Anda di halaman 1dari 93

BAB IV

ANALISA DAN PERHITUNGAN

Analisa konstruksi gedung ini dilakukan dengan menggunakan permodelan

struktur 3D dengan bantuan Program ETABS . Kolom-kolom dari struktur gedung

dimodelkan sebagai elemen frame sedangkan pelat lantai dimodelkan seebagai

elemen shell.

Dari hasil analisis struktur, akan diperoleh besarnya reaksi perletakan untuk

proses perhitungan struktur bawah (pile cap dan tiang pancang), selain itu dari

hasil analisis struktur juga akan diperoleh besarnya tegangan yang ada pada kolom

yang kemudian dikontrol melalui daya dukung tanah berdasarkan SPT dan

tegangan tersebut dibuat dalam mengevaluasi pile cap apakah mampu menahan

beban atau tidak.

4.1. Perhitungan kapasitas daya dukung tiang tunggal dari hasil standart

penetration test (SPT).

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang per lapisan dari data SPT

memakai metode Meyerhoff. Dalam perhitungan ini mengasumsikan jenis tanah

berdasarkan hasil pengujian bore hole serta menjabarkan faktor keamanan

pelaksanaan dengan faktor keamanan penulis.

72
73

Tabel 4.1 asumsi jenis tanah pada BH-1

Kedalaman
(m) Jenis Tanah Disimpulkan N-SPT

0,00 – 2,30 Lempung berpasir Lempung 5


2,40 – 5,20 Lempung berlanau kepasiran lempung 7
5,30 – 10,70 Pasir berlanau coklat keabuan pasir 10
10,80 – 13 Pasir berlanau warna coklat Pasir 38
13,10 – 16,80 Pasir berlanau warna abu – abu Pasir 30
16,90 – 25 Pasir halus warna abu – abu cerah Pasir 65

 Panjang tiang pancang : 18 m

 Dimensi tiang : 50 cm =0,5 m

1 2
 Luas tiang (Ap) = × π ×d
4

1 2
= × π ×0 , 5
4

= 0,196 m

 Keliling Tiang (Kp) =π×d

= 3,14×0,5

= 1,571 m

Untuk tanah non-kohesif :

Pada kedalaman 5,30 m – 10,70 m dan pada kedalaman 10,80 – 25 m :

Daya dukung ujung tiang :

Qp = 40 × Nr × Ap

Dimana :
74

Qp = tahanan ujung ultimate (Ton)

Ap = luas penampang tiang pancang (m)

Nr = data nilai SPT 8D ke atas dan 4D kebawah

N 1+ N 2
Nr =
2

N1 = harga rata-rata dari dasar ke 8D ke atas

N2 = harga rata-rata dari dasar ke 4D ke bawah


75

Gambar 4.1. Pendekatan Data N-SPT

Sesuai dengan Nrata-rata pada kedalaman 18 meter tiang pancang

37+45+ 41+ 43+36


N1 =
5

= 40,4

37+42
N2 =
2
76

= 39,5

40 , 4 +39 , ,5
Nr =
2

= 39,95

Daya dukung ujung tiang pada kedalaman 18 m :

Qp = 40 . Nr . Ap

= 40 × 39,95 × 0,196

= 313,208 ton.

Untuk tahanan geser selimut tiang pada kedalaman 18 meter :

Qs = 0,2×Nk×Ak×Li

Nk =

87+91+ 89+ 89+52+25+22+32+34 +22+28+22+ 43+48+33+ 46+ 23+18


18

= 44,67

Panjang lapisan tanah terhadap tiang pancang

Li = 18 m

Qs = 0,2×44,67×1,571×18

= 252,636 Ton

Daya dukung ultimate


77

Qu = Qp + Qs

= 313,208 ton + 252,636 Ton

= 565,844 Ton

Daya dukung ijin tiang

Qp Qs
Qijin = +
3 5

313,208 252,636
= +
3 5

= 154,93 ton

Daya dukung ujung tiang untuk tanah kohesif :

Pada kedalaman 0.00 m – 5.20 m. (Tanah Lempung)

Daya Dukung Ujung Tiang :

- Pada kedalaman 5,00 m

Qp = 9 . Cu . Ap Cu = N-SPT . 2/3 . 10

= 9 . 26,633 . 0,196 = 39,95 . 2/3 . 10

= 46,981 ton = 266,333 kN = 26,633 Ton

Efisiensi Kelompok tiang dihitung dengan menggunakan rumus Converse Labrare

( n−1 ) x m+ ( m−1 ) x n
Eg = 1 – θ
90 x m x n
78

Dimana :

m = Jumlah baris tiang

n = jumlah tiang dalam

θ = arc tan (d/s)

- Untuk group tiang dengan 4 pancang

( n−1 ) m+ ( m−1 ) n
Eg =1–θx
90 . m. n

m=2; n=2

d = 50 cm S = 90 cm

θ = arc tan (d/s)

= arc tan (30/90) = arc tan (0.6)

= 30,9640

( 2−1 ) 2+ ( 2−1 ) 2
Eg = 1 –30,9640 x
90 .2 . 2

= 0,656

Untuk tahanan geserselimut tiang pada tanah kohesif :

Qs = α .Cu . Kp . Li

= 0,656. 26,633 . 1,571 . 5

= 137,237 Ton
79
80

Perhitungan daya dukung dibuat dalam bentuk tabel 4.4 seperti berikut :

Kedalama Diameter Qijin 𝛼 Jenis


Ap (m²) Kp (m) N N1 N2 Nr Qp (ton) Qs (ton) Qult (ton) Asumsi
n (m) (m) Nk (ton) Tanah
0 0.5 0.196 1.571 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0.5 0.196 1.571 87 87 89 88 87.00 691.150 27.33186 718.482 235.85 -
2 0.5 0.196 1.571 91 89 90 89.5 89.00 702.931 55.92035 758.852 245.49 - Lempung
Lempung
3 0.5 0.196 1.571 89 89 89 89 89.00 699.004 83.88052 782.885 249.78 - berlanau
(Kohesif)
4 0.5 0.196 1.571 89 89 70.5 79.75 89.00 626.355 111.8407 738.196 231.15 - Kepasiran
5 0.5 0.196 1.571 52 81.6 77 79.3 81.60 622.821 128.177 750.998 233.24 -
6 0.5 0.196 1.571 25 69.2 47 58.1 72.17 456.316 136.031 592.347 179.31 0.656
7 0.5 0.196 1.571 22 55.4 54 54.7 65.00 429.613 142.9425 572.555 171.79 0.656
Pasir
8 0.5 0.196 1.571 32 44 66 55 60.88 431.969 152.9956 584.965 174.59 0.656 Pasir
berlanau
(Non -
9 0.5 0.196 1.571 34 33 56 44.5 57.89 349.502 163.677 513.179 149.24 0.656 cokelat
Kohesif)
keabuan
10 0.5 0.196 1.571 22 27 50 38.5 54.30 302.378 170.5885 472.967 134.91 0.656
11 0.5 0.196 1.571 28 27.6 50 38.8 51.91 304.734 179.3849 484.119 137.46 0.656
12 0.5 0.196 1.571 22 27.6 65 46.3 49.42 363.639 186.2964 549.936 158.47 0.656
13 0.5 0.196 1.571 43 29.8 91 60.4 48.92 474.380 199.8053 674.186 198.09 0.656
14 0.5 0.196 1.571 48 32.6 81 56.8 48.86 446.106 214.8849 660.991 191.68 0.656 Pasir
Pasir
berlanau
15 0.5 0.196 1.571 33 34.8 79 56.9 47.80 446.892 225.2522 672.144 194.01 0.656 (Non-
warna
16 0.5 0.196 1.571 46 38.4 69 53.7 47.69 421.759 239.7035 661.462 188.53 0.656 Kohesif)
cokelat
17 0.5 0.196 1.571 23 38.6 41 39.8 46.24 312.588 246.9292 559.518 153.58 0.656
18 0.5 0.196 1.571 18 40.4 39.50 39.95 44.67 313.208 252.584 565.792 154.92 0.656
19 0.5 0.196 1.571 32 30.4 66 48.2 44.00 378.562 262.6371 641.199 178.71 0.656
20 0.5 0.196 1.571 34 30.6 63 46.8 43.50 367.566 273.3186 640.885 177.19 0.656
Pasir
21 0.5 0.196 1.571 29 27.2 59 43.1 42.81 338.507 282.4292 620.936 169.32 0.656 halus Pasir
22 0.5 0.196 1.571 30 28.6 58 43.3 42.23 340.077 291.854 631.931 171.73 0.656 warna (Non-
23 0.5 0.196 1.571 28 30.6 52 41.3 41.61 324.369 300.6504 625.020 168.25 0.656 abu-abu Kohesif)
cerah
24 0.5 0.196 1.571 24 29 52 40.5 40.88 318.086 308.1902 626.276 167.67 0.656

