Anda di halaman 1dari 11

EDU

RESEARCH

4. Menggunakan bahasa Indonesia diantaranya membacanya masih belum


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 009 Rokan IV Koto
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

RIMHASNI
Guru SD Negeri 009 Rokan IV
Koto e-mail: @gmail.com

ABSTRACT
This study aims to improve initial reading skills by using word card media. The location of the
study was conducted at 009 Rokan IV Koto State Elementary School Rokan Hulu Regency, Riau
Province with the subject of the study being 20th grade students. Data collection techniques used
were tests and observation sheets. Based on the results of the analysis concluded that learning to
begin with using the word card media can improve reading skills of grade 1 students at 009 Rokan
IV Koto State Elementary School in 2019/2020. In this action the students' reading skills with
pronunciation, intonation and reading comprehension increase until they reach the specified
completeness criteria, namely with an average grade of 70 and 80% grade completeness.

Keywords: read the beginning, the word card media.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan dengan
menggunakan media kartu kata. Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 009 Rokan IV Koto
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau dengan subjek penelitian adalah siswa kelas I yang
berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan lembar observasi.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa pembelajaran membaca permulaan dengan
menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas 1 SD
Negeri 009 Rokan IV Koto tahun pelajaran 2019/2020. Pada tindakan ini keterampilan
membaca siswa dengan lafal, intonasi dan membaca memahami meningkat hingga mencapai
kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu dengan rata-rata kelas 70 dan ketuntasan kelas 80%.

Kata Kunci: Membaca Permulaan, Media kartu kata.

PENDAHULUAN satu kesatuan yang tidak terpisahkan.


Sekolah dasar (SD) merupakan salah satu Berdasarkan pada standar isi satuan
lembaga jenjang pendidikan dasar yang pendidikan dasar dan menengah untuk
berupaya mengembangkan kemampuan dan kelas satu pada mata pelajaran Bahasa
keterampilan siswa. Berbagai pengetahuan, Indonesia di Sekolah Dasar (Depdiknas
pengalaman, dan keterampilan yang siswa 2006:148) bertujuan agar peserta didik
peroleh dalam berbagai kegiatan yang mempunyai kemampuan sebagai berikut.
dilaksanakan akan sebagai bekal belajar di 1. Berkomunikasi secara efektif dan
tingkat pendidikan menengah. efisien dengan etika yang berlaku baik
Standar Isi satuan Pendidikan Dasar dan lisan maupun tulisan,
Menengah untuk kelas 1 SD (Depdiknas 2. Menghargai dan bangga menggunakan
2006:149) menjelaskan bahwa berbahasa dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
bersastra meliputi empat aspek, yaitu: aspek persatuan dan bahasa negara,
mendengarkan, aspek berbicara, aspek 3. Memahami bahasa Indonesia dan
membaca, aspek menulis. Keempat aspek menggunakan dengan tepat dan kreatif
kemampuan berbahasa dan bersastra tersebut untuk berbagai tujuan,
memang berkaitan erat sehingga merupakan

1 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember


EDU RESEARCH
ISSN: 2302 0792

Penggunaan Media Kartu Kata untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan


meningkatkan intelektual serta hal ini dikarenakan perhatian siswa hanya
kematangan emosional dan sosial, terfokus hanya pada 15 menit awal, pada
5. Menikmati dan memanfaatkan karya kegiatan inti siswa cenderung ribut, tidak
sastra untuk memperluas wawasan, dalam situasi belajar, sehingga materi yang
memperluas budi pekerti, meningkatkan disampaikan guru tidak terserap sepenuhnya
pengetahuan dan keterampilan dan dipahami oleh siswa. Guru juga sudah
berbahasa, memberikan penjelasan maksud dari tulisan
6.Menghargai dan membanggakan sastra dengan lisan dan contoh di papan tulis,
indonesia sebagai khasanah budaya dan namun sebagian siswa masih belum paham
intelektual manusia indonesia. jika disuruh menjawab soal dari pertanyaan
Keterampilan membaca yang diperoleh yang terdapat dalam bacaan tersebut.
membaca permulaan sangat berpengaruh Siswa sudah dalam taraf mengenal
terhadap keterampilan membaca lanjut, huruf, tapi 45% atau 9 siswa masih kesulitan
sehingga keterampilan membaca permulaan dalam membaca lancar dengan lafal dan
sangat memerlukan perhatian guru. Karena intonasi yang tepat serta memahami maksud
membaca permulaan di kelas 1 merupakan dari kata yang di baca. Hasil tes
pondasi bagi pengajaran selanjutnya. Sebagai keterampilan membaca nyaring dengan aspek
pondasi haruslah kuat dan kokoh, oleh karena pengamatan ketepatan menyuarakan tulisan,
itu harus dilayani dan dilaksanakan secara lafal, intonasi serta kejelasan dalam membaca
berdaya guna dan sungguh-sungguh. Tujuan dan tes tertulis serta membaca memahami
pelaksanaan membaca permulaan adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan dari
supaya siswa bisa membaca kata-kata dan cerita sederhana secara individual, nilai rata-
kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. rata siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan
Pembelajaran membaca yang dapat Minimal (KKM) yaitu 66,50 sedangkan KKM
memberikan pengalaman pada peserta didik yang ditetapkan yaitu 70. Berdasarkan rata-
yaitu dengan melibatkan langsung peserta rata nilai persentase ketuntasan dari 20 siswa,
didik pada proses pembelajaran seperti ada sebanyak 9 atau 45% siswa yang belum
permainan bahasa dan juga pemakaian media tuntas.
yang melibatkan siswa. Sehingga guru perlu Upaya untuk mengatasi keadaan demikian
menyediakan pembelajaran yang menarik salah satunya adalah penggunaan media secara
yang bisa menimbulkan daya tarik bagi siswa terintegrasi dalam proses belajar mengajar.
untuk giat secara aktif dan kreatif. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut
Pembelajaran membaca dengan Kompetensi disamping sebagai penyaji stimulus informasi,
Dasar yang di sampaikan adalah membaca sikap dan meningkatkan keserasian dalam
lancar dan memahami beberapa kalimat menerima informasi. Media juga berfungsi
sederhana yang terdiri dari 3 -5 kata dengan untuk mengatur langkah-langkah kemajuan
lafal dan intonasi yang tepat. serta untuk memberikan umpan balik pada
Namun hasil pengamatan peneliti di kelas 1 proses belajar mengajar. Upaya yang
SD Negeri 009 Rokan IV Koto pembelajaran dilaksanakan pada siswa kelas 1 SD Negeri 009
Bahasa Indonesia pada aspek membaca Rokan IV Koto untuk membangkitkan
dengan penggunaan metode ceramah dan motivasi dan minat siswa, yaitu dengan
media papan tulis sudah baik, guru juga media kartu kata dengan berbagai macam
sudah memberikan contoh cara membaca kata ejaan vokal, konsonan dan gabungan
dan kalimat dengan tepat, serta penggunaan konsonan yang belum dikuasai siswa.
lafal dan intonasi yang benar, tapi hasil
keterampilan membaca siswa masih rendah. KAJIAN TEORI
Rendahnya keterampilan membaca ini Keterampilan Membaca Permulaan
didapati dari hasil tes membaca nyaring dan Keterampilan membaca adalah
membaca memahami dari 20 siswa 9 kecakapan dalam menggunakan olah pikir

