Anda di halaman 1dari 56

PERSIAPAN ARTIKEL PROPOSAL

Pada gilirannya, banyak sekali hal sepele yang disepelekan oleh setiap pasangan di dalam sebuah
keluarga. Baik itu yang dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya ataupun sebaliknya. Hal tersebut
seakan sudah biasa terjadi dan mungkin tanpa disadari hal semacam itu justru dapat menyebabkan
renggangnya ikatan batin antara anggota keluarga (family bonding), baik antara suami dan istri maupun
antara orang tua dan anak-anaknya, serta hal ini pun dapat menjadi pemicu retaknya hubungan di dalam
keluarga itu sendiri.

Little things mean a lot. Yang kecil terkadang justru besar sekali maknanya. Hanya dari soal berpamitan ada
banyak yang bisa terjadi kalau kita tidak memperhatikannya. Hanya karena keengganan memberitahu,
sebuah “bom waktu” bisa sewaktu-waktu meledak dan menghanguskan seluruh tanaman cinta di rumah
kita. Ini bukan berarti kita harus terkungkung oleh aturan yang kaku sebab sesungguhnya yang lebih
dibutuhkan oleh seorang istri adalah penghargaan dan perhatian. Bukan laporan perjalanan yang rinci.

Little things mean a lot. Kelihatannya sepele sehingga banyak yang menyepelekan. Akan tetapi,
masalahnya tidak lagi sepele ketika apa yang seorang suami lakukan menyebabkan sang istri merasa disia-
siakan. Salah satu perkara “kecil” yang sering mengundang masalah adalah sikap kita yang tidak
bersahabat ketika pasangan kita sedang asyik bercerita. Beri perhatian kepadanya agar ia tak merasa sia-
sia berbicara. Kalau memang sudah sering ia mengulang-ulang ceritanya itu, belajarlah berempati. Apa
yang bagi Anda biasa-biasa dan remeh, bagi dia bisa merupakan pengalaman fantastik yang tak mudah
dilupakan.

Little things mean a lot. Tampaknya sepele, tapi bisa membuat pasangan kita sakit hati jika kita menanggapi
pertanyaannya tidak dengan jawaban yang semestinya. Mungkin Anda tidak bermaksud menyakiti hatinya,
tetapi ia bisa merasa sakit hati jika pertanyaan yang sangat serius, Anda jawab dengan main-main. Saat ia
bertanya apakah Anda sudah shalat Zhuhur, yang ia butuhkan adalah jawaban “belum” atau “sudah”, bukan
ungkapan yang membuatnya merasa sia-sia bicara, “Ya sudah, dong…! Ini khan sudah hampir jam tiga.”

Little things mean a lot. Bahkan sesungguhnya Allah tidak pernah menyia-nyiakan kebaikan kita, sekecil
apapun. Sesungguhnya, pada diri Ralulullah saw. Terdapat contoh yang baik, tempat kita bercermin untuk
menata rumah tangga kita. Betapa banyak kisah agung yang ditampilkan oleh Nabi yang ma’shum dan
betapa sedikit yang kita contoh. Salah satunya karena teramat sedikit kehidupan dan sabdanya yang kita
ketahui. Astaghfirullahal’adzim.Wallahu a'lam(mei/mq)

Menyegerakan Pernikahan

Oleh A. Eddy Adriansyah

Tiap-tiap lelaki mendambakan kebahagiaan dalam pernikahannya. Langkah pertama yang harus diambil
oleh seorang lelaki untuk mencapai niatan tersebut adalah mendapatkan seorang wanita shalihah sebagai
perhiasan hidup. Jika seorang lelaki merasa telah siap secara mental dan fisik, maka Rasulullah SAW
dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim bersabda : “Hai para pemuda, barangsiapa telah mampu
menikah, maka menikahlah. Sebab menikah dapat memejamkan mata dan lebih bisa memelihara diri dari
perzinahan. Dan barangsiapa belum mampu, maka hendaklah berpuasa. Sebab berpuasa dapat dapat
mengurangi syahwat.” Sabda Rasulullah SAW tersebut setidaknya mengandung beberapa hal,
diantaranya : perintah untuk menyegerakan pernikahan, manfaat dari menyegerakan pernikahan tersebut,
serta ikhtiar bagi seorang lelaki yang belum siap lahir-batinnya.
Seorang lelaki dilahirkan dengan potensi fisiologis lebih kuat daripada seorang wanita. Karena kodratnya itu,
dorongan pemenuhan kebutuhan biologis seorang pria cenderung lebih tinggi daripada wanita. Dalam
memenuhi dorongan pemenuhan kebutuhan biologis itu, terdapat dua jalan yang saling berlawanan. Jalan
yang pertama adalah pemenuhan kebutuhan biologis melalui pergaulan antara suami-istri yang tentunya
telah melalui suatu jenjang pernikahan. Jalan yang kedua adalah pemenuhan kebutuhan biologis melalui
pergaulan antar lawan jenis diluar proses menikah, atau lebih dikenal dengan istilah hubungan seks pra-
nikah.

Jalan pemenuhan kebutuhan biologis yang pertama adalah jalan yang telah dihalalkan oleh agama Islam.
Namun demikian, faktor-faktor kontributor yang berpengaruh kuat terhadap keputusan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan biologisnya, justru terdapat pada jalan kedua yang secara syar’i malah mengandung
kemudaratan yang amat besar.

Meski dampaknya negatif, kenyataannya setiap lelaki seringkali menempuh jalan pintas untuk memenuhi
dorongan kebutuhan biologisnya, melalui hubungan seks pra-nikah. Ada beberapa sebab terjerumusnya
seorang lelaki sampai ia melakukan hubungan seksual dengan wanita yang bukan muhrimnya. Sebab yang
pertama adalah kurang kuatnya landasan ilmu syari’at Islam dalam pribadinya, sehingga ia sama sekali
tidak memahami murka Alloh SWT dan tipuan setan dibalik perbuatan yang tampak indah dan penuh
kenikmatan, padahal sebenarnya menjebloskan dirinya pada penjara kehinaan. Dan sebab yang kedua
adalah kurang kuatnya pengetahuan ataupun kesadaran diri dalam hal ilmu kesehatan, sehingga ia tidak
hirau terhadap dampak negatif secara fisik maupun mental, ketika seorang lelaki menempuh hubungan seks
diluar cara yang telah digariskan.

Difirmankan dalam Al-Qur’an Nur Karim, bahwasanya Alloh Azza Wa Jalla menimpakan kehinaan pada diri
seorang pezina selama hidupnya di dunia sampai kehidupannya di akhirat kelak. Pada Surat An-Nur ayat 2-
3, Alloh SWT telah berfirman bahwa :...laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang
berzina atau perempuan yang musyrik...” Na’udzubillah, seandainya diri kita ini seorang pezina, maka
selama kita hidup akan didampingi oleh seorang pezina, apabila kita merunut pada makna daripada firman
Alloh SWT tersebut. Sudah tentu kita akan merasa tersiksa, sebab keadaan yang kita alami tersebut
merupakan pengingkaran dari fitrah kita sebagai manusia, sedangkan kita mau tak mau harus menerima
konsekuensi tersebut.

Selain itu, menurut kajian ilmu kesehatan, secara faktual hubungan seks pra-nikah merupakan penyebab
dari berbagai penyakit kotor dengan dampak fisiologis maupun dampak psikologis negatif yang berat untuk
ditanggung penderitanya. Penyakit seksual semacam gonorhoea ataupun A.I.D.S yang amat sulit
disembuhkan terbukti destruktif menghancurkan kondisi mental maupun fisik pelaku hubungan seksual yang
tidak halal, sehingga ia tidak lagi dapat menjalani kehidupan secara normal.

Melihat mudarat perbuatan zina dari kacamata syari’at maupun ilmu medis, maka hendaknya setiap lelaki
muslim dapat menyegerakan pernikahannya andai ia telah mampu secara lahir maupun batin.
Pemeliharaan diri dari perzinaan adalah satu manfaat utama yang diungkapkan oleh hadits Rasulullah
SAW di awal tulisan ini. Dengan pemeliharaan diri dari perbuatan hina tersebut, Insya Alloh kita akan
ditakdirkan didampingi oleh seorang wanita yang shalihah. Dengan demikian terlewatilah satu tahapan
dalam upaya meraih kebahagiaan dalam pernikahan yang tentu saja diharapkan oleh setiap lelaki muslim.
Dan seandainya seorang lelaki dihadapkan pada ketidaksiapan lahir-batin untuk

melangsungkan pernikahan, maka hendaknya ia memperbanyak puasa. Dengan berpuasa, diri kita akan
senantiasa terlindungi dari kesengsaraan yang berasal dari godaan syaitan yang terkutuk. (ae)*** © 2003
http://www.manajemenqolbu.com***

Inti Ilmu Dalam Dinul Islam

Oleh : Ilyasa Bustomi


Seiring dengan bertambahnya waktu, bertambah pula macam
problematika yang dihadapi manusia dalam mengarungi kehidupannya.
Berbagai masalah, dengan dampak maslahat maupun dampak mudarat
adalah sunatullah yang tak mungkin terelakkan kehadirannya. Manusia
kemudian dihadapkan pada dua pilihan jalan, yaitu jalan kebaikan dan jalan
keburukan.

Dua pilihan yang berasal dari Alloh Azza Wa Jalla, dimana Ia Yang Maha
Berkuasa atas segala takdir, membebaskan manusia untuk memilih jalan
hidup mana yang akan ditempuh. Jikalau manusia menempuh jalan
kebaikan maka buahnya adalah amal shalih. Suatu amal perbuatan yang
akan menghantarkan manusia pada kebahagiaan hidup di dunia maupun
di akhirat kelak.

Sedangkan jika ia menempuh jalan keburukan dalam hidupnya, maka tercetus dari dirinya amalan-amalan
yang penuh cela. Suatu amal perbuatan yang akan menjerumuskan manusia pada jurang kebinasaan,
kesengsaraan, serta kehinaan dalam kehidupan dunia ataupun kehidupan di akhirat nanti.

Mengikuti fitrahnya, manusia bercita-cita untuk selalu hidup tentram dan bahagia. Setiap orang tidak suka
hidup berlama-lama bahkan sedetik saja tinggal dalam kungkungan penderitaan, bila ia mengingat
kehidupannya di dunia maupun akhirat. Akan tetapi, adakalanya pula manusia kebingungan menentukan
pilihan hidup. Ia tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Bahkan seringkali
perbuatan-perbuatannya membawa akibat buruk bagi diri ataupun orang lain. Bila itu terjadi, maka berarti ia
memerlukan pencerahan melalui ilmu, supaya akal, pikiran, dan perasaannya dapat mengenali sifat-sifat
kebaikan dan sifat-sifat keburukan.

Tertulis dalam Al-Ihya bahwasanya dalam satu majlis ta'lim, Fath Al-Maushuuli bertanya, "Bukankah orang
sakit akan mati jika ia tidak diberi makan, minum, ataupun obat ?"

"Benar" serentak orang-orang yang duduk di majlisnya menjawab.

Selanjutnya Sang Syaikh-pun berkata,"Demikian pula halnya dengan hati. Jika tidak diberi hikmah dan ilmu
dalam tiga hari, iapun akan mati."

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab. Ilmu ditulis dengan lafadz 'ilm yang secara harfiah dalam kosa kata
bahasa Indonesia berarti "tahu" atau " pengetahuan" . Kata 'ilm ini termasuk kata yang paling banyak
ditemukan dalam kitab suci Al-Quran. Tak kurang tiga puluh lima kali kata-kata 'ilm ditemukan dalam ayat-
ayat-Nya. Dalam Ensiklopedia Islam Untuk Pelajar, kata hikmah dianggap sebagai kata yang memiliki
makna paling dekat dengan kata 'ilm. Menurut kosa kata bahasa Indonesia, hikmah sendiri mengandung
arti "kearifan" .

Setelah mengetahui pengertian "ilmu" dan "hikmah" secara harfiah, setiap manusia perlu memotivasi dirinya
untuk menempuh proses pembelajaran dengan memahami keutamaan ilmu dan tingginya derajat orang
yang giat menuntut ilmu. Tertulis dalam Al-Quran Surah Al-Mujidalah ayat 11 bahwasanya :"Alloh akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat."

Jika dihubungkan dengan buah kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang
dijanjikan Alloh SWT pada orang-orang yang menuntut ilmu, dalam haditsnya
Rasulullah SAW telah bersabda : "Apabila seseorang telah meninggal dunia,
maka semua amalannya terputus, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan kedua orang-tuanya". Makna
dari hadits tersebut adalah ilmu merupakan salah satu dari tiga amal shalih yang
pahalanya terus-menerus dilipat-gandakan oleh Alloh SWT. Alloh telah menjamin
setiap pencari dan pengamal ilmu dengan nikmat kebahagiaan yang tidak akan
berkurang, tidak akan berakhir, kendatipun ia telah berada diantara para ahli
kubur. Mengapa demikian ? Kemuliaan itu diberikan Alloh SWT kepada
seseorang yang mengamalkan ilmunya semata-mata karena manfaat ilmu tidak
dibatasi oleh dimensi waktu. Jika seorang manusia menuntut ilmu lantas
mengamalkannya, maka setiap siapa dan kapanpun waktunya orang lain dapat
mengambil manfaat kemaslahatan dari ilmu yang diamanahkan Alloh Azza Wa
Jalla kepadanya, maka bersama itu bertambah pula timbangan amal shalih
penuntut ilmu tersebut.

Melalui paparan mengenai pengertian dan keutamaan ilmu, setidaknya terdapat tiga kata kunci yang
menunjukkan apa inti ilmu menurut dinul Islam. Kata-kata kunci tersebut
adalah : "pengetahuan" , "kearifan" , serta "kebahagiaan".

"Pengetahuan" adalah segala sesuatu yang diketahui dan dipahami oleh manusia agar mendapatkan
hikmah dari pengalaman hidup yang sesungguhnya merupakan pelajaran dari Alloh SWT (Q.S. Al-Ankabut :
43). Jika pengetahuan yang diambilnya secara output mengandung manfaat positif maka penuntut ilmu
dikaruniai Alloh SWT dengan sifat " kearifan".

"Kearifan" adalah kemampuan seorang manusia dalam membedakan sesuatu yang haq dengan sesuatu
yang bathil. Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur an Surah Az-Zumar ayat 9, yaitu : "Katakanlah (wahai
Muhammad): Adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tiada mengetahui ?
Sesungguhnya hanya orang-orang berakallah yang dapat menerima pelajaran". Makna dari ayat tersebut
adalah bahwasanya seseorang yang memiliki pengetahuan akan dapat mengambil pelajaran berharga dari
setiap keadaan dengan menganggapnya sebagai tarbiyah dari Alloh. Sifat "kearifan" tersebut akan
membuat manusia tidak lengah dari setiap tipu daya syaitan yang cenderung menghasut. Karena sifat
"kearifan" itulah maka manusia akan mencapai "kebahagiaan".

Wujud daripada kebahagiaan tercetus secara psikis maupun fisik. Derajat kebahagiaan yang tertinggi
adalah kebahagiaan dari stimulus kondisi psikis. Dari siklus "pengetahuan" , "kearifan" , "kebahagiaan"
sebagai inti ilmu, kalbu atau hati memegang peranan yang sangat mendasar. Titik awal dan titik akhir
proses ketiga tahapan siklus bertumpu pada hati. Dengan "pengetahuan" dan "kearifan" , manusia akan
dapat menghidupkan hati sehingga mampu mengecap nikmat "kebahagiaan". Rasulullah SAW telah
bersabda bahwa : "Sesungguhnya di dalam tubuh anak Adam terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka
baiklah seluruh tubuhnya, dan anggota tubuhnya yang lain akan membuatnya baik. Ia adalah hati".(H.R.
Bukhari-Muslim).

Semoga Alloh Azza Wa Jalla, memberikan kita kemampuan untuk senantiasa menghidupkan hati kita
dengan ilmu. Amin, Yaa Rabbal' Aalamiin.

Cinta Oh cinta

Oleh : Meilanny BS
ManajemenQolbu.Com : Hampir semua orang di dunia ini dapat
dipastikan mengenal kata yang paling populer yaitu kata “cinta”, sebab
semua orang membicarakannya, remaja, orang tua bahkan anak-anak
pun telah pandai menyanyikannya, lagu cinta begitu lekat dalam diri
mereka.
Begitu populernya kata cinta ini, lihatlah hampir semua media massa
turut mengekspose, koran, majalah, radio terutama TV yang
menayangkan film-film cerita mulai dari telenovela, sinetron, layar
emas, layar perak, mega India yang memakai menu utamanya cinta.
Begitu juga puisi, syair, cerpen, novel, buku-buku cerita dari komik
hingga sejuta roman selalu ditaburi dengan kata-kata cinta.

Sulit memang kita melepaskan diri dari istilah cinta ini sudah begitu lekat dihati kita, sudah merasuk ke
tulang sum-sum dan mengalir dalam urat nadi. Namun pernahkah kita merenungi apa itu sebenarnya cinta,
konkritkah ia atau abstrakkah ia ?

Cinta. Acapkali ketika kata ini disebut, jiwa manusia pun bergetar, terbuai oleh perasaan indah nan mulia.
Seakan tersiram oleh keindahan cinta yang berbaur dengan keharuman minyak mewangi. Orang yang
dimabuk cinta seakan tak puas bila tak bermandikan air hujan nan bersih-suci, disiram oleh tangan kasih
sayang, dan ia pun seakan terbang nun jauh di atas sana.

Orang Yunani kuno mengkhayalkan Dewi bernama “Amour” itulah menurut mereka dewi cinta, dialah yang
menaruh rasa cinta dihati manusia dengan lambang hati berwarna merah muda, kepercayaan seperti ini
hanya sekedar dugaan tanpa alasan. Cinta sebenarnya telah ada dalam setiap diri kita sejak kita lahir,
artinya itu adalah pembawaan manusia. Dialah Allah Yang Maha Mulia memberikan perasaan cinta kepada
kita, Allah tidak pernah membuat Dewi bernama Amour ataupun Dewa-Dewi yang lainnya, Maha Suci Allah
apa yang mereka sekutukan.

Cinta secara umum identik dengan suka atau senang, tapi rasa cinta ini dibarengi dengan harapan pada
yang disukai itu serta ada kekhawatiran kehilangan dia. Dengan kata lain cinta adalah paduan antara suka,
hasrat, dan takut yang terletak di hati manusia.

Cinta, adalah persoalan hakiki manusia. Dengan cinta, manusia bisa takwa, romantis, dan bisa pula brutal.
Karena itulah, cinta perlu ditata, agar berjalan di jalur Ilahi, yang membuahkan kedamaian di dunia juga di
akhirat.

Lalu bagaimana untuk mengelolanya agar membawa kedamaian ? lslam punya resepnya. Cinta pada Allah,
pada Rasulullah saw, dan Jihad fi sabilillah adalah cinta yang menduduki peringkat utama. Bila cinta seperti
ini diterapkan dalam kehidupan keseharian, maka akan membawa manusia pada Islam yang lebih total. Ia
akan memetik hakikat cinta yang sebenarnya. Ia hanya takut pada Sang Pencipta, Allah SWT. Pangkat,
jabatan ataupun wanita takkan mempu mengusiknya, juga keluarga dan handai taulan.

Berangkat dari perasaan lembut yang ditanamkan oleh Allah dalam hati dan jiwa seseorang, maka akan
terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta dari seorang mukmin terhadap sesama mukmin; seorang anak
terhadap kedua orang tuanya; orang tua terhadap anak-anaknya; seorang suami terhadap istrinya; seorang
istri terhadap suaminya, cinta seseorang terhadap familinya, kerabatnya, dan teman-temannya. Ia juga
berbuah cinta seorang teman terhadap sahabatnya; atau seorang penduduk pada
tanah airnya. Wallahu’alam bish-shawab.(mei)© 2003
http://www.manajemenqolbu.com/

Yang Maha melindungi

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar


ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala
aalihi washahbihii ajmai'iin. Al-Waliy terambil dari kata wau, lam dan ya yang artinya "dekat", lalu
berkembang menjadi "pendukung", "pembela", "pelindung", dan yang semua bermakna
kedekatan. Makna lain Al-Waliy adalah "mencintai". Dengan adanya rasa cinta, maka akan lahir
pembelaan kepada yang dicintainya. Pembelaannya bahkan bisa habis-habisan.

Allah Maha Mencintai makhluk yang diciptakan-Nya. Di antara makhluk-Nya ada yang
kedudukannya sangat tinggi dan sangat dekat dengan-Nya. Jadi, Allah itu walinya orang
beriman. Ciri kasih sayang Allah yang terbesar adalah dibimbing-Nya manusia dari kegelapan
menuju cahaya. Karena itu, bila hidup kita ingin aman, jadilah orang yang disayang Allah SWT

Allah pun menciptakan sesuatu yang mengancam/berbahaya agar kita bisa dekat dengan-Nya.
Intinya, Allah merancang setiap kejadian agar kita senantiasa berlindung kepada-Nya. Kegigihan
berlindung itulah yang menjadikan diri kita bisa dekat dengan-Nya.

Kedekatan, pertolongan, dan perlindungan Allah bisa kita dapatkan dengan caranya belajar
melidungi dan menolong makhluk-Nya yang lain. Tentu tidak identik dengan perilaku fisik. Kita
bisa menolong mereka dengan do’a atau perhatian yang tulus. Mudah-mudahan, dengan
melakukan hal tersebut, dari jiwa kita keluar prilaku yang santun, kasih sayang, mengahargai dan
perilaku tolong menolong. Jika kita ingin ditolong dan dilindungi Allah, maka kita harus menolong
dan melindungi orang lain.

Al-Waliy adalah sebuah sikap yang harus tertanam dalam jiwa kita. Untuk menanamkannya, kita
harus terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan diri agar hidup kita menjadi jalan
perlindungan dan kebaikkan bagi sebanyak-banyaknya orang. Perhatikan seorang ibu bagi anak-
anaknya. Ia adalah perlindungan yang tidak bertepi bagi anak-anaknya, sehingga ia pun memiliki
derajat mulia.

Jika kita mampu mengaplikasikan semua itu, kita akan merasakan kerinduan untuk bisa
memberikan pertolongan dan perlindungan kepada ummat. Karenanya, distribusi kebaikan bagi
banyak orang harusnya menjadi obsesi kita di mana pun kita berada.

Sungguh, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.
Itulah kunci pembuka kecintaan Allah. Belajarlah kepada cahaya matahari yang menerangi tanpa
minta balas budi. Karena itu, marilah kita terus memperbaiki akhlaq. Jika semua itu sudah
tertanam dalam diri, pintu perlindungan Allah Al-Waliy makin dekat. Insya Allah. Wallahu
a’lam.***Sumber MQmedia

Mengapa Nikah Dini ?


Oleh : Meilanny BS
ManajemenQolbu.Com:Secarafisik, pemuda masa kini menjadi
dewasa lebih cepat daripa dagenerasi-generasisebelumnya, tetapi
secara emosional, mereka memakan waktu jauhlebih panjanguntuk
mengembangkan kedewasaan. Kesenjangan antara
kematanganfisik yang datanglebih cepat dan kedewasaan
emosional yang terlambatmenyababkan timbulnyapersoalan-
persoalan psikis dan sosial.Kematangan fisik,
misalnyamenjadikankelenjar-kelenjar seksual mulai bekerja aktif
untuk menghasilkanhormon-hormon yang dibutuhkan.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya dorongan untuk menyukai lawan jenis, sebagai manifestrasi dari
kebutuhan seksual. Pada taraf ini, keinginan untuk mendekati lawan jenis memang banyak disebabkan oleh
dorongan seks.

Sejenak kita tinjau teori psikologi perkembangan yang menyatakan bahwa batasan usia masa remaja
bergerak antara usia 13 sampai dengan 18 tahun, dengan dimungkinkan terjadinya percepatan sehingga
masa remaja datang lebih awal. Percepatan ini disebabkan oleh stimulasi sosial melalui pendidikan yang
lebih baik, lingkungan sosial yang lebih mendewasakan, serta rangsangan-rangsangan media massa,
terutama media audio-visual.

Masih menurut kacamata psikologi, pada usia 18 sampai dengan 22 tahun, seseorang berada pada tahap
perkembangan remaja akhir. Jika perkembangannya berjalan normal, seharusnya kita sudah benar-benar
menjadi orang yang telah sepenuhnya dewasa selambatnya pada usia 22 tahun.

