Menuju Kemandirian Ekonomi: Tantangan dan Strategi Ekonomi

Digital 5.0 di Indonesia

Disusun oleh :
Haedir Rhamadhan

HMI Komisariat Umar Bin Khattab FBE-FH UII

Cabang Yogyakarta
 Abstrak
The era of the Industrial Revolution 5.0 presents both challenges and opportunities for
Indonesia in achieving national economic self-reliance through Digital Economy 5.0.
Despite Indonesia's significant potential with a large young population, increasing
adoption of digital technology, and strong government support, there are still various
challenges to overcome. These challenges include gaps in internet access, skills among
the population, infrastructure, regulations, and cybersecurity. Based on data from the
Indonesian Digital Economy Statistics 2023, Digital Literacy Survey 2021, Global
Competitiveness Index 2023, and Smart Cloud Data 2023, it is evident that there are still
many gaps that need to be addressed to strengthen the digital economy in Indonesia.
Therefore, this study aims to analyze the role of Digital Economy 5.0 in driving national
economic self-reliance, identify the challenges faced by Indonesia in developing Digital
Economy 5.0, formulate appropriate strategies to address these challenges, and provide
effective policy recommendations. This study also involves a review of related literature,
including previous research such as the study by Permana, T., & Puspitaningsih, A.
(2021) on the Digital Economy in Indonesia. The findings of this research include the
concept of Digital Economy 5.0, the benefits and advantages of the 5.0 industrial
revolution, business opportunities in the technology sector in the 5.0 industry, barriers
and challenges of Digital Economy 5.0, and strategies to overcome these barriers.Era
Revolusi Industri 5.0 membawa tantangan dan peluang bagi Indonesia dalam mencapai
kemandirian ekonominasional melalui Ekonomi Digital 5.0. Meskipun Indonesia
memiliki potensi besar dengan populasi muda yang besar, adopsi teknologi digital yang
meningkat, dan dukungan pemerintah yang kuat, namun masih ada berbagai tantangan
yang perlu diatasi. Tantangan tersebut meliputi kesenjangan akses internet, kesenjangan
keterampilan masyarakat, kesenjangan infrastruktur, kesenjangan regulasi, dan
kesenjangan keamanan siber. Berdasarkan data dari Statistik Ekonomi Digital Indonesia
2023, Survei Literasi Digital 2021, Laporan Global Competitiveness Index 2023, dan
Data Awan Pintar 2023, terlihat bahwa masih ada banyak gap yang perlu diatasi untuk
memperkuat ekonomi digital di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis peran ekonomi digital 5.0 dalam mendorong kemandirian ekonomi
nasional, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan
ekonomi digital 5.0, merumuskan strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan tersebut,
serta memberikan rekomendasi kebijakan yang efektif. Studi ini juga melibatkan tinjauan
terhadap literatur terkait, termasuk penelitian sebelumnya seperti studi oleh Permana,
T., & Puspitaningsih, A. (2021) tentang Ekonomi Digital di Indonesia. Hasil penelitian
ini mencakup konsep ekonomi digital 5.0, keuntungan dan manfaat revolusi industri 5.0,
peluang bisnis di bidang teknologi dalam industri 5.0, hambatan dan tantangan ekonomi
digital 5.0, serta strategi untuk mengatasi hambatan tersebut.
Kata kunci
Revolusi Industri 5.0, Ekonomi Digital 5.0, Tantangan, Strategi, Kebijakan
 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era Revolusi Industri 5.0
menghadirkan peluang transformatif
bagi Indonesia untuk mencapai
kemandirian ekonomi nasional.
Ekonomi Digital 5.0, dengan
perpaduan teknologi digital, internet,
dan kecerdasan buatan, membuka
gerbang bagi berbagai inovasi, model
bisnis baru, dan peningkatan
produktivitas di berbagai sektor.
Indonesia memiliki potensi besar untuk
menjadi pemain utama dalam Ekonomi
Digital 5.0. Populasi muda yang besar,
adopsi teknologi digital yang terus
meningkat, dan dukungan pemerintah
yang kuat menjadi modal penting untuk
mewujudkan hal tersebut. Namun,
untuk mencapai kemandirian ekonomi
nasional melalui Ekonomi Digital 5.0,
diperlukan upaya strategis dan terarah
dalam mengatasi berbagai tantangan
dan kesenjangan yang ada. Tantangan
tersebut antara lain: Kesenjangan akses
internet, Kesenjangan Keterampilan
Masyarakat, Kesenjangan
Infrastruktur, Kesenjangan Regulasi,
dan Kesenjangan Keamanan Siber.
Berdasarkan data Statistik
Ekonomi Digital Indonesia 2023: BPS
menunjukkan bahwa nilai transaksi e-
commerce di Indonesia mencapai Rp
359,7 triliun pada tahun 2022, namun
1 4
Rizqy Oktora, Adriyani Syakilah, and Dkk,
“Statistik E-Commerce 2022,” BPS 13, no. 1
(2022): 104–16,
https://www.bps.go.id/id/publication/2022/12/19
/d215899e13b89e516caa7a44/statistik-e-
commerce-2022.html.
2 5
Kemenkominfo, “Status Literasi Digital Di
Indonesia 2022,” Kominfo, no. November (2022):
205–7, https://www.c2es.org/content/renewable-
energy/.
3
K. Schwab, The Global Competitiveness Report,
World Economic Forum, 2018.
masih didominasi oleh pemain besar
dan terkonsentrasi di Pulau Jawa
55,19%, sisanya di luar Pulau Jawa.1
Survei Literasi Digital 2021: Kominfo
menemukan bahwa indeks literasi
digital masyarakat Indonesia masih
berada di rata-rata angka 3,54 dari
indeks 1-5, menunjukkan perlunya
peningkatan edukasi dan pelatihan
digital. 2. Laporan Global
Competitiveness Index 2023: WEF
menempatkan Indonesia pada
peringkat 50 dalam hal infrastruktur
digital, menunjukkan perlunya
investasi dan pengembangan
infrastruktur yang lebih masif. 3.
Laporan CSIS Policy Brief: prinsip
kehati-hatian tetap harus dipegang agar
regulasi yang dibuat tidak bersifat
terlalu mengekang yang malah bisa
menghambat pertumbuhan e-
commerce yang ada di Indonesia. 4.
Data Awan Pintar 2023: data tersebut
menunjukkan Menginjak Semester 2
tahun 2023 paparan ancaman digital di
Indonesia memasuki babak baru yang
lebih intens. Dengan total serangan
mencapai 685.772.501 serangan per
detektor atau hampir dua kali lipat dari
semester sebelumnya yang
menunjukkan Indonesia sebagai
sasaran favorit penjahat dunia maya. 5
Berdasarkan fenomena gap dan
data yang dipaparkan, problem statement
penelitian ini adalah: Bagaimana cara
mengatasi kesenjangan dan hambatan
dalam pengembangan ekonomi digital
Yose Rizal Damuri, “Perkembangan Dan Regulasi
E-Commerce Di Indonesia,” Webinar, Seri
Ekonomi, Ekosistem Indonesia, Csis Koordinator,
Kementerian Perekonomian, Bidang Perdagangan,
Kementerian Indonesia, Facebook, no. CSIS (2020):
1–8.
Robert A Hanneman, “Laporan Ancaman Digital
Di Indonesia Semester 2 Dan Analisis Serangan
Sepanjang 2023,” Awanpintar 4, no. April (2009):
2–5.
 5.0 di Indonesia guna mencapai Tujuan penelitian ini adalah:
kemandirian ekonomi nasional? Tujuan a. Menganalisis peran ekonomi
Penelitian ini Menganalisis peran digital 5.0 dalam mendorong
ekonomi digital 5.0 dalam mendorong kemandirian ekonomi
kemandirian ekonomi nasional. nasional.