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember 2


EDU
ISSN: 2302 0792

dan perbuatan untuk melakukan aktifitas Materi yang diajarkan dalam membaca
visual dengan menyuarakan rangkaian huruf permulaan ya i t u : 1 ) Lafal dan intonasi kata
menjadi kata dan kalimat dengan menguasai dan kalimat sederhana. 2) Huruf-huruf yang
teknik membaca dan menangkap isi bacaan banyak digunakan dalam kata dan kalimat
dengan baik. sederhana yang sudah dikenal siswa (huruf-
Membaca permulaan adalah membaca huruf diperkenalkan secara bertahap dengan
yang dilaksanakan di kelas I dan II, dimulai 14 huruf). 3) Kata-kata baru yang bermakna
dengan membaca huruf, kata, dan kalimat (menggunakan huruf-huruf yang sudah
sederhana dan menitik beratkan pada aspek dikenal), misalnya: toko, ubi, boneka, mata,
ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan tamu. 4) Lafal dan intonasi kata yang sudah
intonasi yang wajar. dikenal dan kata baru. 5) Puisi yang sesuai
Pembelajaran membaca permulaan lebih dengan tingkat kemampuan dan usia siswa. 6)
ditekankan pada pengembangan kemampuan Bacaan lebih kurang 10 kalimat (dibaca
dasar membaca. Siswa dituntut untuk dapat dengan lafal dan intonasi yang wajar).
menyuarakan huruf, suku kata, kata dan
kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan Media Kartu Kata
ke dalam bentuk lisan. Tujuan membaca Media adalah alat yang digunakan untuk
permulaan SD kelas 1 adalah agar siswa menyalurkan pesan atau informasi dari
mampu membaca nyaring suku kata, kata dan pengirim kepada penerima pesan, kemudian
kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang tepat. yang dapat di gunakan guru untuk
Faktor yang memengaruhi membaca menyalurkan pesan kepada peserta didik
permulaan adalah faktor fisikologis, faktor sehingga dapat merangsang pikiran,
intelektual, faktor lingkungan, dan faktor perasaan, perhatian dan minat siswa dan
psikologis. Faktor yang dapat mempengaruhi mempunyai pengalaman yang nyata sehingga
memampuan dalam membaca diantaranya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar
faktor motivasi, faktor lingkungan keluarga, siswa.
dan faktor bahan bacaan. Faktor yang Media pembelajaran adalah perantara dari
mempengaruhi keberhasilan belajar membaca pengirim kepada penerima pesan, selanjutnya
yaitu kematangan mental, kemampuan visual, media pembelajaran adalah suatu alat yang
kemampuan mendengarkan, perkembangan digunakan dalam pembelajaran yang dapat
wicara dan bahasa, keterampilan berpikir dan membangkitkan keinginan dan minat baru,
memperhatikan, perkembangan motorik, meningkatkan motivasi dan rangsangan
kematangan sosial dan emosional, dan kegiatan belajar, dan berpengaruh secara
motivasi dan minat. psikologis kepada siswa sehingga dalam
Media adalah alat bantu pengajaran dalam proses belajar mengajar lebih efektif dan
kegiatan belajar mengajar yang digunakan efisien.
untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media visual adalah alat yang digunakan
Media digunakan dalam kegiatan untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
pembelajaran karena memiliki kemampuan penerima pesan melalui panca indra visual
untuk menyajikan peristiwa yang kompleks penglihatan. Pesan yang akan disampaikan
dan rumit menjadi lebih sistematik dan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual.
sederhana, meningkatkan daya tarik dan Selain itu, fungsi media visual adalah untuk
perhatian pembelajar, dan meningkatkan menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
sistematika pembelajaran. Pembelajaran menggambarkan atau menghiasi fakta yang
membaca permulaan, ada beberapa metode mungkin akan cepat dilupakan apabila pesan
yang dapat digunakan yaitu abjad dan bunyi, tersebut jika tidak divisualkan.
kupas rangkai suku kata dan kata lembaga, Pembelajaran membaca permulaan guru
metode global, SAS (Struktural Analitik dapat menggunakan strategi bermain dengan
Sintetik). memanfaatkan kartu gambar dan kartu kata.