Tabel 4.4 Tabel Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal


81

4.2. Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang (Eg)

1. Metode Converse-labarre :

a. Tipe Pondasi P3-D50

Gambar 4.2 Lay Out 4 Pile

Efisiensi kelompok tiang di hitung dengan menggunakan rumus converse labarre :

(n−1). m+ ( m−1 ) .n
Eg = 1-θ
90. m. n

Dimana :
82

Eg = Efisiensi kelompok tiang

m = jumlah baris tiang

n = jumlah tiang dalam satu baris

θ = Arc tg d/s, dalam derajat

s = jarak tiang

d = diameter tiang

Untuk Grup tiang dengan 4 pancang :

(n−1). m+ ( m−1 ) .n
Eg = 1-θ
90. m. n

n=2 ; m=2

θ = arc tan (d/s)

= arc tan (50/90)

=30,9640

(n−1). m+ ( m−1 ) .n
Eg = 1-θ
90. m. n

(2−1).2+ ( 2−1 ) .2
=1-30,9640
90.2 .2

Eg = 0,656
83

b. Tipe pondasi P3-D50

Gambar 4.3 Lay Out 3 pile

Efisiensi kelompok tiang di hitung dengan menggunakan rumus converse labarre :

(n−1). m+ ( m−1 ) .n
Eg = 1-θ
90. m. n

Untuk Grup tiang dengan 3 pancang :

(n−1). m+ ( m−1 ) .n
Eg = 1-θ
90. m. n

n=1 ; m=3
84

θ = arc tan (d/s)

= arc tan (50/76)

=33,350

(n−1). m+ ( m−1 ) .n
Eg = 1-θ
90. m. n

(1−1).3+ ( 3−1 ) .1
=1-33,350
90.3 .1

Eg = 0,753

2. Metode Feld

Tipe Pondasi P4-D50

A A

B B
85

Gambar 4.4 Lay Out 4 pile metode Feld

jumlah tiang yang mengelilingi


Eff. tiang A =1-( )
jumlah tiang

2
= 1-( )
4

= 0,5

jumlah tiang yang mengelilingi


Eff. tiang B =1-( )
jumlah tiang

2
= 1-( )
4

= 0,5

Efisiensi dari kelompok tiang (pile group) :

Eg = jumlah tiang yang ditinjau × Eff. tiang

EgA = 2 buah tiang A

= 2 × 0,5

=1

EgB = 2 buah tiang B

= 2 × 0,5
86

=1

Total Efisiensi = EgA +EgB

=1+1

=2

Efisiensi satu tiang :

Eg
Eff =
jumlah tiang

2
=
4

= 0,5

Daya dukung tiap tiang dalam kelompok tiang (single pile) adalah :

Daya dukung = Eff × Qi

= Eg . Qi

= 0,5 . 154,93

= 77,465 ton

b. Tipe Pondasi P3-d50

A
87

Gambar 4.5 Lay Out 3 pile metode Feld

jumlah tiang yang mengelilingi


Eff. tiang A =1-( )
jumlah tiang

2
= 1-( )
3

= 0,33

Efisiensi dari kelompok tiang (pile group) :

Eg = jumlah tiang yang ditinjau × Eff. tiang

EgA = 2 buah tiang A

= 3 × 0,33

= 0,99

Efisiensi satu tiang :

Eg
Eff =
jumlah tiang

0 , 99
=
3

= 0,33
88

Daya dukung tiap tiang dalam kelompok tiang (single pile) adalah :

Daya dukung = Eff × Qi

= Eg . Qi

= 0,33 . 154,93

= 51,127 ton

4.3. Perhitungan Daya Dukung Grup Tiang

Perhitungan tiang pancang pada kedalaman 22 m dengan efisiensi kelompok tiang

(Qg) dari data SPT :

1. Converse-Labarre

a. Tipe Pondasi P4-D50 :

Qg = Eg . n . Qi

= 0,656 . 4 . 154,93

= 406,536 ton.

b. Tipe Pondasi P3-D50

Qg = Eg . n . Qi

= 0,753 . 3 . 154,93

= 349,987 ton.
89

2. Metode Feld

a). Tipe Pondasi P6-D50 :

Gambar 4.6 Lay Out 4 pile metode Feld Grup Tiang


90

Daya dukung grup tiang

Qg = Eg . n . Qi

= 0,5 . 4 . 154,93

= 309,86 ton

b). Tipe Pondasi P3-D50

Gambar 4.7 Lay Out 3 pile metode Feld Grup Tiang

Daya dukung grup tiang :


91

Qg = Eg . n . Qi

= 0,33 . 3 . 154,93

= 153,381 ton
Metode Converse - Labarre Metode Feld
Kedalaman Diamter Qult Qijin 𝛼Jenis
Ap (m²) Kp (m) N N1 N2 Nr Nk Qp (Ton) Qs (Ton) Qg 4 Pile (Ton) Qg 3 Pile (Ton) Qg 4 Pile (Ton) Qg 3 Pile (Ton) Asumsi
(m) (m) (Ton) (Ton) Tanah
Eg 4 Pile Eg 3 Pile Eg 4 Pile Eg 3 Pile
0 0.5 0.196 1.571 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.656 0 0.753 0 0.5 0 0.33 0
1 0.5 0.196 1.571 87 87 89 88 87.00 691.150 27.33186 718.482 235.85 0.656 618.870 0.753 532.785 0.5 471.700 0.33 233.491
2 0.5 0.196 1.571 91 89 90 89.5 89.00 702.931 55.92035 758.852 245.49 0.656 644.178 0.753 554.572 0.5 490.989 0.33 243.040 Lempung
Lempung
3 0.5 0.196 1.571 89 89 89 89 89.00 699.004 83.88052 782.885 249.78 0.656 655.416 0.753 564.248 0.5 499.555 0.33 247.280 berlanau
(Kohesif)
4 0.5 0.196 1.571 89 89 70.5 79.75 89.00 626.355 111.8407 738.196 231.15 0.656 606.546 0.753 522.175 0.5 462.306 0.33 228.842 Kepasiran
5 0.5 0.196 1.571 52 81.6 77 79.3 81.60 622.821 128.177 750.998 233.24 0.656 612.028 0.753 526.894 0.5 466.485 0.33 230.910
6 0.5 0.196 1.571 25 69.2 47 58.1 72.17 456.316 136.031 592.347 179.31 0.656 470.514 0.753 405.065 0.5 358.623 0.33 177.519
7 0.5 0.196 1.571 22 55.4 54 54.7 65.00 429.613 142.9425 572.555 171.79 0.656 450.784 0.753 388.080 0.5 343.586 0.33 170.075
Pasir
8 0.5 0.196 1.571 32 44 66 55 60.88 431.969 152.9956 584.965 174.59 0.656 458.121 0.753 394.396 0.5 349.178 0.33 172.843 Pasir
berlanau
(Non -
9 0.5 0.196 1.571 34 33 56 44.5 57.89 349.502 163.677 513.179 149.24 0.656 391.596 0.753 337.124 0.5 298.472 0.33 147.744 cokelat
Kohesif)
keabuan
10 0.5 0.196 1.571 22 27 50 38.5 54.30 302.378 170.5885 472.967 134.91 0.656 354.005 0.753 304.763 0.5 269.821 0.33 133.561
11 0.5 0.196 1.571 28 27.6 50 38.8 51.91 304.734 179.3849 484.119 137.46 0.656 360.682 0.753 310.511 0.5 274.910 0.33 136.081
12 0.5 0.196 1.571 22 27.6 65 46.3 49.42 363.639 186.2964 549.936 158.47 0.656 415.832 0.753 357.989 0.5 316.945 0.33 156.888
13 0.5 0.196 1.571 43 29.8 91 60.4 48.92 474.380 199.8053 674.186 198.09 0.656 519.783 0.753 447.481 0.5 396.176 0.33 196.107
14 0.5 0.196 1.571 48 32.6 81 56.8 48.86 446.106 214.8849 660.991 191.68 0.656 502.966 0.753 433.003 0.5 383.358 0.33 189.762 Pasir
Pasir
berlanau
15 0.5 0.196 1.571 33 34.8 79 56.9 47.80 446.892 225.2522 672.144 194.01 0.656 509.093 0.753 438.278 0.5 388.029 0.33 192.074 (Non-
warna
16 0.5 0.196 1.571 46 38.4 69 53.7 47.69 421.759 239.7035 661.462 188.53 0.656 494.695 0.753 425.882 0.5 377.054 0.33 186.642 Kohesif)
cokelat
17 0.5 0.196 1.571 23 38.6 41 39.8 46.24 312.588 246.9292 559.518 153.58 0.656 402.999 0.753 346.942 0.5 307.164 0.33 152.046
18 0.5 0.196 1.571 18 40.4 39.50 39.95 44.67 313.208 252.584 565.792 154.92 0.656 406.509 0.753 349.963 0.5 309.839 0.33 153.370
19 0.5 0.196 1.571 32 30.4 66 48.2 44.00 378.562 262.6371 641.199 178.71 0.656 468.947 0.753 403.717 0.5 357.429 0.33 176.928
20 0.5 0.196 1.571 34 30.6 63 46.8 43.50 367.566 273.3186 640.885 177.19 0.656 464.936 0.753 400.263 0.5 354.372 0.33 175.414
Pasir
21 0.5 0.196 1.571 29 27.2 59 43.1 42.81 338.507 282.4292 620.936 169.32 0.656 444.299 0.753 382.497 0.5 338.643 0.33 167.628 halus Pasir
22 0.5 0.196 1.571 30 28.6 58 43.3 42.23 340.077 291.854 631.931 171.73 0.656 450.619 0.753 387.938 0.5 343.460 0.33 170.013 warna (Non-
23 0.5 0.196 1.571 28 30.6 52 41.3 41.61 324.369 300.6504 625.020 168.25 0.656 441.496 0.753 380.084 0.5 336.506 0.33 166.571 abu-abu Kohesif)
cerah
24 0.5 0.196 1.571 24 29 52 40.5 40.88 318.086 308.1902 626.276 167.67 0.656 439.958 0.753 378.759 0.5 335.334 0.33 165.990

