dapat disimpulkan bahwa peluang untuk adanya

penyebaran ilmu dakwah itu sangat banyak dilakukan, bisa dari media

media online atau media offline, dapat juga dilakukan dengan adanya

perkumpulan untuk membahas kajian Islam.

37
Munir, Loc.Cid, h. 105
30

Akan tetapi setiap ada peluang yang nampak, tentunya memiliki

tantangan tersendiri dimana dapat menghambat ataupun mempercepat

lajunya pengembangan dakwah. Tantangan dakwah yang bersifat negatif

yang terjadi pada saat sekarang adalah tergesernya kultur lokal pada

tatanan modern di era global, masyarakat cendrung untuk terperangkap

dalam kerangka sistem budaya dan teknologi sehingga tergantung pada

sistem tersebut. Maka dari itu dapat disimpulkan untuk mengatasi

tantangan tersebut dengan cara dakwah disusun dengan multi disiplin

sehingga peluang untuk pengembangan dakwah menjadi lebih besar dan

menjadikan tatanan kehidupan menjadi lebih baik.

D. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama

dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan

keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan. Definisi

masyarakat menurut Emile Durkheim lebih luas dan lebih praktis. Emile

Durkheim menjelaskan masyarakat merupakan suatu kenyataan yang

objektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan

anggota-anggotanya, masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang hidup

bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, mereka sadar bahwa

mereka merupakan suatu kesatuan dan mereka merupakan suatu sistem

hidup bersama.
31

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat

dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,

perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan

tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan

kemaslahatan. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara

utamanya dalam mata pencarian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasi ada:

Masyarakat pemburu, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat

agricultural intensif yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagai

pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai

kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat tradisional.38

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan

sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial,

mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap dan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

2. Ciri-ciri masyarakat

Masyarakat menjadi bentuk kehidupan bersama manusia. Ciri-ciri

masyarakat sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial terkadang

ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan

beberapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoritis

angka minimnya ada dua yang hidup bersama.

38
Soejono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar (Jakarta, Raja Grafindo persada,1985),
h. 377
32

b. Bercampur untuk wilayah yang cukup lama. Sekelompok orang

berbeda dengan benda mati seperti kursi, meja, karena berkumpul

akan menciptakan orang baru. Orang juga berbicara untuk

mengekspresikan pikiran atau perasaan mereka. Ketika orang hidup

bersama, muncul komunikasi dan aturan yang mengatur hubungan

antara orang-orang dalam kelompok.

c. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu anggota

kelompok merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.

Dari ciri-ciri masyarakat di atas selaras dengan definisi masyarakat

yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa masyarakat adalah

kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi,

sikap dan perasaan yang sama. Masyarakat meliputi pengelompokan

yang lebih kecil yang mempunyai hubungan yang erat satu sama lain.

E. Penelitian Terdahulu.

Penelitian terdahulu ini berfungsi sebagai acuan bagi penulis dalam

membuat penelitian, selain itu dalam penelitian terdahulu ini juga

menerangkan tentang strategi pengembangan dakwah dan dapat menjadi

gambaran besar bagi penulis sendiri dan dapat menjadikan pembeda sebagai

penulis dalam membuat penelitian ini:

Pertama, Skripsi berjudul “Strategi Bimas Kementerian Agama

Kabupaten Indragiri dalam mengembangkan metode dakwah bil lisan”. Ditulis

oleh Dicky Reinaldy. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam


33

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Tahun 2018. Jenis penelitian skripsi ini

adalah penelitian kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana strategi yang dilakukan Bimas Kementerian agama Kabupaten

Indragiri dalam mengembangkan metode dakwah bil lisan.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa Dinas Agama Kota Indragiri telah

mengembangkan strategi Kwafa lisan: pertama, melalui pengembangan

sumber daya manusia, antara lain pembinaan dan pembinaan dakwah dengan

mengirimkan dai ke pusat pelatihan di Kota Padang. dan kemudian bertemu

secara teratur. Kemudian melakukan pertemuan rutin antara pada da’i dan

Pembina da’i. Kedua, mengatur informasi da’i agar sesuai dengan komunitas

atau situasi setempat. Ketiga, mengadakan ibadah dalam berbagai bentuk,

mengutus mubaligh untuk berdakwah setiap hari Jum'at, kemudian

mengajarkan masyarakat untuk membaca Al-Qur'an..39

Kedua Ririn Amalia Fathul Jannah, dengan judul “Strategi Pengembangan

Dakwah Wahdah Islamiyah di Kelurahan Penrang Kecamatan Watang

Sawitto Kabupaten Pinrang” penelitian ini menentukan bahan melalui media

pendidikan, tabligh akbar, dakwah dan tarbiyah yang mejadi model strategis

bagi Wahdah Islamiyah dalam menjalankan misinya sebagai organisasi Islam.

Kekuatan dakwah Wahdah Islamiyah yakni memiliki strategi dakwah yang

terstruktur dan meningkatkan implementasi dakwah yang berperan penting

dalam organisasi. Kelemahan dakwah Wahdah Islamiyah adalah kurangnya

39
Dicky Reinaldy. Strategi Bimas Kementerian Agama Kabupaten Indragiri dalam
mengembangkan metode dakwah bil lisan, (Falkultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Tahun 2018), http://repository.uin-suska.ac.id/eprint/15553
34

informasi dan komunikasi mengenai organisasi Wahdah Islamiyah sehingga

masyarakat menganggap organisasi ini merupakan organisasi tertutup.40

Ketiga, Skripsi berjudul “Manajemen Strategis Pengembangan Kegiatan

Dakwah di Masjid Al Muslimin Pahoman Kota Bandar Lampung”. ditulis

oleh Zjulpi Andriansyah berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui

bahwa masjid ini sangat berperan penting dalam mengembangkan dakwah

seperti menjadikan masjid sebagai tempat beribadah dan memberikan manfaat

terhadap fasilitas masjid kepada orang lain untuk menggunakannya kegiatan

sosial, dakwah, pendidikan dan kegiatan islamiyah lainnya. Adapun kegiatan

yang dilakukan adalah (1) adanya pengajian, (2) kegiatan peringatan hari

besar Islam, (3) taman pendidikan Al-Qur’an, (4) kegiatan sosial untuk

memakmurkan masjid Al Muslimin Pahoman Kota Bandar Lampung.41

Keempat. Deby Purnama dengan judul “Peran Remaja Masjid Al Irma

Dalam Pengembangan Dakwah di Kecamatan Medan Sunggal, dalam

penelitian ini mengkaji tentang peran yang dilakukan oleh remaja masjid al

Irma yang tujuannya untuk melihat bagaimana kendala dari program,

pelaksanaan pengembangan dakwah di Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian

ini adalah remaja masjid sangat berperan penting dalam hal pengembangan

40
Ririn Amalia Fathul Jannah. Strategi Pengembangan Dakwah Wahdah Islamiyah Di
Kelurahan Penrang Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang, (Makasar; UIN Alauddin
Makassar 2020 h. 17, http://repositori.uinalauddin.ac.id/18884/1/RIRIN%20AMALIA
%20FATHUL%20JANNAH-FDK.pdf
41
Zjulpi Adriannyah, Manajemen Strategi Pengembangan Kegitan Dakwah Di Masjid
Almuslimin Pahoman Kota Bandar Lampung, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2022, http://repository.radenintan.ac.id/20373/1/skripsi
%201-2.pdf
35

dakwah para remaja untuk masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan

diadakannya kegiatan oleh remaja masjid seperti adanya bakti sosial, safari

silaturrahmi, santunan anak yatim, dan kegiatan kegiatan dakwah lainnya.

Kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh remaja masjid ini pun dapat terlaksana

dengan baik dikarenakan adanya dukungan sepenuhnya dari BKM Al Irma

dalam hal pengembangan dakwah.42

Dari keempat hasil peneliti di atas, penelitian mengakui adanya persamaan

dan perbedaan dengan keempat penelitian di atas memiliki persamaan yaitu

untuk mengembangkan ajaran agama Islam dan membahas mengenai

pengembangan dakwah. Sementara perbedaan penelitian ini dengan keempat

tujuan pustaka terletak pada objek penelitian, dan strategi serta metode

pengembangan dakwahnya. Dari keempat pustaka yang digunakan peneliti

tidak ada peneliti yang memiliki kesamaan secara keseluruhan. Ini

menunjukan bahwa penelitian ini tidak mengandung unsur plagiasi dengan

penelitian sebelumnya.

42
Deby Purnama, Peran Remaja Masjid Al Irma Dalam Pengembangan Dakwah Di
Kecamatan Medan Sunggal, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2017, http://repository.uinsu.ac.id/3256/1/skripsi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah kualitatif lapangan (field reseacrh) yang

deskriptif. Penelitian kualitatif lapangan merupakan penelitian yang nantinya

akan menghasilkan suatu produk analisis yang tidak menggunakan statistik atau

cara kuantifikasi.43 Menurut Bogdan dan Biklen menjelaskan bahwa penelitian

kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Penelitian kualitatif mampu menghasilkan penelitian berupa penjabaran yang

mendalam mengenai ucapan, tulisan, atau perilaku yang bisa diamati dalam

suatu lingkup tertentu yang dilihat dari sudut pandang yang komprehensif.44

Alasan penulis mengambil penelitian ini menggunakan metode kualitatif

adalah karena metode kualitatif itu sendiri merupakan penelitian untuk

menggambarkan pendapat keterangan informasi yang bersifat deskriptif yang

nantinya dapat menjawab batasan-batasan masalah yang telah penulis tentukan

sebelumnya. Selain itu dalam penelitian ini juga menggambarkan tentang

bagaimana proses perumusan strategi implementasi strategi dan evaluasi

strategi yang dapat dimaknai atau dijelaskan menggunakan metode kualitatif.

B. Lokasi Penelitian
43
Lexy. J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung :Remaja Rosda Karya,2004) ,
Cet-1, h. 60
44
Bogda Biklen, Qualitative Research For Education, (Boston; Ally and Bacon, 1992), h. 21-
22

37
38

Penelitian dilakukan di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek data yang memberikan sebuah informasi

penelitian, data merupakan sebuah informasi berupa keterangan baik tertulis

maupun lisan yang bersifat nyata dan dapat dijadikan landasan dalam

penelitian ini :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahyu bahwa data primer

didapatkan langsung dan subjek penelitian, maka dalam hal ini, subjek

penelitian yang dimaksud adalah masyarakat.45 Dalam penelitian ini informan

yang penulis ambil yaitu Bapak H. Rafli A.L selaku da’i di Kenagarian

Tebing Tinggi.

2. Data sekunder

Menurut Daniel Moechar data sekuder merupakan data yang tersedia

dalam berbagai bentuk yang diperoleh dari pihak lain dan data sekunder

biasanya berasal dari data primer yang diolah peneliti sebelumnya.46 Adapun

sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu diperoleh melalui papan

informasi, buku, jurnal, website, spanduk dan lain-lain sebagainya yang

45
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, (Yogyakarta : Graha Ilmu.
2010), h.79
46
Daniel, Moechar. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. ( Jakarta : Bumi Aksara, 2002) h.113
39

berhubungan dengan strategi pengembangan dakwah Kenagarian Tebing

Tinggi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat kontruksi makna dalam suatu

objek tertentu. dalam proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab. Penulis melakukan wawancara dengan bapak H.

Rafli A.L selaku ustad/tokoh masyarakat di Kenagarian Tebing Tinggi.

2. Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus

dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsung ke

tempat yang akan diselidiki. Secara sederhana observasi berarti bagian dalam

pengumpulan data langsung dari lapangan. Observasi atau pengamatan,

merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra. Teknik observasi yang digunakan yaitu

observasi non partisipan yaitu mengadakan pengamatan di Kenagarian Tebing

Tinggi.

3. Dokumentasi
40

Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen. Yang dimaksud dokumen disini meliputi karangan tulisan, laporan,

buku teks, surat kabar, buku-buku harian dan lain-lain.47 Metode ini

dipergunakan untuk memperoleh data dokumentasi yang berkaitan dengan

objek penelitian

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data

yang sudah diperoleh. Analisis adalah upaya dan mencari serta menata

pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menjadikan sebagai

temuan bagi orang lain.48

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data

kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mencari dan

menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, lapangan, dan

dokumentasi secara sistematis, dengan cara menggolongkan data kedalam

kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, memilih mana yang penting, dan

yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.49

Langkah akhir mengambil kesimpulan. Data yang diperoleh melalui

wawancara, dokumentasi dan observasi diolah dengan teknik deskriptif

kualitatif, adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

47
Jobrohim. Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: Hanidita Graha Wijaya, 2003)
48
Noeng Muhadjir. Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:Rake Sarasin 1996) h. 26
49
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. (Bansung : Alfabeta ,2013)
41

a. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

peyederhanaan, pengabstrakan, informasi data kasar yang muncul dari

lapangan. Redukasi data berlangsung terus-menerus selama penelitian

berlangsung. Memilih data yang sesuai fokus penelitian, sehingga data

yang telah direduksi memberikan gambaran hasil penelitian.

b. Penyajian data

Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan

informasi yang sudah disusun yang memungkinkan untuk penarikan

kesimpulan. Proses Penyajian data ini adalah mengungkapkan secara

keseluruhan dari sekelompok data yang diperoleh baik secara observasi

maupun dengan wawancara yang dilakukan dengan berbagai unsur, hal ini

untuk mudah dibaca.

c. Kesimpulan

Menarik kesimpulan atau verifikasi dari permulaan pengumpulan data

telah dimulai mencari arti, pola, penjelasan dan sebab akibat, sehingga

dapat ditarik kesimpulan yang mulanya belum jelas kemudian menjadi

lebih terperinci dan mengakar dengan kokoh.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan. Kecamatan ini adalah pemekaran dari kecamatan Basa Ampek

Balai Tapan. Wilayah Ranah Ampek Hulu Tapan adalah sebagian wilayah Tapan

yang sebagiannya masuk wilayah Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan. Kota

Tapan yang berada di jalan lintas Sumatera Barat dan persimpangan yang

menghubungkan tiga provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu. Luas

Nagari ini mencapai 15,35 kilometer persegi atau 4,08% dari luas wilayah

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan.

a. Kondisi Masyarakat Nagari Tebing Tinggi

Untuk mengetahui bagaimana data suatu wilayah kita harus mengetahui

terlebih dahulu kondisi dari masyarakat yang bertempat tinggal di dalam

wilayah tersebut. Maka dari itu diperlukan suatu hal yang menjadikan kita

mengetahui data wilayah itu, mulai dari jumlah penduduk, pendidikan,

kesehatan dan keagamaan. Dalam hal ini penulis akan menjabarkan mengenai

hal tersebut, dimana dari data data yang ditemukan penulis dapat mengambil

sebuah penjelasan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masalah yang akan

penulis teliti.

