02 Pembebanan Sni1725 2016
02 Pembebanan Sni1725 2016
(2)
FILOSOPI PERENCANAAN γi = faktor beban ke-I
ηi = faktor pengubah respon berkaitan dgn
Dlm perenc. Jembatan, maka hrs dipenuhi daktilitas, redundansi, dan klasifikasi
Pers. (1) tdk tergantung pd jenis Analisa yg operasional
diterapkan ηD =faktor pengubah respon berkaitan dgn
daktilitas
𝜼𝒊 𝜸𝒊 𝑸𝒊 ≤ 𝝓𝑹𝒏 = 𝑹𝒓 ηR = faktior pengubah respon berkaitan dgn
(1)
redundansi
Utk beban2 dgn nilai maksimum lbh sesuai ηI = faktor pengubah respon berkaitan dgn
kalsifikasi operasional
𝜼𝒊 = 𝜼𝑫 𝜼𝑹 𝜼𝑰 ≥ 𝟎, 𝟗𝟓 (2) φi = factor tahanan
Qi = Pengaruh gaya
Utk beban2 dgn nilai minimum lbh sesuai
Rn = Tahanan nominal
𝟏
𝜼𝒊 = ≤𝟏 (3) Rr = Tahanan terfaktor
𝜼𝑫 𝜼𝑹 𝜼𝑰
Bridge—Any structure having an opening not less than 20.0 ft
Gaya (beban) total yg digunakan dlm perenc hrs dihitung that forms part of a highway or that is located over or
dengan rumus (4) : under a highway.
(Setiap bangunan yang mempunyai bukaan tidak kurang dari
𝑸= 𝜼𝒊 𝜸𝒊 𝑸𝒊 (4) 20,0 ft yang merupakan bagian dari jalan raya atau yang terletak
di atas atau di bawah jalan raya.)
1
3/13/2024
(3)
Faktor Pengubah Respon DAKTILITAS ηD Faktor Pengubah Respon KEPENTINGAN
OPERASIONAL ηI
DAKTILITAS Klasifikasi kepentingan Operasional dilakukan
Str Jemb hrs diproporsi dan di detail agar oleh Otoritas yg berwenang thd Jaringan
diperoleh perilaku inelastik pd Keadaan Batas Transportasi dan mengetahui kebutuhan
Ultimit dan Ekstrim sebelum mengalami Operasional
kegagalan
Utk keadaan batas Ultmit :
Utk keadaan batas Ultmit :
ηI Kondisi
ηD Kondisi
1,05 Utk jembatan penting dan sgt
1,05 Utk komponen tdk daktail dan sambungan
penting
1,0 Utk perenc konvensional serta pendetailan 1,0 Utk jembatan tipikal
yg mengikuti SNI
0,95 Untuk jembatan krg penting
0,95 Utk komp2 & sambungan yg telah
dilakukan tindakan tambahan utk
meningktakan daktilitas lebih daripada yg
Note: Utk keadaan batas lain termasuk keadaan
disyaratkan oleh SNI
Batas Ekstruim (Gempa Besar) ηI=1
Note: Utk keadaan batas lain termasuk keadaan Batas
Ekstrim (Gempa Besar) ηD=1
2
3/13/2024
BEBAN PERMANEN
3
3/13/2024
7
KELOMPOK BEBAN JEMBATAN
Note:
…lanjutan 1) Faktor beban γEQ utk bbn hidup pd keadaan
batas Ekstrim I hrs ditentukan berdasarkan
kondisi spesiifik jembatan. Sbg pedoman dpt
digunakan factor gEQ berikut ini:
a) Jembatan Sgt penting : γEQ=0,50
Simbol Arti b) Jembatan Penting γEQ =0,30
TP Beban pejalan kaki c) Jembatan standar γEQ =0
4
3/13/2024
(9)
FILOSOPI PERENCANAAN Keadaan Batas daya Layan:
Keadaan batas daya layan disyaratkan dlm
peranc. dgn melakukan pembatasan pd. teg,
Keadaan Batas Kekuatan: deformasi dan lebar retak pd kondisi
Keadaan batas Kekuatan disyaratkan dlm pembebanan layan agar jembatan
perenc utk memastikan adanya kekuatan dan mempunyai kinerja yg baik selama umur
kestabilan jemb yg memadai, baik yg sifatnya rencana
lokal maupun global utk memikul kombinasi
pembebanan yg secara statistik mempunyai
kemungkinan cukup besar utk terjadi selama
Keadaan Batas Fatik dan Fraktur:
masa layan jembatan.
Kedua Keadaan Batas ini ditujukan utk
membatasi penjalaran retak akibat Siklik yg pd
akhirnya akan mengakibatkan terjadinya
Keadaan Batas Ekstrim: kegagalan Fraktur selama umur desain jemb.
Keadaan batas Ekstrim diperhitungkan utk
Keadaan batas Fatik disyaratkan agar jemb
memastikan jemb. dpt bertahan akibat
tdk mengalami kegagalan akibat Fatik selama
gempa besar.
umur rencana.
Keadaan batas Fraktur disyaratkan dlm perenc
dgn menggunakan persyaratan kekuatan
material sesuai spesifikasi
Keadaan Penjelasan
Keadaan Penjelasan
Batas
Batas
Kuat I Kombinasi pembebanan yg Kuat III Kombinasi pembebanan dgn
memperhitungkan gaya2 yg kondisi jemb memikul bbn
timbul pd jemb dlm keadaan angin kecepatan 90-
normal tanpa memperhitungkan 126km/jam
bbn angin. Semua gaya nominal
yg terjadi dikalikan dgn Faktor Kuat IV Kombinasi pembebanan utk
Beban yg sesuai memperhitungkan
kemungkinan adanya rasio bbn
Kuat II Kombinasi pembebanan yg mati dgn bbn hidup yang besar
berkaitan dgn penggunaan jemb
utk memikul bbn Kend KHUSUS Kuat V Kombinasi pembebanan
yg ditentukan pemilik tanpa berkaitan dgn operasional
memperhitungkan bbn angin normal jembatan dgn bbn
angin 90-126 km/jam
5
3/13/2024
11
Keadaan Penjelasan
Keadaa Penjelasan
Batas
n Batas
Ekstrem Kombinasi pembebanan Gempa. Faktor
I beban hidup ηEQ yg mempertimbangkan Layan I Komb. Pembebanan yg berkaitan dgn
bekerjanya Bbn hidup pd saat gempa operasional jemb dgn semua bbn
berlangsung hrs ditentukan berdasarkan mempunyai nilai Nominal serta
kepentingan jembatan memperhitungkan bbn Angin 90-
126km/jam.
