Anda di halaman 1dari 22

UJIAN TENGAH SEMESTER

PEMODELAN SPASIAL “DISASTER SHELTER DARURAT PLANNING”

Dosen Pengampu : Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D.

Kelompok 2:
Rabi’a (23/525500/PGE/01584)
Rizka Dwi Amalia (23/530806/PGE/01628)
Taufik Budi Waskita (23/530803/PGE/01627)
Zellinia Ristanti (23/512479/PGE/01563)

MAGISTER GEOGRAFI FAKULTAS


GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH
MADA YOGYAKARTA
2024
PERENCANAAN PENGUNGSIAN
Studi Kasus untuk Program Magister Geografi Fakultas Geografi UGM
Ditugaskan oleh:
Muhammad Kamal, MGIS, PhD (m.kamal@ugm.ac.id)
Latihan Menggunakan Data Gempa bumi Bantul
Pada saat bencana terjadi, para penduduk yang tinggal di area terdampak seringkali
membutuhkan tempat penampungan sementara. Namun, menemukan tempat penampungan tidak
selalu semudah kedengarannya. Para pengelola penanganan darurat harus menentukan fasilitas
mana yang akan ditetapkan sebagai tempat penampungan, berapa banyak orang yang dapat
ditampung di setiap tempat penampungan, dan bagaimana cara memobilisasi penduduk ke tempat
penampungan, semuanya dilakukan dalam lingkungan di mana faktor-faktor penentu terus
berubah. Latihan ini memperkenalkan data penginderaan jauh dan SIG sebagai perangkat penting
untuk mengevaluasi kebutuhan tempat penampungan masyarakat dan untuk membuat
inventarisasi fasilitas yang akan digunakan untuk penerimaan dan perawatan korban bencana.

Data yang kami gunakan terdiri dari:


• 0904.tif: Citra resolusi tinggi bagian Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.
• rapid_0904.shp: file GIS data administrasi di wilayah yang diminati.
• field_record.xlsx: file MS Excel tentang karakteristik bangunan yang dikumpulkan di
lapangan.

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Tugas 1: Menampilkan dan menjelajahi data
A. Sistem koordinat apa yang digunakan dalam data GIS dan citra?
Jawaban:
Data GIS Point dan citra menggunakan Projected Coordinate System yaitu EPSG: 32749 -
WGS_1984_UTM_Zone_49S yang merupakan proyeksi peta pada bidang dua dimensi yang
memiliki panjang sudut, luas dan wilayah yang sama. Dalam koordinat ini lokasi diidentifikasikan
sebagai koordinat (x, dan y) pada sebuah grid.

B. Berapa ukuran piksel data citra?


Jawaban:
Berdasarkan Cell size (x,y) adalah 1,1. Artinya, masing-masing pixel dalam data citra berukuran
1 m x 1 m.

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


C. Data citra apa yang anda gunakan?
Jawaban:
Data yang digunakan adalah data citra IKONOS sebagian wilayah terdampak gempabumi Bantul
2006 (Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul). Hal ini didasarkan
dengan ketelitian citra satelit IKONOS yakni 1 meter x 1 meter.

D. Jenis lingkungan apa yang direpresentasikan oleh data tersebut?


Jawaban:
Citra menggambarkan lingkungan permukiman di wilayah pedesaan. Hal ini dapat diindikasikan
dengan adanya kenampakan morfologi yang cenderung datar hingga sangat landai. Terlihat tingkat
kerapatan vegetasi sedang dan terdapat penggunaan lahan berupa hunian, makam, fasilitas umum,
serta lahan pertanian berupa sawah irigasi di sebagian besar wilayah. Apabila dilihat dari data
shapefile “rapid point” dan data tabular hasil observasi lapangan, terdapat informasi mengenai:
nama pemilik bangunan, nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, nama RT, nama RW, jenis
bangunan, tipe penyusun dinding bangunan, tipe atap, jenis lantai rumah, dan tanggal pelaksanaan
surveyoran.