42
43

1) Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk merupakan salah satu faktor utama yang menentukan

kualitas perkembangan keagamaan manusia di dalam masyarakat. Jumlah

penduduk dapat di jadikan ukuran atas keberhasilan perkembangan

pendudukan di dalam suatu daerah. Berikut adalah data perkembangan

penduduk Nagari Tebing Tinggi

Tabel 1

Jumlah penduduk Nagari Tebing Tinggi

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 1.258 jiwa

2. Perempuan 1.231 jiwa

Total 2.489 jiwa

(Sumber: Nagari Tebing Tinggi )

2) Pendidikan

Pendidikan dapat dikatakan sebagai pokok utama dalam suatu

kehidupan, dikarenakan dengan adanya pendidikan seorang mampu untuk

bersikap, berfikir, serta melakukan apapun yang diinginkan. Pendidikan

merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang

berperan meningkatkan kualitas hidup.


44

Masyarakat Tebing Tinggi terdiri, tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA,

sampai tamat di Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 2

Tingkat Pendidikan Penduduk

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1. Usia 3-6 tahun sedang TK 70 orang

2. Tamat SD 396 orang

3. Tamat SMP 310 orang

4. Tamat SMA 187 orang

5. Sedang S1/S2/S3 106 orang

6. Sedang Diploma 10 orang

Jumlah 1.079 orang

(Sumber Dokumen Nagari Tebing Tinggi)

Pendidikan terdiri dari berbagai hal namun dalam hal ini penulis akan

membahas tentang pendidikan terkait bidang keagamaan yang terdapat

Kenagarian Tebing Tinggi. Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi yang

sudah mulai menerapkan pendidikan sejak dini, akan tetapi pengaruh dari

pendidikan bidang keagamaan belum terlalu signifikan maka penulis

mengambil dari masalah tersebut yang akan dibahas lebih lanjut dalam

penelitian ini. Bahwa animo masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kecamata


45

Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan sangat tinggi yaitu

sebanyak 50% dari jumlah penduduk sedang melakukan pendidikan.

3) Kesehatan

Kesehatan juga salah satu indikator dalam menentukan kualitas

masyarakat karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Demikian

juga untuk peningkatan kualitas tersebut perlu ada sarana yang memadai

seperti, prasarana kesehatan yang terdiri dari posyandu, puskesmas,

apotik, dan Rumah Persalinan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 3
Jumlah Prasarana Kesehatan
No Prasarana Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas 1 Unit

2. Posyandu 3 Unit

3. Apotik 1 Unit

4. Rumah Persalinan 2 Unit

(Sumber: Profil Puskesmas Tahun 2023)

4) Keagamaan

Masyarakat di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan hampir seluruh lapisan

masyarakatnya beragama Islam. Berdasarkan data langsung yang

penulis dapatkan bahwasanya tingkat keagamaan masyarakat di daerah


46

yang penulis teliti masih bersifat naik turun di mana banyaknya

kendala yang dialami warga yang menjadikan mereka sulit untuk

mendalami ajaran agama itu sendiri, mulai dari perbedaan pekerjaan,

kesibukan masing-masing sampai tidak adanya usaha dari dalam diri

masing-masing. Berangkat dari hal inilah penulis tertarik untuk

mengadakan sebuah penelitian dimana bagaimana strategi dari

pemerintah dan tokoh agama serta tokoh adat serta masyarakat

berupaya untuk lebih dapat memperluas lagi ajaran agama Islam yang

dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk, yang nantinya akan

penulis jabarkan melalui jawaban dari pertanyaan penelitian. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4

Tempat Keagamaan

No Tempat Keagamaan Jumlah

1. Masjid 2

2. Musala 1

(Sumber Nagari Tebing Tinggi )

B. Perumusan Strategi Pengembangan Dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan


47

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah rencana jangka panjang agar pengembangan

dakwah terus berjalan di tengah arus zaman yang terus berkembang dari tahun

ke tahun, selain itu dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk

lebih memahami agama dan membuat kehidupan menjadi lebih baik lagi.

Salah satu tokoh agama di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan menyatakan untuk

merumuskan strategi pengembangan dakwah haruslah dilakukan dengan cara

menyatukan pendapat warga tentang bagaimana untuk mempelajari agama

dengan lebih baik sebagai berikut :

“jadi kita harus menetapkan pemikiran yang sama seperti visi dan misi
agar lebih terarah kitanya mau kemana. Selain untuk untuk melaksanakan
dakwah Islam perlu adanya niat yang lebih baik agar nantinya ketika semua
sudah berjalan tidak ada dari masyarakat yang tiba-tiba berhenti dan tidak
mau mengikuti lagi, contohnya seperti adanya kajian ngaji bersama.”50

Dari pernyataan oleh Bapak H. Rafli A.L salah seorang tokoh agama di

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan bahwa dapat disimpulkan bahwasanya visi dan misi dalam sebuah

pembentukan rencana itu menjadi lebih penting agar tujuan yang dibuatnya harus

jelas dan program yang nantinya akan dijalankan agar berjalan dengan baik. Visi

dan misi juga dapat dikatakan menjadi program dasar dalam pengembangan

dakwah pada masyarakat di daerah tersebut.

50
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.
48

Pernyataan mengenai perumusan atau perencanaan strategi juga disampaikan

oleh Bapak Jonasri selaku Wali Nagari Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan

Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan bahwasanya:

“tentunya ya dik, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menyusun sebuah
strategi, dan apalagi itu terkait dakwah sendiri. Memperhatikan kondisi
dilingkungan masyarakat itu penting seperti melihat bagaimana sikap dan perilaku
orang-orangnya. Dan kita juga tidak bisa memaksakan apa yang kita mau kepada
masyarakat yang sebagian pemikiran masyarakat belum terlalu berkembang
apalagi belum mengenal dakwah itu sendiri.”51
Selain dari harus menyatukan pemikiran bersama atau visi dan misi,

diperlukannya juga satu tujuan yang lebih konkrit agar pengembangan dakwah

pada Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan akan mau dibawa kemana nantinya. Konsep tujuan

yang harus dibuat haruslah membuat masyarakat merasa nyaman dan tenang

dalam mengikuti segala kegiatan dakwah. Lebih lanjut berdasarkan hasil

observasi langsung dan wawancara yang penulis lakukan selama penelitian

ditemukan bahwasanya untuk merumuskan tujuan pengembangan dakwah

masyarakat diperlukan kondisi seperti yang telah dijelaskan di atas sebagai

berikut:

1. Menganalisis kondisi lingkungan Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan

Ranah Ampek Kabupaten Pesisir Selatan

Kenagarian Tebing Tinggi salah satu Desa yang melaksanakan

berbagai aktivitas yang dilakukan. Kenyataman dan keamaan menjadi penting

51
Jonasri. Wali nagari Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.
49

untuk dilakukan dalam lingkungan tersebut. Maka dari itu diperlukan suatu

kondisi untuk pengembangan dakwah agar berjalan dengan lancar. Kondisi ini

seperti tidak adanya pemaksaaan kepada masyarakat agar dakwah yang

disampaikan tersebut dapat dipahami langsung oleh masyarakat.