Masa remaja sudah berakhir dan tugas-tugas perkembangan telah terpenuhi dengan baik. Salah satu tugas
perkembangan pada tahap remaja akhir adalah menikah atau mempersiapkan diri memasuki pernikahan.
Tugas perkembangan yang tidak terselesaikan pada waktunya akan menghambat perkembangan pada
tahap berikutnya, sehingga potensi-potensi psikis kita tidak mengalami pertumbuhan secapa optimal.
Menikah atau mempersiapkan diri untuk menikah merupakan tugas perkembangan masa remaja akhir atau
dewasa awal, yakni uisa 18 sampai 22 tahun.

Yang dimaksud dengan tugas perkembangan (development task) adalah segala hal yang harus dicapai oleh
individu pada suatu tahap perkembangan. Setiap tugas perkembangan harus terpenuhi pada tahap
perkembangan di mana tugas tersebut berada. Keterlambatan memenuhi tugas perkembangan akan
berdampak pada munculnya kompleks-kompleks psikologis.

Keterlambatan memenuhi tugas perkembangan akan membuat individu senantiasa terbebani secara psikis
untuk memenuhi tugas perkembangan dari tahap sebelumnya yang belum terselesaikan dengan baik. Atas
alasan ini, sudah saatnya bagi kita yang sudah berusia antara 18 sampai 22 tahun untuk berpikir tentang
pernikahan sehingga jiwa kita lebih tanang dan kualitas mental kita akan mencapai pertumbuhan yang lebih
matang.

Dengan mengacu pada uraian di atas, maka tak aneh jika banyak bermunculan seminar-seminar ataupun
pelatihan-pelatihan yang membahas masalah pernikahan ini, baik itu yang ditujukan bagi mereka yang
sedang mempersiapkan pernikahan (pranikah) maupun bagi mereka yang telah menikah dengan segala
polemik di dalam rumah tangganya.

Sebagaimana orang tua, penilaian masyarakat terhadap pernikahan di usia dini sering kali banyak
bergantung pada kedewasaan kita. Banyak yang menikah pada usia muda dan masyarakat memberikan
penilaian yang sangat positif, “Wah, hebat dia. Usia sekian saja sudah berani menikah. Saya dulu sudah tua
baru menikah.” dan sebaliknya banyak komentar negatif muncul ketika ada yang menikah muda karena
masyarakat belum melihat ada tanda-tanda kedewasaan, sehingga yang muncul adalah ungkapan, “Udah
nggak tahan apa, ya? Usia baru segitu sudah nikah.”

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua penilaian sosial yang diberikan masyarakat
ditentukan oleh tingkat kedewasaan kita serta sikap-sikap kita saja, adakalanya penilaian sosial itu
dijatuhkan kepada kita berdasarkan proses belajar yang terus menerus dari masyarakat – termasuk di
dalamnya hasil rekayasa sosial (social engineering) yang membentuk nilai-nilai baru dalam masyarakat,
sehingga paradigma masyarakat sudah terkondisikan dan dapat menerima hal tersebut sebagai sesuatu
yang sudah lazim,

Sekarang, apakah Anda hanya akan menunggu nilai-nilai sosial berubah tanpa melakukan apa-apa
ataukah Anda yang menentukan langkah untuk dengan mantap menikah, mensosialisasikannya ke tengah-
tengah masyarakat, dan menyadarkan masyarakat bahwa telah banyak kerusakan yang terjadi. Dan
mengingatkan masyarakat bahwa di sekeliling kita telah bermunculan banyak hal – mulai dari pornografi
sampai narkotika – yang apabila tidak diantisipasi dengan baik hanya akan menyisakan kehancuran bagi
generasi kita sekarang ?Wallahu’alam bish-shawab.(mei) © 2003 www.manajemenqolbu.com

Karyawan atau Pejabat Makruh

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi


washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik, ciri karyawan dan pejabat jenis ini yakni, adanya menimbulkan
masalah dan tiadanya tidak menjadi masalah. Bila dia ada di kantor, akan mengganggu kinerja dan
suasana, walaupun tidak sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman.

Dan kenyamanan kerja serta kinerja yang baik dapat terwujud, justru bila dia tidak ada. Misalkan, dari
penampilan dan kebersihan badannya. Bila ia berpakaian, membuat orang berpeluang maksiat, bila
berdekatan tercium bau keringatnya, dan bila berbicara, di samping tidak bermakna, juga bau mulutnya tak
segar. Pendek kata, kehadirannya mengundang orang untuk berkomentar, karena selalu asal-asalan, dan
berpotensi mengganggu suasana atau lingkungannya.

Kalau berbicara banyak kesia-siaan, ketus, marah-marah, dan menyinggung perasaan. Kalaupun bergurau
maka gurauannya sangat vulgar, kurang etika dan membuat malu para pendengarnya. Obrolannya tidak
bermutu dan hanya buang buang waktu. Kalau diberi tugas dan pekerjaan, selain tidak tuntas, tidak
memuaskan, juga mengganggu kinerja karyawan lainnya. Pokoknya, lebih baik dan lebih manfaat kalau
bukan dia yang mengerjakannya. Anda dapat menambah sifat- sifat dan kriteria karyawan dan pejabat jenis
ini.

Membangun Rumah Tangga Sakinah

Oleh : Al Birruni Siregar *)

ManajemenQolbu.Com : Rumah tangga bahagia adalah dambaan hampir setiap


kaum muda mudi sebelum melangkahkan kakinya ke jenjang pernikahan. Bayangan
masa depan yang indah dan menggembirakan merupakan idaman setiap pasangan
yang baru saja melangkahkan kakinya di pelaminan.

Namun tak sedikit rumah tangga yang baru beberapa saat terbangun, kandas begitu
saja, dan berakhir pada perceraian. Banyak orang merasa ragu dan gemetaran
sebelum maju ke gerbang pernikahan. Walhasil, tidak sedikit yang mengurungkan
pernikahan, karena takut dirinya akan terkubur dalam puing-puing kehancuran.
Keraguan antara menikah atau tidak, jangan sampai ada pada diri muslim. Ia harus secara perwira,
menentukan antara berumahtangga atau tidak, sesuai dengan ajaran suci Ilahi yang dianutnya dan
kemampuan yang dimilikinya.

1. Lebih Utama Menikah atau Tidak?

Setiap manusia memiliki naluri seksual, naluri yang mendorongnya untuk mendekati lawan jenisnya dan
melakukan hubungan intim dengannya. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Ali Imran : 14 “Zuyyina
linnasi hubbusy-syahawaati minan-nisaa’i wal baniina…” “ Telah dihiasi manusia kecintaan kepada
wanita (lawan jenisnya) dan anak-anak…….”

Naluri yang sedemikian rupa, sebenarnya bukan hanya milik manusia saja. Tetapi juga milik makhluk-
makhluk Allah lainnya. Misalnya, kita perhatikan sejenak, betapa bunga memekarkan kelopaknya guna
menunggu kedatangan kumbang. Dan kupu-kupu, agar mengantarkan serbuk sarinya ke kembang
berkepala putik. Begitu pula sepasang burung manyar yang merangkai sarangnya untuk bercumbu.

Itu semua, tidak lepas dari naluri yang telah diberikan Allah kepada makhluk-makhlukNya untuk
berpasang-pasangan. Allah berfirman dalam QS.Yasin:36, “ Subhaanalladzi kholaqol azwaaja kullaha
tsumma tunbitul ardhu wa min anfusihim wa mimma laa ya’lamuun” “Mahasuci Tuhan yang telah
menciptakan semuanya berpasang-pasangan,baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.

Dan sungguh tidak sia-sia apa yang Allah ciptakan. Berupa naluri untuk berpasang-pasangan. Karena
dengan itu, makhluk-makhluk tadi mampu menjaga eksistensinya dan mengembangbiakkan
keturunannya.

Diantara makhluk-makhluk itu, manusia dibebani tanggungjawab yang lebih, yakni untuk memakmurkan
bumi. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Huud :61, “Huwa ansya’akum fil ardhi wasta’marokum fiiha”
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikanmu pemakmurnya”

Maka untuk memakmurkan bumi ini, diperlukan masyarakat yang kuat (potencial mass). Dan
masyarakat yang kuat pun tidak akan terwujud tanpa adanya keluarga-keluarga yang kuat pula.
Adapun untuk mewujudkan keluarga itu, tak lain adalah dengan menjalin pernikahan.

Menurut Imamul Ghozali, dalam salah satu karya tashawufnya “Ihyaa’u ‘Uluumuddin” disebutkan,
bahwa pernikahan memiliki kekurangan dan kelebihan (kebaikan). Diantara kekurangannya adalah
beban untuk mencari nafkah lebih banyak, perhatian yang lebih untuk membina keluarga sakinah,
mendidik dan mendewasakan anak-anak yang merupakan amanah Tuhan, dan juga menjadi
penghalang untuk memusatkan perhatian pada Tuhan dan kepentingan akhirat.

Dibalik kekurangan-kekurangan itu, pernikahan ternyata memiliki banyak faedah. Al Ghozali merincinya
dalam lima faedah : Faedah pertama adalah melestarikan keturunan manusia di muka bumi. Dan pada
faedah pertama ini tersimpan banyak keuntungan lagi. Pertama, terjadi persesuaian antara kehendak
Allah untuk melestarikan jenis manusia dan usaha manusia mendapatkan anak. Kedua, sebagai upaya
mencintai rasulullah (mahabbatur rasul) dengan mengikuti sunahnya. Ketiga, anak shaleh yang
mendoakan orangtuanya, yang tidak akan terjadi tanpa adanya pernikahan. Keempat, Syafa’at rasul
yang disebabkan kematian anak diusia dini (sebelum baligh). Sebagaimana tersebut dalam hadits
riwayat Ibnu Hibban. Faedah kedua, bahwa pernikahan dapat memecahkan syahwat, membentengi
dari godaan syaithan dan menghindari fitnah. Faedah ketiga, jiwa akan merasa tenang dan bugar
kembali dari keletihan ketika seseorang menyempatkan diri bercanda dan bercumbu dengan
pasangannya, sehingga memberi motivasi baru dalam beribadah. Sebagaimana Nabi saw. bersabda :
“Dijadikan aku menyukai akan tiga hal dari duniamu,yaitu harum-haruman,wanita dan kesenangan
hatiku pada sholat” (HR.an Nasa’I dan al Hakim).

Faedah Keempat, adanya seorang tempat berbagi dalam pekerjaan rumahtangga, sehingga sebagian
waktu dapat dimanfaatkan untuk mencari ilmu dan melakukan ibadah khusus. Faedah kelima,
pernikahan dapat dijadikan sarana mujaahadatun-nafs (pengendalian diri) dan penguji kesabaran,
terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan seorang istri. Nabi bersabda: ”Apa yang dinafkahkan oleh
seorang suami kepada istrinya adalah shodaqah. Sesungguhnya seorang suami akan diberi pahala
karena dia memberikan makanan ke mulut isterinya”(HR.Bukhori dan Muslim).
Dari lima faedah diatas,jelas bahwa pernikahan adalah satu hal yang sangat dianjurkan. Sebagaimana
ungkapan firman Allah dalam QS.An Nuur:32, Allah menegaskan : “Wa ankihuul ayaamaa minkum
wash-shoolihiina min ‘ibaadikum wa imaa-ikum. In yakuunuu fuqaraa’a yughnihumullahu min fadhlihi.
Wallahu waasi’un ‘aliim” “ Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-
orang yang layak (untuk kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan.Jika mereka
miskin,Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya.Dan Allah Maha
Luas lagi Maha Mengetahui”(QS.An-Nuur:32).

Kata “Ayyaamaa” diayat diatas adalah bentuk plural (jama’) dari kata (isim mufrad) “aymatun” yang
berarti “tarammul” yaitu wanita-wanita janda yang ditinggal mati suaminya atau wanita-wanita yang
sendirian yang tak kunjung menemui pasangan hidupnya. Sehingga kedudukan mereka adalah seperti
anak-anak yatim (yataama) yang bingung hendak kemana harus mengadu, tidak ada tempat untuk
“sharing of love” baik dalam suka maupun duka. Mereka semua adalah orang-orang yang
membutuhkan kepedulian kita. Kepedulian seorang mukmin kepada mukmin lainnya adalah mutlak.
Allah berfirman didalam QS.At Taubah:71:“ Wal mukminuuna wal mukminaatu ba’dhuhum awliyaa’u
ba’dhin” “Orang-orang mukmin laki-laki dan mukmi n perempuan,sebagian dari mereka adalah awliya’
(pelindung dan penolong) atas sebagian yang lain” Hendaknya yang kuat menolong yang lemah, yang
beruntung membantu yang kurang beruntung, dan seterusnya.

2. Mencapai Keluarga Sakinah

Hubungan suami istri adalah bukan sebatas hubungan fisik-biologis semata (robiithoh jasadiyyah), tetapi
juga hubungan rohaniah (robiithoh ruhaniyyah) antara dua insan yang saling membutuhkan. Dengan kata
lain, perekat hubungan suami istri bukan hanya perekat lahiriah, tetapi juga jalinan ruhaniyyah. Untuk
mencapai tingkatan keluarga yang dinamis (‘aailah sakiinah),maka islam menawarkan tiga hal berikut:

Pertama, untuk menjalin rumah tangga yang baik,hendaklah memilih wanita/pria yang sholihah/sholih
sebagai mitra berumahtangga. Yaitu wanita yang mampu menjaga amanah suaminya, memelihara dengan
baik harta suaminya, patuh dan tebal keimanannya. Nabi bersabda: “Fadzfar bizaatid-diin taribath yadak”
“Pilihlah yang mantap agamanya, semoga akan mengikat tanganmu” (HR.Bukhari Muslim). Kedua,
pernikahan harus dijalin dengan tali temali rohaniah yang kuat, yaitu mahabbah, mawaddah, rahmah dan
amanah.

(1) Mahabbah (cinta)

Kata “mahabbah” sebagaimana yang diriwayatkan Al Hujwiri dalam kitab “Kasyful Mahjuub”, berasal dari
kata “habbah” yang berarti benih-benih/biji yang jatuh ke bumi di padang pasir. Mahabbah dikatakan
berasal dari kata itu karena dia merupakan sumber kehidupan. Sebagaimana benih itu tersebar di gurun
pasir, tersembunyi didalam tanah, dihujani oleh terpaan angin, hujan dan sengatan matahari, disapu oleh
cuaca panas dan dingin, benih-benih itu tidak rusak oleh perubahan musim, namun justru tumbuh berakar,
berbunga dan berbuah. Demikian halnya cinta sejati, tak lapuk dengan sengatan mentari dan guyuran
hujan, tak lekang oleh perubahan musim dan tak hancur berantakan oleh terpaan angin.

Ada pula yang mengatakan “mahabbah” berasal dari kata “hubb” yang berarti penyangga (empat kaki-kaki
kecil pada alas poci air), disebut demikian karena seorang pecinta, rela dengan suka hati melakukan apa
saja untuk yang dicintainya.

Adapula yang mengatakan “mahabbah” berasal dari kata “haabb” yang berarti relung hati yang paling
dalam. Dikatakan demikian, karena cinta tumbuh dari relung hati yang paling dalam (“grows from the
deepest side of heart”) . Tak mudah dilukiskan dalam kata-kata,tetapi tumbuh dalam perasaan hati setiap
insan.

Apapun asal katanya, kita sepakat bahwa cinta adalah tali buhul yang mengikat kuat antara si pecinta dan
yang dicintainya. Dia datang, tidak diketahui waktunya, dan akan pergi begitu saja kalau tidak dipelihara
dengan baik.

(2) Mawaddah (cinta yang mendalam)

Tingkatan yang kedua adalah “mawaddah”,berasal dari kata “wuud” yang berarti al-hubb al-katsir (cinta
yang banyak/mendalam). Pakar leksikografi al-Quran,Ar-Raghib Al Isfahani mengatakan bahwa mahabbah
adalah hanya terbatas yang tersembunyi dalam relung hati, sedangkan mawaddah adalah yang
meninggalkan bekas nyata (atsar) dalam kehidupan. Yaitu terjalinnya hubungan mesra (tahaabbu) antara
suami dan isteri. Salah satu asma Allah “al-Waduud”, karena nama itu merealisasikan cinta Tuhan pada
segenap alam dalam pemeliharaanNya”.

(3) Rahmah (kasih)

Kata “rahmah” berasal dari kata “rahm”, yang berarti “riqqatun taqtadhi al-ihsaana ilal marhuum”,”rasa kasih
yang menuntut munculnya perbuatan baik terhadap yang dikasihi”. Jadi rahmah adalah rasa kasih yang
membuahkan perbuatan baik dari yang mengasihi kepada yang dikasihi,tanpamengharap balasan”.

(4) Amanah (percaya)

“Amanah” berasal dari kata “aamana-yu’minu” yang berarti “amn” (memberi rasa aman) dan “iman”
(percaya). Sehingga amanah adalah sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain disertai dengan rasa
aman, dari pihak yang memberikan karena kepercayaannya bahwa apa yang diamanatkan itu akan
terpelihara dengan baik, serta aman keberadaannya ditangan yang diberi amanat.Orang tua tidak akan
merestui anaknya tanpa adanya jaminan kepercayaan.

Ketiga, untuk tercapainya keluarga sakinah, diperlukan adanya “musyawarah” sebagai solusi mencari
kesamaan diantara perbedaan pendapat yang sering terjadi dalam kehidupan berumahtangga. Apapun
masalah yang terjadi hendaknya dicari titik temu dengan jalan musyawarah. Sebagaimana firman Allah
dalam QS.Asy-Syuura:42, “Walladziinas tajaabu lirobbihim wa aqaamush-sholaata wa amruhum syuuro
baynahum, wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun”“Dan (ciri-ciri orang yang beriman) adalah yang
menyambut seruan Tuhannya, dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan rezeki yang Kami berikan kepada mereka”

Demikianlah, semoga kajian tentang “Membangun Rumahtangga Sakinah” diatas dapat menggugah hati
para pembaca/pendengar, baik yang telah berumahtangga maupun yang masih dalam pra-nikah dan yang
sedang sibuk mencari pasangan hidup, semoga harapan baiti jannati “mahligaiku adalah laksana sorga
bagiku” dapat terwujud dihadapan ikhwan dan ikhwat sekalian. Uushikum wa nafsi bitaqwallaahi,
fanastaghfirullaaha minna wa minkum, Wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh. Wallahu a’lam
© 2003 www.manajemenqolbu.com

*)Mahasiswa program S1,Fak.Theologi, Universitas Al Azhar,Kairo.

Tips Memulai Wirausaha

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala


aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik, Untuk memulai usaha selain bekal ilmu dan
keberabian juga dibutuhkan tips yang dapat mendukung suksesnya usaha tersebut adapun tips
yang lainnya diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Niat harus lurus dan benar, karena bisnis akan sangat menguras waktu, tenaga, dan
pikiran begitu besar, sehingga jikalau tidak dilandasi niat yang benar akan sangat tersia-
sia, dan terlebih lagi akan mudah rontok di tengah jalan. Tapi jikalau niatnya benar,
disamping akan bernilai pahala ibadah, bisnis yang kita lakukan juga akan menjadi
bagian dari jihad kita di jalan Allah Azza wa Jalla.
2. Niat taqarrub kepada Allah. Ingatlah, pendangan yang jujur masuk surga tanpa hisab.
Nabi SAW bersabda, Sebelum zaman ini, ada orang yang didatangi malaikat untuk
mencabut nyawanya. Kepadanya ditanyakan apakah ia sudah melakukan sesuatu yang
baik. Ia menjawab bahwa ia tidak tahu, maka ia pun disuruh mengingat-ngingat.
Kemudian ia berkata, "Satu-satunya yang ingin ia ketahui adalah ia pernah melakukan
transaksi perdagangan dan menuntut haknya dari mereka, dengan memberikan waktu
bagi yang mampu membayar dan membebaskan beban tersebut bagi orang miskin".
Maka Allah SWT membawanya ke surga’ (H.R Bukhari dan Muslim)
3. Niat mengikuti sunnah para Nabi dan Rasul. Tentang keutamaan wirausaha ini
disebutkan dalam sebuah hadits, "Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan
dimasukkan kepada golongan para nabi, orang orang yang jujur dan para syuhada" (H.R.
Tirmidzi)
4. Niat Jihad fii sabilillah, menjadi khalifah yang dapat mensejahterakan diri maupun ummat
lahir dan bathinnya, juga sebagai sarana dakwah membuat keagungan dan keindahan
Islam, mengangkat ummat dari kehinaan, kefakiran, memperkokoh benteng ketahanan
ummat dengan perekonomian yang tangguh. Kita maklumi pertempuran yang paling
menentukan di masa modern ini adalah kekuatan ekonomi dan informassi.
5. Bulatka tekad dengan banyak membaca keutamaan bisnis dalam pandangan Allah,
sejarah para nabi dan ulama yang paling mulai yang berprofesi sebagai wirausahawan.
Bacalah bagaiamana bisnis Rasulullah SAW yang telah beliau rintis sedari berusia muda.
Prhatikan bagaimana cara Rasul berbisnis, jadikan teladan bagi seluruh aktivitas bisnis
yang kita lakukan.
6. Cari juga referensi pengusaha muslim yang tangguh, jujur, cakap, dan kreatif, sehingga
ia bisa dijadikan contoh wirausahan yang benar-benar diridhai Allah. Sosoknya dapat
diambil dari tokoh dalam negeri sendiri, maupun luar negeri. Pelajari pula bagaimana dia
bisa sukses dalam bisnisnya dengan tetap memegang teguh panji – panji Islam.
7. Tidak ada salahnya juga mencarai rujukkan pengusaha sukses lainnya dari yang non
muslim. Pengusaha yang mulai dari dasar atau dari nol. Hal ini dilakukan sebagai bahan
pembading untuk mengetahui kiat sukses dalam membangun bisnisnya, sambil kita cari
rujukkan benar salahnya dengan syariat Islam. Selalu semuanya di kembalikan kepada
Al-Qur’an dan sunnah.
8. Ikuti pelatihan dan kursus yang benar-benar bisa mengarahkan dengan efektif untuk
memahami kewirausahaan, terutama yang pengajarnya memiliki pengalaman yang teruji
kemampuan dan kehandalannya, dikarenakan tidak cukup ilmu yang hanya bersifat
teoritis, teladan yang nyata akan lebih berkesan di memori kita.
9. Bersungguh-sungguhlah untuk mempraktekannya secara pribadi dalam mengarungi
aneka aktivitas usaha kita di mana pun. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
melakukan magang, praktek lapangan, karena akan sangat cepat menyedot informasi
aktual tentang bisnis.
10. Bersamaan dengan itu banyaklah membaca tentang bisnis yang islami maupun
buku bisnis yang lainnya, dan jangan segan untuk banyak bertanya kepada yang sudah
berpengalaman, serta carilah lingkungan pergaulan yang mendukung kemampuan
wirausaha.

Rahasia dan Keutamaan Lafadz Dzikir Hauqalah


Oleh : Al Birruni Siregar

ManajemenQolbu.Com : Dzikir syar’i dalam berbagai lafadznya,memiliki kedudukan tertinggi dalam


agama (diin) dan peranan teristimewa dalam diri setiap mukmin.Dzikir juga salah satu wasilah yang mutlak
untuk mendekatkan diri kepada Allah,sekaligus wujud ketaatan yang utama dari hamba kepada
Tuhannya,yang pada akhirnya akan berbuah kebaikan dan dengannya dapat merengkuh samudera berkah
yang luas baik di dunia maupun di akhirat.Tiada yang dapat menghitungnya kecuali Allah azza wa
jalla,Yang memberikan anugerah dan karunia berupa alam dan segala isinya.

Al Qur’an dan Sunnah,telah memberikan bukti dan kesaksian yang banyak dari keutamaan
dzikir,dengan berbagai faedahnya.Di dalam Qs.Al Ahzaab:41-44,Allah
swt berfirman:
“Yaa ayyuhalladziina aamanuu udzkurullaha dzikran katsiran,Wa sabbihuuhu bukratan wa
ashiilaa,Huwalladzi yushallii ‘alaikum wa malaaikatuhu liyukhrijakum minadz-dzulumaati ilan-nuuri,wa kaana
bil mukminiina rahiimaa,tahiyyatuhum yawma yalqawnahu,salaamun wa a’adda lahum ajran
kariima”.
“Hai orang yang beriman,berdzikirlah dengan nama Allah sebanyak-banyaknya.Dan bertasbihlah
kepadaNya diwaktu pagi dan petang.Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNya supaya Dia
mengeluarkan kamu sekalian dari kegelapan (kesesatan) kepada cahaya (hidayah).Dan adalah Dia yang
Maha Penyayang kepada orang yang beriman.Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin
itu) pada hari mereka menemuiNya.Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.”
(Qs.Al Ahzaab:41-44).

