Makalah Pendidikan
Makalah Pendidikan
ARTIFICIAL INTELLIGENCE
(Kecerdasan Buatan)
Disusun Oleh:
Aulia Fikri
XI-8
Pengertian AI
Artificial Intellegence (AI) adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk
memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti
pembelajaran, penciptaan, dan pengenalan gambar. Organisasi modern mengumpulkan data
dalam jumlah besar dari beragam sumber, seperti sensor pintar, konten buatan manusia, alat
pemantauan, dan log sistem. Tujuan menggunakan AI adalah untuk menciptakan sistem
belajar mandiri yang memperoleh makna dari data. Kemudian, AI dapat menerapkan
pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah baru dengan cara layaknya yang dilakukan
manusia. Misalnya, teknologi AI dapat merespons percakapan manusia secara bermakna,
membuat gambar dan teks asli, dan membuat keputusan berdasarkan input data waktu nyata.
Organisasi Anda dapat mengintegrasikan kemampuan AI dalam aplikasi Anda untuk
mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mempercepat
inovasi.
Dapat diartikan pula sebagai bagian dari ilmu komputer yang yang berfokus pada mesin
dengan kemampuan kecerdasan yang dapat berinteraksi dan atau bekerja seperti manusia.
Manusia semakin berkembang berdasarkan pelajaran yang didapat dari apa yang dilaluinya.
Begitu juga AI, AI juga dapat belajar seperti manusia dan semakin banyak yang dipelajari
maka semakin baik pula kemampuan dari AI tersebut. Berbeda dengan manusia, AI dapat
belajar dan menemukan pola dan mencatatnya dengan jauh lebih efisien dan cepat. Pada
cabang AI, terdapat sebuah proses pembelajaran yang dikenal dengan istilah Transfer
Learning. Transfer Learning merupakan proses pembelajaran yang menggunakan algoritma
yang mengacu pada hukum matematik yang bekerja seperti otak pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah AI
istilah kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) muncul pertama kali pada 1956
dalam Konferensi Dartmouth. Namun, sebetulnya konsep kecerdasan buatan ini sudah
ditanamkan jauh sebelum itu. Para ahli dari masa ke masa telah melakukan penelitian untuk
terus mengembangkan kecerdasan buatan ini. Dr. Lukas selaku dosen di BINUS
UNIVERSITY sekaligus ketua dari Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS),
membahas secara singkat perjalanan perkembangan kecerdasan buatan dari tahun ke tahun
dalam acara Guest Lecture Program Studi Magister Teknik Informatika (MTI) BINUS
GRADUATE PROGRAM. Berikut ulasannya.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, benih kecerdasan buatan sudah ditanamkan
sejak para filsuf mengeluarkan teori-teori yang menjadi landasan perkembangan kecerdasan
buatan. Siapa sajakah para ahli tersebut dan apakah kontribusinya?
1. Tahun 1900
Pada sekitar tahun ini, muncul filsuf yang mengeluarkan teori-teori matematika yang menjadi
landasan mesin komputer atau kecerdasan buatan. Beberapa filsuf tersebut adalah George
Boole, Alfred North Whitehead, dan Bertrand A. W. Russell.
George Boole adalah seorang matematikawan yang menemukan Aljabar Boolean. Ilmu ini
menjelaskan operasi logika. Dengan aljabar ini, bisa dibuktikan nilai
kebenaran true atau false yang direpresentasikan dengan digit biner 0 dan 1, sama seperti
bahasa yang digunakan mesin komputer saat ini. Semua data yang disimpan, diolah, dan
disajikan oleh mesin komputer berbentuk angkan atau bit.
Sementara itu, Alfred North Whitehead dan Bertrand A. W. Russell mengeluarkan sebuah
mahakarya yang sangat penting bagi perkembangan kecerdasan buatan, yaitu Principia
Mathematica atau disebut juga PM. PM mencoba menjelaskan aksioma atau kumpulan
pernyataan serta aturan inferensi dalam bentuk symbolic logic yang belum bisa dibuktikan,
tapi bisa menjadi landasan pemikiran logis.