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember 4


EDU
RESEARCH

Kartu kata tersebut digunakan sebagai 7. Guru membagi siswa di kelas


dalam permainan menemukan kalimat, siswa beberapa kelompok. Masing-masing
diajak bermain dengan menyusun kata-kata kelompok mencari kelompok lain sebagai
menjadi sebuah kalimat yang berdasarkan teka- pasangan bermain. Satu kelompok
teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. mengambil dua atau tiga kata dari yang
Langkah langkah menggunakan media kartu tertempel di papan, kemudian kelompok
kata dalam pembelajaran membaca siswa di lainnya membuat kalimat berdasarkan kata-
kelas 1 adalah sebagai berikut. kata yang dipilihkan oleh kelompok lain.
1. Memanfaatkan benda kongkret yang ada Harus dipastikan bahwa setiap kelompok
disekitar siswa untuk dijadikan sumber mendapatkan giliran memilih kartu kata
belajar siswa dalam membaca. dan membuat kalimat berdasarkan kartu
2. Menghubungkan antara materi membaca kata terpilih.
dengan benda-benda kongkret yang ada di
lingkungan sekitar siswa. Siswa menyusun METODOLOGI PENELITIAN
kartu kata berdasarkan nama-nama benda- Subjek dan Objek Penelitian
benda kongkret yang ditemukannya Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini
sehingga membentuk kalimat. adalah guru dan siswa kelas 1 SD Negeri 009
3. Siswa membaca/mengeja kata-kata atau Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu dengan
kalimat yang telah ditemukannya jumlah siswa 20 orang. Sedangkan objek dalam
pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai penelitian ini adalah penggunaan metode kartu
prosedur (tematik untuk kelas rendah) kata dalam meningkatkan keterampilan
misalnya mulai dari bercerita, menyanyi, membaca pada mata pelajaran Bahasa
atau tanya jawab. Indonesia.
4. guru menanyakan beberapa kata yang
terkait dengan alat traspotasi k epada Rencana Tindakan
kelas secara umum setiap kata yang Penelitian ini adalah penelitian tindakan
disebutkan anak, guru menempel kartu kata kelas (PTK) yang melalui langkah-langkah
di papan planel, kemudian meminta anak yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
untuk mengulangi mengucapkan kata tadi dan refleksi. Penelitian ini direncanakan dua
bersama-sama variasi mengucapkan kata siklus. Siklus pertama diawali dengan refleksi
bisa dilakukan, misalnya dengan awal karena peneliti telah memiliki data yang
menanyakan ke seluruh kelas, bisa dapat dijadikan dasar untuk merumuskan tema
menyuruh beberapa siswa membaca, atau penelitian yang selanjutnya diikuti
menanyakan kepada siswa bagaimana perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
membacanya, k egiatan ini dilakukan pengamatan dan refleksi.
hingga semua kata terkait tema yang sudah Perencanaan tindakan kelas ini adapun
disiapkan dapat ditempel di papan planel, hal-hal yang dipersiapkan adalah: Menyusun
5. selanjutnya, guru menyuruh siswa RPP berdasarkan standar kompetensi dengan
berlatih membaca kata-kata yang langkah-langkah penggunaan metode kartu
tertempel di papan planel dalam hati, kata. Meminta kesediaan teman sejawat
waktu kira-kira 10 menit yang belum tahu (observer), Menyusun format pengamatan
bagaimana membacanya dapat bertanya (lembar observasi) tentang aktifitas guru
kepada teman di sebelahnya, selama proses pembelajaran berlangsung dan
6. guru dapat menugasi beberapa siswa Menyusun format pengamatan tentang
untuk memilih beberapa kata yang keterampilan membaca siswa.
tertempel, kemudian mencari Observasi yaitu penelitian yang dilakukan
pasangannya yaitu kartu suku kata, kartu melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
suku kata ini dipasang di bawah kartu kata gejala yang tampak pada objek penelitian
dan siswa membacanya keras-keras, ditempat berlangsungnya peristiwa dan
peneliti berada bersamaan objek yang diteliti.