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


E. Berapa banyak data yang dikumpulkan dari survei lapangan?
Jawaban:
Survei lapangan menghasilkan :
1. 765 titik bangunan yang terdiri dari makam, sekolah, hunian, dan tempat ibadah.
2. Terdapat 7 RT terdiri dari RT 1 sampai RT 7
3. Data RW yakni RW 14, 16, 18, 27, 29, 30 total 6 RW
4. BLD_OWNER ada 756 data subjek atau responden.
5. Village ADA 8 dusun Bakungan, Bogem, Bregan, Jombang, Lumutan, Ngambah,
Plumutan, dan Tulasan.
6. Sub_Distrik Surveyoran ini dilaksanakan di desa Mulyodadi
7. Distrik data distrik ini sudah lengkap dilaksanakan di desa Bambanglipuro
8. BLD_FUNC, ada 763 data untuk fungsi terdiri dari 4 fungsi yaitu Cemetery (kuburan),
Education (Bangunan Sekolah), House (Permukiman), Place Of Worship (Tempat Ibadah)
9. No_Floor sebanyak 681 data terisi yang terdiri dari rumah dengan 1 lantai dan rumah
dengan 2 lantai
10. BLD_Struck sebanyak 765 rumah terdiri dari 3 jenis tipe bahan pertama ada 1. Batubata 2.
Beton 3. bangunan bertulang
11. BLD_Roof, sebanyak 765 terdiri dari concrete roof tile (Genteng Beton Datar), Concrete
Roof (Genteng Beton) dan Toof Tile (Genteng Bata)
12. Damage, total 765 data rumah yang terdampak kerusakan Rendah sebanyak 36 rumah,
sedang 27 rumah, Tinggi sebanyak 702 rumah.
13. Kerja lapangan ini dilaksanakan selama 3 hari, 14 Juni, 15 Juni, 17 Juni 2006.
F. Berapa hari kerja lapangan untuk lokasi khusus ini?
Jawaban:
Kerja lapangan dilakukan pada tiga hari kerja, yaitu 14 Juni, 15 Juni, 17 Juni 2006.

G. Apakah ada data yang buruk dari hasil survei lapangan?


Jawaban:

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


1. ID_Lapangan tidak urut dimulai dari nomor 3 dan ada data yang hilang dimulai dari nomor
7 (Tujuh).

2. ID_BLD ada yang tidak terisi sebanyak 9 data, keidakteraturan (terdiri dari 101 , 512,521,
522,532,571,811,831)
3. RT ada data yang kosong sebanyak 2 data. RT terdiri dari RT 1 sampai dengan RT 7
4. RW Terdapat RW sebanyak 289 data yang kosong sisanya RW 14, 16, 18, 27, 29, 30
5. BLD_OWNER ada 9 data yang kosong yang tidak terisi oleh subjek atau responden
6. Village ada 1 data kosong sisanya berada pada dusun Bakungan, Bogem, Bregan, Jombang,
Lumutan, Ngambah, Plumutan, dan Tulasan
7. Sub_Distrik Surveyoran ini dilaksanakan di desa Mulyodadi
8. Distrik data distrik ini sudah lengkap dilaksanakan di Desa Bambanglipuro
9. BLD_FUNC, terdapat dua data kosong. Fungsi bangunnan pada studi kasus ini diantara nya
Cemetery (kuburan), Education (Bangunan Sekolah), House (Permukiman), Place Of
Worship (Tempat Ibadah)
10. No_Floor sebanyak 84 data kosong, sisanya 1 dan 2
11. BLD_Struck rumah terdiri dari 3 jenis tipe bahan pertama ada 1. Batubata 2. Beton 3.
bangunan bertulang
12. BLD_Roof, concrete roof tile (Genteng Beton Datar), Concrete Roof (Genteng Beton)
Brick Toof Tile (Genteng Bata)
13. Damage, dampak kerusakan Rendah, sedang, Tinggi.
14. Input_Data, ada satu data kosong. Surveyoran ini dilaksanakan selama 3 hari, 14 Juni, 15
Juni, 17 Juni 2006.

H. Desa mana saja yang tercakup dalam data ini?


Jawaban:
Wilayah yang tercakup dalam data ini meliputi:
Dusun : Bregan, Ngambah, Lumutan, Bogem, Bakungan, Tulasan, Jomblang, Plumutan,
Desa : Mulyodadi
Kecamatan : Bambanglipuro
Kabupaten : Bantul

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

I. Dari citra tersebut, dapatkah Anda mengidentifikasi rumah-rumah yang rusak? Seperti
apa kenampakannya?
Jawaban:
Jika dilakukan identifikasi secara visual dengan melihat gambar, tidak terlihat rumah-rumah yang
rusak. Namun, jika dilihat dari data hasil survei lapangan, maka akan ditemukan data tingkat
kerusakan pada masing-masing titik bangunan.