Namun, karya tersebut sempat disanggah pada 1931 oleh Göedel yang mengeluarkan
teori incompleteness. Dalam teori itu, ia menjelaskan bahwa PM tidak akan mungkin bisa
menjelaskan segala sesuatu dengan lengkap karena akan selalu ada yang tidak sempurna.
2. Tahun 1930
Pada era 1930-an, muncullah Alan Turing, Claude Shannon, dan John von Neumann. Alan
Turing adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan teknologi. Ia adalah penemu
Turing Machine dan teori Tes Turing yang bisa menguji tingkat kecerdasan suatu mesin
komputer. Pada era sekarang, Tes Turing dapat kita lihat pengaplikasiannya dalam fitur tes
CAPTCHA.
Sedangkan, Claude Shannon dikenal sebagai bapak dari teori informasi, teori yang lahir
sebagai bentuk pengaplikasian Aljabar Boolean. Lalu, John von Neumann adalah orang yang
merumuskan bahwa komputer harus dipisahkan menjadi dua bagian,
yakni hardware dan software.
Pada era ini, para ahli membicarakan bagaimana komputer dapat merepresentasikan
pengetahuan. Mesin komputer hanya akan bergerak jika sudah dimasukkan data. Para ahli
memperdebatkan bagaimana cara memasukkan data-data tersebut ke dalam mesin agar mesin
dapat belajar.
3. Tahun 1950
Perlu diingat bahwa memasuki era 1950-an, dunia sudah memiliki komputer digital.
Komputer muncul pertama kali pada 1946 sesudah Perang Dunia II. Awalnya, komputer
diciptakan di Amerika untuk keperluan perang, namun karena perang sudah berakhir, mesin
komputer tersebut digunakan oleh Departemen Statistik untuk mengolah data besar demi
kepentingan negara.
Memasuki era 1950-an, muncullah John McCarthy, Marvin Lee Minsky, Herbert Alexander
Simon, Allen Newell, dan Edward Albert Feigenbaum yang mulai merumuskan istilah AI.
AI muncul pertama kali pada 1956 di pertemuan di Dartmouth. Kontribusi lainnya yang
membawa perkembangan bagi komputer adalah bahasa LISP atau LISt Processing yang
merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi klasik. Lalu, ada juga Semantic Network and
Frame, expert system, serta general problem solver.
4. Tahun 1980
Era 1980-an dikenal juga sebagai second wave of AI. Para ahli yang berkontribusi dalam era
ini adalah David Rumelhart, Lotfi Zadeh, John Holland, Lawrence Fogel, Ingo Rechenberg,
dan John Koza. Hasil penemuan mutakhir di era ini adalah sebagai berikut:
Learning of MLP
Fuzzy logic
Genetic algorithms
Evolutionary programming
Evolution strategy
Genetic programming
5. Tahun 2000
Perkembangan kecerdasan buatan yang ketiga bermula pada era 2000-an saat komputer dan
internet sudah ada. Adapun produk-produk perkembangannya meliputi penemuan World
Wide Web atau WWW oleh Tim Berners-Lee pada 1989, Internet of Things oleh Kevin
Ashton pada 1999, sistem cloud yang dimulai dari 1950 dan terus dikembangan hingga 1990-
an, munculnya istilah big data oleh John R. Mashey pada 1998, dan deep learning oleh
Geoffrey Hinton pada 2006.
Dari guest lecture yang disampaikan Dr. Lukas tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
perkembangan AI terbagi menjadi empat bagian, yakni dimulai dari perkembangan teori,
gelombang pertama yang menandai munculnya pemikiran untuk memberikan pengetahuan
bagi mesin, gelombang kedua ketika mesin mulai mengolah data yang dimasukkan, serta
gelombang ketiga saat internet telah ditemukan.
Alhasil, kini AI telah berkembang jauh dan seiring dengan semakin canggihnya teknologi di
masa depan, bukan tidak mungkin AI juga akan ikut tumbuh bersamanya.