Adapun dalam Qs.Al Ahzaab:35,Allah berfirman:


“Wadz-dzaaakiriinallaha katsiiran wadz-dzaakiraatu a’addalaahu lahum maghfiratan wa ajran ‘adzhiimaa”.
“Dan orang-orang yang berdzikir dengan sebanyak-banyaknya dzikir,dari laki-laki dan perempuan,Allah
telah meyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”

Dari Bukhari dari Abu Musa Al Asy’ari RA,bahwa Nabi saw bersabda:
“Matsalulladzii yadzkuru robbahu walladzii la yadzkuru robbahu,mitslal hayyi wal mayyit”(Shahihul Bukhari).
“Perumpamaan orang yang menyebut nama Tuhannya dan yang tidak menyebutnya,bagaikan orang yang
hidup dan orang yang mati”

Dzikir,dalam ruang lingkup oral (lisan),memiliki berbagai macam lafadz.Dan masing-masing lafadznya-pun
mempunyai fadhilah tersendiri.Dan fadhilah (keutamaan) dari setiap lafadznya,didapatkan dikala kita dapat
memahami makna tersurat dan maksud yang tersirat dari apa yang kita lafalkan.Sebagaimana Ibnu Al
Qoyyim rohimahullah pernah mengatakan:”Seutama-utamanya dzikir dan yang paling bermanfaat,adalah
yang mengetuk pintu hati (qolbun)yang berzikir dengan perantara lisannya,yang merupakan bagian
daridzikir-dzikir nabawiyah,serta memahami arti dan maksud darinya”.

1.Pemahaman Arti Hauqalah

Hauqalah adalah kata sebutan dari kalimat “La haula wa laa quwwata illa billah”.Sebagaimana kata
basmalah sebutan untuk kalimat Bismillah,dan hamdallah sebutan untuk Alhamdulillah.

Kata ‘haula’,berasal dari kata ‘al-haulu’,yang secara harfiah,berarti gerakan atau perpindahan (at-
taharruk).Yaitu mencakup segala hal yang bergerak/berubah dari satu keadaan ke keadaan lain.Sedangkan
kata ‘quwwata’,berasal dari kata ‘al-quwwah’,memiliki arti ‘kekuatan’ (asy-syiddah).
Maka singkat kata arti kalimat “La haula wa laa quwwata illa billah”,dapat berarti,”Tidak ada daya untuk
berubah,dan tidak ada kekuatan (power) bagi hamba (manusia) untuk menyudahi satupun dari segala
hal,kecuali dengan pertolongan Allah”.

Sedangkan Abdullah ibnu ‘Abbas RA,menafsirkannya dengan lebih khusus,”Bahwa tidak ada kekuatan bagi
kita untuk melakukan ketaatan,kecuali atas pertolongan Allah,dan tidak pula ada kesanggupan atas kita
untuk meninggalkan kemaksiatan kecuali dengan bantuanNya”

Adapun Ali bin Abi Thalib RA,mentafsirkannya dengan wujud ‘kepasrahan yang utuh’ (al-istilaam al
kaamil),:”sesungguhnya kita tidak berarti apa-apa dihadapan Allah,dan tidaklah kita dapat berpaling kepada
selainNya,dan tidaklah kita memiliki apa-apa kecuali yang kita miliki dari apa yang Dia
(Allah) lebih berhak dan berkuasa dari pada kita”.

2.Keutamaan Hauqalah berdasarkan Dalil Syar’i.


Dalil dzikir hauqalah tertera dibanyak hadits dari hadits-hadits nabawiyah.Adapun keutamaannya
diantaranya adalah:
(1).Sebagai wasilah penghapus dosa. Dalam musnad dan sunan At-tirmidzi dan Al Hakim dari hadits
Abdullah ibn Amru ibn al- Ash,telah bersabda rasulullah saw:”Tidaklah di atas bumi ini seseorang yang
berkata:’La ilaha illallahu,Wallahu Akbar,Wa subhaanallahu,Walhamdulillah,Wa laa haulaa walaa quwwata
illa Billah’,kecuali dihapuskan darinya dosa-dosanya meskipun sebanyak cercahan buih di lautan.(Shahihul
Jaami’).

(2).Sebagai bagian dari amalan-amalan yang kekalAllah swt berfirman : “Wal baaqiyaatus-shaalihaatu
khairun ‘inda robbika tsawaban wa khairun amalaa”
“Amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan” (Qs.Kahfi:46).Telah diriwayatkan dari hadits Abi Sa’id Al Khudri RA,bahwa rasulullah saw
bersabda:”Perbanyaklah dari amalan-amalan yang kekal”,Lalu bertanya salah satu shahabat: Apa amalan
yang kekal itu,wahai rasulullah?.Rasul-pun menjawab:”Adalah Takbir,Tahlil,Tasbih,dan La haula wa laa
quwwata illabillah”.

(3).Sebagai pewujud kekayaan dan kenikmatan di surga Diriwayatkan dari Al Bukhari dan Muslim,dari Abu
Musa Al ‘Asy’ari RA berkata,suatu hari kami bersama rasulullah saw dalam perjalanan,bilamana kami
berada ditanjakan gurun,kami-pun bertakbir sekeras mungkin.Kemudian rasulullah-pun menegur:”Wahai
manusia,tenangkanlah dirimu (rendahkan suara),sesungguhnya kamu tidak memohon dan berdzikir kepada
yang tuli dan buta,namun kepada yang Maha mendengar lagi Melihat”.Kemudian rasulullah
bersabda:”Maukah aku tujukkan kalimat yang merupakan satu bagian dari kekayaan surga?Ialah “La haula
wa laa quwwata illa billah”(Shahihul Bukhari).

(4).Pengakuan Allah bagi siapa yang melafadzkannya


Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi,dan ibnu Majah,dan ibnu Hibban,dari Abu Ishaq dan Abu Muslim,dari Abu
Hurairah dan Abu Said Al Khudri RA,bahwa mereka berdua menyaksikan,bahwasanya rasululllah
bersabda:”Jika berkata seorang hamba:’la haula wa la quwwata illa billaah’,maka Allah-pun menyambutnya
dengan justifikasi:’shodaqa ‘abdi’ (telah benar perkataan hambaKu),tidak ada Tuhan selainKu,dan tiada
daya dan kekuatan kecuali dariKu”.

3.Keutamaan Hauqalah dalam ruang lingkup Tauhid.


Ibnu Abdil Hadi dalam karyanya “Fadhlu La Haula Wa La Quwwata illa Billah” meriwayatkan salah satu
hadits dari Ibnu Abbas RA:”Barangsiapa yang melafalkan bismillah,maka telah menyebut(mengingat) nama
Allah,dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillah,maka telah bersyukur kepadaNya,dan siapa yang
berkata Allahu Akbar,maka telah mengagungkan kebesaranNya,dan barangsiapa melisankan La haula wa
la quwwata illa billah,maka ia telah berislam dan berserah diri sepenuhnya,dan itu merupakan kekayaan
yang paling berharga dari berbagai kekayaan di surga.

Hauqalah,yang dengan perangkat kata dan sentuhan maknanya,telah memberikan inspirasi bagi yang
menyebutnya.Kalimat ini mengandung makna islam dan istilam (berserah diri),dan menolak (disclaim)
segala kekuatan yang muncul selain dari dzat Allah.Bahwa,seorang hamba (manusia) tidak dapat
mengatasi segala persoalan hidupnya tanpa sedikitpun kontribusi Tuhan,tidak ada baginya kesanggupan
menolak berbagai bentuk kejahatan dan kemampuan mengikuti kebaikan kecuali atas kehendak
Tuhan.Tidak pula seorang hamba dapat mengubah kemaksiatan menjadi ketaatan,dan sakit menjadi
sehat,lemah menjadi kuat,serba kekurangan menjadi berkecukupan,serta mewujudkan seluruh
keinginan,dambaan dan cita-citanya tanpa sedikitpun percikan hidayah,pertolongan dan kehendak Allah
swt.
Allah swt berfirman,”Innamaa amruhu idza araada syai’an an yaquulalahu kun fayakun”,”Sesungguhnya
perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah!” maka terjadilah ia.
(Qs.Yaasin:82).Singkat kata,tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang mampu membatasi kehendak
Allah.Apapun yang Dia kehendaki,niscaya akan terwujud,pada saat yang dikehendakiNya,dan
sebaliknya,hal yang tidak dikehendakiNya,tidak akan terjadi.Dialah yang memiliki segala
kerajaan,kemampuan menciptakan dan mematikan,memberikan kenikmatan dan mencabutnya
kembali,mengangkat derajat manusia dan merendahkannya,serta menciptakan dunia dan akhirat.

Adapun fungsi dan faedah yang terpenting dari kalimat hauqalah,diantaranya:


(1).Sebagai kalimat permohonan pertolongan (isti’aanah) kepada Allah Yang Maha Agung.
Sebagaimana Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah mengatakan dalam fatwanya,bahwa “perkataan la
haula wa la quwwata illa billah”,melazimkan adanya permohonan (al-i’aanah),maka dari itu rasulullah
menganjurkan,bilamana muadzin mengumandangkan kalimat “hayya ‘ala sholaah”,hendaknya yang
mendengar menjawab dengan kalimat “la haula wa la quwwata illa billah” dan demikian juga dengan kalimat
“hayya ‘alal falaah”.Tidak ada yang dapat memberikan motivasi untuk kita mendirikan sholat kecuali Allah
swt,dan tiada kemenangan yang dapat diraih,tanpa pertolonganNya.

Allah swt berfirman,


“Wa in yamsaskallahu bidhurrin,falaa kasyifa lahu illa huwa,wa in yuridka bikhairin fa raadda lifadhlihi”
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu,maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia.Dan jika Ia menghendaki kebaikan bagi kamu,maka tidak ada yang dapat menolak
karuniaNya.”(Qs.Yunus:107).

Dari Anas bin Malik RA berkata,telah bersabda rasulullah saw:”barang siapa yang mengucapkan,dikala ia
keluar dari rumahnya,’bismillahi tawakkaltu ‘alallahi,wa laa haula wa laa quwwata illa billahi ta’aalaa”,maka
Allah-pun menjawab:”telah cukup atasmu,Aku senantiasa menjagamu,melindungi dan memberi dapat kamu
perbuat dari orang yang telah diberi petunjuk,perlindungan dan kecukupan?” (HR.At-Tirmidzi).

(2).Kalimat hauqalah mencakup rububiyah Allah


Adalah Allah sebagai “the single solution maker” dan “the object of obedience” ,satu-satunya pencipta alam
semesta,dan mengatur seluruh tata surya hingga menjamin semua kehidupan dengan segala
kebijaksanaan dan kehendakNya sekaligus satu-satunya pusat ketaatan dan sesembahan.

Sebagaimana firman Allah swt:”Inna robbakumulladzi khalaqas-samaawaati wal


ardha fi sittati ayyaamin tsummas tawaa ‘ala arsyi,yudabbirul amra,wa maa
min syafii’in illa min ‘indi idznih” “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah.Yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa,kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan.Tiada
seorangpun yang akan memberikan syafa’at kecuali seizinNya.(Qs.Yunus:3).

(3).Mencakup pernyataan kelemahan dari manusia sebagai makhluk Allah.


Hauqalah juga merupakan sebuah ikrar manusia sebagai hamba Allah atas segala kelemahan dan
kekurangan yang dimilikinya.Disaat mengucapkannya,disaat itu pula ia menyatakan diri sebagai faqir,yang
membutuhkan ‘uluran tangan’ dari Tuhannya.Sebagaimana Allah berfirman:”Ya ayyuhannaasu antumul
fuqaraa’u ilallahi wallahu huwal ghaniyyul hamiid”,”Wahai manusia,kamu sekalian adalah orang-orang faqir
dihadapan Allah,Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(Qs.Fathir:15).

(4).Mencakup keimanan akan Qadha dan Qadar Allah.


Imam Al Bukhari,dalam kitab “ShahihulBukhari”,dalam bab Hauqalah,mengatakan bahwa keikhlasan hamba
Allah dalam melisankan kalimat hauqalah,sebagai bukti keteguhan imannya akan qadha dan qadar yang
telah ditetapkan Allah sebagai garis hidupnya.Dan pada dasarnya kehendak manusia adalah dibawah
kehendak Allah.”Liman syaa’a minkum an yastaqiim,Wa ma tasyaa-uuna illa an yasyaa’a Allahu robbul
‘aalamiin”,”Bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.Dan kamu sekalian tidak dapat
menghendakinya kecuali dengan kehendak Allah,Tuhan semesta alam” (Qs.At-Takwir:29).

Itulah diantara keutamaan dibalik kalimat “La haula wa la quwwata illa billah”,di dalamnya terkandung
berjuta hikmah bagi siapa yang ingin mentadabburi hakekat hidupnya.Robbana innaka sammii’uddu’aa.
Wallhu a’lam bis-shawwab.

Mahasiswa Program S1,Fak.Theologi Islam, Univ.Al-Azhar,Kairo


Nikmati Mendidik Anak

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com :ManajemenQolbu.Com :Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli


'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Mendidik anak bukanlah sebuah prosedur
khusus atau sebuah kursus dengan kurikulum tertentu yang menjadikan anak sebagai peserta
wajibnya.

Perlakuan anak jikalau demikian, seolah kurang manusiawi. Anak sepertinya harus tumbuh
sesuai dengan ‘keninginan’ orang tua sehingga kreativitasnya terhambat. Padahal setiap anak
memiliki potensi yang berbeda. Sekarang adalah tinggal para pendidiknya (baca : orang tua dan
guru) yang bisa mendampingi anak menemukan dirinya. Caranya tentu tidak sekaku sebuah
arena pendidikan formal seperti dianalogikan sebuah kursus, melaikan bisa melalui peristiwa –
peristiwa keseharian yang bisa menjadi pintu masuknya unsur – unsur pendidikan bagi anak –
anak.

1. Membantu anak berfikir kreatif

Latih anak dengan pertanyaan –pertanyaan alasan mengapa kita melakukan sesuatu
menurutnya. Misalnya mengapa kita harus mandi tiap hari. Biarkan anak bereksplorasi
dengan jawaban – jawabannya. Jangan menyalahkan jawabannya sekalipun jawabannya
itu salah, akan tetapi ajak anak mengembangkan pikirannya untuk mencari jawaban
lainnya misalnya dengan pertanyaan. "Terus apa lagi?" dan setrusnya.

2. Melatih anak berdikusi

Ketika anak mengatakan sesuatu pendapat, ajaklah anak menemukan alasan atau
motifnya dengan memperlihatkan keingintahuan kita terhadap apa yang diungkapkan
anak. Tapi jangan menggirinya pada jawaban yang ’seharusnya’ atau diinginkan orang
tua misalnya dengan menyudutkannya untuk memberikan alasan yang jelas. Hal tersebut
akan mengakibatkan anak mencari alasan yang lain yang bisa menyenangkan
(memuaskan) orang tua padahal itu bukan alasannya.

3. Menanamkan kebiasaan membaca

Tidak perlu harus menunggu anak masuk usia 2 hingga 6 tahun. Sebenarnya ini bisa
dilakukan juga pada anak masih 4 bulan! Tujuannya tentu bukan agar si anak memahami
isi bacaan akan tetapi merangsang aspek – aspek phisikisnya. Bukunya pun lebih yang
berbentuk buku bergambar yang berwarna warni dan sedikit kata. Dengan membacakan
buku tersebut pada anak, akan merangsang koqnisi, komunikasi, sosial dan afeksi.
Keikutsertaan anak memegam buku pun akan membuat anak merasakan keterlibatan
secara emosional.

4. Menghindari kesalahan memotivasi anak


Membuat anak bersalah ketika ia tidak berbuat sesuai dengan keinginan orang tua
dengan harapan anak termotivasi untuk berbuat lebih baik (baca : menurut orang tua),
justru akan membuat anak rendah diri, tidak percaya diri dan sebagainya. Demikian juga
jikalau pun kita membandingkan anak dengan orang lain yang dianggap lebih. Bukannya
anak termotivasi untuk berbuat seperti orang lain tersebut melainkan justru membuat
anak tidak merasa berharga. Sikap terbuka dan mau mendengarkan anak serta
mendampinginya. Akan lebih berharga bagi anak, sehingga anak lebih termotivasi
melakukan hal – hal yang prestatif dan membanggakan orang tuanya.

Anak adalah amanat Sang Pencipta pada orang tua, keluarga dan masyarakat yang
harus di kelola sebagai aset masa depan. Wajah masa depan sebuah negeri dapat
dilihat dari bagaimana kualitas anak-anak masa kini.

Belajar Menerima Kekurangan


Oleh : Meilanny BS

ManajemenQolbu.Com : Setiap manusia pasti berbeda, baik bentuk fisik, sifat maupun nasibnya, sekalipun
yang disebut ‘orang kembar’. Memang, ada yang pintar dan ada yang bodoh, ada yang miskin dan ada yang
kaya serta masih banyak lagi. Begitu juga ketika jalan di tempat umum, kita sering menemukan orang yang
memiliki paras cantik maupun ganteng, walaupun bentuk wajah cantik dan ganteng itu banyak orang
menyebutnya sangat relatif. Selain itu, kita mungkin merasa iri jika melihat orang lain bisa meraih dan
memiliki prestasi yang patut dibanggakan pada bidang tertentu, tetapi kita tidak bisa. Apa sebenarnya yang
harus kita lakukan dengan semua itu ?

Pada dasarnya, Allah SWT, Sang Pencipta Makhluk, sungguh maha adil. Dia maha mengetahui makna
dibalik penciptaan-Nya. Betapa tidak, setiap makhluk yang diciptakannya mempunyai kelebihan dan
keistimewaan tersendiri. Namun, mereka jelas menyimpan kekurangan dan kelemahan. Artinya, setiap
makhluk tidak ada yang sempurna. Semuanya mengandung sisi posotif dan negatif. Berangkat dari sini, kita
sebagai hamba Allah harus selalu bersyukur untuk menerima apa adanya, sesuai yang telah ditentukan
oleh Allah SWT.

Belajar menerima kekurangan, baik yang terdapat pada diri sendiri, orang lain ataupun orang yang ada di
sekeliling kita, sangatlah tidak mudah. Selama ini, barangkali kita hanya menikmati kelebihan-kelebihan,
sementara hati kita tidak pernah bersyukur akan kekurangan yang banyak menyimpan maksud tertentu.
Saling mengisi sebagai salah satu fungsi dari ukhuwah (persaudaraan), merupakan faedah dari menerima
kekurangan. Artinya, kelebihan yang kita miliki bisa memberikan nilai tambah untuk mengisi kekurangan
orang lain dan kekurangan kita bisa diisi dengan kelebihan orang lain. Hal ini menunjukkan, semua manusia
sangat membutuhkan oragn lain atau tidak ada menusia yang mampu hidup sendiri, karena hidup ini adalah
untuk saling mengisi.

Di samping itu, menghargai orang lain merupakan sebuah pengakuan, bahwa masih banyak orang-orang
yang melebihi kita dalam segala hal. Kita bukan manusia yang serba ‘super’. Di atas langit, masih ada
langit. Begitulah pepatah mengatakan. Agama mengajarkan, dalam kaitannya dengan harta (kekayaan),
lebih utama jika kita melihat orang yang ada di ‘bawah’ kita, daripada mengikuti hawa nafsu untuk
mengungguli orang yang lebih.

Mengingat datangnya kematian membuat kita semakin sadar, bahwa semua makhluk akan mengalami
kehancuran. Semua yang kita cintai, akan kita tinggalkan. Dengan menyadari keadaan ini, kita tidak
diperkenankan untuk berlaku sombong (takabur) maupun angkuh dengan segala kelebihan yang kita miliki.
Dengan belajar menerima kekurangan, berarti kita belajar memanusiakan manusia. Akhirnya, kita harus
menerima pemberian atau karunia Allah dalam bentuk apa pun dengan lapang dada. Semoga.
Wallahu’alam bish-shawab © 2003 http://www.manajemenqolbu.com/
Hamba Yang Berbuat Dosa

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin. Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala


aalihi washahbihii ajmai'iin. Engkau lebih membutuhkan maaf dan kesabaran Allah, ketika
engkau berbuat taat, melebihi dari kebutuhanmu ketika engkau berbuat maksiat dosa.

Saat seorang hamba dalam keadaan taat, seringkali ia tidak merasakan kealpaan yang ia
perbuat. Dirinya begitu yakin bahwa ia melakukan ketaatan dan kebenaran.

Terkadang, timbul kebanggaan bahwa ia termasuk orang-orang taat. Dalam kejadian seperti itu,
ia termasuk orang yang ghurur, tertipu oleh amalannya sendiri. Ia menyangka semua amalanya
adalah ketaatan.

Berbeda dengan seseorang yang melakukan perbutan dosa. Ia akan segera mengakui dalam
hatinya, ia melakukan perbuatan maksiat. Hamba yang berbuat dosa, lalu menyadari
perbuatannya itu dan ia lanjutkan dengan taubat kepada Allah, jauh lebih baik dari orang yang
melakukan ketaatan kepada Allah dengan dibarengi rasa bangga akan amalanya.

Tutup Allah itu terbagi dua, yaitu tertutup dari berbuat maksiat (dosa) tertutup dalam
perbuatan maksiat (dosa). Manusia pada umumnya minta kepada Allah supaya ditutupi
dalam berbuat dosa, karena khawaktir jatuh kedudukannya dalam pandangan sesama
manusia, tetapi orang-orang yang khusus minta kepada Allah supaya ditutupi dari maksiat
(dosa), jangan sampai berbuat dosa karena takut jatuh dalam padangan Allah.

Maha tahu Allah dari segala sesuatu yang dilakukan oleh makhluk-Nya. Seorang hamba yang
melakukan perbuatan dosa, seringkali merasakan aman karena perbuatannya tidak terlihat oleh
manusia lain. Ia tidak sadar, selain manusia ada yang senantiasa bersamanya dan melihatnya,
Allah Yang Maha Melihat. Oleh karena itu, do’a yang harus dipanjatkan kepada Allah Yang Maha
Melihat bukan mohon ditutup dari dosa, yang karenanya ia akan dihina dalam pandangan
manusia. Tapi, ia harus memohon untuk dihindarkan dari melakukan dosa, agar tidak terjatuh
dalam pandangan Allah dan Manusia.

Siapa yang menghormat kepadamu, sebenarnya hanya menghormat keindahan tutup Allah
kepadamu. Oleh karena itu, seharusnya pujian itu kepada Tuhan yang menutupi engkau,
bukan kepada orang yang memuji dan terima kasih kepadamu.

Segala puji hanya milik Allah. Ketika seseorang memuji yang lain, sesungguhnya ia sedang
memuji hal kecil yang tampak. Jauh dibaik itu, tersembunyi berbagai keburukan, aib dan
kejelekannya yang tidak akan pantas mendapat pujian. Semua itu akan membuat ia akan terhina
dihadapan manusia yang lain.

Belas kasih Allahlah yang menyebabkan semua itu tertutupi dan ia mendapatkan penghormatan
dari manusia lain. Sungguh pujian yang disampaikan orang lain kepada kita, tidak pernah
sebanding dengan nilai keburukan yang sedang di tutup oleh Allah
Jadilah Mukmin Yang Kuat

Oleh : Meilanny BS

ManajemenQolbu.Com : Islam menganjurkan kepada kaum muslimin untuk mempersiapkan diri mereka
dan generasi penerusnya menjadi sosok yang kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Jangan
menjadi orang yang lemah, bergantung kepada orang lain hingga tidak berdaya menjalani kehidupan ini.
Kuat di sini juga meliputi unsur mandiri dan di dalamnya juga termasuk kemantapan jasmani secara fisik
maupun rohani yang meliputi jiwa dan akal fikiran.

Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya pernah menyebutkan anjuran untuk mengajari anak-anak muslim
keterampilan dalam berenang, memanah, dan menunggang kuda. Anjuran ini memberikan gambaran
bahwa kita diminta menyiapkan generasi penerus menjadi sosok generasi yang kuat, memiliki keterampilan,
dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi.

Tiga keterampilan dalam Hadits Rasulullah tersebut merupakan unsur yang sangat penting dan urgent pada
masa itu. Kalau kita melihat perkembangan zaman yang semakin canggih, maka tiga keterampilan itu bisa
diambil pesan Haditsnya dan diluaskan menjadi keterampilan menguasai alat-alat teknologi seperti
menembak, navigasi dan penguasaan medan, serta keterampilan terbang dengan pesawat atau terjun
payung.