J. Apa interpretasi utama yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bangunan yang
rusak?
Jawaban:
Interpretasi utama untuk mengidentifikasi bangunan yang rusak yakni dengan dua cara pertama
dengan interpretasi vertikal melalui foto udara dan melihat informasi dari data attribute table
shapefile point_shp_rapid.

K. Apakah Anda menemukan bangunan pada citra yang tidak terwakili oleh data GIS?
Jawaban:
Terdapat beberapa bangunan yang tidak memiliki atribut tertentu karena surveyor tidak melakukan
observasi pada bangunan-bangunan tersebut. Dengan demikian, data yang dihasilkan dari
observasi lapangan menjadi kurang lengkap. Berdasarkan hal tersebut, kami berasumsi bahwa
teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh surveyor menggunakan teknik sampling (bukan
sensus).

L. Apa keuntungan penggunaan data penginderaan jauh untuk penilaian kerusakan akibat
gempa bumi dengan cepat?
Jawaban:
Data pengindraan jauh untuk penilaian kerusakan dapat mempermudah serta mempercepat proses
evaluasi dan respons petugas/pemangku kepentingan terhadap kejadian gempabumi karena:

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


1. Akses yang cepat, luas, akurat dan dapat diakses melalui sinyal satelit ataupun pesawat udara
tanpa kontak langsung dengan wilayah yang dapat memberikan gambaran umum lokasi
kejadian.
2. Pemetaan yang dapat dilakukan dengan luas memuat informasi mana saja wilayah yang
terdampak bencana
3. Dapat digunakan untuk melihat kerusakan struktural secara fisik pada bangunan, fasilitas
umum/infrastruktur dengan menganalisis citra untuk melihat perubahanya, segmentasi dan
klasifiksinya
4. Mengidentifikasi area mana yang menjadi prioritas pertama dalam tahap penanganan di
kondisi yang mendesak dengan tingkatkerusakan dari yang paling parah ke yang paling
ringan
5. Pengindraan jauh juga dapat digunakan untuk pemantauan pasca gempa untuk evakuasi
perkembangan kondisi wilayah terdampak dan dampak dalam jangka panjangnya. (Lili
Somantri, 2010)

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Tugas 2: Menggabungkan data

A. Bagaimana cara menggabungkan data GIS dengan data lapangan?


Jawaban:
1. Pertama Data lapangan yang telah berhasil terkumpul akan diinput ke dalam tabel,
dengan atribut berupa: Lokasi administratif (Dusun, Desa, dan Kecamatan), lokasi
absolut (didapatkan dari plotting titik koordinat), serta atribut lain berupa fungsi
bangunan, karakteristik bangunan, tingkat kerusakan, dan pemilik bangunan.
2. Export attribute table ke dalam Software ArcGis/QGis untuk kemudian melihat
persebaran lokasi data yang terkumpul.

B. Kunci utama apa yang akan Anda gunakan sebagai koneksi antara dua data?
Jawaban:
1. Di data Excel : ID Lap, BLD Func, No Floor, Bld Struct, Bld Roof, Damage, Input
Data.
2. Di shp Point Rapid : ID lap, Sheet, ID BLD, RT, RW, BLD Owner, Village, SUB_Dist,
Distrik.
3. Kami menggabungkan berdasarkan data ID_LAP yang terdiri atas 765 Responden.
4. Lokasi dan koordinat yang sama

C. Sekali lagi, apakah ada data yang buruk dari keseluruhan data?
Jawaban:
Selain data-data yang disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa data yang buruk:
1. ID_Lapangan tidak urut dimulai dari nomor 3 dan ada data yang hilang dimulai dari
nomor 7
2. ID_BLD ada yang tidak terisi sebanyak 9 data, keidakteraturan (terdiri dari 101 ,
512,521, 522,532,571,811,831)
3. RT ada data yang kosong sebanyak 2 data. RT terdiri dari RT 1 sampai dengan RT 7.
4. RW Terdapat RW sebanyak 289 data yang kosong sisanya RW 14, 16, 18, 27, 29, 30.
5. BLD_OWNER ada 9 data yang kosong yang tidak terisi oleh subjek atau responden.

