Anda di halaman 1dari 71

STRATEGI PENGEMBANGAN DAKWAH PADA MASYARAKAT DI

KENAGARIAN TEBING TINGGI KECAMATAN RANAH AMPEK HULU


TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
sosial (S.Sos) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah
Dan Ilmu Komunikasi

Oleh :

Elja Ratna Sari


1912040044

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1444 H / 2023 M
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ...................................................7
C. Tujuan Penelitian........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................7
E. Penjelasan Judul .........................................................................................8
F. Sistematika Penulisan..................................................................................11

BAB II : KERANGKA TEORI .............................................................................13

A. Strategi .....................................................................................................13
1. Pengertian Strategi ................................................................................13
2. Tahapan – Tahapan Strategi ..................................................................14
3. Langkah – Langkah Perencanaan Strategi ............................................15
4. Bentuk – Bentuk Strategi Dakwah.........................................................16
B. Dakwah......................................................................................................18
1.Pengertian Dakwah.................................................................................18
2. Tujuan dan Fungsi Dakwah ..................................................................19
3. Unsur –Unsur Dakwah ..........................................................................20
C. Pengembangan Dakwah .........................................................................23
1. Pengertian Pengembangan Dakwah ......................................................23
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Dakwah ..............................................23
D. Masyarakat ..............................................................................................25
1. Pengertian Masyarakat...........................................................................25
2. Ciri-ciri Masyarakat...............................................................................26

BAB III : METODE PENELITIAN ......................................................................32

A.Jenis Penelitian............................................................................................32

B. Lokasi / Seting Penelitian ..........................................................................32


C. Sumber Data ..............................................................................................32

D. Teknik pengumpulan Data ........................................................................33

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Deskrisi Lokasi Penelitian


B. Perumusan Strategi Penengembanga Dakwah Di Kenagarian Tebing
Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir
Selatan
C. Implementasi Strategi Pengembangan Dakwah Di Kenagarian Tebing
Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir
Selatan
D. Evaluasi Strategi Penengembanga Dakwah Di Kenagarian Tebing
Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir
Selatan

BAB V : PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam Merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi

Muhammad SAW untuk membina umat manusia agar berpegang teguh kepada

ajaran-ajaran yang benar dan diridhai-Nya serta untuk mencapai kebahagian di

dunia dan akhirat. Sebagai seorang Muslim, kita selalu berusaha untuk

menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranngannya.

Pada hakikatnya dakwah adalah suatu usaha, kegiatan mengajak, menyeru,

dan membimbing umat manusia untuk berbuat baik dan menaati ajaran agama

Islam serta mengamalkan aqidah dan syariat Islam yang telah ditetapkan oleh

Allah SWT. Berdakwah merupakan kewajiban setiap individu muslim sesuai

kemampuan masing-masing. Oleh karena itu, bagi kaum yang mentaati perintah

dakwah tersebut beruntunglah mereka. Karena mereka berdakwah bukanlah

semata-mata untuk kepentingan pribadi mereka, istri mereka, atau niat

duniawiyah belakang, namun yang jelas berniat membela dan menegakkan agama

Allah SWT.

Dakwah memiliki arti sebagai sebuah seruan ajakan kepada keinsyafan atau

usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik terhadap pribadi maupun

masyarakat. Perwujudan dakwah bukan hanya sekedar usaha peningkatan

pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga

1
2

menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, dakwah harus

berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam Secara menyeluruh dalam

berbagai bidang kehidupan.1 Sementara Muhammad Natsir mengemukakan

bahwa dakwah diartikan sebagai usaha menyeru dan menyampaikan kepada

perorangan manusia dan seluruh umat tentang pandangan dan tujuan hidup

manusia di dunia ini yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai

macam media dan cara yang diperolehkan akhlak dan membimbing

pengamalannya dalam peri kehidupan perseorangan, rumah tangga (usrah)

bermasyarakat dan bernegara.2

Berdasarkan defenisi dakwah yang telah disebut diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa sebetulnya esensi dakwah terletak pada usaha pencegahan

(preventif) dari penyakit-penyakit masyarkat yang bersifat psikis dengan cara

mengajak, memotivasi, merangsang serta membimbing individu atau kelompok

agar sejahtera dan sehat jiwa dan raganya, sehingga mereka dapat menerima

ajaran agama dengan penuh dengan kesadaran dan dapat menjalankan ajaran

agama sesuai dengan tuntutan syariat Islam.3

Seorang manusia yang telah diciptakan sebagai khalifah di dunia ini,

sepatutnya saat ini kita mengambil peran dalam menyampaikan dan mengajak

masyarakat untuk menjalankan syariat Islam, yakni mengajak kepada yang

makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dengan begitu, Islam akan menyebar
1
M. Quraisy Shihab, Membumikan Alquran (Bandung: Mizan, 1995), h. 194
2
Muhammad Natsir, Fiqh al-Dakwah Dalam Majalah Islam, (Kiblat Jakarta,1971), h. 7
3
Faizah dan Lalu Muchsian Effendi, Psikologi Dakwah, (Cet. IV; Jakarta: Prenadamedia
Group, 2018 )
3

secara luas dan cepat. Dalam Al-Qur’an sudah diterangkan secara jelas tentang

kewajiban mengambil peran dalam dakwah, salah satunya terdapat dalam Qs. Ali

Imran/ 3:104 berikut ini :

‫َو ْلَت ُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّم ٌة َّي ْد ُعْو َن ِاَلى اْلَخ ْي ِر َو َي ْأُمُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َي ْن َه ْو َن‬
‫ٰۤل‬
‫َع ِن اْل ُم ْن َك ِر ۗ َو ُاو ِٕىَك ُه ُم اْل ُم ْف ِلُحْو َن‬
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang ma’aruf dan mencegah
dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beuntung.”

Dalam berdakwah tentunya seorang da’i harus mampu menyampaikan

dakwahnya dengan menyeruh kepada masyarakat, karena sosok da’i yang mampu

mengajak seluruh masyarakat untuk selalu berada pada jalan kebaikan, tentunya

peran da’i sangat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan dakwah tersebut.

Namun yang menjadi tantangan bagi aktifitas dakwah, adalah setiap medan

dakwah memiliki masyarakat yang beraneka ragam baik dari segi pemahaman,

etis, bahasa, dan budaya. Terutama dalam berdakwah kepada masyarakat di

pelosok desa, tentu saja para aktifis dakwah menghadapi berbagai hambatan dan

kendala karena mayoritas masyarakat belum mengenal dengan pemahaman yang

baik dan masih kental dengan adat dan agama nenek moyang. Tentunya dalam

keadaan ini, diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu kepada masyarakat.

Pengembangan adalah faktor yang penting dalam usaha memperbaiki diri

manusia sebagai makhluk sosial. Pengembangan merupakan suatu usaha yang


4

dilakukan secara terarah, terencana maupun memperbaiki kehidupan manusia,

sehingga menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas

sebagai upaya meciptakan mutu yang lebih baik. Pengembangan dakwah

merupakan sebuah model aktivitas dakwah yang harus diperhatikan, kenyataan

menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luas dan

beragam. Cara terpenting yang harus dilalukan adalah seorang pemimpin dakwah

baik secara individu maupun kelompok harus menjadi figure yang selalu kreaktif,

inovatif dan berusaha untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

kemudian dibuktikan secara aktual dalam pergerakan dakwah.4

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling terkait oleh sistem-

sistem, adat istiadat, maupun hidup bersama. Masyarakat juga dapat diartikan

sebagai golongan besar atau kecil yang terdiri manusia. Istilah masyarakat dapat

menggambarkan bahwa hakikat manusia yang senantiasa ingin hidup bersama

dengan orang lain.

Perkembangan masyarakat yang semakin meningkat, tuntutan yang sudah

semakin beragam, membuat dakwah tidak bisa lagi dilakukan secara tradisional.

Dakwah sekarang sudah berkembang menjadi suatu profesi, yang menuntut skill,

planning, dan manajemen yang handal. Untuk itu diperlukan sekelompok orang

yang secara terus menerus mengkaji, meneliti, dan meningkatkan aktivitas

dakwah secara profesional.

4
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta,
2006). h. 243
5

Di Kenagarian Tebing Tinggi merupakan nagari yang terletak di Kabupaten

Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat. Memiliki dua (2) masjid dan mushola.

Tempat ibadah seperti masjid dan mushola daerah ini tidak dijadikan sebagai

tempat pengembangan dakwah agar menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan dari

data wawancara penulis dengan Haji Rafli A.L. Mengatakan pengembangan

dakwah yang ada di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan Kabupaten Pesisir Selatan masih sangat rendah dari awal corona (covid 19)

sampai saat ini keadaan keagamaan dan dakwah di Kenagarian Tebing Tinggi

sangat memperihatikan dilihat dalam kehidupan masyarakat di kenegarian

Tebing Tinggi sedikit banyaknya dipengaruhi oleh gerakan modernisasi yang

terkadang membawa kepada nilai-nilai baru dan kadang tidak sejalan bahkan

bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Tak heran bila dalam perkembangan modernisasi di Kenagarian Tebing

Tinggi memberikan tempat dan penghargaan yang terlalu tinggi terhadap materi.

Implikasi adalah kekuatan Iman yang selama ini dimiliki semakin mengalami

degredasi dan kenyataan yang melanda sebagian umat Islam. Seperti

permasalahan yang terlihat di lapangan antara lain : (1) Tidak ditemukan masjid

yang mengadakan pengajian rutin terhadap kajian agama, serta kuragnya minat

dari masyarakat untuk mendengarkan kajian-kajian dari masjid atau mushola, (2)

Metode dakwah masih memakai cara lama yaitu ceramah sehingga masyarakat

menjadi cepat bosan dalam mendengarkan dan tidak meningkatkan pemahaman

masyarakat tentang agama, (3) masih di temukan masyarakat yang belum bisa
6

membaca Al-Qur’an, (4) Faktor kesibukan pribadi sehingga sulit dalam

membicarakan dan berdiskusi tentang persoalan-persoalan yang berhubungan

dengan agama, terakhir (5) banyak dari kalangan anak muda serta orang dewasa

lebih terfokus dengan teknologi contohnya penggunaan sosial media yang

berlebihan. Sosial media merupakan tempat dimana masyarakat untuk bertukar

informasi, pesan atau mengekspresikan tentang diri mereka sendiri.5

Keberadaan da’i atau penyuluh agama Islam di Kenagarian Tebing Tinggi

pada umumnya masih kurang maksimal dalam memberikan pemahaman agama

Islam di masyarakat Tebing Tinggi, hal ini disebabkan karena kurangnya rasa

percaya diri, kurangnya penguasaan media dakwah, serta kurangnya kesadaran

untuk berdakwah. Dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu adanya

strategi pengembangan dakwah yang dimulai dari pengembangan sumber daya

manusia (SDM) da’i atau penyuluhan agama Islam, pengembangan media digital

sebagai media berdakwah, dan evaluasi agar pengembangan dakwah dapat

berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan hal di atas, peneliti mencoba merumuskan sebuah karya skripsi

dengan judul Strategi Pengembangan Dakwah Pada Masyarakat Di Kenagarian

Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

B. Rumusan Masalah

5
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan, Wawancara Lansung, 13 Desember 2022.
7

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang

akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Tahapan strategi apa yang harus dilakukan dalam pegembangan dakwah oleh

masyarakat Di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan Kabupaten Pesisir Selatan ?