2. Tidak memaksa masyarakat untuk menghadiri kajian dakwah

Memaksa merupakan tindakan yang tidak wajar yang perlu dihindari

oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu baik sebagai seorang da’i

ataupun tokoh agama dalam melakukan pengembangan dakwah haruslah

menghindari yang namanya pemaksaan yang nantinya akan berakibat

kemalasan, ketidak tertarikan, pembencian dari masyarakat itu sendiri. Maka

dari itu seorang tokoh agama dan da’i dalam mengajak masyarakat untuk

menghadiri kajian dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi dilakukan secara

baik-baik agar tujuan yang ingin dicapai tersebut dapat berjalan sebagaimana

mestinya.

3. Menerima keluhan dan pendapat dari masyarakat agar tujuan yang diharapkan

dapat berjalan dengan baik

Dalam melakasanakan kegiatan dakwah, masyarakat tidak selalu bisa

berpendapat untuk itu, perlu dilakukan dialog untuk mengeluarkan keluhan

dan pendapat. hal terpenting dalam melakukan suatu pengembangan, yaitu

diperlukan bagi masyarakat yang ingin melakukan suatu pendekatan, terutama

kepada masyarakat. Ibu Ida Wati salah seorang warga menyatakan bahwa :
50

“Setiap adanya pengumpulan baik ketika sholat atau kegiatan, pasti

kami selalu ditanyakan apakah ada yang tidak dimengerti mengenai apa yang

disampaikan, atau ada yang mau ditanyakan. Selain itu mereka juga

menanyakan bagaimana kondisi kehidupan kami, dan memberikan beberapa

saran yang dapat kami gunakan.”

Berdasarkan wawancara di atas, penulis dapat mengambil sebuah

kesimpulan bahwasanya menyatakan kondisi seseorang itu sangat penting

dilakukan, apabila jika kita ingin menyebarkan suatu pemahaman terutama

kepada masyarakat.

4. Mengadakan workshop keagamaan agar lebih mudah mendalami


pengembangan dakwah.
Workshop ataupun seminar dengan skala kecil merupakan penyebaran

mengenai pengembangan dakwah yang diperlukan untuk mengetahui seberapa

besar pemahaman masyarakat mengenai ajaran agama Islam itu sendiri. Dari

data observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan bahwasanya untuk

pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan selama 6 bulan sekali dengan sasaran

seluruh lapisan masyarakat, akan tetapi yang menjadi fokus utamanya adalah

para remaja dikarenakan upaya para tokoh agama, Wali Nagari dan pemuka

adat untuk menyebarkan ajaran agama Islam yang dimulai sejak dini.

Pada awal tahun di Kenagarian Tebing Tinggi Tapan baru

mengadakan workshop yang menghadiri camat Pesisir Selatan bapak H.

Syamsurijal, SH, M.Hum. dengan tema Menyemai Modernisasi Beragama


51

Dalam Penguatan Keberagaman Masyarakat. Yang di meriahkan para tokoh

penting yaitu:

Camat
H. Syamsurijal,
SH, M.Hum Pemateri H.
Pemateri
Abrar
Dr. Salman,
Munanda, M.
S.H.I.,M.A
Ag

Wali Nagari Tokoh agama


Jonasri H. Rafli A.L

Kepala KUA
Buya Samunan Rahmat Taufik.
M.A

Lebih lanjut penulis juga menemukan bahwasanya kegiatan ini

dilakukan dalam bentuk pengumpulan masyarakat disuatu tempat dan masjid,

materinya langsung disampaikan oleh para tokoh agama beserta tamu

undangan yang didatangkan langung dari luar daerah dengan menggunakan

metode ceramah dan diskusi. Pengaplikasian dari kedua metode ini pun

terkadang dilanjutkan dengan melakukan prakteknya yang dimulai dari

agenda Tanya jawab, pengajaran langsung sampai kepada pemberian catatan

berupa materi yang terkait dengan ajaran agama Islam.


52

Setelah adanya tujuan untuk pengembangan dakwah selanjutnya kepada siapa

sajakah dakwah itu akan dikembangkan. Bapak H. Rafli A.L juga menyatakan

bahwasanya masyarakat di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek

Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan menjadi fokus utama dalam hal

pengembangan dakwah, hal ini dikarenakan program yang telah dirancang

sebelumnya dianggap berhasil ketika masyarakat yang mengikuti program

kegiatan semakin hari semakin bertambah.52

C. Implementasi Strategi Pengembangan Dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia

dan masyarakat pada umumnya dari hal-hal yang dapat membawa kepada

kehancuran. Dakwah sebagai jantung dari agama, karena kehidupan agama sangat

tergantung pada gerak dinamis dan aktivitas dakwah yang berjalan terus menerus

tanpa akhir, dan tanpa kegiatan dakwah akan mengalami kevakuman dan stagnan

dalam perkembangannya. Maka dari itu diperlukan strategi yang bagus agar

dalam pengembangan dakwah dapat berjalan dengan baik.

Dalam menjalankan strategi pengembangan dakwah diperlukan berbagai

macam kegiatan dakwah yang mana tujuannya agar kegiatan ini dapat menambah

nilai-nilai keagamaan ditengah masyarakat. Akan tetapi berdasarkan hasil

observasi langsung selama melakukan penelitian penulis mendapatkan hasil

52
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.
53

bahwasanya program pengembangan dakwah yang ada di Kenagarian Tebing

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan tidak

mengalami perubahan yang banyak dari sisi bentuk program, hal ini dikarenakan

pengurus berpendapat bahwa program yang telah dirancang ini sudah bagus akan

tetapi pengelolaannya yang masih kurang. Untuk itu mereka senantiasa terus

meningkatkannya dari segi kualitas dan kuantitasnya setiap tahun. Adapun

bentuk-bentuk kegiatannya sebagai berikut:

1. Pengajian bersama / Majelis Taklim Musala Al-Ikhlas

Majelis taklim sebagai peran penting dalam bidang pendidikan Islam

yang tampak memiliki kekhasan sendiri, letak kekhasannya adalah tidak

terikat paham majelis taklim merupakan sebuah lembaga non formal sebagai

tempat pendidikan yang dilakukan di masjid/musala atau di rumah dalam

pengajaran agama yang dibimbing oleh ustaz dan ustazah. Pertumbuhan

majelis taklim ini berada di kalangan masyarakat dengan menunjukan

kebutuhan dan hasrat anggota masyarakat yang lebih luas yakni sebagai usaha

memecahkan persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini

sebagai bentuk meningkatkan nilai-nilai berjama’ah dan pentingnya kehadiran

pendidikan non formal di tengah masyarakat.53

Majelis taklim musala Al-Ikhlas hadir di tengah masyarakat sejak

tahun 1994 dengan nama majelis, kegiatan ini dibimbing langsung oleh ketua
53
http://surauwongdeso.blogspot.com/2013/04/makalah-majelis-talim.html , tanggal 20
April 2023
54

musala bapak Haji Rafli. A.L tujuan didirikan ini adalah agar masyarakat

memiliki pengetahuan dalam penyelenggaraan jenazah sesuai dengan syariat

Islam, output nya masyarakat dapat mempraktekkan di tengah-tengah

masyarakat. Kondisi ini menanggapi persoalan yang terjadi di tengah

masyarakat sebab ketika orang meninggal masyarakat hanya melepas tangan

dan menyerahkan semua itu sama ustad/ustazah dan orang tua adat, namun

pada sejatinya pengurusan jenazah tugas setiap kaum muslim/muslimah yang

ada di sekitar Nagari Tebing Tinggi. Kemudian setelah waktu bergulir lambat

laut majlis ini pun mengubah rancangan tujuan yang awalnya di fungsikan

hanya untuk permasalahan tata pengelolaan jenazah saja, akan tetapi lebih

bertambah menjadi kajian umum yang mana dapat menambah wawasan

masyarakat untuk memperdalam ajaran agama Islam.

