LP Bayi
LP Bayi
Disusun oleh :
Erik Putra Pradana Aulia Rahman 221061
Striktur uretra adalah kondisi dimana suatu bagian dari uretra menyempit.
Berbeda dengan obstruksi pada uretra yang disebabkan oleh batu, striktur
uretra merupakan adanya oklus dari dari meatus uretralis karena adanya
jaringan yang fibrotik dengan hipertrofi. Jaringan fibrotik yan tumbuh dengan
urine (urine flow) akan menurun. (Prabowo & Pranata, 2014: 144)
mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus
lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan kontriksi. (Suharyanto &
B. ETIOLOGI
instrumen, infeksi, spasmus otot, atau tekanan dari luar, atau tekanan
oleh struktur sambungan atau oleh pertumbuhan tumor dari luar serta
lebih progresif daripada striktur akibat infeksi. Pada ruftur ini ditemukan
Penyebab paling umum dari striktur uretra saat ini adalah traumatik
adalah 45,5% dari kasus striktur. Pada pasien yang lebih muda dari 45
panggul. Pada pasien yang lebih tua dari 45 tahun penyebab utama
adalah reseksi transurethraldan idiopathy. Penyebab utama penyakit
posterior.
striktura uretra pada wanita radang kronis. Biasanya di derita wanita usia
tanda khas dari pemeriksaan bougie aboul’e adalah pada waktu dilepas
a. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen
uretra.
uretra.
c. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra.
kemih lainnya, misalnya BPH. Namun ada beberapa yang khas dari klien
striktur uretra, yaitu pancaran urine yang kecil dan bercabang. Hal ini
menurunkan patensi urine low dan obstruksi yang berada di medial akan
1. Frekuensi
2. Urgensi
striktur uretra.
3. Disuria
maupun pada vesika urinaria. Hal ini dikarenakan akumulasi urine yang
melebihi kapasitas bladder dan sifat pH dari urine yang cenderung asam/
basa akan melukai mukosa saluran kemih. Selain itu, relaksasi vesika
dan nyeri.
4. Inkontenensia urine
awam : ngompol ) kejadian ini pada klien striktur uretra dipicu oleh
5. Urine menetes
6. Penis membengkak
Bendungan urine dan obstruksi pada saluran uretra akan
7. Infiltrat
baik dan terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan
untuk pertumbuhan kuman yang baik. Jika hal ini terjadi, inflamasi
jaringan striktu akan menjadi abses dan infiltrasi akan terjadi pula.
8. Abses
obstruksi striktur.
9. Fistel
untuk mencari jalan keluar. Oleh karena itu, iritabilitas jaringan sekitar
sehingga urine tidak akan keluar sedikit pun dan terakumulasi pada
vesika urinaria.
D. PATOFISIOLOGI
kompleks dari dampak striktur adalah terjadinya gagal ginjal. Hal ini
melakukan fungsinya.
striktur. Urine yang bersifat asam/ basa akan berusaha mencari jalan baru
pada lumen uretra menimbulkan hambatan aliran urine hingga retensi urine.
Aliran urine yang terhambat tersumbat mencari jalan keluar di tempat lain (di
sebelah proksimal striktura) dan akhirnya mengumpul di rongga periuretra.
selangkangan (straddle injury) dan fraktur tulang pelvis. Proses radang akibat
hambatan aliran urine hingga retensi urine. Aliran urine yang terhambat
mencari jalan keluar di tempat lain (di sebelah proksimal striktura) dan
seruling.
dan menyisakan strikture dikemudian hari. Demikian pula fiksasi kateter yang
1. Laboratorium
2. Uroflowmetri
pancaran urin. Volume urin yang dikeluarkan pada waktu miksi dibagi
dengan lamanya proses miksi. Kecepatan pancaran urin normal pada pria
3. Radiologi
bahan kontras secara antegrad dari buli-buli dan secara retrograd dari
4. Instrumentasi
dengan kateter dengan ukuran yang lebih kecil sampai dapat masuk ke
buli- buli. Apabila dengan kateter ukuran kecil dapat masuk menandakan
5. Uretroskopi
F. PENATALAKSANAAN
farmakologis.
1. Terapi Farmakologis
a. Bougie (Dilatasi)
dan periksa adanya glukosa dan protein dalam urin. Tersedia beberapa
juga terbuat dari logam, mempunyai ujung yang tumpul dan umumnya
yang lebih kecil dan terbuat dari bahan yang lebih lunak.
bougie lurus.
yang lebih berat. Karena itu, setiap dokter yang bertugas di pusat
dan bougie bengkok (F); dilatasi strikur anterior dengan sebuah bougie
b. Uretrotomi interna
walaupun kecil dan panjang tidak lebih dari 2 cm serta tidak ada
bouginasi.
c. Uretrotomi eksterna
uretra yang masih sehat, cara ini tidak dapat dilakukan bila daerah
d. Uretroplasty
graft yaitu dibuat tabung uretra baru dari kulit preputium/kulit penis
kateter.
G. KOMPLIKASI
maka otot kalau diberi beban akan berkontraksi lebih kuat sampai pada
suatu saat kemudian akan melemah. Jadi pada striktur uretra otot buli-
2. Residu urine
kuat tidak timbul residu. Pada fase dekompensasi maka akan timbul
residu. Residu adalah keadaan dimana setelah kencing masih ada urine
jalan setiap saat mengosongkan buli-buli waktu buang air kecil. Dalam
buli-buli dan timbul refluks, maka akan timbul pyelonefritis akut maupun
maka bisa timbul inhibisi urine keluar buli-buli atau uretra proksimal dari
akan timbul abses, abses pecah timbul fistula di supra pubis atau uretra
PATHWAY
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
operasi
kerusakan uretra.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
. Keperawatan
gangguan eliminasi urin klien dapat teratasi dengan kriteria komprehensif berfokus pada
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
Eliminasi Urin:
Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Partikel urin
terlihat
2. Darah terlihat
dalam urin
berkemih
5. Retensi urin
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Nyeri akut NOC NIC: Manajemen nyeri (1400)
nyeri akut pada pasien dapat berkurang, dengan kriteria 2. Observasi adanya petunjuk
n nyeri
Mencari
bantuan
Keterangan:
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
O (objektif) yaitu data pasien yang diperoleh oleh perawat setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
dimodifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Bulecheck, et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition.
Mosby: Elsevier.
Tijani KH, Adesnya AA, Ogo CN. The New pattern of Urethral Stricture Disease
in Lagos, Nigeria. Niger Postgrad Med J. 2009 Jun;16(2):162-5
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.Muttaqin, A. (2012). Pengkajian
Keperawatan AplikasiPada Praktik Klinik. Jakarta : Salemba MediPrabowo, E., &
Pranata, A. E(