Jenis-Jenis AI
Dadan menjelaskan jenis-jenis AI dari kemampuannya. Yang pertama adalah Artificial
Narrow Intelligence (ANI). Jenis AI ini merupakan AI yang dikembangkan di awal-awal
perkembangan AI. “Jenis AI ini adalah AI yang sangat sempit seperti yang dikembangakan
pada awal kemunculan AI. Ketika terjadi tanya jawab, si mesin itu bisa menjawab apa yang
diprogramkan,
Jenis AI yang kedua adalah Artificial General Intelligence (AGI) atau yang biasa disebut juga
dengan AI generatif. Dadan menjelaskan AI generatif ini bisa melakukan pekerjaan
intelektual yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia.“Dari jenis AI ini kita bisa
membuat naskah, puisi, lagu, gambar, dan saat ini yang terkenal adalah ChatGPT.
Jenis AI ketiga, lanjut Dadan, adalah Artificial Super Intelligence (ASI). AI jenis ini akan
diperkirakan akan muncul pada sekitar tahun 2030-2040-an. Jenis AI ini kecerdasannya akan
melebihi kecerdasan manusia. Jenis AI tidak hanya mempunyai kemampuan kognitif, tetapi
juga mempunya perasaan.
Aplikasi AI
1. Siri
Siri adalah aplikasi terobosan Apple yang didesain secara khusus untuk menjadi asisten
pribadi pintar, yang bisa membantu penggunanya untuk menyelesaikan banyak hal. Siri
bisa mengirimkan pesan, menjadwalkan pertemuan, menelepon, dan lain sebagainya.
Siri ini merupakan salah satu contoh aplikasi kecerdasan buatan yang mampu
mengolah perintah Anda menjadi tindakan.
2. Gmail
Gmail merupakan salah satu layanan Google yang menggunakan mesin pembelajaran
untuk menghentikan email yang tidak diinginkan. Sistem tersebut akan menganalisis
dan mempelajari contoh email yang tidak diinginkan dan memasukkannya ke spam. Ini
bisa melindungi penggunanya dari malware atau virus, dan email yang mencurigakan.
Menariknya lagi Google juga tengah mengembangkan fitur Smart Reply yang bisa
membalas email dengan gaya dan bahasa yang mirip seperti penggunanya.
3. Netflix
Salah satu layanan paling populer di Netflix yaitu content-on-demand yang bisa
memprediksi film dan serial yang mungkin akan disukai oleh penggunanya. Sebagian
orang mungkin bertanya-tanya dari mana rekomendasi tersebut berasal? Dalang di
balik hal ini adalah kecerdasan buatan alias AI. Netflix memiliki teknologi yang bisa
memprediksi selera para penggunanya berdasarkan apa yang ditonton dan disukai.
4. Spotify
Hampir mirip dengan Netflix, AI dalam Spotify bekerja dengan cara memberikan
rekomendasi musik yang mungkin akan disukai oleh penggunanya. Aplikasi ini juga
bisa membuatkan playlist mingguan untuk penggunanya. Tidak hanya memprediksi
genre apa yang disukai, Spotify juga bisa memberikan rekomendasi musik yang belum
pernah dieksplorasi sebelumnya.
5. Amazon
Situs e-commerce yang satu ini bisa membaca produk apa yang sering dicari, dan
mereka akan menampilkan produk-produk yang serupa di laman pengguna. Algoritma
ini semakin berkembang dan menjadi lebih akurat setiap harinya, dan di masa depan
Amazon berencana untuk membuat sistem yang akan mengirim produk bahkan sebelum
pengguna memintanya.
6. Google Translate
Aplikasi pintar yang satu ini sangat bermanfaat untuk semua orang. Terjemahan yang
dibuat oleh Google Translate memang tidak selalu akurat, namun aplikasi ini bisa
meningkatkan hasilnya semakin sering pengguna menggunakannya, dan ini semua
dapat dilakukan berkat AI. bahkan kini, para pengguna juga bisa menerjemahkan
tulisan yang dipotret dengan kamera ponsel.