Walaupun demikian, kemampuan dasar yang disebutkan itu tetap merupakan hal yang penting dan harus
dikuasai, sebab berenang, memanah, dan berkuda merupakan tiga hal yang mendasar dalam pertahanan
terakhir, ketika kecanggihan teknologi itu mengalami jalan buntu.

Kalau kita melihat perkembangan demi perkembangan yang terjadi di sekitar kita, maka hal ini
mengharuskan diri untuk selalu cermat dan berupaya semaksimal mungkin menghadapi berbagai kesulitan
yang ada di depan mata. Krisis yang menyelimuti diri, mulai dari aspek ekonomi, sosial, politik, pertahanan-
keamanan, bahkan sampai moralitas bangsa ini baik secara lokal maupun global merupakan hal yang harus
kita selesaikan dengan kemandirian kita.

Generasi penerus harus mampu menghadapi berbagai persoalan yang ada dengan cermat, jernih dan
mampu menempatkan setiap persoalan yang muncul pada koridor yang sesuai dan tepat.
Dengan sifat kuat ini, umat Islam lebih berani melawan musuh, lebih peka dan cepat memenuhi panggilan
jihad, lebih kuat tekadnya dalam memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, sabar dalam
menghadapi berbagai macam rintangan kehidupan, konsisten dalam melaksanakan shalat, puasa, dzikir,
dan amal ibadah lain, dan lebih semangat dalam melaksanakan kebaikan dan kebenaran serta menjaga
kebaikan itu tetap terwujud.

Kekuatan ini akan membuat musuh Allah dan kebatilan menjadi gentar, hingga mereka tidak mampu lagi
melakukan perlawanan dan aniaya hingga kebenaran dan keagungan Islam dan kalimat Allah terus
bersinar. Semoga kita semua termasuk kalangan umat Islam yang diberikan kekuatan baik jasmani maupun
rohani dalam memerangi berbagai kedzaliman dan keburukan yang selalu ditebarkan oleh musuh Allah
SWT. Wallahu’alam bish-shawab (mei/mq) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com/***

Perubahan

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, siapapun yang ingin berubah seharusnya
diawali dengan tekad. Karena orang yang sudah punya tekad kuat, seperti api yang bisa
melahap apapun yang menghalanginya. Bangsa Indonesia termasuk orang yang lemah gemulai
tekadnya, untuk memberantas korupsi saja, kalau kurang tekad tidak akan pernah habis.

Yang kedua adalah ilmu untuk mewujudkan tekad. Makanya orang-orang yang punya tekad
harus awali dengan ilmu, jika membagun rumah tangga tidak pakai ilmu maka rumah tangga
itupun akan ambruk. Begitu juga membangun usaha, jikalau tidak pakai ilmu akan menjadi
ambruk usaha itu, demikian pula membangun Indonesia, jika tidak benar pendidikannya juga
akan ambruk.

Saudaraku, barangsiapa yang ingin berubah, tanpa diawali dengan semangat mencari ilmu, tidak
ada yang bisa dirubah dengan baik. Rumah tangga yang ingin bahagia, tanpa diawali senang
mencari ilmu, apalagi ilmu agama, tidak mungkin menjadi sakinah, mau usaha tidak tahu ilmu
pasti tertipu.

Syarat yang ketiga untuk berubah yaitu mampu bekerja sama. Oleh karena itu barangsiapa
merubah sesuatu tapi tidak pernah bisa bekerja sama dengan yang lain, tidak akan pernah bisa
berubah. Contohnya, rumah tangga ingin bahagia, akan tetapi tidak pernah bisa akur dirumah,
maka tidak pernah akan ada perubahan dirumah tangga itu.

Punya perusahaan, tetapi tidak akur, tidak akan bangkit perusahaan itu? Begitupun punya
negara sebesar Indonesia, kalau tidak pernah belajar akur, mana mungkin Indonesia akan
berubah jikalau antara rakyat maupun elite politik, tidak akur. Seperi kisah yang terjadi di Bali
belum lama ini. Negara yang tercinta ini, tidak bisa bangkit sebelum kita punya tekad yang sama,
tidak akan bisa bangkit sebelum tahu ilmunya, bagaimana akan bangkit sebelum kita bisa akur
satu sama lain.

Dan keempat kuncinya adalah bersyukur.

Saudaraku jikalau ingin tahu musibah yang paling besar di negeri ini, bukan longsor, longsor
sudah musibah, bukan pula tabrakan yang kemarin pun telah terjadi. Tapi musibah yang akan
mengundang laknat bagi bangsa ini adalah kalau bangsa ini, rakyat yang ada, para pemimpinnya
termasuk kelompok kufur nikmat. Karena setiap nikmat yang Allah berikan berujung dua, kalau
disyukuri akan mengundang nikmat, apabila kufur nikmat akan mengundang laknat. Sehingga di
bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat maupun ampunan Allah SWT menjadikan kita
senantiasa selalu bersyukur. Wallahu'alam

Keluarga Dan Kesehatan Jiwa

Oleh : A. Eddy Adriansyah


ManajemenQolbu.Com : Setiap manusia dikaruniai dengan
potensi diri yang menakjubkan untuk menempuh perjalanan
hidupnya. Karena setiap umat Islam diamanahi untuk menjadi
rahmatan lil ‘aalamiin, maka potensi yang diberikan Alloh Azza Wa
Jalla tersebut didukung oleh pedoman konseptual yang sempurna
berupa wahyu yang langsung berasal dari Alloh SWT, dan contoh
praktikal dari utusan-Nya yaitu Rasulullah SAW (Al-Qur’an dan Al-
Hadits).

Terdapat tiga potensi dasar dalam fitrah manusia , yaitu : potensi intelligence quotient, emotional quotient,
dan spiritual quotient. Intelligence quotient (IQ) menyangkut kemampuan intelektual, analisa, logika, dan
rasio. Emotional quotient (EQ) menyangkut kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi.
Sedangkan spiritual quotient (SQ) berkenaan dengan kemampuan memberi makna puncak spiritual
(ultimate meaning). Pengembangan masing-masing potensi sampai titik optimum, serta berpadunya ketiga
potensi tersebut secara harmonis, akan melahirkan kepribadian unggul. Melalui kepribadian yang unggul
tersebut maka seseorang akan dapat melihat dan memahami segala sisi kehidupan yang teridentifikasi
dalam dimensi ketuhanan maupun kemanusiaan. Ia sebagai individu akan dapat berinteraksi dalam
lingkungan dan memberikan pemecahan-pemecahan masalah yang dihadapi dirinya ataupun orang lain
secara komprehensif dan paripurna, sejalan dengan amanat fungsi kemanusiaan dalam konteks
hablumminallah dan hablumminannaas. Individu tersebut dapat dikatakan sehat secara kejiwaan.

Kesehatan Jiwa dapat diidentifikasi dari empat aspek, yaitu : aspek ruh, aspek jiwa, aspek sosial dan aspek
biologis. Dari keempat aspek tersebut, aspek sosial adalah aspek terpenting dikarenakan singgungannya
yang luas dan pembentukan sifat indikatornya berbeda antara pribadi yang satu dengan lainnya. Jika aspek
ruh sifatnya universal dan aspek jiwa sifatnya kontaminal atau dipengaruhi, maka aspek sosial memiliki sifat
influensial atau mempengaruhi. Disebabkan oleh sifatnya tersebut, aspek sosial berpengaruh besar
terhadap metode pengembangan potensi ruh dan kejiwaan seseorang. Fakta dari influensi aspek sosial
terhadap kesehatan jiwa dapat dilihat pada organisasi keluarga.

Keluarga berperan besar dalam pembentukan kesehatan jiwa. Nilai yang dianut keluarga adalah input
pertama yang mempengaruhi pengembangan potensi dalam ketiga aspek lainnya menuju kesehatan jiwa.
Karena pengaruh besar faktor keluarga, maka tercapainya kesehatan jiwa didukung oleh nilai keunggulan
yang dimiliki keluarga sebagai tempat dimana seseorang dilahirkan dan tumbuh. Sebagaimana layaknya
sebuah organisasi, keluarga mesti memiliki visi dan misi, yaitu apa cita-cita atau tujuan tertinggi dari
terbentuknya keluarga dan cara-cara apa yang akan ditempuh untuk meraih tujuan itu. Dapat disimpulkan,
nilai keunggulan keluarga ditentukan oleh visi dan misi pembentukan suatu keluarga.

Visi dan Misi sebuah keluarga sebaiknya ditentukan sebelum pasangan pria dan wanita melangsungkan
pernikahan. Penentuan visi dan misi tersebut, hendaknya dilandasi oleh pemahaman mendalam pada
ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan pedoman syari’ah itulah, Rasulullah SAW menempuh kehidupan
berkeluarga, sehingga umat manusia dapat menjadikan pengalaman itu sebagai referensi utama. Dari
pengalaman berkeluarga Rasulullah SAW, setidaknya kita mendapatkan dua fungsi dari sebuah organisasi
keluarga. Pertama, Rasulullah SAW menggunakan lembaga keluarga sebagai wadah penguatan ruhaniah
para anggotanya melalui keteladanan dalam ibadah, baik yang bersifat mahdhah maupun ghair mahdhah.
Kedua, Rasulullah SAW menjadikan keluarganya sebagai wadah untuk mengendalikan dan menguasai
motif-motif dasar. Motif dasar yang dimaksud adalah sandang, pangan, papan, maupun kebutuhan bersifat
fisiologis lainnya secara menyeluruh. Dari dua fungsi tersebut diupayakan para anggota keluarga terpenuhi
kebutuhan jasmaniah dan ruhaniahnya.

Dengan mengetahui dua fungsi organisasi keluarga diatas, maka kita dapat merumuskan visi sebuah
keluarga. Kedua fungsi yang dikemukakan diatas sebenarnya bermaksud untuk menciptakan sebuah
lingkungan kondusif yang menjamin keberlangsungan keturunan. Keberlangsungan keturunan tersebut
didedikasikan bagi pelestarian dakwah. Untuk kebutuhan itu, dibutuhkan keturunan-keturunan yang shalih
dan shalihah, yaitu anak-anak yang taat dan patuh melaksanakan perintah Alloh SWT, serta menjauhi hal-
hal yang dilarang-Nya. Esensi yang didapat dari tujuan secara syari’at tersebut adalah visi dakwah dalam
pembentukan sebuah keluarga. Dengan visi dakwah ini, keluarga memiliki visi sebagai organisasi yang
mengemban fungsi rahmatan lil’aalamiin, yaitu menjadikan anggota keluarganya rahmat bagi sekalian
alam. Bagi tercapainya visi itu, maka diperlukan misi yang konkret pula. Syari’at Islam mengajarkan bahwa
kehidupan setiap anggota keluarga mesti menempuh proses belajar dan bekerja. Proses belajar
dimaksudkan untuk mendapatkan masukan ilmu dan pengetahuan bagi kematangan secara intelektual
maupun emosional. Sementara itu, proses bekerja berguna untuk memenuhi kebutuhan secara jasmaniah
maupun ruhaniah. Proses belajar maupun bekerja adalah sebuah proses yang berkesinambungan, dan
keduanya merupakan misi pilihan untuk mencapai fungsi maksimal para anggotanya sebagai rahmat bagi
sekalian alam.

Optimalisasi proses belajar dan bekerja akan melahirkan pribadi-pribadi unggul secara intelektual, spiritual,
maupun emosional. Keluarga sebagai organisasi sangat besar pengaruhnya terhadap pengembangan tiga
potensi ini, sebab melalui proses berkeluarga, kematangan intelektual, spiritual, maupun emosional
mengalami percepatan serta teruji efektifitas dan efisiensi dalam sinergisitasnya. Mengapa terjadi
percepatan ? sebab, pembebanan dalam proses berkeluarga lebih berat daripada pembebanan dalam
organisasi formal dan informal apapun. Secara faktual, masalah-masalah keluarga berdampak lebih besar
dibandingkan masalah yang berasal dari organisasi eksternal. Misalnya, jika seseorang mengalami
masalah didalam keluarga, maka ia otomatis akan mengalami masalah dalam penyikapan terhadap
pekerjaan di kantor.

Tapi jika masalah yang dihadapi berasal dari organisasi tempat ia beraktivitas, maka biasanya peran
keluarga dalam menetralisir permasalahan tersebutlah yang pertama dibutuhkan. Apabila ternyata kedua
organisasi, baik internal keluarga dan eksternal keluarga menjadi sumber pembawa masalah, seseorang
lebih rentan akan depresi. Untuk mencegah ketidak-sehatan jiwa seperti demikian, keluarga sebagai
lingkungan awal seseorang mesti menjadi wilayah yang ramah secara psikologis. Keluarga harus
mengembangkan nilai-nilai pembelajaran, aktivitas interaksi, dan pekerjaan dengan dilandasi oleh niatan
ibadah.

Ada dua peran yang saling melengkapi di dalam keluarga, yaitu peran orangtua dan anak. Interaksi kedua
elemen pembentuk keluarga inilah yang menentukan keharmonisan sebuah keluarga. Karena
keharmonisan dalam keluarga berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, orangtua dan anak sebagai elemen
pembentuk keluarga harus dalam mendalami empat masalah yang wajib, yaitu ilmu, amal, da’wah, dan
sabar.

Orangtua adalah pelopor dalam pemahaman terhadap ilmu ma’rifatullah, ma’rifatun nabi, dan ma’rifatuddin.
Kewajiban mereka untuk menerapkan ilmu ini dalam mewarnai segala aktivitas dalam keluarga. Akhlaqul
karimah kemudian akan terpancar dari pribadi mereka. Keteladanan yang muncul adalah bentuk da’wah
paling efektif yang akan membuat para anak terpesona dengan akhlak pribadi orangtua, lantas berupaya
mempelajari ilmu dan mengamalkannya dalam keseharian dimanapun mereka beraktivitas. Dengan
demikian, proses pembelajaran, penerapan, dan da’wah berawal secara alamiah di dalam lingkup keluarga.
Keluarga seperti deskripsi tersebut akan membawa para anggotanya pada kondisi kesehatan jiwa .(ae)*** ©
2003 http://www.manajemenqolbu.com***

Menggapai Faedah Pernikahan

Oleh A. Eddy Adriansyah

Ma’rifatun Nabi adalah satu diantara tiga cabang kema’rifatan, selain ma’rifatullah dan ma’rifatud din. Dalam
kitab Syarah Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad Shalih bin ‘Utsaimin, ma’rifatun nabi meliputi lima
hal. Salah satu diantara kelima hal tersebut adalah mengenali sunnah-sunnahnya. Terangkum dalam As-
Sunnah tersebut, hadits-hadits yang pada intinya mengandung pelajaran tentang apa yang dapat dilakukan
oleh seorang hamba untuk dicintai dan mencintai Alloh Azza Wa Jalla dan Rasul-Nya. Jalan terbaik untuk
menggapai perasaan cinta tersebut adalah melalui ibadah. Ada ibadah yang bersifat mahdhah seperti
shalat, zakat, puasa atau haji.

Adapula ibadah yang bersifat ghair mahdhah seperti belajar, bekerja, dan juga melaksanakan pernikahan.
Berkenaan dengan pernikahan, pada sebuah haditsnya Rasulullah SAW bersabda, “Nikah itu adalah
sunnahku. Barangsiapa yang mencintai agamaku, maka hendaklah mengikuti sunnahku.” Dari sabda
Rasulullah SAW itu, dapat disimpulkan bahwasanya pernikahan didasari oleh cinta, khususnya kecintaan
pada agama jika mengacu pada kalimat di dalam hadits tersebut. Seseorang yang mencintai agamanya
dituntut untuk konsekuen terhadap niat. Dalam Islam, seorang muslim wajib menyerahkan diri kepada Alloh
SWT dengan semurni-murninya tauhid. Selain itu, Ia dituntut pula untuk patuh dan mentaati semua perintah-
Nya, jika mengaku cinta kepada Islam.

Pernikahan adalah sebuah episode yang akan menguji tingkat kecintaan seseorang terhadap agama, yang
berarti mencintai Alloh SWT beserta syari’at-syari’atnya. Untuk itulah setiap pasangan yang akan menikah,
hendaknya mengetahui keutamaan-keutamaan syari’at sebelum dan sesudah mereka melaksanakan
walimatul ‘ursy. Setelah mereka faham akan faedah-faedah di balik suatu pernikahan, maka hendaknya
mereka melaksanakan ketentuan-ketentuan syari’at tersebut dalam mengarungi bahtera rumahtangga.
Faedah serta hikmah akan terlihat kemudian, hingga akhirnya mereka dapat mengecap apa yang
dinamakan cinta yang hakiki.

Sebab, benih cinta dalam rumahtangga yang dibentuk melalui pernikahan tumbuh dan berkembang dalam
ridha Alloh SWT. Semakin keras upaya pasangan yang mengarungi bahtera rumahtangga dalam
menjalankan segala ketentuan Alloh Azza Wa Jalla, maka semakin besar pula hikmah cinta yang diberikan-
Nya. Tak ada jalan lain untuk kesempurnaan cinta dalam rumahtangga selain menjalankan syari’at-Nya
secara sempurna seperti yang sudah disinggung sebelumnya.

Mengenai faedah pernikahan, Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin telah mengemukakan bahwasanya
diantara faedah pernikahan adalah berpeluang mendapatkan anak yang saleh, menjaga syahwat,
keteraturan hidup berumahtangga, memperbanyak keluarga, dan pahala yang diraih sebab kesungguhan
menafkahi keluarga. Pada Ensiklopedi Islam Untuk Pelajar diterangkan pula hikmah dari suatu pernikahan,
yaitu :
1. Menyalurkan naluri seksual secara sah dan benar. Islam menunjukkan bahwa inilah yang
membedakan manusia dengan binatang.
2. Membina keluarga atau rumahtangga yang penuh kasih sayang dan ketentraman.
3. Memperoleh anak dan keturunan secara sah serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam
memelihara dan mendidik anak.
4. Menyatukan keluarga kedua belah pihak, sehingga hubungan silaturrahmi semakin kuat dan
terbentuk lebih banyak keluarga baru.

Al-Qur’an Nur Karim sendiri telah menjelaskannya pada surah 30 ayat 21, bahwa pernikahan diperintahkan
Alloh SWT, agar manusia senantiasa merasa tentram, dan dapat memenuhi kebutuhan fitrah akan kasih
sayang.

Pertanyaan berikutnya adalah : Bagaimana cara sebuah pasangan untuk mencapai faedah dan manfaat
pernikahan tersebut dalam mahligai rumah tangga ?

Syarat utama untuk menggapai kemaslahatan sebuah rumah tangga tak lain adalah ilmu. Rasulullah SAW
pernah bersabda bahwasanya tidak ada bekal hidup yang lebih baik selain ilmu. Dengan ilmu, manusia
mendapatkan petunjuk untuk berbuat dan mencapai apa yang dicita-citakan. Dengan ilmu pula, manusia
dapat membedakan hal yang baik dengan hal yang buruk, sehingga akhirnya ia dapat menentukan pilihan
bagi diri maupun orang lain.

Berkenaan dengan ilmu sebagai bekal dalam pernikahan, K.H. Miftah Faridl dalam bukunya 150 Masalah
Nikah Dan Keluarga telah mengutip beberapa ayat Al-Qur’an maupun Hadits yang wajib untuk diamalkan.
Menurut risalah itu, seorang suami haruslah dapat :

1. Bergaul dengan istrinya secara ma’ruf, serta bersabar atas kekurangannya (Q.S. An-Nisa’: 19).
2. Menggauli istri dengan niat untuk melakukan amal saleh serta mendapatkan keturunan yang saleh
(Q.S. Al-Baqarah : 223).
3. Berbuat adil terhadap istri (Q.S. Ath-Thalaaq : 6).
4. Menafkahi istri dan keluarga sekuat kemampuannya ( Q.S. Ath-Thalaaq : 7).
5. Memperlakukan istri dengan lemah lembut serta dengan akhlak yang baik (H.R. Bukhari-Muslim).

Sedangkan seorang istri menurut risalah tersebut berkewajiban untuk :

1. Taat dan patuh kepada suami (H.R. Tirmidzi).


2. Melayani suami dengan sebaik-baiknya (H.R. Muttafaq ‘Alaih).
3. Menjaga rahasia suami (Q.S. An-Nisa’:34).
4. Tidak bepergian dan berpuasa tanpa izin suami (H.R. Bukhari Muslim).
5. Menjaga harta suami (H.R. Nasa’i).

Andai seorang suami maupun istri mampu memenuhi atau setidaknya berusaha sekuat tenaga menjalankan
kewajiban-kewajibannya itu, Insya Alloh, akan didapati rahmah (cinta kasih) maupun mawaddah
( menyayangi) didalam rumah tangga. Rahmah dan mawaddah tersebut, pada hakikatnya adalah berkah
yang tiada terhingga dari Alloh Azza Wa Jalla. Suatu perwujudan cinta yang dikaruniakannya kepada dua
insan yang mengarungi kehidupan berkeluarga sesuai tuntunan-Nya dan sunnah Rasul-Nya. .(ae)*** ©
2003 http://www.manajemenqolbu.com/***

Bisnis Itu Jihad

Oleh : KH. Abdullah. Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala


aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik bisnis adalah jihad. Jadi, kalau ada yang
mengatakan, "Wah, Aa ini tukang bisnis", maka pernyataan ini Aa artikan sebagai suatu
penghormatan, yang berarti Aa tukang jihad. Karena bisnis ini ternyata menjaidi salah satu dari
kelemahan umat, akibat salah dalam mempersepsikan arti bisnis.

Dampaknya dampak dilihat sekarang ini, uamat tidak punya apa-apa, ekonomi dijajah orang lain
dan nampaknya inilah salah satu strategi musuh-musuh islam, yaitu dengan memperlemah
ekonomi umat. Sebabnya, tiada lain karena urusan bisinis dianggap sebagai urusan duniawi.

Padahal bisnis menjadi urusan dunia jikalau niat dan caranya benar, maka bisnis itu jihad. Yang
namanya jihad, jangan sampai selalu identik dengan pertempuran, bersimbah keringat berkuah
darah, tapi harus kita lihat apa yang menjadi titik lemah umat, yang ternyata ada pada bidang
perekonomian.

Artinya, kalau kita berjuang dengan sungguh-sungguh untuk kemaslahatan umat di bidang
ekonomi, maka ini juga adalah jihad. Masalah terbesar dari sebuah bisnis adalah masalah
manusianya, dan manusia itu sangat tergantung pada suasana hatinya.

Jadi, kalau orangnya sudah sangat jujur, maka bisnisnya pun akan bermutu tinggi sekali. Bahkan
nilai lebih tinggi dari sekedar transaksi uang dan barang. Karena-nya bisnis yang dilakukan itu
akan terangkat menuju sebuah nilai-nilai terhormat, lebih dari sekedar nilai materi. Wallahu
a’lam.

Bisnis yang diridhoi

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar


ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala
aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik demikian jelas Nabi telah memberikan kepada
kita,umatnya tentang bagaimana cara berbisnis yang benar. Untuk menerapkan nya
diperusahaan agar beroleh kesuksesan serupa, kuncinya sederhana, disamping manajemen
yang profesional,faktor yang utama adalah usahakan suasana dan seluruh aturan serta segala
aktivitas perusahaan sesuai dengan aturan yang diridhoi Allah berjuanglah sekuat tenaga untuk
menjadikan perusaaan kita sebagai ladang untuk membuat diri,keluarga ,karyawan plus keluarga
karyawan, rekan usaha kita agar menjadi semakin dekat dengan Allah.

Kajilah sistem usaha agar disukai Allah (sesuai dengan syariat), juga pembinaan karyawan nya
tidak hanya dididik agar terampil dan profesional dalam bidang pekerjaannya saja tetapi sangat
diutamakan juga agar seluruh karyawan dan keluarganya terbina keimanannya dan
keluarganmya terbina keimanannya dan ketaatannya kepada Allah.salah satu yang harus
dilakukan adalah dengan pemberian ilmu agama islam yang sistematis dan berkesinambungan,
plus kesempatan dan fasilitas beribadah yang layak.

Kepada karyawan selalu diyakinkan bahwa perusahaan tempat dia bekerja adalah amanah dari
Allahuntuk dikelola bersama,tiada yang menggaji semuanya kecuali hanya Allah,bekerja adalah
beramal shaleh beribadah dan berjihad dijalan Nya,bukan semata mata hanya mencari
uang .karena andaikan bekerja hanya mencari uang saja ,bagaimana kalau mati sebelum
gajian ?niskaya sangat rugi ,uang tidak didapat ,pahala amal pun lepas.