Kegiatan kajian dilakukan sekali seminggu dengan secara rutin,

peserta yang mengikuti kajian kebanyakan dari kalangan ibu-ibu, pada

dasarnya kegiatan ini diadakan untuk umum. Melihat jamaah semakin

antusias mengikuti kajian ini, maka Haji Rafli A.L mengajak masyarakat

untuk membentuk kelompok jama’ah majelis taklim agar kegiatan kajian

berjalan dengan lancar.54 Selain itu jamaah majelis taklim membentuk

pengajian terorganisir dan terstruktur dalam melaksanakan pengajian, jamaah

majelis taklim musala Al-Ikhlas juga melakukan program kegiatan di bidang

54
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu
Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.
55

sosial yakni melayat ke rumah masyarakat yang tertimpa musibah, membantu

pengajaran pendidikan Al-Qur’an di musala dan menyantuni anak yatim-

piatu.

Masyarakat sering melakukan pengajian bersama yang mana dihadiri

oleh para kaum ibu-ibu sebagai bentuk untuk menjaga tali silaturrahmi antar

sesama warga Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Awalnya kegiatan ini bertujuan khusus

untuk para warga agar lebih memahami tentang pengajaran Al-Qur’an, untuk

urusan sosial serta menunaikan nazar akan perihal sesuatu, akan tetapi lama

lama menjadi kebiasaan untuk terus mengadakan pengajian bergilir dari

rumah ke rumah agar dakwah terus berkembang dari hari ke hari terutama

untuk kaum ibu-ibu. Hal ini di benarkan oleh Ibu Ida Wati salah seorang

warga yang sering ikut pengajian rutin tersebut:

“saya ikut pengajian ini sebenarnya karena hal yang telah saya
janjikan sebelumnya yaitu anak saya yang jika masuk PNS maka
diadakan acara untuk mengundang masyarakat sebagai bentuk terima
kasih kepada Allah. Akan tetapi lama kelamaan banyak dari
masyarakat yang melakukan hal yang sama jadi warga di sini sepakat
untuk melakukan pengajian bergilir dari rumah ke rumah. Selain itu
saya juga mengikuti hal ini biar membaca Al-Quran nya jadi lebih
lancar dari sebelumnya.55

Landasan awal kenapa mengikuti pengajian seperti yang telah di

terangkan pada wawancara di atas dapat penulis ambil sebuah kesimpulan

55
Ida Wati. Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung Tanggal 20 April 2023
56

bahwa masyarakat sudah lebih dahulu merencanakan agar pengembangan

dakwah itu tetap berjalan meski dalam kondisi apapun lewat strategi

pengajian rutin bergilir dari rumah ke rumah.

Hal ini pun sesuai dengan pertanyaan Bapak Darisman selaku staf

Wali nagari di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

“semoga dengan adanya program pengajian ini dapat memberikan


bukti nyata kepada masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan
Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan bahwa untuk
memahami agama itu tidaklah sulit asalkan masyarakat sendiri
mempunyai niatan untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik
lagi dari sebelumnya .“56

Implementasi strategi yang terus berubah dari tahun ke tahun juga

berdampak pada Majelis Taklim musala Al-Ikhlas, yaitu dimana pada tahun

2014 Majelis Taklim Musala Al-Ikhlas mulai mengganti nama menjadi

BKMT Musala Al-Ikhlas yang diketuai oleh Ibu Sis, tahun ini majelis taklim

lebih terstruktur organisasinya dari pada tahun sebelumnya, baik itu dari

tingkat Nagari hingga tingkat kecamatan. Kegiatan ini dilakukan setelah

hadirnya BKMT adalah pertama kajian rutin baik tingkat nagari maupun

masjid taklim gabungan tingkat kecamatan. Kedua, jamaah BKMT terdata

dengan dibuktikan setiap anggotanya majelis taklim memiliki kartu anggota

majelis taklim.

56
Darisman. Staf wali Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung Tanggal 20 April 2023
57

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasanya perubahan pada

organisasi majelis taklim yang terjadi ini membawa dampak positif seperti,

pertama meningkatkatnya kesadaran beragamanya dalam aspek wawasan dan

pengetahuan, serta peningkatan aspek sikap. Kedua, terjalinya silaturahmi

antar warga masyarakat yang selama ini jarang terjadi. Terakhir, dapat

menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya.

BKMT Gabungan jama’ah majelis taklim Kecamatan ranah Ampek Hulu


Tapan dan Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan

Dari gambar di atas salah satu kegiatan dakwah yang bersifat kolaborasi

satuan pengurusan gunanya untuk mensyi’arkan Islam. Kegiatan ini dilakukan

dalam bentuk acara-acara penyambutan hari besar Islam sampai kegiatan

rutinitas jama’ah BKMT. BKMT ini telah menjadi sebagai lembaga dakwah

non formal untuk mengajak dan belajar ilmu Islam dengan ustaz dan da’i
58

BKMT gabungan di masjid Al-Furqon dan Tausiah Agama di Kenagarian


Tebing Tinggi

2. Pengelolaan TPQ

Pengelolaan lembaga pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan merupakan salah satu bentuk strategi pengembangan dakwah

melalui lembaga pendidikan. Salah satunya yaitu dengan adanya pengelolaan

lembaga pendidikan yang dapat menjadi media untuk mempengaruhi orang

lain kearah kebaikan agar hidup menjadi lebih baik lagi sesuai dengan ajaran

Islam. Salah satu strategi dalam pengembangan dakwah pada TPQ adalah

dengan cara mengenalkan ajaran agama Islam sejak dini melalui metode

pembelajaran yang dirancang oleh guru di TPQ tersebut.

Hal ini sesuai dengan wawancara bersama Ibu Sis selaku salah seorang

guru di TPQ di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

“untuk sekarang metode pembelajaran yang dilakukan adalah face to


face secara langsung agar anak anak lebih paham mengenai agama.
Metode yang pakai itu ada 2, pertama melalui berbagai macam
permainan dimana anak anak akan lebih tertarik ketimbang diberikan
penjelasan panjang lebar yang mungkin nantinya mereka merasa jenuh
akan hal tersebut. Dan yang kedua adalah secara berkelompok anak
59

anak yang di beri sebuah tugas bersama untuk memecahkan agar rasa
solidaritas dan tanggung jawab itu dapat dipahami di usia mereka.”57

Berdasarkan wawancara di atas, dapat penulis simpulkan bahwasanya

pentingnya sebuah pendidikan yang dimulai dari dini, apalagi jika itu urusan

agama, karena agama sendiri adalah ajaran yang dapat membentuk karakter

seseorang yang mana jika nantinya seseorang itu terkena dengan arus

perkembangan zaman dia akan lebih bisa memilah lagi mana yang baik dan

mana yang buruk.