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


6. Village ada 1 data kosong sisanya berada pada dusun Bakungan, Bogem, Bregan,
Jombang, Lumutan, Ngambah, Plumutan, dan Tulasan.
7. Sub_Distrik Surveyoran ini dilaksanakan di desa Mulyodadi
8. Distrik data distrik ini sudah lengkap dilaksanakan di desa Bambanglipuro
9. BLD_FUNC, terdapat dua data kosong. Fungsi bangunnan pada studi kasus ini diantara
nya Cemetery (kuburan), Education (Bangunan Sekolah), House (Permukiman), Place
Of Worship (Tempat Ibadah)
10. No_Floor sebanyak 84 data kosong, sisanya 1 dan 2
11. BLD_Struck rumah terdiri dari 3 jenis tipe bahan pertama ada 1. Batubata 2. Beton 3.
bangunan bertulang
12. BLD_Roof, concrete roof tile (Genteng Beton Datar), Concrete Roof (Genteng Beton)
Brick Toof Tile (Genteng Bata)
13. Damage, dampak kerusakan Rendah, sedang, Tinggi
14. Input_Data, ada satu data kosong. Surveyoran ini dilaksanakan selama 3 hari, 14 Juni,
15 Juni, 17 Juni 2006.

D. Apa masalah dengan data buruk tersebut? Bagaimana kesalahan ini bisa terjadi?
Jawaban:
Data buruk ada karena terdapat ketidak lengkapan data di setiap kolom attribute pada sel
excel tertentu dan tidak semua bangunan di desa tersebut dilakukan pendataan di lapangan
dan tidak dilakukan ploting oleh surveyor. Kemeudian kesalahan seperti ini bisa terjadi
karena tidak dilakukan pengecekan kembali oleh surveyor saat selesai survey di lapangan.
selain itu saat penginputan data, surveyor kurang cermat dan teliti saat melukan input data
ke dalam sistem ArcGis pada shapefile point_shp_rapid.

E. Di mana data buruknya? Apa yang akan Anda lakukan dengan data ini?
Jawaban:
Data buruk terjadi ketika hal hal berikut :
1. Surveyor tidak mengisi kolom kuesioner pada saat dilapangan
2. Surveyor tidak atau kurang teliti menginput data ke komputer saat pemindahan data dari
kuesioner.

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Data buruk tidak akan digunakan untuk analisis tingkat lanjut karena tidak memenuhi
kaidah kelengkapan seperti data lainnya.

F. Berapa banyak bangunan yang tergolong rusak berat?


Jawaban:
Dari data attribute poin shp rapid didapatkan persentase rumah rusak keseluruhan sebanyak
702 bangunan rumah dengan jumlah rumah yang memiliki potensi kerusakan tinggi,
sebanyak 36 rumah.

G. Berapa jumlah bangunan yang tergolong rusak sedang? Di desa manakah mereka
paling banyak ditemukan? Apa fungsi dari sebagian besar bangunan dengan
kerusakan sedang ini?
Jawaban:
Dari data attribute poin shp rapid didapatkan persentase rumah rusak sedang
sebanyak 25 rumah. Rumah yang memiliki persentase kerusakan sedang banyak di desa
Bregan, Ngambah, Bogem, Tulasan, Jombang.
Persentase rumah rusak keseluruhan 702 rumah dengan jumlah rumah yang
memiliki potensi kerusakan tinggi, sebanyak 36 rumah dengan potensi kerusakan rendah
dan sebanyak 25 rumah potensi kerusakannya sedang. Rumah dengan kerusakan tinggi ini
rata-rata bangunan nya berdinding brick wall, atapnya brick roof tile dan hanya terdiri dari
satu lantai kebanyakan rumah jenis ini terletak di sebagian kecil di Bregan, Bakungan,
Ngambah, Tulasan. Lumutan. Rumah yang memiliki persentase kerusakan sedang banyak
di desa Bregan, Ngambah, Bogem, Tulasan, Jombang. Rumah dengan persentase
kerusakan rendah rata-rata kecil di Bregan, Bakungan, Ngambah, Lumutan, Bogem,
Tulasan.

H. Berapa banyak bangunan rusak berat yang strukturnya terbuat dari batu bata?
Jawaban:
Total 765 data rumah yang terdampak kerusakan dan yang mengalami kerusakan berat
khusus yang struktur bangunan nya terbuat dari batu bata sebanyak 688 rumah yang
terdampak.

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


I. Berapa banyak bangunan rusak berat yang strukturnya terbuat dari beton bertulang
di Desa Bogem?
Jawaban:
Bangunan rusak berat yang struktur nya terbuat dari beton bertulang di Desa Bogem
sebanyak 6 rumah yang terdiri dari satu lantai saja dan atap nya terbuat dari tanah liat.

J. Jenis struktur bangunan apa yang biasanya tergolong rusak berat di lokasi ini?
Jawaban:
Struktur bangunan yang mengalami rusak berat kebanyakan bangunan yang memiliki atap
tanah luat, rumah dengan 1 lantai dan paling banyak mengalami kerusakan bangunan yang
dindingnya disusun dari batu bata.

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Tugas 3: Menemukan tempat perlindungan darurat (menjawab pertanyaan tersebut dan
memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut)

A. Jenis bangunan apa yang akan Anda gunakan sebagai tempat penampungan darurat
dan mengapa?
Jawaban:
Struktur bangunan harus dengan struktur non bearing wall dengan struktur rangka yang
menjadi satu kesatuan struktur menggunakan rangka kuda-kuda kayu yang saling terkait
dengan struktur bangunan khususnya perkuatan dengan arah gaya vertikal dan horizontal
merupakan solusi bangunan tahan gempa

B. Temukan potensi tempat penampungan darurat sesuai kriteria Anda dan tunjukkan
sebarannya!
Jawaban:

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Kriteria penentuan rencana lokasi Shelter Darurat lokasi yakni : Aksesibilitas, Kelapangan Area,
dan Kemudahan dijangkau penduduk desa.
Kami memilih dengan 3 lokasi prioritas utama; Shelter prioritas pertama yang didasari oleh
kemudahan dalam mengakses empat jalan lokal, yang menghubungkan batas terdekat antar desa
kemudian lokasi prioritas satu ini memudahkan penyaluran bantuan dari luar daerah untuk
mencapai lokasi penampungan yang masuk ke desa Mulyodadi. Penempatan Shelter Darurat satu
ini juga efektif digunakan karena merupakan lahan sawah yang sudah panen dan terbuka buktinya
bisa dilihat dari foto udara warna tanah nya cokelat. Prioritas kedua lahan ini dipilih karena berada
ditengah desa Mulyodadi sehingga berada ditengah lokasi padat penduduk selain itu titik ini juga
dekat dengan akses jalan. Titik Shelter Darurat prioritas ketiga ini dekat dengan aksesibilitas jalan
dan sebagai peyangga untuk menampung penduduk dari sisi Barat desa melihat lokasi ini juga luas
dan jauh dari bangunan-bangunan rumah.

C. Apakah Shelter Darurat darurat tersebar di seluruh desa?


Jawaban :
Iya tersebar, berdasarkan peta rencana shelter darurat (diatas) kriteria penentuan rencana lokasi
Shelter Darurat lokasi yakni: Aksesibilitas, Kelapangan Area, dan Kemudahan dijangkau
penduduk desa.

D. Dengan asumsi bahwa rata-rata rumah tangga mempunyai tiga anggota keluarga,
berapakah jumlah penduduk di lokasi tersebut?
Jawaban :
Dari data didapatkan 765 kepala rumah tangga dengan asumsi satu rumah tangga ada tiga anggota
keluarga maka didapatkan jumlah populasi penduduk sebanyak 2.295 orang penduduk.