2. Apa bentuk-bentuk pelaksanaan strategi pengembangan dakwah oleh

masyarakat Di Kenagarian Tebing Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan ?

3. Bagaimana dampak strategi pengembangan dakwah terhadap masyarakat Di

Kenagarian Tebing Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir

Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui strategi apa yang harus dilakukan dalam Pengembangan

Dakwah Pada Masyarakat Di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

2. Untuk mengetahui apa bentuk-bentuk pelaksanaan strategi Pengembangan

Dakwah oleh Masyarakat Di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan


8

3. Untuk mengetahui bagaimana dampak strategi pengembangan dakwah

terhadap masyarakat Di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek

Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

D. Manfaat Penelitian

Secara umum signifikasi manfaat penelitian ini meliputi dua aspek yaitu:

1. Manfaat Akademis

a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana tentang strategi pengembangan

metode dakwah

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian bermanfaat untuk menambahkan wawasan dan

pengetahuan mengenai strategi pengembangan dakwah

b. Sebagai bahan referensi, rujukan, serta pertimbangan bagi penelitian-

penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh mahasiswa/i Jurusan

Pengembangan Masyarakat

E. Penjelasan Judul

Sebelum beranjak lebih jauh membahas masalah ini, perlu dijelaskan terlebih

dahulu kata-kata yang terdapat dalam judul proposal ini, agar tidak terjadi kesalah

pahaman atau keraguan mengenai judul Strategi Pengembangan Dakwah Pada


9

Masyarakat Di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Strategi : Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang

menyeluruh, komprehensif, dan terpadu yang

diarahkan untuk mecapai tujuan yang ditentukan.6

Pengembangan : Pengembangan (Developing) proses yang

didasarkan atas usaha untuk mengembangkan

sebuah kesadaran, kemauan, keahlian, serta

keterampilan para elemen dalam masyarakat.

pengembangan yang berorientasi kepada perilaku

mengidentifikasi dan menyiapkan orang untuk

mengisi posisi-posisi tertentu dengan rasa

tanggung jawab yang lebih besar Dalam

Kehidupan di dunia maupun di akhirat.7

Dakwah : dakwah merupakan mengajak manusia atau

masyarakat dengan cara kebijakan kepada jalan

yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk

keselamatan dan kebahagian di dunia dan akhirat.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwasanya

pengembangan dakwah adalah usaha yang


6
Kustadi, Suhandang. Strategi Dakwah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya)
7
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2006). h. 243
10

dilakukan oleh seorang Da’i, alim ulama, pemuka

agama, ustad, dan orang yang paham akan agama

yang tujuannya untuk membawa arus

perkembangan dakwah menjadi lebih baik lagi.8

: Masyarakat merupakan suatu yang objektif

Mayarakat secara mandiri, bebas dari individu-individu yang

merupakan anggota-anggotanya, masyarakat

sebagai sekumpulan manusia yang hidup

bersama, bercampur untuk waktu yang cukup

lama, mereka sadar bahwa mereka merupakan

suatu kesatuan dan suatu sistem hidup bersama.9

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis

menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab pertama ini akan membahas: latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

8
Wahidin. Saputra. Pengatar Ilmu Dakwah (Jakarta:PT Raja Grafindo: Persada. 2011)
9
Soemardjan, S. (2006) dalam Soerjono Soekanto, 22
10
11

penjelasan jdul dan sistematika penulisan skripsi

Bab II : Landasan Teori

Bab kedua ini merupakan bagian yang

mencakup tentang kerangka teori dari penelitian

ini akan mendekripsikan tinjuan umumm

tentang strategi, dakwah, pengembangan

dakwah serta masyarakat.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang jenis penelitian,

lokasi penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, pengelohan data dan analisa

data.

Bab IV : Hasil Penelitian

Pada bab ini memuat tentang gambaran umum

lokasi penelitian dan juga hasil temuan

penelitian.

Bab V : Penutup

Pada bab merupakan bagian akhir dari penelitian

yang telah dibuat yang meliputi kesimpulan


BAB II

KERANGKA TEORI

A. Strategi

a. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan

sebagai the art of the general atau seni seorang paglima yang biasanya

digunakan dalam peperangan. Namun akhirnya strategi berkembang untuk

semua kegiatan organisasi, termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya

dan agama. Strategi adalah suatau kesatuan rencana yang meyuruh,

komprehensif, dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang

ditentukan.11

Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dalam kondisi

tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.

Sedangkan strategi dakwah dapat diartikan sebagai proses menentukan

cara-cara dan upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan

kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dengan

kata lain, strategi dakwah adalah siasat, taktik yang ditempuh dalam

rangka mencapai tujuan dakwah.12 Kini ilmu strategi mempunyai arti dan

peranan yang sangat berkaitan dengan seni dan ilmu pengetahuan. Kini

strategi mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi setiap

orang/organisasi dalam mencapai tujuannya setiap hari dalam kehidupan


11
Djalil, Rafi’udin dan Abdul. Maman. 2001 :76 . Prinsip dan Strategi Dakwah.
Bandung : CV Pustaka setia
12
Pimay Awaludin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis, Strategi, dan Metode Dakwah
Prof. KH. Saefudin Zuhri. Semarang :Rasali

12
13

manusia yang diperlukan strategi. Menurut Ali Aziz bahwa strategi adalah

perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesian untuk mencapai

tujuan dakwah tertentu.13 Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan

(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.

Disamping itu dapat pula berarti “kemampuan yang terampil dalam

menangani dan merencanakan sesuatu”. Sedangkan tujuan suatu strategi

ialah untuk merebut kemenangan atau meraih suatu hasil yang

diinginkan.14

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan pengertian

dari strategi dakwah adalah suatu perencanaan dakwah tentu dengan

metode khusus yang digunakan agar dakwah dapat diterima oleh sasaran

secara benar dan akurat. Adapun stategi yang digunakan dalam usaha

dakwah haruslah memperhatikan beberapa asas dakwah, yaitu diantaranya:

a) Asas filosofis, Asas ini merupakan masalah yang erat hubungannya

dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktivitas

dakwah.

b) Asas kemampuan dan keahlian da’i. Asas ini menyangkut

permasalahan mengenai kemampuan dan profesionalisme da’i sebagai

subjek dakwah.

c) Asas sosiologis ,Asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik

pemerintah setempat, mayoritas agama situasi daerah, dan sebagainya.


13
Aziz, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi Cet. Ketua, 2009, h. 349
14
Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Penerbit Al-ihlas, Surabaya Indonesia, h.
32
14

d) Asas efektivitas dan efesiensi. Maksud dari asas ini adalah didalam

aktivitas dakwah harus di usahakan keseimbangan antara biaya, waktu,

maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasil, sehingga

hasilnya dapat maksimal.15

b. Tahapaan-tahapan Strategi

Dalam proses strategi ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh yaitu:

a. Perumusan Strategi adalah pengembangan mengenai peluang dan

ancaman eksternal, penetapan kekuatan dan kelemahan secara interna,

melahirkan strategi alternative, serta memilih stategi untuk

dilaksanakan. Pada tahapan ini dapat diproses, merancang serta seleksi

berbagai strategi yang akhirnya menuntut pada pencapaian misi dan

tujuan organisasi.

b. Implementasi strategi disebut sebagai tindakan dalam strategi,

dikarenakan implementasi berarti mobilitas untuk mengubah strategi

yang dirumuskan menjadi suatu tindakan, kegiatan yang termasuk

dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya dalam

mendukung startegi, menciptakan struktur yang efektif,

mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk

agar tercapai kesuksesan dalam implementasi strategi.

c. Evaluasi strategi merupakan suatu proses dimana manager

membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dengan menciptakan

15
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah
15

tujuan. Tahapan akhir dalam strategi yaitu mengevaluasi strategi yang

telah dirumuskan.16

3. Langkah-Langkah Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi merupakan upaya yang dilakukan dalam

membuat keputusan maupun tindakan penting yang membentuk

bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan suatu organisasi, dan

mengapa harus mengambil suatu tindakan tersebut. Berpijak dari langkah-

langkah perencanaan stategi merupakan sebuah organisasi yang harus

diperhatikan yaitu sebagai berikut:

a. (kekuatan ) yaitu harus memperhitungkan kekuatan yang dimiliki baik

internal maupun ekternal. Dan secara bersinggungan dengan mausia

maupun kegiatan yang dimilikinya.

b. (kelemahan) yaitu bagaimana memperhitungkan kelemahan-

kelemahan yang dimilikinya.

c. (peluang) yakni seberapa besar dalam peluang yang mungkin tersedia

di luar, hingga peluang yang sangat kecil dapat diterobos.

d. (ancaman) yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari

luar.17

4. Bentuk – Bentuk Strategi Dakwah

Bentuk-bentuk strategi dakwah menurut Al Bayanuni terbagi menjadi

dua bentuk yaitu :

a. Strategi Rasional (al-manhaj al-‘aqli)


16
David Fread R. 2002. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Prenhallindo.
17
Djalil, Rafi’udin dan Abdul, Maman. Prinsip dan Strategi Dakwah . Bandung: Pustaka
Setia.
16

Strategi rasional merupakan stategi dakwah yang memutuskan pada

aspek akal pikiran. Strategi rasional mengarahkan mitra dakwah untuk

berfikir dan merenungkan serta mengambil pelajaran dari keadaan.