Mengidentifikasi tantangan dan b. Mengidentifikasi tantangan-
hambatan yang dihadapi Indonesia dalam tantangan yang dihadapi
mengembangkan ekonomi digital 5.0. Indonesia dalam
Merumuskan strategi dan solusi yang mengembangkan ekonomi
tepat untuk mengatasi kesenjangan dan digital 5.0.
hambatan dalam pengembangan ekonomi c. Merumuskan strategi yang
digital 5.0. Memberikan rekomendasi tepat untuk mengatasi
kebijakan yang efektif untuk mendukung tantangan-tantangan tersebut
implementasi ekonomi digital 5.0 dan dan memperkuat ekonomi
mencapai kemandirian ekonomi nasional. digital 5.0 di Indonesia.
Beberapa studi sebelumnya telah
meneliti tentang potensi dan tantangan
ekonomi digital di Indonesia. Studi-studi BAB II
ini memberikan landasan dan wawasan
penting untuk penelitian ini. Salah satu LANDASAN TEORI
contohnya adalah studi yang dilakukan Dalam bab ini, kami akan menguraikan
oleh Permana, T., & Puspitaningsih, A. kerangka teoritis yang mendasari
(2021) dalam "Studi Ekonomi Digital Di penelitian kami tentang "Membentuk
Indonesia" yang diterbitkan dalam Jurnal Kemandirian Ekonomi Nasional
Simki Economic, 4(2), 161-170.6 melalui Penguatan Ekonomi Digital
5.0." Kami akan mengeksplorasi
konsep-konsep kunci yang relevan
B. Rumusan Masalah dengan pembangunan ekonomi digital
Berdasarkan latar belakang masalah di dan upaya meningkatkan kemandirian
atas, rumusan masalah dalam ekonomi nasional
penelitian ini adalah:
a. Bagaimana peran ekonomi 1. Teori Revolusi Industri 5.0
digital 5.0 dalam mendorong Teori Revolusi Industri 5.0
kemandirian ekonomi nasional? Melibatkan pemahaman tentang
b. Apa saja tantangan yang dihadapi evolusi industri dari masa ke masa,
Indonesia dalam mulai dari revolusi industri pertama
mengembangkan ekonomi hingga yang terbaru, yaitu revolusi
digital 5.0? industri 5.0. Teori ini
c. Bagaimana strategi yang tepat menggambarkan bagaimana
untuk mengatasi tantangan- perubahan teknologi dan proses
tantangan tersebut dan produksi telah memengaruhi
memperkuat ekonomi digital 5.0 ekonomi, masyarakat, dan pola
di Indonesia? kerja.
2. Teori Ekonomi Digital
C. Tujuan Penelitian Membahas konsep-konsep dasar
ekonomi digital, termasuk
6
Teguh Permana and Andriani Puspitaningsih, Economic 4, no. 2 (2021): 161–70,
“Studi Ekonomi Digital Di Indonesia,” Jurnal Simki https://doi.org/10.29407/jse.v4i2.111.
 bagaimana teknologi informasi dan
komunikasi telah mengubah cara
bisnis dilakukan, seperti e-
commerce, digital marketing, dan
layanan berbasis platform
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Merujuk pada konsep-konsep yang
menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara, baik dari
sudut pandang makro maupun
mikro, termasuk pengaruh teknologi
digital terhadap pertumbuhan
ekonomi.
4. Teori Pengembangan Infrastruktur
Menyelidiki pentingnya
infrastruktur fisik dan digital dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi,
termasuk akses internet, jaringan
telekomunikasi, dan teknologi cloud
computing.
BAB III
MATODE PENELITIAN
Studi literatur, juga dikenal
sebagai tinjauan pustaka, adalah
pendekatan penelitian yang sistematis
untuk mengumpulkan, mensintesis, dan
mengevaluasi informasi dari berbagai
sumber literatur yang relevan dengan
topik penelitian tertentu. Tujuannya
adalah untuk memahami dan
menganalisis kerangka konseptual,
teori, temuan penelitian sebelumnya,
dan perkembangan terbaru dalam
bidang studi yang bersangkutan.
Prosesnya mencakup langkah-langkah
seperti menentukan ruang lingkup
penelitian, mengidentifikasi sumber
literatur, melakukan pencarian dan
seleksi literatur, mengevaluasi
keandalan dan relevansi informasi, serta
menganalisis dan merangkum temuan
dari literatur yang dipelajari. Metode ini
memungkinkan peneliti untuk
membangun pemahaman yang
mendalam tentang topik penelitian dan
mengidentifikasi kesenjangan
pengetahuan untuk penelitian
lanjutan.Metode penelitian sekunder, di
sisi lain, melibatkan penggunaan data
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain
atau data yang sudah ada sebelumnya
untuk menjawab pertanyaan penelitian
atau mencapai tujuan penelitian. Ini
dapat berupa analisis data yang telah
dipublikasikan dalam bentuk laporan
penelitian, jurnal ilmiah, buku, data
statistik, atau dokumen resmi lainnya.
Prosesnya dimulai dengan
mengidentifikasi sumber data sekunder
yang relevan, kemudian data tersebut
dikumpulkan, dievaluasi untuk
keandalan dan validitasnya, dan
kemudian dianalisis untuk mendapatkan
wawasan baru. Metode ini sering
digunakan ketika data primer sulit
diakses atau mahal, atau sebagai
langkah awal dalam penyelidikan untuk
memahami konteks dan literatur yang
ada. Ini memungkinkan peneliti untuk
memanfaatkan informasi yang sudah
ada untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih dalam tanpa perlu melakukan
pengumpulan data baru.
Dalam proses pengumpulan data,
penulis mencari di jurnal buku dan
artikel yang relevan menggunakan kata
kunci Revolusi Industri 5.0, Ekonomi
Digital 5.0, Tantangan, Strategi,
Kebijakan
BAB IV
PEMBAHASAN
Konsep Ekonomi Digital 5.0
1. Perkembangan Revolusi Industri
Dimulai sejak era revolusi industri
1.0, inovasi utama seperti penemuan
mesin uap pada abad ke-18 telah
menandai langkah awal menuju
transformasi industri. Inggris
 memanfaatkan mesin uap ini untuk
meningkatkan produktivitas industri
tekstil dengan memperkenalkannya
sebagai alat tenun mekanis,
menggantikan peralatan manual yang
sebelumnya bergantung pada tenaga
hewan dan manusia. Dampak revolusi
industri 1.0 tidak hanya terbatas pada
meningkatnya efisiensi produksi, tetapi
juga membawa konsekuensi lingkungan
yang signifikan seperti pencemaran
udara dan limbah pabrik.
Revolusi industri 2.0, yang terjadi
pada awal abad ke-20, menggambarkan
periode di mana penemuan tenaga listrik
dan perkenalan "lini produksi"
membawa perubahan besar dalam
proses produksi massal, terutama dalam
industri otomotif. Ini memungkinkan
produksi mobil secara massal dan
memecahkan kendala waktu dalam
perakitan dengan memperkenalkan
konsep spesialisasi pekerja.
Revolusi industri 3.0, atau era
informasi, ditandai oleh kemajuan
teknologi komputer dan robotika yang
mengubah cara manusia berinteraksi
dengan proses produksi. Kemampuan
komputer dan robot untuk bergerak dan
berpikir mandiri mengubah lanskap
industri secara fundamental.
Revolusi industri 4.0, yang
diperkenalkan oleh Klaus Schwab dari
World Economic Forum, melampaui
pendahulunya dalam hal skala, ruang
lingkup, dan kompleksitas. Dengan
teknologi seperti kecerdasan buatan,
teknologi nano, dan blockchain,
revolusi ini menghadirkan terobosan
besar dalam berbagai bidang, termasuk
produksi, kesehatan, dan keuangan. Di
Indonesia, penerapan kebijakan seperti
e-smart Industri Kecil dan Menengah
(IKM) adalah contoh nyata dari adaptasi
terhadap revolusi industri 4.0,
7
Binus, “Sejarah Revolusi Industri 4.0 Dan
Bedanya Dengan Society 5.0,” Binus, 2021,
https://online.binus.ac.id/2021/05/23/sejarah-
memfasilitasi pelaku usaha untuk
memperluas jangkauan pasar melalui
platform digital.