7. Google Maps
Satu lagi aplikasi terobosan dari Google yang sangat populer, mengingat peta dalam
bentuk fisik sekarang sudah tidak banyak digunakan. Program navigasi Google Maps
ini menggunakan algoritma untuk menyarankan rute yang paling mudah dijangkau
untuk menuju ke tempat tujuan. AI yang dimiliki oleh Google Maps menyimpan data
yang sangat besar untuk bisa menampung seluruh peta dan rute yang ada di seluruh
penjuru dunia.
Disisi lain layaknya sebuah teknologi, selain mendatangkan dampak positif, AI juga pasti
memberikan dampak negatif baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak Positif
Pengolahan data besar (big data) membutuhkan teknologi dan strategi khusus agar dapat
dilakukan dengan cepat dan akurat. Menggunakan AI pengolahan data besar dapat digunakan
untuk memproses dan menganalisis data secara otomatis, mengidentifikasi pola dan
hubungan dalam data, meningkatkan kecepatan pengolahan data dan meningkatkan akurasi
dalam pengolahan data.
Dengan demikian, AI dapat membantu mengotomatisasi proses pengolahan data besar lebih
dan akurat, serta mampu mengidentifikasi pola dan hubungan dalam data. Oleh karena itu,
penggunaan AI dalam pengolahan data besar dapat membantu organisasi untuk membuat
keputusan yang lebih baik dan lebih cepat berdasarkan data yang telah dianalisis secara
akurat.
2. Meningkatkan keakuratan dan efisiensi dalam sistem medis
AI dapat meningkatkan keakuratan dan efisiensi dalam sistem medis dengan cara diagnosis
dan prediksi penyakit lebih akurat, perawatan pasien yang lebih personal, mengurangi human
error, penentuan prioritas perawatan pasien. Dalam penggunaanya, AI memerlukan data
medis yang akurat dan terstruktur dengan baik.
Oleh karena itu, penerapan AI dalam sistem medis juga memerlukan upaya untuk
meningkatkan kualitas dan keteraturan data medis
Dengan demikian, penggunaan AI dalam sistem medis dapat meningkatkan keakuratan dan
efisiensi dalam diagnosis dan perawatan pasien. Hal ini dapat membantu mengurangi
kesalahan manusia.
Dalam implementasinya, AI dalam sektor industri memerlukan kerja sama antara manusia
dan mesin. Manusia tetap diperlukan untuk memahami dan menginterpretasikan data, serta
membuat keputusan yang diperlukan. Seperti prediksi kegagalan mesin, pengawasan
keamanan, optimisasi proses, dan pemeliharaan yang lebih baik. Penggunaan AI dalam sektor
industri dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan.
4. Memberikan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam pengelolaan sumber daya
Teknologi AI dapat memberikan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam pengelolaan
sumber daya. Pengelolaan sumber daya oleh AI dapat digunakan untuk memantau dan
mengelola sumber daya alam. Teknologi AI dapat digunakan untuk pemanfaatan energi,
pengelolaan logistik, dan manajemen keuangan. Dalam implementasinya, AI dalam
pengelolaan sumber daya memerlukan pengumpulan data yang akurat dan sistematis.
Penggunaan AI dalam pengelolaan sumber daya dapat memberikan solusi yang lebih efektif
dan efisien dalam memanfaatkan sumber daya secara optimal, mengurangi biaya operasional,
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Dampak Negatif
Namun, penggunaan AI juga memerlukan perhatian khusus dalam aspek privasi dan etika
penggunaan data. Penting bagi pengguna AI untuk memperhatikan keamanan data dan
privasi pengguna dalam mengumpulkan dan menggunakan data.
Seiring dengan perkembangan teknologi AI, diperlukan pula sumber daya manusia yang
berkualitas dan ahli dibidang AI untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi ini. Oleh
karena itu, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu bekerja sama untuk menciptakan SDM
yang berkualitas dan mempercepat perkembangan teknologi AI.