Strategi ini mendorong mitra untuk lebih kritist terhadap fenomena

maupun keadaan yang terjadi baik yang mengenai orang lain maupun

yang berkaitan dengan pribadi. Strategi rasional yang mana pada

intinya manusia untuk dituntut untuk bisa berfikir dan fokus terhadap

masalah apapun fenomena yang terjadi sehingga menentukan

pembenaran sesuai dengan hati dan akal dari manusia.

b. Strategi Indrawi (al-manhaj al-hinssy)

Adapun strategi indrawi merupakan strategi dakwah yang berorintesi

pada hasil percobaan maupun dari panca indera. Strategi ini disebut

dengan strategi eksperimen atau strategi ilmiah. Strategi ini

menggunakan metode keteladanan dan keagamaan sebagai panutan

untuk mitra dakwahnya.18 Strategi dakwah yang dilakukan

membutuhkan penyesuaian yang tepat dan akurat dengan memperkecil

kelemahan dan memperbesar perluangnya apabila didorong dengan

mitra mitra dakwah yang terpelajar.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal bahasa Arab yaitu da’a-yad’i-

da’watan yang artinya mengajak, menyeru dan memanggil dan bisa

disebut sebagai undangan untuk setiap umat muslim agar selalu bertakwa
18
Ajidan Strategi Dakwah , (Jakarta: Kencana, 2017) hlm 12
17

kepada Allah.19 Pengertian tersebut dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an

surah Yunus (10) ayat 25: Allah menyuru (manusia) ke Darussalam

(surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang

lurus (Islam). Dengan demikian, dakwah secara bahasa mempunyai makna

yang bermacam-macam, antara lain: a) menegaskan atau membela, baik

terhadap yang benar ataupun yang salah, yang positif ataupun ang

negative. b) suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk

menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu. c) do’a

(permohonan kepada Allah SWT). d) meminta dan mengajak seperti

ungkapan, da’a bi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau

didatangkan makanan ataupun minuman.20

Secara terminologis, banyak pendapat para ahli tentang defenisi

dakwah. Menurut Toha Yahya Oemar menyatakan dakwah Islam sebagai

upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah Tuhan untuk kesalamatan di dunia dan akhirat.

Menurut Abdullah Ba’alawi berpendapat bahwa dakwah adalah mengajak

membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti dan orang yang

sesat jalannya agama yang benar dan dapat dialihkan kejalan ketaatan

kepada Allah. Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Abduh mengatakan

bahwa dakwah merupakan menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari

kemungkaran adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap umat muslim.21

19
Muhammad Yunus, 1973. Pedoman Dakwah Islamiyah. Jakarta Hidakarya Agung.
20
Ahmad Subandi. 1996. Ideologisasi Gerakan Dakwah. Yogyakarta: Sipress.
21
Wahidin, Saputra. Pengatar Ilmu Dakwah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010 )
hlm 1-2
18

Menurut Andy Dermawan mengatakan dakwah adalah ajakan

atau seruan untuk mengajak kepada seorang atau kelompok orang untuk

mengikuti dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam, dakwah

merupakan segala rekayasa dari rekayasan untuk mengubah segala bentuk

penyembahan kepada selain Allah menuju keyakinan tauhid, mengubah

semua jenis kehidupan yang timpang ke arah kehidupan yang lapang, yang

penuh dengan ketenangan batin dan sejahteraan lahir berdasarkan nilai-

nilai Islam.22 Quraish Shihab mengatakan bahwa, dakwah adalah seruan

atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi

yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.

Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam

tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang

lebih luas, apalagi pada sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju

kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyuruh dalam berbagai

aspek.23

Secara praktis dakwah dapat dikatakan sebagai upaya atau

perjuangan dalam menyampaikan ajaran agama yang benar kepada umat

manusia dengan cara simpatik, adil, jujur, tabah, sabar, dan terbuka.

Menghidupkan jiwa manusia dengan janjian-janjian Allah Swt tentang

kehidupan bahagia, serta menggetarkan hati-hati dengan cara ancaman

22
Andy Dermawan , 2002. Sosiologi Dakwa. UIN Imam Bonjol Padang
23
Munir, ddk. 2009. Metode Dakwah. Jakarta : Kencana .
19

Allah Swt terhadap segala perbuatan tercela melalui nasehat-nasehat

maupun peringatan-peringatannya.24

Ilmu dakwah dan sosiologi sama-sama menelusuri aspek proses

pada masyarakat. Jika dalam sosiologi yang ditelusuri adalah proses yang

timbul dalam masyarakat, maka proses yang timbul itu disepesifikasikan

dalam ilmu dakwah sebagai proses penyampaian ajaran Islam. Adapun

dalam tataran objek formal, ilmu dakwah dan sosiologi memiliki titik

kesamaan pada hubungan antara manusia. Dakwah yang merupakan

bagian dari fenomena keagamaan memiliki peran besar dalam proses

sosial. Karena peran besar tersebut, maka tidak heran jika dalam penelitian

dakwah, sosiologi dijadikan satu pendekatan sebagai metodenya.25

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dakwah

adalah suatu usaha atau kegiatan mengajak, menyeru, dan membimbing

umat manusia untuk berbuat baik dan mena’ati ajaran agama Islam serta

mengamalkan aqidah syariat Islam yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Dakwah merupakan aktivitas dn upaya untuk mengubah manusia, baik

individu maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi

yang lebih baik.

2. Tujuan dan Fungsi Dakwah

24
Suraini, Manajemen Dakwah dalam kehidupan Pluralisme Indonesia, (Jakarta: MSCC,
2005) hal. 23
25
Dr. Syamsuddin AB., S.Ag., M. Pengantar sosiologi Dakwah, UIN Imam Bonjol
Padang, hlm 171-172
20

a. Tujuan Dakwah

Kegiatan dakwah Islam tentunya mempunyai tujuan. Secara

hakikat, dakwah mempunyai tujuan menyampaikan kebenaran ajaran

yang ada dalam Al-Qur’an dan al-hadis dan mengajak manusia untuk

mengamalkannya. Tujuan dakwah ini dapat dibagi menjadi, tujuan

yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah. Dilihat dari aspek

tujuan perorangan, tujuan, untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat,

dan tujuan manusia sedunia. Adapun tujuan dakwah dilihat dari aspek

materi Menurut masyhur Amin ada tiga tujuan yang meliputi a) tujuan

akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia.

b)tujuan hukum, aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat

manusia yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh

Allah SWT. c) tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi Muslim yang

berbudi luhur dan berakhlakul karimah. Dari keseluruhan tujuan

dakwah dilihat dari aspek maupun materi dakwah, maka dapat

dirumuskan tujuan dakwah adalah untuk memperoleh kebahagian

dunia dan akhirat.26

Tujuan dakwah adalah melakukan proses penyelenggaraan dakwah

yang terdiri dalam berbagai aktivitas untuk nilai tertentu, dan nilai

yang diingin dicapaikan oleh keseluruhan usaha dakwah pada

hakikatnya merupakan konsekuen logis dari usaha-usaha dakwah yang

dilakukan dengan sungguh-sungguh. Meskipun terjadi perbedaan-

26
Dr.Syamsuddin AB., S.Ag., M.Pd., Pengatar Sosiologi Dakwah. Perpustakaan UIN
Imam Bonjol Padang.
21

perbedaan dalam tujuan dakwah, tetapi sebenarnya pendapat-pendapat

mereka memiliki benang merah yang dapat menjadi titik temu dan

hakikat dari dakwah itu sendiri, yakni dakwah Islam. Dalam aktivitas

mengajak kepada jalan Islam, Al-Qur’an memberikan gambaran yang

jelas seperti tertera dalam surat Fushilat (41) ayat 33: “Siapakah yang

lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah,

mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya aku

Termasuk orang-orang yang berserah diri”

Dari ayat diatas pendekatan yang digunakan dalam menjalan

aktivitas dakwah bil-amal yang merupakan aktivitas dakwah yang

dilakukan dengan cara social engineering ( rekayasa sosial). Dakwah

model ini yang menjadi focus kajian Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam (PMI).

Pada dasarnya tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai melalui

tindakan, perbuatan, atau usaha. Dalam kaitannya dengan dakwah,

menurut Pimay tujuan dakwah dibagi menjadi dua yaitu:

1) Tujuan Umum dakwah merupakan menyelamatkan umat manusia

dari kelemahan kegelapan dan membawanya ketempat yang terang

benderang, dari jalan yang sesat ke jalan yang lurus, dari lembah

kemusyrikan dengan segala bentuk kesengsaraan menuju kepada

tauhid yang menjanjikan kebahagian dunia dan akhirat.

2) Tujuan Khusus yaitu terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan

dengan cara yang benar dan berdasarkan keimanan dan


22

terwujudnya masyarakat muslim yang diidamkan dalam suatu

tatanan hidup berbangsa, bernegara, adil, makmur, damai, dan

sejahtera dibawah limpahan rahmat Allah SWT.27

A. Fungsi Dakwah

1. Untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagaimana individu dan

masyarakat sehingga mereka merasakan Islam benar-benar rahmatan

lil alamin bagi seluruh makhluk Allah.

2. Untuk melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum

muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta

pemeluknya dari generasi ke generasi tidak terputus.

3. Dakwah berfungsi korektif, artinya meluruskan akhlak yang bengkok,

mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan

rohani.28

B. Unsur-Unsur dakwah

1. Da’i (pelaku dakwah)

Merupakan orang yang melakukan dakwah, atau dapat diartikan

sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain

(mad’u). Da’i disebut juga dengan pendakwah. Secara ideal,

pendakwah adalah orang mukmin yang menjadi Islam sebagai

agamanya, Al-Qur’an sebagai pedomannya, Nabi Muhammad

Rasululah Saw sebagai pemimpin dan teladan baginya. 29 Da’i adalah

27
Awaludin Pimay, Metodologi Dakwah, (Semarang : Rasail. 2006) hlm 8-13
28
Aziz. M.A.. Ilmu Dakwah (Jakarta. Kencana,2009)
29
Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah. (Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2011)
hlm 261
23

orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan maupun

perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, maupun

lewat organisasi/lembaga.30

Dalam dunia dakwah pengembangan sumber daya da’i lebih

ditekankan pada pengembangan aspek mental, spiritual, dan emosi

serta psycho-motoric manusia untuk mencapai tujuan. Dengan kata

lain, citra ideal sumber daya manusia Muslim adalah kemampuan

dalam penguasaan ilmu dan teknologi yang diimbangi dengan

kekuatan keimanan, dengan identifikasi sebagaiberikut a) Ciri

keagamaan. Seorang da’i sebagai kekuatan sumber daya manusia yang

ideal harus memiliki keimanan dan keyakinan yang kuat dan kosisten,

sehingga mampu mempengaruhi perilaku dan kultur hidup-nya.