Tentu saja semua ini harus diawali dan dibarengi dengan suritauladan yang baik ,serta kejujuran
dan keadilan para managernya khususnya pemilik usahanya tersebut, niskaya Allah tidak
mengecewakan pengusaha yang menjadikan bisnis yang dilakukannya sebagai ladang jihad.

Contoh lain yang harus kita evaluasi,dan orang banyak menganggapnya sepele adalah waktu
shalat.kita harus hati-hati jangan sampai karyawan lalai apalagi melupakan shalat.Jelas
sekali,produktifitas yang dihasilkan karyawan yang tidak melakukan shalat tidak akan membawa
berkah baik untuk dirinya maupun untuk pemilik perusahaan. Keuntungan memang harus dikejar
semaksimal mungkin tapi apa artinya keuntungan yang melimpah apabila tidak membawa
malapetaka.

Karenanya, jikalausudah sampai waktu shalat,hentikanlah seluruh activitas pekerjaan. Berikanlah


waktu luang kepada seluruh karyawan untuk mendirikan shalat dan memanjatkan doa. Di kota
mekah dan madinah ,misaknya menjelang shalat semua toko tutup semua kegiatan bisnis
dihentikan, dan semua orang berbondong-bondong menuju mesjid.

Sekali-kali jangan takut akan mengurangi keuntungan,justru sebaliknya,karena dengan doa yang
tulus dari karyawan-karyawan yamng diberi keluangan waktu shalat tadi, doanya akan dikabulkan
oleh Allah SWT.Siapa tau salah seorang dari karyawan kita ada yang sangat dekat kepada Allah
sehingga doanya sangat ijabah guna kemajuan perusahaan.

Mengapa kita harus takut merugi oleh karena itu waktu digunakan untuk shalat?Yakinlah,bahwa
yang memberi rizki hanya Allah pemilik segala kekayaan dan keberuntungan.Jikalau Allah
menakdirkan untuk mendapat rizki pasti tiada satupun dapat menolak –Nya ,dan tentu saja yang
sangat penting adalah keberkahan dalam rizki yang diterima,maslahat bagi dunia dan akhirat.
Wallahu a’lam (aep) © 2003 www.manajemenqolbu.com***

Bisnis Ala Nabi


Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala


aalihi washahbihii ajmai'iin. Sebelum masa kenabian, Rasullah SAW telah melakukan transaksi-
transaksi bisnisnya secara jujur, adil dan sama sekali tidak pernah membuat pelanggarannya
mengeluh atau bahkan kecewa. Ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan
dengan setandar kualitas sesuai permintaan pelanggan.

Reputasinya sebagai pedagang yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik sejak muda.
Ia selalu memperlihatkan rasa tanggungjawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.

Lebih dari itu, Rasulallah telah meletakan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi bisnis
secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan
merupakakan teladan bagi para pengusaha generasi selanjutnya.

Sangat disayangkan di era global seperti sekarang ini ada sebagian umat isalm yang
berpandangan kurang positif terhadap dunia bisnis, bahkan cenderung menganggap aktivitas
bisnis sebagai "urusan duniawi" .

Bahkan dalam pandangan K.H Abdullah Gymnastiar bisnis yang dilakukan secara benar itu
setara dengan " Jihad " Bisnis menjadi urusan duniawi jikalau niat dan caranya salah, tapi jika
niat dan caranya benar, maka bisnis itu " Jihad ".Wallahu a’lam (aep) © 2003 www.manajemenqolbu.com***

Entrepreneurship

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi


washahbihii ajmai'iin. Hal yang sangat patut direnungkan oleh umat islam, dan menjadi kendala bagi
kemajuan umat adalah faktor leadership (kepemimpinan) dan kemampuan manajemen. Dampaknya pun
jelas, dengan dua titik lemah ini potensi yang ada banyak yang tidak terbaca, tidak tergali menjadi sebuah
sinergi yang memiliki dampak besar bagi kemajuan umat.

Kelemahan leadership dan manajerial ini ternyata dapat kita telusuri dengan mengamati bagaimana
pemahaman umat tentang sifat Rasululah SAW. Diantara titik-titik yang kurang tersentuh secara maksimal
adalah bagaimana umat islam mempelajari masa muda Rasulullah sebelum menjadi Nabi.

Dari beberapa literatur yang didapat, betapa jiwa entrepreunership Rasulullah dibidang wirausaha begitu
mendominasi, sehingga beliau berkembang menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa entrepreneur,
dan keterampilan manajemen yang baik untuk mengelola sebuah dakwah, sebuah sistem yang bertata nilai
kemuliaan Al-Islam.

Diantara hal yang terus menerus harus kita teladani dari Rasulullah dalam interaksi adalah, biasanya beliau
sangat menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliaannya dalam proses interaksi bisnis. Bisnis
bagi Rasulullah tidak sebatas pertukaran uang dan barang, tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yakni
menjaga kehormatan diri.

Sehingga keuntungan apapun dari setiap transaksi yang beliau dapatkan, kemuliaannya justru semakin
menjulang tinggi. Semakin dihormati, semakin disegani. Dan ini menjadi aset tak ternilai harganya yang
mendatangkan kepercayaan dari pemilik modal.

Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah, dan kegigihan dalam menjaga kehormatan
diri kita selaku umat Islam. Wallahu a’lam (aep) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com/***

Jiwa Wirausaha

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi


washahbihii ajmai'iin. Warisan Rasululloh SAW yang belum digali dengan kreatif dan ditanamkan dalam
kehidupan ummat Islam khususnya, yakni jiwa entrepreneurship juga leadership .Sebelum diangkat menjadi
Nabi beliau sangat terkenal di jazirah Arab sebagai profesional. Beliau memimpin ummat dengan
kemampuan entrepreunership yang baik dan leadership yang prima.

Kita ,ummat Islam di Indonesia kelihatannya perlu mengevaluasi pemahaman kita tentang berbisnis ini. Siti
Khodijah yang dinikahi Rasulluloh adalah seorang konglomerat wanita.Dan takdir Alloh ternyata pernikahan
inilah yang sangat membantu dalam penyebarluasan dakwah Rasul.

Dalam hal ini bisa kita ambil hikmah dari kejadian tersebut ,” Mengapa Alloh tidak menakdirkan menikah
dengan Siti Aisyah terlebih dulu ?”, tetapi justru dengan Siti Khodijah, orang yang memiliki jiwa enterpreneur
dan memiliki kekuatan ekonomi. Ternyata Siti Khodijah r.a dapat menjadi benteng ketika kesulitan datang,
seperti ketika terjadi boikot terhadap ekonomi Rasul

Demikian pula visi untuk membangun negeri ini, masalah kita ,ummat Islam Indonesia dengan saudara-
saudara kita di Palestina, Afganistan atau Checnya ada kesamaannya, tetapi banyak juga perbedaanya
terutama dalam masalah tantangan yang dihadapi. Ummat Islam Indonesia tampaknya belum begitu
sungguh-sungguh memahami nilai-nilai Islam.

Kita bisa melihat, negara kita dikenal sebagai negara yang korup, rakyatnya terjebak dalam situasi yang
kurang jujur. Padahal Islam sangat mengajarkan kejujuran,Islam mengajarkan disiplin, tetapi kita lihat
sendiri kedisiplinan sangat kurang, Islam mengajarkan kita bersatu tetapi kita belum bersatu, Islam
mengajarkan kebersihan tetapi ternyata lingkungan maupun rumah-rumah kita belum bersih. Jadi memang
nilai-nilai Islam belum bisa menjadi tata nilai kehidupan kita,akibatnya ekonomi kita terpuruk.

Islam mengajarkan kita berakhlak tetapi kita belum sepenuhnya berakhlak mulia, akibatnya seperti inilah
keadaan negeri dengan ummat Islam terbesar di dunia. Di percaturan politik dunia seperti kurang
berwibawa, ekonominya juga agak repot ,secara perpolitikan juga agak berat untuk eksis. Inilah ujian untuk
kita, sehingga kita harus sangat serius untuk bersama-sama menjadikan Islam lebih dipahami ,lebih utuh
dan lebih aplikatif dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selain pemahaman, hal lain yang harus kita evaluasi adalah bagaimana agar aset karunia Alloh yang begitu
luas di negeri ini bisa dikelola dengan amanah. Pengelolaan yang baik tidak mungkin dilakukan kecuali
dengan kemampuan entrepreneur yang baik, sehingga kekayaan alam ini bisa mensejahterakan bangsa
ini ,dan kalau penduduk sudah sejahtera, Insya Alloh kualitas keilmuan akan semakin tinggi disertai dengan
keimanan, Subhanalloh.

Insya Alloh ,semoga suatu saat negeri ini bisa menjadi negeri yang amat terhormat kalau umat Islam sudah
benar-benar mengaplikasikan nilai-nilai yang Islami dalam kehidupan kita termasuk di dalamnya mengelola
sumber daya ini dengan perilaku yang mencontoh Rasululloh.Wallahu a'lam
(mikha/and)www.manajemenqolbu.com***

Memahami Arti Rejeki

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala


aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik, kadang-kadang mungkin kita berpikir bahwa
rezeki itu adalah apa yang kita dapatkan, padahal rezeki dari Alloh itu sangat luas. Diantaranya
adalah berbagai kemudahan dan hal-hal yang tidak berbentuk materi fisik, seperti mendapatkan
ilmu atau pencerahan.

Salah seorang diantara kita misalnya sedang mengalami musibah,lalu secara tak terduga ketika
sedang duduk di atas kendaraan bertemu dengan seseorang yang mengajak berbincang-bincang
,dan ternyata ,Subhanalloh dari perbincangan itu menimbulkan sebuah pencerahan.Coba
Renungkanlah Firman Alloh dalam Q.S: At-taghabun/64 ayat 11 yang artinya “Tidak ada sesuatu
musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Alloh; dan barang siapa yang
beriman kepada Alloh,niscaya Dia akan memberi Petunjuk kepada hatinya”Dan Alloh Maha
Mengetahui segala sesuatu”

Ketika mendapatkan kegembiraan, diberikan hati yang tenang, hati yang lapang saat
menghadapi kesulitan,hati yang teguh didalam menghadapi kepahitan,pahamilah saudaraku
bahwa itu semua adalah suatu rezeki.. Atau ketika kita diberi karunia berbadan sehat dan
memiliki daya tahan tubuh yang baik ketika orang lain tengah ditimpa sakit,tentunya ini termasuk
rejeki yang harus kita syukuri.

Hal-hal kecil pun kadang kita lupa bahwa itu adalah rejeki dari Alloh.Suatu saat mungkin kita
pernah mengalami, ketika tengah tengok kiri tengok kanan untuk mencari tempat parkir lalu
secara tiba-tiba kemudian ,ada mobil di depan kita yang keluar sehingga memudahkan kita untuk
parkir.Subhanalloh ,Semuanya telah diatur oleh Alloh.

Karunia Alloh juga sering datang dalam bentuk pertolongan lain , dan itu tanpa kita sadari .
Misalnya kita memiliki hutang dan memang belum bisa membayar tepat pada waktunya. Tetapi
ternyata orang yang menghutangi kita itu ternyata memiliki sifat yang baik sehingga memberi
keringanan kepada kita untuk menunda pembayarannya. Ketahuilah ini juga bagian karunia Alloh
yang telah meluluhkan hati orang tersebut. Maka kalau Alloh belum memberikan pertolongan
dalam bentuk uang tunai tetapi ternyata orang yang berhutang diberikan karunia kesabaran,
tentunya ini pun merupakan karunia Alloh yang harus kita syukuri.

Semua rejeki ini ,andaikata kita rajin mensyukurinya, Insya Alloh akan mendatangkan lebih
banyak lagi nikmat lainnya.Seperti Firman Alloh dalam Q.S Ibrahim /14 ayat 7 yang artinya “
…..Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya AzabKu sangat pedih”

Sikap-sikap seperti ini selayaknya selalu menjadi bagian penting dari perilaku kita agar hidup ini
menjadi lebih ringan dan lebih bisa dinikmati.Sehingga sikap kita Insya Alloh menjadi lebih mulia
dan tentu saja agar kita ditolong oleh Alloh SWT.

Jadi untuk saudara-saudaraku yang ingin menikmati hidup ini ketahuilah bahwa Walaupun
mungkin kita tidak memiliki atau tidak menggenggam banyak hal sesungguhnya hidup ini sangat
banyak yang bisa dinikmati. Seperti cerita seorang ibu yang uangnya habis untuk membiayai
anak-anaknya yang sakit,mencicil hutang suaminya tetapi terbukti namanya baik di kantor,dan
kebutuhannya selalu tercukupi. Walaupun tidak mempunyai kelebihan, tapi ternyata beliau bisa
berangkat ke Baitulloh.Allohu Akbar

Semoga Alloh memberikan karunia hikmah kepada kita agar kita mulai peka terhadap nikmat-
nikmat yang tidak nampak secara fisik dan tidak kita genggam. Dan mudah-mudahan dengan
kepekaan ini kita bisa meraba samudra nikmat yang tiada bertepi, yang membuat kita termasuk
ahli syukur yang lebih layak dijamin oleh Alloh.Wallahu a’lam
(and/mikha)www.manajemenqolbu.com***

Keuntungan Hidup Bersahaja

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala


aalihi washahbihii ajmai'iin .Saudaraku yang baik, satu hal yang harus kita hindari adalah merasa
kaya dengan apa yang kita miliki dan merasa cukup dengan karunia Allah. Lalu apa yang harus
ada pada diri kita ? yang harus ada adalah merasa kaya dengan apa yang Allah jaminkan
kepada kita. Mengapa demikian ? karena tidak sedikit orang yang sebenarnya memiliki pribadi
miskin tetapi merasa kaya dengan tabungan yang dipunyai,merasa kaya dengan hartanya,atau
merasa kaya dengan rumahnya yang megah.

Ciri-ciri orang yang mempunyai kekayaan dunia tetapi mempunyai kepribadian miskin adalah
selalu mengambil sesuatu dari sana-sini tanpa peduli halal atau haram karena merasa miskin.
Dia relakan dirinya terhina dengan mencuri uang orang lain atau mengambil kekayaan orang lain.

Orang yang kaya itu bukan yang banyak uangnya tetapi orang yang sedikit kebutuhannya.
Ketahuilah orang yang tidak bersahaja dalam hidupnya akan sangat banyak pula kebutuhan dan
pengeluarannya, akibatnya biaya untuk shadaqoh menjadi sedikit, biaya untuk menabung
menjadi terbatas.Yang dia lakukan terus menerus memuaskan dirinya dengan mengganti
perhiasan,mengganti mobil, ataupun mengganti sesuatu yang sebenarnya tidak
perlu.Sebenarnya tidak dilarang untuk menggganti rumah,tapi yang kita butuhkan adalah orang
yang punya harta yang berlebih untuk bisa dinafkahkan kepada saudara yang membutuhkan.

Bersahaja itu bukan berarti sederhana tetapi menafkahkan harta dengan tidak berlebihan untuk
memuaskan nafsunya dan juga tidak kikir dalam berbuat kebaikan.

Apakah sebenarnya keuntungan jika kita terbiasa bersahaja dalam hidup :


1. Tidak diperbudak oleh keinginan pamer. ; kita tahu, jika suatu barang semakin
bagus,semakin keren dan semakin bermerek kadang-kadang akan cenderung pamer.
Sedangkan untuk pamer itu akan membuat kita tersiksa, bukankah ingin dilihat orang lain
itu membuat diri kita tersiksa ? bukan tidak boleh memiliki barang yang bagus, tapi
apalah artinya bagus tapi memperbudak diri kita.
2. Meminimalisir pengeluaran, ; makin suatu mahal barang maka biaya perawatannya
pun akan semakin mahal pula. Tapi kalau kita bersahaja Insya Allah biaya akan bisa
ditekan.Selain itu kalau kita biasa bersahaja kita tidak akan membuat orang lain iri atau
kotor hati. Apalagi kalau dia bersahaja dan mampu menahan dirinya untuk tidak pamer.
Oleh karena itu jika kita membeli sesuatu yang baru harus disesuaikan keperluannya,
artinya jika membeli sesuatu yang baru harus proporsional antara keperluan dan
kemampuan. Wallahu a’lam (mikha/and)[www.manajemenqolbu.com]***

Kiat Menyikapi Krisis

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala


aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang budiman, manusia itu diciptakan lengkap dengan
rezekinya, dan kita tidak disuruh mencari rezeki tetapi justru harus menjemput jatah rezeki kita,
karena tidak mungkin Allah menciptakan perut kecuali sudah dengan isinya "A'udzubillaahi
minasyaithoonirrojiim Wa maa min daabbatin fil ardhi illaa 'alallaahi rizquhaa& ..(artinya)Dan tidak
ada..sesuatu yang melata di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya(Q.S:Huud/11:6)"

Namun demikian kita harus memahami bahwa menjemput rezeki ini dibutuhkan kegigihan
didalam meyakini jaminan Allah dan juga butuh kegigihan dalam menyempurnakan ikhtiar,
karena ada juga orang yang mencari rezeki dengan menggadaikan akhirat. Kadangkalan ada
orang yang yakin kepada Allah tetapi tidak disempurnakan ikhtiarnya akibatnya dia tidak berhasil
untuk menjemput jatahnya sendiri dan ada juga yang tidak mencari rezeki dan tidak yakin ,inilah
orang yang paling rugi.Naudzubillahi min dzalik

Dalam menghadapi keadaan krisis keuangan seperti sekarang ini kita semua membutuhkan
beberapa langkah untuk menghadapi semua ini, lalu apa saja kiat yang dapat ditempuh ? Insya
Allah akan kita bahas berikut ini.

Kiat menyikapi krisis keuangan :

1. Kita harus yakin bahwa yang membagikan rezeki adalah Allah swt , tidak mungkin Allah
menciptakan kita tanpa rezeki-Nya, hanya masalahnya kita harus luar biasa
mengerahkan kemampuan kita untuk menggapai jatah kita.

2. Kita harus mulai sekuat tenaga mengevaluasi sikap kita terhadap apa yang diberikan
Allah kepada kita selama ini ,mungkin Allah telah memberikan cukup tetapi malah kita
gunakan untuk yang sia-sia bahkan maksiat.Naudzubillahi min dzalik
3. Kita harus mulai meningkatkan kegigihan kita dalam bekerja.Lihatlah burung yang
berangkat mencari makan dengan perut kosong dan berikhtiar dengan mengepakan
kedua sayapnya dan akhirnya pulang dengan perut berisi makanan.Subhanalloh

4. Kita harus meningkatkan ibadah karena Alloh yang membagikan rezeki, A'udzubillaahi
minasyaithoonirrojiim & ..Wa may yattaqillaaha yaj' al lahuu makhraja Wa yarzuqhu min
haitsu laa yahtasib wa may yatawakkal ' alallaahi fa huwa hasbuhuu (artinya) :
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah ,niscaya Dia menjadikan jalan keluar baginya dan
Dia akan memberikan rezeki kepadanya dengan tiada terkira& .. Dan barangsiapa
bertawakal kepada Allah ,niscaya Dia mencukupkannya. (Q.S: Ath Thalaaq/65: 2-3)

Percayalah Allah Maha Tahu kebutuhan kita daripada diri kita sendiri. Allah Maha Kaya dan tidak
mungkin lalai kepada hamba-hamba yang dia ciptakan yang mau gigih ikhtiar di jalan yang Allah
Sukai. Musibah kesulitan ini adalah ladang kreatifitas bagi kita karena siapa tahu dengan
kesulitan ini kita jadi tahu potensi diri kita yang sebenarnya membuat semakin dekat kepada
Allah swt, karena tidak akan pernah rugi dengan krisis kecuali orang yang tidak memperbaiki
dirinya sendiri.Wallahu a' lam (mikha) [www.manajemenqolbu.com]****

Raihan Ramaikan Silaturahmi Idul Fitri PT.Telkom di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga )
Bandung

ManajemenQolbu.Com – Bandung : PT. Telkom mengadakan Silaturahmi Idul Fithri yang bertajuk
“Kupersembahkan dengan Cinta” . Acara tersebut juga sekaligus menyumbangkan dana sebesar Rp.360
juta kepada kaum dhuafa, di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, malam kemarin, 7/12/2003.
silaturahmi tersebut diisi tausyiah oleh KH. Abdullah Gymnastiar.

Dalam acara bertajuk “kupersembahkan dengan cinta “ yang dipandu oleh Hedi Yunus dan Inneke
Koesherawati ini, selain Aa Gym, hadir pula penyair senior H. Taufik Ismail, Grup legendaris Bimbo, penyair
cilik berbakat, Rara Adhe Kananti, serta sejumlah artis ibukota seperti Cici Paramida, Tamara Bleyzinski,
Hedi Yunus serta diiiringi musik oleh Purwacaraka Orchestra. Pada silaturahmi tersebut turut hadir tim
nasyid dari Negri Jiran Malaysia, Raihan dengan menyuguhkan nasyid-nasyid terbaru yang mendapat
aplaus dari penonton yang hadir.

Dalam tausyiahnya Aa Gym mengajak khusunya kepada Direksi PT. Telkom, umumnya para karyawannya
agar pekerjaan yang kita lakukan harus memberikan manfaat bagi yang lainnya. Aa Gym menggambarkan
beberapa tipe karyawan yang ada diantaranya karyawan wajib yaitu jika ada bermanfaat dan jika tidak
adanya dirindukan. Tipe lainnya yaitu karyawan sunat yaitu jika ada disukai, tapi jika tidak ada tidak merasa
kehilangan.

Tipe selanjutnya adalah karyawan mubah yaitu karyawan yang jika ada dan tidak adanya tidak
berpengaruh. Tipe berikutnya adalah karyawan yang makruh yaitu karyawan yang jika adanya bermasalah
tapi jika tidak ada akan aman dan selamat. Sedangkan tipe karyawan yang terakhir yaitu tipe karyawan
haram yang tidak adanya ketenangan dengan adanya dia dan ini supaya kita tidak termasuk di dalammnya,
ungkap Aa. Diakhir tausyiahnya Aa gym mengajak agar saling menghormati dan menghargai antara
sesama karyawan PT.Telkom maupun dengan para Direksinya, sehingga tidak terlihat adanya kesenjangan
sosial. (fzyqn/mq)***
Dan Pijar Bintang Pun Berkelana

Aku akan ceritakan kelak

pada anak-anak tentang matahari, bulan, laut

gunung, pelangi, sawah, bau embun, dan tanah.

Aku ajari anak-anak mengerti hijau rumput

warna bunga dan suara...

" Enak nih "

" Ibumu asik ya...Besok bekalmu apalagi ya."

Pernah melihat iklan itu?? Sekumpulan anak - anak TK sedang menyantap makanan bekalnya
dan satu orang anak perempuan membagikan kuenya ke temannya...keceriaan dan gelak tawa
pun menghiasi wajah mereka..ah.indahnya dunia anak - anak.

Menjadi ibu yang asyik bagi anak anak..saya yakin pasti itu dambaan para ibu atau calon
ibu.tentu saja asik disini dalam artian memahami dunia anak anak, bersahabat dengan anak,
menjadikan anak bukan sebagai objek penderita, tapi sebagai seorang insan yang lahir dengan
hak- hak yang harus dipenuhi, karena anak adalah anugerah yang dilahirkan ke dunia dengan
fitrahnya.

Suatu sore dipusat perbelanjaan seorang anak laki laki berumur sekitar 4 tahunan sedang asik
mengacak - acak tumpukan batu baterai dirak paling bawah dekat kasir.

Begitu asyiknya anak itu sehingga dia tidak "ngeh" bahwa ibu nya tidak ada lagi disebelahnya,
saat itu antrian panjang mamang memadati kasir, dalam hati saya berfikir.pasti si ibu nya anak ini
akan jengkel dan marah - marah melihat anaknya "raib" dari sisinya.

Tiba - tiba dari arah lurus didepan saya seorang ibu tengah celingukan mencari sesuatu, hingga
akhirnya dengan susah payah ibu itu meminta maaf masuk ke antrian dan menerobos masuk
menemukan anaknya itu yang tengah asik sendiri, " De.lagi apa? Jualan baterai ya? Jualannya
rapikan lagi yuk.ayah udah nunggu tuh diluar.." ujar ibu itu dengan lembut.

Anak itu pun mengangguk dengan pipi tembamnya yang lucu, lalu dia merapikan kembali
tumpukan batu baterai yang teronggok dilantai.

