Deteksi Lokasi Petir Dengan Metoda Magnetic Direct
Deteksi Lokasi Petir Dengan Metoda Magnetic Direct
Abstrak—Sambaran petir dapat menimbulkan kerusakan pada objek yang disambar maupun pada objek
lain yang mengalami interferensi gelombang elektromagnetik. Proses petir berhubungan dengan
pergerakan muatan, sehingga dapat diamati melalui pengukuran medan magnet. Dua loop antena medan
magnet (loop utara/selatan tegak lurus terhadap loop timur/barat) dapat digunakan untuk menentukan arah
lokasi petir. Setiap stasiun akan memberikan nilai sudut arah lokasi petir. Lokasi terjadinya petir dapat
diperoleh dengan menghitung titik perpotongan jalur medan magnet petir dari 3 titik sensor, dengan
menggunakan metode Magnetic Direction Finding (MDF). Dari 275 data petir yang terekam pada ketiga
stasiun, diperoleh 20 data petir dengan waktu kejadian yang sama. Selanjutnya dari 20 data petir pada
masing-masing stasiun dengan waktu kejadian yang sama tersebut diperoleh 3 data petir yang
menghasilkan triangulasi lokasi petir. Triangulasi lokasi petir dioptimasi sehingga menghasilkan titik
lokasi petir, maka diperoleh nilai persimpangan sudut (site error) dari sudut hasil perhitungan.Hasil
perhitungan menunjukan stasiun 1 memiliki site error terbesar karena pengaruh topografi. Persentase site
error rata – rata stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 adalah 2,88 %, 2,58 % dan 1,16 %.
Abstract—Lightning dischare can cause destruction to the struck object and the other object that feel
electromagnetic field interference cause lightning. Lightning process associatedwith movement of charge
so that can be observed by measurement magnetic field. Two loop magnetic antena (north/south loop
perpendicular to west/east loop) use to determinethe direction of lightning flash. The principleis
comparinheg t output voltage from each sensor. Each station will give angle valuestowardlightning.
Lightning location will get from calculate intersection of three line lightning magnetic field with use
Magnetic Direction Finding (MDF) method. From 275 lightning data with record we get 20 data that have
same time. From 20 data we get 3 lightning data that produce pointlocation oflightning. Three angulation
of lightning location than optimized, the result is a point of lightning location and we get site error from
the angle of calculation result. Avarage percentation for station 1, station 2 and station 3 is 2,88 %, 2,58
%, 1,16 %.
Keyword : lightning detection, magnetic direction finding (MDF), lighning location, site error.
Stasiun 2
Bentuk gelombang tegangan keluaran antena
loop TB dan antena loop US dari stasiun 2,dari
hasil pengamatan diperlihatkan pada gambar
14. Tegangan absolut maksimum loop TB pada
channel B bernilai 59,9 mV, sedangkan
Gambar 11. Tegangan antena loop stasiun 1 tegangan loop US pada channel C bernilai 80,6
berdasarkan data 12/01/2014 21:57:59 WIB mV.
Sudut yang dihasilkan dari perbandingan nilai
tegangan loop TB dengan loop US adalah:
59,9
Sudut yang dihasilkan dari perbandingan nilai 𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 = 36,64°
80,6
tegangan loop TB dengan loop US adalah:
Maka arah lokasi petir dari stasiun 2 adalah
123,1
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 = −44,790° pada kuadran I, dengan sudut (θ)36,64°
−124,1
seperti pada gambar 4.3.
36,64˚
paling kecil yaitu -19,6 mV untuk loop TB dan memberikan pembacaan arah tangensial lokasi
68,1 mV untuk loop US. Nilai tegangan petir, yang sedikit menyimpang dari lokasi petir
masing-masing loop sensor ini menunjukan sesungguhnya.Untuk mendapatkan titik lokasi
bahwa lokasi sumber petir berada paling dekat petir, maka dilakukan optimasi dari data
dengan stasiun 1 dan paling jauh dari stasiun 3. triangulasi lokasi petir yang diperoleh. Pada
Hasil tersebut sesuai dengan lokasi penelitian ini titik lokasi petir dianggap adalah
petir,membentuk triangulasi perpotongan garis titik tengah dari segitiga lokasi petir hasil
arah lokasi petir. triangulasi. Optimasi titik lokasi petir untuk
data petir pada 12/01/2014 21:57:59 ditunjukan
4.2Analisa Optimasi Lokasi Petir dan Site pada gambar 4.7.
Error. Hasil optimasi memperlihatkan persimpangan
sudut (error) yang terjadi akibat site error pada
Lokasi petir yang didapatkan dengan metode penentuan arah petir,di masing-masing stasiun.