4 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember


EDU
ISSN: 2302 0792

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang Analisis Aktivitas Siswa


dilakukan penulis melakukan diskusi dengan Data aktivitas belajar siswa berguna untuk
observer, hasil dari pengamatan dan diskusi mengetahui kegiatan belajar telah sesuai
tersebut penulis melakukan refleksi diri untuk dengan harapan. Indikator aktivitas belajar
mengetahui keberhasilan tindakan dan siswa dipersentasekan sesuai dengan kebutuhan
merencanakan tindakan selanjutnya. penelitian. Pengukurannya adalah dengan
melihat persentase kegiatan yang dilakukan
Teknik Analisa Data siswa. Data yang diperoleh diinterprestasikan
Analisa data yang digunakan adalah dengan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu:
penganalisaan secara deskriptif kuantitatif Sangat Tinggi : 81% –100%
terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa. Tinggi : 61% – 80%
Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan data Sedang : 41% – 60%
yang diperoleh dari sampel populasi penelitian Rendah : 21% – 40%
dianalisis sesuai dengan metode statistik yang Sangat Rendah : 0% – 20%.
digunakan. Aktivitas siswa yang diharapkan dalam
Pengukurannya adalah dengan melihat penelitian ini adalah apabila siswa dalam
persentase aktivitas guru dan aktivitas siswa, belajar berada pada tingkatan klasifikasi
maka data yang diperoleh diinterprestasikan “tinggi” antara rentang 61% – 80%.
sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan Analisis Hasil Keterampilan Membaca
dengan menggunakan rumus : Teknik analisis data keterampilan
membaca dalam penelitian ini adalah statistik
F deskriptif dengan mencari rerata. Nilai
P x100%
N dinalisis menggunakan statistik deskriptif
Keterangan : yaitu dengan mencari rerata dengan rumus
P = Persentase hasil sebagai berikut:
pengukuran F = Skor yang
diperoleh
N = Jumlah keseluruhan ∑𝑥
𝑀𝑥 =
100 = Bilangan tetap 𝑁
Keterangan:
Analisis Aktivitas Guru 𝑀𝑥 = rerata
Adapun aktivitas guru dalam proses ∑ 𝑥 = jumlah total nilai siswa
pembelajaran dengan penggunaan metode kartu 𝑁 = jumlah siswa
kata yang terdiri atas 5 indikator Setelah menentukan ketuntasan individu,
Pengukurannya adalah dengan melihat maka ditentukan persentase ketuntasan
persentase tingkat kesempurnaan aktivitas yang klasikal, dengan rumus :
dilakukan guru, maka data yang diperoleh
diinterprestasikan sesuai dengan tujuan JST
KK  x100%
penelitian yaitu: JS
Sangat sempurna : 81% – 100% Keterangan:
Sempurna : 61% – 80% KK = Persentase Ketuntasan Klasikal
Cukup Sempurna : 41% – 60% JST = Jumlah Siswa yang Tuntas
Kurang sempurna : 21% – 40% JS = Jumlah Siswa Keseluruhan
Tidak sempurna : 0% – 20%.
Aktivitas guru dikatakan sesuai dan berhasil HASIL DAN PEMBAHASAN
apabila aktivitas yang dilakukan telah sesuai Berdasarkan hasil pengamatan yang
dengan langkah-langkah metode kartu kata dilakukan terhadap aktivitas yang dilakukan
yang disusun dalam RPP, dengan kategori guru pada siklus pertama dalam pelaksanaan
sempurna antara rentang 61% – 80%. pembelajaran pertemuan pertama diperoleh
persentase aktivitas guru sebesar 59,38%,