Sederhana saja, tidak ada makian, tidak ada teriakan marah - marah atau kesal, dengan
"negosiasi" sang ibu yang lembut .anak kecil itu pun mengangguk setuju dan pijar bintang dimata
nya pun berkelana, seolah menyampaikan pada orang disekitarnya bahwa sang bunda adalah
tokoh yang demokratis dimatanya.

Saya jadi malu sendiri telah bersuudzhan kepada ibu itu, mungkin karena pikiran saya terlalu
banyak dipenuhi dengan kejadian kejadian yang sering saya jumpai. Pernah saya menjumpai
seorang ibu yang memarahi anaknya karena si anak jatuh di trotoar ketika berjalan dengan si ibu,
sehingga anak itu menangis terisak-isak bukan karena sakitnya jatuh tapi karena makian dari
mulut sang ibu. Miris sekali melihatnya.

Ataupun pada saat memecahkan gelas atau piring secara tidak sengaja, dan hal hal lainnya.
Dalam hati saya berfikir, haruskah segala penyelesaian masalah adalah dengan teriakan dan
kemarahan??

Bagaimana kalau kelak saya jadi ibu?? Akan sabarkah saya menghadapi anak anak
sayanantinya??.saya ingin anak - anak saya nanti adalah anak anak rembulan yang tidak
mengenal kekerasan sebagai bentuk penyelesaian masalah, anak - anak yang mengenal cinta
Allah yang hakiki, anak - anak yang menyebarkan harum melati dilingkungannya,anak - anak
yang cinta buku, cinta ilmu dan cinta pada sesama..

Semoga saja kita semua para ibu dan calon ibu akan bisa mewujudkannya karena setiapanak
pada dasarnya memiliki berbagai potensi kecerdasan ( linguistic, matematislogis, spasial,
musical, kinestetik, interpersonal, intrapersonal )

Tinggal bagaimana kita nanti sebagai orangtuanya bisa menggali kecerdasan itu sehingga pijar -
pijar bintang menghiasi mata anak - anak kita kelak.

dini@mipp.ntt.net.id

Kasih Sayang Tiada Berujung

Oleh Hamdhany Sas

ManajemenQolbu. Com : Siang itu, aku tengah berada di atas bus jurusan Bekasi Bogor yang
sesak dengan penumpang. Bau keringat terasa menyengat. Panas sekali. Di ujung sana, di atas
kap mesin, seorang ibu menarik perhatianku. Sepertinya ia tidak memperdulikan rasa cuaca
panas di sekitarnya.

Dengan tenang ia terlihat asyik menggendong anaknya yang masih balita, sambil memberikan
susu botol kepada anaknya, sesekali terlihat Ia mengajak bicara anaknya. Walaupun tentu saja
sang anak belum mengerti apa yang ibunya katakan. Yang pasti ia terlihat sangat menikmatinya.

Melihat pemandangan itu, sejenak pikiran ini menerawang, Subhanallah, begitu dahsyat kasih
sayang orang tua kepada anaknya. Terutama kasih sayang ibu. Setiap kita tentu tidak akan
mampu menghitung, seberapa besar kesusahan yang telah kita timpakan kepada ibu dan bapak.
Dari mulai kita berada dalam kandungan sampai saat ini.
Sembilan bulan kita dibawa-bawa ibu, kemanapun ia pergi. Saat tidur pun begitu sulit, jangankan
tengkurap, terlentang pun begitu berat. Untuk melahirkan kita, saat itu merupakan perjuangan
antara hidup dan mati. Berkuah peluh, bersimbah darah. Sadarkah kita akan hal itu ? Atau
mungkin sudah lupa ?

Setelah kita lahir, kesusahan yang kita timpakan kepada duanya semakin bertambah. Kita ambil
air susu ibu selama dua tahun. Segala macam kebutuhan dan keinginan anaknya ia layani. Siang
hari kita enak tidur, namun malam hari, saat orang ibu dan bapak membutuhkan istirahat, justru
kita terbangun.

Lalu, apakah kesusahan yang kita timpakan kepada ibu selesai sampai di situ ? Tentu tidak.
Justru semakin besar diri ini malah semakin menyusahkan. Saat sekolah misalnya, tak jarang
kita yang menjalani ujian, namun justru ibu kita yang lebih banyak berdoa dan lebih khawatir.
Takut tidak bisa-lah, takut tidak lulus-lah, dan kecemasan lain yang kita sendiri mungkin acuh
tidak peduli.

Setelah kita bekerja atau berkeluarga, berkurangkah kasih sayang mereka ? Tidak sama sekali.
Biarpun diri kita telah dianggap mandiri, tetap saja ibu akan sangat takut dengan keadaan kita.
Seperti saat kita sakit misalnya. Lalu setelah kita berkeluarga, kasih sayang mereka pun tetap
tiada henti, walaupun mungkin dialihkan kepada cucunya. Toh tetap Itu pun merupakan wujud
kasih sayang mereka.

Maka, jika keduanya masih ada, bersikap santunlah kepada ibu dan bapak. Berbuatlah yang
terbaik bagi mereka. Simak Firman Allah SWT dalam Al Qur'an surat Al Isra,ayat 23 : "Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. Dan hendaklah
kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan perkataan "ah", dan janganlah kamu membentak mereka. Dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Andaikan orang tua kita telah dipanggil Allah SWT, doakanlah mereka. Karena beliau begitu
merindukan doa-doa kita. Semoga saja kita tergolong sebagi anak-anak yang shaleh. Aamiin.
Wallahu a'lam (mikha)***

Mengenal Mereka di Gringsing

ManajemenQolbu.Com : Bus bergerak pelan meningalkan Pulo Gadung. Para pedagang


asongan yang tak kenal surut terpaksa turun. Sebagian mengulum senyum kecil pertanda ada
rizki yang diperoleh.

Ada juga yang tak memperoleh rizki meski sudah banting harga. Begitulah, sungguh Maha Teliti
Alloh mengatur segalanya. Dengan kecepatan 70-80 km/jam bus melaju di jalan meninggalkan
kota Jakarta. Kami sekeluarga hendak pulang ke Semarang. Dan bus yang kami tumpangi ini
menuju ke sebuah kota di Jawa Timur.

Bus tidak dipenuhi penumpang. Terlihat ada beberapa kursi kosong. Seorang penumpang pindah
dari tempat duduknya ke kursi kosong di belakang. Dan merebahkan diri dengan tenang disana.
Ada seorang pria tampaknya pengawas bus bercerita dengan seru pengalamannya.
Gelak tawa menyelingi kisahnya. Penumpang lain tampak sibuk dengan urusan masing-masing.
Ada anak kecil yang naik bersama ayah dan kakek neneknya. Ada juga sepasang pemuda tidur
dengan tenang di kursi persis sebelah tempat dudukku. Hari ini hari terakhir bulan Sya’ban. Insya
Alloh saat matahari tenggelam nanti bulan suci Ramadhan akan tiba. Bulan dimana Alloh akan
menjamu hamba-hambanya yang beriman dengan pahala tak terhitung dan lautan rahmat tak
bertepi.

Kerinduan untuk beramadhan di kampung yang tampaknya mendorong orang-orang ini pulang.
Sebagian besar dari mereka berasal dari Jawa Timur. Bus sampai di Gringsing saat tiba-tiba tali
kipas putus dan mesin dimatikan. Lampu-lampu bus dipadamkan. Seorang nenek yang duduk di
kursi depan mengeluh AC-nya terlalu dingin dan minta dimatikan. Seorang pemuda yang duduk
persis di kursi depannya segera bangkit dan memutar posisi AC ke off. Namun karena mesinnya
mati semua penumpang akhirnya turun.

Gringsing adalah sebuah kecamatan di wilayah Batang. Letaknya persis diperbatasan Kendal
dan Batang. Kota kecil ini dekat Alas Roban, termasuk jalur utama di pantai utara Jawa. Bus
berhenti di sebuah restoran kecil yang berparkir luas. Para penumpang turun dan duduk di
jejeran bangku yang ada di teras samping. Aku sendiri turun belakangan karena tertidur.

Kuliat ibu duduk di sebuah bangku bersama dua perempuan separuh baya. "Niki larene kula",
kata ibu memperkenalkan aku pada keduanya. "Kuliah ting Jakarta, mbak?," Tanya seorang
diantara keduanya. "mboten, Bu. Kula kuliah ting Semarang. Sakmenika sampun lulus," jawabku.
Ibu itu kemudian bercerita tentang kehidupannya di kampung. Kesulitan ekonomi yang membelit
keluarganya telah mendorongnya ke Jakarta.

Bersama suaminya mereka menetap di Jakarta hingga kini. Anak-anaknya diasuh oleh
neneknya. Saat ia pergi mereka masih kecil. "Alhamdulillah larene kulo mboten nakal. Ingkang
ageng taksih STM adike taksih SMP," jelasnya lagi.

Anak-anaknya pernah menyusul ke Jakarta, tapi mereka tidak betah. Si sulung bahkan
memutuskan untuk tetap tinggal di kampung. Ia memilih untuk mengurus sawah saja. Aku
merasa seperti tertampar. Aku sangat ingin bisa menaklukan ibukota dengan segunung impian di
kepala. Namun, nun jauh di pedalanman ada seorang pemuda yang dengan bangga bisa
memimlih untuk merawat kampungnya sendiri dan menggarap sawahnya.

Ia tak terpengaruh magnet ibukota yang kuat menyalakan sejuta harapan pada orang-orang.
Ribuan atau bahkan jutaan orang mendatangi Jakarta setiap tahun menambah panjang deret
pencari kerja di negeri ini. Dan masalah baru pun muncul saat peluang yang ada tak sebesar
yang diperkirakan. Mereka kemudian bercerita tentang kehidupan yang mereka jalani di Jakarta.
Sudah 15 tahun lebih mereka di sana. Tinggal dirumah kontrakan dan berprofesi sebagai
pedagang. Setiap akhir bulan mereka sisihkan sebagian hasil kerja yang tidak terlalu besar untuk
dikirim ke kampung.

Mereka mengaku setelah sekian tahun sudah bisa memperbaiki rumah dan membelikan motor
anaknya. Subhanalloh, kejengkelan yang muncul saat bus mogok tiba-tiba hilang.Sungguh
karunia yang indah mengenal mereka. Mereka ini pekerja keras, yang mewujudkan impian
dengan berusaha sedikit demi sedikit. Mereka mengajari untuk bertahan hidup dengan bekerja
keras.

Dan memulai segalanya dari bawah. Mereka adalah bukti nyata bahwa perjuangan itu dibutuhkan
untuk meraih sesuatu yang menjadi dambaan. Butuh perjuangan di setiap masa. Dan saat ini
mereka lah yang mungkin jadi tokoh utamanya. Maha suci Alloh dari segala kekurangan. Dan
Maha Besar Ia yang menyebarkan karunia di bumi untuk segenap manusia. Jam menunjukkan
angka 11.30 malam saat mesin bisa dihidupkan lagi. Para penumpang segera naik.
* kepada orang yang mengajarkan perjuangan dan kegigihan dalam da’wah dan kehidupan,
semoga Alloh mencintai saudara semua.

yupik astuti <najwasaja@yahoo.com>

Informasi Yang Benar

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, tidak mudah orang bisa menyampaikan
informasi yang benar walaupun niatnya baik karena orang mudah lupa dan keterbatasan
mengingat, apalagi orang yang sudah berniat buruk yang mengemas kepentingan nafsu,
kepentingan pribadinya.

Mulai saat ini kita harus semakin terampil, setiap kita mendengar informasi apalagi yang
berkaitan dengan mengambil sebuah keputusan. “Dengarkan dengan baik”?, simak, kalau perlu
rekam, sehingga kita punya data yang akurat.

Tahap selanjutnya, biasakan untuk cek dan ricek jangan sampai kita mengambil keputusan
hanya karena informasi yang sepihak, hanya karena orang-orang yang tidak kredibel dan kita
akan melakukan tindakan yang akan merugikan orang lain.

Agama kita menganjurkan untuk tabayun, jangan sampai kita menimpakan musibah kepada satu
kaum yang tidak kita ketahui kebenarannya dan yang tidak kalah pentingnya selalu bertawakkal
kepada Allah.

Karena Allah-lah asal semua kebenaran, Allah Maha Mendengar setiap apapun yang dikatakan,
Allah Maha Tahu setiap informasi yang disebarkan. Barangsiapa yang mendengarkan dengan
baik kroscek dengan seksama, kemudian kita bertawakkal kepada Allah, berlindung kepada
Allah, agar kita selalu bisa mengambil keputusan dari sumber informasi yang benar yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan niat yang benar.

Kita harus terbiasa menyampaikan informasi yang benar, informasi yang bisa
dipertanggungjawabkan agar tidak tersebar fitnah yang berasal dari mulut kita, semoga Allah
Yang Maha Agung memelihara lisan kita, memelihara kemampun kita menerima informasi.
Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com**

Menakar Mutu Iman

Oleh KH Abdullah Gymnastiar


ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala
aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, bagaimanakah cara mengetahui mutu
iman yang saat ini bersemayam di dalam qalbu?

Ketika sang iman mekar merekah di dalam dada, dan kita merasakan sekali kehadirannya, maka
ia nikmat ilahiyah yang kenikmatannya teramat sulit untuk diukur dengan apapun benda-benda
duniawi yang bisa menghadirkan rasa nikmat itu sendiri.

Iman adalah hakikatnya nuur ilahi. Suatu cahaya diatas cahaya, yang sekiranya menyemburat di
dalam qalbu, Subhanallah, dunia dengan segala isinya, dengan segala pernik keindahan yang
menyertainya, sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keindahan, kelezatan,
kenikmatan iman itu sendiri

Betapa tidak! "Andai nuur keyakinan itu telah menerangi hatimu." Demikian tulis Imam Ibnu
Atho’ilah dalam kitabnya, Al-Hikam, " niscaya engkau dapat melihat akhirat itu lebih dekat
kepadamu sebelum engkau melangkahkan kaki kearahnya. Mata hati yang telah terang
benderang bermandikan cahaya iman, akan cenderung melihat kampung akhirat yang kekal
ketimbang kampung dunia yang hanya berselimutkan fatamorgana.

Bahkan jauh melebihi nikmatnya surga Jannatun naim yang telah dijanjikan-Nya sebagai
jaminan pahala bagi siapa pun dari hamba-hamba-Nya yang qalbunya bersemburatkan cahaya
iman. Allahu Akbar! Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com***

Agar Terhindar dari Rasa takut

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, semoga Allah melindungi kita dari
kemurungan, kepedihan yang membuat hidup ini tidak ternikmati.

Ada juga yang harus kita mintakan kepada Allah, supaya kita tidak lemah dan tidak malas.
Karena berapa banyak nikmat yang Allah berikan, tidak dapat kita jemput, akibat kelemahan dan
kemalasan. Dan kita pun, harus berlindung kepada Allah dari rasa ketakutan, dan juga kekikiran.

Karena ternyata, hidup tidak akan ternikmati. Jikalau, tercekam takut dan hidup pun akan terhina,
kalau kita dikenal sebagai orang yang kikir, dan takut miskin.

Dan tak kalah pentingnya kita pun harus minta kepada Allah, supaya terbebas dari lilitan hutang
piutang, yang membuat perkataan kita mudah berdusta, yang membuat janji mudah tidak di
tepati, yang membuat hidup ini semakin sempit.
Apalagi, bila hutang akan menimbulkan kekerasan dari orang-lain. Ada do’a. yang dipanjatkan
Rasulullah, untuk mengatasi kemurungan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, ketakutan,
kekikiran, paksaan, dan hutang piutang. Yaitu :

Allahuma inni a’uudzu bika minal hammi wal hazani, wa a’uudzu bika minal ajzi wa kasali,
jubni wa a’uudzu bika minal wa bukhli wa a’uudzu bika min ghalabatiddaini wa qahrirrijal
(Do’a Rasulullah).

Artinya,“Ya Allah Aku berlindung kepada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung
pada-Mu dari kemalasan, dan dari ketakutan dan kekikiran aku berlindung pada-Mu dari tekanan
hutang dan paksaan orang lain. Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com***

Menjadi Hamba Allah Yang Amanah

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman. Mungkin kita akan terpesona, jikalau ada
seorang ibu, yang rezekinya tidak seberapa, namun begitu bertanggungjawab kepada anak-
anaknya. Kita pun sering terpana kepada seorang guru di desa, yang rela naik turun bukit hanya
untuk mengajar murid-murid yang diamanahkan kepada dirinya padahal gajinya tidak seberapa.
Kita sering terkesan kepada seorang dokter yang mau menyembuhkan pasien, walaupun
pasiennya papa.

Kagum rasanya, jika kita melihat orang-orang yang bertanggung jawab, penuh pesona, dan
penuh kemuliaan seperti itu. Memang inilah salah satu hal yang paling penting diajarkan dalam
Islam, yakni menjadi seorang hamba Allah yang amanah.

Untuk itu, marilah kita bertekad, apapun yang diamanahkan Allah kepada diri kita, baik itu berupa
akal, ilmu keluarga, lingkungan, ataupun usaha kita, semuanya adalah amanah. Jikalau kita bisa
mempertangungjawabkannya dengan sungguh-sungguh, mudah-mudahan Allah pun
memberikan amanah yang lebih bermanfaat yang bisa kita pikul. Yang bisa membangun
kemuliaan, tidak hanya bagi diri kita tapi juga bagi lingkungannya.

Percayalah, kita tidak akan rugi menjadi seorang yang bertanggungjawab. Kemuliaan,
kesuksesan dunia akhirat memang hanya diberikan oleh Allah bagi hamba-hambanya yang hidup
penuh dengan amanah dan penuh dengan rasa tanggungjawab. Wallahu'alam (and/yna) ©
2003 http://www.manajemenqolbu.com***

Kokoh dan Indahnya Silaturahmi

Oleh KH Abdullah Gymnastiar


ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala
aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, dengan bulan Ramadhan 1424 H yang
penuh dengan hikmah, marilah kita jalani kehidupan kembali ke fitrah kita, sebagai insan Allah
SWT. Dengan semangat yang baru pada Hari Raya Idul Fitri terutama diawali dengan

Pertama, Meningkatkan Silaturahmi

Hikmah dari sikap Nabi Muhammad selalu berbeda jalan ketika berangkat dan pulang dari masjid
adalah karena beliau setiap waktu ingin selalu memperbanyak silaturahmi dengan umatnya.
Artinya kitapun harus memiliki budaya yang sama yaitu upayakan memiliki jadwal dan cara
khusus untuk bersilaturahmi dengan sebanyak mungkin kalangan, baik yang sudah dikenal
ataupun yang belum. Baik yang akrab maupun yang tak menyukai kita.

Andai saja kita tahu kedahsyatan manfaat silaturahmi, niscaya sepanjang waktu ini rasanya ingin
selalu bersilaturahmi. Setidaknya silaturahmi yang baik akan menambah saudara baru dan
mempereratnya, menambah wawasan dan ilmu serta semakin menambah kekuatan bagi
ukhuwah kita. Sering sekali terjadi salah paham karena lemahnya komunikasi akibat jarangnya
bersilahturami. Pendek kata silahturami yang teratur dan terprogram dengan baik adalah bagian
kunci suksesnya ukhuwah kita ini.

Kedua, Kirimlah Hadiah

Nabi Muhammad Saw, sudah mengisyaratkan bahwa berkiriman itu akan menambah rasa
sayang dan memang kenyataannyapun demikian. Bila ada yang berkirim sesuatu yang
bermanfaat bagi kita, pada umumnya akan senang hati dan merasa hutang budi, cenderung lebih
memaafkan dan mempererat hubungan.

Oleh karena itu, kita harus memiliki program pengadaan dana untuk hadiah kepada orang tua,
tetangga, kawan dekat, dan siapapun yang kita harapkan dapat bersinergi dalam ukhuwah ini.
Tentu saja semuanya ini harus sangat terjaga, keikhlasannya. Biasakanlah setiap kali memiliki
makanan, tetanggapun ikut menikmatinya. Jauh sangat lebih baik kita makan hanya separuh dari
makanan sendiri dan sebagian yang lain dinikmati saudara seiman lainnya dari pada kenyang
sendiri dan orang lain tak mendapatkan apapun.

Ketiga, Jauhi Perdebatan walaupun Benar

Jujur saja sebetulnya perdebatan yang banyak terjadi tampaknya bukan sedang mencari
kebenaran tapi lebih dekat kepada mencari kemenangan pendapatnya sendiri, hal ini tampak dari
cara dan bentuk percakapannya yang lebih menjurus pada berbantah-bantahan secara emosi,
kata yang saling menyerang dan bau permusuhan saling menyudutkan, jauh dari cara kajian
ilmiah yang penuh etika.

Maka sekiranya kita ada dalam situasi yang tak sehat ini menghindar dari berdebat bukanlah
suatu tindakan menghindar dari kebenaran, melainkan menghindar dari peluang bangkit dan
berkobarnya suasana permusuhan, berpalinglah dan carilah topik bahasan yang lebih
mempersatukan.

Tentu saja bukan tidak boleh mengadakan diskusi pemecahan masalah, namun harus didasari
kesiapan mental yang baik, kesiapan ilmu yang memadai, dan kesiapan mendengar serta
berbicara yang baik pula, Insya Allah akan datang petunjuk Allah dalam mecari kebenaran.
Keempat, Selalu Berusaha Mendahului Menegur, Mengucapkan Salam, Berjabat Tangan
Dengan Ramah Dan Tulus.

Dengan kata lain, praktekkan lima (5) S senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Insya Allah
interaksi kita kepada siapapun akan jauh lebih bermakna jikalau wajah kita senantiasa diliputi
senyuman, sapa penuh kelembutan, dan akhlak yang penuh kerendahan hati akan memikat
setiap orang yang kita jumpai. Alangkah indahnya wajah yang jernih, ceria, senyum yang tulus
dan ikhlas, membahagiakan siapapun.

Betapa nyamannya suasana saat salam hangat ditebar, saling mendo’akan, menyapa dengan
ramah, lembut dan penuh perhatian. Alangkah agungnya pribadi kita, jika penampilan kita selalu
sopan dengan siapapun dan dalam kondisi bagaimanapun. Betapa nikmatnya dipandang, jika
pribadi kita santun, mau mendahulukan orang lain, rela mengalah dan memberikan haknya,
lapang dada, pemaaf yang tulus, dan ingin membalas keburukan dengan kebaikan serta
kemulian. Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com***

Hikmah Ibadah Shalat

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, Allah Azza wa Jalla menciptakan kita
dengan perangkat yang memadai untuk bisa menjalani hidup ini dengan baik. Diantara karunia
Allah ciptakan untuk mendampingi kehidupan kita di dunia ini adalah perintah melaksanakan
kegiatan ibadah ritual, shalat diantaranya. Sudah seharusnya, ritual shalat yang kita lakukan
dapat efektif membuat diri ini semakin indah, semakin mempesona, dan semakin tertata dengan
baik.

Sebab, apalah artinya shalat kalau sesudah shalat perilakunya tidak terwarnai oleh isi shalat?!
Apalah artinya ruku dan sujud kalau shalat tiada merubah apapun pada diri kita?! Sesungguhnya
shalat bukan hanya gerakan badan atau komat kamit mengucapkan sesuatu dalam bahasa arab,
atau bukan pula sekedar gerakan yang diawali dengan membasuh anggota tubuh oleh air lalu
diakhiri dengan kepala menengok ke kanan dan kekiri. Kalau pengetahuan kita tentang shalat
cuma itu, terlampau sederhana. Shalat adalah saran latihan, sarana pendekatan, sarana
komunikasi bathin kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Sahabat-sahabat, sungguh begitu dahsyatnya fungsi shalat, yang kalau kita dapat memahaminya
akan efektif mewarnai perilaku hidup kita ini. Oleh karenanya, kita tidak bisa mengukur
kekhusuan shalat seseorang dengan gerak-geriknya ketika shalat. Tapi kita bisa mengukur
kekhusuan shalat seseorang dengan perilakunya sesudah shalat. Sebagaimana kita tidak dapat
mengukur kemabruran seseorang dalam berhaji dengan seringnya berangkat ke Mekkah, pergi
thawaf, tapi kita bisa mengukur kemabruran seseorang dalam berhaji dengan melihat bagaimana
dampaknya sesudah dia pulang dari Makkah sana.

Sebenarnya, kalau kita berani memperhatikan shalat-shalat yang kita lakukan, hati kecil ini
sepertinya akan berbisik, apakah shalat yang dilakukan tiap hari lima kali telah berhasil mewarnai
diri ini atau belum? Ternyata untuk bersujud kepada Allah, untuk menikmati indahnya shalat,
awal mulanya terletak pada kegiatan berwudhu.

Subhanallah, hampir dapat dipastikan bahwa kita tidak akan berani melakukan shalat tanpa
wudhu. Bahkan ketika sudah berwudhu pun, sudah enak duduk di dalam masjid, tapi bila tiba-tiba
buang angin, hampir dapat dipastikan kita akan kembail mengambil air wudhu, walau harus
dengan susah payah ke tempat yang jauh dari masjid atau harus antri berlama-lama dan
berdesakan di tempat wudhu, bahkan walau harus mengigil menahan dinginnya air di waktu
pagi,.semua ini dilakukan karena motivasi untuk mensucikan diri sebelum menunaikan ibadah
shalat.

Sungguh Allah tiada memerintahkan ini dengan sia-sia, ada banyak hikmah dari perintah wudhu
ini. Camkalah bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Bersih dan Maha Suci. Kekotoran dan
ketidaksempurnaan adalah sifat yang sangat mustahil bagi-Nya.

Adapun saat shalat adalah saat kita bercakap-cakap begitu dekat dengan-Nya, seakan-akan
muka berhadapan muka, jadi bagaimana mungkin kita menghadap Dzat yang Maha Bersih,
Maha Suci, dan Maha sempurna dengan kekotoran diri ini? Untuk menghadap Dzat yang Maha
Bersih, haruslah kita juga dalam kondisi bersih. Seperti Firman Nya dalam (QS. Al-Baqarah
(2):222) “Sesunggunya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri”.

Subhanallah, maka sudah seharusnya logika kita mengatakan bahwa orang-orang yang akan
akrab dengan Allah adalah jika dia akrab dengan kebersihan, bersih tangannya, bersih wajahnya,
bersih kakinya, bersih batinnya, dan lain sebagainya. Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

Menapaki Derajat Ramadhan 2

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, hawa nafsu itu memang dapat dibaratkan
seekor kuda. Kuda sangat tergantung pada pengendalinya. Karenya, kuda yang terlatih dan jinak
dapat memberi manfaat bagi penggunanya.

Diperintah apa saja ia dapat menurutinya. Sebaliknya, bila kuda itu liar dan binal, tak mustahil
akan banyak membawa mudharat bagi pemiliknya. Ketika dinaiki, ia akan langsung meloncat-
loncat tak terkendali, sehingga ia bisa jadi si penunggang akan terlempar ke tanah dan dinjak-
injak sang kuda. Demikianlah halnya dengan hawa nafsu.

Memang, hawa nafsu adalah perangkat lunak (software) yang dibuat demikian rupa oleh Allah
untuk melengkapi kebahagiaan kita di dunia ini. Sepanjang hawa nafsu itu tunduk takluk kepada
kita, maka tentulah ia tak perlu dibunuh, kita tidak akan bisa merasakan kelezatan dunia ini.

Hawa nafsu makan itu tetap penting karena dengan makanlah kita dapat memenuhi hak tubuh,
sehingga menjadi sehat dan kuat untuk melaksanakan ibadah. Nafsu syahwat tetaplah perlu
karena dengan nafsu syahwat kita bisa mendapatkan keturunan. Nafsu amarah pun tak bisa
dikesampingkan karena jihad fi sabilillah tanpa disertai nafsu amarah tidak mungkin akan
melahirkan semangat bertempur. Pendek kata, semua jenis hawa nafsu itu penting selama hawa
nafsu itu takluk kepada kita!

Kuda hawa nafsu kita selama diluar bulan Ramadhan mempunyai dua pelatih, yakni kita sendiri
dengan taufik dari Allah dan syetan terkutuk yang memang telah bertekad untuk menyesatkan
semua anak Adam.

Karena sangat cerdiknya sang syetan, ia mampu memanfaatkan setiap keinginan hawa nafsu
kita seingga cocok dengan keinginan syetan. Karenanya, janganlah aneh kalau pada bulan
Ramadhan di mana syetan telah diikat untuk tidak menggoda manusia selama bulan itu – kok
masih ada yang mencuri, berzina, korupsi, berlaku zhalim kepada yang lemah, dan aneka
perbuatan munkar lainnya. Mengapa demikian? Karena, walaupun "sang pelatih" telah diikat,
tetapi karena "sang murid" (manusia) sudah terlatih, maka lancarlah aneka perilaku maksiat itu
diperbuat.

Dengan demikian, jika kita ingin melihat wujud syetan dari jenis manusia yang sesungguhnya,
maka lihatlah manusia-manusia yang tetap gemar berbuat jahat dan zhalim, baik berupa menipu,
berjudi, berzina, mencuri, merampas hak orang lain, dan sebagainya, walaupun saat manusia
lainnya tengah khusuk menjalankan ibadah shiyam ramadhan.

Oleh karena itu, ketika syetan terbelenggu selama bulan Ramadhan ini, maka inilah kesempatan
terbaik bagi kita untuk menjadi single fighter dan pelatih tunggal atas kuda hawa nafsu kita
sendiri. Pada saaat ini tidak ada yang membisikinya, kecuali diri kita sendiri. Kalaulah sukses
masa pelatihan ini, maka Insya Allah sehabis Ramadhan nanti kita memiliki kuda hawa nafsu
yang hanya tunduk takluk dan menurut kepada kita, tidak akan lagi tergoda oleh berbagai
bisikkan "sang pelatih" lain, yaitu syetan.

Sahabat, marilah kita lakukan riyadhah, berlatihlah sedikit demi sedikit, setahap demi setahap,
sehingga kita mampu meniti dan menapaki Ramadhan ini menuju derajat kekasih Allah. Jaga
baik-baik shaum kita dari segala sesuata yang dapat membatalkan secara syari’at. Tahan dan
kendalikan seluruh gerak anggota tubuh kita dari perilaku maksiat sekecil apapun, sehingga
shaum kita menjadi berisi limpahan pahala dari Allah.

Dan bila kedua tingkatan ini sudah bisa kita daki, maka selanjutnya jagalah hati dari goresan niat
dan tujuan sekecil apapun yang dapat memalingkannya dari wajah Allah. Hujamkan dalam-dalam
ibadah shaum kita ke dalam lubuk hati yang paling dalam, sehingga dari dalammya tersemburat
kristal-kristal cahaya yang dapat menjadi penerang ke mana dan kapan pun kita melangkah.
Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

Menapaki Derajat Ramadhan

Oleh KH Abdullah Gymnastiar


ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala
aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, menapaki hari demi hari, dari bulan yang
paling utama di antara segala bulan ini, ternyata kita tidak semata-mata sedang menjalani suatu
kewajiban dari Allah Azza wa Jalla.

Akan tetapi, pada hakekatnya kita tengah menapaki nikmat demi nikmat, berkah demi berkah,
pahala demi pahala, serta ampunan demi ampunan daripada-Nya. Sementara di akhirat kelak
Allah telah menyediakan karunia yang lebih besar lagi, yakni surga jannatu na’im, dengan pintu
Ar- Rayyan-nya yang terbuka lebar-lebar, yang hanya diperuntukkan bagi si ahli shaum.

Rasulullah SAW bersabda, " Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Semua amal anak Adam dapat
dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali shaum. Sesungguhnya shaum itu semata-mata
untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. " (HR. Bukhari-Muslim)

"Sesungguhnya di surga itu ada pintu Ar Rayyan, tempat masuknya orang-orang yang shaum
pada hari kiamat. Tidak dapat masuk dari pintu itu, kecuali orang-orang yang shaum. Penjaganya
bertanya, ‘Di mana orang-orang yang shaum? Tidak dapat memasukinya, kecuali mereka saja.’
Dan jika mereka telah memasukinya, maka ditutuplah (pintu itu) dan tidak seorang pun yang bisa
memasukinya," (HR. Bukhari-Muslim)

Tidak bisa tidak, limpahan karunia yang tiada terhingga ini memang Allah janjikan – dan pasti
akan ditepatinya – bagi siapa saja yang memahami hakikat shiyamu Ramadhan. Yakni, tidak
hanya menahan lapar dan dahaga, serta nafsu syahwat belaka, semenjak terbit Fajar hingga
terbenam matahari. Melaikan, jauh lebih dalam lagi daripada itu. Sekali lagi, jauh lebih dalam lagi
daripada itu!

Imam Al Ghazali pernah mengelompokkan shaum ke dalam tiga tingkatan. Pertama, shaum
umum, yakni shaum-nya orang awam, yang hanya sebatas menhan diri dari lapar, dahaga, dan
nafsu syahwat.

Kedua, shaum khusus. Bagi ahli shaum jenis ini saat memasuki bulan Ramadhan, bukanlah
sekedar menahan diri dari makan, minum, nafsu syahwat, beserta perkara-perkara lainnya yang
dapat membatalkan shaum dari sudut syari’ah atau hukum belaka karena semua itu toh hanyua
soal sah dan tidaknya suatu ibadah shaum. Lebih daripada itu, ia sudah sampa pada keyakinan
bahwa perkara sah atau tidaknya shaum itu tergantung dari sejauh mana shaum-nya mata,
telingga lisan, dan seluruh gerak anggota tubuh yang lainnya. Biasanya shaum seperti inilah
yang dapat membuahkan kebaikan yang lebih sepurna seusai Ramadhan.

Ketiga, shaum khususil khusus. Pada tingkatan ini shaum bukan hanya perkara menhan
pandangan, pendengaran, menjaga lidah, dan yang lainnya, melainkan shaum hati dari segala
sesuatu selain Allah. Tiada gerakan tangan, mata, lidah, dan apa saja dari jasad ini, kecuali
seluruhnya shaum dari sesuatu selain Dia, tidak ada sedikit pun celah dihatinya yang
menginginkan sesuatu selain Allah. Segalanya murni dan total lillahi ta’ala! Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

Kepompong Ramadhan 2

Oleh KH Abdullah Gymnastiar


ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala
aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, telinga mesti kita jaga, agar sanggup
shaum dari pendengaran yang sia-sia, musik-musik maksiat, obrolan sia-sia atau mendengar aib-
aib orang lain. Karena, setiap kali kita mendengarkan sesuatu, pastilah menghabiskan waktu,
sedangkan waktu adalah modal utama hidup kita. Apalagi waktu pada bulan ramadhan amatlah
terbatas. Belum tentu kita masih hidup pada ramadhan tahun berikutnya.

Jadi, pendengaran ini hanya akan kita pergunakan untuk mendengarkan sesuatu yang akan
menjadi bekal kepulangan kita ke akhirat kelak. Kita didik agar telingga kita selalu merasa
senang dan nikmat mendengarkan ayat-ayat Allah atau taushiyah- taushiyah yang mengajak
kejalan-Nya. Kalaupun kita menyukai lagu-lagu, maka yang kita nikmati lagu-lagu (nasyid) yang
Islami, yang menyentuh relung-relung imani kita.

Bagaimana dengan mulut? Mulut, dalam "kegiatan" sehari-harinya, ternyata selalu berpasangan
dengan telinga. Karena-Nya hendaknya kita lebih berhati-hati lagi menjaga "kerja sama" antara
keduanya. Ketahuilah, bahwa apa yang haram didengarkan, haram pula dikatakan. Hendaknya
lisan kita shaum dari segala ucapan yang tidak mendatangkan pahala.

Jagalah sekuat-kuatnya agar tidak sampai banyak berbicara yang tidak perlu, berdusta marah,
menceritakan aib orang lin (ghibah), bersumpah palsu, ataupun percakapan yang sia-sia.
Biasakanlah berbincang-bincang dengan orang yang shaleh atau ulama, sehingga kata-katanya
akan membuat kita pun kebahagian pahala walaupun hanya sekedar mendengarkannya.

Kerapkan lisan ini dengan membaca Al quran karena membacanya satu ayat saja pada bulan ini
pahalanya sama dengan satu kali khatam Al Quran. Pokoknya, usahakanlah lisan kita selalu
basah dengan segala yang baik-baik serta mendzikirkan asma Allah.

Demikian juga kaki dan tangan kita. Hendaknya kaki ini senantiasa kita jaga dan pelihara dari
langkah-langkah menuju tempat yang sia-sia ataupun maksiat. Setiap kali terbersit kehendak
untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang tidak diridhai-Nya, segera belokkan dengan
sekuat tenaga agar mau mengunjungi majlis-majlis ta’lim dan masjid-masjid, menolong saudara-
saudara seiman, ataupun pergi ke tempat-tempat yang mendatangkan pahala.

Sementara itu, kedua tangan kita hendaknya tidak digunakan untuk menganiaya atau
mendatangkan kerugian bagi orang lain. Hendaknya tangan ini senantiasa digunakan untuk
membantu dan meringankan beban sesama. Dalam khutbahnya menyambut bulan Ramadhan,
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meringankan beban yang dimiliki tangan kanannya
(pegawai/pembantu) maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari kiamat." (Baca
Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan, (QS.) No. 048/Thn. II). Jadi, gunakanlah tangan ini
sebagai penyelamat diri kita di yaumil akhir kelak.

Sahabat, apapun yang paling utama harus kita jaga dalam bulan yang sarat barakah ini adalah
akhlaq. Karena, "Barangsiapa membaguskan akhlaqnya pada bulan Ramadhan, maka Allah
akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirat di mana banyak kaki-kaki tergelincir," demikian
sabda Rasulullah.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang telah menempatkan kita sebagai tetamu Allah. Sebagai tuan
rumah, Allah tahu persis bagaimana memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapi,
Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik bila kita mempunyai adab dan akhlaq sesuai
dengan keinginan-Nya.

Bagaimana cara beradab dan berakhlaq di hadapan-Nya? Yakni, dengan shaum yang
sesempurna mungkin. Tidak hanya menahan lapar dan dahaga belaka, tetapi juga di sertai
dengan shaum-nya seluruh anggota tubuh. Sekali kita mengabaikan semua ini, maka "Banyak
orang yang melaksanakan ibadah shaum, namun hanya mendapatkan lapar dan dahaganya
saja," sabda Rasul.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlaq kita sebagai tetamu Allah. Karena
tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang kita jalani dalam hidup
kita. Janganlah sampai disia-siakan.

Mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan inayah-Nya, sehingga setelah "kepompong"


Ramadhan ini kita masuki, kita kembali kekefitrian bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana
seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona.
Amiin! Wallahu'alam

(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

Kepompong Ramadhan

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, saudaraku yang budiman, pernahkah sahabat melihat seekor ulat
bulu? Bagi kebanyakan orang binatang melata ini tampak menjijikkan, bahkan menakutkan.

Namun, masa hidup ulat ternyata tidak lama karena ia akan masuk ke dalam kepompong, lalu
beberapa hari setelah itu ia pun keluar dan menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang indah.
Siapa yang tidak menyukai bentuk dan penampilan kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka
hiasan alami? Sebagian orang mencari dan mengoleksinya baik sebagai hoby (hiasan) ataupun
untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Semua ini menandakan, betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla mengubah segala
sesuatu. Dari sesuatu yang menjijikan, buruk, dan tidak disukai menjadi sesuatu yang indah dan
membuat orang senang memandangnya, melalui suatu proses perubahan (dalam hal ini kupu-
kupu tersebut berupa proses metamorposa) yang suadah diatur dan ditentukan aturannya oleh
Allah. Baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) ataupu hukum yang telah
disyariatkan kepada manusia (Al Quran dan Al hadits).

Demikian pula bila kita masuk ke dalam “kepompong” Ramadhan. Jikalau segala aktivitas kita
cocok dengan ketentuan-ketentuan “metamorposa” dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil
yang mencengangkan, yakni menjadi manusia yang berderajat muttaqin, yang memiliki akhlaq
yang indah dan mempesona.

Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar meguasai hawa nafsu. Allah
berfirman, “ Dan adapun orang-orang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An Naazi’aat
(79):40-41)”. Jelaslah, salah satu kunci surga adalah kesanggupan menahan diri dari hawa nafsu
yang tidak diridhai Allah.

" Semua amal anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali Shaum. Maka,
sesungguhnya shaum itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan
membalasnya. (Hadist Riwayat Bukhari-Muslim) "
Memang, selama ini kita mengalami kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu karena ada
“pelatih” lain yang ikut membina hawa nafsu ke arah yang tidak diridhai Allah. Dialah syetan
la’naktullah alaih, yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita karena memang hanya itulah
tugasnya. Apalagi syetan memiliki dimensi yang sama dengan hawa nafsu; keduanya sama-
sama tidak terlihat.

Sesunguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu) karena
sesungguhnya syetan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala,” demikian firman Allah. ( QS. Faathir (35):6).

Akan tetapi, kita bersyukur pada bulan ini Allah mengikat erat syetan terkutuk, sehingga kita
diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa berlatih dan mengendalikan hawa nafsu. Karenanya,
kesempatan ini tidak boleh kita sia-siakan.

Segala aspek hawa nafsu harus kita kendalikan dengan sekuat-kuatnya agar ketika syetan
dilepas kembali, hawa nafsu itu telah tunduk kepada kita. Dengan demikian, hidup kita pun hanya
sepenuhnya dijalani dengan hawa nafsu yang diridhai-Nya. Inilah pangkal kebahagiaan dunia.

Bila sudah demikian, maka shaum pun hendaknya kita tingkatkan. Tidak hanya menahan hawa
nafsu perut dan seksual saja, tetapi semua anggota badan kita lainnya.Mata harus kita latih agar
shaum dari segala sesuatu yang diharamkan. Karena, hawa nafsu mata selalu ingin melihat yang
indah-indah, termasuk yang diharamkan Allah.

Selama Ramadhan kita didik mata ini agar dapat berpaling dari segala yang dilarang agama.
Sebaliknya, kita latih agar selalu senang membaca Al Quran, mengkaji buku-buku agama, serta
memandang hal-hal yang dapat mengingatkan akan kebesaran Allah. Wallahu'alam
(and/fyqn/yna) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

Sabar

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

A’udzubillahi minasyaitoonirrojim Wa la nabluwannakum bi syai-im minal khaufi wal juu’I wa


naqshim minal amwaali wal anfusi wats tsamaraati wa basysyirish shaabiriin. Al ladziina idzaa
ashaabat-hum mushiibatun qaaluu innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Ulaa-ika ‘alaihim
shalawaatum mir rabihim wa rahmatuw wa ulaa-ika humul muhtaduun.

Artinya : Dan sungguh akan Kami Berikan Cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita yang gembira
kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan,.innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapatkan
keberkatan yang sempurna dan Rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
QS. Al-Baqarah (2):155-157)
ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala
aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku Yang budiman, Allah Yang Maha Agung akan
mempergilirkan dalam kehidupan kita dengan berbagai masalah berupa dicekam rasa takut,
lapar, kekurangan makanan dan buah-buahan, akan tetapi Allah menjanjikan orang-orang yang
sabar.

Siapa orang sabar ?. yaitu orang yang ketika dihantam musibah dengan penuh keyakinan dia
mengatakan inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun. Kami adalah milik Allah segala urusan kembali
kepada Allah. Logika sederhana, ketika tukang parkir diambil mobil oleh pemiliknya dia tidak
kecewa, mengapa?

Karena dia merasa tidak memiliki, hanya merasa tertitipi, semuanya hanyalah titipan Allah kita
tidak punya apapun. Kita hanya sekedar makhluk ciptaan Allah yang hidup sebentar dan tidak
lama kita akan mati.

Kita tidak boleh merasa memiliki semua ini, kecuali hanya tertitipi, oleh karena itu, kalau sakit
tubuh ini milik Allah. Allah munguji kita dengan sakit sebagai bahan evaluasi diri, bahan untuk
bertaubat, ladang amal silahturrahmi dengan dokter berapapun biaya yang kita keluarkan untuk
membayar dokter, itu adalah rizki milik Allah, walaupun habis harta kita membayar, tetapi
semuanya hanya titipan Allah.

Anak, misalkan ada anak yang memiliki kekurangan, cacat dan sebagainya. Anak bukan milik
kita, anak adalah titipan Allah. Kita tidak usah minder dengan keterbatasannya dan jangan
sombong oleh kelebihannya semuanya hanya titipan Allah, semua ada waktunya, semua ada
ajalnya.

Lampu suatu saat akan mati, pecah, atau rusak karena memang hanya titipan, sikapilah dengan
sikap yang paling mulia. Sabar, sabar bukan pasrah, sabar bukan lemah, sabar bukan pasif,
sabar adalah keterampilan seseorang merespon kejadian apapun dengan sikap terbaik yang di
sukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sauadarku yang budiman dibulan Ramadhan yang penuh barakah adalah latihan kesabaran.
Sabar menahan pandangan, sabar dari perkataan yang sia-sia dan maksiat, sabar menahan
lapar, sabar dari mengendalikan nafsu.

Insya Allah 30 hari kita berlatih bersabar semoga di akhir Ramadhan ini kita akan menjadi pribadi
yang indah, karena keindahan seseorang adalah dengan kesabarannya. Wallahu'alam
(and/fyqn) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com***

Adil

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, sebuah musibah jikalau disikapi dengan
bijak malah bisa menjadi bagian ilmu, bagian amal ataupun bagian rezeki. Satu yang paling
penting dalam hidup seperti yang diisyaratkan dalam Al-Q’uran ….i’ diluu huwa aqrabu lit
taqwaa… yang artinya berlaku adillah, karena adil lebih mendekatkan kepada taqwa…
(Q.S : Al-Maidah/5 : 8)

Saudaraku, agar kita menjadi seorang adil, yang harus kita lakukan jangan mendahulukan emosi
di dalam menghadapi masalah. Hadapi masalah dengan kepala dingin, lalu kumpulkan informasi
yang adil, kumpulkan informasi dengan lengkap, dan jadikan rujukan terpenting adalah, apa yang
disukai Allah, apa yang diridhloi Allah bukan apa yang disukai oleh nafsu kita.

Mudah-mudahan setiap masalah yang kita hadapi, kalau kita sikapi dengan adil, maka masalah
akan menambah kemuliaan bagi kita, menjadi ilmu, menjadi amal dan yang utama mengangkat
derajat dunia dan akhirat kita. Wallahu'alam
(and/fyqn) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

Menjaga Pandangan

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, diri kita yang saat ini katakanlah hidup di
zaman modern sungguh amat sulit menjaga pandangan. Berbagai godaan senantiasa kita
hadapi, sebagai contoh ketika kita masuk mobil angkutan umum, campur baur dengan lawan
jenis pun tak dapat dihindarkan.

Bahkan ketika berdiam di rumah saja, menahan pandangan tidak kalah susah nya. Koran,
majalah dan televisi menyuguhkan pemandangan yang sungguh dapat membuat hati tergelincir
karenanya. Tak heran, ibadah kita menjadi sering berantakan. Bacaan Al-Quran kita kering
kerontang. Berdo’a pun sulit sekali khusyu apalagi sampai dapat mengeluarkan air mata.

Syukur atas ni’mat-Nya, dan air mata takut adaikata kita mentaati perintah-Nya. Buat mengerti
ilmu, itupun menjadi sebuah pendakian yang sangat terjal. Mendapatkannya sungguh sulit
sedang hilangnya, mudah sekali.

Memang hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh seorang alim pada muridnya; hai anakku,
sungguh ilmu itu adalah cahaya. Dan ia tidak akan masuk ke dalam hati yang di dalamnya kotor
oleh maksiat.”

Dan pandangan liar, tidak bisa tidak, akan mengikis keadaan Iman yang tumbuh dalam hati
seseorang. Sungguh Iman itu tidak hilang dengan tiba-tiba dan serentak, namun perlahan-
perlahan dan sedikit demi sedikit. Pada kenyataannya pandangan terhadap lawan jenis yang tak
halal, sangat efektif untuk menjadi jalan penyebab hilangya Iman itu.

Dalam QS. An-Nissa : 118, syaitan la’natullah menegaskan komitmennya: “Saya benar-
benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan untuk
saya.” Artinya sebagaimana sebuah riwayat menuturkan bahwa pandangan adalah panah-panah
syaitan, sedang syaitan itu tak menginginkan apapun dari manusia selain keburukan dan
kebinasaan. Maka penjagaan kita terhadapnya adalah salah satu kunci pokok jalan keselamatan.
Maka tatkala saat ini, ketika tak ada tangan Rasulullah yang dapat memalingkan wajah kita dari
memandang perempuan, manakala tiada teguran dari mulut suci beliau yang menyuruh para
wanita berhijab dari melihat laki-laki yang bukan haknya buat dilihat, marilah kita ingat sabda-
sabdanya yang Alhamdulillah, masih terpelihara sampai saat ini.