Tabel 4.4. Perhitungan daya dukung Grup Tiang

92
92

4.4. Analisis Pembebanan

A. Model Struktur Portal Yang Akan Dianalisa

Struktur portal yang akan dianalisa adalah seperti data-data berikut :

Ukuran kolom ada 6 jenis yaitu ( dalam satuan mm )

Ukuran K1 600 x 600

Ukuran K2 550 x 550

Ukuran K3 500 x 500

Ukuran K4 450 x 450

Ukuran K5 400 x 400

Ukuran K6 150 x 300

Ukuran balok ada 4 jenis yaitu ( dalan satuan mm )

Ukuran B1 350 x 700

Ukuran B2 250 x 500

Ukuran B3 200 x 400

Ukuran B4 150 x 300

Mutu Beton
93

Kolom f’c 30 Mpa

Balok f’c 30 Mpa

Pile Cap f’c 30 Mpa

Bore Pile f’c 30 Mpa

Mutu besi :

Besi Ulir BJTD – 40 Mpa

Besi Polos BJTP – 24 Mpa

Modulus Elastisitas beton (Ec) = 4700 √ f ' c

= 4700√ 30

= 25742,9602 Mpa

Baja Tulangan = 400 Mpa da 240 Mpa

Tebal Pelat Lantai = 120 mm (12 cm)

Tebal Pelat Atap = 100 (10 cm)

Berat Jenis Beton Bertulang γc = 2400 Kg/m³ (24 kN/m3)

Modulus Elastisitas Baja (Es) = 200000 Mpa

Nisbah Poisson ( μ) = 0,3 Beton

Nisbah Poisson ( μ) = 0,2 Baja


94

A. Pembebanan

Pembebanan meliputi beban-beban yang bekrja pada struktur dan

perhitungan daya dukung tiang. Beban-beban yang diperhitungkan adalah

akibat beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Analisis ini dilakukan

dengan bantuan program ETABS V.18. Dari hasil analisis menggunakan

program ETABS diperoleh gaya normal pada kolom, dan besaran inilah

yang akan di anggap sebagai beban yang akan dipikul oleh pondasi. Daya

dukung tiang di hitung dengan menggunakan data hasil Standart

Penetration Test (SPT). Yaitu jumlah pukulan (N-value), hasil pengujian

pada beton yang digunakan, dan perhitungan daya dukung tiang kelompok

berdasarkan efisiensi.

Jenis pembebanan yang diperhitungkan dalam analisis ini dilakukan dengan

kombinasi pembebanan sesuai dengan ketentuntuan yang terdapat dalam SNI

2847:2013

A. .Pembebanan Atap :

1.Beban Mati (DEAD)

a. Berat pelat atap = 0,10 m x 24 KN/m² =2,40 KN/m²

b. Berat air hujan = 0,05 m x 10 KN/m² = 0,50 KN/m²

c. Finishing atap = 0,28 KN/m²


95

d. Plafon dan penggantung = 0,18 KN/m²

total (qDL) = 3,28 KN/m²

2. Beban Hidup

Beban hidup untuk atap = 1 KN/m²

B. Beban Pelat Lantai 1-4 :

1. Beban Mati

a) Berat pelat lantai = 0,12 m x 24 KN/m³ = 2,88 KN/m²

b) Tegel = 0,48 KN/m²

c) ME = 0,40 KN/m²

d) Spesi = 2 cm x 22 KN/m² = 0,44 KN/m²

e) Plafon dan penggantung = 0,18 KN/m²

Total beban mati (qDL) = 4,38 KN/m²

2. Beban Hidup

Beban Hidup untuk lantai = 2,50 KN/m²


96

C. BEBAN GEMPA

1. Penentuan Jenis Tanah (Klasifikasi Situs)

Tabel 4.5.Tabel Penentuan Klasifikasi Tanah

Kedalaman BH - 01

(m) Nilai NSPT

3.00 – 3.45 5

6.00 – 6.45 7

9.00 – 9.45 10

12.00 – 12.45 38

15.00 – 15.45 30

18.00 – 18.45 60

21.00 – 21.45 62

24.00 – 24.45 65

∑n = 8 ∑ SPT = 277

Dari tabel di atas dapat jenis tanah adalah :

∑ ¿ 1 di
i
Ň = n

∑ ¿ 1 di¿
n
97

277
Ň =
8

= 24,625

(15 ≤ Ň ≤ 50 = Tanah Sedang)

Dari hasil tersebut didapat Ň = 24,625 maka didapat hasil jenis tanah sedang

a.) Menentukan nilai Ss dan S1

Berdasarkan SNI 1726 – 2012 , untuk mendapatkan nilai Ss dan S1 didapat dari

situs web desain spektra indonesia yang dibuat oleh kementrian pekerjaan umum :

Ss = 1,0747
S1 = 1,1364
b.) Menentukan nilai koefisien Fa dan Fv

Nilai Fa dan Fv dapat dicari berdasarkan SNI 1726 – 2012 dan bisa diambil dari

situs web desain spektra indonesia yang dibuat oleh kementrian pekerjaan umum.

Nilai Fa dapat diketahui berdasarkan nilai Ss, sedangkan Fv dapat diketahui

berdasarkan nilai S1. Bila ada nilai diantara Ss dan S1 dapat dicari dengan cara

interpolasi linier. Ss = 1,0747 tanah sedang (SD). Fa (di interpolasi linier)

0.50 1.0747 0.75


SD 1.40 Fa 1.2

0,3247
Fa = 1,4 – (1,4 – 1,2).
0 , 25

= 1,14024

S1= 1,1364 , tanah sedang (SD), Fv (di interpolasi liner)


98

0.30 1.1364 0.4


SC 1.80 Fv 1.6

0,7364
Fv = 1,8 – (1,8-1,6).
0,1

= 0,3272

c) Menentukan parameter-parameter sebagai berikut :

SMS = Fa x Ss

= 1,14024 x 1,1364

= 1,2254

SM1 = Fv x S1

= 0,3272 x 1,1364

= 0,3718

SDs = 2/3 x SMS

= 2/3 x 1,2254

= 0,8169

SD1 = 2/3 x SM1

= 2/3 x 0,3718

= 0,2479
99

SD 1
Ts =
SDs

0,2479
=
0,8169

= 0,3035

SD 1
To = 0,2 x
SDs

0,2479
= 0,2 . 0,8169

= 0,0607

D. BEBAN ANGIN

Perhitungan gaya lateral pada struktur akibat gaya angin yang dipikul oleh

struktur akan dihitung berdasarkan rumus dan ketentuan yang berlaku.