MDF dari 3 stasiun, bukanlah berupa titik Pengukuran sudut arah lokasi petir pada stasiun
koordinat melainkan berupa triangulasi 1 mengalami penyimpangan sebesar
perpotongan garis arah petir dari ketiga stasiun, 5,21˚,sedangkan pada stasiun 2 mengalami
dikenal dengan istilah “site error”. Site error penyimpangan sebesar 3,41˚ dan pada stasiun 3
yaitu kesalahan azimuth dalam pembacaan mengalami penyimpangan sebesar 2,54˚ dari
lokasi sumber petir oleh sensor MDF, titik lokasi petir hasil optimasi. Dapat dilihat
disebabkan oleh komponen medan magnet yang bahwa nilai error yang diperoleh berada di
tidak diinginkan, akibat efek dari topografi bawah 10˚, sesuai dengan error untuk sistem
daerah rambatan gelombang magnet petir ke MDF wide band[9].Perbandingan sudut arah
sensor yang tidak horizontal dan pantulan yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan
radiasi dari struktur konduktor yang ada di hasil optimasi ditunjukan pada tabel 4.
dekat sensor. Site error menyebabkan
persimpangan pembacaan lokasi sumber petir Tabel 4. Perbandingan sudut arah lokasi petir
oleh sensor dari lokasi petir sesungguhnya. yang diperoleh dari pengukuran dengan hasil
Dari penelitian sebelumnya diperoleh data optimasi berdasarkan data petir 12/01/2014
bahwa site error yang terjadi yaitu dengan 21:57:59 WIB
penyimpangan sebesar 30˚ untuk sistem MDF Sudut Hasil Sudut Hasil
dengan sensor narrow band, dan 10˚.Untuk Stasiun Error
pengukuran Optimasi
sistem MDF dengan sensor wide band,secara 3,308%
1 135,21˚ 140,41˚
umum penyebab “site error” adalah struktur
2 36,64˚ 33,22˚ 2,797%
berupa bagunan, saluran dan kabel power yang
ada di dekat sensor MDF dan variasi dari 3 343,94˚ 346,48˚ 1,508%
topografi daerah di sekitar sensor MDF[9].
Dari lokasi petir yang terekam pada 12/01/2014
21:57:59 WIB,yang ditujukan oleh
sensor,bahwa antaralokasi tersebut terdapat 4.3 Perbandingan Penentuan Lokasi dari
daerah perbukitan,dapat dilihatkan pada peta Beberapa Data Petir
berwarna hijau. Terjadinyasite error,disebabkan Dari beberapa data petir dapat dilakukan
oleh pantulan gelombang medan magnet pada perbandingan bentuk gelombang medan magnet
daerah perbukitan, yang topografinya tidak yang diperoleh dari masing-masing kejadian
datar. Sensor loop antena pada masing-masing dan lokasi petir .
stasiun akan mendeteksi gelombang medan
mangnet yang berupa gelombang pantulan,
sehingga nilai tegangan output dari masing-
masing loop TB dan loop US dari sensor akan
Gambar 17. Optimasi titik lokasi petir berdasarkan data 12/01/2014 21:57:59 WIB
Untuk melakukan perhitungan arah lokasi Dari perbandingan nilai site error pada tiap-tiap
petir,dengan cara yang sama seperti di atas, stasiun petir, berdasarkan beberapa data petir
maka dapat diperoleh nilai sudut arah lokasi pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa site error
petir untuk masing masing stasiun, berdasarkan bernilai paling besar adalah pada stasiun
data petir pada tanggal 12/01/2013 jam 1.Dapat dijelaskan bahwa stasiun 1 mempunyai
19:09:07 dan data petir pada tanggal lokasi yang dekat dengan perbukitan, dimana
12/01/2013 jam 22:03:06,lokasi petir topografinya tidak datar. Hal ini memungkinkan
sesungguhnya dapatditentukan di titik tengah terjadi lebih banyak pemantulan gelombang
(titik optimasi) dari daerah segitiga triangulasi. medan magnet petir sehingga terjadi
Titik lokasi petir hasil optimasi untuk data petir penyimpangan pembacaan arah lokasi petir oleh
pada tanggal 12/01/2013 jam 19:09:07 WIB sensor pada stasiun1, yang lebih besar
dan data petir pada tanggal 12/01/2013 jam dibandingkan sensor pada stasiun 2 dan stasiun
22:03:06 WIB,dapat dihitung berapa 3. Secara persentase, site error untuk ketiga
persimpangan sudut (site error) yang terjadi stasiun diperlihatkan pada gambar 4.8, dimana
pada masing-masing stasiun. site error rata-rata tetinggi terekam oleh stasiun
.Dari beberapa data petir yang telah dilakukan 1Topografimempengaruh penerimaan
perhitungan sudut arah lokasi petirdan gelombang elektromagnetik terhadap antena.
penentuan lokasi petir, serta optimasi titik
lokasi petir, maka dapat dilakukan
pengamatannilai pemyimpangan sudut arah
lokasi petir (site error) yang terjadi untuk
masing-masing data petir. Nilai site error untuk
masing-masing data petir dituliskan kembali
pada tabel 5.
DAFTAR PUSTAKA