Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reni kartika

Nim : 22029036

Tugas kelompok 4

1. Apa hubungan antara para matematikawan dari masa Thales ke Euclid dalam perkembangan
matematika? Dapatkah kelompok penyaji menjelaskannya?
Jawab: Para matematikawan dari masa Thales hingga Euclid memainkan peran penting dalam
perkembangan matematika kuno. Berikut adalah hubungan dan kontribusi mereka:
1. Thales (sekitar 624–546 SM):
- Thales dianggap sebagai salah satu matematikawan pertama dalam sejarah.
- Kontribusinya melibatkan geometri, terutama dalam mengembangkan beberapa konsep
dasar seperti sifat-sifat segitiga yang sama dan teorema lingkaran dalam lingkup segitiga.

2. Pythagoras (sekitar 570–495 SM):


- Pythagoras dan sekolahnya memberikan kontribusi besar terutama dalam teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa dalam segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain.
- Mereka juga memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam teori angka dan geometri.

3. Euclid (sekitar 300 SM):


- Euclid dikenal sebagai "Bapak Geometri" karena karyanya yang paling terkenal, "Elemen,"
yang menjadi teks matematika utama selama berabad-abad.
- "Elemen" mengorganisir pengetahuan matematika pada masanya ke dalam serangkaian
aksioma, definisi, dan proposisi, membentuk dasar sistem aksiomatik untuk geometri.

4. Eudoxus (sekitar 408–355 SM):


- Eudoxus memberikan kontribusi penting dalam teori proporsi dan metode exhaustio, yang
digunakan untuk menghitung luas dan volume dengan pendekatan tak hingga.

5. Apollonius dari Perga (sekitar 262–190 SM):


- Apollonius membuat kontribusi besar dalam studi konik, terutama lingkaran, elips, dan
hiperbola. Karyanya, "Conics," merupakan karya penting dalam geometri.

Hubungan antara mereka adalah bahwa setiap matematikawan ini membangun atas
kontribusi sebelumnya dan memperkaya bidang matematika dengan pengembangan teori,
definisi, dan teorema baru. Misalnya, Euclid membangun atas karya Pythagoras dan Eudoxus,
mengorganisir dan menyusun pengetahuan matematika pada masanya. Demikian pula,
Apollonius mengembangkan lebih lanjut konsep-konsep yang telah diperkenalkan oleh para
matematikawan sebelumnya. Proses ini membentuk landasan matematika klasik yang telah
memengaruhi perkembangan matematika selanjutnya.

2. Bagaimana perkembangan matematika dari masa Thales ke Euclid memengaruhi landasan


dan konsep-konsep penting dalam ilmu matematika modern?
Jawab: Perkembangan matematika dari masa Thales ke Euclid memiliki dampak besar
terhadap landasan dan konsep-konsep penting dalam ilmu matematika modern. Beberapa
pengaruhnya antara lain:
1. Aksioma dan Deduksi:
- Euclid memperkenalkan konsep aksioma (postulat) dan deduksi dalam karyanya
"Elemen." Aksioma adalah pernyataan dasar yang diterima tanpa bukti, sedangkan deduksi
adalah proses pengembangan teorema dari aksioma.
- Konsep ini membentuk dasar sistem aksiomatik, yang menjadi fondasi bagi matematika
modern. Prinsip aksiomatik masih digunakan dalam berbagai cabang matematika saat ini.

2. Geometri:
- Karya-karya Thales, Pythagoras, dan Euclid dalam geometri memberikan dasar untuk
pengembangan geometri modern.
- Teorema Pythagoras, konsep segitiga, lingkaran, dan proporsi yang diperkenalkan pada
masa ini masih menjadi bagian integral dari pembelajaran geometri hingga sekarang.

3. Teori Angka:
- Kontribusi Pythagoras dalam teori angka dan perhatian terhadap sifat-sifat bilangan
membantu membentuk dasar untuk pengembangan teori angka modern.
- Konsep-konsep seperti bilangan prima dan pembuktian ketidakhinggaan bilangan prima
memiliki relevansi dalam matematika modern, terutama dalam kriptografi.

4. Konsep Tak Hingga:


- Penggunaan metode exhaustio oleh Eudoxus untuk menangani tak hingga dalam
perhitungan luas dan volume memberikan kontribusi untuk pemahaman konsep tak hingga.
- Konsep tak hingga menjadi bagian penting dalam matematika modern, terutama dalam
analisis matematika dan teori himpunan.

5. Pengembangan Konik dan Kurva:


- Apollonius memperkenalkan studi konik, yang mencakup lingkaran, elips, dan hiperbola.
Konsep ini memberikan landasan untuk pengembangan kurva dan bentuk dalam matematika
modern.

6. Metode Pemecahan Masalah:


- Pendekatan deduktif dan metode pemecahan masalah yang diterapkan oleh
matematikawan klasik, terutama Euclid, telah memengaruhi cara matematikawan modern
memikirkan dan memecahkan masalah.

