Anda di halaman 1dari 16

Kelompok V

HALAMAN JUDUL
PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG DIANUT OLEH NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN
(Studi Perbandingan Negara Jepang)

Untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Perbandingan Hukum Tata Negara
Dosen Pengampu :Prof. Dr. H. Ibnu Elmi A.S Pelu , S.H ,M.H

Disusun oleh:

Tiya Silviya
2112140191

Wahdi Nur Rahman


2112140190

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS SYARI’AH JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
KELAS 5/A
1445 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Waata’ala, karena dengan
rahmat dan karunia- Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa sholawat serta salam tim penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga kita bisa bersama dengan beliau di akhirat kelak.

Ungkapan rasa terima kasih juga penulis haturkan kepada dosen pengajar
khususnya Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Elmi A.S Pelu, S.H ,M.H Selaku dosen pengampu
mata kuliah Perbandingan Hukum Tata Negara yang telah membimbing dan selalu
memberikan semangat yang pada akhirnya bisa membantu untuk lebih sedikit demi sedikit
memperluas wawasan pengetahuan tim penulis sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini yang berjudul Perbandingan Perbandingan Yang Dianut Olet Negara Kesatuan
Republik Indonesia Dengan Negara Lain (Studi Perbandingan Negara Jepang) jika
ditinjau lebih jauh makalah ini masih belum sempurna untuk dikatakan sebagai makalah
yang baik, tim penulis menyadari bahwa tim penulis bukanlah manusia yang tercipta dalam
kesempurnaan, namun tim penulis akan berusaha untuk menjadi lebih baik dengan terus
belajar.

Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang luput dari
kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang sebesarnya- besarnya. Juga
tim penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, tim penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang dapat
membangun agar makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palangka Raya, 28 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
D. Metode Penulisan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. The Descriptive Phase ................................................................................................................. 3
B. The Identifiction Phase ............................................................................................................... 9
C. The Explanatory Phase .............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 12
B. SIKAP PENULIS TERHADAP ARTIKEL .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pemerintahan merupakan serangkaian cara yang digunakan suatu negara
untuk mengatur segala yang berhubungan dengan kepemerintahan dan kenegaraan.
Aturan pemerintahan yang masuk dalam sistem berkaitan dengan sekumpulan aturan
dasar tentang pola kepemerintahan, pola pengambilan kebijakan, pola pengambilan
keputusan, dan lainnya. Sistem pemerintahan suatu negara pada umumnya akan
memiliki satu sistem dan tujuan pokok yang sudah pasti, yaitu menjaga kestabilan
negara yang bersangkutan. Sistem pemerintahan ini harus mempunyai suatu landasan
yang kokoh, tidak bisa digoyahkan oleh suatu apapun.
Untuk mengatur negara dan pemerintahannya setiap negara memilih sendiri
sistem pemerintahan yang sesuai dengan negaranya. Terdapat beberapa sistem
pemerintah di dunia, yaitu sistem pemerintahan presidensial, parlementer, semi
presidensial, liberal, demokrasi liberal, dan komunis. Di mana antara satu dengan
lainnya memiliki karakteristik, kelebihan, dan kelemahannya masing-masing.
Perbedaan penerapan sistem pemeritahan antarnegara disebabkan oleh banyak
hal, seperti kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang
bersangkutan. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah komitmen elite politik
terhadap sistem politik yang hendak diwujudkan, sistem kepartaian yang berkembang
di negara yang bersangkutan, tradisi politik yang telah berkembang di negara yang
bersangkutan, serta budaya politik dominan di masyarakat yang bersangkutan.
Maka penulis menganalisis perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan
salah satu negara yaitu Jepang dalam suatu makalah dengan judul,” Perbandingan
Sistem Pemerintahan Yang Dianut Olehnegara Kesatuan Repubilk Indonesia Dengan
Negara Lain”, yang akan menjelaskan lebih jauh mengenai perbandingan keduanya.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa Rumusan Masalah yang pada pembahasan makalah ini,antara lain;

1. Bagaimana The Descriptive Phase antara Sistem Hukum Indonesia dengan Jerpang?
2. Bagaimanakah The Identifiction Phase mengenai perbedaan dan persamaan Sistem
Hukum Indonesia dengan Jepang?
3. Seperti apa The Explanatory Phase mengenai perbedaan dan persamaan antara Sistem
Hukum Indonesia dengan Jepang?
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa Tujuan Penulisan pada pembahasan makalah ini,antara lain:

1. Agar mengetahui The Descriptive Phase antara Sistem Sistem Hukum Indonesia
Dengan Jepang
2. Agar mengetahui The Identifiction Phase mengenai perbedaan dan persamaan
Sistem Hukum Indonesia Dengan Jepang
3. Agar mengetahui The Explanatory Phase seperti apa perbedaan dan persamaan
antara Sistem Hukum Indonesia Dengan Jepang serta Refleksi Terhadap Sumber
Hukum Dan Penerapan Hukum Indonesia.
D. Metode Penulisan
Metode penelitian yang para penulis terapkan adalah metode penelitian
kualitatif. Data yang gunakan terdiri dari data sekunder yaitu data yang mencakup
dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan dan sejenisnya.
Dalam penulisan artikel ini, penulis menggunakan literasi dan referensi digital, baik
dari buku elektronik atau e-book maupun website yang dapat dipertanggung
jawabkan, dalam menganalisis permasalahan yang penulis telah rumuskan.Adapun
teknik pengumpulan data yang gunakan yaitu studi dokumen atau studi kepustakaan
yang merupakan teknik pengumpulan data bagi penelitian hukum yang meliputi studi
bahan hukum primer, sekunder dan tersier

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. The Descriptive Phase


1. Gambaran Umum Dari NKRI dan Jepang

Berdasar pada artikel “PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG


DIANUT OLEH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN
NEGARA LAIN (Studi Perbandingan Negara Jepang)”, penulis memulai dengan
memberikan gambaran umum tentang dua entitas yang akan dibandingkan, yaitu NKRI dan
Jepang. Gambaran umum ini diharapkan bisa membantu pembaca memahami latar
belakang dan konteks dari perbandingan sistem pemerintahan antara kedua negara.
Berikut penjelasan yang lebih detail mengenai gambaran umum tentang NKRI dan
Jepang:

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI):

Lokasi Geografis: NKRI adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Asia
Tenggara. Indonesia terletak antara Benua Asia dan Australia, dengan garis pantai
yang membentang di sepanjang Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Ini
menjadikannya negara maritim dengan lebih dari 17.000 pulau.

Keragaman Etnis: Salah satu ciri khas NKRI adalah keragaman etnis yang luar
biasa. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda, dengan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang bersama-sama digunakan untuk
berkomunikasi.

Keragaman Budaya: Keragaman budaya di NKRI juga sangat mencolok. Setiap


etnis memiliki tradisi budaya, adat istiadat, seni, dan agama yang unik. Budaya
Indonesia mencakup tarian, musik, seni rupa, dan masakan yang beragam.

Kehidupan Beragama: Indonesia juga dikenal karena keragaman agama. Meskipun


mayoritas penduduknya beragama Islam, terdapat juga penganut agama-agama
seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan agama-agama tradisional.

3
b. Jepang:

Lokasi Geografis: Jepang adalah negara kepulauan yang terletak di Asia Timur,
terdiri dari empat pulau utama: Honshu, Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku. Jepang
dikelilingi oleh Laut Jepang di sebelah barat dan Samudra Pasifik di sebelah timur.

Sejarah yang Kaya: Jepang memiliki sejarah yang sangat kaya, dengan catatan
sejarah yang melibatkan periode feudal, kekaisaran, dan modernisasi yang pesat.
Selama ribuan tahun, Jepang telah mengalami berbagai transformasi sosial dan
politik.

Budaya yang Unik: Budaya Jepang dikenal di seluruh dunia karena uniknya. Ini
mencakup seni tradisional seperti seni ikebana (seni merangkai bunga), serta seni
bela diri seperti Judo dan Karate. Selain itu, Jepang juga memiliki budaya pop
modern seperti manga, anime, dan teknologi canggih.

Agama dan Budaya Shinto-Buddha: Mayoritas penduduk Jepang


mengidentifikasi diri mereka sebagai penganut agama Shinto dan Buddha. Shinto
adalah agama asli Jepang yang berfokus pada penghormatan kepada roh alam,
sementara Buddhisme juga memiliki pengaruh yang kuat.

2. Sistem Pemerintahan di NKRI dan Jepang:


a. Konstitusi
1) Konstitusi NKRI - Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945):

Latar Belakang Sejarah: Konstitusi NKRI didasarkan pada Undang-Undang


Dasar 1945 yang diadopsi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Ini mencerminkan perjuangan panjang rakyat Indonesia
untuk merdeka dari penjajahan Belanda.