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember 4


EDU
dengan hasil pengamatan yang telah
dilakukan

4 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember


EDU
ISSN: 2302 0792

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 1 Siklus I


Hasil pengamatan
No Aktivitas guru yang diamati 1 2 3 4
1 Melakukan apersepsi √
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran √
3 Menjelaskan materi √
4 Menjelaskan tentang kartu kata √
5 Menjelaskan cara mempergunakan kartu kata √
6 Membimbing siswa dalam mempergunakan kartu kata √
7 Memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan kartu kata √
8 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
9 Membagi siswa untuk kegiatan membaca √
10 Mengelilingi siswa untuk memberikan arahan dan bimbingan √
11 Membahas jawaban soal bersama-sama √
Memberikan kesempatan siswa untuk menyelesaikan soal
12 √
individu
13 Melakukan pemeriksaan terhadap hasil individu siswa √
14 Memberikan penghargaan terhadap hasil tes individu siswa √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai √
16 Memberikan kesimpulan materi yang di ajarkan √
Jumlah skor 20 18
Skor maksimum 64
Persentase Nilai(Jumlah skor di bagi Skor maksimum)x100% 38:64x100%=59,38
%
Kategori Cukup Sempurna
Keterangan: Skor 4 : Sangat Sempurna
Skor 3 : Sempurna
Skor 2 : Cukup sempurna
Skor 1 : Kurang
Sempurna 60%. Selanjutnya pertemuan kedua dengan
Hasil penjumlahan terhadap seluruh persentase 65,63%, dengan hasil pengamatan
aktivitas yang dilakukan guru pada pertemuan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel
pertama yaitu dengan jumlah 38 artinya berikut ini.
59,38% aktivitas guru berada pada kategori
“Cukup Sempurna” antara rentang 41% –

Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 2 Siklus I


Hasil pengamatan
No Aktivitas guru yang diamati 1 2 3 4
1 Melakukan apersepsi √
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran √
3 Menjelaskan materi √
4 Menjelaskan tentang kartu kata √
5 Menjelaskan cara mempergunakan kartu kata √
6 Membimbing siswa dalam mempergunakan kartu kata √
7 Memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan kartu kata √
8 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
9 Membagi siswa untuk kegiatan membaca √

43 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember 2020


Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember 4
EDU
RESEARCH

10 Mengelilingi siswa untuk memberikan arahan dan bimbingan √


11 Membahas jawaban soal bersama-sama √
Memberikan kesempatan siswa untuk menyelesaikan soal
12 √
individu
13 Melakukan pemeriksaan terhadap hasil individu siswa √
14 Memberikan penghargaan terhadap hasil tes individu siswa √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai √
16 Memberikan kesimpulan materi yang di ajarkan √
Jumlah skor 12 30
Skor maksimum 64
Persentase Nilai(Jumlah skor di bagi Skor maksimum)x100% 42:64x100%=65,63
%
Kategori Sempurna

Keterangan: Skor 4 : Sangat Sempurna


Skor 3 : Sempurna
Skor 2 : Cukup sempurna
Skor 1 : Kurang Sempurna

Hasil penjumlahan terhadap seluruh Siklus ke II pertemuan ke 3 diperoleh


aktivitas yang dilakukan guru pada pertemuan persentase 79,69%, dengan hasil pengamatan
kedua yaitu dengan jumlah 42 artinya 65,63% yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel
aktivitas guru berada pada kategori berikut ini.
“Sempurna” antara rentang 61% – 80%.
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 3 Siklus II
Hasil pengamatan
No Aktivitas guru yang diamati 1 2 3 4
1 Melakukan apersepsi √
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran √
3 Menjelaskan materi √
4 Menjelaskan tentang kartu kata √
5 Menjelaskan cara mempergunakan kartu kata √
6 Membimbing siswa dalam mempergunakan kartu kata √
7 Memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan kartu kata √
8 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
9 Membagi siswa untuk kegiatan membaca √
10 Mengelilingi siswa untuk memberikan arahan dan bimbingan √
11 Membahas jawaban soal bersama-sama √
Memberikan kesempatan siswa untuk menyelesaikan soal
12 √
individu
13 Melakukan pemeriksaan terhadap hasil individu siswa √
14 Memberikan penghargaan terhadap hasil tes individu siswa √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai √
16 Memberikan kesimpulan materi yang di ajarkan √
Jumlah skor 39 12
Skor maksimum 64
Persentase Nilai(Jumlah skor di bagi Skor maksimum)x100% 51:64x100%=79,69
%
Kategori Sempurna