Ekstrem Komb pembebanan yg meninjau komb
Komb ini juga utk kontrol lebar retak
II antara bbn hidup terkurangi dgn bbn yg
timbul akibat tumbukan Kapal, str beton bertulang, dan analisa teg
tumbukan Kend., Banjir atau bbn tarik pd tamang jemb segmental,
Hidrolika lainnya, kecuali utk kasus utnuk pemeriksaan stabilitas lereng
pembebanan akibat tumbukan kend. Layan II Kombinasi pembebanan yg ditujukan
(TC). utk mencegah terjadinya pelelehan
Kasus pembebanan akibat Banjir TDK pd str. Baja dan selip (gelincir) pd
boleh dikombinasikan dgn bbn akibat sambungan akibat bbn kend.
tumbukan kend. dan tumbukan Kapal
Keadaa Penjelasan
LANJUTAN
n Batas
Keadaa Penjelasan Fatik Kombinasi beban Fatik dan Fraktur
n Batas sehubungan dgn umur Fatik akibat
Layan III Komb. Pembebanan utk menghitung induksi beban yg waktunya TAK
teg. Tarik pd arah memanjang jemb TERBATAS
beton Prategang dgn tujuan utk
mengontrol besarnya retak dan teg
utama tarik pd bagian badan dari
jemb beton Segmental
Layan IV Kombinasi pembebanan utk
menghitung tegangan tarik pd kolom
beton prategang dgn tujuan untuk
besarnya retak
6
3/13/2024
BEBAN PERMANEN
Kerapatan massa dan berat isi dari berbagai bahan
Beban mati komponen struktur dan yg umum digunakan dpt dilihat pada Tabel2 SNI
1725
nonstruktur (MS)
Beban MS adl. Bbn dari elemen2 struktural lain yang
dipikul, termasuk dalam hal ini adalah berat bahan
dan bagian jembatan yang merupakan elemen
struktural, ditambah dengan elemen nonstruktural
yang dianggap tetap. Adapun faktor beban yang
digunakan untuk berat sendiri dapat dilihat pada
Tabel 3. SNI 1725-2016
7
3/13/2024
(15)
BEBAN PERMANEN …2)
Perhitungan Beban Mati Struktur
Dan Non-struktur (MS)
Contoh soal 1
Sbh jembatan Gelagar beton
Prategang tipe I dgn data teknis sbb:
Panjang jembatan L=16,60m 190 170 190
pada gelagar 75
900
400
100
125
8
3/13/2024
(17)
BEBAN PERMANEN …4)
B. Gaya Dalam pd Girder akibat Bbn mati MS:
Perhit. Gaya Dalam
Reaksi tumpuan (Abutmen) dan Mmaks akibat WMS1 :
Beban mati total
𝑾𝑴𝑺𝟏 × 𝑳𝒈
𝑾𝑴𝑺𝟏 = 𝑾𝑺 + 𝑾𝒓𝒄𝒑 + 𝑾𝒈 𝟐𝟐, 𝟒𝟗𝟔𝒌𝑵. 𝒎 𝟏 𝑹𝑴𝑺𝟏 = = 𝟏𝟖𝟔, 𝟕𝟏𝟕𝒌𝑵
𝟐
𝟏
Terpusat di tgh bentang 𝑴𝑴𝒂𝒌 = 𝑾𝑴𝑺𝟏 𝑳𝟐𝒈 = 𝟕𝟕𝟒, 𝟖𝟕𝟓𝒌𝑵. 𝒎
𝑾𝒅𝒑 𝒎𝒊𝒅 = 𝟓, 𝟑𝟓𝟕𝒌𝑵 𝟖
𝑾𝒅𝒑 = 𝟏𝟓, 𝟒𝟓𝟎𝒌𝑵 Terpusat di ujung- Reaksi tumpuan (Abutmen) dan Mmaks akibat
𝑬𝒏𝒅
ujung girder Diafragma :
(18)
BEBAN PERMANEN …5) GIRDER
WMS1 1450
1930
2100
L=16,6m
(+)
204,845kN 797,102kN.m
(+)
(-)
204,845kN
9
3/13/2024
10
3/13/2024
L=16,6m
3. Bbn Tambahan akibat Perkerasan aspal
11
3/13/2024
(23)
Gaya horizontal Tekanan tanah lateral pada keadaan batas
akibat tekanan tanah (TA) kekuatan dihitung dengan menggunakan nilai
nominal dari dari γs dan c serta ϕf
Nilai nilai c dan ϕf diperoleh dari nilai nominal
dengan menggunakan faktor reduksi kekuatan.
Koefisien tekanan tanah nominal harus dihitung Kemudian tekanan tanah lateral yang
berdasarkan sifat-sifat tanah. Sifat-sifat tanah diperoleh masih berupa nilai nominal dan
(kepadatan, kadar kelembaban, kohesi, sudut selanjutnya harus dikalikan dengan faktor beban
geser dalam dan lain sebagainya) harus diperoleh yang sesuai seperti yang tercantum pada
berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian Tabel 2.4
tanah baik di lapangan ataupun di laboratorium.
Bila tidak diperoleh data yang cukup maka
karakteristik tanah dapat ditentukan sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini.
Tekanan tanah lateral mempunyai hubungan
yang tidak linier dengan sifat-sifat bahan tanah.
Tekanan tanah lateral pada keadaan batas daya
layan dihitung berdasarkan nilai nominal dari γs,
c, ϕf
12
3/13/2024
13
3/13/2024
(28)
Grafik untuk Koef. Tek. Tnh
Lateral Pasiv kp
Grafik kp utk dinding miring atau vertical
dgn timbunan tnh Non-kohesif bersudut
Note:
1. Grafik ini adalah utk rasio sdt
δ/ϕ=-1. Utk nilai rasio sdt yg
lainnya maka HRS diberikan
koreksi R
2. Sumber: Gambar 2 & Gambar 3
SNI 1725-2016, atau AASHTO-
LRFD Gambar 3.11.5.4.1
14
3/13/2024
Note:
1. Utk menggunakan
table ini maka
perlakukan ‘Alpha’=sdt
θ pada gbr atau rms kp
di Slide 12
2. Sdt-sdt yg lainnya sama
dgn sdt yg ada pd slide
12
Note:
1. Utk menggunakan table
ini maka perlakukan
‘Alpha’=sdt θ pada Gbr
atau rms kp di Slide 20
2. Sdt-sdt yg lainnya sama
dgn sdt yg ada pd slide
12
15
3/13/2024
(31)
Gaya horizontal
akibat tekanan tanah (TA) a) Utk tanah berbutir kasar, terkonsolidasi normal
menurut Jaky (1944) koef. Tek. Tnh dlm keadaan
Diam ko:
Tekanan Tanah Dlm Kondisi Diam
(Earth Pressure at rest) 𝒌𝒐 = 𝟏 − 𝐬𝐢𝐧 𝝓′ (a)
Rms diatas dimodifikasi oleh Mayne and Kulhawy
(1982) utk tnh Overkonsolidasi
𝐬𝐢𝐧 𝝓
𝒌𝟎 = 𝟏 − 𝐬𝐢𝐧 𝝓′ 𝑶𝑪𝑹 (b)
16
3/13/2024
(33)
Gaya horizontal
akibat tekanan tanah (TA) Note:
1) Silt (Tanah Lanau) dan Clay (Lempung) TIDAK
BOLEH digunakan untuk urugan kecuali
Contoh soal mengikuti prosedur desain yang sesuai dan
Hitunglah tekanan tanah dalam kondisi diam (Earth langkah langkah pengendalian konstruksi
pressure at Rest) untuk tanah terkonsolidasi normal, jika dimasukkan dalam dokumen konstruksi dan
diketahui sudut geser efektif tanah ϕ'= 30. memperhitungkan penggunaan tanah tersebut.