Prinsip-Prinsip Dasar: UUD 1945 mencerminkan prinsip-prinsip dasar


demokrasi, kedaulatan rakyat, dan supremasi hukum. Dokumen ini mengakui hak-
hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan hak untuk memilih pemerintahan
melalui pemilihan umum.

Perubahan Konstitusi: Konstitusi NKRI telah mengalami beberapa amendemen


sejak awal diberlakukan. Salah satu amendemen yang penting adalah perubahan
terkait pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat.

4
2) Konstitusi Jepang - (Kenpō):

Latar Belakang Sejarah: Konstitusi Jepang, juga dikenal sebagai Kenpō,


diberlakukan pada tahun 1947 setelah Perang Dunia II sebagai bagian dari reformasi
yang dipimpin oleh Sekutu. Konstitusi ini menggantikan Konstitusi Meiji dan
menandai transisi Jepang dari sistem kekaisaran ke sistem demokratis.

Prinsip-Prinsip Dasar: Konstitusi Jepang menekankan prinsip-prinsip demokrasi,


hak asasi manusia, dan perdamaian. Dokumen ini menyatakan bahwa Kaisar Jepang
adalah "simbol negara" tanpa kekuasaan politik, sementara kekuasaan berada di
tangan rakyat melalui parlemen, yaitu Diet Jepang.

Pembatasan Kekuasaan Militer: Salah satu poin penting dalam Konstitusi Jepang
adalah pembatasan kekuasaan militer. Pasal 9 Konstitusi Jepang melarang Jepang
memiliki pasukan militer yang bersifat agresif dan mengancam perdamaian
internasional.

b. Sistem Pemerintahan
1) Sistem Pemerintahan di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia):

Presidensial: Sistem pemerintahan di NKRI adalah presidensial, yang berarti


bahwa presiden memiliki peran ganda sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Ini berarti presiden memiliki wewenang eksekutif tertinggi di negara
ini. Presiden dipilih dalam pemilihan umum oleh rakyat Indonesia dan menjabat
selama lima tahun dalam satu periode.

Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan: Sebagai kepala negara, presiden


memiliki peran simbolik yang mewakili kesatuan dan kedaulatan negara. Sebagai
kepala pemerintahan, presiden bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
pemerintah, mengawasi cabang eksekutif pemerintah, dan memiliki kendali atas
administrasi pemerintahan. Presiden juga memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan eksekutif dan mengeluarkan dekrit yang memiliki kekuatan hukum.

5
2) Sistem Pemerintahan di Jepang:

Monarki Konstitusional: Jepang adalah monarki konstitusional, yang berarti


bahwa negara ini memiliki seorang kaisar, tetapi perannya adalah simbolis dan
terbatas oleh konstitusi. Kaisar Jepang tidak memiliki kekuasaan politik dan
berfungsi sebagai simbol kesatuan dan stabilitas negara.

Sistem Parlementer: Jepang memiliki sistem pemerintahan parlementer, yang


berarti bahwa pemerintahan negara dijalankan oleh perdana menteri dan
kabinetnya. Perdana menteri adalah pemimpin pemerintah yang dipilih oleh
Parlemen (Diet) dari anggota partai mayoritas dalam Parlemen. Perdana menteri
bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan pemerintah dan mengkoordinasikan
pekerjaan kabinet.

Kabinet: Kabinet adalah kelompok pejabat pemerintahan yang dipilih oleh perdana
menteri dan bertanggung jawab atas berbagai departemen pemerintah. Mereka
berperan dalam merumuskan kebijakan, mengelola administrasi negara, dan
melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif.

Parlemen (Diet): Parlemen Jepang, yang dikenal sebagai Diet, terdiri dari dua
kamar: Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) dan Dewan Penasihat
(House of Councillors). Anggota Diet dipilih oleh rakyat Jepang dan memiliki peran
penting dalam proses legislasi dan pengawasan pemerintah.

Perbedaan utama antara sistem pemerintahan di NKRI dan Jepang adalah peran
dan fungsi kaisar dalam monarki konstitusional Jepang yang bersifat simbolis dan
terbatas, sementara di Indonesia, presiden memiliki peran yang jauh lebih kuat
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Selain itu, sistem pemerintahan di
Jepang lebih bergantung pada parlemen dan perdana menteri dalam mengambil
keputusan politik dan menjalankan pemerintahan, sedangkan di Indonesia, presiden
memiliki peran yang lebih dominan dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah.

6
c. Pemisahan Kekuasaan
1) Pemisahan Kekuasaan dalam NKRI
Eksekutif: Kekuasaan eksekutif di NKRI terletak pada presiden. Presiden adalah
kepala negara dan kepala pemerintahan yang memimpin pemerintah dalam
menjalankan kebijakan dan administrasi negara. Presiden memiliki wewenang
untuk mengeluarkan keputusan eksekutif, memimpin aparat eksekutif, dan
menjalankan tugas-tugas eksekutif lainnya.

Legislatif: Kekuasaan legislatif di NKRI ada pada Dewan Perwakilan Rakyat


(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR adalah badan legislatif yang
dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum dan bertugas membuat undang-undang
serta mengawasi pemerintah. DPD memiliki peran dalam mewakili kepentingan
daerah. Kedua lembaga ini bersama-sama membentuk parlemen di Indonesia.

Yudikatif: Kekuasaan yudikatif di NKRI berada dalam wewenang Mahkamah


Agung dan berbagai badan peradilan lainnya. Mahkamah Agung merupakan badan
tertinggi dalam sistem peradilan Indonesia dan bertugas untuk memastikan
keadilan, menafsirkan hukum, dan menjalankan fungsi yudikatif. Badan peradilan
yang lain seperti Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, dan Mahkamah Konstitusi
juga memiliki peran penting dalam sistem yudikatif.

2) Pemisahan Kekuasaan dalam Jepang:

Kaisar: Kaisar Jepang memiliki peran seremonial sebagai kepala negara yang
menjadi simbol kesatuan dan stabilitas negara. Namun, konstitusi Jepang
membatasi kaisar dari campur tangan dalam urusan politik dan pemerintahan sehari-
hari.

Legislatif: Kekuasaan legislatif di Jepang ada pada Parlemen atau Diet yang terdiri
dari Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) dan Dewan Penasihat
(House of Councillors). Anggota Diet dipilih oleh rakyat Jepang dan memiliki peran
dalam pembuatan undang-undang dan pengawasan pemerintah.

Pemerintah: Pemerintahan Jepang dipimpin oleh perdana menteri dan kabinetnya.


Perdana menteri adalah pemimpin pemerintah yang dipilih oleh Diet dari anggota
partai mayoritas. Mereka bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
pemerintah dan administrasi negara sehari-hari.

7
d. Sistem Politik
1) Sisten Politik di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia):

Demokrasi Multi-Partai: Indonesia adalah negara demokrasi multi-partai, yang


berarti bahwa ada banyak partai politik yang aktif dalam proses politik. Ini
memberikan pilihan kepada warga negara untuk memilih partai yang sesuai dengan
pandangan politik dan nilai-nilai mereka dalam pemilihan umum.

Pemilihan Umum: Pemilihan umum di Indonesia diadakan secara berkala, di mana


warga negara memiliki hak untuk memilih perwakilan mereka di parlemen dan
pemimpin eksekutif, termasuk presiden dan gubernur. Partai-partai politik
berkompetisi dalam pemilihan ini untuk memperoleh kursi di Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan tingkat lokal.

Koalisi dan Aliansi: Karena banyaknya partai politik, seringkali partai-partai ini
membentuk koalisi atau aliansi untuk membentuk mayoritas di parlemen atau
mendukung calon presiden. Hal ini memungkinkan terbentuknya pemerintahan
yang stabil dan berfungsi.

2) Sistem Politik di Jepang:

Dominasi Partai: Di Jepang, Partai Liberal Demokrat Jepang (LDP) adalah partai
politik yang mendominasi pemandangan politik selama beberapa dekade. LDP
secara konsisten memegang kekuasaan di tingkat nasional dan telah menghasilkan
sejumlah perdana menteri selama bertahun-tahun.

Partai-Partai Lain: Selain LDP, terdapat beberapa partai politik lain di Jepang,
seperti Partai Demokratik Konstitusional (CDP), Partai Komeito, dan partai-partai
kecil lainnya. Namun, peran dan kekuasaan LDP jauh lebih besar dibandingkan
dengan partai lainnya.

Sistem Perwakilan: Jepang menggunakan sistem pemilihan perwakilan


berdasarkan distrik pemilihan, di mana masing-masing distrik memilih satu anggota
Dewan Perwakilan Rakyat. Partai yang memenangkan mayoritas di Dewan
Perwakilan Rakyat akan membentuk pemerintahan, dan ketua partai tersebut akan
menjadi perdana menteri.

