Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

TEKNOLOGI PEMBENTUKAN BIOFLOK DAN POTENSI PENGGUNAANNYA


DALAM BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab.)

Oleh
Rini Nuraeni
NIM : 21306309

Permasalahan utama dalam budidaya udang windu (Penaeus monodon Fab.) adalah penurunan
kualitas air tambak akibat masukkan bahan organik terutama sisa pakan yang tidak dimakan oleh
udang. Salah satu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah teknologi
bioflok yang dilakukan dengan melibatkan bakteri pembentuk flok dan mikroalga. Pada tambak
alami, bioflok dapat terbentuk dari mikroalga, bakteri, dan protozoa yang memanfaatkan
senyawa anorganik hasil dekomposisi bahan organik seperti sisa pakan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penambahan pakan komersil udang, bakteri pembentuk flok
(Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.), dan mikroalga terhadap pembentukan bioflok dan
pengaruhnya terhadap produktivitas udang windu serta prediksi dampak terhadap lingkungan dan
nilai sosial-ekonomis dari penggunaan teknologi bioflok. Penelitian ini dilakukan dalam dua
tahap, pada tahap pertama yaitu optimasi pembentukan bioflok dengan komponen penyusun dari
bakteri pembentuk flok (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga (Chaetoceros dan
Thalassiosira) dengan menggunakan pakan komersil udang sebagai sumber utama materi
karbon, nitrogen, dan fosfor dalam lima hari periode kultur; pada tahap kedua dilakukan uji
pembentukan bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea
sp.) dan mikroalga terpilih (hasil optimasi dari tahap pertama) dengan menggunakan dua variasi
jumlah pakan (15% dan 10% dari total biomassa udang) pada pemeliharaan udang windu PL-21
dalam skala laboratorium selama 21 hari periode kultur. Hasil dari tahap pertama, bioflok dengan
komposisi mikroalga Chaetoceros sp. dan bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dengan
menggunakan pakan komersil udang memberikan hasil struktur bioflok yang kompak, berwarna
keemasan, dan berukuran lebih dari 100 μm dengan berat kering (0,0252±0,0032)g/10 ml.
Bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp. dengan
penggunaan pakan komersil udang sejumlah 15% dari biomasa udang memberikan hasil
kesintasan udang windu yang berbeda nyata dengan nilai (66,67±31,45)% melalui uji ANOVA
pada (P<0,05). Bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea
sp.) dan mikroalga Chaetoceros dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 15% dari
biomasa udang, memberikan hasil laju pertumbuhan udang windu (0,0042±0,003)gr/hari dan
bioflok dengan komposisi penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan
mikroalga Chaetoceros dengan penggunaan pakan komersil udang sejumlah 10% dari biomasa
udang, memberikan nilai FCR (2,46±0,68). Aplikasi penggunaan teknologi bioflok dengan
komponen penyusun dari bakteri (Alcaligenes sp. dan Zoogloea sp.) dan mikroalga Chaetoceros
sp. memiliki pengaruh yang nyata terhadap kualitas air kultur dengan menurunkan kadar nitrit
sebesar 40,08% setelah 14 hari periode kultur. Penggunaan teknologi bioflok diprediksi dapat
menjadi teknologi yang menjanjikan dalam akuakultur lingkungan pesisir. Penggunaannya dapat
mengurangi biaya operasional sebesar 7,77%, dan diperlukan kerjasama antara pembudidaya,
peneliti, masyarakat, dan lembaga pemerintahan dalam pengembangan teknologi bioflok.
Kata kunci : udang windu, bioflok, Chaetoceros sp., Alcaligenes sp., Zoogloea sp.
ABSTRACT

POTENCY OF BIOFLOC APPLICATION IN TIGER SHRIMP


(Paneous monodon Fab.) PRODUCTION

By
Rini Nuraeni
NIM : 21306309

The main problem in black tiger shrimp farming (Penaeus monodon Fab.) is the low quality of
pond water because of rapidly accumulated organic compounds due to unutilized feed and
metabolic excretion of the shrimp. One of the ways intended to overcome this issue is biofloc
technology, which involved floc forming bacteria and microalgae. On shrimp ponds, biofloc
occurred naturally from microalgae, floc forming bacteria, and protozoa which utilized inorganic
compound as a result of organic decomposition such as unutilized feed. The aim of this study is
to investigate the effect of commercial feed, floc forming bacteria (Alcaligenes sp. and Zooglea
sp.), and microalgae on biofloc formation and black tiger shrimp productivity along with the
estimated effect on environmental, economical, and social aspects of the biofloc application.
This research was done throughout two stages, first is the biofloc forming optimization from the
floc forming bacteria (Alcaligenes sp. and Zooglea sp.) and microalgae (Chaetoceros and
Thalassiosira) with the addition of commercial shrimp feed as the main source of carbon,
nitrogen, and phosphor within five days culture period; second is the biofloc formation test with
the combination of floc forming bacteria (Alcaligenes sp. and Zooglea sp.), selected microalgae
(from the first stage), and two variation of commercial shrimp feed (10% and 15% of total
shrimp biomass) on the laboratory scale PL-21 black tiger shrimp culture that held within 21
days culture period. The result from the first stage showed that good compact golden brown
color floc formation with more than 100 µm in size and (0,0252±0,0032)g/10 ml in dry weight
obtained from polyculture treatment combination of microalgae Chaetoceros, floc forming
bacteria (Alcaligenes sp. and Zooglea sp.), and commercial feed in addition from the second
stage, biofloc with the combination of floc forming bacteria (Alcaligenes sp. and Zooglea sp.)
and 15% of commercial feed showed significant differences on survival rate (66,67±31,45)%
through ANOVA test at P<0,05. Biofloc from the combination of floc forming bacteria
(Alcaligenes sp. and Zooglea sp.), Chaetoceros microalgae, and the addition of commercial
shrimp feed 15% of it biomass showed the highest growth rate at (0,0042±0,003)g.day-1. Biofloc
from the combination of floc forming bacteria (Alcaligenes sp. and Zooglea sp.), Chaetoceros
microalgae, and the addition of commercial shrimp feed 10% of it biomass showed the lowest
Food Convertion Ratio (FCR) value at (2,46±0,68). Application of biofloc which composed of
floc forming bacteria (Alcaligenes sp. and Zooglea sp.) and microalgae (Chaetoceros sp.) gives
significant influence on pond water quality by mean of decreasing nitrite level as much as
40,08% after 14 days culture period. Application of biofloc technology predicted to be a
promising technology on coastal shrimp farming. It’s could reduce operational budget up to
7,77%. Therefore, cooperation between shrimp farmers, society, and governmental institution on
biofloc development is a must.

Keywords: Alcaligenes sp., Black tiger shrimp, Chaetoceros sp., floc formation, Zooglea sp.

Anda mungkin juga menyukai