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember 4


EDU
RESEARCH

Keterangan: Skor 4 : Sangat Sempurna


Skor 3 : Sempurna
Skor 2 : Cukup sempurna
Skor 1 : Kurang Sempurna

Hasil penjumlahan terhadap seluruh setelah pertemuan keempat terlaksana 92,19%,


aktivitas yang dilakukan guru pada pertemuan dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan
ketiga yaitu dengan jumlah 51 artinya 79,69% dapat dilihat pada tabel berikut ini.
aktivitas guru berada pada kategori
“Sempurna” antara rentang 61% –80%. Dan
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 4 Siklus II
Hasil pengamatan
No Aktivitas guru yang diamati 1 2 3 4
1 Melakukan apersepsi √
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran √
3 Menjelaskan materi √
4 Menjelaskan tentang kartu kata √
5 Menjelaskan cara mempergunakan kartu kata √
6 Membimbing siswa dalam mempergunakan kartu kata √
7 Memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan kartu kata √
8 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
9 Membagi siswa untuk kegiatan membaca √
10 Mengelilingi siswa untuk memberikan arahan dan bimbingan √
11 Membahas jawaban soal bersama-sama √
Memberikan kesempatan siswa untuk menyelesaikan soal
12 √
individu
13 Melakukan pemeriksaan terhadap hasil individu siswa √
14 Memberikan penghargaan terhadap hasil tes individu siswa √
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai √
16 Memberikan kesimpulan materi yang di ajarkan √
Jumlah skor 15 44
Skor maksimum 64
Persentase Nilai(Jumlah skor di bagi Skor maksimum)x100% 59:64x100%=92,19
%
Kategori Sangat Sempurna
Keterangan: Skor 4 : Sangat Sempurna
Skor 3 : Sempurna
Skor 2 : Cukup sempurna
Skor 1 : Kurang Sempurna

Hasil penjumlahan terhadap seluruh aktivitas Penggunaan metode kartu kata yang
yang dilakukan guru pertemuan keempat yaitu dilakukan guru dalam proses pembelajaran
dengan jumlah 64 artinya 92,19% aktivitas guru ternyata juga mempengaruhi aktivitas siswa
berada pada kategori “Sangat Sempurna” dalam belajar. Hasil observasi aktivitas siswa
antara rentang 81% – 100%. Persentase tingkat pada siklus I pertemuan pertama dengan
kesempurnaan aktivitas yang dilakukan guru persentase keaktifan siswa mencapai 57,81%
setiap pertemuan terus meningkat dan sudah berada pada kategori “Sedang” dan pada
berada pada klasifikasi “Sangat sempurna”. pertemuan kedua mencapai 64,06% berada