Seorang da’i paling penting memiliki kekuatan keilmuan,

keterampilan, dan manajemen yang baik. b) Ciri Keilmuan. Ciri

keilmuan seorang da’i ditandai dengan kekampuan skill yang bagus, di

samping keahlian dan kerampilan. Keterampilan ini dikonotasikan

dalam pelaksanaan program. Hal ini berkaitan langsung dengan

jenjang pendidikan yang ditempuh oleh da’i. c) Ciri motivasi. Seorang

da’i harus memiliki motivasi untuk maju dan produktif, sehingga skil-

nya bermanfaat bagi organisasi dakwah maupun dirinya sendiri, karena

motivasi merupakan aspek motorik yang mampu meningkatkan

produktivitas dan kualitas.31

30
Abdul Munir Mukhan. 1996. Ideologi Gerakan Dakwah. Yogyakarta
31
Muhammad Yunus. 1973. Pedoman Dakwah Islamiyah.. Jakarta: Hidakarya Agung.
24

2. Mad’u (Objek Dakwah)

Mad’u merupakan objek dakwah bagi seorang da’i yang bersifat

individual, kolektif, atau masyarakat umum. Masyarakat umum

sebagai objek dakwah, sasaran dakwah merupakan salah satu unsur

yang penting dalam sistem dakwah yang tidak kalah perannya

dibandingkan unsur-unsur dakwah yang lain. Oleh sebab itu, masalah

masyarakat ini seharusnya dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum

melangkah ke aktivitas dakwah yang sebenarnya. Maka dari itu

sebagai bekal dakwah dari seorang da’i/mubalig hendaknya

memperlengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan dan

pengalaman yang erat hubungannya dengan masyarakat.32

Salah satu unsur dakwah adalah mad’u yakni manusia yang

merupakan individu atau bagian dari komunitas tertentu yang menjadi

sasaran dakwah. Secara umum, Al-Qur’an menjelaskan aqda tiga tipe

mad’u yaitu mukmin, kafir dan munafik

3. Maddah dakwah (materi dakwah)

Maddah dakwah merupakan isi pesan atau materi yang

disampaikan pada mad’u, dalam hal ini sudah jelas bahwa yang

menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Pada dasarnya

materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak

dicapai. Secara garis besar materi dakwah diklasifikasi menjadi tiga

hal pokok yaitu:

32
Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah. (Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2011)
hlm 280
25

a) Aqidah merupakan serangkaian ajaran yang menyangkut sistem

keimanan/kepercayaan terhadap Allah SWT. Contoh masalah

aqidah seperti meliputi iman kepada Allah SWT, iman kepada

malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, dan iman

kepada qada’ dan qadar.

b) Syariah merupakan serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas

manusia muslim didalam semua aspek kehidupannya, mana boleh

dilakukan dan yang mana tidak boleh dilakukan, yang mana haram

dan mana yang halal, mana yang mubah sebagainya. Dalam hal ini

menyangkut hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan

sesamanya. Contohnya seperti masalah syariah yaitu ibdah dalam

arti khas (sholat, zakat, naik haji) dan muamalah dalam arti luas

(hukum perdata dan hukum publik).

c) Akhlak merpakan yang menyangkut taat kepada Allah SWT.

Ajaran akhlak dalam Islam termasuk ke dalam materi dakwah yang

penting untuk disampaikan kepada masyarakat penerima dakwah,

karena akhlak merupakan penyempurna keimanan dan keislaman

seseorang.

4. Wasilah (media dakwah)

Wasilah (media dakwah) adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Untuk

menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan

berbagai wasilah. Diantara media dakwah yang Masih banyak


26

digunakan oleh para da’i saat ini adalah : Tv, tik-tok, istagram, you

tube, google, dan buku.33

5. Atsar (efek dakwah)

Dalam setiap dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya, jika

dakwah telah dilakukan oleh da’i dengan materi dakwah, wasilah, dan

thariq tertentu, maka timbul respon dan efek (atsar) pada mad’u

(penerima dakwah). Evaluasi terhadap efek atau feedback (umpan

balik) dari proses dakwah sering kali diabaikan oleh kebanyakan

pendakwah, baik secara perorangan maupun dari lembaga.

Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan,

maka selailah dakwah. Padahal evaluasi sangat besar artinya dalam

penentu langkah-langkah dakwah berikutnya. Dengan menganalisis

efek dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah

akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-

langkah berikutnya.34

C. Pengembangan Dakwah

1. Pengertian Pengembangan dakwah

Pengembangan merupakan upaya memperluas atau mewujudkan

potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara tingkat kepada suatu

keadaan yang lebih lengkap, lebih besar, atau lebih baik dalam memajukan

33
Hafi, Anshari. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah: Pedoaman untuk Mujahid
Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas,1993:46)
34
Moh Ali, Aziz. A., 2004. Ilmu Dakwah. (Jakarta:Penada Media). Hlm 462
27

sesuatu dari yang lebih awal kepada yang lebih akhir, atau dari yang

sederhana kepada tahapan yang lebih kompleks.35

Pengertian dakwah dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 disebut

bahwa dakwah adalah mengajak untuk manusia ke jalan Allah dengan cara

yang bijaksana, nasehat yang baik, serta berdebat dengan cara yang baik

pula.36 Jadi pengembangan dakwah merupakan salah satu perilaku

manajerial yang itu merupakan meliputi pelatihan yang digunakan sebagai

sasaran untuk meningkatkan keterampilan seseorang dan memudahkan

penyesuaian terhadap pekerjaannya dan kemajuan karirnya.

Dari penjelasan diatas penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan

dakwah adalah suatau cara atau usaha membangun dan mengembangkan

kemauan, keahlian, serta metode-metode dakwah agar proses dakwah

berjalan secara efektif dan efesien.

2. Prinsip-prinsip Pengembangan Dakwah

Dalam sebuah proses pengembangan dakwah terhadap beberapa

prinsip-prinsip yang akan membawa kearah pengembangan dakwah.

Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a. Mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan

Proses pengembangan keterampilan da’i bertujuan untuk menentukan

apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka ketahui dan apa yang

mereka ketahui dalam menyiapkan mereka dalam terjun langsung ke

objek dakwah atau sebuah perubahan yang disebabkan oleh ahli

35
Zsujada. Manajemen Program Pendidikan.( Jakarta: Rineka Cipta, 2000)
36
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al Iklas, 1983)
28

teknologi baru yang berimplikasi pada perkembangan mad’u sebagai

konsekuensinya membutuhkan sebuah keterampilan yang khusus bagi

para da’i itu sendiri. Kebutuhan akan lebih banyak pelatihan dapat

diidentifikasi pada perbedaan antara keterampilan yang dimiliki

sekarang dengan keterampilan yang dibutuhkan, yaitu dengan

melakukan analisis terhadap kinerja para da’i.

b. Membantu rasa kepercaya diri da’i

Melatih akan lebih berhasil jika da’i merasa yakin bahwa ia akan

berhasil mempelajari suatu keterampilan. Pada fase ini dimulai dari

tingkat kesujaran tertentu dan dilanjutkan dengan langkah-langkah

yang sesuai dengan keterampilan dan spesialisasi da’i tersebut.

c. Membuat penjelasan yang berarti

Dalam proses peningkatan pemahaman serta daya ingat selama

pelatihan harus dibangun atas dasar pengetahuan. Pada saat

menjelaskan prosedur atau langkah demi langkah harus diupayakan

dengan menggunakan bahasa yang jekas, lugas, dan sependapat

mungkin menghindari intruksi yang memiliki arti kontradiktif. Dengan

demikian, penjelasan dapat diterima sesuai dengan pemahaman yang

dimiliki.

d. Mendorong aplikasi dari keterampilan dalam kerja dakwah

Setelah dilakukan proses pelatihan kepada da’i maka langkah penting

selanjutnya bagi para pemimpin atau manajer dakwah adalah


29

mengaplikasikan prinsip-prinsip serta prosedur dalam pemecahan

masalah-masalah actual yang berhubungan dengan kerja dakwah.

Sebagai konsekuensi logis penjelasan diatas, maka pemimpin dakwah

harus mampu mengarahkan para anggotanya untuk melakukan

perbaikan-perbaikan terhadap organisasi yang diiringi dengan

pengembangan kemampuan yang memadai serta peningkatan kualitas.

Sehingga diharapkan masing-masing anggota dapat melaksanakan

tugasnya dengan kemampuannya yang menandai dan dapat

menerjemahkan bakat dari kreativitas mereka menjadi sebuah hasil.

Demikian dari organisasi harus dapat menerjemahkan kemampuan

serta bakat dari anggotanya ke dalam aktivitas dakwah.37

3. Peluang dan Tantangan Pengembangan Dakwah

Peradaban informasi menjadikan agama semakin transparan, baik

dari segi doktrin dan ajaran ajaran, maupun dari segi kegiatan dan program

program yang di lahirkan oleh ajaran agama Islam. Selain itu usaha

modernisasi dakwah menjadi perhatian utama umat Islam baik sebagai

suatu konsepsi pemikiran dakwah maupun pemanfaatan alat alat untuk

kepentingan dakwah. Maka dari itu terdapat peluang yang sangat

significant dalam hal pengembangan dakwah melalui adanya ekonomi

syariah, pesantren terpadu, ekonomi bisnis dan lainya yang dapat

membantu pengembangan dakwah sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa

peluang untuk adanya penyebaran ilmu dakwah itu sangat banyak

37
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006).
30

dilakukan, bisa dari media media online atau media ofline, dapat juga di

lakukan dengan adanya perkumpulan untuk membahas kajian Islam.

Akan tetapi setiap ada peluang yang nampak, tentunya memiliki

tantangan tersendiri dimana dapat bisa menghambat ataupun mempercepat

lajunya pengembangan dakwah. Tantangan dakwah yang bersifat negatif

yang terjadi pada saat sekarang adalah tergesernya kultur lokal pada

tatanan modern di era global, masyarakat cendrung untuk terperangkap

dalam kerangka sistem budaya dan teknologi sehingga tergantung pada

sistem tersebut. Maka dari itu dapat disimpulkan untuk mengatasi

tantangan tersebut adalah dengan cara dakwah disusun dengan multi

disiplin sehingga peluang untuk pengembangan dakwah menjadi lebih

besar dan menjadikan tatanan kehidupan menjadi lebih baik.

D. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama

dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan

keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan. 38

Defenisi masyarakat menurut Emile Durkheim lebih luas dan lebih

praktis. Emile Durkheim menjelaskan masyarakat merupakan suatu

kenyataan yang objektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang

merupakan anggota-anggotanya, masyarakat sebagai sekumpulan manusia

yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, mereka

38
Soemardjan, S. (2006) dalam Soerjono Soekanto,22
31

sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan dan mereka merupakan

suatu sistem hidup bersama.39

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat

dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,

perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan

tersebut, manusia kemudian beriteraksi sesama mereka berdasarkan

kemaslahatan. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara

utamanya dalam bermata pencarian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasi

ada: Masyarakat pemburu, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat

agricultural intensif yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagai

pakar menganggap masyarakat industry dan pasca-industri sebagai

kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat tradisional.40

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan

sekumpulan manusia yang beriteraksi dalam suatu hubungan sosial,

mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap dan persatun yang diikat oleh kesamaan.

2. Ciri-ciri masyarakat

a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial terkadang

ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan

beberapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara

teoritis angka minimunya ada dua yang hidup bersama.

39
Emile Durkheim (1984:11)
40
Soerjono, Soekanto. Sosiologi: suatu Pengantar (Jakarta, Raja Grafindo persada,1985)
32

b. bercampur untuk wilayah yang cukup lama. Kumpulan dari

manusia tidaklah sama dengan benda-benda mati, seperti kursi,

meja dan sebagainya, karena berkumpulnya manusia akan timbul

manusia-manusia baru. Manusia juga bercakap-cakap, kesan-kesan

atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu

timbulah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang

mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.

c. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu anggota

kelompok merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.41

Dari ciri-ciri masyarakat di atas selaras dengan defenisi masyarakat

yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa masyarakat adalah

kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi,

sikap dan perasaan yang sama. Masyarakat meliputi pengelompok-

pengelompokan yang lebih kecil yang mempunyai hubungan yang erat

satu sama lain.