3. Salat Berjamaah

Salat merupakan pondasi dalam ajaran agama Islam, kesadaran untuk

menunaikan ibadah salat haruslah dimulai dari dalam diri sendiri tanpa adanya

paksaan dari orang lain. Hal ini sesuai dengan dengan isi Al-Qur’an yang

terdapat dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya :

“Bacalah kita Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepadamu

(Muhammad) dan laksanakan sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari

perbuatan keji dan munkar Dan ketahuilah mengingat allah (Sholat) itu lebih

besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”

Berdasarkan arti ayat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa perintah

salat adalah wajib dimana setiap golongan umat muslim wajib

melaksanakannya. Bukan hanya perintah salat saja yang harus dilakukan, akan

57
Sus, guru TPQ Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung .Tanggal 20 April 2023.
60

tetapi peningkatan kualitas jama’ah masyarakat yang ada di Kenagarian

Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir

Selatan juga penting dilakukan. Terdapat strategi yang dilakukan oleh

pengelola masjid/musala untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat

sekitar dan menciptakan berbagai kegiatan baru yang tidak mononton, hal ini

disampaikan langsung oleh bapak H. Rafli A.L selaku pengurus dari musala

Al-Ikhlas :

“Banyak kegiatan yang kami lakukan agar masyarakat dapat beramai-


ramai ke masjid untuk melakukan aktivitas ibadah, mulai dari baca kultum,
khataman, pendekatan secara internal, melakukan gotong royong bersama
ketika masjid dalam perbaikan. Selain itu pihak kegiatan yang kami
laksanakan itu harus lah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang notabennya tidak untuk perorangan tapi untuk masyarakat ramai”.58

Masyarakat juga dapat turut andil untuk melaksanakan tujuan yang

dirancang oleh pengurus mushala Al-Ikhlas, hal ini pun dibenarkan oleh salah

seorang masyarakat yang penulis wawancara bernama Ibu Ida Wati

bahwasanya :

“Sholat itu kan penting sekali dek, apalagi jika dilaksanakan


berjamaah. Rumah ibuk kan dekat dari musala ini, jadi jika ingin sholat yang
pergi langsung ke musala saja. Awalnya ibuk juga jarang untuk pergi ke
musala walaupun dekat, tapi suami ibuk denger pengurus nya bilang gini ke
warga dekat sini, jika bukan ibuk ibuk yang ke musala lalu siapa lagi yang
mau ke sana, maka dari itu ibu bersama ibuk ibu yang lain sholat berjamaah
di smusala lagi.”

Dari pernyataan di atas, bahwasanya peran penting pengurus musala

untuk menghimbau warga sekitar untuk melaksanakan salat berjamaah itu

58
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, Tanggal 20 April 2023
61

sangatlah penting. Hal ini dikarenakan adanya pendekatan lebih lanjut yang

membuat masyarakat menjadi lebih mau lagi dan tertarik untuk melaksanakan

sholat berjamaah

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas jama’ah pada masyarakat Tebing Tinggi Kecamatan

Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan yakni dengan cara

mengajak tanpa melakukan pemaksaan dimana masyarakat menjadi tersadar

sendiri untuk dapat meramaikan musala dengan melakukan salat berjamaah

dan tentunya ikut serta menjadi jamaah masjid. Selain itu para pengurus juga

membentuk beberapa kegiatan baru guna menjadi inovasi dari kegiatan

sebelumnya yang tidak sempat terealisasikan.

4. IRM

Adalah organisasi sosial bentukan dari masyarakat yang berasal dari

pemikiran bahwa akan bahaya arus perkembangan zaman seperti adanya

tawuran, penyimpangan sosial, narkoba dan kecanduan akan gadget. Alasan

ini lah yang yang menjadikan para tokoh agama dan pemuka adat untuk

berinisiatif mengajak dan merekrut para pemuda dan remaja untuk belajar lagi

ilmu keagamaan melalui program kembali ke masjid/musala yang tujuan

utamanya untuk mempelajari Al-Quran dan agama Islam.

Nama perangkat IRM tahun 2023 di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan:


62

Ketua
Zaibul Putra

Bendahara Sekretaris
Filhayati Fitri Elviza

Mekanis kerja perangkat

Ketua Pengurus

a. Memimpin organisasi
b. Bertindak keluar dan kedalam atas nama organisasi
c. Mengambil keputusan personil kesekretariat, keuangan dan
mempertanggung jawabkan jalan organisasi

Sekretaris

a. Memberikan dukungan administrasi dan personil


b. Menyusun rencana kegiatan organisasi
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh ketua organisasi

Bendahara

a. Menyelenggarakan administrasi keuangan


b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh ketua organisasi
63

Anggota IRM Tahun 2022/ sekarang di Kenagarian Tebing Tinggi


Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Pengurus IRM seperti foto yang telah tercantum di atas adalah anggota

yang memiliki tanggung jawab serta yang telah diberikan amanah oleh para

tokoh agama dan kantor Wali Nagari untuk mengembangkan dakwah kepada

anak- anak, remaja, orang dewasa bahka orang tua. Tujuan akhir dari

pembentukan IRM ini tak lain adalah agar setiap lapisan masyarakat di

Kenagarian Tebing Tinggi memahami ajaran agama Islam dengan baik

serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

IRM memiliki program tersendiri dimana program yang dijalankan

agar lebih dapat memperdalam ajaran agama Islam. Program-program

yang telah dijalankan oleh IRM itu sendiri:

a. MTQ

Musabaqoh Tilawatil Qur’an atau selanjutnya disebut MTQ bukanlah

sekedar lomba untuk mencari qori qoriah dan hafid hafizah terbaik akan

tetapi dengan diadakannya MTQ adalah sebagai bentuk upaya konkrit

umat Islam untuk menggali nilai-nilai luhur yang terkandung didalam Al-
64

Qur’an dijadikan pedoman hidup. Hal ini sesuai dengan apa yang

disampai oleh Suci Rahmadona, selaku ketua panitia dalam Pembina

dalam penyelenggaran MTQ ini :

“Salah satu upaya kita untuk mendalami arti, makna dan


kandungan Al-Qur’an adalah dengan cara sering membaca dan
mempelajari Al-Qur’an dalam keadaan apapun dan dimanapun.
Penyelenggaraan MTQ ini adalah salah satu bentuk upayanya. Disini
banyak pemuda dan pemudi yang sudah mulai meninggalkan
membaca Al-Qur’an, mereka lebih terfokus dengan dunia nya sendiri.
Maka dari itu saya dan adek-adek yang mengikuti program IRM ini
mencari solusi bagaimana agar anak-anak dan para remaja lainnya
mau lagi mempelajari Al-Qur’an di tengah derasnya perubahan sosial
dan budaya pada saat sekarang.”59

Tujuan lain dari MTQ ini adalah sebagai wahana silaturrahmi dan

sebagai sarana untuk pendorong semangat dan minat masyarakat terhadap

Al-Qur’an, sehingga banyak pemuda dan remaja Kenagarian Tebing

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

tidak ada lagi yang tidak bisa membaca apalagi memahami bacaan Al-

Qur’an itu sendiri.