4 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember


EDU
ISSN: 2302 0792

pada kategori “Tinggi”. Sedangkan pada siklus mengajukan beberapa saran yaitu:
ke II aktivitas siswa meningkat pada pertemuan Pembelajaran membaca permulaan yang
ke 3 dengan persentase 79,69% berada pada menggunakan media kartu kata hendaknya
kategori “Tinggi” dan pertemuan ke 4 menggunakan variasi warna dan ukuran yang
mencapai 90,63% berada pada kategori sesuai agar dapat menarik perhatian dan
“Sangat Tinggi”. Aktivitas kegiatan belajar memperjelas pandangan siswa. Pembelajaran
siswa setiap pertemuan juga terus meningkat membaca permulaan dengan menggunakan
dan telah sesuai dengan harapan berada pada media kartu kata hendaknya menggunakan
klasifisakasi “Sangat tinggi”. kata yang bervariasi agar siswa mempunyai
Hasil evaluasi penilaian keterampilan keterampilan dalam membaca dengan
membaca siswa siklus I setelah penggunaan berbagai gabungan huruf. Sebaiknya guru
metode kartu kata, diperoleh penurunan lebih memperkaya pengetahuan tentang cara-
jumlah siswa yang bernilai rendah (di bawah cara mengajar supaya kelas menjadi lebih hidup
KKM) dan telah terjadi peningkatan jumlah dan siswa lebih meningkat hasil belajarnya.
siswa yang benilai tinggi (di atas KKM).
Perolehan nilai data awal siswa yang bernilai DAFTAR PUSTAKA
di atas KKM hanya 11 orang (55,00%) dengan Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional
rata-rata nilai 66,50, setelah siklus I terjadi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
peningkatan hingga 15 orang (75,00%) dengan Ahmad Rofi‟uddin, dan Darmiyati Zuhdi.
rata-rata nilai 69,75, setelah siklus ke II lebih (1998). Pendidikan Bahasa dan Sastra
meningkat telah mencapai 19 orang (95,00%) Indonesia di Kelas Tinggi. Departemen
dari 20 orang siswa dengan rata-rata nilai Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
77,75. Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
Hasil tindakan pada siklus I dan II Guru Sekolah Dasar.
diperolehlah bahwa hasil observasi aktivitas Atwi Suparman. M. (2001). Desain
guru dan siswa yang selalu meningkat pada instruksional. Jakarta: Proyek Pengembangan
proses pembelajaran metode kartu kata Universitas Terbuka, Direktorat Jendral
mengakibatkan pula pada peningkatan Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
keterampilan membaca siswa, maka hipotesis Nasional.
melalui metode kartu kata untuk meningkatkan Arief S. Sadiman. (2009). Media Pendidikan.
keterampilan membaca permulaan mata Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 Azhar Arsyad. (2007). Media Pembelajaran.
SD Negeri 009 Rokan IV Koto Kabupaten Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Rokan Hulu dapat diterima. Artinya jika Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. (2001).
diterapkan metode kartu kata secara benar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
maka siswa akan berhasil dalam keterampilan Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.
membaca permulaan. Dwi Sunar Prasetyono. (2008). Rahasia
Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak
KESIMPULAN DAN SARAN Sejak Dini. Yogyakarta: Think Yogyakarta.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Djauzak Ahmad, dkk. (1996). Metodik Khusus
yang dilakukan membuktikan bahwa Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
penggunaan metode kartu kata dapat Dasar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar
meningkatkan keterampilan membaca Departemen Pendidikan Nasional.
permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri
pada siswa kelas I SD Negeri 009 Rokan IV Pendidikan Nasional RI No.22 Tahun 2006
Koto Kabupaten Rokan Hulu tahun pelajaran tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
2019/2020. Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Bertitik tolak dari kesimpulan dan Farida Rahim. (2007). Dasar Pengajaran
pembahasan hasil penelitian, berkaitan dengan membaca di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
penggunaan metode kartu kata, peneliti

Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember 2020 46


EDU
ISSN: 2302 0792

HenryGunturTarigan.(2008).Membaca
sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Group.
Hairudin. dkk. (2007). Pembelajaran Bahasa
Indonesia Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyono Abdurrahman. (2003). Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan. Jakarta: Rineka
Cipta.
M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nuriadi. (2008). Teknik Jitu Menjadi
Pembaca Teramp il. Yogya karta: Pu staka
Pelajar.
Parjono. (2007). Panduan Penelitian Tindakan
Kelas. Lembaga Penelitian UNY.
Karangmalang Yogyakarta.
St. Y Slamet. (2007). Dasar-Dasar
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Subana. (2000). Statistik Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa
Indonesia Yang Efektif di Sekolah Dasar.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Departemen Pendidikan Nasional.
Suharsimi Arikunto, dkk. (2008). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Uemar Hamalik. (1994). Media Pendidikan,
cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra
Aditya Bakti.
Winihasih. (2005). D iagnosis Kesulitan
Belajar Membaca Permulaan Siswa SD/MI
Melalui Analisis Reading Readiness. Jurnal
Sekolah Dasar.
Yusfhadi, Miarso. (2007). Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

4 Jurnal Ilmiah Edu Research Vol 9, No 2, Desember

Anda mungkin juga menyukai