2) Dalam keadaan apapun, tanah Lempung plastis
Penyelesaian: TIDAK BOLEH digunakan untuk urugan
𝒌𝟎 = 𝟏 − 𝐬𝐢𝐧 𝝓 = 𝟏 − sin 𝟑𝟎 = 𝟎, 𝟓
17
3/13/2024
(35)
BEBAN AKIBAT PROSES PELAKSANAAN (PL)
Beban yang disebabkan oleh metode dan urutan
pelaksanaan pekerjaan jembatan disebut sebagai
Beban pelaksanaan bisa berasal dari: beban akibat pelaksanaan. Beban ini biasanya
1) Beban yang disebabkan oleh aktivitas pelaksanaan mempunyai kaitan dengan aksi-aksi lainnya, seperti
itu sendiri, pra-penegangan dan berat sendiri. Dalam hal ini,
2) Aksi lingkungan yang mungkin timbul selama pengaruh faktor ini tetap harus dikombinasikan
waktu pelaksanaan. dengan aksi-aksi tersebut dengan faktor beban yang
sesuai.
Kutipan Tabel 10 SNI 1725-2016 Bila pengaruh tetap yang terjadi tidak begitu terkait
Faktor Beban akibat pengaruh Pelaksanaan dengan aksi rencana lainnya, maka pengaruh
tersebut harus dimaksudkan dalam batas daya layan
dan batas ultimit menggunakan faktor beban sesuai
Faktor Beban (gPL)
dengan Tabel 10 SNI 1725
Tipe
Beban Keadaan Bts Ultimit
Keadaan Bts
Layan
Biasa Terkurangi
Tetap 1,0 1,0 1,0
(36)
BEBAN AKIBAT GAYA Pengaruh utama prategang adalah sebagai berikut:
PRATEGANG/PRESTRESS (PR) 1) Pada keadaan batas daya layan, gaya prategang
dapat dianggap bekerja sebagai suatu sistem
beban pada unsur. Nilai rencana dari beban
Prategang akan menyebabkan pengaruh sekunder pada
prategang tersebut HARUS dihitung
komponen-komponen yang terkekang pada bangunan
menggunakan faktor beban daya layan sebesar
statik tidak tentu. Pengaruh sekunder tersebut HARUS
1,0
diperhitungkan baik pada Batas daya layan ataupun
2) Pada keadaan batas ultimit, pengaruh sekunder
Batas ultimit sesuai.
akibat gaya prategang HARUS dianggap sebagai
Prategang HARUS diperhitungkan sebelum (selama
beban yang bekerja
pelaksanaan) dan sesudah kehilangan tegangan dalam
kombinasinya dengan beban-beban lainnya. Faktor
beban akibat pengaruh prategang dapat dilihat pada Tabel 22 SNI 1725-2016
Tabel 22 SNI 1725-2016
Faktor Beban gPR
Tipe Beban Keadaab Bts Keadaan Bts
Layan Ultimit
Tetap 1,0 1,0
18
3/13/2024
(38)
BEBAN TRANSIEN …1) 2. Beban Akibat Rem (TB)
Menurut SNI 1725 psl. 8.7 bahwa Gaya rem harus diambil
1. Beban Akibat Susut dan Rangkak (SH) yang terbesar dari:
1) 25% dari berat gandar truk desain atau,
Pengaruh akibat rangkak dan penyusutan harus 2) 5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur
diperhitungkan dalam perencanaan jembatan terbagi rata (BTR)
beton. Pengaruh gaya ini dihitung menggunakan
beban mati jembatan. Gaya rem harus di tempatkan di semua lajur rencana dan
yang berisi lalu lintas dengan arah yang sama.
Apabila Rangkak (Creep) dan Penyusutan
Gaya ini harus diasumsikan untuk bekerja secara
(Shringkage) bisa mengurangi pengaruh muatan horizontal pada jarak 1,8m DI ATAS PERMUKAAN JALAN
lainnya, maka nilai dari Rangkak dan Penyusutan pada masing-masing arah longitudinal dan dipilih yang
tersebut harus diambil minimum (misalnya pada paling menentukan.
waktu transfer dari beton Prategang). Faktor Untuk jembatan yang di masa depan akan dirubah menjadi
beban akibat rangkak susut dapat dilihat pada satu arah, maka semua lajur rencana harus dibebani
Tabel 21 SNI 1725 secara simultan pada saat menghitung besarnya gaya rem.
Faktor kepadatan lajur yang ditentukan Tabel 14 pd. Pasal
8.4.3 SNI 1725-2016 berlaku / dpt digunakan untuk
Tabel 21 SNI 1725-2016 menghitung gaya rem.
Faktor Beban gSH
Tipe Beban Keadaab Bts Keadaan Bts Jml. Jalur yg dibebani Faktor Kepadatan lajur
Layan Ultimit 1 1,2
Tetap 1,0 1,0 ≥2 1,0
19
3/13/2024
(39)
BEBAN TRANSIEN …2) Beban Rem yg bekerja utk tiap gelagar diambil nilai
terbesar dari dua ketentuan berukt ini:
2. Beban Akibat Rem (TB) …Lanjutan (1)
1) 25% dari berat Gandar Truk Desain
Utk mendapat pengaruh maksimum gunakan nilai
Contoh soal:
berat gandar terbesar. Pd perhitungan ini dipakai
Hitung beban rem yang terjadi pada jembatan gandar belakang 225kN. Berat gandar truk desain
dengan 2 lajur dan terdiri dari 5 gelagar W T=225kN
𝒏 𝑳 𝒘𝑻
𝑻𝑩𝟏 = 𝟐𝟓% × = 𝟐𝟐, 𝟓𝟎𝒌𝑵
𝒏𝒈
(40)
BEBAN TRANSIEN …3) Kecepatan rencana jalan raya harus diambil tidak
kurang dari nilai yang ditentukan dalam Perencanaan
3. Beban Akibat Gaya SENTRIFUGAL (TR) Geometrik Jalan Bina Marga. Faktor kepadatan lajur
diatur dalam Tabel 14 Pasal 8.4.3 SNI 1725-2016 waktu
Untuk tujuan menghitung gaya Radial atau efek guling
menghitung gaya sentrifugal.
dari beban roda, menurut SNI 1725-2016 pengaruh
Gaya sentrifugal harus diberlakukan secara horizontal
gaya sentrifugal pada beban hidup harus diambil
pada jarak ketinggian 1,8m DI ATAS PERMUKAAN
sebagai hasil kali dari berat gandar truk rencana
JALAN. Dalam hal ini, perencana harus menyediakan
dengan faktor C sebagai berikut:
mekanisme untuk meneruskan gaya sentrifugal dari
permukaan jembatan menuju struktur bawah
𝒗𝟐 jembatan.