Society 5.0 muncul sebagai konsep
masa depan yang diusung oleh Federasi
Bisnis Jepang, menekankan integrasi
teknologi dengan kehidupan sehari-hari
untuk mencapai masyarakat yang lebih
maju dan berkelanjutan. Konsep ini
menggarisbawahi peran penting
teknologi dalam membangun
masyarakat yang berdaya, terhubung,
dan berkelanjutan.7
2. Defenisi Ekonomi Digital 5.0
a. Pengertian Ekonomi
Ekonomi Xenophon, seorang
filsuf Yunani kuno, dikenal
sebagai orang yang pertama kali
menggunakan istilah "ekonomi".
Asal usul kata "ekonomi" sendiri
berasal dari gabungan dua suku
kata Yunani, yaitu "Oikos" dan
"Nomos", yang secara harfiah
berarti pengaturan rumah tangga.
Oleh karena itu, secara dasar,
ekonomi dapat dipahami sebagai
seperangkat kaidah, aturan, dan
cara pengelolaan rumah tangga.
Adam Smith, di sisi lain,
memberikan definisi ilmu
ekonomi sebagai penelitian
tentang perilaku manusia dalam
upayanya mengalokasikan
sumber daya yang terbatas demi
mencapai tujuan
tertentu.(Sumber: Buku Pengantar
Ilmu Ekonomi).
b. Pengertian Ekonomi Digital 5.0
DonTapscott memperkenalkan
konsep ekonomi digital untuk pertama
kalinya dalam bukunya yang berjudul
"The Digital Economy: Promise and
Peril in the Age of Networked
revolusi-industri-4-0-dan-bedanya-dengan-
society-5-0/.
 Intelligence". Dalam karyanya Data adalah a set berharga bagi
tersebut, Tapscott menggambarkan perusahaan e-commerce karena dengan
ekonomi digital sebagai fenomena teknologi Big Data, mereka dapat
yang juga dikenal sebagai ekonomi mengumpulkan, menyimpan, dan
baru, yang ditandai oleh penggunaan menganalisis data dalam jumlah besar
informasi digital secara eksklusif. untuk memahami perilaku konsumen
Meskipun ekonomi digital tidak hanya secara lebih baik. Melalui analisis Big
terbatas pada pasar online, namun Data, perusahaan dapat mengidentifikasi
pasar tersebut menjadi bagian penting pola-pola perilaku konsumen yang
dari konsep tersebut (Budiarta et al., signifikan, seperti pola pembelian,
2020). preferensi produk, dan tren konsumen,
Ekonomi digital dapat yang memberikan wawasan yang berharga
didefinisikan sebagai perilaku untuk menyesuaikan strategi bisnis.
manusia dalam memenuhi kebutuhan Dengan pemahaman yang lebih baik
mereka dengan menggunakan tentang pola perilaku konsumen,
perangkat digital seperti smartphone. perusahaan dapat meningkatkan
Ini mencakup aktivitas-produksi, personalisasi pengalaman pengguna di
konsumsi, dan distribusi yang platform e-commerce mereka, termasuk
semuanya dapat dilakukan dengan rekomendasi produk yang disesuaikan,
menggunakan teknologi digital. penawaran khusus, dan layanan pelanggan
Dalam konteks ini, konsumen tidak yang lebih efektif.
lagi perlu pergi ke pasar fisik untuk o Penggunaan Chatbot berbasis AI dalam
mendapatkan barang dan jasa, e-commerce
melainkan dapat memesan dan Chatbot AI menawarkan keunggulan
memperolehnya melalui perangkat dalam interaksi kehidupan nyata yang
pintar mereka (Permana & lebih lancar daripada chatbot berbasis
Puspitaningsih, 2019). Sumber jurnal aturan. Ini karena kemampuannya untuk
ilme ekonomi Secara sederhana, era menghubungkan pertanyaan
Society 5.0 bertujuan untuk sebelumnya dengan pertanyaan
mengintegrasikan ruang maya dan selanjutnya, memberikan respons yang
ruang fisik, dengan tujuan membuat dipersonalisasi, dan meningkatkan
semua hal menjadi lebih mudah. komunikasi antara manusia dan mesin.
Integrasi ini didorong oleh upaya Selain itu, chatbot AI dapat mengatasi
untuk mencapai keseimbangan antara tantangan layanan pelanggan 24/7
kemajuan ekonomi dan penyelesaian dengan menangani pertanyaan
masalah sosial, dengan memanfaatkan berulang, mengurangi frustrasi
sistem yang sangat terintegrasi, yang pelanggan, dan memberikan wawasan
pada gilirannya diharapkan dapat yang berharga tentang preferensi
8
memperluas peluang kerja. pelanggan. Keamanan data pelanggan
juga dijaga dengan baik, meskipun
3. Contoh Penggunaan Ekonomi pemilik bisnis perlu memperbarui
Digital 5.0 chatbot secara teratur untuk memastikan
a. E-commerce keandalan dan privasi pelanggan
o Platforme-commerce terjaga.
menggunakan Big Data Dalam konteks e-commerce, chatbot AI
menghubungkan rekomendasi produk,

8
Binus.
 menargetkan halaman dengan chatbot,
membangun kesadaran merek,
meningkatkan penjualan, dan
memberikan pengalaman berbelanja
yang lebih baik. Dengan integrasi sosial,
chatbot AI memperluas cakupan merek
di platform media sosial dan
mengoptimalkan komunikasi internal
yang kuat. Selain itu, chatbot AI
menciptakan suara merek yang
konsisten dan menghemat biaya dengan
mengatasi banyak tugas secara efisien
tanpa memerlukan gaji tambahan.
Dengan demikian, penggunaan chatbot
AI dalam e-commerce tidak hanya
meningkatkan efisiensi operasional,
tetapi juga meningkatkan pengalaman
pelanggan dan citra merek secara
keseluruhan.9
b. Pertanian Cerdas (Smart
Farming)
o Penerapan IoT untuk irigasi
presisi Irigasi presisi, didukung
oleh teknologi Internet of Things
(IoT), Artificial Intelligence (AI),
dan Big Data, merupakan solusi
inovatif untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan air dan hasil
panen dalam era modern. Sistem
irigasi otomatis ini beroperasi
dengan memantau secara real-
time kondisi tanah, tanaman, dan
cuaca, serta menyesuaikan
penyiraman secara cerdas
berdasarkan kebutuhan spesifik
setiap area lahan. 10
9 11
Greg Ahern, “15 Advantages of Chatbots in E-
Commerce,” ochatbot, 2023,
https://ochatbot.com/advantages-of-chatbots-in-
e-commerce/.
10
Abdennabi Morchid et al., “Applications of
Internet of Things (IoT) and Sensors Technology to
Increase Food Security and Agricultural
Sustainability: Benefits and Challenges,” Ain
Shams Engineering Journal 15, no. 3 (2024):
102509,
https://doi.org/10.1016/j.asej.2023.102509.
o Penggunaan drone untuk
penyemprotan
Teknologi drone yang
menggunakan GPS dan kecerdasan
buatan (AI) memberikan solusi baru
dalam penyemprotan pestisida dan
pupuk secara presisi di sektor
pertanian. Inovasi ini membantu
meningkatkan efisiensi, mengurangi
pemborosan, dan meningkatkan
kualitas hasil panen, sambil tetap
memperhatikan kesehatan dan
keselamatan petani serta kelestarian
lingkungan.11
c. Industri Manufaktur Cerdas
(Smart Manufacturing)
o Robotika untuk otomasi Pemanfaatan
robot dalam proses manufaktur
memberikan potensi besar untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas,
kualitas, dan keselamatan di beragam
sektor industri. Dengan pertimbangan
yang teliti terhadap manfaat dan
tantangannya, implementasi yang
tepat dari robot dapat memberikan
keuntungan yang besar bagi
perusahaan dan industri secara
keseluruhan.12
o Analisis Big Data untuk optimasi
Mengkaji data produksi guna
meningkatkan kinerja mesin,
meningkatkan mutu produk, dan
mengurangi waktu henti (Downtime)
produksi.13
Saiwa, “Leveraging Drones in Agriculture for a
New Era of Data-Driven Farming,” Saiwa, 2023,
https://saiwa.ai/blog/drones-in-agriculture/.