Berangkat dari alasan inilah. Rahmad Fadilah salah seorang peserta

MTQ Menyatakan bahwa alasan kuat yang menjadikan dia termotivasi

untuk mengikuti MTQ adalah

“iya kakak, saya mendaftar MTQ ini adalah untuk memperlancar


bacaan al quran serta lebih banyak lagi bisa menghafal ayat al-quran.
Dan juga dapat membanggakan orang tua saya sendiri kakak.”

59
Suci Rahmadona. Selaku ketua panitia dalam Pembina dalam penyelenggaran MTQ
Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Online. Tanggal 15
Mei 2023.
65

Banyak hal yang menjadikan seseorang untuk termotivasi mengikuti

MTQ Salah satu lagi peserta MTQ yang penulis lakukan wawancara

menyatakan bahwa :

“saya mendaftar itu karena disuruh oleh mama, karena temen-temen


juga pada ikutan kakak. Tapi lama lama asyik ternyata menghafal al
quran sambil seperti ini. Jadi sekarang saya kepingin untuk terus
menghafal al-quran dan bisa juga sekalian memperbaiki bacaan al quran
saya yang masih kurang bagus kakak.”

Selain dari dua orang yang telah penulis wawancara di atas, banyak

juga penulis temui alasan yang sama yang menjadikan para remaja

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan untuk mengikuti kegiatan MTQ Ini. Salah satu

alasan terbesar mereka adalah ingin memperlancar bacaan Al-Qur’an

mengingat dari data yang penulis temui, masih banyak ditemukan para

remaja yang bacaan Al-Qur’an nya masih kurang fasih. Hal ini sesuai

dengan peryataan salah seorang anak anak yang memasuki usia remaja

bernama Yanto bahwasanya :

“Saya belum terlalu lancar membaca Al Qur’an kakak, karena saya

bacanya cuman pas waktu ngaji di surau saja, maka dari itu saya disuruh

mama untuk belajar lagi membaca Al-Qur’an serta mengikuti MTQ ini

agar nantinya saya bisa lancar membaca Al-Qur’annya”

Berdasarkan beberapa wawancara dan observasi di atas, kurangnya

minat dan pemahaman mengenai Al-Qur’an dapat menimbulkan ancaman

bagi masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi yang sebagian besar 100%


66

menganut agama Islam. Maka dari itulah para tokoh agama, Wali Nagari

dan tokoh adat membuat kegiatan MTQ yang mana dapat memperlancar

dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an mereka dimulai sejak dini.

b. Kajian Bulanan

Program ini terjadi agar para remaja yang berada di Kenagarian

Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir

Selatan dapat lebih memperdalam ajaran agama Islam, selain itu juga

sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta sebagai

sarana untuk bersilaturahmi antar sesama warga yang berada di daerah ini.

Ibu Suci Rahmadona selaku Pembina dari IRM juga menyatakan tujuan

diadakan kajian bulanan ini adalah :

“Kajian bulanan ini awalnya ditujukan untuk para remaja wanita


agar lebih bisa memahami ajaran agama Islam terutama untuk remaja
yang masih labil dengan kehidupan dunia. Lambat laut sasaran kajian
bulanan ini menjadi bertambah kepada para remaja lelaki juga yang
mengajarkan bagaimana bersikap layaknya seorang lelaki yang
nantinya dapat memahami agama secara seutuhnya. Alasan berbagai
bentuk pergaulan yang datang dari dunia luar dan kebanyakan para
remaja yang sudah tidak mementingkan lagi larangan dari agama.60

Dari penjelasan Suci Rahmadona dapat disimpulkan bahwasanya

teknologi dan perkembangan zaman yang semakin maju dari tahun ke

tahun juga membawa banyak dampak negatif. Jika tidak ada

pengembangan dakwah atau aktivitas dakwah di Kenagarian Tebing

60
Suci Rahmadona. Selaku ketua panitia dalam Pembina dalam penyelenggaran MTQ
Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Online. Tanggal 15
Mei 2023.
67

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Kabupaten Pesisir Selatan, oleh

sebab itu remaja akan berada dalam sebuah ancaman tren baru yaitu

LGBT yang sedang marak terjadi pada masyarakat di Kenagarian Tebing

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

dikarenakan pengaruh yang datang dari dunia luar tanpa adanya pemilihan

antara yang baik dan benar diantara para remaja.

D. Evaluasi Strategi Pengembangan Dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Evaluasi adalah penilaian kualitas program yang dilakukan secara berkala

melalui metode yang tepat. Evaluasi dapat dilihat dari segi pertama, perencanaan

dimana dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah program yang

dilakukan sesuai dengan visi misi serta tujuan atau tidak. Kedua, dari segi progam

yang dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah progam yang jalankan

sesuai dengan kebutuhan umat atau tidak.

Evaluasi mengenai program pengembangan dakwah itu haruslah sesuai

dengan pelaksanaan dakwah itu sendiri, hal ini pun sesuai dengan pendapat Farida

Yusuf Tayibnapis bahwasanya :

1. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama, bukan asal

merancang. Hal ini benar adanya dilihat dari program pelaksanaan

pengembangan dakwah yang dapat dilihat secara langsung

2. Kegiatan pengembangan dakwah tersebut yang implementasinya melibatkan

banyak orang, bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada
68

kegiatannya dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari program pelaksanaan

dakwah secara langsung.61

Kemudian berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan

bahwasanya pemeritah Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek

Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan akan melakukan beberapa hal berikut jika

ternyata pengembangan dakwah itu tidak berjalan sebagaimana mestinya :

1. Menghentikan program apabila dilihat program tersebut tidak akan terlaksana

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Program dirancang diharapkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang

direncanakan. Akan tetapi bagaimana jika terdapat resiko yang nantinya dapat

menghentikan program tersebut. Dari hal ini perlu perencaan evaluasi untuk

menghentikan sebelum resiko itu terjadi. Namun jika benar benar solusi yang

telah ditetapkan atau direncanakan untuk keberlanjutan program itu tidak

berjalan, maka program itu harus dihentikan agar dalam membuat program

baru yang nantinya dapat difikirkan lebih lanjut.

2. Merevisi program apabila terdapat bagian bagian yang tidak sesuai.

Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal perencanaan, salah

satunya membuat perencanaan apabila terdapat kejadian diluar perkiraan.

Revisi merupakan salah satunya, hal ini ada untuk memperbaiki jika terdapat

kesalahan dalam proses pelaksanaan suatu program

61
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta; Rineka Cipta, 2000), h. 9
69

3. Melanjutkan program apabila program tersebut menunjukkan hasil yang baik

dan bermanfaat.

Apabila program yang telah direncanakan itu berhasil, maka perlu adanya

upgrade terhadap program tersebut yaitu keberlanjutan dengan meningkatkan

program yang telah berhasil menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

4. Menyebarluaskan program program yang telah ada tengah-tengah masyarakat

Apabila progam yang telah dijalankan tengah-tengah masyarakat itu berhasil,

namun masih memiliki sasaran yang sedikit, maka dari itu diperlukan

penyebarluasan untuk mempertahankan serta menjadikan keberlanjutan dari

program itu terus berjalan tengah-tengah masyarakat.