8
Aliansi dan Koalisi: Terkadang, partai-partai di Jepang membentuk koalisi atau
aliansi untuk membentuk mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat. Ini dapat terjadi
ketika tidak ada partai yang memperoleh mayoritas mutlak dalam pemilihan.

B. The Identifiction Phase


Setelah tahap deskriptif phase yang memberikan pengenalan awal tentang NKRI dan
Jepang dalam artikel tersebut, kita akan melanjutkan dengan identification phase. Pada
tahap ini, fokus akan lebih mendalam pada identifikasi persamaan dan perbedaan yang
signifikan antara kedua negara dalam hal sistem pemerintahan, pemisahan kekuasaan,
sistem politik, dan partai politik. Berikut adalah elemen-elemen kunci dalam tahap
identification phase:

1. Sistem Pemerintahan:

Identifikasi persamaan: Baik NKRI maupun Jepang memiliki sistem pemerintahan


demokratis.

Identifikasi perbedaan: NKRI memiliki presidensiil, sementara Jepang memiliki


sistem monarki konstitusional dengan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.

2. Pemisahan Kekuasaan:

Identifikasi persamaan: Kedua negara menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan


antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Identifikasi perbedaan: Pemisahan kekuasaan di NKRI lebih tegas, sedangkan di


Jepang terdapat elemen monarki sebagai simbol negara yang berbeda dari sistem NKRI.

3. Sistem Politik:

Identifikasi persamaan: Baik NKRI maupun Jepang memiliki sistem politik


multipartai.

Identifikasi perbedaan: Di NKRI, partai-partai politik bersaing dalam pemilihan


umum, sedangkan di Jepang, Partai Liberal Demokrat Jepang (LDP) telah dominan
dalam politik selama beberapa dekade.

9
4. Partai Politik:

Identifikasi persamaan: Kedua negara memiliki partai-partai politik yang aktif dalam
proses politik.

Identifikasi perbedaan: Di NKRI, partai politik bersifat dinamis dan beragam,


sedangkan di Jepang, LDP telah menjadi kekuatan dominan dalam politik.

C. The Explanatory Phase


Setelah melakukan perbandingan dengan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dari
sistem pemerintahan NKRI dan Jepang. Pada tahap ini berdasakan persamaan dan perbedaan
yang dikaji ulang secara mendalam maka dapat ditemukan sebuah detail mengenai sistem
pemerintahan antar dua negara tersebut. Pada tahap Explanatory Phase inilah menjelaskan
dampak dan konsekuensi nyata dari perbedaan dan persamaan dalam konteks masing-masing
aspek:

1. Dampak Sistem Pemerintahan:

Implikasi di NKRI: Dalam sistem presidensial NKRI, presiden memiliki peran sentral dalam
pengambilan keputusan. Ini memungkinkan keputusan cepat dan tindakan eksekutif yang kuat.
Namun, ini juga membawa risiko terkait dengan otoritarianisme jika tidak ada mekanisme
pengawasan yang efektif.

Implikasi di Jepang: Sistem monarki konstitusional Jepang memisahkan peran kepala negara
(Kaisar) dan kepala pemerintahan (perdana menteri). Ini menciptakan stabilitas politik jangka
panjang. Perdana menteri bertanggung jawab atas pengelolaan pemerintahan sehari-hari,
sementara Kaisar adalah simbol persatuan negara.

2. Konsekuensi Pemisahan Kekuasaan:

Implikasi di NKRI: Pemisahan kekuasaan yang kuat di NKRI memastikan pengawasan antara
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun, ini juga dapat menghasilkan hambatan dalam
pengambilan keputusan jika terjadi konflik antar cabang kekuasaan.

Implikasi di Jepang: Pemisahan kekuasaan di Jepang memastikan akuntabilitas dan


kepatuhan terhadap hukum. Peran budaya dan sejarah memainkan peran penting dalam
pemahaman terhadap struktur politik ini.

10
3. Sistem Politik dan Partai Politik:

Implikasi di NKRI: Sistem politik multipartai di NKRI menciptakan kompetisi yang sehat.
Namun, perubahan kekuasaan yang sering terjadi dapat menyebabkan ketidakstabilan politik.
Sehingga stabilitas politik jangka panjang perlu dipertimbangkan.