Gambar 4.8 Peta Pembagian Zona Beban Angin

4.6 Tabel Beban Angin


100

Ada pun rumus perhitungan beban angin tekan dan angin hisap seperti dibawah

ini:

- Beban Angin Tekan

W1 = 0,9 . w . L . H

- Beban Angin Hisap

W2 = -0,4 . W . L . H

Dimana :

W = Tekanan Angin

L = Lebar antar kolom

H = Tinggi Gedung

W1 , W2 = Beban Angin Tekan dan Hisap


101
102

Gambar 4.9. Gambar Luasan Angin Yang Bekerja Arah X dan Y

Beban Angin Arah X :

- Beban Angin Tekan

- W1 = 0,9 . W . L . H

= 0,9 . 40 . 3,2 . 4
= 460,8 Kg

= 4,608 KN

- Beban Angin Hisap

- W2 = -0,4 . W . L . H

= -0,4 . 40 . 3,2 . 4

= -204,8 Kg

= -2,048 KN

Beban Angin Arah Y :

- Beban Angin Tekan

- W1 = 0,9 . W . L . H

= 0,9 . 40 . 7,5 . 4

= 1080 Kg

= 10,80 KN

- Beban Angin Hisap

- W2 = -0,4 . W . L . H

= -0,4 . 40 . 7,5 . 4
103

= -480 Kg

= -4,80 KN

Hasil Perhitungan beban angin bangunan


104

BEBAN ANGIN ARAH X


Q angin (Kg) BENTANG
W KOEFISIEN
Tingkat H (m) (I) L = 3,2 m (II) L = 8 m (III) L = 8 m (IV) L = 8 m (VI) L = 6 m (VII) L = 6 m (m)
(kg/m²)
Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap
Atap 40 3 345.6 -153.6 864 -384 864 -384 864 -384 648 -288 648 -288 0.9 3.2
4 40 3 345.6 -153.6 864 -384 864 -384 864 -384 648 -288 648 -288 -0.4 8
3 40 3 345.6 -153.6 864 -384 864 -384 864 -384 648 -288 648 -288 8
2 40 4 460.8 -204.8 1152 -512 1152 -512 1152 -512 864 -384 864 -384 8
1 40 4 460.8 -204.8 1152 -512 1152 -512 1152 -512 864 -384 864 -384 6
6

Tabel 4.7. Perhitungan Beban Angin Arah X


105

BEBAN ANGIN ARAH Y


Q angin (Kg) BENTANG
W KOEFISIEN
Tingkat H (m) (I) L = 7,5 m (II) L = 3 m (II ) L = 7,5 m (IV) L = 5 m (IV) L = 5 m (IV) L = 5 m (m)
(kg/m²)
Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap Tekan Hisap
Atap 40 3 810 -360 324 -144 810 -360 540 -240 540 -240 540 -240 0.9 7.5
4 40 3 810 -360 324 -144 810 -360 540 -240 540 -240 540 -240 -0.4 3
3 40 3 810 -360 324 -144 810 -360 540 -240 540 -240 540 -240 7.5
2 40 4 1080 -480 432 -192 1080 -480 720 -320 720 -320 720 -320 5
1 40 4 1080 -480 432 -192 1080 -480 720 -320 720 -320 720 -320 5
Tabel 4.8. Perhitungan Beban Angin Arah Y
106

4.5. Input Data ETABS

A. Satuan

Seluruh satuan yang di gunakan dalam menganalisa struktur utama gedung ini

adalah :

kN = Untuk Dimensi Gaya

m = Untuk Dimensi Panjang (Jarak)

B. Material

Material yang digunakan dalam struktur gedung ini adalah :

1. Jenis Bahan = Beton bertulang

2. Berat Volume = 2400 kg/m3

3. Mutu Beton F’c = 30 MPa

4. Mutu Baja Ulir = 400MPa

5. Modulus Elastisitas = 25742,96020 MPa

1. Kombinasi Pembebanan

Sesuai dengan ketentuan yang telah tercantum pada SNI 2847:2013, digunakan

sebagai pedoman perhitungan struktur dan pendetailan semua elemen struktur.

Agar struktur dan komponen dari struktur memenuhi syarat dan ketentuan yang

layak dipakai terhadap bermacam-macam kombinasi pembebanan yang mungkin

terjadi pada bangunan ini, maka harus dipenuhi ketentuan dari faktor pembebanan

sebagai berikut (SNI 2847:2013)


107

U = 1,4 DL

U = 1,2 DL + 1,6 LL

U = 1,2 DL + 1,6 LL + 1 EQx + 0,3 Eqy

U = 1,2 DL + 1,6 LL + 0,3 EQx + 1 Eqy

Maka hasil analisis beban yang bekerja pada dam momen yang didapat dari

program ETABS yaitu sebesar :

A. Pondasi P4D50 :

P = 282,0247 Ton

Mmaks = 22,0829 Tm

B. Pondasi P3D50 :

P = 209,2387 Ton

Mmaks = 14,8685 Tm

Reaksi 4 Pile

Momen Maks

Gambar 4.10. Reaksi dan Momen PC4 D50


108

Reaksi 3 Pile

Momen Maks

Gambar 4.11. Reaksi dan Momen PC3 D50

Daya dukung grup tiang adalah :

1. Metode Converse-Labarre :

a. Pondasi P4D50 :

Qg = Qg Ton > P

= 406,509 Ton > 282,0247 Ton .............OK! ! ! !

b. Pondasi P3D50 :

Qg = Qg Ton > P

= 349,963 Ton > 209,2387 Ton .............OK! ! ! !

2. Metode Feld :

a. Pondasi P4D50 :

Qg = Qg Ton > P

= 309,839 Ton > 282,0247 Ton .............OK! ! ! !

b. Pondasi P3D50 :

Qg = Qg Ton > P

= 153,370 Ton > 282,0247 Ton............... NOT OK! ! ! !


109

4.6. Perhitungan Perencanaan Pile Cap

4.6.1. Dimensi Pile Cap.

Dimensi pile cap untuk 4 buah dan 3 buah Tiang pancang dengan data

perencanaan sebagai berikut :

Data Perencanaan :

Mutu beton (fc’) = 30 MPa

Mutu Baja D19 (fy) = 400 MPa

Diameter tiang pancang = 50 cm

Pu kolom P4D50 = 282,0247 Ton

P3D50 = 209,2387 Ton

1. Dimensi Pile Cap

Panjang pile cap (h) = 180 cm

Lebar pile cap ( b) =180 cm

Tebal pile cap (ht) = 60 cm

Selimut Beton (d’) = 5 cm

Tebal efektif file cap (d) = ht-d’ = 60-5 = 55 cm

Jarak Tiang Pancang = (2,5 D atau 3 D)

= (2,5 × 50 atau 3 × 50)

= (125 atau 150)


110

Jadi jarak tiang pancang yang dipakai di lapangan adalah 90 cm.

Jarak tiang ke tepi pile cap = 45 cm

2. Dimensi Kolom

Panjang Kolom (h) = 60 cm

Lebar Kolom (b) = 60 cm

4.6.2. Kontrol Terhadap Geser Satu Arah.

 Pondasi P4D50 :

P = 282,0247 Ton (hasil dari program ETABS)

A =b×h

= 1,8 × 1,8

= 3,24 m2

282,0247
qu =
3 ,24

= 87,045 T/m2

Lebar penampang kritis x = (1,8/2)-(0,6/2)-0,55 =0,05 m

Luas penampang Kritis (Akritis) = 0,05 × 1,8 = 0,09 m2

Maka, Gaya Geser satu arah yang bekerja pada pile cap adalah :

Vu = qu × Akritis

= 87,045 × 0,09

= 7,8341 Ton

Perhitungan kuat geser beton terhadap satu arah :


111

φVc = φ 2 . √ fc ' . b . d

= 0,75 . 2 . √ 30 . 1800 . 550

= 8133679,979 N

= 813,368 Ton

Syarat Vu < φVc

Vu = 7,8341 Ton < φVc = 813,368 Ton.........OK! ! ! ! ( Memenuhi Syarat

Geser )

 Pondasi P3D50

P = 209,2387 Ton (hasil dari program ETABS)

Gambar 4.12. PC3 D50


112

A = L.1 + L. 2 L1 =P×L = 180 × 53

= 0,954 + 0,893 =9530cm2 = 0,954 m2

= 1,847 m2 L2 = (A + B) × t/2 = (180+55) ×76/2

= 8930cm2 = 0,893 m2

209,2387
qu =
1,847

= 113,286 T/m2

Lebar penampang kritis x = (1,8/2)-(0,55/2)-0,550 =0,075 m

Luas penampang Kritis (Akritis) = 0,075 × 1,8 = 0,135 m2

Maka, Gaya Geser satu arah yang bekerja pada pile cap adalah :

Vu = qu × Akritis

= 113,286 × 0,135

= 15,294 Ton

Perhitungan kuat geser beton terhadap satu arah :

φVc= φ 2 . √ fc ' . b . d

= 0,75 . 2 . √ 30 . 1800 . 550

= 13593750 N

= 813,368 Ton
113

Syarat Vu < φVc

Vu = 15,294 Ton < φVc = 813,368 Ton.......OK! ! ! ! ( Memenuhi Syarat Geser )

4.6.3. Kontrol Geser Terhadap Dua Arah

 Pondasi P4D50 :

P = 282,0247 Ton (hasil dari program ETABS)

a. Lebar Penampang Kritis (B’)

B’ = lebar kolom + 2 (1/2) d

= 60 cm + 2(1/2) 55 cm

= 115 cm

b. Gaya geser yang bekerja pada penampang Kritis

Vu = δ ((L . b) –B’2 δ = P/A = 282,0247/( 1,8 × 1,8 )

= 87,045 Ton/m2

Vu = δ ((L . b) –B’2

= 87,045 (( 1,8 × 1,8) -1,152 m)

= 280,7033 Ton

c. Kuat geser beton (Vc) berdasarkan SNI 2847-2002 pasal 13.12.2.1

adalah nilai terkecil dari :

bo = 4B’

= 4 × 115 cm

= 460cm

= 4,6 m

βc = 60/60 = 1
114

2 √ f c ' bo . d
Vc = (1+ ¿
βc 6

2 √30 4600 .550


=(1+ ¿
1 6

= 4619127,902 N

= 461,913 Ton

+ 2¿ √
as . d fc ' × bo ×d
Vc = (
bo 12

=(
40 . 550
+ 2)
√30 × 4600 ×550
4600 12

= 5522869,122 N

= 552,287 Ton

Digunakan nilai terkecil dari ke dua nilai Vc di atas yaitu :

φVc = 0,75 × 461,913

= 346,435 Ton

Syarat Vu < φVc

Vu = 280,7033 Ton < φVc = 346,435 Ton..............................OK! ! ! !