12
pasla.jambiprov, “Menggunakan Robotik Dan
Otomatisasi Dalam Bisnis,” Pasla.Jambiprov, 2023,
https://pasla.jambiprov.go.id/menggunakan-
robotik-dan-otomatisasi-dalam-bisnis/.
13
widyaanalytic, “Big Data Analytics Jadi Kunci
Sukses Transformasi Digital Industri Manufaktur,”
widyaanalytic, 2023,
https://widyaanalytic.com/transformasi-digital-
Keuntungan dan Manfaat Revolusi
Industri 5.0
Era Revolusi Industri 5.0, yang
menggabungkan dimensi fisik, digital, dan
biologis, membawa peluang transformatif
yang besar bagi perkembangan ekonomi
Indonesia. Penerapan teknologi tinggi
seperti kecerdasan buatan (AI), Big Data,
Internet of Things (IoT), dan robotika di
berbagai sektor dapat mendorong
peningkatan daya saing, kedaulatan energi,
inklusi keuangan, penciptaan lapangan
kerja baru, serta peningkatan pendapatan
negara. 14
1. Meningkatan Efisiensi dan
Produktivitas
Dalam Revolusi Industri 5.0, terjadi
peningkatan efisiensi dan produktivitas
di berbagai sektor industri melalui
otomatisasi proses dan adopsi
teknologi baru seperti pemanfaatan
kecerdasan buatan (AI) dan analisis
data. Contohnya, dalam bidang sumber
daya manusia (HR), terdapat penerapan
teknologi HRIS (Human Resource
Information System). HRIS adalah
sebuah platform untuk mengelola data
terkait dengan manajemen sumber
daya manusia yang memungkinkan
perusahaan untuk mengintegrasikan
berbagai data perusahaan. Ini
mempermudah perusahaan dalam
manajemen data karyawan dan
inventaris dalam satu platform yang
dapat diakses dengan mudah dari
berbagai lokasi.
dengan-big-data-analytics-bisa-jadi-kunci-
kesuksesan-industri-manufaktur/.
14
Hendra Fridolin Ananda Sudater Siagian,
“Mengenal Revolusi Industri 5.0,” Kemenkeu,
2023, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-
lahat/baca-artikel/16023/Mengenal-Revolusi-
Industri-50.html.
15
Desirée Ukobitz and Rita Faullant, “Leveraging
3D Printing Technologies: The Case of Mexico’s
2. Peningkatan Kualitas Produk dan
Layanan
Dengan memanfaatkan teknologi
tinggi, perusahaan dapat meningkatkan
mutu produk dan layanan yang mereka
tawarkan, sehingga meningkatkan
kepuasan pelanggan dan memperkuat
posisi mereka di pasar. Contohnya,
penerapan teknologi canggih seperti
kecerdasan buatan (AI), Big Data,
Internet of Things (IoT), dan robotika
membuka peluang besar bagi
perusahaan untuk secara signifikan
meningkatkan mutu produk dan
layanan mereka. Berikut beberapa
keuntungan utama yang bisa diperoleh.
3. Peningkatan Fleksibilitas Produksi
Dalam era Revolusi Industri 5.0,
perusahaan memiliki kesempatan
untuk menghasilkan beragam produk
dan menyesuaikan diri dengan cepat
terhadap permintaan pasar yang
berubah. Sebagai contoh, perusahaan
menggunakan teknologi pencetakan
3D untuk memproduksi alas kaki di
Meksiko. Penerapan teknologi ini
memberikan industri berkinerja tinggi
kemampuan kompetitif yang
ditingkatkan, yang memperbaiki
proses, kinerja, dan efisiensi biaya. 15
4. Peningkatan Keselamatan Kerja
Perkembangan teknologi menuju era
5.0 memungkinkan penggunaan robot
dan teknologi canggih lainnya untuk
mengurangi risiko kecelakaan dan
cedera di tempat kerja. Sebagai contoh,
perusahaan furnitur AS, Moduform,
Footwear Industry: Mexico’s Fashion Footwear
Industry Serves as an Example of How Companies
in Traditional Sectors That Adopt 3D Printing Can
Realize Benefits along Their Value Chain.,”
Research Technology Management 64, no. 2
(2021): 20–30,
https://doi.org/10.1080/08956308.2021.1864919.
 menerapkan robot Sawyer Rethink
Robotics di fasilitasnya di Fitchburg,
Massachusetts. CEO Josh Weissman
menyatakan bahwa dalam industri
furnitur, banyak pekerjaan produksi
yang monoton atau sementara karena
permintaan pelanggan yang musiman,
sehingga menciptakan tantangan dalam
mengatasi pergantian karyawan.
Dengan menggunakan Sawyer,
perusahaan tidak perlu khawatir
mencari tenaga kerja untuk tugas
tersebut. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk lebih fokus merekrut
pekerja untuk tugas-tugas yang
memerlukan keterampilan tingkat
lanjut, seperti pekerjaan kognitif yang
memanfaatkan teknologi di pabrik, dan
menawarkan peluang peningkatan
karier.16
5. Peningkatan Keberlanjutan
Dalam era 5.0 perusahaan didorong
untuk lebih memperhatikan
lingkungan. Ini dimulai dengan
menggunakan teknologi energi hijau
dan proses produksi yang lebih efisien
dan bertanggung jawab, dengan
mempertimbangkan dampaknya tidak
hanya pada masyarakat tetapi juga
lingkungan. Sebagai contoh, pada
Global Fashion Summit di
Kopenhagen, merek sepatu Allbirds
memperkenalkan sepatu olahraga
bergaya kaus kaki wol yang dirancang
dengan sol bioplastik yang tidak
menghasilkan emisi selama
penggunaannya. Sepatu ini
menggunakan bagian atas yang terbuat
dari wol dari peternakan regeneratif di
Selandia Baru, yang menerapkan
praktik pengelolaan lahan
berkelanjutan untuk menangkap lebih
16
thepeoplespace, “Lima Cara Perusahaan
Menggunakan Cobots,” thepeoplespace, 2023,
https://bit.ly/3Uz7BH6.
17
Jennifer Hahn, “Allbirds Creates ‘World’s First
Net-Zero Carbon Shoe’ Using Regenerative Wool,”
banyak karbon daripada yang
dihasilkannya. Allbirds mengklaim
bahwa penyimpanan karbon di lahan
pertanian ini dapat menyeimbangkan
emisi lain yang dihasilkan selama
siklus hidup produk, menjadikannya
"sepatu karbon nol bersih pertama di
dunia". Salah satu pendiri Allbirds,
Tim Brown, menekankan bahwa
penggunaan wol regeneratif adalah
bagian penting dari inisiatif mereka
untuk merancang produk dengan
pengurangan karbon yang signifikan.
Menurutnya, potensi produk-produk
yang berasal dari bahan alami dan
memiliki jejak karbon net-zero
merupakan elemen penting dalam masa
depan industri fashion. 17
6. Peningkatan Daya Saing
Dengan menerapkan teknologi canggih
dan proses produksi yang lebih efisien,
perusahaan dapat meningkatkan daya
saing mereka di pasar global dan
memperluas pangsa pasar. Pegawai
yang ada juga diharapkan untuk terus
meningkatkan keterampilan mereka
sehingga mereka tidak hanya
melakukan pekerjaan rutin, tetapi juga
memiliki kemampuan berpikir strategis
untuk meningkatkan kinerja. Sebagai
contoh, Gojek menggunakan aplikasi
seluler dan algoritma canggih untuk
menghubungkan pengemudi dengan
penumpang secara cepat dan efisien,
serta menggunakan analisis data untuk
mengoptimalkan rute dan
meningkatkan layanan pelanggan.
Tokopedia menggunakan teknologi
kecerdasan buatan untuk memberikan
rekomendasi produk kepada pelanggan
berdasarkan riwayat pembelian dan
perilaku mereka, dan juga
dezeen, 2023,
https://www.dezeen.com/2023/06/28/allbirds-
net-zero-carbon-trainer-moonshot/.
 memanfaatkan big data untuk
memantau tren pasar dan
mengembangkan strategi pemasaran
yang lebih efektif. PT. Pupuk Kujang
menggunakan teknologi Internet of
Things (IoT) untuk memonitor kondisi
tanah dan tanaman di lahan petani,
dengan data tersebut digunakan untuk
memberikan rekomendasi pupuk yang
sesuai kepada petani.
7. Peningkatan Kualitas Hidup
Revolusi Industri 5.0 dapat membantu
memperbaiki kualitas hidup manusia
dengan meningkatkan akses ke layanan
kesehatan dan pendidikan yang lebih
baik, serta memungkinkan
pengembangan kota cerdas atau smart
city yang lebih berkelanjutan dan
ramah lingkungan.Contohnya ;
a. Bidang Kesehatan
o Apple: Deteksi Fibrilasi
Atrium (Afib)
Perusahaan menggunakan sensor
kecerdasan buatan pada Apple Watch
Series untuk mendeteksi fibrilasi
atrium, suatu kondisi kardiovaskular
yang dicirikan oleh detak jantung yang
tidak teratur. Melalui aplikasi EKG
Apple, pengguna dapat mengambil
elektrokardiogram dan mendeteksi
detak jantung yang terlewat, cepat,
atau tidak teratur. Dengan memantau
detak jantung secara kontinu, aplikasi
memberi tahu pengguna jika ritme
detak jantung yang tidak normal dapat
menunjukkan adanya Afib, sehingga
pengguna dapat mencari pertolongan
medis dengan cepat. Kehadiran
aplikasi deteksi Afib yang didukung
AI dari Apple sangat penting karena
kondisi ini seringkali tidak terdeteksi,
terutama pada populasi muda.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit,
fibrilasi atrium dapat memengaruhi
18
Pranjal Bora, “27 Perusahaan Mengubah Hasil
Kesehatan Melalui AI,” digitalauthority, 2023,
hingga 2 persen dari kelompok ini, dan
hingga 9 persen dari orang Amerika
yang berusia di atas 65 tahun. Jika
tidak diatasi, Afib dapat meningkatkan
risiko stroke atau serangan jantung.
Saat ini, perangkat lunak yang telah
disetujui oleh FDA ini ditujukan untuk
pengguna berusia 55 tahun ke bawah,
menjadikannya salah satu perangkat
EKG pribadi yang terbaik dan mudah
diakses yang telah disetujui oleh FDA
di pasar.18
o Arteri: Diagnosis Kanker Hati dan
Paru-Paru (CT, MRI)
Platform baru seperti Lung AI
dan Liver AI, yang telah disetujui
oleh FDA, memanfaatkan
kecerdasan buatan, terutama deep
learning, untuk mendeteksi kanker
paru-paru dan hati dari hasil
pemindaian MRI dan CT scan. Solusi
perangkat lunak ini memungkinkan
diagnosis yang cepat dan akurat oleh
dokter dengan mengidentifikasi
semua pertumbuhan kanker yang
padat pada gambaran CT dan MRI.
Arterys, sebuah perusahaan analisis
klinis yang berbasis pada layanan
berlangganan (SaaS), mengubah cara
pencitraan medis dilakukan dengan
teknologi visualisasi canggih, deep
learning, dan komputasi awan.
Mereka juga menawarkan produk
perangkat lunak kecerdasan buatan
lainnya seperti Breast AI untuk
deteksi kanker payudara dan Cardio
AI.
b. Pendidikan
o Duolingo
Duolingo, sebuah platform
pembelajaran bahasa yang sangat
populer, menggunakan kecerdasan
buatan (AI) untuk memberikan
pengalaman pembelajaran yang
https://www.digitalauthority.me/resources/artific
ial-intelligence-in-healthcare/.
 dipersonalisasi kepada
penggunanya. Dengan kolaborasi
bersama OpenAI, perusahaan di
balik ChatGPT, Duolingo telah
memperkenalkan dua fitur inovatif:
Role Play, sebuah permainan
linguistik yang memungkinkan
pengguna untuk berinteraksi dalam
percakapan nyata dengan penutur
asli, dan Jelaskan Jawaban Saya,
yang memberikan penjelasan
aturan tata bahasa ketika pengguna
membuat kesalahan. Fitur-fitur ini
tersedia melalui paket langganan
baru, Duolingo Max, terutama
ditujukan untuk penutur bahasa
Inggris yang sedang mempelajari
bahasa Prancis atau Spanyol
menggunakan perangkat Apple.
Dengan lebih dari 500 juta
pengguna di seluruh dunia dan
menawarkan lebih dari 100 kursus
bahasa, Duolingo berhasil
mengintegrasikan kecerdasan
buatan ke dalam model bisnisnya.
Keberhasilan ini tercermin dalam
pendapatan perusahaan, yang
mencapai $369,7 juta pada tahun
2022, meningkat sebesar 47,3%
dibandingkan tahun sebelumnya.19
o Century Tech
Century Tech, sebuah platform
pembelajaran yang dikenal sebagai
Pelopor Teknologi di Forum Ekonomi
Dunia, menggunakan kecerdasan buatan
untuk menyediakan jalur pembelajaran
yang fleksibel dan dapat disesuaikan bagi
siswa. Mereka juga menggunakan sistem
penilaian inovatif yang membantu guru
dalam memahami potensi siswa secara
lebih baik. Dengan memanfaatkan
teknologi pembelajaran mesin dan ilmu
saraf, Century Tech mampu
19
Robert Whitney, “AI Di EdTech. 3 Contoh
Perusahaan Yang Memanfaatkan Potensi
Kecerdasan Buatan | AI Dalam Bisnis,” firmbee,
2023, https://firmbee.com/ai-in-edtech.
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan
dan menyesuaikan konten serta kecepatan
pembelajaran untuk setiap siswa secara
individual. Saat ini, Century Tech telah
diterapkan di lebih dari 2.000 sekolah di 50
negara.
Peluang Bisnis di Bidang Teknologi
dalam Industri 5.0
Jelas sudah bahwa peluang bisnis di bidang
teknologi pada era industri 5.0 ini akan
berkembang begitu pesat. Ini menjadi
kabar baik karena akan membuka peluang
keuntungan yang jauh lebih besar. Berikut
adalah beberapa contoh peluang bisnis di
bidang teknologi yang akan berkembang di
era revolusi industri ini: 20
1. Aplikasi Penyedia Jasa
Layanan aplikasi penyedia jasa sedang
mengalami peningkatan permintaan
yang signifikan, dan bisnis di sektor ini
diperkirakan akan menghasilkan
keuntungan besar di era revolusi
industri 5.0. Kebutuhan akan layanan
yang mudah diakses dan fleksibel
melalui aplikasi semakin meningkat,
terutama dengan pertumbuhan
penggunaan teknologi digital. Contoh
layanan ini termasuk Gojek, Grab,
Halodoc, ShopeeFood, dan Traveloka,
yang menyediakan berbagai layanan
seperti transportasi, pengiriman
makanan, layanan kesehatan, dan
pemesanan perjalanan.
2. Aplikasi Automasi Pengembangan
SDM
Di era revolusi industri 5.0, permintaan
terhadap bisnis yang mengembangkan
aplikasi otomatisasi untuk
pengembangan sumber daya manusia
20
Cimbniaga, “Mengenal Industri 5.0 Dan Peluang
Bisnis Yang Ada Di Dalamnya,” cimbniaga, 2023,
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/bisnis/
mengenal-industri-5-0-dan-peluang-bisnis-yang-
ada-di-dalamnya.
 (SDM) juga diperkirakan akan
meningkat pesat. Era ini ditandai
dengan peningkatan penggunaan
teknologi virtual, yang dapat berperan
dalam melengkapi, membantu, atau
bahkan menggantikan pekerjaan
manusia, serta mengurangi kesalahan
manusia. Contoh dari bisnis semacam
ini termasuk Ruangguru, Zenius,
Quipper, dan Glints, yang
menyediakan layanan untuk pelatihan
dan pengembangan SDM agar dapat
beradaptasi dengan teknologi baru dan
meningkatkan kinerja.