E. Penelitian Terdahulu.

1. Pertama, Skipsi berjudul “Strategi Bimas Kementerian Agama

Kabupaten Indragiri dalam mengembangkan metode dakwah bil lisan”.

Ditulis oleh Dicky Reinaldy. Falkultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Tahun 2018. Jenis

41
33

penelitian skripsi ini adalah adalah penelitian kualitatif. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi yang

dilakukan Bimas Kementerian Agama Kabupaten Indragiri dalam

mengembangkan metode dakwah Bil Lisan. Metode pengumpulan data

yang digunakan oleh peneliti ini berupa metode observasi, wawancara,

dan dokumentasi dengan menganalisis fakta-fakta yang muncul

kemudian disusun secara sistematis dan disimpulkan. Adapun temuan

hasil penelitiannya adalah bahwa strategi bimas kementerian Agama

Kabupaten Indaragiri dalam mengembangkan metode dakwah Bil

Lisan yaitu: pertama, memalui pengembangan SDM, diantaranya

membina dan melatih para Da’i dengan mengirim ke balai Diklat di

kota padang, kemudian melakukan diskusi didalam pertemuan rutin

para Da’i dan Pembina Da’i. Kedua, mempersiapkan materi-materi

dakwah yang pastinya menyesuaikan dengan kondisi atau keadaan

masyarakat setempat. Ketiga, melaksanakan kegiatan-kegiatan

keagamaan disetiap kecamatan, kemudian dengan menetapkan Da’i

untuk menyampaikan khutbah setiap Jum’at lalu mengajarkan

membaca Al-Qur’an kepada masyarakat.42

2. Kedua Ririn Amalia Fathul Jannah, dengan judul “Strategi

Pengembangan Dakwah Wahdah Islamiyah Di Kelurahan Penrang

Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang” dalam penelitian ini

menunjukkan yaitu, melalui media pendidikan, tabligh akbar, dakwah


42
Dicky Reinaldy. Strategi Bimas Kementerian Agama Kabupaten Indragiri dalam
mengembangkan metode dakwah bil lisan, (Falkultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Tahun 2018).
34

dan tarbiyah yang mejadi model strategis bagi Wahdah Islamiyah

dalam menjalankan misinya sebagai organisasi Islam. Kekuatan

dakwah Wahdah Islamiyah yakni memiliki strategi dakwah yang

terstruktur dan meningkatkan implementasi dakwah yang berperan

penting dalam organisasi. Kelemahan dakwah Wahdah Islamiyah

adalah kurangnya informasi dan komunikasi mengenai organisasi

Wahdah Islamiyah sehingga masyarakat menganggap organisasi ini

merupakan organisasi tertutup.43

3. Ketiga, Skipsi berjudul “Manajemen Strategis Pengembangan

Kegiatan Dakwah di Masjid Al Muslimin Pahoman Kota Bandar

Lampung”. Ditulis oleh Zjulpi Andriansyah dalam penelitia hasil

penelitian dapat diketahui bahwa masjid ini sangat berperan penting

dalam mengembangkan dakwah seperti menjadikan masjid sebagai

tempat beribadah dan memberikan manfaat terhadap fasilitas masjid

kepada orang lain untuk menggunakannya kegiatan sosial, dakwah,

pendidikan dan kegiatan islamiyah lainnya. Adapun kegiatan yang

dilakukan adalah (1) adanya pengajian, (2) kegiatan peringatan hari

besar Islam, (3) taman pendidikan Al-Qur’an, (4) kegiatan sosial

untuk memakmurkan masjid Al Muslimin Pahoman Kota Bandar

Lampung.44

43
Ririn Amalia Fathul Jannah. Strategi Pengembangan Dakwah Wahdah Islamiyah Di
Kelurahan Penrang Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang, (Makasar; UIN Alauddin
Makassar 2020 h. 17.
44
Zjulpi Adriannyah, Manajemen Strategi Pengembangan Kegitan Dakwah Di Masjid
Almuslimin Pahoman Kota Bandar Lampung, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2022.
35

4. Keempat. Ditulis oleh Deby Purnama dengan judul “Peran Remaja

Masjid Al Irma Dalam Pengembangan Dakwah di Kecamatan Medan

Sunggal, dalam penelitian ini mengkaji tentang peran yang dilakukan

oleh remaja masjid al Irma yang tujuannya untuk melihat bagaimana

kendala dari program, pelaksanaan pengembangan dakwah di

Kecamatan Medan Sunggal. Melalui penelitian kualitatif dengan

metode deskriptif ini didapatkan hasil bahwa remaja masjid sangat

berperan penting dalam hal pengemban dakwah para remaja untuk

masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya kegiatan oleh

remaja masjid seperti adanya bakti sosial, safari silaturrahmi, santunan

anak yatim, dan kegiatan kegiatan dakwah lainnya. Kegiatan kegiatan

yang dilakukan oleh remaja masjid ini pun dapat terlaksana dengan

baik dikarenakan adanya dukungan sepenuhnya dari BKM Al Irma

dalam hal pengembangan dakwah.45

Dari keempat hasil penelitian di atas, penelitian mengakui adanya

persamaan dan perbedaan dengan keempat penelitian ini adalah

membahas mengenai pengembangan dakwah. Sementara perbedaan

penelitian ini dengan keempat tujuan pustaka terletak pada objek

penelitian, dan strategi serta metode pengembangan dakwahnya. Dari

keempat tinjuan pustaka yang digunakan peneliti tidak ada peneliti

yang memiliki kesamaan secara keseluruhan. Ini menunjukan bahwa

45
Deby Purnama, Peran Remaja Masjid Al Irma Dalam Pengembangan Dakwah Di
Kecamatan Medan Sunggal, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, 2017.
36

penelitian ini tidak mengandung unsur plagiasi dengan penelitian

sebelumnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan kualitatif lapangan (field reseacrh) yang

deskriptif. Penelitian kualitatif lapangan merupakan penelitian yang nantinya

akan menghasilkan suatu produk analisis yang tidak menggunakan statistik

atau cara kuantifikasi.46 Menurut Bogdan dan Biklen menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang

diamati. Penelitian kualitatif mampu menghasilkan penelitian berupa

penjabaran yang mendalam mengenai ucapan, tulisan, atau perilaku yang bisa

diamati dalam suatu lingkup tertentu yang dilihat dari sudut pandang yang

komprehensif.47

B. Lokasi / Seting penelitian

penelitian ini dilakukan di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan subjek data yang memberikan sebuah informasi

penelitian, data merupakan sebuah informasi berupa keterangan baik tertulis

46
Lexy. J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung :Remaja Rosda Karya,2004) ,
Cet-1, hal.60
47
Bogdan, Biklen, Qualitative Research For Education, (Boston; Ally and Bacon, 1992), h.
21-22

35
36

maupun lisan yang bersifat nyata dan dapat dijadikan landasan dalam penelitian

ini :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian,

sebagaimana yang dikemukakan oleh wahyu bahwa data primer didapatkan

langsung dan subjek penelitian, maka dalam hal ini, subjek penelitian yang

dimaksud adalah masyarakat.48 Adapun sumber primer dalam penelitian ini

adalah H. Rafli A.L selaku Da’i di Kenegarian Tebing Tinggi.

2. Data sekunder

Menurut Daniel Moechar menjelaskan data sekuder merupakan data yang

tersedia dalam berbagai bentuk yang diperoleh dari pihak lain dan data

sekunder biasanya berasal dari data primer yang diolah peneliti sebelumnya.49

Adapun sumber data sekunder dalam penelitian yaitu diperoleh melalui studi

pustaka, buku, jurnal, website dan lain-lain.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

atau ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam

suatu objek tertentu. Peneliti mencoba mendapatkan keterangan secara lisan

dari beberapa informasi yang dimaksud adalah tokoh Da’i di kenegarian

48
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, (Yogyakarta : Graha Ilmu.
2010), h.79
49
Daniel, Moechar. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. ( Jakarta : Bumi Aksara, 2002) h.113
37

Tebing Tinggi H. Rafli A.L dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk

memperoleh data mengenai pengembangan dakwah di Kenagarian Tebing

Tinggi.

2. Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus

dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsung ke

tempat yang akan diselidiki.50 Dalam penelitian ini observasi dilakukan di

rumah H. Rafli A.L di Kenagarian Tebing Tinggi. Data yang diperoleh dari

observasi adalah tentang situasi umum objek penelitian ini. Dalam penelitian

ini observasi digunakan untuk mengamati bagaimana Strategi Pengembangan

Dakwah Pada Masyarakat, dan data yang didapatkan menunjang kelengkapan

penelitian ini.51

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen. Yang dimaksud dokumen disini meliputi karangan tulisan, laporan,

buku teks, surat kabar, buku-buku harian dan lain-lain.52 Metode ini

dipergunakan untuk memperoleh data dokumentasi yang berkaitan dengan

objek penelitian

E. Teknik Analisis Data


50
Suharsimi. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka Cipta,
2006)
51
H. Rafli A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan, Wawancara Lansung, 13 Desember 2022.
52
Jobrohim. Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: Hanidita Graha Wijaya, 2003)
38

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data

yang sudah diperoleh. Analisis adalah upaya dan mencari serta menata

pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menjadikan sebagai temuan

bagi orang lain.53

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif.

Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mencari dan menyusun data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan, lapangan, dan dokumentasi secara

sistematis, dengan cara menggolongkan data kedalam kategori, menjabarkan

kedalam unit-unit, memilih mana yang penting, dan yang akan dipelajari dan

membuat kesimpulan sehingga dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.54

Langkah akhir mengambil kesimpulan. Data yang diperoleh melalui

wawancara, dokumentasi dan observasi diolah dengan teknik deskriptif kualitatif,

adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatia pada

peyederhanaan, pengabstrakan, informasi data kasar yang muncul dari

lapangan. Redukasi data berlangsung terus-menerus selama penelitian

berlangsug. Memilih data yang sesuai fokus penelitia, sehingga data

yang telah direduksi memberikan gambaran hasil penelitian.

b. Penyajian data

53
Noeng Muhadjir. Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:Rake Sarasin 1996:26)
54
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. (Bansung : Alfabeta ,2013)
39

Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi

yang sudah disusun yang memungkinkan untuk penarikan kesimpulan.