E. Dengan asumsi rata-rata dimensi luas Shelter Darurat potensial adalah 500m2, berapa
luas kapasitas seluruh Shelter Darurat?
Jawab :
Teknik analisis untuk melihat seberapa besar jumlah korban yang dapat ditampung oleh shelter

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


yaitu dengan menggunakan rumus menurut United Nations High Commission of Refugees
(UNHCR) yaitu kebutuhan ruang evakuasi sementara adalah 3.5 m² per orang, artinya daya
tampung sebesar 3.5 m² dapat menampung satu orang (Yusrina, 2019) Dengan rumus sebagai
berikut :

Kesimpulannya luas atap bangunan pada satu shelter darurat potensial adalah sebesar 1.750 m2.
Kami merencanakan terdapat 3 lokasi prioritas untuk shlter darurat, dengan demikian jumlah
luas atap bangunan keseluruhan yakni 1.750 m2. X 3bangunan = 5.250 m2

F. Palang Merah nasional menetapkan 3m2 jumlah ruang per penghuni Shelter Darurat;
berapa banyak orang yang dapat ditampung oleh tempat penampungan potensial?
Jawaban :

Sumber mjnews.id : Gambar ilustrasi Rencana Shelter Darurat

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Dari hasil perhitungan butir soal E, diketahui bahwa luas 1 atap bangunan adalah 1.750 m2,
sehingga luas atap bangunan dari 3 Shelter Darurat yakni 5.250 m2. Dengan asumsi kebutuhan
ruang untuk setiap jiwa adalah 3 m2. Maka 5.250 m2 / 3 m2 = 1.750 jiwa .

Apabila kita asumsikan bahwa jumlah responden yang tercatat adalah sebanyak 702 Kepala
Rumah Tangga yang diasumsikan memiliki 3 anggota keluarga. Dengan demikian jumlah
penduduk terdampak di Desa Mulyodadi sebanyak 2.106 jiwa.

Sementara, perhitungan menunjukkan daya tampung dari 3 Shelter darurat hanya mencukupi
kebutuhan 1.750 jiwa saja. Oleh karena itu, dapat dilakukan pencarian lokasi shelter ke 4, dan
seterusnya.

G. Berdasarkan skenario di atas, apakah potensi Shelter Darurat dapat mengakomodasi


seluruh populasi di lokasi ini?
Jawaban:
Ya, berdasarkan sebaran Shelter Darurat bahwa kelompok 4 menentukan agar setiap lokasi dapat
menjangkau seluruh penduduk, berdekatan dengan jalan lokal, serta keleluasaan lapangan lokasi
Shelter Darurat di 3 tempat yang ditunjuk.
H. Jelaskan keuntungan penyajian informasi terkait bencana melalui peta!
Jawaban:
Dapat membantu dalam pemahaman kebencanaan, respon, upaya dalam mitigasi bencana
a. Merepresentasikan visualisasi yang lebih jelas dan mudah dilihat terkait lokasi dan keadaan
dilapangan mengenai lokasi mana saja yang terdampak, luasan wilayah, dan skala yang
digunakan tanpa harus turun langsung kelapangan
b. Pemetaan resiko untuk melihat area mana yang rentan, dan upaya-upaya penanganan resiko
yang cepat tanggap dengan memprioritaskan daerah yang lebih parah dahulu untuk di
tangani atau koordinasi terkait respon yang di lakukan antar badan, aparatur atau sistem
masyarakat. Contohnya melakukan pemetaan sebaran kelas kerawanan gempa bumi di
Daerah Padang Pariaman yang memiliki tingkat kerawanan tertentu di daerah pengamatan.
Peta ini nantinya akan menampilkan informasi tentang besar magnitudo gempa pada
wilayah surveyoran yang diperoleh dari kriging data gempa, kemudian hasilnya

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


dikelompokkan menjadi 4 kelas dimana magnitudo < 4 mw aman, 4 s/d 4,5 mw cukup
rawan 4,5 s/d 5 mw rawan dan >5 mw sangat rawan. ( Zulsfi, 2022 )
c. Perencanaan evakuasi, dengan peta dapat dibuat jalur-jalur evakuasi yang paling efektif dan
efisien untuk dilakukan evakuasi ke daerah yang lebih aman dengan pasokan bahan
makanan dan penanganan medis agar meminimalisir korban jiwa