3. Cloud Hosting
Layanan hosting adalah sesuatu yang
telah ada sejak sebelum era revolusi
industri 4.0. Namun, di era revolusi
industri 5.0, bisnis cloud hosting
menjadi semakin penting dan
dibutuhkan. Dalam era digitalisasi ini,
layanan hosting menjadi kunci bagi
pelaku bisnis dan perusahaan besar.
Contoh dari bisnis layanan hosting
termasuk Dewaweb, Rumahweb,
Jagoan Hosting, dan Cloudmatika.
Kebutuhan akan penyimpanan data dan
komputasi awan semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan bisnis
digital.
4. Game Developer
Di era industri 5.0, bisnis game
developer tetap menjadi salah satu
bidang yang sangat menjanjikan.
Meskipun demikian, terdapat tren yang
mengarah pada pengembangan game
yang dapat mendukung produktivitas
sumber daya manusia. Dengan
teknologi yang semakin canggih,
harapan terhadap kualitas dan
pengalaman bermain game juga
semakin tinggi. Contoh perusahaan
game developer yang terkemuka
seperti Agate Studio, Lokam
Interactive, Sembrani Studios, dan
Nanyang Games tetap menunjukkan
bahwa popularitas game online dan
realitas virtual terus meningkat sebagai
bentuk hiburan dan media edukasi.
5. Software House
Bisnis software house dianggap
sebagai salah satu bidang yang
menjanjikan di era revolusi industri
masa depan. Bisnis ini menyediakan
jasa pembuatan dan penyediaan
software serta aplikasi yang sangat
dibutuhkan dalam era teknologi yang
semakin maju. Perusahaan seperti
Lintasarta, Metranet, Amartha Mikro
Fintek, dan Blibli merupakan contoh
dari penyedia jasa software house yang
terkemuka. Kebutuhan akan software
dan aplikasi yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan bisnis dan industri
diyakini akan terus meningkat.
6. Digital Marketing
Di era revolusi industri 5.0, digital
marketing telah mengalami
perkembangan yang signifikan. Seiring
dengan masuknya era industri yang
lebih canggih, kebutuhan akan digital
marketing juga diprediksi akan
semakin meningkat. Hal ini
menjadikan bidang bisnis ini memiliki
prospek yang menjanjikan. Terutama
dengan semakin banyaknya bisnis yang
bermunculan dan membutuhkan
layanan digital marketing yang
terpercaya. Contoh layanan digital
marketing yang diminati antara lain E-
commerce Marketing, Social Media
Marketing, dan Content Marketing.
Kenaikan penggunaan internet dan
media sosial sebagai sarana promosi
produk dan layanan turut mendukung
perkembangan bisnis digital marketing
ini.
7. Internet Service Provider
Di era mendatang, bisnis di bidang
penyedia layanan internet atau ISP
diprediksi akan menjadi peluang yang
menjanjikan. Seiring dengan kebutuhan
akan teknologi yang semakin meningkat,
permintaan akan akses internet juga akan
terus bertambah. Fenomena ini berlaku
untuk berbagai sektor, mengingat
teknologi akan semakin merasuki
berbagai aspek kehidupan. Contoh
perusahaan ISP yang sudah terkenal
antara lain Telkomsel, Indosat, XL
Axiata, dan First Media. Kebutuhan akan
akses internet yang cepat dan stabil akan
terus meningkat sejalan dengan
perkembangan aktivitas digital di masa
depan.
Hambatan Dan Tantangan Ekonomi
Digital 5.0
Revolusi Industri 5.0 menghadirkan
peluang besar bagi Indonesia untuk
meningkatkan daya saing dan mencapai
pembangunan berkelanjutan. Namun,
transisi menuju ekonomi digital 5.0 juga
diiringi dengan berbagai hambatan dan
tantangan yang perlu diatasi. Berikut
beberapa poin penting:
1. Kesenjangan Akses Internet
Tantangan dalam hal akses internet
meliputi ketidakmerataan distribusi,
terutama di daerah pedesaan dan
terpencil, serta biaya yang masih tinggi
bagi sebagian masyarakat. Selain itu,
infrastruktur pendukung seperti
jaringan fiber optik dan menara seluler
juga mengalami keterbatasan. Semua
ini menyulitkan individu dan komunitas
dalam mengakses internet secara
efisien, yang pada gilirannya membatasi
potensi pengembangan digital dan
partisipasi dalam ekonomi digital.
Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) tentang Ekonomi Digital
Indonesia tahun 2023, nilai transaksi e-
commerce di Indonesia mencapai Rp
359,7 triliun pada tahun 2022. Namun,
transaksi ini masih didominasi oleh
perusahaan besar dan terpusat di Pulau
Jawa sebesar 55,19%, sementara
sisanya tersebar di luar Pulau Jawa.
Menurut BPS, sebagian besar desa atau
kelurahan di Indonesia masih belum
tercover oleh menara pemancar jaringan
telekomunikasi atau Base Transceiver
Station (BTS). Pada tahun 2020, sekitar
46.486 desa atau 55,3% dari total desa
di Indonesia belum memiliki menara
BTS.
2. Kesenjangan Keterampilan
Masyarakat
Kurangnya pemahaman tentang
teknologi digital dan keterampilan
dalam menggunakannya merupakan
tantangan signifikan bagi banyak
individu dan komunitas saat ini. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan akses
terhadap pendidikan dan pelatihan di
bidang teknologi digital, serta
kesenjangan antara keterampilan yang
dimiliki dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja digital. Akibatnya, banyak
orang mengalami kesulitan dalam
memanfaatkan teknologi secara efektif
dalam kehidupan sehari-hari dan
memperoleh peluang pekerjaan dalam
ekonomi digital. Untuk mengatasi
tantangan ini, diperlukan upaya
bersama dari pemerintah, lembaga
pendidikan, dan sektor swasta untuk
meningkatkan literasi digital dan
menyediakan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
digital. Menurut Survei Literasi Digital
2021 yang dilakukan oleh Kominfo,
indeks literasi digital masyarakat
Indonesia masih berada pada rata-rata
angka 3,54 dari skala 1-5, yang
menunjukkan perlunya peningkatan
edukasi dan pelatihan digital.
3. Kesenjangan Infrastruktur
Tantangan dalam infrastruktur digital
mencakup keterbatasan dalam pusat
data, komputasi awan, dan koneksi
internet berkecepatan tinggi, serta
 masalah ketidakstabilan dan kecepatan kurang antar instansi pemerintah
internet yang kurang memadai di semakin mempersulit penerapan aturan
beberapa daerah. Kurangnya yang efektif untuk mengelola
infrastruktur pendukung seperti lingkungan digital yang terus
jaringan listrik dan transportasi juga berkembang. Situasi ini dapat
memperparah situasi ini, membatasi menimbulkan kebingungan dan
kemampuan individu dan komunitas ketidakpastian di kalangan pemangku
untuk mengakses dan memanfaatkan kepentingan, serta berpotensi
teknologi digital secara efektif dalam menghambat pertumbuhan ekonomi
kehidupan sehari-hari serta dalam digital dan inovasi teknologi di
aktivitas ekonomi dan pendidikan. Indonesia.