Proses Penyajian data ini adalah mengungkapkan secara keseluruhan

dari sekelompok data yang diperoleh baik secara observasi maupun

dengan wawancara yang dilakukan dengan berbagai unsur, hal ini

untuk mudah dibaca.

c. Kesimpulan

Menarik kesimpulan atau verifikasi dari permulaan pengumpulan data

telah dimulai mencari arti, pola, penjelasan dan sebab akibat, sehingga

dapat ditarik kesimpulan yang mulanya belum jelas kemudian menjadi

lebih terperinci dan mengakar dengan kokoh.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan. Kecamatan ini adalah pemekaran dari kecamatan Basa Ampek

Balai Tapan. Wilayah ranah Ampek Hulu Tapan adalah sebagian wilayah Tapan

yang sebagiannya masuk wilayah Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan. Kota

tapan yang berada dijalan lintas sumatera barat dan persimpangan yang

menghubungkan tiga provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu. Luas

nagari ini mencapai 15,35 kilometer persegi atau 4,08% dari luas wilayah

kecamatan ranah ampek hulu tapan.

a. Kondisi Masyarakat Nagari Tebing Tinggi

Data komposisi penduduk sangat penting untuk perencanaan pemerintah

dalam segala bidang maupun dalam dunia keagamaan. Jika dihubungkan

dengan d

1) Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk merupakan salah satu faktor utama yang

menentukan kualitas perkembangan keagamaan manusia di dalam

masyarakat. Jumlah penduduk dapat di jadikan ukuran atas

keberhasilan perkembangan pendudukan di dalam suatu daerah.

Beikut adalah data perkembangan penduduk Nagari Tebing Tinggi

35
36

Tabel 1

Jumlah penduduk Nagari Tebing Tinggi

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 1.258 jiwa

2. Perempuan 1.231 jiwa

Total 2.489 jiwa

(Sumber: Nagari Tebing Tinggi)

2) Pendidikan

Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai ukuran untuk

menggambarkan standar hidup penduduk dalam suatu daerah.

Pendidikan diharapkan akan dapat menambah produktivitas penduduk.

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup. Semakin

tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik kualitas

sumberdaya maupun keagamaan. Tingkat pendidikan di Tebing Tinggi

terdiri dari warga yang belum sekolah, tamat SD, tamat SLTP, tamat

SLTA, sampai tamat di Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:


37

Tabel 2

Tingkat Pendidikan Penduduk

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1 Usia 3-6 tahun sedang TK atau Play 70 orang

2 Tamat SD 396 orang

3 Tamat SMP 310 orang

4 Tapat SMA 187 orang

5 Sedang S1/S2/S3 106 orang

6 Sedang Diploma 10 orang

Jumlah 1.079 orang

(Sumber Dokumen Nagari Tebing Tinggi)

3) Kesehatan

Kesehatan memberikan peranan penting dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia untuk menopang pertumbuhan

ekonomi. Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan

rakyat yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat

sehubungan dengan kualitas kehidupannya. Pembangunan di bidang

kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh

pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata Untuk

kesehatan di Nagari Tebing Tinggi terdapat prasarana kesehatan yang


38

terdiri dari posyandu, puskesmas, apotik, dan Rumah Persalin Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Jumlah Prasarana Kesehatan

No Prasarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas 1 Unit

2 Posyandu 3 Unit

3 Apotik 1 Unit

4 Rumah Persalin 2 Unit

(Sumber: Profil Puskesmas Tahun 2022)

4)

B. Perumusan Strategi Pengembangan Dakwah Di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Perumusan stategi adalah rencana jangka panjang agar pengembangan

dakwah terus berjalan ditengah arus zaman yang terus berkembang dari tahun ke

tahun, selain itu dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih

memahami agama dan membuat kehidupan menjadi lebih baik lagi. Salah satu

tokoh agama di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan menyatakan untuk merumuskan stategi pengembangan

dakwah haruslah dilakukan dengan cara menyatukan pendapat warga tentang

bagaimana untuk mempelajari agama dengan lebih baik sebagai berikut :


39

“jadi kita harus menetapkan pemikiran yang sama seperti visi dan misi
agar lebih terarah kitanya mau kemana. Selain untuk untuk melaksanakan
dakwah Islam perlu adanya niat yang lebih baik agar nantinya ketika semua
sudah berjalan tidak ada dari masyarakat yang tiba-tiba berhenti dan tidak
mau mengikuti lagi, contohnya seperti adanya kajian ngaji bersama.”55

Dari pernyataan oleh Bapak H. Rafli A.L salah seorang tokoh agama di

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan bahwa dapat di simpulkan bahwasanya visi dan misi dalam sebuah

pembentukan rencana itu menjadi lebih penting agar tujuan yang dibuatnya harus

jelas dan program yang nantinya akan dijalankan agar berjalan dengan baik. Visi

dan misi juga dapat dikatakan menjadi program dasar dalam pengembangan

dakwah pada masyarakat di daerah tersebut.

Pernyataan mengenai perumusan atau perencanaan strategi juga disampaikan

oleh Bapak Jonasri selaku wali nagari Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan

Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan bahwasanya:

“tentunya ya dik, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menyusun sebuah
strategi, dan apalagi itu terkait dakwah sendiri. Memperhatikan kondisi
dilingkungan masyarakat itu penting seperti melihat bagaimana sikap dan prilaku
orang-orangnya. Dan kita juga tidak bisa memaksakan apa yang kita mau kepada
masyarakat yang sebagian pemikiran masyarakat belum terlalu berkembang
apalagi belum mengenal dakwah itu sendiri.”56
Selain dari harus menyatukan pemikiran bersama atau visi dan misi,

diperlukannya juga satu tujuan yang lebih konkrit agar pengembangan dakwah

pada Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan


55
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.

56
Jonasri. Wali nagari Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.
40

Kabupaten Pesisir Selatan akan mau dibawa kemana nantinya. Konsep tujuan

yang harus dibuat haruslah membuat masyarakat merasa nyaman dan tenang

dalam mengikuti segala kegiatan dakwah. Lebih lanjut berdasarkan hasil

observasi langsung dan wawancara yang penulis lakukan selama penelitian

ditemukan bahwasanya untuk merumusakan tujuan pengembangan dakwah

masyarakat diperlukan kondisi seperti yang telah dijelaskan diatas sebagai

berikut:

1. Menganalisis kondisi lingkungan itu sendiri

2. Tidak memaksa masyarakat untuk menghadiri kajian dakwah

3. Menerima keluhan dan pendapat dari masyarakat agar tujuan yang diharapkan

dapat berjalan dengan baik

4. Mengadakan workshop keagamaan agar lebih mudah dalam hal mendalami

pengembangan dakwah

Setelah adanya tujuan untuk pengembangan dakwah selanjutnya kepada siapa

sajakah dakwah itu akan dikembangkan. Bapak H. Rafli A.L juga menyatakan

bahwasanya masyarakat di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek

Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan lah yang menjadi fokus utama dalam hal

pengembangan dakwah, hal ini dikarenakan program yang telah dirancangkan

sebelumnya dianggap berhasil ketika masyarakat yang mengikuti program

kegiatan semakin hari semakin bertambah.57


57
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.
41

C. Implementasi Strategi Pengembangan Dakwah Di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia

dan masyarakat pada umumnya dari hal-hal yang dapat membawa kepada

kehancuran. Dakwah sebagai jantung dari agama, karena kehidupan agama sangat

tergantung pada gerak dinamis dan aktivitas dakwah yang berjalan terus menerus

tanpa akhir, dan tanpa kegiatan dakwah akan mengalami kevakuman dan stagnan

dalam perkembangannya. Maka dari itu diperlukan strategi yang bagus agar

dalam pengembagan dakwah dapat berjalan dengan baik. Dalam menjalankan

strategi pengembangan dakwah diperlukan berbagai macam kegiatan dakwah

yang mana tujuannya agar kegiatan ini dapat menambah nilai-nilai keagaam

ditengah masyarakat. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi langsung selama

melakukan penelitian penulis mendapatkan hasil bahwasanya program

pengembangan dakwah yang ada di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan tidak mengalami perubahan yang

significant dari sisi bentuk program, akan tetapi senantiasa terus ditingkatkan dari

segi kualitas dan kuantitasnya setiap tahun Adapun bentuk-bentuk kegiatannya

berupa

1. Pengajian bersama / Masjid Ta’lim Mushala Al Ikhlas

Majelis taklim sebagai peran penting dalam bidang pendidikan Islam

yang tampak memiliki kekhasan sendiri, letak kekhasannya adalah tidak


42

terikat paham Majelis taklim merupakan sebuah lembaga non formal sebagai

tempat pendidikan yang dilakukan di masjid, mushala atau di rumah dalam

pengajaran agama yang di bimbing oleh ustad dan ustazah. Pertumbuhan

majelis taklim ini berada di kalangan masyarakat dengan menunjukan

kebutuhan dan hasrat anggota masyarakat yang lebih luas yakni sebagai usaha

memecahkan persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. hal ini

sebagai bentuk meningkatkan nilai-nilai berjama’ah dan pentingnya kehadiran

pendidikan non formal di tengah masyarakat.58

Majelis taklim mushola Al-Ikhlas hadir di tengah masyarakat sejak

tahun 1994 dengan nama majelis jenazah, kegiatan ini dibimbing langsung

oleh ketua mushola Haji Rafli, tujuan didirikan ini adalah agar masyarakat

memiliki pengetahuan dalam penyelenggaraan jenazah sesuai dengan syariat

Islam, output nya masyarakat dapat mempraktekkan di tengan ini di tengah

masyarakat. Kondisi ini menanggapi persoalan yang terjadi di tengah

masyarakat sebab ketika orang meninggal masyarakat hanya melepas tangan

dan menyerahkan semua itu sama ustad/ustazah dan orang tua adat, namun

pada sejatinya pengurusan sejazah tugas setiap kaum muslim/muslimah yang

ada di sekitar daerah tersebut.

Kegiatan kajian jenazah ini dilakukan sekali seminggu dengan secara

rutin, peserta yang mengikuti banyak dari kalangan ibuk-ibuk, pada dasarnya
58
http://surauwongdeso.blogspot.com/2013/04/makalah-majelis-talim.html, tanggal 20
April 2023
43

kegiatan ini diadakan untuk umum. Melihat jamaah semakin antusias

mengikuti kajian ini, maka haji rafli mulai mengumpul ibuk-ibuk majelis

untuk membentuk kelompok jama’ah agar kegiatan kajian berjalan dengan

lancar.59

Masyarakat sering melakukan pengajian bersama yang mana dihadiri

oleh para kaum ibu-ibu sebagai bentuk untuk menjaga tali silaturrahmi antar

sesama warga di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu

Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Awalnya kegiatan ini bertujuan khusus

untuk para warga agar lebih memahami tentang pengajaran Al-Quran, untuk

urusan sosial serta menunaikan nazar akan perihal sesuatu, akan tetapi lama

lama menjadi kebiasaan untuk terus mengadakan pengajian bergilir dari

rumah ke rumah agar dakwah terus berkembang dari hari ke hari terutama

untuk kaum ibu-ibu. Hal ini pun di benarkan oleh Ibu Ida Wati salah seorang

warga yang sering ikut pengajian rutin tersebut:

“saya ikut pengajian ini sebenarnya karena hal yang telah saya
janjikan sebelumnya yaitu anak saya yang jika masuk PNS maka
diadakan acara untuk mengundang masyarakat sebagai bentuk terima
kasih kepada Allah. Akan tetapi lama kelamaan banyak dari
masyarakat yang melakukan hal yang sama jadi warga disini sepakat
untuk melakukan pengajian bergilir dari rumah ke rumah. Selain itu
saya juga mengikuti hal ini biar membaca Al-Quran nya jadi lebih
lancar dari sebelumnya.60

59
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu
Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.
60
Ida Wati. Masyarakat di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung Tanggal 20 April 2023
44

Landasan awal kenapa mengikuti pengajian seperti yang telah di

terangkan pada wawancara diatas dapat penulis ambil sebuah kesimpulan

yang mana bagaimana masyarakat sudah lebih dahulu merencanakan agar

pengembangan dakwah itu tetap berjalan di kondisi apapun lewat stategi

pengajian rutin bergilir dari rumah ke rumah.