Bahaya AI
Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memahami dan menghadapi bahaya ini dengan
bijaksana untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa bahaya dari
AI (Artificial Intelligence) yang wajib diketahui
Kecerdasan buatan yang mandiri adalah jenis AI yang dapat mengambil keputusan tanpa
campur tangan manusia. Meskipun memiliki potensi untuk menghadirkan perbaikan dan
efisiensi dalam berbagai sektor, kecerdasan buatan yang mandiri juga membawa risiko yang
serius. Ketidakmampuan manusia untuk mengendalikan AI ini dapat menyebabkan
konsekuensi yang tak terduga dan bahkan berbahaya jika hal-hal berjalan tidak sesuai
rencana.
Penggunaan AI dalam proses produksi dan layanan dapat menggantikan pekerjaan manusia,
menyebabkan pengangguran massal di beberapa sektor. Jika tidak ada tindakan proaktif, hal
ini dapat meningkatkan disparitas sosial antara pemilik teknologi AI dan mereka yang
kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang bijaksana untuk mengatasi
masalah ini, seperti pelatihan ulang untuk tenaga kerja agar bisa beradaptasi dengan
perubahan
teknologi.
3. Pelanggaran privasi
AI cenderung mengambil keputusan berdasarkan data pelatihan. Jika data tersebut memiliki
bias atau diskriminasi yang ada di masyarakat, AI juga akan mencerminkan bias ini dalam
keputusan dan tindakannya. Hal ini bisa menyebabkan diskriminasi sistemik dalam berbagai
sektor, seperti pengangguran, perumahan, dan keadilan pidana. Perlu diupayakan untuk
menyusun dataset yang representatif dan menyelidiki bias apa pun yang mungkin ada dalam
sistem AI.
AI dapat digunakan oleh pihak-pihak jahat untuk mengembangkan serangan siber yang lebih
canggih dan merusak. Dengan kecerdasan buatan, serangan siber bisa lebih sulit dideteksi dan
dipertahankan. Selain itu, teknologi AI juga dapat digunakan dalam teknologi militer, yang
jika jatuh ke tangan yang salah, bisa berujung pada bencana kemanusiaan.
BAB III
KESIMPULAN
Kecerdasan Buatan (AI) telah menjelma menjadi kekuatan revolusioner yang membentuk
landasan masa depan teknologi. Dengan melihat sejarahnya, AI telah melewati perjalanan
panjang dari konsep teoretis hingga menjadi teknologi terapan yang mengubah cara kita
hidup dan bekerja. Aplikasi AI sangat beragam, mulai dari perawatan kesehatan hingga mobil
otonom, memberikan kontribusi signifikan dalam memecahkan masalah kompleks di
berbagai bidang.
Namun, bersamaan dengan kemajuan tersebut, AI membawa dampak yang kompleks.
Dampak positifnya mencakup peningkatan efisiensi, akurasi, dan inovasi dalam berbagai
sektor. Namun, dampak negatifnya tidak boleh diabaikan. Penggantian pekerjaan manusia
oleh otomatisasi, potensi hilangnya keterampilan manusia, serta isu privasi dan keamanan
data menjadi risiko yang perlu diatasi.Bahaya AI juga mencakup potensi pengambilan
keputusan yang tidak adil dan diskriminatif jika algoritma tidak dikelola dengan baik.
Kecerdasan Buatan juga membawa risiko etika terkait penggunaan senjata otonom dan
kehilangan kendali manusia atas teknologi yang semakin pintar ini.Dalam menyikapi risiko-
risiko tersebut, pengelolaan AI dengan bijaksana menjadi esensial. Peraturan yang ketat,
pemantauan yang cermat, dan penekanan pada transparansi dan akuntabilitas diperlukan.
Selain itu, pendidikan dan kesadaran publik akan AI dan etika penggunaannya perlu
ditingkatkan agar masyarakat dapat membuat keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab
terkait dengan penggunaan teknologi ini.
Dengan pendekatan yang hati-hati dan bijaksana, AI memiliki potensi untuk memberikan
manfaat luar biasa bagi manusia dan masyarakat. Namun, kesadaran akan risikonya dan
kesiapan untuk mengatasi tantangan yang muncul merupakan kunci dalam mengoptimalkan
potensi positif sambil meminimalkan dampak negatif AI di masa depan.