Dalam pelaksanaan evaluasi strategi pengembangan dakwah yang dilakukan

oleh pemerintah dan tokoh agama setempat itu dilakukan dari rentang waktu yang

telah ditentukan sebelumnya. Meski dalam beberapa waktu menghadapi kendala,

namun pemerintah dan tokoh agama di Kenagarian Tebing Tinggi tetap berusaha

semaksimal mungkin agar pengembangan dakwah itu tetap berjalan dengan cara

mempertahankan program dakwah dan tetap bisa menyampaikan dakwahnya

kepada seluruh masyarakat, sehingga kegiatan dakwah tidak boleh sampai

terhenti apalagi untuk waktu yang lama.

Kemudian dalam melakukan evaluasi pengembangan dakwah, penulis juga

menemukan bahwasanya para tokoh agama dan pemerintah juga ikut

mempertimbangkan pendapat dan tanggapan dari masyarakat setelah adanya

implementasi atau pelaksanaan dari strategi yang telah dikembangkan


70

sebelumnya, hal ini diperlukan agar tidak adanya ketidaknyamanan untuk kedua

belah pihak baik itu dari pemerintah, tokoh agama maupun dari masyarakat

sendiri.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pengembangan dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Kabupaten Pesisir Selatan. Dimulai dengan menganalisis

kondisi lingkungan dakwah, penerima dakwah kemudian dalam

pelaksanaannya juga tidak melakukan pemaksaan terhadap jama’ah, ataupun

masyarakat, selain itu juga dilakukan penerimaan keluhan serta pendapat dari

jama’ah terkait pelaksaan kegiatan dakwah, bisa dilakukan dalam bentuk

pemberiaan workshop atau pemberian informasi kepada jama’ah masyarakat

secara terang benderang.

2. Pelaksanaan pengembangan dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi

kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan dilaksanakan

oleh tokoh agama, Wali Nagari serta tokoh adat di kenagarian ini, terdapat

empat bentuk yang dilakukan oleh masyarakat, sebagai berikut: Majelis

taklim atau pengajian, Pengelolaan TPQ, salat berjemaah serta Ikatan

Remaja Masjid (IRM).

3. Terakhir yaitu terdapat evaluasi strategi, setelah pelaksanaan yang telah

dirancang, para tokoh agama dan tokoh adat serta Wali Nagari melakukan

71
72

evaluasi terhadap pelaksanaan program, apabila terdapat kesalahan,

kekurangan didalam program yang telah dirancang tersebut, maka akan

dilakukan penghentian program, pembaharuan program, pelanjutan program,

penyebarluasan program.

B. Saran

Peneliti mengharapkan agar para tokoh agama dan Wali Nagari lebih aktif dan

siap lagi dalam hal pengembangan dakwah yang dapat dilakukan oleh seluruh

lapisan masyarakat dan dimulai dari sejak masa anak anak sampai tua.

Pengembangan dakwah itu dapat dilakukan juga dimanapun dan kapanpun

asalkan ada niat dan seseorang yang mau ikut berkontribusi lebih lanjut. Selain itu

penulis juga mengharapkan kepada pembaca agar lebih dapat memahami dan

meyakini ajaran agama Islam yang mana itu dijadikan sebagai pedoman hidup

dalam kehidupan ini agar kita menjadi lebih terarah dan terhindar dari dosa serta

mendapatkan bahagia dalam kehidupan dunia sekarang dan akhirat nantinya.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul, Maman, Djalil, Rafi’udin. Prinsip dan Strategi Dakwah.( Bandung :


CV Pustaka setia 2001)
Ahmad Subandi. 1996. Ideologisasi Gerakan Dakwah. Yogyakarta: Sipress.
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Amzah, 2009)
Andy Dermawan , 2002. Sosiologi Dakwa.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta:Rineka Cipta, 2006)
Asmuni, Syukir. Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al Iklas, 1983)
Awaludin, Pimay. Paradigma Dakwah Humanis, Strategi, dan Metode Dakwah
Prof. KH. Saefudin Zuhri. Semarang :Rasali (2005)
Aziz. M.A. Ilmu Dakwah (Jakarta. Kencana,2009)
Bogdan, Biklen, Qualitative Research For Education, (Boston; Ally and Bacon,
1992)
Daniel, Moechar. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. ( Jakarta : Bumi Aksara,
2002)
David Fread R. Manajemen Strategi Konsep ( Jakarta: Prenhallindo, 2002)
Ajidan
Dr. Syamsuddin AB., S.Ag., M. Pengantar sosiologi Dakwah, PRENADAMEDIA
GROUP, 2016

Dr.Syamsuddin AB., S.Ag., M.Pd.. Pengatar Sosiologi Dakwah.


PRENADAMEDIA GROUP, 2016

Faizah dan Lalu Muchsian Effendi. Psikologi Dakwah, (Cet. IV; Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018 )

Hadari, Nawari. Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Gajah Mada University


Press, 2005)

Hafi, Anshari. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah: Pedoaman untuk


Mujahid Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas)

73
Jobrohim. Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: Hanidita Graha Wijaya,
2003)
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta,
2006).
Moh Ali, Aziz. A. Ilmu Dakwah. (Jakarta:Penada Media, 2004).
Muhammad Natsir. Fiqh al-Dakwah Dalam Majalah Islam, (Kiblat
Jakarta,1971)
Muhammad Yunus. 1973. Pedoman Dakwah Islamiyah.. Jakarta: Hidakarya
Agung
Munir dan Wahyu Ilahi Muhammad. Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat
Semesta, 2006)
Munir, ddk. 2009. Metode Dakwah. Jakarta : Kencana
Noeng Muhadjir. Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:Rake Sarasin 1996)
Pimay , Awaludin. Metodologi Dakwah, (Semarang : Rasail. 2006)
Quraisy Shihab, M. Membumikan Al-quran (Bandung: Mizan, 1995)
Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah. (Jakarta PT Raja Grafindo Persada,
2011)
Soekanto, Soerjono. Sosiologi: suatu Pengantar (Jakarta, Raja Grafindo
persada,1985)
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. (Bansung :
Alfabeta ,2013)
Suhandang, Kustadi. Strategi Dakwah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya)
Suraini, Manajemen Dakwah dalam kehidupan Pluralisme Indonesia, (Jakarta:
MSCC, 2005)
Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Penerbit Al-ihlas, Surabaya
Indonesia.
Tayibnapis Yusuf Farida, Evaluasi Program, (Jakarta; Rineka Cipta, 2000)

Tjiptono, Fandy Strategi Pemasaran Edisi 4, (Yogyakarta: Andi, 2015)

71
36

Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, (Yogyakarta :


Graha Ilmu. 2010)
Zsujada. Manajemen Program Pendidikan.( Jakarta: Rineka Cipta, 2000)
Wawancara
Darisman. Staf wali di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek
Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung Tanggal
20 April 2023.
http://surauwongdeso.blogspot.com/2013/04/makalah-majelis-talim.html,
tanggal 20 April 2023
Jonasri. Wali nagari Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek
Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April
2023.
Rafli.A.L. Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu
Tapan Kab Pesisir Selatan, Wawancara Lansung, 13 Desember 2022.
Rahmadona Suci. Selaku ketua panitia dalam Pembina dalam penyelenggaran
MTQ di Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu Tapan
Kab Pesisir Selatan. Online. Tanggal 15 Mei 2023.
Sus, guru TPQ di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu
Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung .Tanggal 20
April 2023.
Wati Ida. Masyarakat di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah
Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung
Tanggal 20 April 2023.
Internet
http://kendal.kemenag.go.id/ diakes 20 Maret 2023
http://simbi.kemenag.go.id/pustaka diakses 18 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai