JHGHGJHJHJ
JHGHGJHJHJ
Yakobus 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang
sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-
Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Segala yang
baik yang kita alami dalam hidup ini berasal dari Tuhan. Sebagaimana
seorang gembala akan memelihara domba-dombanya dengan sangat baik,
demikianlah Tuhan akan memelihara hidup kita dengan kebaikan dan
anugerahNya yang sempurna.
Jadikan Tuhan sebagai Gembala Hidup kita. Seperti Raja Daud katakan :
“Aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” , biarlah ini juga
menjadi komitmen kita. Sebagai keluarga Allah, kita harus berdiam dan
bertumbuh di dalam rumah Tuhan, sampai selama-lamanya. Amin!
Bahan Khotbah Mazmur 23:1-6
MINGGU JUBILATE 21 April 2024
I. Pengantar
Mazmur23:1-6 Merupakan mazmur pengakuan Daud tentang Allah
sebagai Gembala yang baik. Daud meposisikan dirinya sebagai Domba
yang membutuhkan gembala yang baik untuk menjalani kehidupannya.
Sebagai Domba maka ia harus mempercayai gembalanya akan
memberikan kebahagiaan dan juga kehidupan baginya. Seekor domba
akan tergantung sepenuhnya kepada tuntunan gembalanya supaya
dapat menjalani kehidupan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa
pengertian Daud tentang Allah yang menggembalakannya dengan baik
sampai ia merasakan sukacita dan damai sejahtera. Dan Peran Daud
adalah percaya kepada tuntunan Gembalanya. Bagi kita yang tinggal di
Indonesia, istilah “gembala” tidaklah populer karena Negara kita masih
termasuk Negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian daripada
perternakan. Dalam 1 Samuel 17:34-35, Daud menceritakan
pengalaman hidupnya sebagai gembala kepada Saul sebelum ia
mengalahkan Goliat; “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing
domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam
seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya
dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri
menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya
dan membunuhnya.” Kesaksian hidup Daud sebagai seorang gembala
juga terekam dalam Mazmur yang ditulisnya: “TUHAN adalah
Gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mzm. 23:1-3). Sebagaimana
kesaksian lainnya di dalam Mazmur, Daud menganalogikan TUHAN
sebagai “Gembala” sebagaimana dirinya adalah gembala.
II. Penjelasan Teks
Ayat 1-4: dalam perikop ini, Daud memulai Mazmurnya dengan
perkataan “Tuhan adalah gembalaku (ayat1a)”. Perkataan yang
menggunakan kata “ku” merujuk terhadap sifat pribadi dari pada Daud
sendiri. Allah tentu saja merupakan Gembala dari semua bangsa Israel
sesuai keyakinan bangsa itu. Akan tetapi dalam hal ini, Daud bukan
berarti mengajarkan akan keyakinan bangsa Israel tetapi dia sedang
menceritakan keyakinan dan pengalaman pribadinya bersama Tuhan.
Dalam bagian selanjutnya, Daud menjelaskan apa yang diberikan
Tuhan sebagai gembala yakni kepuasan dengan perkataan takkan
kekurangan aku (ayat 1b). Mazmur 23 bukan hanya berbicara tentang
kecukupan, tetapi juga kepuasan: (1). rumput hijau dalam ayat 2 bukan
hanya untuk dimakan, tetapi juga dijadikan tempat berbaring;
menyiratkan jumlah yang sangat banyak dan domba-domba puas
memakan rumput itu. (2). piala dalam ayat 5 diisi minuman secara
melimpah, bukan sekedar penuh. Kepuasan di sini tidak selalu berarti
memiliki segala-galanya dari TUHAN, misalnya kekayaan yang
melimpah atau karir yang di puncak. Kepuasan itu lebih ke arah
keutuhan hidup di dalam TUHAN. Kita mungkin berada dalam bahya
dan penderitaan (lih. ay 4), tetapi kita tetap puas bersama TUHAN.
Bahkan di bagian akhir Mazmur ini Daud mengungkapkan kerinduannya
yang mendalam, yaitu berada dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Bagi Daud yang paling penting adalah bersama dengan TUHAN, baik
dalam keadaan tentram maupun bahaya. Penyertaan dan kebersamaan
dengan TUHAN inilah yang memberikan kepuasan sejati bagi Daud.