 Pondasi P3D50 :

P = 209,2387 Ton (hasil dari program ETABS)

d. Lebar Penampang Kritis (B’)

B’ = lebar kolom + 2 (1/2) d

= 60 cm + 2(1/2) 55 cm

= 115 cm

e. Gaya geser yang bekerja pada penampang Kritis

Vu = δ ((A) –B’2 δ = P/A = 209,2387/(3,254 m2 )


115

= 64,302 Ton/m2

Vu = δ ((A) –B’2

= 64,302 ((3,254 m2) -1,152 m)

= 276,7182 Ton

f. Kuat geser beton (Vc) berdasarkan SNI-03-2847-2002 pasal 13.12.2.1

adalah nilai terkecil dari :

bo = 4B’

= 4 × 115 cm

= 460 cm

= 4,6 m

βc = 60/6 = 1

2 √ f c ' bo . d
Vc = (1+ ¿
βc 6

2 √30 4600 .550


=(1+ ¿
1 6

= 4619127,902 N

= 461,913 Ton

+ 2¿ √
as . d fc ' × bo ×d
Vc = (
bo 12

=(
40 . 550
+ 2)
√30 × 4600 ×550
4600 12

= 5522869,122 N

= 552,287 Ton

Digunakan nilai terkecil dari ke dua nilai Vc di atas yaitu :

φVc = 0,75 × 461,913

= 346,435 Ton
116

Syarat Vu < φVc

Vu =276,7182 Ton < φVc = 346,435 Ton..............................OK! ! ! !

4.6.4. Tulangan Pile Cap Arah X

Perhitungan Terhadap Lentur :

Pu (Reaksi) = 282,0247 Ton

Apondasi = 1,8 . 1,8

= 3,24 m2

Mmaks = 22,0829 Tm

1
ω = . b . h2
6

1
¿ . 1,8 . 1,82
6

= 0,972 m3

Berat Pile Cap Pada Penampang Kritis qu :

P Mmaks
qu = +
Apondasi ω

282,0247 22,0829
= +
3 ,24 0,972

= 109,764 t/m2

Lebar penampang kritis X


117

1, 8 1
X = -
2 2

= 0,4 m

1
Mu = . qu . X2
2

= (0,5 . 109,764 . 0,42)

= 8,78112 tm

Mu
Mn =
Ф

22,0829
=
0 , 75

= 29,444 tm

Menghitung Luasan Yang Diperlukan

Mn
As =
fy . β . deff . b

29,444
=
40000 . 0 , 85 .0 , 55. 0 , 6

= 0,0026 m

= 2,6 . 10-3

= 2600 mm2

As
ρ perlu =
b . deff
118

2600
=
600 .550

= 0,0079

= 0,79 . 10-2

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400

= 0,0035

Syarat :

ρ perlu > ρ min

0,0079 > 0,0035 , Maka digunakan ρ perlu = 0,0079 = 0,79 . 10-3, Maka :

A(per m’arah x) = ρ perlu . b . deff

= 0,0079 . 600 . 550

= 2607 mm2

As = 20% . A(per m’arah x)

= 20% . 2607

= 521,4 mm2

Bila dipakai tulangan arah X dengan D19 – 150 :


119

1
Aspakai = . π . D2
4

= (0,25 . 3,14 . 192)

= 283,529 mm2

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

283,529 . 400
=
0 , 85 .30 . 600

= 7,413 mm

a
Mnada = Aspakai . fy . (deff - )
2

7,413
= 283,529 . 400 . (550 - )
2

= 61956019,90 Nmm2

Syarat :

Mnada > Mu

61,956 tm > 22,0829 tm ................OKE !!!!

4.6.5. Tulangan Pile Cap Arah Y

Perhitungan Terhadap Lentur :

Pu (Reaksi) = 282,0247 Ton

Apondasi = 1,8 . 1,8


120

= 3,24 m2

Mmaks = 22,0829 Tm

1
ω = . b . h2
6

1
¿ . 1,8 . 1,82
6

= 0,972 m3

Berat Pile Cap Pada Penampang Kritis qu :

P Mmaks
qu = +
Apondasi ω

282,0247 22,0829
= +
3 ,24 0,972

= 109,764 t/m2

Lebar penampang kritis X

1, 8 1
X = -
2 2

= 0,4 m

1
Mu = . qu . X2
2

= (0,5 . 109,764 . 0,42)

= 8,78112 tm
121

Mu
Mn =
Ф

22,0829
=
0 , 75

= 29,444 tm

Menghitung Luasan Yang Diperlukan

Mn
As =
fy . β . deff . b

29,444
=
40000 . 0 , 85 .0 , 55. 0 , 6

= 0,0026 m

= 2,6 . 10-3

= 2600 mm2

As
ρ perlu =
b . deff

2600
=
600 .550

= 0,0079

= 0,79 . 10-2

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400
122

= 0,0035

Syarat :

ρ perlu > ρ min

0,0079 > 0,0035 , Maka digunakan ρ perlu = 0,0079 = 0,79 . 10-3, Maka :

A(per m’arah x) = ρ perlu . b . deff

= 0,0079 . 600 . 550

= 2607 mm2

As = 20% . A(per m’arah x)

= 20% . 2607

= 521,4 mm2

Bila dipakai tulangan arah X dengan D19 – 150 :

1
Aspakai = . π . D2
4

= (0,25 . 3,14 . 192)

= 283,529 mm2

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

283,529 . 400
=
0 , 85 .30 . 600

= 7,413 mm
123

a
Mnada = Aspakai . fy . (deff - )
2

7,413
= 283,529 . 400 . (550 - )
2

= 61956019,90 Nmm2

Syarat :

Mnada > Mu

61,956 tm > 22,0829 tm ................OKE !!!!


124

Gambar 4.13. Tampak Samping Pile Cap

Gambar 4.14. Penulangan Pile Cap P4D50

4.6.6. Tulangan Pile Cap Arah X

Perhitungan Terhadap Lentur PC3D50:

Pu (Reaksi) = 209,2387 Ton

Apondasi = L1 + L2

= 1,847 m2

Mmaks = 14,868 Tm

1
ω = . b . h2
6

¿ 0,258 m3

Berat Pile Cap Pada Penampang Kritis qu :


125

P Mmaks
qu = +
Apondasi ω

209,2387 14,868
= +
1,847 0,258

= 170,914 t/m2

Lebar penampang kritis X

1, 8 1
X = -
2 2

= 0,4 m

1
Mu = . qu . X2
2

= (0,5 . 170,914 . 0,42)

= 13,673 tm

Mu
Mn =
Ф

14,868
=
0 , 75

= 19,824 tm

Menghitung Luasan Yang Diperlukan

Mn
As =
fy . β . deff . b

19,824
=
40000 . 0 , 85 .0 , 55. 0 , 6
126

= 0,00018 m

= 1,8 . 10-3

= 1600 mm2

As
ρ perlu =
b . deff

1600
=
600 .550

= 0,00582

= 0,582 . 10-3

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400

= 0,0035

Syarat :

ρ perlu > ρ min

0,00582 > 0,0035 , Maka digunakan ρ perlu = 0,00582 = 0,582 . 10-3, Maka :

A(per m’arah x) = ρ perlu . b . deff

= 0,00582 . 600 . 550

= 1929,6 mm2
127

As = 20% . A(per m’arah x)

= 20% . 1929,6

= 384,12 mm2

Bila dipakai tulangan arah X dengan D19 – 150 :

1
Aspakai = . π . D2
4

= (0,25 . 3,14 . 192)

= 283,529 mm2

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

283,529 . 400
=
0 , 85 .30 . 600

= 7,413 mm

a
Mnada = Aspakai . fy . (deff - )
2

7,413
= 283,529 . 400 . (550 - )
2

= 61956019,90 Nmm2

Syarat :

Mnada > Mu

61,956 tm > 14,868 tm ................OKE !!!!


128

4.6.7. Tulangan Pile Cap Arah Y

Perhitungan Terhadap Lentur PC3D50:

Pu (Reaksi) = 209,2387 Ton

Apondasi = L1 + L2

= 1,847 m2

Mmaks = 14,868 Tm

1
ω = . b . h2
6

¿ 0,258 m3

Berat Pile Cap Pada Penampang Kritis qu :

P Mmaks
qu = +
Apondasi ω

209,2387 14,868
= +
1,847 0,258

= 170,914 t/m2

Lebar penampang kritis X

1, 8 1
X = -
2 2

= 0,4 m

1
Mu = . qu . X2
2
129

= (0,5 . 170,914 . 0,42)

= 13,673 tm

Mu
Mn =
Ф

14,868
=
0 , 75

= 19,824 tm

Menghitung Luasan Yang Diperlukan

Mn
As =
fy . β . deff . b

19,824
=
40000 . 0 , 85 .0 , 55. 0 , 6

= 0,00018 m

= 1,8 . 10-3

= 1600 mm2

As
ρ perlu =
b . deff

1600
=
600 .550

= 0,00582

= 0,582 . 10-3
130

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400

= 0,0035

Syarat :

ρ perlu > ρ min

0,00582 > 0,0035 , Maka digunakan ρ perlu = 0,00582 = 0,582 . 10-3, Maka :

A(per m’arah x) = ρ perlu . b . deff

= 0,00582 . 600 . 550

= 1929,6 mm2

As = 20% . A(per m’arah x)

= 20% . 1929,6

= 384,12 mm2

Bila dipakai tulangan arah X dengan D19 – 150 :

1
Aspakai = . π . D2
4

= (0,25 . 3,14 . 192)

= 283,529 mm2
131

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

283,529 . 400
=
0 , 85 .30 . 600

= 7,413 mm

a
Mnada = Aspakai . fy . (deff - )
2

7,413
= 283,529 . 400 . (550 - )
2

= 61956019,90 Nmm2

Syarat :

Mnada > Mu

61,956 tm > 14,868 tm ................OKE !!!!


132

Gambar 4.15 . Tampak Samping Pile Cap

Gambar 4.16. Penulangan Pile Cap PC3D50

4.7. Perhitungan Sloof


133

Sloof yang Ditinjau

Gambar 4.17. Sloof Yang Ditinjau

 Data Perencanaan

- Lebar Balok (bw) = 350 mm

- Tinggi Balok (h) = 700 mm

- Mutu Beton (f’c) = 30 Mpa

- Mutu Beton Baja (fy) = fyt = 400 Mpa

- Selimut Beton = 70 mm

- Tulangan Pokok = 22 mm

- Tulangan Sengkang = 10 mm

- Bentang Tie beam = 8000 mm

- Defektif = 609 mm

S1 350 x 700 Tumpuan Lapangan

Mu (-) KNm 351,232 227,752


Mu (+) KNm 227,752 351,232
Vu KN 263,424
Tabel 4.9. Diagram Gaya Dalam Tie Beam

4.7.1. Menghitung Tulangan Longitudinal Tumpuan Atas (Mutum(-))


134

Mu = 351,232 kNm

Mu Dlongitudinal
Mn =  deff= h – sb – Øtransversal -
ϕ 2

351,232
= = 700 – 70 – 10 – 11
0,9

= 390,258 kNm = 609 mm

Mn
Rn =
ϕ.b.d ²

390,258 . 10¹⁰
=
0 , 9 .350 . 609²

= 3,341 N/mm² (Mpa)

fy
m =
0 , 85 . f ' c

400
=
0 , 85 .30

= 15,686

Menghitung Rasio Tulangan ( ρ )

Jika f’c ≤ 30 Mpa, maka nilai β = 0,85

Jika f’c > 30 Mpa, maka nilai β sebagai berikut :

0 , 05 '
0 , 85− ( f c−30 ) ≥ 0 , 65
7

ρb =
0 , 85 . f ' c
fy
.β( 600
600+ fy )
135

=
0 , 85 .30
400 (
. 0 ,85
600
600 +400 )
= 0,032513

ρ max = 0,75 . ρ b

= 0,75 . 0,032513

= 0,02439

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400

= 0,0035

[ √
ρ perlu = 1 1− 1− 2 . m. Rn
m fy ]
=
1
15,686 [ √
1− 1−
2. 15.686 . 3,341
400 ]
= 0,00899

Syarat :

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max

0,0035 < 0,00899 < 0,02439, Karena sudah memenuhi syarat maka digunakan ρ

perlu = 0,00899
136

Menghitung Luasan Tulangan

Asmin1 = ρ min . b . d

= 0,0035 . 350 . 609

= 746,025 mm²

Asmin2 =
√f ' c . b . d
4. fy

=
√ 30 . 350 .609
4 . 400

= 729,6691 mm²

Syarat :

. b .d ≥ √f ' c . b . d
1, 4
fy 4. fy

746,025 mm² > 729,6691 mm² , Maka untuk Asmin digunakan 746,025

mm²

Asperlu = ρ perlu . b . d

= 0,00899 . 350 . 609

= 1916,219 mm²

Berdsarkan SNI 2847:2013 Pasal.21.5.2.1. Dimana perhitungan rasio tulangan

tidak boleh melebihi 0,025 atau ρ max


137

Asmax = ρ max . b . d

= 0,02439 . 350 . 609

= 5198,729 mm²

Syarat :

Asmin < Asperlu < Asmax

746,025 mm² < 1916,219 mm² < 5198,729 mm², Karena sudah sesuai dengan

syarat maka digunakan nilai Asperlu = 1916,219 mm²

Menghitung Kebutuhan Tulangan Longitudinal

π.D²
Ablongitudinal =
4

3 ,14 .22²
=
4

= 380,133 mm²

Asperlu
n =
Ablongitudinal

1916,219
=
380,133

= 5,041 batang ≈ 6 Batang

Maka digunakan 6D22

Berdasarkan SNI 2847:2013. Pasal. 7.6.1. Dimana jarak bersih tulangan sejajar

tidak boleh kurang dari 25 mm atau harus lebih besar sama dengan 25 mm
138

b−2. Sb−2 Øtransversal− ( n . Dlongitudinal )


x =
n−1

350−( 2.70 )−( 2.10 )−(6.22)


=
6−1

= 11,6 mm < 25 mm, karena dari syarat yang tidak terpenuhi untuk

menggunakan 1 lapis. Maka digunakan 2 lapis tulangan dimana lapis 1 = 3 batang

dan lapis 2 = 3 batang

b−2. Sb−2 Øtransver sal− ( n . Dlongitudinal )


x =
n−1

350−( 2.70 )−( 2.10 )−(3.22)


=
3−1

= 62 mm > 25mm

Maka untuk lapis tulangan longitudinal digunakan 2 lapis sesuai dengan yang

terlah di uatarakan diatas.

Menghitung Kekuatan Momen Nominal

Aspakai = Ablongitudinal . n

= 380,133 . 6

= 2280,798 mm²

Syarat :

Aspakai > Asperlu


139

2280,798 mm² > 1916,219 mm², karena sudah sesuai dengan syarat yang

ditetapkan maka digunakan Aspakai = 2280,798 mm²

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

2280,789 . 400
=
0 , 85 . 30 .350

= 102,22 mm

a
c =
β

102, 22
=
0 , 85

= 120,259 mm

d−c
εt = . 0,003 ≥ 0,005
c

609−120,259
= .0,003
120,259

= 0,01219 > 0,005 , Karena sudah memenuhii syarat, masuk dalam kondisi

zona tension sehingga untuk Phi (faktor reduksi kekuatan) bisa digunakan 0,90

Mn = Aspakai . fy d−( a2 )
= 2280,798 . 400 609− ( 102 , 22
2 )
= 508,974 kNm
140

ϕMn = 0,90 . 508,974

= 458,077 kNm

Syarat :

ϕMn > Mu

458,077 kNm > 351,232 kNm

4.7.2. Menghitung Tulangan Longitudinal Tumpuan Bawa (Mutum(+))

Mu = 227,752 kNm

Mu Dlongitudinal
Mn =  deff= h – sb – Øtransversal -
ϕ 2

227,752
= = 700 – 70 – 10 – 11
0,9

= 253,058 kNm = 609 mm

Mn
Rn =
ϕ.b.d ²

253,058 . 10⁶
=
0 , 9 .350 . 609²

= 2,17 N/mm² (Mpa)

fy
m =
0 , 85 . f ' c

400
=
0 , 85 .30
141

= 15,686

Menghitung Rasio Tulangan ( ρ )

Jika f’c ≤ 30 Mpa, maka nilai β = 0,85

Jika f’c > 30 Mpa, maka nilai β sebagai berikut :

0 , 05 '
0 , 85− ( f c−30 ) ≥ 0 , 65
7

ρb =
0 , 85 . f ' c
fy (.β
600
600+ fy )
=
0 , 85 .30
400
. 0 ,85( 600
600 +400 )
= 0,032513

ρ max = 0,75 . ρ b

= 0,75 . 0,032513

= 0,02439

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400

= 0,0035

[ √
ρ perlu = 1 1− 1− 2 . m. Rn
m fy ]
142

=
1
15,686 [ √
1− 1−
2. 15.686 . 2, 17
400 ]
= 0,00568

Syarat :

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max

0,0035 < 0,00568 < 0,02439, Karena sudah memenuhi syarat maka digunakan ρ

perlu = 0,00568

Menghitung Luasan Tulangan

Asmin1 = ρ min . b . d

= 0,0035 . 350 . 609

= 746,025 mm²

Asmin2 =
√f ' c . b . d
4. fy

=
√ 30 . 350 .609
4 . 400

= 729,6691 mm²

Syarat :
143

. b .d ≥ √f ' c . b . d
1, 4
fy 4. fy

746,025 mm² > 729,6691 mm² , Maka untuk Asmin digunakan 746,025

mm²

Asperlu = ρ perlu . b . d

= 0,00568 . 350 . 609

= 1210,692 mm²

Berdsarkan SNI 2847:2013 Pasal.21.5.2.1. Dimana perhitungan rasio tulangan

tidak boleh melebihi 0,025 atau ρ max

Asmax = ρ max . b . d

= 0,02439 . 350 . 609

= 5198,729 mm²

Syarat :

Asmin < Asperlu < Asmax

746,025 mm² < 1210,692 mm² < 5198,729 mm², Karena sudah sesuai dengan

syarat maka digunakan nilai Asperlu = 1210,692 mm²

Menghitung Kebutuhan Tulangan Longitudinal

π.D²
Ablongitudinal =
4

3 ,14 .22²
=
4
144

= 380,133 mm²

Asperlu
n =
Ablongitudinal

1210,692
=
380,133

= 3,19 batang ≈ 4 Batang

Maka digunakan 4D22

Berdasarkan SNI 2847:2013. Pasal. 7.6.1. Dimana jarak bersih tulangan sejajar

tidak boleh kurang dari 25 mm atau harus lebih besar sama dengan 25 mm

b−2. Sb−2 Øtransversal− ( n . Dlongitudinal )


x =
n−1

350−( 2.70 )−( 2.10 )−(4.22)


=
4−1

= 34 mm > 25 mm, karena sudah memenuhi persyaratan maka digunakan

lapis tulangan longitudinal 1 lapis tulangan.

Menghitung Kekuatan Momen Nominal

Aspakai = Ablongitudinal . n

= 380,133 . 4

= 1520,532 mm²

Syarat :

Aspakai > Asperlu


145

1520,532 mm² > 1210,692 mm², karena sudah sesuai dengan syarat yang

ditetapkan maka digunakan Aspakai = 1520,532 mm²

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

1520,532. 400
=
0 , 85 . 30. 350

= 68,147 mm

a
c =
β

68,147
=
0 , 85

= 80,173 mm

d−c
εt = . 0,003 ≥ 0,005
c

609−80,173
= . 0,003
80,173

= 0,0198 > 0,005 , Karena sudah memenuhii syarat, masuk dalam kondisi

zona tension sehingga untuk Phi (faktor reduksi kekuatan) bisa digunakan 0,90

Mn = Aspakai . fy d−( a2 )
= 1520,532 . 400 609− ( 68,147
2 )
= 349,678 kNm
146

ϕMn = 0,90 . 349,678

= 314,71 kNm

Syarat :

ϕMn > Mu

314,71 kNm > 227,752 kNm

4.7.3. Menghitung Tulangan Longitudinal Lapangan Atas (Mulap(-))

Mu = 227,752 kNm

Mu Dlongitudinal
Mn =  deff= h – sb – Øtransversal -
ϕ 2

227,752
= = 700 – 70 – 10 – 11
0,9

= 253,058 kNm = 609 mm

Mn
Rn =
ϕ.b.d ²

253,058 . 10⁶
=
0 , 9 .350 . 609²

= 2,17 N/mm² (Mpa)

fy
m =
0 , 85 . f ' c

400
=
0 , 85 .30

= 15,686
147

Menghitung Rasio Tulangan ( ρ )

Jika f’c ≤ 30 Mpa, maka nilai β = 0,85

Jika f’c > 30 Mpa, maka nilai β sebagai berikut :

0 , 05 '
0 , 85− ( f c−30 ) ≥ 0 , 65
7

ρb =
0 , 85 . f ' c
fy (.β
600
600+ fy )
=
0 , 85 .30
400
. 0 ,85( 600
600 +400 )
= 0,032513

ρ max = 0,75 . ρ b

= 0,75 . 0,032513

= 0,02439

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400

= 0,0035

[ √
ρ perlu = 1 1− 1− 2 . m. Rn
m fy ]
=
1
15,686 [ √
1− 1−
2. 15.686 . 2, 17
400 ]
148

= 0,00568

Syarat :

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max

0,0035 < 0,00568 < 0,02439, Karena sudah memenuhi syarat maka digunakan ρ

perlu = 0,00568

Menghitung Luasan Tulangan

Asmin1 = ρ min . b . d

= 0,0035 . 350 . 609

= 746,025 mm²

Asmin2 =
√f ' c . b . d
4. fy

=
√ 30 . 350 .609
4 . 400

= 729,6691 mm²

Syarat :

. b .d ≥ √f ' c . b . d
1, 4
fy 4. fy
149

746,025 mm² > 729,6691 mm² , Maka untuk Asmin digunakan 746,025

mm²

Asperlu = ρ perlu . b . d

= 0,00568 . 350 . 609

= 1210,692 mm²

Berdsarkan SNI 2847:2013 Pasal.21.5.2.1. Dimana perhitungan rasio tulangan

tidak boleh melebihi 0,025 atau ρ max

Asmax = ρ max . b . d

= 0,02439 . 350 . 609

= 5198,729 mm²

Syarat :

Asmin < Asperlu < Asmax

746,025 mm² < 1210,692 mm² < 5198,729 mm², Karena sudah sesuai dengan

syarat maka digunakan nilai Asperlu = 1210,692 mm²

Menghitung Kebutuhan Tulangan Longitudinal

π.D²
Ablongitudinal =
4

3 ,14 .22²
=
4

= 380,133 mm²
150

Asperlu
n =
Ablongitudinal

1210,692
=
380,133

= 3,19 batang ≈ 4 Batang

Maka digunakan 4D22

Berdasarkan SNI 2847:2013. Pasal. 7.6.1. Dimana jarak bersih tulangan sejajar

tidak boleh kurang dari 25 mm atau harus lebih besar sama dengan 25 mm

b−2. Sb−2 Øtransversal− ( n . Dlongitudinal )


x =
n−1

350−( 2.70 )−( 2.10 )−(4.22)


=
4−1

= 34 mm > 25 mm, karena sudah memenuhi persyaratan maka digunakan

lapis tulangan longitudinal 1 lapis tulangan.

Menghitung Kekuatan Momen Nominal

Aspakai = Ablongitudinal . n

= 380,133 . 4

= 1520,532 mm²

Syarat :

Aspakai > Asperlu


151

1520,532 mm² > 1210,692 mm², karena sudah sesuai dengan syarat yang

ditetapkan maka digunakan Aspakai = 1520,532 mm²

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

1520,532. 400
=
0 , 85 . 30. 350

= 68,147 mm

a
c =
β

68,147
=
0 , 85

= 80,173 mm

d−c
εt = . 0,003 ≥ 0,005
c

609−80,173
= . 0,003
80,173

= 0,0198 > 0,005 , Karena sudah memenuhii syarat, masuk dalam kondisi

zona tension sehingga untuk Phi (faktor reduksi kekuatan) bisa digunakan 0,90

Mn = Aspakai . fy d−( a2 )
= 1520,532 . 400 609− ( 68,147
2 )
= 349,678 kNm
152

ϕMn = 0,90 . 349,678

= 314,71 kNm

Syarat :

ϕMn > Mu

314,71 kNm > 227,752 kNm

4.7.4. Menghitung Tulangan Longitudinal Lapangan Bawah (Mulap(+))

Mu = 351,232 kNm

Mu Dlongitudinal
Mn =  deff= h – sb – Øtransversal -
ϕ 2

351,232
= = 700 – 70 – 10 – 11
0,9

= 390,258 kNm = 609 mm

Mn
Rn =
ϕ.b.d ²

390,258 . 10¹⁰
=
0 , 9 .350 . 609²

= 3,341 N/mm² (Mpa)

fy
m =
0 , 85 . f ' c

400
=
0 , 85 .30

= 15,686
153

Menghitung Rasio Tulangan ( ρ )

Jika f’c ≤ 30 Mpa, maka nilai β = 0,85

Jika f’c > 30 Mpa, maka nilai β sebagai berikut :

0 , 05 '
0 , 85− ( f c−30 ) ≥ 0 , 65
7

ρb =
0 , 85 . f ' c
fy (.β
600
600+ fy )
=
0 , 85 .30
400
. 0 ,85( 600
600 +400 )
= 0,032513

ρ max = 0,75 . ρ b

= 0,75 . 0,032513

= 0,02439

1, 4
ρ min =
fy

1,4
=
400

= 0,0035

[ √
ρ perlu = 1 1− 1− 2 . m. Rn
m fy ]
=
1
15,686 [ √
1− 1−
2. 15.686 . 3,341
400 ]
154

= 0,00899

Syarat :

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ max

0,0035 < 0,00899 < 0,02439, Karena sudah memenuhi syarat maka digunakan ρ

perlu = 0,00899

Menghitung Luasan Tulangan

Asmin1 = ρ min . b . d

= 0,0035 . 350 . 609

= 746,025 mm²

Asmin2 =
√f ' c . b . d
4. fy

=
√ 30 . 350 .609
4 . 400

= 729,6691 mm²

Syarat :

. b .d ≥ √f ' c . b . d
1, 4
fy 4. fy
155

746,025 mm² > 729,6691 mm² , Maka untuk Asmin digunakan 746,025

mm²

Asperlu = ρ perlu . b . d

= 0,00899 . 350 . 609

= 1916,219 mm²

Berdsarkan SNI 2847:2013 Pasal.21.5.2.1. Dimana perhitungan rasio tulangan

tidak boleh melebihi 0,025 atau ρ max

Asmax = ρ max . b . d

= 0,02439 . 350 . 609

= 5198,729 mm²

Syarat :

Asmin < Asperlu < Asmax

746,025 mm² < 1916,219 mm² < 5198,729 mm², Karena sudah sesuai dengan

syarat maka digunakan nilai Asperlu = 1916,219 mm²

Menghitung Kebutuhan Tulangan Longitudinal

π.D²
Ablongitudinal =
4

3 ,14 .22²
=
4

= 380,133 mm²
156

Asperlu
n =
Ablongitudinal

1916,219
=
380,133

= 5,041 batang ≈ 6 Batang

Maka digunakan 6D22

Berdasarkan SNI 2847:2013. Pasal. 7.6.1. Dimana jarak bersih tulangan sejajar

tidak boleh kurang dari 25 mm atau harus lebih besar sama dengan 25 mm

b−2. Sb−2 Øtransversal− ( n . Dlongitudinal )


x =
n−1

350−( 2.70 )−( 2.10 )−(6.22)


=
6−1

= 11,6 mm < 25 mm, karena dari syarat yang tidak terpenuhi untuk

menggunakan 1 lapis. Maka digunakan 2 lapis tulangan dimana lapis 1 = 3 batang

dan lapis 2 = 3 batang

b−2. Sb−2 Øtransversal− ( n . Dlongitudinal )


x =
n−1

350−( 2.70 )−( 2.10 )−(3.22)


=
3−1

= 62 mm > 25mm

Maka untuk lapis tulangan longitudinal digunakan 2 lapis sesuai dengan yang

terlah di uatarakan diatas.

Menghitung Kekuatan Momen Nominal


157

Aspakai = Ablongitudinal . n

= 380,133 . 6

= 2280,798 mm²

Syarat :

Aspakai > Asperlu

2280,798 mm² > 1916,219 mm², karena sudah sesuai dengan syarat yang

ditetapkan maka digunakan Aspakai = 2280,798 mm²

Aspakai . fy
a = '
0 , 85 . f c . b

2280,789 . 400
=
0 , 85 . 30 .350

= 102,22 mm

a
c =
β

102, 22
=
0 , 85

= 120,259 mm

d−c
εt = . 0,003 ≥ 0,005
c

609−120,259
= .0,003
120,259
158

= 0,01219 > 0,005 , Karena sudah memenuhii syarat, masuk dalam kondisi

zona tension sehingga untuk Phi (faktor reduksi kekuatan) bisa digunakan 0,90

Mn ( a2 )
= Aspakai . fy d−

= 2280,798 . 400 609−( 102 , 22


2 )
= 508,974 kNm

ϕMn = 0,90 . 508,974

= 458,077 kNm

Syarat :

ϕMn > Mu

458,077 kNm > 351,232 kNm

4.7.5. Perhitungan Tulangan Transversal

Menurut SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.4 gaya geser rencana akibat beban

gempa ditentukan dengan mengasumsikan tegangan tulangan tarik tulangan

longitudinal pada tiap ujung balok memiliki tegangan lentur minimal sebesar 1,25

x fy dan faktor reduksi sebesar 1

Menghitung momen kapasitas negatif M(-) pr ditinjau dari tumpuan yang

mengalami tarik dengan tulangan atas 6D22

1, 25 . Aspakai . fy
a (-) pr = '
0 ,85 . f c .b
159

1, 25 . 2280,796 . 400
=
0 , 85 .30 . 350

= 127,776 mm

M (-) pr = 1,25 . As . fy . ( d - a ¿¿ ¿)

127,776
= 1,25 . 2280,796 . 400 ( 609 - )
2

= 621,645 kNm

Menghitung momen kapasitas positif M(+) pr ditinjau dari tumpuan yang

mengalami tekan dengan tulangan 4D22

1, 25 . As . fy
a (+) pr = '
0 , 85 . f c . b

1, 25 . 1520,532. 400
=
0 ,85 . 30 . 350

= 85,184 mm

M (+) pr = 1,25 . As . fy . ( d - a ¿¿ ¿)

85,184
= 1,25 . 1520,532 . 400 ( 639 - )
2

= 430,621 kNm

Perhitungan Gaya Geser Akibat Grafitasi Dihitung dengan Pendekatan

Menggunakan SAP2000 Dengan Kombinasi Beban 1,2 . DL . + 1,6 LL

Vg = 230,496 kN
160

a. Perhitungan Gaya Geser Akibat Gaya Gempa

Ve = M ¿¿ ¿ + Vg

621,645+430,621
Ve = + 230,496
7,4

= 372,694 KN

Vu = 263,424 kN

Ve > Vu, maka gaya geser akibat gempa yang baru yaitu 372,694 KN

372,694 kN > 263,424 kN

Menurut SNI 2847 : 2013 Pasal 21.5.4.2. Nilai Vc Jika memenuhi dua

syarat, yaitu gaya geser yang ditimbulkan gempa mewakili setengah atau lebih

dari kekuatan geser perlu maksimal dalam panjang tersebut dan gaya tekan aksial

Ag . f ' c
terfaktor (Pu) termasuk pengaruh gempa kurang dari
20

Ve ≥ 0,5 Vu

186,347 kN > 131,712 kN, maka tidak memenuhi syarat:

Maka digunakan rumus sesuai SNI 2847: 2013 pasal 11.2.1.1

Vc = 0,17 . λ . √ f ' c . b . d

= 0,17 . 1 . √ 30 . 350 . 609

= 198,47 kN

∅ geser = 0,75
161

Vu
Vs = - Vc

372,694
= - 198,47
0 , 75

= 298,46 kN

Cek Vs maks ( SNI 2847:2013 pasal 11.4.7.9 ):

Vs maks = 0,66 . λ . √ f ' c . b . d

Vs maks = 0,66 . 1 . √ 30 . 350 . 609

= 770,531 kN

Maka digunakan : 2D10

Av . fy . d
S =
Vs

157 , 08 . 400 .609


=
298 , 46

= 128,21 mm

d
S =
4

609
=
4

= 152,25 mm

S = 6 . Dlongitudinal

= 6 . 22
162

= 132 mm

Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.5.3.2 , spasi sengkang tertutup tidak boleh

melebihi 3 persyaratan diatas , maka spasi diambil yang terkecil yaitu 128,21 mm

maka digunakan spasi tumpuan menjadi 100 mm. Sengkang yang digunakan di

tumpuan adalah D10 – 100.

Menurut SNI 2847:2013 21.3.4.3 , diluar sendi plastis tulangan sengkang tidak

boleh melebihi :

d
S =
2

609
=
2

= 304,5 mm

Diambil untuk spasi lapangan 150 mm

Maka digunakan spasi lapangan yang digunakan D10 – 150

Gambar 4.18. Penulangan Sloof S1 350 x 700


163

Gambar 4.19. Detail Sloof S1 350 x 750

Anda mungkin juga menyukai