𝑪=𝒇
𝒈𝑹𝒍 Pengaruh superelevasi yang mengurangi momen guling
akibat gaya sentrifugal akibat beban roda dapat
v=kecepatan rencana jalan (m/dtk) dipertimbangkan dalam perencanaan.
f=factor dgn nilai 4/3 utk kombinasi bbn selain
keadaan utk keadaan batas fatik, dan nilai=1
utk keadaan bts fatik
g=percepatan gravitasi=9,8 m/dtk2
Rl=jari-jari kelengkungan lajur Lalulintas (m)
20
3/13/2024
(41)
BEBAN TRANSIEN …4)
3. Beban Akibat Gaya SENTRIFUGAL
(TR) …(2)
(42)
BEBAN TRANSIEN …5)
Ttk berat truk PT3 terletak 2,75m dari ttk berat truk
3. Beban Akibat Gaya SENTRIFUGAL (TR) …(3) PT1 shg radius grs beban truk PT3
𝟏. 𝟕𝟓 𝟏. 𝟕𝟓
Contoh perhitungan Gaya sentrifugal (TR) 𝑹𝑷𝑻𝟑 = 𝟏𝟎𝟏, 𝟗𝟖 +
𝟐
+𝟏+
𝟐
= 𝟏𝟎𝟒, 𝟕𝟑𝒎
Vrencana v= 11,1m/dtk Ttk berat truk PT2 terletak 2,75m dari ttk berat truk
Bbn 1 gandar truk tgh dan blkg Wtb=225kN PT2 shg radius grs beban truk PT2
Bbn 1 gandar truk depan Wtd=50kN
Percepatan gravitasi g=9,81 m/dt2 𝟏. 𝟕𝟓 𝟏. 𝟕𝟓
Faktor utk kombinasi bbn f=4/3 𝑹𝑷𝑻𝟐 = 𝟏𝟎𝟒, 𝟕𝟑 + +𝟏+ = 𝟏𝟎𝟕, 𝟒𝟖𝒎
𝟐 𝟐
21
3/13/2024
(43)
BEBAN TRANSIEN …6)
3. Beban Akibat Gaya SENTRIFUGAL (TR) …(4) Gaya Sentrifugal = Bbn gandar (x) Koef C
Contoh perhitungan Gaya sentrifugal (TR) Besarnya Gaya Sentrifugal TR utk Gandar Tengah
dan Gandar Belakang yaitu:
Ttk berat truk PT1 terletak 2,75m dari ttk berat truk 𝑻𝑹𝑷𝑻𝟏 = 𝑾𝒕𝒃 × 𝑪𝑷𝑻𝟏 = 𝟐𝟐𝟓 × 𝟎, 𝟏𝟓𝟐 = 𝟑𝟒, 𝟐𝟔𝒌𝑵
𝒕𝒃
PT3 shg radius grs beban truk PT1
𝑻𝑹𝑷𝑻𝟐 𝒕𝒃 = 𝑾𝒕𝒃 × 𝑪𝑷𝑻𝟐 = 𝟐𝟐𝟓 × 𝟎, 𝟏𝟓𝟔 = 𝟑𝟓, 𝟏𝟎𝒌𝑵
𝟏. 𝟕𝟓 𝟏. 𝟕𝟓
𝑹𝑷𝑻𝟏 = 𝟏𝟎𝟕, 𝟒𝟖 + +𝟏+ = 𝟏𝟏𝟎, 𝟐𝟑𝒎
𝟐 𝟐
𝑻𝑹𝑷𝑻𝟑 𝒕𝒃 = 𝑾𝒕𝒃 × 𝑪𝑷𝑻𝟑 = 𝟐𝟐𝟓 × 𝟎, 𝟏𝟔𝟎 = 𝟑𝟔, 𝟎𝟎𝒌𝑵
𝒗𝟐 𝑻𝑹𝑷𝑻𝟒 = 𝑾𝒕𝒃 × 𝑪𝑷𝑻𝟒 = 𝟐𝟐𝟓 × 𝟎, 𝟏𝟔𝟓 = 𝟑𝟕, 𝟏𝟑𝒌𝑵
Shg koefisien C adl. Sbb: 𝑪=𝒇
𝒈𝑹𝒍
𝒕𝒃
𝑽𝟐
𝑪𝑷𝑻𝟏 = 𝒇 = 𝟎, 𝟏𝟓𝟐
𝒈 × 𝑹𝑷𝑻𝟏
𝑽𝟐
𝑪𝑷𝑻𝟐 = 𝒇 = 𝟎, 𝟏𝟓𝟔
𝒈 × 𝑹𝑷𝑻𝟐
𝑽𝟐
𝑪𝑷𝑻𝟑 = 𝒇 = 𝟎, 𝟏𝟔𝟎
𝒈 × 𝑹𝑷𝑻𝟑
𝑽𝟐
𝑪𝑷𝑻𝟒 = 𝒇 = 𝟎, 𝟏𝟔𝟓
𝒈 × 𝑹𝑷𝑻𝟒
(44)
BEBAN TRANSIEN …7) Dari hasil Total gaya sentrifugal masing-masing truk
menunjukkan bahwa semakin kecil radius gelagar
3. Beban Akibat Gaya SENTRIFUGAL (TR) …(5) jembatan maka gaya sentrifugal yang bekerja akan
semakin besar.
Contoh perhitungan Gaya sentrifugal (TR) Total gaya sentrifugal tersebut bekerja pada radius
beban truk. Untuk memudahkan dalam analisis, gaya
Besarnya Gaya Sentrifugal TR utk Gandar Depan
sentrifugal harus didistribusikan ke gelagar terdekat,
yaitu:
dengan simplifikasi sebagai berikut:
𝑻𝑹𝑷𝑻𝟏 𝒅 = 𝑾𝒕𝒅 × 𝑪𝑷𝑻𝟏 = 𝟓𝟎 × 𝟎, 𝟏𝟓𝟐 = 𝟕, 𝟔𝟎𝒌𝑵
22
3/13/2024
(45)
BEBAN TRANSIEN …8)
3. Beban Akibat Gaya SENTRIFUGAL (TR) …(6) Gaya sentrifugal TRPT1 terdistribusi pd gelagar G2
𝑻𝑹𝑷𝑻𝟑 × 𝒄 𝟖𝟎 × 𝟏, 𝟎𝟐𝟎
𝑻𝑹𝑮𝟒 = = = 𝟑𝟓, 𝟒𝟖𝒌𝑵
𝒄+𝒅 𝟏, 𝟎𝟐𝟎 + 𝟏, 𝟐𝟖𝟎
𝑻𝑹𝑷𝑻𝟐 × 𝒇 𝟕𝟖 × 𝟎, 𝟖𝟔𝟎
𝑻𝑹𝑮𝟑 = = = 𝟐𝟗, 𝟏𝟕𝒌𝑵
𝒇+𝒆 𝟎, 𝟖𝟔𝟎 + 𝟏, 𝟒𝟒𝟎
(46)
BEBAN TRANSIEN …9) 2) Tumbukan kendaraan dengan jembatan
Semua kepala jembatan dan pilar dalam jarak 9m dari
4. Gaya Akibat Tumbukan Kendaraan (TC) …(1)
tepi jalan, atau dalam jarak 15m dari sumbu rel harus
Gaya akibat tumbukan kendaraan dibagi direncanakan untuk mampu memikul beban statik
berdasarkan: ekivalen sebesar 1800 kN, yang diasumsikan
1) Pelindung struktur mempunyai arah sembarangan dalam bidang
Ketentuan ini tidak perlu ditinjau jika struktur horizontal, bekerja pada ketinggian 1,2m di atas
jembatan sudah dilindungi dengan salah satu permukaan tanah, kecuali jembatan dilindungi dengan
pelindung sebagai berikut: salah satu pelindung jembatan sesuai point 1)
a) Tanggul,
b) Palang independen setinggi 1370 mm yang
3) Tumbukan kendaraan dengan Barrier
tahan tumbukan dipasang pada permukaan
Semua sistem pengaman lalu lintas, barrier, dan
tanah dalam jarak 3000 mm dari bagian
kombinasi barrier secara struktur dan geometrik
jembatan yang ingin dilindungi; atau,
harus tahan terhadap benturan kendaraan. Beberapa
c) Parapet/Barrier dengan tinggi 1070 mm
hal yang perlu diperhitungkan antara lain adalah:
dipasang minimal 3000 mm dari bagian
a) Perlindungan terhadap penumpang kendaraan
jembatan yang ingin dilindungi.
saat berbenturan dengan Barrier,
Struktur maupun bentuk palang atau penghalang
b) Perlindungan terhadap kendaraan lain yang
tersebut di atas harus direncanakan agar mampu
berada dekat lokasi benturan,
menahan beban tumbukan setara Uji Level 5,
Lebih lanjut ttg ini baca Psl 11 SNI 1725
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 SNI 1725-
2016.
23
3/13/2024
(47)
BEBAN TRANSIEN …10)
4. Gaya Akibat Tumbukan Kencaraan (TC) …(2)
24
3/13/2024
(49)
Koefisien respon elastik 𝐶𝑠𝑚 diperoleh dari peta
BEBAN TRANSIEN …11) percepatan batuan dasar dan spektra percepatan
sesuai dengan daerah gempa dan periode ulang
gempa rencana. Koefisien percepatan yang diperoleh
berdasarkan peta gempa dikalikan dengan suatu faktor
6. Gaya Akibat Gempa (EQ)
amplifikasi sesuai dengan keadaan tanah sampai
Jembatan harus direncanakan agar memiliki kedalaman 30 m di bawah struktur jembatan.
kemungkinan kecil untuk runtuh namun dapat Ketentuan pada panduan ini berlaku untuk jembatan
mengalami kerusakan yang signifikan dan konvensional. Pemilik pekerjaan harus menentukan
gangguan terhadap pelayanan akibat gempa. dan menyetujui ketentuan yang sesuai untuk jembatan
Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang nonkonvensional.
ditentukan berdasarkan perkalian antara Koefisien
respon elastic (𝐶𝑠𝑚) dengan Berat struktur Ketentuan ini tidak perlu digunakan untuk struktur
ekivalen Wt yang kemudian dimodifikasi dengan bawah tanah, kecuali ditentukan lain oleh pemilik
Faktor modifikasi respon (𝑅𝑑) yang secara umum pekerjaan. Pengaruh gempa terhadap gorong-
dihitung sebagai berikut: gorong persegi dan bangunan bawah tanah tidak
perlu diperhitungkan kecuali struktur tersebut
𝑪𝒔𝒎 melewati patahan aktif. Pengaruh ketidakstabilan
𝑬𝑸 = 𝑾
𝑹𝒅 𝒕 keadaan tanah (seperti: likuifaksi, longsor, dan
EQ = gaya gempa horizontal static (kN) perpindahan patahan) terhadap fungsi jembatan
Csm = koef. Respon gempa elastis harus diperhitungkan. Perhitungan pengaruh gempa
Rd = factor modifikasi respon terhadap jembatan termasuk beban gempa, cara
Wt = total berat struktur dari bbn mati dan bbn analisis, peta gempa, dan detail struktur lebih rinci
hidup yg sesuai dijelaskan pada Bab 6.
25
3/13/2024
. (51)
BEBAN TRANSIEN …13) Beban “D” harus disusun pada arah melintang
sedemikian rupa sehingga menimbulkan momen
8. Beban Lajur “D” …lanjutan 1) maksimum.
Penyusunan komponen-komponen BTR dan BGT dari
beban “D” secara umum dapat dilihat pada Gambar
disebelah. Untuk alternatif penempatan dalam arah
memanjang dapat dilihat pada Gambar 2.11 SNI 1725
(52)
BEBAN TRANSIEN …14)
Distribusi beban hidup dalam arah melintang
digunakan untuk memperoleh momen dan geser
8. Beban Lajur “D” dalam arah longitudinal pada gelagar jembatan. Hal ini
…lanjutan 2) dilakukan dengan mempertimbangkan beban lajur “D”
tersebar pada seluruh lebar gelagar (tidak termasuk
barrier atau railing, kerb dan trotoar) dengan
intensitas 100% untuk panjang terbebani yang sesuai.
Note:
Menurut Psl. 8.4 bahwa Beban “D” (BTR dan
BGT) TDK BOLEH digunakan scr bersamaan dgn
beben T (TT). Bbn “T” adl. Digunakan utk peranc
Str Pelat lantai kend.
26
3/13/2024
(54)
BEBAN TRANSIEN …15)
8. Beban Lajur “D” …lanjutan 4)
𝑾𝑩𝑻𝑹 × 𝑳𝟐 𝟏
𝑴𝑴𝒂𝒌𝒔 = + 𝑷𝑩𝑮𝑻 × 𝑳 = 𝟏𝟐𝟒𝟖, 𝟖𝟔𝒌𝑵𝒎
𝟖 𝟒
Mmaks di tgh bentang
𝑾𝑩𝑻𝑹 𝑳 𝑷𝑩𝑮𝑻
𝑽𝒎𝒂𝒌𝒔 = + =228,90kN
𝟐 𝟐
27
3/13/2024
(55)
BEBAN TRANSIEN …16)
Jarak antara 2 gandar tersebut bisa diubah-ubah dari
9. Beban TRUK “T” (TT) 4m s/d 9m untuk mendapatkan pengaruh terbesar
pada arah memanjang jembatan.
Beban Truk T diatur di SNI 1725-2016 pada Psl 8.4 Untuk posisi dan penyebaran beban truk “T” yang
adalah termasuk sbg Beban lalulintas. menyebabkan timbulnya momen maksimum secara
Beban truk “T” TIDAK dapat digunakan bersamaan rinci dijelaskan dalam SNI 1725-2016 Psl. 8.4
dengan beban “D”.
Beban truk digunakan untuk Perhitungan struktur
lantai. Adapun faktor beban “T” merujuk pada table
13 SNI 1725.
28
3/13/2024
29
3/13/2024
30
3/13/2024
31
3/13/2024
(63)
BEBAN TRANSIEN …23)
32
3/13/2024
(66)
BEBAN TRANSIEN …26)
10. Beban PEJALAN KAKI (TP) …2)
Note:
Beban pejalan kaki sebesar 10 kN/m
diterapkan di sepanjang bentang
jembatan sebagai beban merata pada
lokasi trotoar jembatan.