Implikasi di Jepang: Dominasi Partai Liberal Demokrat Jepang (LDP) menciptakan stabilitas
politik, tetapi juga menghadirkan tantangan terkait monopoli kekuasaan. Pengertian budaya
kolektivisme juga memengaruhi dinamika politik Jepang.

4. Keterkaitan dengan Konteks Sejarah dan Budaya:

Implikasi di NKRI: Sejarah perjuangan kemerdekaan NKRI dan keragaman budaya serta
agama memengaruhi struktur politik dan toleransi dalam masyarakat. Sejarah perjuangan
melibatkan banyak etnis, agama, dan budaya yang berbeda dalam perjuangan bersama untuk
merdeka, dan ini mencerminkan dalam prinsip-prinsip dasar negara. Hal ini juga menciptakan
lingkungan yang memerlukan pendekatan yang sensitif terhadap budaya dan pluralitas dalam
pembuatan kebijakan. Dampaknya adalah pemahaman mendalam tentang sejarah dan budaya
membantu menjelaskan dinamika politik dan mendorong inklusivitas dalam kebijakan.

Implikasi di Jepang: Budaya kolektivisme Jepang memengaruhi pembentukan konsensus


dalam politik dan kebijakan. Penghormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai budaya juga
memainkan peran penting dalam pendekatan terhadap kebijakan publik. Sejarah Jepang yang
kaya juga mencerminkan dalam nilai-nilai dan norma-norma politik. Budaya dan sejarah
Jepang yang kaya menciptakan norma-norma politik yang berbeda. Ini menciptakan proses
pembuatan kebijakan yang lebih kolektif dan stabil, dengan penekanan pada kesepakatan
bersama dan konsensus. Namun, juga perlu memahami bahwa budaya ini dapat menciptakan
tantangan ketika mencoba memperkenalkan perubahan drastis dalam kebijakan.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konstitusi keduanya sama-sama rigid dan flexibel. Hanya saja kalau Indonesia secara
perubahan Indonesia sudah mengalami empat kali amandemen sedangkan Jepang belum
pernah sejak. Dalam hal ini harus diakui Jepang sangat rigid dari pada Indonesia. Tetapi
bukan tidak mungkin untuk dilakukan amandemen; Jepang punya kemiripan dengan
Indonesia dalam hal bentuk negara yaitu negara Kesatuan; Lembaga Perwakilan. Sistem
perwakilan Jepang menganut strong bicameral. Sedangkan Indonesia menganut soft
bicameral; Bentuk Pemerintahan negara Jepang adalah Monarkhi Konstitusional.
Sedangkan Indonesia adalah Republik; Sistem pemerintahan negara Jepang adalah sistem
Parlementer, berbeda dengan Indonesia yang menganut sistem pemerintahan Presidensial;
Masyarakat negara Jepang sangat berbeda dengan masyarakat negara Indonesia dari
kepercayaan terhadap agama dan juga terkait dengan kebiasaan.

B. SIKAP PENULIS TERHADAP ARTIKEL


Berdasarkan Artikel yang berjudul “PERBANDINGAN SISTEM
PEMERINTAHAN YANG DIANUT OLEH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN (Studi Perbandingan Negara Jepang).
Penulis: Handika D. A. Pelu dan Kawan-Kawan. Yang mana di dalamnya memuat
perbandingan berdasarkan persamaan dan perbedaan Sistem pemerintahan antar dua negara
yakni NKRI dan Jepang maka penulis menyimpulkan bahwa Artikel tersebut termasuk
“PERBANDINGAN MAKRO”.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yani, A. (2018). Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan Praktek Konstitusi
Undang-Undang Dasar 1945. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 12(2), 119.
Sompotan, A., & Lensun, S. (2021). MENGENAL SEJARAH PEMERINTAHAN JEPANG
“DAIMYOU” PADA ZAMAN AZUCHI MOMOYAMA. KOMPETENSI, 1(10), 845-
852.
Oktaviany, D. S. (2017). Perbandingan Sistem Ketatanegaraan Indonesia Dan Filipina
(Studi Lembaga Perwakilan Terkait Tugas, Fungsi, Dan Wewenang).
Sya’ban, N. (2020). Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan Sesudah Amandemen
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Skipsi Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Mataram.
Rahman, F. (2020). Perbandingan Tujuan Hukum Indonesia, Jepang dan Islam. Khazanah
Hukum, 2(1), 32-40

13

Anda mungkin juga menyukai