Yang menyuruh kita bersungguh-sungguh menjaga pandangan dengan lawan jenis, kecuali pada
hal-hal tertentu yaitu pengajaran, jual beli, kedokteran dan persaksian. Senantisalah taburi hati
kita dengan firman-firman Allah yang menjanjikan, bahwa barangsiapa yang menjaga dirinya dari
perbuatan yang Allah haramkan, maka Allah akan mengaruniai kecintaan kepada hamba-Nya itu.

Alhasil andaipun pada awalnya hal ini amat sulit kita lakukan, namun yakinlah bahwa barang
siapa yang bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan Allah, maka Allah akan lebih
bersungguh-sungguh lagi membimbing jalannya. Sebagaiamana firman-Nya melalui
perantaraan pesan pada Rasululah, yang tertera indah pada ayat 127-128 dalam Al- Quran
Surat An-Nahl/16; “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan
dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka
dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan".

Akhir kata sahabat, pandangan kita terjaga dengan baik, akan membuat seorang insan dapat
merasakan manisnya iman dan lezatnya ibadah. Subhanallah Wallahu'alam
(and/fyqn) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

Ketika Kita “Singgah” Sejenak

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Q.S : Al-Ankabuut
(29):64)

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, sebagian orang ternyata terperdaya oleh
keindahan fatamorgana dunia ini. Padahal, semua yang dititipkan Allah kepada kita, baik berupa
otak, tenaga, harta, waktu, dan sebagainya, itu semua sebenarnya bukan untuk kampung dunia
ini, karena ia hanyalah tempat mampir atau singgah sejenak saja.

Dunia tak lebih sekedar tempat transit belaka kendatipun untuk itu Allah Azza wa Jalla pasti
mencukupi kita dengan rizki-Nya. Saudaraku, Allah memampirkan kita kedunia ini seraya tahu
persis akan segala apa yang kita butuhkan, lebih tahu apa yang sebenarnya kita perlukan.

Akan tetapi, sayang sebagian orang tidak mengerti bahwa semua yang dititipkan Allah itu
sebenarnya untuk bekal pulang nanti, sehingga seluruh waktunya habis hanya untuk mengejar-
ngejar segala hal yang bersifat duniawi. Wallahu'alam (and/fyqn) © 2003
http://www.manajemenqolbu.com

Meraih Hidayah Allah


Oleh KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad waala


aalihi washaabihii ajmai'iin, Saudaraku yang budiman, orang yang tidak mendapatkan hidayah
dari Allah, hidup di dunia ini terasa tegang, was-was, cemas, gelisah dan bingung.

Orang yang jauh dari agama, dari Al-Quran apapun yang diberikan Allah kepadanya pasti hanya
akan membuat dirinya hina. Harta, gelar, pangkat, jabatan, atau penampilan yang diberikan
Allah, kalau tidak diiringi ketaatan kepada Allah pasti akan menyiksa. Hidupnya tidak peduli
aturan dan etika.

Tetapi kalau kita mendapat hidayah dari Allah, seperti berjalan terang-benderang. Mantap, tidak
ada ketakutan dan tidak pernah bersedih hati, dia tidak panik dengan dunia ini. Tapi dia akan
merasa galau kalau tidak mampu menyempurnakan apa yang bisa lakukan.

Saudaraku, disamping Istiqamah dalam meraih hidayah dari Allah, kitapun harus tetap
memanjatkan do’a, sehingga langkah awal untuk meraih hidayah ini, adalah dengan terus
mencari ilmu sekuat tenaga. Karena semakin banyak ilmu, maka makin produktif dalam beramal
akan makin bening hati kita. Semoga Allah menjaga kita dari dicabutnya nikmat yang termahal,
yaitu hidayah. Wallahu'alam (and/aep/fyqn) © 2003 http://www.manajemenqolbu.com

.
KEAMANAN KERJA Versus KEAMANAN FINANSIAL

Oleh: Syaifullah Al Falimbanghi *

Alasan terbesar orang mencari keamanan kerja adalah krena hal inilah yang hanya diajarkan
satu-satunya di sekolah dan di rumah. Kita bisa lihat pola hidup kita dari kecil sampai sekarang -
apakah itu sudah bekerja atau masih kuliah – yang diajarkan oleh lingkungan keluarga kita
adalah sekolah yang tinggi, dapat nilai yang bagus dan cari perusahaan yang mempunyai
jaminan keluarga, kesehatan dan tunjangan pensiunnya.

Ini adalah Sistem Sukses Lama (Old System for Succes) dimana formulanya adalah: H x N =
I; H (Hourly wage) x N (No. hours worked) = I (Income) artinya U (Upah perjam) x J (jumlah jam
kerja) = P (Pendapatan)

Maksudnya apa yang kita keluarkan maka itulah yang kita dapat, semakin keras kita bekerja
maka semakin besar pula yang kita peroleh. Sikap yang lebih radikal lagi bahwa kebanyakakan
kita mengikuti pola pekerja 50/50/50/50. Artinya kita bekerja 50 jam seminggu….. 50 minggu
pertahun….selama kurun waktu 50 tahun…. Dam ketika kita pensiun, penghasilan kita cuma
50% dari jumlah yang kita perlukan untuk bisa hidup saat ini.

Sedangkan Sistem Sukses Terbaru yang sekarang sudah mulai banyak orang minati adalah T
(time invested) x E2 (Exponensial Growth) = F (financial freedom) artinya T (waktu yang kita
investasikan untuk melakukan duplikasi sistem sukses) x E2 (Pertumbuhan secara eksponensial)
sama dengan F (kebebasan dari segi keuangan).
Dengan menggunakan sistem baru ini kita bukan hanya memperoleh keamanan dari sisis
finansial bahkan kita bisa mencapai yang disebut Kebebasan Finansial. Pola ini jarang sekali kita
terima baik itu di rumah atau pun di sekolah karena pola ini hanya diajarkan oleh orang-orang
kaya kepada anak-anaknya secara turun-temurun samapai akhirnya di publikasikan oleh Robert
Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad.

Mengapa 95% penduduk kita mencari keamanan kerja, karena mereka berpikir jika mereka
bekerja mereka merasa aman sebab ada tunjangan kesehatan, keluarga dan pensiun. Pada hal
posisi mereka itulah yang paling riskan mengapa karena kalau di PHK atau sakit? Penghasilan
hilang seketika !! jadi dengan kata lain fokus 95% masyarakat kita berorientasi untuk
mendapatkan penghasilan sementara.

Walaupun saat ini hanya 5% dari masyarakat kita yang berfokus untuk memperoleh keamaan
finansial (penghasilan tetap), bukan berarti anda-anda tidak memiliki kesempatan tersebut.
Sebab pintu masuk untuk menjadi orang-orang dalam kelompok 5%, pada era Informasi ini
semakin terbuka lebar alas kita jeli melihat hal tersebut. Mengapa demikian sebab banyak lahan
yang menjanjikan kepada kita untuk dapat masuk ke dalam kelompok 5 % atau Kuadran Kanan
(B-I) tapi pada kenyataannya kita ternyata masuk ke Kuadran Kiri (E-S).

Contoh:

Mulai Era tahun 1990 di Indonesia, mulai masuk dan/atau berdirinya Perusahaan MULTI LEVEL
MARKETING/NETWORK MARKETING. Menurut Robert Kiyosaki ini adalah Perusahaan
Bersistem – dari 3 perusahaan bersistem – yang pada tahun 2010 akan tumbuh secara pesat
menyaingi perusahaan bersistem saudara kembarnya WARALABA (FRAICHAISING). Dan juga
seperti yang dikatakan Robert Kiyosaki dalam bukunya Cashflow Quadrant ini termasuk Kuadran
Kanan (B khususnya). Hanya saja jika kita baca lagi di buku beliau Business School, beliau
mengatakan bahwa Ada MLM atau Network Marketing Kuadran S dan da juga MLM atau
Network Marketing Kuadran B.
Perbedaannya sangat sederhana sekali, MLM Kuadran S hanya berfokus pada Pengetahuan
Produk, Kemampuan Menjual, Rancangan Bonus dan Aktif Income. Sedangkan MLM Kuadran B
fokusnya bukan pada produk, bukan pada rancangan bonusnya tetapi pada pengembangan diri
si pelakuknya dan Pasif Income.

Dan jika kita dapat perhatikan antara Rancangan Bonus MLM Kuadran B dan Rancangan Bonus
MLM kuadran S ada perbedaan yang sangat mencolok sekali, yaitu:

Pada Rancangan Bonus MLM Kuadran S untuk sampai level manapun tidak ada pasif income –
walaupun ada royaltinya – artinya walaupun bonusnya dikatakan Rp. 150 juta – sudah lebih dari
belanja pribadi / tutup point - kalau dia tidak tutup point dalam bulan tersebut maka uang Rp.
150 juta tersebut tidak dia peroleh. Ini berarti sifat bonus tersebut adalah aktive income
maksudnya ia harus melakukan aktivitas tertentu untuk mendapatkan bonus tersebut, misalnya
tutup point. Bisnis ini jangankan untuk ditinggal satu tahun, satu bulan saja akan hancur dan tidak
mendatangkan pendapatan.

Sedangkan pada Rancangan Bonus MLM Kuadran B, jika seseorang sudah mencapai tingkat
tertentu, maka ia memperoleh pasif income artinyaia tidak memerlukan aktivitas tertentu untuk
mendapatkan pendapatan, misalnya kerja atau tutup point, maksudnya dia mau belanja ataupun
tidak, pendapatan tersebut akan mengalir terus kepadanya. Bahkan jika ia tinggalkan bisnisnya
selama setahun atau lebih bisnisnya malah berkembang pesat.

Maka itu berhati-hatilah dalam memilih perusahaan MLM atau Network Marketing, selidiki lebih
lanjut tentang segala hal di dalamnya sehingga anda tidak salah pilih masuk pintu. Maunya ke
pintu menuju Kebebasan Finansial malah masuk ke pintu Keamanan Kerja.
* Managing Director Cashflow Education Ltd; Direktur RichDad Community Indonesia; Member
RichDad Community Dunia; Member Cashflow Group New Jersey; Member Millionaier Eagle
Community.

AKTIVE INCOME vs PASSIVE INCOME

Oleh Aries Setyo Priyono*

Inginkah Anda punya banyak waktu untuk membesarkan anak-anak Anda,


punya uang untuk disumbangkan ke lembaga sosial dan proyek yang Anda
dukung, menciptakan lowongan pekerjaan dan membangun stabilitas keuangan
bagi masyarakat, punya waktu dan uang untuk mengurusi kesehatan dan bisa
keliling dunia dalam rangka mensyukuri nikmat Allah SWT dengan keluarga.

Semua hal itu butuh uang, itu sebabnya uang itu penting, tapi sebagian besar dari kita sering
tidak mau menghabiskan hidup hanya dengan bekerja mencari uang. Bagaimana solusinya?
Berbagai metode menghasilkan uang yang berbeda membutuhkan kerangka berpikir yang
berbeda, keterampilan teknis yang berbeda, jalur pendidikan yang berbeda dan jenis orang yang
berbeda. Meski uang dimana-mana sama, cara memperolehnya bisa jauh berbeda.

Mengambil sebuah referensi dari sebuah buku yang dikarang oleh Robert T. Kiyosaki yang
berjudul Rich Dad Poor Dad, menurutnya ada dua jenis uang yang dipandang dari cara
mendapatkannya (istilah ini sering disebut income atau pendapatan) yaitu earning income dan
passive income. Earning income dalam bahasa Indonesia mungkin sulit dicari terjemahannya,
tetapi saya akan menggunakan istilah yang berlawanan dengan passive income yaitu aktive
income.

Aktive income adalah pendapatan yang didapat dari aktivitas kita, tanpa aktivitas itu maka
pendapatan kita akan berhenti. Contohnya, seorang employee (pegawai) mendapat uang dengan
mempunyai pekerjaan dan bekerja untuk orang lain atau sebuah instansi/perusahaan. Selain itu,
orang self-employee (pekerja lepas) mendapat uang dengan bekerja untuk diri sendiri. Contoh riil
dalam kehidupan adalah gaji yang kita terima sebagai pegawai, keuntungan yang kita peroleh
dari transaksi jual beli, pendapatan seorang dokter, desainer, apapun keahlian mereka yang
senantiasa menggunakan jasa mereka.

Sedangkan passive income adalah income yang didapat tanpa kita harus melakukan aktivitas.
Biasanya passive income didapat dari asset yang kita bangun/investasikan sehingga asset itu
menghasilkan passive income untuk kita. Misalnya seorang business owner (pemilik usaha)
memiliki usaha yang menghasilkan uang, dan investor (penanam modal) mendapat uang dari
berbagai investasi mereka, dengan kata lain, uang menghasilkan uang yang lebih banyak. Kita
memiliki usaha atau perusahaan yang sudah bisa ditinggal dan usaha ini bisa berjalan terus
tanpa tergantung pada aktivitas sebagai pemiliknya. Passive income juga didapat dari properti
yang disewakan kepada orang lain, ruko (rumah kontrakan), atau apartemen. Selain itu juga
deposito.

Hingga saat ini, orang banyak berpikir bahwa passive income hanya dapat dilakukan oleh orang
kaya saja, misalnya konlemerat atau orang yang banyak uang sehingga bisa mendepositokan
uangnya yang besar atau mereka yang bisa investasi membeli properti banyak dan sebagainya.
Padahal setiap orang memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan passive income,
tergantung manusianya itu sendiri sejauhmana memanfaatkan peluang ini.

Masih menurut Robert T. Kiyosaki, peluang terbesar untuk mendapatkan passive income dapat
diperoleh di kuadran kanan, yaitu di business owner dan investor. Lebih spesifik, yaitu di wilayah
business owner yang biasanya dijalankan oleh orang yang menjalankan bidang usaha berbentuk
corporate, franchise dan network marketing. Perbedaan diantara ketiganya adalah di modal,
resiko, persiapan tempat, waktu, SDM dan sistem. Dari ketiga bidang usaha di atas yang paling
mudah dilakukan sehingga mendapatkan passive income adalah bidang usaha Network
Marketing.

Mudah disini mengandung arti yang sejalan dengan aktivitas rutin masyarakat kita dan dari
analisa modal, resiko, persiapan tempat, waktu, SDM dan sistem. Lebih dari seratus perusahaan
network marketing beroperasi di Indonesia, kita dapat menyeleksi mana yang benar-benar
menghasilkan kriteria passive income. Memang hampir semua menawarkan sistem yang mudah
dan passive income, tetapi perlu waktu untuk membuktikannya. Pada prinsipnya di network
marketing, income didapatkan dari jumlah pembelian produk dikalikan dengan jumlah jaringan.
Untuk lebih mepermudahkan memilih mana yang dapat menghasilkan passive income atau tidak
adalah dilihat dari dua hal (di usaha network marketing).

Pertama, aktivitas pembangunan jaringan. Pada perusahaan network marketing, biasanya pada
jenjang karir tertentu kita akan mendapatkan penghasilan yang menurut kita “aman” dan bisa
dibilang melebihi pendapatan diatas rata-rata. Di wilayah ini kita tidak lagi melakukan aktifitas
membangun jaringan lagi karena aktivitas kita telah diduplikasi oleh mitra yang kita ajak
bergabung di usaha ini. Kedua, aktivitas pemenuhan batas minimal belanja produk yang
diwajibkan oleh perusahaan kepada setiap individu (distributor) yang menjalankan bisnis ini.

Demikian jelas perbedaan antara passive income dengan active income. Sekarang tergantung
kita, memilih yang mana diantara kedua pendapatan itu. Apapun pilihan kita, senantiasa akan
menjelaskan keinginan dan komitmen kita dalam menjalankan hidup di dunia yang hanya sekali
ini. GO PASSIVE INCOME! Bagaimana strategi merubah active income ke passive income?
Simak dan ikuti terus rubrik Cashflow Education ini.

*Direktur Utama PT. Citra Niaga Abadi

KESUKSESAN AKADEMIK Versus KESUKSESAN FINANSIAL

Oleh Syaifullah Al Falimbanghi *

Sekarang ini pendidikan jauh lebih penting dibandingkan saat kapan pun dalam sejarah. Saat
anda meninggalkan Abad Industri dan memasuki Abad Informasi, nilai pendidikan seseorang
semakin bertambah tinggi. Pertanyaannya sekarang adalah, Jika seorang anak lulus sekolah
dengan nilai baik, apakah ini berarti ia akan berhasil dalam hidup? Apakah keberhasilan dalam
dunia akademik menjamin keberhasilan anak anda dalam dunia nyata? Dan apakah pendidikan
yang anda atau anak anda terima di sekolah cukup untuk menghadapi berbagai tantangan dunia
baru yang anda masuki ini?
Dalam Abad Industri, anda bisa pergi ke sekolah, lulus, mencari kerja, dan memulai karier anda.
Biasanya anda tidak membutuhkan pendidikan tambahan agar bisa berhasil karena segala
sesuatunya tidak berubah sedemikian cepat seperti sekarang. Dengan kata lain, pendidikan yang
anda pelajari di sekolah memang merupakan hal yang anda butuhkan seumur hidup anda.

Akan tetapi, ketika jutaan babby boomers (bayi yang lahir pada 1950-an sekaranmg ini siap
memasuki masa pensiun, banyak dari meraka dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka tidak
dididik secara memadai untuk menghadapi dunia baru. Untuk pertama kalinya dalam sejarah,
banyak orang yang berpendidikan tinggi dan baik menghadapi kesulitan ekonomi yang sama
seperti yang dihadapi oleh meraka yang kurang terdidik. Berulang kali mereka mengalami bahwa
mereka harus mendapatkan pendidikan, kursus dan pelatihan tambahan agar bisa memenuhi
tuntutan dan prasyarat kerja saat ini.

Sekolah tidak mengajarkan keterampilan bertahan hidup yang diperlukan dunia masa kini.
Sebagian besar murid meninggalkan bangku sekolah dalam keadaan kekurangan uang dan
mencari rasa aman& rasa aman yang tidak dapat ditemukan di luar. Rasa aman ditemukan di
dalam. Banyak murid lulus sekolah dalam keadaan tidak siap secara mental, emosional, fisik dan
spiritual. Sistem sekolah telah melakukan tugasnya dengan menyediakan pasokan pegawai serta
tentara yang tak pernah habis, yang mencari pekerjaan, pekerjaan dalam bisnis besar dan dalam
dunia militer.

Aturan Telah Berubah

Dalam Abad Industri, aturan yang berlaku adalah pergi ke sekolah, mendapatkan nilai/peringkat
yang baik, memperoleh pekerjaan yang aman dan terjamin dengan berbagai tunjangan, dan
tetap di sana sepanjang hidup anda. Setelah kira-kira dua puluh tahun, anda pensiun dan
perusahaan serta pemerintah akan merawat anda sepanjang sisa hidup anda.

Dalam Abad Informasi, aturan itu berubah. Sekarang, aturannya adalah pergi kesekolah,
mendapatkan nilai/peringkat yang baik, memperoleh pekerjaan, kemudian melatih kembali
(mengembangkan) diri anda untuk pekerjan tersebut. Mencari perusahaan baru dan pekerjaan
baru dan berlatih kembali. Memperoleh perusahaan baru, dan pekerjaan baru dan berlatih
kembali, dan berharap serta berdoa semoga anda mempunyai cukup uang yang disisikan untuk
menopang anda jauh lebih lama daripada umur enam puluh lima tahun karena anda tahu kapan
anda akan hidup sehat di atas umur enam puluh lima tahun.

Dalam Abad Industri, teori yang menjelaskan era itu adalah teori Einstein: E = mc2. Dalam Abad
Informasi, teori teori yang menjelaskan era ini adalah dalil Moore, yang memngembangbiakkan
ideologi sekarang bahwa jumlah informasi berlipat dua setiap delapan belas bulan. Dengan kata
lain, untuk mengimbangi perubahan, anda harus mempelajari kembali secara virtual segala
sesuatunya setiap delapan belas bulan, jika anda tidak mau ketinggalan.

Dalam Abad Industri, perubahan lebih lambat. Apa yang anda pelajari saat pergi sekolah berguna
untuk jangka waktu yang lebih lama. Dalam Abad Informasi, apa yang anda ketahui menjadi
usang /kuno dengan sangat cepat. Apa yang anda pelajari penting, tetapi tidak sepenting seperti
seberapa cepat anda dapat belajar, berubah dan beradaptasi terhadap infoemasi baru.

* Managing Director Cashflow Education Ltd.

COMPANY PROFILE CASHFLOW EDUCATION Ltd.


Cashflow Education Ltd berdiri pada bulan Maret 2002 dengan nama Financial Intelligence
Associates, dengan seiringnya waktu setelah kami resmi bergabung menjadi Anggota Cashflow
Group New Jersey, kami berganti nama dengan Cashflow Education Ltd.

Dalam struktur perusahaan Cashfloe Education ada dua divisi yang berbeda:

1. Cashflow Education Institute, adalah sebuah Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Pasif
Income. Pada lembaga ini kami mengajarkan bagaimana strategi merubah Active Income
ke Pasive Income dengan menggunakan permainan Cashflow Investing 101 yang
didesain oleh Robert Kiyosaki pengarang buku best seller Rich Dad Poor Dad dan The
Cashflow Quadrant. Dengan permainan ini para peserta pelatihan belajar bagaimana
mengelola uang dari active income menjadi pasive income, juga belajar "Melek Finansial"
dan strategi Investasi dengan Mudah, Cepat dan Menyenangkan sehingga para pesrta
tidak merasa bahwa mereka sedang belajar Program MBA (Money, Business and
Accunting).
2. SubCouncius Mind Revolution, adalah sebuah lembaga pelatihan pengembangan
potensi diri dengan metode SubCouncius Mind atau Phcyco Ceybernetic. Sebuah
metoda membangkitan potensi manusia yang tertidur dengan cara mudah dan
sederhana. Selain itu saat ini kami juga sedang mendesain sebuah alat yang disebut
SubCouncius Mind Revolution Unit (SERU). Sebuah alat yang dapat membuat anda
belajar sambil tidur.

Cashflow Education Ltd saat ini bekerja sama dengan Perusahaan Smart Marketing CNA
dalam memberikan pelatihan kepada para distributornya tentang "Keahlian Manajemen Arus Kas
(Financial Intelligence". Bukan hanya dengan Cashflow Investing 101 tetapi juga dengan
Cashflow Investing 202 kedepannya.

Dan semua ini atas kerjasama dan dukungan dari Rich Dad Community, Cashflow Group New
Jersy, Millionaire Eagle Community, Foundation of Financial Leteracy dan berbagai pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.

PROFILE

Bapak SYAIFULLAH AL FALIMBANGHI

Beliau adalah seorang pemuda kelahiran Palembang, 24 Maret 1976 putra sulung dari kedua
orang tuanya menhabiskan masa kecil hingga menjelang dewasa di kota kelahirannya,
Palembang. Pada tahun 1995 beliau hijrah ke Bandung untuk melajutkan studinya S-1 nya di
Univesitas Pendidikan Indonesia dengan Program Spesialis Manajemen Bisnis. Saat ini beliau
tergabung dalam sebuah komunitas dunia yaitu Millionaire Eagle Community, sebuah komunitas
yang bercita-cita untuk mencetak 1.000.000 Pengusaha yang Dicerahkan, juga beliau sedang
aktif mengembangkan Bisnis Jaringan Waralaba, Network Marketing dan e-commer. Komitmen
beliau adalah memberikan alternatif pendidikan dan usaha kepada rekan-rekan sekalian yang
berkomitmen untuk bersama-sama menjadi millionaire yang memiliki Kepedulian sosial yang
tinggi terhadap ummat manusia.

Dengan bimbingan beberapa pengusaha lokal dan internasional, beliau yakin mampu
menciptakan titik terang bagi siapa saja yang ingin berusaha merubah kondisi kehidupnya. Dan
salah satu keahlian beliau adalah dalam bidang Finansial, yaitu keahlian dalam merubah ide
menjadi aset yang mendatang pasive income juga merubah pendapatann aktive income menjadi
pasive income, beliau selain menyediakan pelatihan dan konsultasi saja tetapi juga kendara
yang dapat digunakan rekan-rekan sekalian untuk merubah aktive income menjadi pasive
income.

Beliau telah berkeluarga dengan satu orang istri dan satu orang anak dan masih aktif dalam
memberikan pelatihan-pelatihan Financial Intelligence bagi para distributor Network Marketing.

Motto Hidup Beliua "Hiduplah seperti lebah"

Impian terbesar beliau adalah menjadi "Key Speaker" dunia.

Idolah beliau adalah Nabi Muhammad saw dan sahabat Abdurrahman bin Auf serta Imam Al
Ghazali.

Anda mungkin juga menyukai