Jika digunakan metode analisis
pendekatan, maka beban pejalan
kaki yang bekerja pada suatu Gelagar
harus dibagi dengan jumlah gelagar.
𝑻𝑷
𝑾𝑷 = = 𝟐𝒌𝑵/𝒎
𝒏𝒈
33
3/13/2024
(67)
BEBAN TRANSIEN …27)
Penurunan dapat diperkirakan dari pegujian yang
dilakukan terhadap lapisan tanah. Apabila perencana
11. Beban akibat PENURUNAN (ES) …1) memutuskan untuk tidak melakukan pengujian,
Jembatan harus direncanakan untuk bisa menahan tetapi besarnya penurunan diambil sebagai suatu
terjadinya penurunan yang diperkirakan, termasuk anggapan, maka nilai anggapan tersebut merupakan
perbedaan penurunan, sebagai aksi daya layan. batas atas dari penurunan yang bakal terjadi. Apabila
Pengaruh penurunan dapat dikurangi dengan nilai penurunan ini besar, perencanaan bangunan
adanya rangkak dan interaksi pada struktur tanah. bawah dan bangunan atas jembatan harus memuat
Faktor beban untuk penurunan dapat digunakan ketentuan khusus untuk mengatasi penurunan
sesuai dengan Tabel 17 SNI 1725 tersebut.
(68)
BEBAN TRANSIEN …28)
34
3/13/2024
Contoh perhitungan Gaya akibat temperatur seragam Jadi deformasi yang terjadi pada struktur akibat beban
temperatur adalah 4,15 mm. Untuk menentukan gaya
Hitunglah beban temperatur dan besaran rentang dalam struktur akibat Beban temperatur, maka
deformasi maksimum akibat beban temperatur pada digunakan nilai DT yang diperoleh dari nilai terbesar di
jembatan (Gunakan data2 dari cth soal sebelumnya) antara dua kondisi berikut:
dengan temperatur maksimum 40°C dan temperatur
minimum 15°C ∆𝑻𝟏 = 𝑻𝒎𝒂𝒙 𝒅𝒆𝒔𝒊𝒈𝒏 − 𝑻𝒓𝒂𝒓𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒂
(70)
BEBAN TRANSIEN …30)
∆𝑻 = 𝜶𝑳 𝑻𝒎𝒂𝒙 𝒅𝒆𝒔𝒊𝒈𝒏 − 𝑻𝒎𝒊𝒏 𝒅𝒆𝒔𝒊𝒈𝒏
35
3/13/2024
(71)
BEBAN TRANSIEN …31)
(72)
BEBAN TRANSIEN …32)
14. Aliran air, Benda hanyutan dan
tumbukan btg kayu (EF) …1/7)
36
3/13/2024
(74)
Jika tidak ada data yang lebih tepat, luas proyeksi
BEBAN TRANSIEN …34) benda hanyutan bisa dihitung dgn cara seperti
berikut ini:
14. Aliran air, Benda hanyutan (EF) …3/7)
1) Untuk jembatan yg permukaan airnya terletak di
Apabila bangunan atas jembatan terendam, koefisien bawah bangunan atas, luas benda hanyutan yg
seret (CD) yang bekerja di sekeliling bangunan atas, bekerja pada pilar dihitung dengan menganggap
yang diproyeksikan tegak lurus arah aliran bisa bahwa kedalaman minimum dari benda hanyutan
diambil sebesar 2,2 kecuali apabila tersedia data adalah 1,2 m di bawah muka air banjir. Panjang
yang lebih tepat, untuk jembatan yang terendam, hamparan dari benda hanyutan diambil
gaya angkat akan meningkat dengan cara yang sama setengahnya dari jumlah bentang yg berdekatan
seperti pada pilar tipe dinding. Perhitungan untuk atau 20m, diambil yg terkecil dari kedua nilai ini,
gaya-gaya angkat tersebut adalah sama, kecuali bila 2) Untuk jembatan dimana bangunan atas terendam,
besarnya AL diambil sebagai luas dari daerah lantai kedalaman benda hanyutan diambil sama dgn
jembatan. Gaya akibat benda hanyutan dihitung kedalaman bangunan atas termasuk sandaran
menggunakan rumus 34 SNI 1725 dgn nilai: atau penghalang lalu lintas ditambah minimal 1,2
m. Kedalaman maksimum benda hanyutan boleh
Dgn CD=1,04
diambil 3m kecuali apabila menurut pengalaman
setempat menunjukkan bhw hamparan dari benda
hanyutan dpt terakumulasi. Panjang hamparan
benda hanyutan yg bekerja pd pilar diambil ½
(setengah) dari jumlah bentang yg berdekatan.
37
3/13/2024
(75)
BEBAN TRANSIEN …35) Note:
Bila tdk ada penyelidikan yg mencukupi mengenai
bentuk diagram kecepatan di lokasi jembt maka
14. Aliran air, Benda hanyutan (EF) …4/7) kecepatan air Va dpt diambil=1,4 kali kecepatan rata-
rata
Gaya akibat tumbukan dengan batang kayu dihitung
dengan menganggap bahwa batang dgn massa minimum
sebesar 2ton hanyut pada kecepatan aliran rencana
harus bisa ditahan dengan gaya maksimum berdasarkan
lendutan elastis ekuivalen dari pilar dengan rumus 36
SNI 1725.
Gaya akibat tumbuikan kayu dan benda hanyutan
𝑴 𝑽𝒂 𝟐 lainnya jangan diambil secara bersamaan.
𝑻𝑬𝑭 = Rumus 36 SNI 1725 Tumbukan btg kayu HRS ditinjau secara bersamaan
𝒅𝒆𝒗
dgn gaya angkat dan Gaya seret.
Dimana: Utk kombinasi pembebanan, tumbukan btg kayu HRS
M = massa btg kayu=2ton ditinjau sebagai aksi Transien
Va= kecepatan air perrmukaan (m/dtk) pd
keadaan batas yg ditinjau
Dev = lendutan elastis ekivalen (m) Lihat
Tabel 26 SNI 1725
(76)
BEBAN TRANSIEN …36)
14. Aliran air, Benda hanyutan (EF) …5/7)
38
3/13/2024
𝟐
𝑴 𝑽𝒂 𝟐 × 𝟐, 𝟖𝟐
𝑻𝑬𝑭 𝟑 = = = 𝟐𝟎𝟗, 𝟏𝟎𝒌𝑵
𝒅𝒆𝒗 𝟎, 𝟎𝟕𝟓
(78)
BEBAN TRANSIEN …38)
Jadi, Gaya seret dan Gaya tumbukan yang terjadi
14. Aliran air, Benda hanyutan (EF) …7/7) pada pilar jembatan ini adalah 231,5kN
sedangkan Gaya seret dengan Gaya akibat benda
hanyutan 72.32 kN.
Gaya yang diakibatkan oleh tumbukan kayu dan
benda hanyutan tidak bekerja bersamaan.
Tumbukan harus ditinjau secara bersamaan
dengan gaya seret dan gaya angkat. Karena tipe
ujung penampang pilar yang digunakan berbentuk
bundar, berdasarkan tabel koefisien angkat,
koefisien angkat pada pilar tipe ini tidak dapat
digunakan. Sehingga gaya akibat tumbukan kayu
hanya dapat dihitung bersamaan dengan gaya
seret.
