Anda di halaman 1dari 4

‫ِد ِض ِلِع ِدِه ِحِل‬ ‫ِلّٰل ِه ِذ‬

‫ َأْش َه ُد َأْن َالِإٰل َه ِإَّالاُهلل َالَش ِر ْيَك َل ُه‬. ‫احلمُد اَّل ْي َح َّر َم الِّص يَاَم َأّي َاَم اَألْع يَا َياَفًة ب َا الَّص ا َنْي‬
. ‫اَّلِذْي َجَعَل اَّجلَّنَة ِلْلُم َّتِق َنْي َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد نَا َو َمْو َالَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َرُسْو ُلُه الَّداِعْي ِإَىل الِّص َر اِط ا ْس َتِق ْيِم‬
‫ُمل‬
‫ َأَّم ا‬. ‫الّٰل ُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو بَاِر ْك َعلَى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ـٍد َو َعَلى آِلِه َو َأْص حَاِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإَىل َيْو ِم الِّد ْيَن‬

. ‫َبْع ُد‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Pada momentum yang mulia ini,


khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan
dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt. Pengertian takwa itu
sendiri adalah:

‫اْم ِتَثاُل َأَو اِم ِر اِهلل َو اْج ِتَناِب َنَو اِه ْيِه ِس ًّر ا َو َعاَل ِنَّيًة َظاِه ًر ا َو َباِط ًنا‬

Yakni menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala


apapun yang dilarang oleh-Nya baik dalam keadaan sunyi maupun
terang-terangan, dalam wujud lahir maupun batin. Perlu kita sadari bahwa
tingkat ketakwaan inilah yang akan menjadi penyelamat kita di dunia dan
akhirat sebagaimana sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas ra.:

‫َمْن َيَّتِق اَهلل ُيْنِج ِه يِف الُّد ْنَيا اآْل ِخ ِة‬


‫َو َر‬ ‫َو‬
Artinya: “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan
menyelamatkannya di dunia dan akhirat." ad Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Selain menguatkan ketakwaan kepada Allah, kita juga
wajib untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya karena senantiasa terus
mendapatkan kenikmatan yang tidak bisa kita hitung satu-persatu. Walau
kita, misalnya saat ini sedang menghadapi permasalahan dan cobaan
besar dalam kehidupan kita, namun yakinlah, nikmat Allah lebih besar
dari masalah dan cobaan yang kita hadapi. Dengan mensyukuri nikmat
Allah juga akan mampu merubah kehidupan kita lebih baik di masa
mendatang. Karena Allah tidak akan merubah nasib atau keadaan kita
sendiri kecuali diri kita yang memiliki tekad untuk merubahnya.
‫ِاَّن الّٰل اَل َغِّي ا ِبَق ٍم ىّٰت َغِّي ا ا ِبَا ُف ِس ِه ْۗم‬
‫َه ُي ُر َم ْو َح ُي ُر ْو َم ْن‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” ( QS: Ar-
Ra’du: 11). Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di antara kenikmatan
yang harus kita syukuri saat ini adalah diberinya umur panjang oleh Allah
swt sehingga kita masih bisa menikmati dan melewati bulan suci
Ramadhan. Saat ini juga, kita diberi kesempatan untuk bisa berjumpa
dengan bulan Syawal. Bulan Syawal sendiri menjadi bulan yang spesial
karena di bulan ini kita merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sebuah hari
bahagia bagi umat Islam seluruh dunia untuk merayakan kesuksesan
dalam menjalankan perintah Allah swt yakni berpuasa selama satu bulan
penuh di bulan Ramadhan. Dari segi bahasa, kata “Syawal” ( ‫ )َش َّواُل‬berasal
dari kata “Syala” ( ‫ )َش اَل‬yang memiliki arti “irtafaá” ( ‫ )ِاْر َتَف َع‬yakni
meningkatkan. Makna definisi ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah yang selama bulan
Ramadhan cenderung menguat dan meningkat.
Kita bisa melihat dan merasakan sendiri bagaimana semangat
ibadah kita khususnya, dan umat Islam pada umumnya, lebih tinggi di
bulan Ramadhan dibanding dengan bulan-bulan biasanya. Masjid ramai
dengan ibadah shalat berjamaah, shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an dan
berbagai ibadah lainnya baik siang maupun malam. Kuantitas ibadah lain
juga meningkat di bulan Ramadhan seperti zakat, infak, dan sedekah di
samping ibadah utama di bulan Ramadhan yakni berpuasa. Tentu semua
itu harus dipadukan dengan spirit bulan Syawal dalam bentuk
peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah. Kita harus berusaha sekuat
tenaga agar ‘suntikan’ semangat di bulan Ramadhan bisa ditingkatkan,
minimal sama persis di bulan Syawal. Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk
mempertahankan semangat ibadah kita di bulan Syawal dan bulan-bulan
ke depannya adalah dengan melakukan Muhasabah, Mujahadah, dan
Muraqabah. Muhasabah adalah melakukan introspeksi diri terhadap
perjalanan ibadah di bulan Ramadhan. Muhasabah ini bisa dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri tentang: Apa
yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan? Apakah kita sudah memiliki
niat yang benar dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan? Apa
yang menjadikan kita semangat beribadah di bulan Ramadhan?
Pernahkan kita melanggar kewajiban-kewajiban di bulan Ramadhan?.
Dan tentunya pertanyaan-pertanyaan introspektif lainnya untuk
mengevaluasi ibadah kita selama ini. Muhasabah ini sangat penting
karena akan menjadi pijakan kita untuk melangkah selanjutnya di bulan
Syawal. Allah pun sudah mengingatkan kita untuk senantiasa melakukan
evaluasi dengan melihat masa lalu kita sebagai modal untuk menghadapi
masa depan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr: 18:

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰاَم ُنوا اَّتُقوا الّٰل َه َو ْلَتْنُظْر َنْف ٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغٍۚد َو اَّتُقوا الّٰل َۗه ِاَّن الّٰل َه َخ ِبْيٌر ۢ َمِبا َتْع َم ُلْو َن‬
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh,
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." Setelah melakukan
muhasabah, selanjutnya kita melakukan mujahadah yakni bersungguh-
sungguh dalam berjuang untuk mempertahankan tren positif ibadah bulan
Ramadhan. Di bulan Syawal ini, kita harus tancapkan tekad untuk terus
melestarikan kebiasaan-kebiasaan positif selama Ramadhan. Perjuangan
ini tentu akan banyak menghadapi tantangan, baik dari lingkungan sekitar
kita maupun dari diri kita sendiri. Oleh karenanya, kita harus memiliki
tekad kuat dan benar agar hambatan dan tantangan yang bisa
mengendurkan semangat ibadah kita ini bisa kita kalahkan. Allah telah
memberikan motivasi pada orang yang bersungguh-sungguh dalam
berjuang sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut
:ayat 69
‫ِس ِن‬ ‫ۗا ِا ّٰل‬ ‫ِد‬ ‫ِف‬ ‫ِذ‬
‫َو اَّل ْيَن َج اَه ُد ْو ا ْيَنا َلَنْه َيَّنُه ْم ُسُبَلَن َو َّن ال َه َلَمَع اْلُم ْح َنْي‬
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh)
untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat
baik.” Setelah bermuhasabah dan bermujahadah, selanjutnya kita bisa
melakukan muraqabah kepada Allah. Muraqabah adalah upaya kita
mendekatkan diri kepada Allah swt. Upaya kita untuk dekat dengan Allah
ini akan memunculkan keyakinan di dalam hati bahwa kita selalu dilihat
dan diawasi oleh Allah swt. Ketika Allah senantiasa mengawasi kita,
maka akan muncul rasa takut untuk melakukan segala hal yang dilarang
oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda:

‫َأْن َتْع ب ـُـَد الَّلَه َك َأَّنـَك َتَر اُه َفِإْن ْمَل َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنُه َيَر اَك‬
Artinya: “Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan
engkau melihat-Nya, sebab meski engkau tidak melihat-Nya, Dia
melihatmu...” Semakin kuat tekad kita untuk bermuraqabah, maka secara
otomatis akan menjadikan kita sadar bahwa kita sangat lemah dan miskin
amal ibadah sehingga akan muncul kesadaran untuk terus
melipatgandakan ibadah dan kebaikan kita sebagai wujud penghambaan
kepada Allah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Itulah beberapa upaya yang
bisa kita lakukan agar di bulan Syawal ini kita masih bisa terus
memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah serta semangat dalam
menjalankan perintah beribadah kepada Allah swt. Semoga kita bisa
melakukan Muhasabah, Mujahadah, dan Muraqabah ini sehingga hari ini
akan lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Amin.
‫باَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر ٰا ِن اْلَعِظ ْيِم َو َنَفَعِني َو ِاَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اٰاْل َياِت َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم‬

Anda mungkin juga menyukai