Perkembangan ini menciptakan landasan matematika yang kuat dan membantu membentuk
kerangka kerja konseptual yang digunakan dalam berbagai cabang matematika modern.
Meskipun teknologi dan pendekatan analitis telah berkembang sejak itu, konsep-konsep
dasar yang diperkenalkan pada masa itu masih menjadi bagian tak terpisahkan dari studi
matematika pada zaman kita sekarang.

3. Jelaskan apakah Euclid dalam karyanya The Elements yang juga membahas tentang lingkaran
memungkinkan untuk menyelesaikan masalah kuadratur lingkaran tersebut?
Jawab: Euclid, dalam karyanya "Elemen," tidak membahas secara rinci masalah kuadratur
lingkaran atau mencoba menyelesaikannya. Meskipun "Elemen" mencakup berbagai topik
dalam geometri, teori bilangan, dan teori himpunan, Euclid tidak memberikan pendekatan
atau solusi untuk masalah tertentu seperti kuadratur lingkaran.
Masalah kuadratur lingkaran adalah masalah klasik yang melibatkan konstruksi segitiga
persegi panjang yang memiliki luas sama dengan lingkaran yang diberikan. Di kemudian hari,
matematikawan seperti Hippocrates, Menaechmus, dan Archimedes mencoba
menyelesaikan masalah ini menggunakan konstruksi geometris dan kurva matematika, tetapi
akhirnya, pada abad ke-19, pembuktian matematika menunjukkan bahwa masalah kuadratur
lingkaran tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan penggarisan dan lingkaran.

Namun, hal ini tidak merendahkan nilai karya Euclid. "Elemen" tetap menjadi landasan
matematika klasik yang berfokus pada geometri dan memberikan dasar untuk metode
deduktif dalam matematika. Meskipun tidak secara khusus membahas masalah kuadratur
lingkaran, "Elemen" membentuk kerangka kerja konseptual yang kuat bagi pengembangan
matematika selanjutnya. Euclid lebih fokus pada pembuktian dan pengembangan aksioma
geometris daripada pada pemecahan masalah tertentu.

4. bagaimana konsep duplikasi triseksi kuadratur ini digunakan dalam pemecahan masalah
matematika yang kompleks atau bagaimana metode ini berbeda dari teknik lain dalam
bidang yang sama.
Jawab: Konsep duplikasi, triseksi, dan kuadratur merupakan usaha klasik untuk
menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang berkaitan dengan konstruksi geometris
dengan menggunakan hanya penggarisan dan lingkaran. Mari kita jelaskan konsep-konsep
tersebut:

1. Duplikasi (Duplication):
- Masalah duplikasi adalah mencari cara untuk menggandakan volume kubus menggunakan
alat-alat geometris sederhana (garis dan lingkaran).
- Ini setara dengan mencari solusi persamaan kuadrat \(x^3 = a\), yang pada umumnya
tidak dapat dipecahkan menggunakan garis dan lingkaran. Ini mengarah pada pemahaman
awal tentang tak terpecahkannya persamaan kuadrat tertentu.

2. Triseksi (Trisection):
- Masalah triseksi adalah mencari cara untuk membagi sudut menjadi tiga bagian yang
sama dengan menggunakan alat-alat geometris sederhana.
- Ini setara dengan mencari solusi persamaan kubik \(x^3 - 3x = a\), yang tidak dapat
dipecahkan menggunakan hanya penggarisan dan lingkaran. Ini menunjukkan bahwa tidak
semua persamaan kubik dapat dipecahkan dengan alat-alat konstruksi klasik.

3. Kuadratur (Squaring):
- Masalah kuadratur adalah mencari cara untuk mengkuadratkan lingkaran, yaitu
membangun segitiga persegi panjang dengan luas sama dengan lingkaran yang diberikan.
- Ini setara dengan mencari solusi persamaan kuadrat \(x^2 = \pi r^2\), yang juga tidak
dapat dipecahkan dengan konstruksi geometris sederhana.

Konsep-konsep ini berhubungan dengan pembatasan alat-alat konstruksi klasik dalam


menyelesaikan beberapa masalah matematika. Matematikawan pada masa lalu percaya
bahwa semua masalah geometris dapat dipecahkan dengan hanya menggunakan garis dan
lingkaran (alat-alat yang dapat dibuat dengan penggarisan dan lingkaran). Namun,
pembuktian matematika pada abad ke-19 menunjukkan bahwa ada batasan dalam hal apa
yang dapat dicapai dengan metode konstruksi klasik ini.
Metode ini berbeda dari teknik modern dalam bidang aljabar, analisis matematika, dan teori
himpunan, yang memberikan kerangka kerja yang lebih kuat dan fleksibel untuk menangani
berbagai masalah matematika. Teknik-teknik ini memanfaatkan konsep-konsep seperti
fungsi, limit, turunan, integral, dan aljabar abstrak, yang memperluas kemampuan
matematika untuk menangani berbagai masalah dan struktur matematika yang lebih
kompleks.

Anda mungkin juga menyukai