Gaya seret dan gaya akibat tumbukan kayu :
39
3/13/2024
(79)
BEBAN TRANSIEN …39)
Pengaruh daya apung harus ditinjau untuk bangunan
15. Tekanan hidrostatik dan gaya apung (EU) atas yang mempunyai rongga atau lobang yang
memungkinkan udara terjebak, kecuali jika ada
Beban akibat Tek. Hidrostais dan gaya apung EU ini ventilasi udara kering.
diatur pd Psl 9.5 SNI 1725. Daya apung harus ditinjau bersamaan dengan Gaya
Permukaan air rendah dan tinggi harus ditentukan akibat aliran. (Lihat Slide Nmr 64-70)
selama umur bangunan dan digunakan untuk Dalam memperkirakan pengaruh daya apung, harus
menghitung tekanan hidrostatik, kemungkinan ditinjau beberapa ketentuan berikut ini:
adanya gradient hidrolis yang melintang bangunan 1) Pengaruh Daya apung pada bangunan bawah
harus diperhitungkan. Faktor beban akibat tekanan (termasuk tiang) dan beban mati bangunan
hidrostatik dan gaya apung dapat dilihat dalam atas,
tabel 27 SNI 1725. 2) Syarat-syarat sistem ikatan dari bangunan atas,
3) Syarat-syarat drainase dengan adanya rongga-
rongga pada bagian dalam supaya air bisa keluar
pada waktu surut.
𝑽𝟏𝟎 𝒁 (80)
BEBAN TRANSIEN …40) 𝑽𝑫𝒁 = 𝟐, 𝟓𝑽𝟎 𝒍𝒏 Rms. 3.8.1.1-1
𝑽𝑩 𝒁𝟎
16. Gaya akibat Tek. Angin AASHTO 4th ed.
2007. Asumsi kec.
Gaya angin rencana HARUS dikerjakan baik pada Vb=160km/h
Struktur jembatan maupun pada kendaraan yang
melintasi jembatan. VDZ = kec. Angin rencana pd elevasi rencana Z
1) Tekanan angin horizontal (km/jam)
Tekanan angin dalam pasal ini diasumsikan V10 = kec. Angin pd elevasi 10m diatas muka tanah
disebabkan oleh angin rencana dengan kecepatan atau diatas muka air rencana
dasar (Vb) sebesar 90 hingga 126 km/jam. Gaya VB = kec. Angin rencana yaitu 90-126km/jam pd
angin ini harus diasumsikan terdistribusi merata elevasi 1m, yg akjan menghasilkan tekanan spt
pada permukaan yang terekspos oleh angin. yg disebutkan pd psl 9.6.1.1 dan psl 9.6.2 SNI
Luasan yang diperhitungkan adalah luas area dari 1725
komponen, termasuk sistem lantai dan railling Z = elevasi struktur diukur dari muka tanah atau dari
yang diambil tegak lurus terhadap arah angin. muka air dimana bbn angin dihiting (Z>10m)
Arah dari gaya angin ini harus divariasikan untuk V0 = kec. Gesekan angin yg merupakan karakteristik
mendapatkan pengaruh paling berbahaya meteorolgi, sebagaimana ditentukan dlm Tabel
terhadap struktur jembatan. 28 SNI 1725, utk berbagai macam tipe
Untuk jembatan dengan elevasi lebih tinggi dari permukaan di hulu jembatan (km/jam)
10m di atas permukaan tanah atau permukaan air, Z0 = pjg gesekan di hulu jembatan yg merupakan
kecepatan angin rencana (VDZ) harus dihitung karakteristik meteorology, ditentukan dgn
dengan rumus 37 dari SNI 1725 Tabel 28 SNI 1725
40
3/13/2024
(81)
BEBAN TRANSIEN …41) 2) Gaya akibat angin
pd Struktur Jembatan (EWS)
16. Gaya akibat Tek. Angin …2)
Perencana dapat menggunakan kecepatan
angin rencana dasar yg berbeda untuk
kombinasi pembebanan yg tidak melibatkan
V10 dpt ditentukan dgn:
kondisi beban angin yang bekerja pada
a) Grafik kecepatan angin dasar utk berbagai
kendaraan. Arah angin rencana HARUS
periode ulang (Lihat dokumen ASCE7-88)
diasumsikan horizontal, kecuali yang ditentukan
b) Hasil survey angin di lokasi jembatan yg
dalam Pasal 9.6.3 SNI 1725-2016.
direncanakan
Tekanan angin rencana dalam satuan MPa
c) Bila tak ada data yg lbh baik, perencana dpt
dapat ditetapkan dengan menggunakan rumus
mengasumsikan V10=VB=90 s/d 126km/jam
38 dari SNI 1725
𝟐
𝑽𝑫𝒁
𝑷𝑫 = 𝑷𝑩 (MPa)
𝑽𝑩
(82)
BEBAN TRANSIEN …42) 2.a) Beban dari struktur atas
Untuk beban dari struktur atas, jika angin yang bekerja
16. Gaya akibat Tek. Angin …3) tidak tegak lurus struktur, maka tekanan angin dasar
PB untuk berbagai sudut dapat diambil seperti Tabel
30 SNI 1725 dan dikerja-kan pada titik berat dari area
yang terkena beban angin.
41
3/13/2024
(83)
BEBAN TRANSIEN …43) 3) Gaya angin pd Kendaraan (EWL)
Jembatan harus direncanakan memikul gaya
16. Gaya akibat Tek. Angin …4) akibat tekanan angin pada kendaraan, dimana
gaya tersebut harus diasumsikan sebagai tekanan
2.b) Gaya angin yg langsung bekerja pd Str. menerus sebesar 1,46 kN/m, tegak lurus dan
bawah bekerja 1,8m di atas permukaan jalan.
Untuk gaya angin yang langsung bekerja Jika angin yang bekerja tidak tegak lurus struktur,
pada struktur bawah, harus dihitung maka komponen yang bekerja tegak lurus
berdasarkan tekanan angin dasar maupun paralel terhadap kendaraan untuk
berbagai sudut dapat diambil seperti yang
sebesar 0,0019 MPa. Utk angin yang
ditentukan dalam Tabel 31 SNI 1725 dimana arah
bekerja tidak tegak lurus terhadap sudut gaya yang bekerja ditentukan tegak lurus
bangunan bawah maka gaya angin harus terhadap arah sudut serang tegak lurus terhadap
diuraikan menjadi komponen yang arah permukaan kendaraan.
bekerja tegak lurus terhadap bidang tepi
dan bidang muka dari bangunan bawah.
Perencana harus menerapkan gaya gaya
tersebut bersamaan dengan beban angin
yang bekerja pada struktur atas.