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


Deskripsi Kriteria Bangunan Tahan Gempa

Pada saat terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen
non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada
komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb). Bila terjadi Gempa
Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-strukturalnya akan tetapi
komponen struktural tidak boleh rusak (Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum, Perencanaan
Rumah Sederhana Tahan Gempa).
Dengan adanya struktur yang berbeda (jumlah tingkat dan bentang) pada suatu bangunan di
wilayah rawan gempa akan menimbulkan beberapa keruntuhan struktur, sehingga menghasilkan
perencanaan struktur yang berbeda pula. Semakin tinggi bangunan, maka nilai perpindahan
semakin besar sesuai dengan distribusi gaya geser yang diberikan dari lantai 1 sampai dengan
lantai atas atau atap (Tambunan, 2015)
Penggunaan bahan atap seng dan konstruksi kayu memiliki kerentanan bencana yang sangat
tinggi, begitu pula penambahan konstruksi antara bangunan dengan atap. Prinsip- prinsip desain
rumah agar tahan bencana termasuk ramah angin antara lain dapat dilakukan dengan pengenalan
kondisi eksisting, struktur bangunan termasuk atap dan sistem konstruksi sambungan,
pengembangan bangunan, dan pemeliharaan bangunan (Maromon, 2019).
Pada rumah tahan gempa, tidak perlu menggunakan material-material yang mahal dan sulit didapat
khususnya bagi struktur atap. Penggunaan kuda-kuda kayu sederhana dengan pengerjaan dan
pemahaman yang tepat dapat dipastikan memperkecil resiko kerusakan total bangunan akibat gaya
lateral yang ditimbulkan oleh gempa bumi.
Struktur bangunan harus merupakan struktur non bearing wall dengan struktur rangka yang
menjadi satu kesatuan struktur - Menggunakan rangka kuda-kuda kayu yang saling terkait dengan
struktur bangunan khususnya perkuatan dengan arah gaya vertikal dan horizontal merupakan
solusi bangunan tahan gempa (Danoe iswanto, 2007)

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


REFERENSI

Danoe Iswanto.2017. Kajian Terhadap Struktur Rangka Atap Kayu Rumah Tahan Gempa Bantuan
P2kp. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman ENCLOSURE Volume 6 No. 1.
Maret 2007
Direktorat Jendral Pekerjaan Umum, Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa.hal 1-2.
Jakarta.
Tambunan, Teddy. 2015. Analisis Perpindahan Struktur Beton Bertulang Akibat Gaya Geser
Horizontal Pada Daerah Rawan Gempa. DIMENSI, VOL. 4, NO. 3 : 517-537. ISSN: 2085-
9996.
Maromon, Y.Y. Rifat, Wiras Hardi, I Gusti Ngurah. M,C Tualaka, Theodora. Kajian Rumah Ramah
Angin di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jurnal Gewang Vol. 1, No. 1, Oktober 2019,
Hal 14 -19

Lili Somantri, 2010. Kemajuan Teknologi Pengindraan Jauh Serta Aplikasinya Dibidang Bencana
Alam. e-ISSN 2549-7529. P-ISSN 1412-0313. https://ejournal.upi.edu/index.
Php/gea/issue/view/225.

Yusrina, dkk. 2019. Perhitungan Luas Atap Untuk Analisis Daya Tampung Pengungsian
Menggunakan SIG di Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar. Jurnal Geografi,
Edukasi, dan Lingkungan (JGEL) Vol.3.nomor 3 Juli 2019 : 622-68. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Zulsfi, Adief. Prima Simanjuntak, Nico Bram. Anita sari, Vivi. Rahmi, faula. 2022. Penerapan
Analisis Geospasial Berbasis Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan tingkat ancaman
bencana di kabupaten Padang Pariaman Sumatra Barat. Jurnal Geosains dan Remote
Sensing. Jurnal Geosains dan Remot Sensing (JGRS) Vol 2 No 2(2021) 82-91. ISSN 2722-
3647. ISSN 2722-3639 https://doi.org/10.23960/jgrs.2021.v2i2.50

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK


LAMPIRAN

KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK

Lampiran 1. Peta Sebaran Fungsi Bangunan


KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK

Lampiran 2. Peta Sebaran Tingkat Kerusakan Bangunan


KELOMPOK 2 UTS PEMODELAN SPASIAL TUGAS KELOMPOK

Lampiran 3. Peta Rencana Lokasi Shelter Darurat

Anda mungkin juga menyukai