Menurut Laporan Global
Competitiveness Index 2023 dari WEF, 5. Kesenjangan Keamanan Siber
Indonesia menempati peringkat 50 Meningkatnya insiden kejahatan siber
dalam hal infrastruktur digital, dan serangan cybercrime sejalan
menandakan perlunya investasi dan dengan perkembangan penggunaan
pengembangan infrastruktur yang lebih teknologi digital merupakan masalah
besar. Laporan dari CSIS Policy Brief yang semakin serius. Kurangnya
juga menekankan perlunya prinsip kesadaran masyarakat terhadap
kehati-hatian dalam pembuatan keamanan siber juga menjadi tantangan
regulasi agar tidak terlalu membatasi yang signifikan. Selain itu, perlu
dan menghambat pertumbuhan e- peningkatan kemampuan dalam bidang
commerce di Indonesia. Ajisatria keamanan siber, baik di sektor publik
Suleiman, seorang pengamat hukum maupun swasta. Hal ini membutuhkan
teknologi dan Associate Researcher di kerjasama dari berbagai pihak untuk
Center for Indonesian Policy Studies memperkuat sistem keamanan dan
(CIPS), menyatakan bahwa dalam melindungi infrastruktur digital dari
Peraturan Menteri Komunikasi dan serangan yang semakin kompleks dan
Informatika (Permenkominfo) Nomor canggih. Menurut data Awan Pintar
5 Tahun 2020, mekanisme due process 2023, ancaman digital di Indonesia
of law, terutama dalam hal pada semester kedua tahun 2023
akuntabilitas pemerintah terkait akses meningkat secara signifikan. Jumlah
data pribadi masyarakat, perlu serangan mencapai 685.772.501
diperjelas. 21 serangan per detektor, hampir dua kali
lipat dari semester sebelumnya,
4. Kesenjangan Regulasi menunjukkan bahwa Indonesia
Tantangan dalam regulasi terkait menjadi sasaran yang disukai oleh
teknologi digital meliputi kurangnya penjahat dunia maya.
penyesuaian dengan kemajuan
teknologi yang cepat. Selain itu,
ketidakjelasan dalam regulasi Strategi Menangani Hambatan
mengenai data pribadi, keamanan Ekonomi Digital 5.0
siber, dan transaksi elektronik juga Ekonomi Digital 5.0 di Indonesia
merupakan masalah yang signifikan. memiliki potensi besar untuk
Koordinasi dan harmonisasi yang
21
Mochamad Januar Rizki, “Poin-Poin Yang Perlu https://www.hukumonline.com/berita/a/poin-
Diperhatikan Penegak Hukum Akses Data Pribadi poin-yang-perlu-diperhatikan-penegak-hukum-
Warga,” hukumonline, 2021, akses-data-pribadi-warga-lt617a7f061e4e1/.
 meningkatkan daya saing dan mencapai
pembangunan berkelanjutan. Namun,
untuk merealisasikan potensi ini, perlu
dilakukan langkah-langkah strategis
untuk mengatasi berbagai tantangan yang
ada. Berikut beberapa strategi yang dapat
dipertimbangkan:
1. Membangun Infrastruktur Digital yang
Kuat
Memperluas akses internet: Upaya
meningkatkan jangkauan dan kualitas
infrastruktur internet, terutama di
wilayah pedesaan dan terpencil, guna
memastikan akses yang merata bagi
seluruh lapisan masyarakat. Ini
melibatkan pengembangan
infrastruktur cloud computing yang
andal dan aman untuk mendukung
pertumbuhan kebutuhan komputasi
digital.
Meningkatkan konektivitas digital:
Peningkatan kualitas dan kecepatan
jaringan internet guna mendukung
aplikasi dan layanan digital yang
kompleks, seperti Internet of Things
(IoT) dan Big Data. Inisiatif dan
program terkait antara lain:
o Proyek Palapa Ring: Sebuah
proyek nasional untuk
membangun infrastruktur fiber
optik yang bertujuan
menghubungkan seluruh wilayah
Indonesia dengan jaringan internet
berkecepatan tinggi.
o Program BAKTI Kominfo:
Sebuah inisiatif pembangunan
infrastruktur internet di daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal
(3T) guna meningkatkan akses
internet bagi penduduk setempat.
o Gerakan Nasional Literasi Digital:
Sebuah program yang bertujuan untuk
meningkatkan literasi digital di
kalangan masyarakat Indonesia agar
mereka mampu menggunakan
teknologi digital dengan bijak dan
bertanggung jawab.
2. Meningkatkan Keterampilan dan
Literasi Digital
Mengembangkan program edukasi dan
pelatihan digital: Menyelenggarakan
program pendidikan dan pelatihan
digital yang komprehensif untuk
meningkatkan keterampilan digital di
kalangan masyarakat, termasuk
UMKM, generasi muda, dan aparatur
pemerintah. Mempromosikan budaya
digital: Meningkatkan kesadaran dan
pemahaman masyarakat tentang
manfaat dan potensi ekonomi digital
melalui kampanye edukasi dan literasi
digital. Mendukung pengembangan
talenta digital: Mendorong
pengembangan talenta digital di bidang
STEM (Science, Technology,
Engineering, and Mathematics) untuk
memenuhi kebutuhan industri digital
yang terus berkembang. Contoh
inisiatif program:
o Gerakan Nasional Literasi Digital
(GNLD) Kominfo: Sebuah
program pemerintah yang
bertujuan untuk meningkatkan
literasi digital di kalangan
masyarakat Indonesia.
o Beasiswa Talenta Digital: Sebuah
program beasiswa yang
diselenggarakan pemerintah untuk
mendukung siswa berprestasi
dalam mengejar pendidikan di
bidang STEM.
3. Menciptakan Regulasi yang Adaptif
dan Kondusif
Membuat regulasi yang adaptif dan
fleksibel: Merancang kebijakan yang
mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi digital secara
cepat dan fleksibel guna mendorong
inovasi dan pertumbuhan ekonomi
digital. Memastikan kepastian hukum
dan perlindungan data: Menetapkan
aturan yang jelas dan transparan untuk
memberikan kepastian hukum kepada
 pelaku bisnis dan investor, serta
menjaga kerahasiaan dan keamanan
data pribadi. Mendorong harmonisasi
regulasi antar instansi:
Mempromosikan keselarasan dalam
regulasi digital di antara berbagai
lembaga terkait untuk menghindari
tumpang tindih dan menciptakan
lingkungan digital yang mendukung.
Contoh inisiatif program:
o Pembentukan Tim Nasional E-
commerce: Kementerian
Komunikasi dan Informatika
membentuk tim nasional e-
commerce yang bertugas
mengembangkan dan meninjau
regulasi terkait e-commerce di
Indonesia.
o Penerapan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor
12 Tahun 2019 tentang Perlindungan
Data Pribadi: Regulasi ini mengatur
mengenai perlindungan data pribadi
dalam operasional sistem elektronik.
4. Mendorong Inovasi dan
Kewirausahaan Digital
Memberikan dukungan finansial dan
inkubasi: Menfasilitasi akses ke
sumber pendanaan dan program
inkubasi bagi startup dan UMKM
digital guna mengembangkan gagasan
inovatif dan memajukan usaha mereka.
Membangun lingkungan inovasi yang
kolaboratif: Mendorong kerjasama
antara sektor swasta, lembaga
pendidikan, dan pemerintah untuk
menciptakan suasana inovasi yang
mendukung bagi pengembangan
teknologi dan produk digital baru.
Perlindungan terhadap hak kekayaan
intelektual: Memperkuat penegakan
hukum terkait hak kekayaan intelektual
untuk melindungi inovasi dan
kreativitas dalam era digital. Contoh
Program dan Inisiatif:
o Startup Studio Indonesia: Program
inkubasi yang menyediakan
fasilitas kerja, bimbingan, dan
jaringan kerja bagi startup digital.
o Jaringan Inovasi Digital (JID):
Platform yang menghubungkan
para pelaku inovasi di Indonesia
untuk mendorong kerjasama dan
pengembangan teknologi.
o Bekraf Creative Labs: Fasilitas
kerja bersama yang menawarkan
ruang kerja, bimbingan, dan
jaringan kerja bagi para pelaku
industri kreatif di Indonesia.
5. Meningkatkan Peran dan Partisipasi
Masyarakat
Mengikutsertakan masyarakat dalam
proses pembuatan kebijakan:
Melibatkan masyarakat dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
terkait ekonomi digital untuk
memastikan kebijakan yang inklusif
dan pro-rakyat. Pemberdayaan
masyarakat melalui teknologi digital:
Menyediakan akses dan pelatihan
teknologi digital yang diperlukan agar
masyarakat dapat lebih aktif
berpartisipasi dalam ekonomi digital,
termasuk melalui dukungan bagi
UMKM dan sektor ekonomi kreatif.