Ayat 5-6: Bagian ini sebenarnya mengajarkan hal yang sama dengan
ayat 1-4 di atas, namun memakai gambaran yang berbeda. Daud
menggambarkan dirinya diundang dalam sebuah perjamuan makan
oleh raja. Sang raja menyediakan hidangan di hadapan lawan-lawannya
(ay 4a). Hal ini memberikan gambaran bagi kita bahwa TUHAN bukan
hanya melindungi kita dari para musuh atau orang yang memusuhi kita
tetapi juga memuliakan kita dihadapan mereka. Ayat 5b mengatakan
bahwa TUHAN mengurapi kepala Daud dengan minyak. Dalam sebuah
pesta, seorang tamu kehormatan bukan hanya akan dibasuh kakinya
saja tetapi juga dituangi minyak (Mzm. 45:7; 92:10; 133:2, Am 6:6, Luk.
7:46). Minyak ini biasanya minyak zaitun yang dicampur dengan parfum.
Pengurapan ini sangat diperlukan sebagai tanda sukacita. Piala penuh
melimpah dalam ayat 5c menggambarkan; TUHAN bukan hanya
menyediakan minuman secukupnya, tetapi melimpah. Minuman sebagai
penunjang kehidupan, dengan adanya minuman maka keberlangsungan
hidup akan terus berjalan, itu berarti umur yang panjang. Dalam hal ini
minuman di sini juga berarti tanda kemenangan (bersulang untuk suatu
keberhasilan). Piala ini adalah piala kemenangan (Mzm. 116:13).
Ungkapan “seumur hidupku” juga “sepanjang masa” (ay 6) berbicara
tentang masa depan. Apa yang telah dilakukan TUHAN di masa lalu
telah memberi keyakinan kepada Daud untuk menghadapi masa depan.
Keyakinan seperti ini juga dapat kita lihat dalam perkataan Daud ketika
dia menghadap Saul sebelum bertempur dengan melawan Goliat. Dia
mengatakan, “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan
dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang
Filistin itu.” (1 Sam. 17:37a). Keyakinan Daud dalam hal ini
adalah “kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur
hidupku.” (ay 6a). Kalau di masa lalu Daud dikejar oleh musuh maka
sekarang, sampai ke masa depan dia justru dikejar oleh “kebajikan dan
kemurahan”. Jika semua hal tentang kebajikan dan kemurahan telah
mengikutinya, maka yang perlu baginya setelah semua itu adalah “diam
dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (ay 6b).
III. Refleksi
Berbicara tentang kebutuhan merupakan suatu bentuk kekawatiran
dalam kehidupan manusia. Pengakuan Daud menjadi pegangan bagi
kita bahwa di dalam Tuhan kita tidak akan kekurangan. Hal ini karena
Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita anakNya. Banyak hal dapat
terjadi dalam hidup kita, tapi kita dituntut untuk tetap setia di dalam
situasi apapun, karena Dia akan menolong kita keluar dari pergumulan
hidup kita oleh karena itu kita dituntut untuk tetap percaya. Peran
Gembala adalah bagaimana domba-dombanya merasa nyaman dan
tentram serta dapat bertumbuh dengan baik. Demikianlah peran Allah
bagi manusia yang senantiasa mambawa manusia kepada
kemenangan, sukacita dan keselamatan. Jalan yang ditunjukkan Allah
adalah jalan keselamatan, sekalipun jalan yang harus dilalui berliku-liku,
naik, turun, tapi akan sampai kepada tujuan. Hal ini menghantar kita
untuk percaya kepada tuntunan Allah sekalipun banyak hal yang harus
kita hadapi didalam kehidupan ini. Tawaran dunia ini hanya seolah
indah dan mulus, tapi menyimpan banyak ranjau yang dapat
menghancurkan kita, dan yang pasti kita tidak sampai kepada tujuan
kita. Oleh karena itu setialah. Didalam perjalanan hidup ini banyak hal
yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan terjadi. Semuanya ini dapat
membuat kita kawatir bahkan menjadi takut. Sebagai orang yang
percaya kita percaya ada kekuatan Allah yang mampu mengalahkan
segala tantangan dan persoalan yang kita hadapi. Gada dan TongkatMu
itulah yang menghibur aku.. Kekuatan Allah tidak dapat dijangkau oleh
manusia dan tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan apapun. Pengakuan
akan kuasa Allah menjadikan sukacita didalam diri kita, karena kita akan
menyadari bahwa kita akan menjadi pemenang karena Allah dipihak
kita. Oleh karena itu bertahanlah.