Hal ini pun sesuai dengan pertanyaan Bapak Darisman selaku staf wali nagari

di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan

“semoga dengan adanya program pengajian ini dapat memberikan


bukti nyata kepada masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan
Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan bahwa untuk
memahami agama itu tidaklah sulit asalkan masyarakat sendiri
mempunyai niatan untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik
lagi dari sebelumnya .“61

Implementasi strategi yang terus berubah dari tahun ke tahun juga

berdampak pada Masjid Ta’lim Mushala Al Ikhlas, yaitu dimana pada tahun

2014 Masjid Ta’lim Mushala Al Ikhlas mulai mengganti nama menjadi

BKMT Mushala Al Ikhlas yang diketuai oleh ibu Harmiati, ditahun ini masjid

taklim lebih terstruktur organisasinya, baik itu dari tingkat nagari hingga

tingkat kecamatan. Kegiatan ini dilakukan setelah hadirnya BKMT adalah

pertama kajian rutin baik tingkat nagari maupun masjid taklim gabungan

61
Darisman. Staf wali di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung Tanggal 20 April 2023
45

tingkat kecamatan. Kedua, jamaah BKMT terdata dengan dibuktikan setiap

anggotanya majelis taklim memiliki kartu anggota majelis talkim.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasanya perubahan akan masjid

taklim yang terjadi ini membawa dampak positif untuk pengembangan

dakwah yang mana dapat menjangkau seluruh anggota lapisan masyarakat

didaerah tersebut.

2. Pengelolaan TPQ

Pengelolaan lembaga pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten

Pesisir Selatan merupakan salah satu bentuk strategi pengembangan dakwah

melalui lembaga pendidikan. Adanya pendidikan Islam agar sebagai media

untuk mempengaruhi orang lain kearah kebaikan untuk dapat hidup lebih baik

sesuai dengan ajaran Islam. Strategi dalam mendirikan sekolah yaitu untuk

mengenalkan visi misi sekolah serta semua program dan aktivitas pendidikan

yang ada didalam sekolah kepada masayrakat luas yang dimulai dari usia anak

anak.

Hal ini sesuai dengan wawancara bersama Ibu Sus selaku salah

seorang guru di TPQ di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek

Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

“untuk sekarang metode pembelajaran yang dilakukan adalah face to


face secara langsung agar anak anak lebih paham mengenai agama.
Metode yang pakai itu ada 2, pertama melalui berbagai macam
permainan dimana anak anak akan lebih tertarik ketimbang diberikan
penjelasan panjang lebar yang mungkin nantinya mereka merasa jenuh
46

akan hal tersebut. Dan yang kedua adalah secara berkelompok anak
anak yang di beri sebuah tugas bersama untuk memecahkanya agar
rasa solidaritas dan tanggung jawab itu dapat dipahami di usia
mereka.”62

Berdasarkan wawancara diatas, dapat penulis simpulkan bahwasanya

pentingnya sebuah pendidikan yang dimulai dari dini, apalagi jika itu urusan

agama, karena agama sendiri adalah ajaran yang dapat membentu karakter

seseorang yang mana jika nantinya seseorang itu terkena dengan arus

perkembangan zaman dia akan lebih bisa memilah lagi mana yang baik dan

mana yang buruk.

3. Sholat Berjamaah

Sholat merupakan pondasi dalam ajaran agama Islam, kesadaran untuk

menunaikan ibadah sholat pun haruslah dimulai dari dalam diri sendiri tanpa

adanya paksaan dari orang lain. Hal ini sesuai dengan dengan isi Al-Qur’an

yang terdapat dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya :

“Bacalah kita Al-Quran yang telah diwahyukan kepadamu

(Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah

dari perbuatan keji dan munkah. Dan ketahuilah mengingat allah (Sholat) itu

lebih besar keutamaanya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang

kamu kerjakan.”

Berdasarkan arti ayat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa perintah

sholat itu adalah wajib dimana setiap golongan umat muslim wajib

62
Sus, guru TPQ di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung .Tanggal 20 April 2023.
47

melaksanakannya. Bukan hanyak perintah sholat saja yang harus dilakukan,

akan tetapi peningkatan kualitas jama’ah masyarakat yang ada di Tebing

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan juga

penting dilakukan. Terdapat srategi yang dilakukan oleh pengelola

masjid/musholla untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar dan

menciptakan berbagai kegitan baru yang tidak monoton, hal ini disampaikan

langsung oleh bapak H. Rafli A.L selaku pengurus dari musholla al-ikhlas :

“Banyak kegiatan yang kami lakukan agar masyarakat dapat beramai-


ramai ke masjid untuk melakukan aktivitas ibadah, mulai dari baca kultum,
khataman, pendekatan secara internal, melakukan gotong royong bersama
ketika masjid dalam perbaikan. Selain itu pihak kegiatan kegitan yang kami
laksanakan itu harus lah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang notabennya tidak untuk perorangan tapi untuk masyarakat ramai”.63

Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpukan bahwa stategi yang

digunakan untuk meningkatakan kualitas jama’ah pada masyarakat di Tebing

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

yakni dengan cara mendekati perasaan, mengajak dengan kelembutan agar

masyarakat ikut serta menjadi jamaah masjid. Selain itu para pengurus juga

membentuk beberapa kegitan baru guna menjadi inovasi dari kegitan

sebelumnya yang tidak sempat terealisasikan.

4. IRM

Adalah organisasi sosial bentukan dari masyarakat yang berasal dari

pemikiran bahwa akan bahaya arus perkembangan zaman seperti adanya

63
H. Rafli.A.L. Tokoh agama/Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek
Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, Tanggal 20 April 2023
48

tawuran, penyimpangan sosial, narkoba dan kecanduan akan gadged. Alasan

ini lah yang yang menjadikan para tokoh agama dan pemuka adat untuk

berinisiatif mengajak dan merekrut para pemuda dan remaja untuk belajar lagi

ilmu keagamaan melalui program kembali ke masjid yang tujuan utamanya

untuk mempelajari al quran dan agama Islam.

Sunsunan Prangkat IRM tahun 2023 di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan:

Ketua Pelaksana : Zaibul Putra

Sekretaris : Fitri Elviza

Bendahara : Filhayat

Arus tujuan yang semakin jelas menjadikan IRM memiliki program

tersendiri dimana program yang dijalankan agar lebih dapat memperdalam

ajaran agama Islam. Berikut program program yang telah dijalankan oleh IRM

itu sendiri:

a. MTQ

Musabaqoh Tilawatil Quran atau selanjutnya disebut MTQ bukanlah

sekedar lomba untuk mencari qori qoriah dan hafid hafizah terbaik akan

tetapi dengan diadakannya MTQ adalah sebagai bentuk upaya konkrit

umat Islam untuk menggali nilai-nilai luhur yang terkandung didalam Al-

Qur’an suapa dijadikan pedoman hidup. Hal ini sesuai dengan apa yang
49

disampai oleh Suci Rahmadona, selaku ketua panitia dalam Pembina

dalam penyelenggaran MTQ ini :

“Salah satu upaya kita untuk mendalami arti, makna dan


kandungan Al-Qur’an adalah dengan cara sering membaca dan
mempelajari Al-Qur’an dalam keadaan apapun dan dimanapun.
Penyelenggaraaan MTQ ini adalah salah satu bentuk upayanya. Disini
banyak pemuda dan pemudi yang sudah mulai meninggalkan
membaca al quran, mereka lebih terfokus dengan dunia nya sendiri.
Maka dari itu saya dan adek adek yang mengikuti program IRM ini
mencari solusi bagaimana agar anak anak dan para remaja lainnya mau
lagi mempelajari al quran ditengah derasnya perubahan sosial dan
budaya pada saat sekarang”.64

Tujuan lain dari MTQ ini adalah sebagai wahana silaturrahmi dan

sebagai sarana untuk pendorong semangat dan minat masyarakat terhadap

Al-Qur’an, sehingga banyak pemuda dan remaja di Kenagarian Tebing

Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

tidak ada lagi yang tidak bisa membaca apalagi memahami bacaan al

quran itu sendiri.

Berangkat dari alasan inilah. Rahmad Fadilah salah seorang peserta

MTQ Menyatakan bahwa alasan kuat yang menjadikan dia termotivasi

untuk mengikuti MTQ adalah

“iya kakak, saya mendaftar MTQ ini adalah untuk memperlancar


bacaan al quran serta lebih banyak lagi bisa menghafal ayat al-quran.
Dan juga dapat membanggakan orang tua saya sendiri kakak.”

64
Suci Rahmadona. Selaku ketua panitia dalam Pembina dalam penyelenggaran MTQ di
Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Online. Tanggal 15
Mei 2023.
50

Banyak hal yang menjadikan seseorang untuk termotivasi mengikuti

MTQ Salah satu lagi peserta MTQ yang penulis lakukan wawancara

menyatakan bahwa :

“saya mendaftar itu karena disuruh oleh mama, karena temen-temen


juga pada ikutan kakak. Tapi lama lama asyik ternyata menghafal al
quran sambil seperti ini. Jadi sekarang saya kepingin untuk terus
menghafal al-quran dan bisa juga sekalian memperbaiki bacaan al quran
saya yang masih kurang bagus kakak.”

Selain dari dua orang yang telah penulis wawancara di atas, banyak

juga penulis temui alasan yang sama yang menjadikan para remaja di

Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan

Kabupaten Pesisir Selatan untuk mengikuti kegiatan MTQ Ini. Salah satu

alasan terbesar mereka adalah ingin memperlancar bacaan al quran

mengingat dari data yang penulis temui, masih banyak ditemukan para

remaja yang bacaan Al-Qur’an nya masih kurang fasih. Berikut penulis

tampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Pemahaman Al Quran
tahu tidak tahu kurang tahu

20%

50%
30%
51

Dari grafik diatas, dapat diketahui 50% para remaja sudah mengetahui

tentang bacaan al quran, 30% tidak tahu mengenai bacaan Al-Qur’an dan

20% kurang tahu bacaan Al-Qur’an. Maka dari itulah para tokoh agama,

wali nagari dan tokoh adat membuat kegiatan MTQ yang mana dapat

memperlancar dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an mereka dimulai sejak

dini.

b. Kajian Bulanan

Program ini terjadi agar para remaja yang berada di Kenagarian

Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir

Selatan dapat lebih memperdalam ajaran agama Islam, selain itu juga

sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan serta sebagai

sarana untuk bersilaturahmi antar sesama warga yang berada didaerah ini.