Membangun kepercayaan publik
terhadap ekonomi digital:
Meningkatkan program edukasi dan
sosialisasi mengenai keamanan serta
privasi data untuk meningkatkan
kepercayaan publik terhadap ekonomi
digital dan mendorong partisipasi aktif
masyarakat. Contoh Program dan
Inisiatif:
o Gerakan Nasional Literasi Digital
(GNLD) Kominfo: Program
pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman
masyarakat Indonesia akan literasi
digital.
o Program Desa Digital: Inisiatif
pemerintah yang bertujuan untuk
memperkuat infrastruktur digital dan
literasi digital di pedesaan Indonesia.
o Platform E-commerce Lokal: Situs
online yang menghubungkan UMKM
dengan konsumen lokal, memfasilitasi
UMKM untuk memasarkan produk
mereka secara digital.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa Ekonomi
Digital 5.0 telah membuka pintu menuju
transformasi ekonomi Indonesia melalui
pemanfaatan teknologi canggih seperti Big
Data, kecerdasan buatan, dan IoT dalam
sektor-sektor strategis seperti e-commerce,
pertanian, dan manufaktur. Revolusi
Industri 5.0 menjanjikan peningkatan
efisiensi, mutu produk, dan keselamatan
kerja melalui teknologi AI, Big Data, dan
robotika, sambil meningkatkan daya saing
dan kualitas hidup dengan akses yang lebih
baik ke layanan kesehatan dan pendidikan.
Meski demikian, tantangan kesenjangan
akses internet, keterampilan masyarakat,
infrastruktur, regulasi, dan keamanan siber
harus diatasi dengan memperkuat
infrastruktur digital, meningkatkan literasi
digital, menciptakan regulasi yang adaptif,
dan mendorong inovasi serta partisipasi
masyarakat agar Indonesia dapat
mengoptimalkan potensi ekonomi digital
untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan.
Saran
Saran yang diberikan adalah untuk terus
memperkuat investasi dalam
pengembangan infrastruktur digital, seperti
peningkatan a kses internet dan
pengembangan jaringan komunikasi yang
merata di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, disarankan untuk meningkatkan
pendidikan dan pelatihan keterampilan
digital bagi masyarakat agar mereka siap
menghadapi tuntutan pasar kerja di era
digital ini. Selanjutnya, pemerintah perlu
terus berupaya menciptakan regulasi yang
kondusif dan adaptif untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi digital serta
memperkuat sistem keamanan siber untuk
melindungi data pribadi dan infrastruktur
digital. Kerjasama antara pemerintah,
sektor swasta, dan masyarakat juga sangat
diperlukan untuk mendorong inovasi dan
partisipasi aktif dalam ekonomi digital.
DAFTAR PUSTAKA
Ahern, Greg. “15 Advantages of Chatbots
in E-Commerce.” ochatbot, 2023.
https://ochatbot.com/advantages-of-
chatbots-in-e-commerce/.
Binus. “Sejarah Revolusi Industri 4.0 Dan
Bedanya Dengan Society 5.0.”
Binus, 2021.
https://online.binus.ac.id/2021/05/23/
sejarah-revolusi-industri-4-0-dan-
bedanya-dengan-society-5-0/.
Bora, Pranjal. “27 Perusahaan Mengubah
Hasil Kesehatan Melalui AI.”
digitalauthority, 2023.
https://www.digitalauthority.me/reso
urces/artificial-intelligence-in-
healthcare/.
Cimbniaga. “Mengenal Industri 5.0 Dan
Peluang Bisnis Yang Ada Di
Dalamnya.” cimbniaga, 2023.
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspi
rasi/bisnis/mengenal-industri-5-0-
dan-peluang-bisnis-yang-ada-di-
dalamnya.
Damuri, Yose Rizal. “Perkembangan Dan
Regulasi E-Commerce Di
Indonesia.” Webinar, Seri Ekonomi,
Ekosistem Indonesia, Csis
Koordinator, Kementerian
Perekonomian, Bidang
Perdagangan, Kementerian
Indonesia, Facebook, no. CSIS
(2020): 1–8.
Hanneman, Robert A. “Laporan Ancaman
 Digital Di Indonesia Semester 2 Dan
Analisis Serangan Sepanjang 2023.”
Awanpintar 4, no. April (2009): 2–5.
Jennifer Hahn. “Allbirds Creates ‘World’s
First Net-Zero Carbon Shoe’ Using
Regenerative Wool.” dezeen, 2023.
https://www.dezeen.com/2023/06/28/
allbirds-net-zero-carbon-trainer-
moonshot/.
Kemenkominfo. “Status Literasi Digital
Di Indonesia 2022.” Kominfo, no.
November (2022): 205–7.
https://www.c2es.org/content/renewa
ble-energy/.
Morchid, Abdennabi, Rachid El Alami,
Aeshah A. Raezah, and Yassine
Sabbar. “Applications of Internet of
Things (IoT) and Sensors
Technology to Increase Food
Security and Agricultural
Sustainability: Benefits and
Challenges.” Ain Shams Engineering
Journal 15, no. 3 (2024): 102509.
https://doi.org/10.1016/j.asej.2023.10
2509.
Oktora, Rizqy, Adriyani Syakilah, and
Dkk. “Statistik E-Commerce 2022.”
BPS 13, no. 1 (2022): 104–16.
https://www.bps.go.id/id/publication/
2022/12/19/d215899e13b89e516caa7
a44/statistik-e-commerce-2022.html.
pasla.jambiprov. “Menggunakan Robotik
Dan Otomatisasi Dalam Bisnis.”
Pasla.Jambiprov, 2023.
https://pasla.jambiprov.go.id/menggu
nakan-robotik-dan-otomatisasi-
dalam-bisnis/.
Permana, Teguh, and Andriani
Puspitaningsih. “Studi Ekonomi
Digital Di Indonesia.” Jurnal Simki
Economic 4, no. 2 (2021): 161–70.
https://doi.org/10.29407/jse.v4i2.111.
Rizki, Mochamad Januar. “Poin-Poin
Yang Perlu Diperhatikan Penegak
Hukum Akses Data Pribadi Warga.”
hukumonline, 2021.
https://www.hukumonline.com/berita
/a/poin-poin-yang-perlu-
diperhatikan-penegak-hukum-akses-
data-pribadi-warga-
lt617a7f061e4e1/.
Saiwa. “Leveraging Drones in Agriculture
for a New Era of Data-Driven
Farming.” Saiwa, 2023.
https://saiwa.ai/blog/drones-in-
agriculture/.
Schwab, K. The Global Competitiveness
Report. World Economic Forum,
2018.
Siagian, Hendra Fridolin Ananda Sudater.
“Mengenal Revolusi Industri 5.0.”
Kemenkeu, 2023.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kp
knl-lahat/baca-
artikel/16023/Mengenal-Revolusi-
Industri-50.html.
thepeoplespace. “Lima Cara Perusahaan
Menggunakan Cobots.”
thepeoplespace, 2023.
https://bit.ly/3Uz7BH6.
Ukobitz, Desirée, and Rita Faullant.
“Leveraging 3D Printing
Technologies: The Case of Mexico’s
Footwear Industry: Mexico’s Fashion
Footwear Industry Serves as an
Example of How Companies in
Traditional Sectors That Adopt 3D
Printing Can Realize Benefits along
Their Value Chain.” Research
Technology Management 64, no. 2
(2021): 20–30.
https://doi.org/10.1080/08956308.20
21.1864919.
Whitney, Robert. “AI Di EdTech. 3
Contoh Perusahaan Yang
Memanfaatkan Potensi Kecerdasan
Buatan | AI Dalam Bisnis.” firmbee,
2023. https://firmbee.com/ai-in-
edtech.
widyaanalytic. “Big Data Analytics Jadi
Kunci Sukses Transformasi Digital
Industri Manufaktur.” widyaanalytic,
2023.
https://widyaanalytic.com/transforma
si-digital-dengan-big-data-analytics-
bisa-jadi-kunci-kesuksesan-industri-
manufaktur/.