(84)
5. Instabilitas Aeroelastik
BEBAN TRANSIEN …44) Pengaruh gaya Aeroelastik HARUS
diperhitungkan dlm perenc. Jembatan dan
16. Gaya akibat Tek. Angin …5) komponen2-nya yg rentan thd bbn angin. Utk
4. Tekanan angin vertikal tujuan ini semua jembt. Dgn rasio Panjang
Jembatan HARUS mampu memikul beban garis bentang thd Lebar Jembatan lbh besar dari 30
memanjang jembatan yang menimbulkan gaya dianggap sbg jembatan yg rentan thd
angin vertikal ke atas sebesar 9,6х10-4 MPa pengaruh Aeroelastik angin.
dikali dengan Lebar jembatan, termasuk Barrier Pd kasus ini perencana / Bridge engineer juga
dan Trotoar. HRS meninjau kasus getaran kabel karena
Gaya ini hanya ditinjau untuk keadaan Batas adanya induksi kabel dgn angin dan/atau
Kuat III dan Daya layan IV yang tidak melibatkan
hujan
angin pada kendaraan, dan hanya ditinjau untuk
kasus pembebanan dimana arah angin dianggap
bekerja tegak lurus sumbu memanjang
Fenomena Aeroelastik yg perlu
jembatan. Gaya memanjang tersebut dipertimbangkan dlm perenc jembatan yaitu
mempunyai titik tangkap pada seperempat (¼) berupa Vortex, Galloping, Flutte dan
Lebar jembatan dan bekerja secara bersamaan Divergensi. Jembatan serta komponennya
dengan beban angin horizontal spt di bhs pd termasuk kabel HARUS direncanakan thd
Slide nmr 80-83. kegagalan Fatik akibat Osilasi induksi Vortex
dan Galloping. Jembatan juga HARUS
direncanakan thd kegagalan akibat Divergensi
dan Flutter sampai 1,2kali kecepatan angin
rencana yg bekerja pd ketinggian Lt kendaraan
42
3/13/2024
(85)
BEBAN TRANSIEN …45) - Kec. Gesekan angin V0=17,6kph (Tabel 28 SNI)
- Pjg gesekan di hulu jembt. Z0=1000mm (Tabel 28 SNI)
16. Gaya akibat Tek. Angin …6) - Elevasi Str dari muka tnh Z=15500mm
- Kec. Angin rencana VB=126kph
Contoh soal Perghitungan Bbn angin - Kec. Angin pd elevasi 1m
pd Struktur Jembatan EWS diatas muka tnh V10=126kph
𝑽𝟏𝟎 𝒁
𝑽𝑫𝒁 = 𝟐, 𝟓𝑽𝟎 𝒍𝒏 = 𝟏𝟐𝟎, 𝟔𝟎𝒌𝒎/𝒋𝒂𝒎
Hitunglah beban angin struktur yang bekerja pada 𝑽𝑩 𝒁𝟎
jembatan dengan tinggi pilar dari permukaan tanah
ke bagian sisi bawah bangunan atas jembatan
adalah 15,5 m. Tinggi struktur jembatan adalah 2 m
dan tinggi barrier adalah 1,5 m. Anggap jembatan
adalah jembatan dgn kondisi Sub-urban
Jembatan adalah jembt Girder baja tampang Boks U
Solusi:
Untuk menghitung beban angin struktur suatu
jembatan, data2 yang diperlukan adalah Elevasi
jembatan dari permukaan tanah dan Kecepatan
angin pada elevasi tersebut.
(86)
BEBAN TRANSIEN …46) Jadi bbn angin EWS yg bekerja pd str jembatan
adalah 389,39kN.
16. Gaya akibat Tek. Angin …7) Utk jembatan girder gaya akibat tek. Angin TDK blh
krg dari 4,4kN/m (=4,4N/mm); Psl. 9.6.1.1 SNI 1725
Contoh soal Perghitungan …lanjutan
Tinggi str. Jembatan=2000+1500=3500mm
2. Hitung beban tekanan angin (Pb) Bbn angin minimum EWSmin
𝟐
𝑽𝑫𝒁
𝑷𝑫 = 𝑷𝑩 Rumus 38 SNI 1725-2016 𝑬𝑾𝑺 = 𝟒, 𝟒 × 𝒉 = 𝟏𝟓, 𝟒𝒌𝑵
𝑽𝑩 𝒎𝒊𝒏
Pb dari table 29 SNI 1725
PB=0,024 𝑬𝑾𝑺 ≥ 𝑬𝑾𝑺 𝒎𝒊𝒏
𝟐
𝟏𝟐𝟎, 𝟔 𝟑𝟖𝟗, 𝟑𝟗𝒌𝑵 ≥ 𝟏𝟓, 𝟒𝒌𝑵 oke
𝑷𝑫 = 𝟎, 𝟎𝟐𝟒 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟐𝑴𝑷𝒂
𝟏𝟐𝟔
Bbn angin 389,39kN bekerja scr transversal pd
Str. Atas jembatan dan HRS disalurkan ke
Sehingga nilai beban angin pada struktur Fondasi melalui tumpuan tiap2 gelagar
gelagar jembatan adalah:
𝑬𝑾𝑺 = 𝑷𝑫 𝒉𝒃 + 𝒉𝒃𝒓
𝑬𝑾𝑺 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟐 𝟐𝟎𝟎𝟎 + 𝟏, 𝟓𝟎𝟎 𝟓𝟎𝟔𝟎𝟎 = 𝟑𝟖𝟗, 𝟑𝟗𝒌𝑵
43
3/13/2024
BEBAN TRANSIEN …47) Beban angin kendaraan diaplikasikan tegak lurus dengan
arah beban kendaraan dan bekerja 1800 mm di atas
16. Gaya akibat Tek. Angin …8) permukaan jalan. Beban angin diaplikasikan sebagai
beban merata yaitu sebesar 1,46 kN/m.
𝑻𝑬𝑾𝟏 × 𝒉 𝟓, 𝟖𝟒 × 𝟏, 𝟖
𝑷𝑬𝑾𝟏 = = = 𝟔, 𝟎 𝒌𝑵
𝒙 𝟏, 𝟕𝟓
𝑻𝑬𝑾𝟐 × 𝒉 𝟔, 𝟓𝟕 × 𝟏, 𝟖
𝑷𝑬𝑾𝟏 = = = 𝟔, 𝟕𝟔 𝒌𝑵
𝒙 𝟏, 𝟕𝟓
𝑻𝑬𝑾𝟏 × 𝒉 𝟓, 𝟖𝟒 × 𝟏, 𝟖
𝑷𝑬𝑾𝟏 = = = 𝟔, 𝟎 𝒌𝑵
𝒙 𝟏, 𝟕𝟓
44
3/13/2024
THANK YOU
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
45
3/13/2024
46
3/13/2024
47
3/13/2024
Pada contoh di atas, untuk melintasi jalan kereta api diperlukan jembatan
dengan panjang bentang yang tidak mengganggu ruang bebas mulai dari as
track jalan kereta api (single track) ke tepi pilar sebelah kiri minimal 10 m
dan ke tepi pilar sebelah kanan minimal 10 m, sedangkan tinggi ruang bebas
terhitung dari kepala rel ditentukan sesuai standar jalan kereta api yaitu 6.50
m. Untuk double track, jarak bebas 10 m tersebut dihitung dari as rel paling
luar. Potongan melintang pilar jembatan tidak selalu vertical akan tetapi bisa
48
3/13/2024
49