Ibu Suci Rahmadona selaku Pembina dari IRM juga menyatakan tujuan

diadakan kajian bulanan ini adalah :

“Kajian bulanan ini awalnya ditujukan untuk para remaja wanita


agar lebih bisa memahami ajaran agama Islam terutama untuk remaja
yang masih labil dengan kehidupan dunia. Lambat laut sasaran kajian
bulanan ini menjadi bertambah kepada para remaja lelaki juga yang
mengajarkan bagaimana bersikap layaknya seorang lelaki yang
nantinya dapat memahami agama secara seutuhnya. Alasan utama
yang menjadikan kenapa kepada para remaja adalah melihat
banyaknya remaja yang sudah tidak mementingkan lagi larangan dari
agama dan menjadikan prilaku tercela menjadi sebuah kebiasaan,
contohnya yang paling umum adalah pacaran.”65

65
Suci Rahmadona. Selaku ketua panitia dalam Pembina dalam penyelenggaran MTQ di
Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu Tapan Kab Pesisir Selatan. Online. Tanggal 15
Mei 2023.
52

Dari hal inilah penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan

bahwasanya dengan teknologi dan perkembangan zaman yang semakin

maju dari tahun ke tahun juga membawa banyak dampak negatif terutama

bagi remaja yang belum bisa memilah mana yang baik dan mana yang

buruk.

D. Evaluasi Strategi Pengembangan Dakwah Di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Evaluasi sendiri adalah penilaian kualitas program yang dilakukan secara

berkala melalui metode yang tepat. Evaluasi dapat dilihat dari segi pertama,

perencanaan dimana dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah program

yangdilakukans sesuai dengan visi misi serta tujuan atu tidak. Kedua, dari segi

progam yang dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah progam yang

jalankan sesuai dengan kebutuhan umat atau tidak.

Evaluasi mengenai program pengembangan dakwah itu haruslah sesuai

dengan pelaksanaan dakwah itu sendiri, hal ini pun sesuai dengan pendapat Farida

Yusuf Tayibnapis bahwasanya :

1. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama, bukan asal

merangcang. Hal ini benar adanya dilihat dari program pelaksanaan

pembenbangan dakwah yang dapat dilihat secara langsung

2. Kegiatan pengembangan dakwah tersebut yang implementasinya melibatkan

banyak orang, bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada
53

kegiatannya dengan orang lian. Hal ini dapat dilihat dari program pelaksanaan

dakwah secara langsung.66

Kemudian berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan

bahwasanya pemeritahan dikenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah

Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan akan melakukan beberapa hal

berikut jika ternyata pengembangan dakwah itu tidak berjalan sebagaimana

mestinya :

1. Menghentikan program apabila dilihat program tersebut tidak akan terlaksana

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

2. Merevisi program apabila terdapat bagian bagian yang tidak sesuai

3. Melanjutkan program apabila program tersebut menunjukkan hasil yang baik

dan bermanfaat

4. Menyebarluaskan program program yang telah ada

Dalam pelaksanaan evaluasi strategi pengembangan dakwah yang dilakukan

oleh pemerintah dan tokoh agama setempat itu dilakukan dari rentang waktu yang

telah ditentukan sebelumnya. Meski dalam beberapa waktu menghadapi kendala,

namun pemerintah dan tokoh agama tetap berusaha semaksimal mungkin agar

pengembangan dakwah itu stetap berjalan dengan cara mempertahankan program

dakwah dan tetap bisa menyampaikan dakwahnya kepada seluruh masyarakat,

sehingga kegiatan dakwah tidak boleh sampai terhenti apalagi untuk waktu yang

lama.
66
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta; Rineka Cipta, 2000), h. 9
54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perumusan Strategi Pengembangan Dakwah Di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Perumusan visi misi dan tujuan menjadi agenda utama dalam perumusan

stategi pengembangan dakwah di kenagarian ini, dikarenakan untuk


55

mengadakan suatu kegiatan atau program yang dijalankan apabila tidak ada

rencana yang matang maka itu semua tidak berarti apapun.

2. Implementasi Strategi Pengembangan Dakwah Di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Dari banyaknya rencana atau rumusan stategi yang telah diatur oleh tokoh

agama, wali nagari serta tokoh adat di kenagarian ini, terdapat lima bentuk

pengembagan dakwah yang dilakukan oleh masyarakat nya, sebagai berikut :

1. Masjid ta’lim atau pengajian

2. Pengelolaan TPQ

3. Sholat berjemaah

4. IRM

3. Evaluasi Strategi Pengembangan Dakwah Di Kenagarian Tebing Tinggi

Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan program program yang telah dirancang dan dilaksankan, para

tokoh agam dan tokoh adat serta wali nagari pun mengambil keputusan

dimana apabila terdapat beberapa didalam program yang telah dirancang

tersebut, tindakan yang akan dilakukan adalah

a. Penghentian program

b. Pembaharuan program

c. Pelanjutan program
56

d. Penyebarluasan program

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Maman, Djalil, Rafi’udin. Prinsip dan Strategi Dakwah.( Bandung : CV


Pustaka setia 2001)

Ahmad Subandi. 1996. Ideologisasi Gerakan Dakwah. Yogyakarta: Sipress.

Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Amzah, 2009)

Andy Dermawan , 2002. Sosiologi Dakwa. UIN Imam Bonjol Padang

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka


Cipta, 2006)

Asmuni, Syukir. Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al Iklas, 1983)

Awaludin, Pimay. Paradigma Dakwah Humanis, Strategi, dan Metode Dakwah Prof.
KH. Saefudin Zuhri. Semarang :Rasali (2005)

Aziz. M.A. Ilmu Dakwah (Jakarta. Kencana,2009)

Aziz, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi Cet. Ketua, 2009, h. 349

Bogdan, Biklen, Qualitative Research For Education, (Boston; Ally and Bacon,
1992), h. 21-22

David Fread R. Manajemen Strategi Konsep ( Jakarta: Prenhallindo, 2002) Ajidan

Daniel, Moechar. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. ( Jakarta : Bumi Aksara, 2002)
h.113

Dr.Syamsuddin AB., S.Ag., M.Pd.. Pengatar Sosiologi Dakwah. Perpustakaan UIN


Imam Bonjol Padang.

Dr. Syamsuddin AB., S.Ag., M. Pengantar sosiologi Dakwah, UIN Imam Bonjol
Padang, hlm 171-172

Emile Durkheim (1984:11)

Faizah dan Lalu Muchsian Effendi. Psikologi Dakwah, (Cet. IV; Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018 )

35
36

Hafi, Anshari. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah: Pedoaman untuk Mujahid


Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas,1993:46)

Jobrohim. Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: Hanidita Graha Wijaya, 2003)

Muhammad Natsir. Fiqh al-Dakwah Dalam Majalah Islam, (Kiblat Jakarta,1971), h.7

Munir dan Wahyu Ilahi Muhammad. Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta,
2006). h. 243

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006).

Muhammad Yunus. 1973. Pedoman Dakwah Islamiyah.. Jakarta: Hidakarya Agung

Munir, ddk. 2009. Metode Dakwah. Jakarta : Kencana

Moh Ali, Aziz. A. Ilmu Dakwah. (Jakarta:Penada Media, 2004). Hlm 462

Noeng Muhadjir. Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:Rake Sarasin 1996:26)

Pimay , Awaludin. Metodologi Dakwah, (Semarang : Rasail. 2006) hlm 8-13

Quraisy Shihab, M. Membumikan Al-quran (Bandung: Mizan, 1995), h. 194

Suhandang, Kustadi. Strategi Dakwah, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya)

Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah (Jakarta:PT Raja Grafindo: Persada. 2011)

Soemardjan, S. dalam Soerjono Soekanto, (2006) hlm 22

Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Penerbit Al-ihlas, Surabaya Indonesia,


h. 32

Strategi Dakwah , (Jakarta: Kencana, 2017) hlm 12

Suraini, Manajemen Dakwah dalam kehidupan Pluralisme Indonesia, (Jakarta:


MSCC, 2005) hal. 23

Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah. (Jakarta PT Raja Grafindo Persada,


2011) hlm 261

Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah. (Jakarta PT Raja Grafindo Persada,


2011) hlm 280
37

Suraini, Manajemen Dakwah dalam kehidupan Pluralisme Indonesia, (Jakarta:


MSCC, 2005) hal. 23

Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah. (Jakarta PT Raja Grafindo Persada,


2011) hlm 261

Soemardjan, S dalam Soerjono Soekanto (2006: 22)

Soekanto, Soerjono. Sosiologi: suatu Pengantar (Jakarta, Raja Grafindo


persada,1985)

Saputra, Wahidin. Pengatar Ilmu Dakwah. (Jakarta PT Raja Grafindo Persada,


2011) hlm 280

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. (Bansung :


Alfabeta ,2013)

Tayibnapis Yusuf Farida, Evaluasi Program, (Jakarta; Rineka Cipta, 2000), h. 9

Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, (Yogyakarta : Graha


Ilmu. 2010), h.79

Wahidin, Saputra. Pengatar Ilmu Dakwah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010)

Zsujada. Manajemen Program Pendidikan.( Jakarta: Rineka Cipta, 2000)

Sumber dari Wawancara

Darisman. Staf wali di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu
Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung Tanggal 20 April
2023.

Jonasri. Wali nagari Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu
Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung, 20 April 2023.

Rahmadona Suci. Selaku ketua panitia dalam Pembina dalam penyelenggaran MTQ
di Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu Tapan Kab Pesisir
Selatan. Online. Tanggal 15 Mei 2023.

Rafli.A.L. Masyarakat Kenagarian Tebing Tinggi Kec Ranah Ampek Hulu Tapan
Kab Pesisir Selatan, Wawancara Lansung, 13 Desember 2022.
38

Sus, guru TPQ di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara Lansung .Tanggal 20 April 2023.

Wati Ida. Masyarakat di Kenagarian Tebing Tinggi Kecamatan Ranah Ampek Hulu
Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Wawancara Lansung Tanggal 20 April
2023.

http://surauwongdeso.blogspot.com/2013/04/makalah-majelis-talim.html, tanggal 20
April 2023

Sumber dari Internet

http://kendal.kemenag.go.id/ diakes 20 maret 2023

http://simbi.kemenag.go.id /pustaka diakses 18 Desember 2022


35

Anda mungkin juga menyukai