Perlakuan gembala kepada dombanya yang senantiasa merawat dan
memberikan yang terbaik. Hal ini menunjuk kepada kasih dan berkat
Allah kepada umatNya yang dikasihiNya. Kita percaya bagaimana Allah
membentuk kita sedemikian rupa dengan senantiasa memberikan yang
terbaik bagi kita. Rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai
sejahtera : Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-
rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan”. Hal ini mengingatkan kita tentang anugerah Allah bagi kita,
jadi kita tidak lagi kwawatir tetapi percaya kepada bentukan Allah,
percaya kepada Gembala yang baik yang senantiasa menuntun dan
menyelamatkan kita sehingga kita merasakan kasih karunia yang
bersumber dari Allah. Oleh karena itu, Bersukacitalah karena kita
mempunyai Gembala yang Baik : Yesus Kristus. Amin. Syalom!
Jahowa do siparmahan ahu!
I. Patujolo!
Umbege Psalmen 23 : 1-6 on sajo pe, pintor lambok do panghiloalaan,
apa lagi ma ia dung jinaha ihut di auhon tu diri niba; ia tu iba sahat
songon panindangion ni si Daud on di parmahanion ni Jahowa di
ngoluna tung mansai sonang ma tutu.
Suang songon I do nang di halak Isarael, sada Psalmen hasudungan do
ia turpuk jamitaon, ala jot-jot dijahahon dalan pahothon dohgot
patoguhon haporseaon lumobima tangan mangadopi angka galumbang
naborat. Manorusi sahat tu ate-ate jou-jou ni par-Psalmen on dalan
manait roha nang haporseaonta padimposhon parsitutuonta mar-
Tuhan , anggiat unang runsur patta binahen nbi ragan ni hamaolon
dohot parungkilon di parngoluonta on.
Ra denggan do antusanta jumolo ia parmahanion di Israel ndang apala
sarupa dohot nataida di hutanta manang di Indonesia on, apalagi
nuaeng on parmahan disabi nama rumut tu pinahanna naung dibaen
diinganan na aman (handang). Ia di Timur Tengah (Israel) marmahan
ima: Mamboan angka biru-biru (manang binatang naasing) mangalului
jampalan. Hape disi ala angka bebatuan do godang, tole muse ingkon
mamolus angka dolok dohot rura nang robean na rahis, las ni ari udan
ia jumpang pe jampalan sasaotik do sipata, marlapatan ndang boi
pabosur pahananna. Jadi olo do sipata ingkon marborngin parmahan I
di balian ni huta mamboan sian inganan nasada tu inganan naasing asa
dapotan jampalan nalomak. Disituasi sisongon i, adopanna dope angka
binatang isarana singa, serigala, ulok dohot lan naasing,
namangonggop pinarmahanna nang dirina. Molo ro singa manang
gompul naeng manarat biru-biru i, ruar do ibana mangalele. Dipusa
ibana do angka nanaeng mangolgap pinarmaganna i, pola do sampe
dipamate ibana. Lapatanna hosanna do taruhanna gabe jaminanan
haluaon di napinarmahanna (1 Samuel 17:34-35)
Songon sibingkasi ni turpuhon ima Tangan dilelei si Absalom dohot
paranganna si Daud, terancam do ibana dohot rombonganna. Susa do
disipanganon, siinumon, pahean lumobi nang di hasonangan
(keamanan). Di parsorion sisongon i ro ma si Sobi, si Makir dohot si
Barsilai. Natoluon ndang ditanda si Daud, alai boi ro nasida mnaruhon
angka naringkot tu parngoluon ni si Daud isara: n bantal, balanga,
mangkuk tano tangko, dahanon sipulut dohot dahanon hian, itak
omping, dalidali, hadio dohot dahanon na sinaok.Tole muse situak ni
loba dohot mantega dohot birubiru dohot susu ni lombu na nialhotan
mangalehon tu si Daud dohot tu na torop, angka donganna i
panganonnasida (2 Samuel 17:27-29). Taida sian I, holing angka
naporsea di Tuhan i do na tuk manngarajumi sisongon I, marharoan
sian panarihonon ni Jahowa. Pangongkuon di huaso dohotdohot di
basa-basa ni Debata do nanaeng parhatopoton, lumobi namanggoari
dirina porsea tu Tuhan i. Molo adong pe naniula ni tangan, naeng taida
jala tahaporseai ulaon dohot hagogoon lumobi asiniroha ni Debata do i
Hatorangan ni Turpuk.
1. Dihangkam turpuhondo, panindangion haporseaon, dohot pos ni
rohana di Jahowa. Ragat mutiha naarga naboi putihanta marisihon
angka poda dohot pangajarion laho manogu rohanta marposniroha tu
Jahowa. Ibana do sitompa nasa naadong, jala nunngnga diuarihon sai
naramotanNa jala parmudu-muduonNa do nasa tinompaNa saleleng-
nilelengNa.
2. Di ngoluntaon dung adong sipanganon/siinumon, pahenan nang
inganan (jabu) tontu godang dope angka kebutuhan naasing najot-jot
dilului jolma nagabe olo mambahen adong kekwatiran. Hape molo taida
nahumaliang kita godang dope namaol dapot sipanganon, pahean
nang, jabu; Boha do patorangkon tu nasida Jahowa do siparmahan
ahu, ndang hurangan ahu ?
3. Hata pamujion tu Jahowa namarisihon panindangion
dipanarihonon ni Debata ido impola ni turpuhon. Ay.1 “Jahowa do
Siparmahan ahu, ndang tagamon hurangan ahu”. Pangakuan manang
credo ni par-Psalmen on maralasan do ala Jahowa do napatongon do
ibana tu jampalan angka na lomak, ditogutogu do ibana di lambung aek
hasonangan. Dipasabam do rohangna, ditogu do ibana di dalan
hatigoran, * ala ni goarna i. Dihata heber menuntun =
nahal namarlapatan mamboan ruar sian hamatean pataruhon tu
hasonangan. Tangkas do diangkuhon ibana peran ni Debata
napaluahon ibana dohot rombonganna.
4. Parmahanion ni Debata di ngoluna digombarhon ibana songon
panogihon ni sada parmahan namamboan biru-biruna tu aek na tio.
Didok ibana ditogu-togu do ibana tu lambung aek hasonangan. Aek
nation manang aek hasonangan di pangantusion ni angka parmahan
lumobima di masa ni si Daud; ndada namura luluan manang jumpangan
on. Situasi geografis tanah Israel na godangan bebatuan na terjal, ia
tung adong londut ndang sai pintor adong aek, apalagi aek na
tio/hasonangan. Alai tangkas do dison dihatindangkon si Daud
parmahanion ni Jahowa mamboan ibana tu situasi na adong aek na tio
dohot aek hasonangan. Situasi sisongonon tung mansai langka do
ngolu ni parmahanion. Alai ala Jahowa do napatupahon tangkas ma i
nga dijangkon si Daud, marhite panarihonon ni Debata mamangke si
Sobi, si Makir dohot si Barsilai.
5. Molo tasigati di ay.4 on: “Ai nang pe mardalan ahu di rura
linggoman ni hamatean, ndang huhabiari parmaraan, ai Ho do
mandongani ahu tungkotmu dohot batahim mangapuli ahu”. Hata rura
linggoman ni hamatean=lembah kekelaman, di tengah baying-bayang
maut; Disituasi si songon ipe ndang tahutan ibana; ala dipangkilalahon
si Daud do ro do Debata mandongani jala mangapuli ibana marhite
tungkot dohot batahiNa. Dipapatar ulaon ni Debata dison pasabam roha
ni angka naloja, mangapuli jala pasabam roha ni angka jolma
namardalan di rura nilinggoman ni hamatean. Na jelas diondihon
Jahowa do napinarmahanNa. Dipatuduhon Debata do tu si Daud
kehadiranNa di tonga-tonga ni krisis na rongom ala ni angka musu
humaliangsa. Songon ido ngolu ni ganup halak na porsea, di haol,
dijangkon jala diparmudu-mudu. Ndang tarsirang panarihonon dohot
pangaramotion ni Debata di ngolu ni angka na porsea.
6. Digoari do Debata “omni present”, namandok ndang adong
nanggo sada ruang secara geografis naso nirajaanNa. Jongjong do
Ibana di tongatonga ni hamaolon, roha namagopu nasatia di Ibana.
Linggoman ni hamatean ndang tuk mangago angka na porsea, garida
dipangke Debata do nang I patuduhon huasoNa, tu angka niasianNa.